Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IKHTIBARAT AL-TA’BIR AL-SYAFAHI

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Ikhtibarat Lughawiyah

Disusun Oleh Kelompok 1 PBA 5A

Muhammad Ruli Aulia 2221009

Zahratul Isnaini 2221069

Dosen Pengampu

Dr. Yelfi Dewi S, S.Ag, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN IMU KEGURUAN (FTIK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2023
IKHTIBARAT AL-TA’BIR AL-SYAFAHI

A. PENDAHULUAN

Dalam prinsip linguistik salah satu bagiannya menyebutkan bahwa bahasa pada dasarnya
adalah ucapan atau tuturan yang berupa bunyi bahasa yang diungkapkan dan dapat didengar.
Berdasarkan hal ini, beberapa pengajar bahasa harus menentukan prinsip bahwa dalam
pembelajaran bahasa harus dimulai dari pengajaran pendengaran dan pengucapan sebelum
membaca dan menulis.

Keterampilan membaca, di sisi lain adalah salah satu jenis keterampilan bahasa yang
harus dicapai dalam pengajaran modern, termasuk bahasa arab. Berbicara adalah sarana
untuk menumbuhkan sikapa saling memahami, pengertian dan komunikasi antara satu sama
lain melalui bahasa sebagai medianya. Dalam pengajaran bahasa asing terutama bahasa arab
pengajaran berbicara merupakan tujuan utama dalam tamsilnya. Di beberapa lembaga
Pendidikan pengajaran keterampilan berbicara lebih berpengaruh daripada keterampilan-
keterampilan bahasa lainnya.

Adapun metode belajar keterampilan berbicara didasarkan pada asumsi bahwa semua
orang memiliki kapabilitas bawaan yang disebut dengan language acquisition device “alat
pemerolehan bahasa”. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa bersifat inovatif dan kreatif
yang ditentukan oleh komponen imternal sehingga relevansi dan efektifitas kegiatan
pembiasaan dengan bentuk latihan stimulus-response-enforcement menjadi isu.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Ikhtibarat Al-Ta’bir Al-Syafahi

Tes atau ikhtibarat adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai
secara sistematis sehingga hasil pengukuran diharapkan dapat berbentuk angka atau
tingkatan kemampuan siswa.1

1
M. Abduh Wahab, Pembelajaran Bahasa Arab Di Era Postmodern, Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan
Bahasa Arab Dan Kebahasaan Araban,2015.

1
Secara bahasa, ta’bir berasal dari kata ‫ عبرالرؤيا يعبرها عبر و عباة‬: ‫ عبر – يعبر‬yang
berarti “mengungkapkan, mengekspresikan, berbicara”.2 Sedangkan menurut Taha
‘Ali Husain al-Dalimi dan Su’ad ‘Abdul Karim al- Waili dalam bukunya Ittijahat
Hadisah fi Tadris al-Lugah al-‘Arabiyyah, ta’bir menurut bahasa adalah penjelasan
dan ungkapan perasaan isi hati seseorang sehingga orang lain memahami maksudnya.

Sedangkan Syafahi dalam Kamus Kontemporer berarti: secara lisan, berhubungan


dengan bibir.3

Secara istilah pembelajaran ta’bir adalah pembelajaran yang terstruktur pada


penulisan yang sempurna disampaikan pada siswa sesuai dengan standar
kemampuannya sehingga mampu menterjemahkan perasaan yang terjadi di dalam
kehidupan baik melalui ungkapan lisan maupun tulisan dengan bahasa yang baik.
Sedangakan syafahi dalam kamus kontenporer berarti: secara lisan, berhubungan
dengan bibir.

Menurut bahasa Ta’bir Syafahi adalah penjelasan dan ungkapan perasaan isi hati
seseorang sehingga orang lain memahami maksudnya. Ta’bir syafahi adalah
ungkapan dari seseorang dengan menjelaskan keadaan dan sifat atau menjawab
pertanyaan atau diskusi dalam topik pembicaraan yang disiapkan oleh guru.
Perbandingannya dengan muhadasah adalah berbicara pada kondisi interaksi yang
tidak terbatas.

Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa, Ikhtibarat Ta’bir
Syafahi merupakan tes atau latihan untuk menilai pengungkapan yang disampaikan
secara lisan atau melalui penuturan yang mengungkapkan gagasan dan perasaan.

2
Jesica Audiah, Dolla Sobari, Metode Pembelajaran Ta’bir Syafawi Melalui Film Berbahasa Arab, Jurnal
Kitabina : Jurnal Bahasa Dan Sastra, Vol. 2, No. 01, (2021), hal 16.
3
Muhammad Nur Asmawi, Ta’bir Shafawi: Metode Dan Teknik Pengajarannya, Jurnal Hunafa, Vol. 6, No.
3, (2009), hal 321.

2
2. Merancang Tes Ta’bir Syafahi

Tahap-tahap Latihan Ta’bir Syafahi

Pada tahapan awal, latihan pengungkapan dapat dikatakan mirip dengan latihan
menyimak. Dalam atihan menyimak terdapat tahapan mendengarkan dan menirukan.
Latihan mendengarkan dan menirukan adalah gabungan antara latihan dasar untuk
keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Akan tetapi, tujuan akhir dari
keduanya berbeda. Tujuan akhir menyimak ialah kemampuan memahami apa yang
disimak. Sedangkan tujuan akhir latihan ta’bir syafahi ialah kemampuan ekspresi,
yaitu mengemukakan ide, gagasan, pikiran atau pesan kepada orang lain.4

Berikut ini dikemukakan ada beberapa model Latihan ta’bir syafahi. Urutan
penomorannya merupakan gradasi kesulitan meskipun tidak bersifat mutlak.

• Latihan Asosiasi dan Identifikasi

Latihan ini bertujuan untuk melatih spontanitas pembelajar dan


kecepatannya dalam mengasosiasi dan mengidentifikasi makna ujaran yang di
dengar. Bentuk-bentuk latihannya sebagai berikut:

o Pengajar menyebutkan satu kata, pembelajar menyebutkan kata lain


yanga ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:

Pengajar Pembelajar

‫فالح‬ ‫رز‬

‫ثوب‬ ‫بنطلون‬
o Pengajar menyebutkan satu kata, pembelajar menyebutkan kata yang
lain yang tidak ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:
4
Anshar, Pembelajaran Ta’bir Dalam Melatih Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Ma’had
Al-Birr Niversitas Muhammadiyah Makassar, (Tesis Program Studi Megister Pendidikan Bahasa Arab), Makassar,
Pasca Sarjana UIN Alaudin, 2017,hal 28-33.

3
Pengajar Pembelajar

‫موز‬ ‫كوب‬

‫رأس‬ ‫قلم‬
o Pengajar menyebutkan satu kata benda, pembelajar menyebutkan kata
sifat yang sesuai. Contoh:

Pengajar Pembelajar

‫طالب‬ ‫نشيط‬

‫قميص‬ ‫جديد‬

• Latihan pola kalimat

Latihan menguji tarakib termasuk pola yang bermanfaat yang


memungkinkan untuk dimasukkan kedalam butir-butir soal untuk pencapaian
seorang siswa dalam maharah kalam.

Contohnya: merubah kalimat dari bentuk positif ke bentuk nengatif


dengan menjawabnya secara lisan.

:‫ انف ما يأتي‬: ‫مثال‬

‫ ذهبت إلى الطبيب أمس‬.‫أ‬

‫ لم أذهب إلى الطبيب أمس‬:‫الجواب‬

‫ سنسافر في عطلة الربيع‬.‫ب‬

‫ لن نسافر في عطلة الربيع‬:‫الجواب‬


4
• Latihan percakapan

Telah banyak teknik dan model tatihan percakapan yang telah


dikembangkan oleh para pengajar bahasa. Setiap pendekatan maupun metode
memberikan penekanan pada teknik dan model tertentu. Contoh dari Latihan
ini berupa tanya jawab yang mana guru mengajukan satu pertanyaan, siswa
menjawab dengan ungkapanya juga begituh seterusanya. Contohnya:

‫ إلى أين ذهبت البارحة يا أحمد ؟‬: ‫المدرس‬

‫ إلى أين ذهبت البارحة يا أمين ؟‬.‫ ذهبت البارحة إلى المسجد‬: ‫أحمد‬

‫ إلى أين ذهبت البارحة يا فاضل ؟‬.‫ ذهبت البارحة إلى السينما‬: ‫أمين‬

‫ إلى أين ذهبت البارحة يا نبيلة ؟‬.‫ ما ذهبت إلى أي مكان‬: ‫فاضل‬

‫ أنا في البيت فقط‬: ‫نبيلة‬

• Bercerita

Sebagai bagian dari kegiatan kalam, siswa diminta menceritakan cerita


dalam bahasa sendiri mereka tentang berbagai topik. Biasanya cerita-cerita ini
berbentuk percakapan atau monolog.5

Contohnya seorang guru menetapkan topik yaitu menceritkan pengalaman


yang pernah dia rasakan dengan ungkapan bahasa arab yang benar :

‫ تكلم عن الرحلة التي شاركت فيها‬.1

‫ متى تتحرك للرحلة؟‬:‫اتبع النقاط التالية‬

5
Abdul Munip, Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta), Hal 207.

5
‫إلى أين الرحلة؟‬

‫مع من تشارك الرحلة؟‬

‫كيف تصل إلى مكان التنزه؟‬

‫م ساعة تستغرق الرحلة؟‬

‫بماذا تشعر؟‬

‫ تكلم عن الجامعة التي شاركت فيها‬.2

• Diskusi

Terdapat beberapa model diskusi yang dapat digunakan dalam latihan


ta’bir antara lain: diskusi kelas dua kelompok saling berhadapan, diskusi kelas
bebas, diskusi kelompokk, dan diskusi panel.

a) Diskusi dua kelas berhadapan

Guru menetapkan satu pernyataan dan pertanyaan. Contohnya:

‫ الرئيس جورج و ولكر بوش أن الرئيس صدام الحسين؟‬: ‫أيهما تؤيد‬

‫اللغة العربية أهم من اللغة اإلنجلزية‬


Setelah itu guru membagi 2 kelompok misalnya kelompok A
bersikap mendukung pernyataan dan kelompok B menantang
pernyataan. Jadi setiap kelompok harus mempertahankan argumennya
berupa ungkapan lisan dan diwajibkan berbahasa arab.

b) Diskusi kelas bebas

6
Guru memberikan satu topik yang sama pada setiap kelompok,
setelah itu setiap kelompok mengungkapkan topik secara bebas.
Seperti : topik yang diberikan guru tentang ‫ المهنة‬maka siswa
mengungkapkan secara bebas tapi masih berkaitan dengan topik.

c) Diskusi kelompok

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing


terdiri dari 6-10 siswa. Pada setiap kelompok ditentukan seorang
ketua, penulis dan pelapor. Masing-masing kelompok mendiskusikan
topik yang berbeda-beda atau topik yang sama tapi dari segi yang
berbeda. Pada akhir jam pelajaran, wakil dari masing-masing
kelompok (pelapor) melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas dan siap menjawab pertanyaan atau sanggahan yang akan
diajukan oleh kelompok yang lain dalam bahasa arab.

d) Diskusi kelas panel

Guru menetapkan topik, menunjuk beberapa siswa sebagai penulis,


moderator, dan panelis. Kepada petugas diberi kesempatan satu
minggu untuk mempersiapkan bahan pembicaraannya, dan siswa yang
lainnya menyiapkan sanggahan-sanggahan. Dalam pelaksanaan diskusi
guru bertindak sebagai partisipan pasif. Pada akhir diskusi guru
memberikan komentar dan evaluasi.

• Wawancara

Wawancara dalam kegiatan ta’bir syafahi dapat dilakukan dalam dua


bentuk:

a) Wawancara dengan tamu

Dalam kegiatan ini pengajar menghadirkan seseorang ke dalam


kelas untuk diwawancarai oleh para pembelajar. Hal ini untuk melatih
pembelajar dalam mengungkapkan ide mereka. Contohnya:
7
:‫أسئلة مهارة الكالم في التعاوف بين الضيف والطالب‬

‫ السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته؟‬: ‫الضيف‬

............ : ‫الطالب‬

‫ كيف حالك؟‬: ‫الضيف‬

........ : ‫الطالب‬

‫ ما اسمك؟‬: ‫الضيف‬

.......... :‫الطالب‬
b) Wawancara dengan teman sekelas

Dalam kegiatan wawancara ini sebagian pembelajar


mewawancarai pembelajar yang lainnya, berpasang-pasangan secara
bergantian. Setelah selesai kegiatan wawancara, setiap pembelajar
melaporkan hasil wawancaranya dengan menggunakan bahasa Arab.
Contohnya:

:‫أسئلة مهارة الكالم تحت العنوان األنشطة اليومية بين الطالب والطالب‬

‫ السالم عليكم ورحمة هللا‬: ‫الطالب‬

............ : ‫الطالب‬

‫ كيف حالك؟‬: ‫الطالب‬

........ : ‫الطالب‬
8
• Drama

Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur rekreatif sehingga


dapat menarik minat para pembelajar. Dalam kegiatan ini pengajar memilih
beberapa pembelajar untuk memainkan peran dalam drama tersebut dan yang
lainnya sebagai penonton. Meskipun sebagai penonton, mereka mendapatkan
manfaat dalam aspek reseptif (mendengarkan dan menyimak).

Tujuan ta’bir syafahi dengan drama ini adalah untuk mengarahkan


pembelajar kepada pemakaian kalimat dan ungkapan yang baik,
pengungkapan bentuk-bentuk formal dan informal, sekaligus menanamkan
keberanian untuk mengungkapkan ide kepada orang lain. Contohnya
melakukan drama dengan ungkapan bahasa arab mungkin drama tentang
legenda atau sebagainya.

• Berpidato

Pengajar dalam hal ini harus mampu melibatkan pendengar dengan


pembicara. Kegiatan ini hendaknya dilakukan setelah pembelajar mempunyai
cukup pengalaman dalam berbagai kegiatan berbicara yang lain seperti
bercerita, wawancara, berdiskusi ,dan lain- lain. Contohnya guru menetapkan
topik pidato misalnya tentang keutamaan mencari ilmu, setelah itu para siswa
mempersiapkan pidato singkatnya dalam bahasa arab dan menampilkannya di
depan kelas.

9
C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Ikhtibarat Ta’bir Syafahi merupakan tes atau latihan untuk menilai pengungkapan
yang disampaikan secara lisan atau melalui penuturan yang mengungkapkan gagasan
dan perasaan. Ada beberapa bentuk latihan atau tes dari ta,bir syafahi diantaranya :
Latihan asosiasi dan identifikasi, latihan percakapan, latihan pola kalimat, latihan
bercerita, wawancara, diskusi, drama, dan pidato bahasa arab.

2. Saran

Penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, namun


dalam kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini di
karenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh Karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya,
sehingga bisa menghasilkam makalah yang bermanfaat bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munip, Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta), Hal 207.

Anshar, Pembelajaran Ta’bir Dalam Melatih Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Ma’had Al-Birr
Niversitas Muhammadiyah Makassar, (Tesis Program Studi Megister Pendidikan Bahasa Arab), Makassar,
Pasca Sarjana UIN Alaudin, 2017,hal 28-33.

Jesica Audiah, Dolla Sobari, Metode Pembelajaran Ta’bir Syafawi Melalui Film Berbahasa Arab, Jurnal
Kitabina : Jurnal Bahasa Dan Sastra, Vol. 2, No. 01, (2021), hal 16.

M. Abduh Wahab, Pembelajaran Bahasa Arab Di Era Postmodern, Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Bahasa Arab
Dan Kebahasaan Araban,2015.

Muhammad Nur Asmawi, Ta’bir Shafawi: Metode Dan Teknik Pengajarannya, Jurnal Hunafa, Vol. 6, No. 3,
(2009), hal 321.

11

Anda mungkin juga menyukai