Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

KEPENTINGAN ASING,AKTIVITAS
INTERNASIONAL,DAN THIN
CAPITALIZATION:PENGARUH TERHADAP AGRESIVITAS
PAJAK DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Seminar Proposal
oleh:

Nabila Putri Mahardewi


E2B020040

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang

Pajak merupakan kontribusi wajib yang harus dibayarkan oleh rakyat atau
badan terhadap negara sesuai tagihan masing-masing,yang bersifat memaksa dengan
aturan yang sudah ada ditetepkan dalam undang-undang sesuai dengan UU perpajakan
yang berlaku saat ini, menyetorkan pajak kepada negara tidak hanya sebuah
keharusan tetapi merupakan hak dari semua warga negara Indonesia karena dengan
membayar pajak dapat membantu pihak pemerintah dalam membangun insfratruktur
negara yang dapat kita rasakan manfaat nya walaupun tidak langsung. Perusahaan
sebagai salah satu badan usaha subjek pajak di Indonesia sehingga wajib dan harus
membayarkan kepada negara dan daerah tempatnya beroperasi pajak perusahaan yang
nominalnya dihitung dari perolehan laba bersih perusahaan tersebut. Semakin besar
perolehan laba yang diterima semakin besar pula pajak yang harus disetorkan. Pajak
perusahaan termasuk kedalam pajak langsung jadi wajib dibayar langsung oleh wajib
pajak itu sendiri dan biasanya dibayarkan secara berkala. Tetapi,ada beberapa
perusahaan yang enggan membayarkan wajib pajaknya karena dianggap sebagai beban
dan dapat mengurangi laba/keuntungan perusahaan. Salah satu factor yang dapat
menyebabkan perusahaan melakukan kecurangan penghindaraan pajak yaitu
profitabilitas yang dapat dilihat dari Return on Asets (ROA) dimana biasanya
dimanfaatkan untuk menilai kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
memperoleh laba. Sebagai upaya menjaga optimalisasi pemerintah mengatur
serangkaian instrumen salah satunya yaitu menghitung kembali pajak yang seharusnya
terutang berdasarkan pembanding kinerja keuangan dengan wajib pajak dalam
kegiatan usahanya terhadap wajib pajak yang melaporkan laba usaha yang terlalu kecil
dibandingkan kinerja keuangan wajib pajak lainnya atau melaporkan rugi usaha secara
tidak wajar meskipun wajib pajak melakukan penjualan secara komersial.
Benchmarking ini dapat dilakukan dengan membandingkan harga atau tingkat laba
pada tingkat entitas,divisi/transaksi.

Agresivitas pajak adalah tindakan curang yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengurangi atau meninggalkan setoran waib pajaknya. Suatu perusahaan bisa
dikatakan melakukan agresivitas pajak apabila secara agresif,baik menggunakan cara
yang legal (tax avoidance) atau illegal (tax evasion). Tax avoidance merupakan upaya
penghindaran pajak tanpa adanya pertentangan terhadap ketentuan perpajakan dengan
memanfaatkan kelemahan yang ada dalam undang undang dan kebijakan

iii
iv

perpajakan.Tax evasion merupakan penghindaraan pajak secara illegal dengan cara


penggelapan pajak yang memalsukan data perusahaan kepada otoritas pajak dengan
tujuan mengurangi jumlah pajaknya. Agresivitas pajak biasanya dilakukan karena
beberapa factor salah satunya likuiditas perusahaan yang rendah likuiditas adalah
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,likuiditas yang
rendah biasanya mencerminkan perusahan ysng mengalami kesusahan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dan kesusahan ini yang memicu perusahaan
menghindari pungutan wajib pajak.

Adapun beberapa contoh agresivitas pajak yaitu melakukan leverage dengan


memberikan keuntungan lebih besar dari pada biaya aslinya, dapat disimpulkan
perusahaan bisa saja menggunakan pinjaman dana untuk memenuhi kebutuhan
operasional perusahaanya. Semakin besar pinjaman dana maka laba wajib pajak
perusahaan akan semakin kecil. Contoh tindakan agresivitas pajak selanjutnya yaitu
CSR (Corporate Social Responsibility) dapat mengurangi dalam perhitungan pajak
penghasilan perusahaan saat laporan surat pemberitahuan tahunan,perusahaan
biasanya melakukan tindakan ini secara berlebihan sehingga otoritas pajak mengalami
akan kesulitan mengakses kenaikan/penurunan jumlah dana yang dimiliki perusahaan.
Hal ini, berbanding terbalik antara kebutuhan otoritas pajak dan wajib pajak dari pihak
pemerintah membutuhkan setoran wajib pajak untuk pembiayaan insfratruktur negara
sedangkan waajib pajak menginginkan keuntungan yang besar (Ayem dan Setyadi ,
2019). Dari sini dapat kita simpulkan bahwa kepentingan perusahaan dan otoritas
pajak sangat berbeda.

Pada data dari laporan kinerja kementrian keuangan pada 3 tahun terakhir
mengungkapkan bahwa realisasi penerimaan pajak terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Berikut ini adalah data realisasi penerimaan pajak 2020-2022 :

Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Presentasi


Pajak Pajak Realisasi
Penerimaan

2020 1.404,5 1.285,2 91,5%


2021 1.229,6 1.547,8 107,15%
2022 1.784 2.034,5 114%

Sumber : www.kemenkeu.go.id

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak tahun 2020-2022 ( dalam


v

Triliun Rupiah)
Berdasarkan pada table 1.1 diatas memberikan informasi mengenai realisasi
penerimaan pajak yang terjadi di Indonesia pada 3 tahun terakhir,yang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2020 realisasi penerimaan pajak tidak
sesuai dengan target yang semula target pajak berada di nilai Rp.1.404,5 T tetapi
penerimaan pajak hanya 91,5% terkumpul Rp.1.285,2 T hal ini disebabkan pada tahun
2020 seluruh dunia sedang berdampak pandemic covid 19 yang mengakibatkan
perekonomian masyarakat terguncang serta beberapa badan usaha mengalami
kebangkrutan dan terjadi PHK besar besaran sehingga banyak perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak melalui tindakan penghindaran pajak (tax avoidance)
ataupun (tax evasion) penggelapan pajak,hal ini merupakan tindakan illegal karena
melanggar peraturan UU tentang perpajakan dan berdampak langsung pada
penerimaan pajak yang tidak sesai dengan target. Lalu,pada tahun berikutnya 2021
penerimaan pajak mulai mengalami pemulihan kenaikan sebesar 107,15% dapat
diartikan realisasi pajak lebih besar dari target setelah terjadi pandemic pemerintah
berupaya mendorong insentif pajak untuk mendukung akselerasi transformasi
perekonomian Indonesia dengan peningkatan kegiatan produksi dan konsumsi
agar ,sehingga pemanfaatan pajak di Indonesia dapat di maksimalkan. Dan penerimaan
pajak tahun 2022 mengalami peningkatan yang tinggi semula dari target Rp.1.748 T
ter realisasi menjadi Rp.2.034,5 T kenaikannya lebih dari 100% dan pemerintah
dianggap sukses dalam pemungutan pajak setelah sempat turun pada 2020.

Fenomena agresivitas pajak pernah terjadi di Indonesia PT.Waskita Karya tahun


tahun 2018 melakukan penghindaraan pajak secara tax avoidance dengan
menggunakan leverage atau memanfaatkan modal yang berasal dari pinjaman
dana,bertambahnya hutang dapat menimbulkan biaya bunga yang harus dibayarkan
oleh perusahaan. PT.Waskita Karya melaporkan kenaikan pinjaman dana yang
signifikan dari Rp.75,14 T pada tahun 2017 menjadi Rp. 95,50 T pada tahun 2018.
Sementara itu perusahaan mencatat kenaikan kecil atas pendapatan laba usaha sebesar
Rp. 3,39 T pada tahun 2018. PT. Wijaya Karya tahun 2019 diketahui melaporkan
kenaikan pinjaman dana dari Rp. 42,02 T tahun 2018 menjadi Rp. 42,75 T tahun 2019
,namun penjualanya menurun dari Rp. 31,16 T menjadi Rp.27,77 T pada tahun 2019 (
www.cnnindonesia.com ).

Variabel pertama yang digunakan yaitu Kepentingan Asing pada suatu badan
usaha yang ada di Indonesia memiliki peluang terjadinya praktik agresivitas pajak,
salah satu nya melalui profit shifting yaitu dengan memindahkan keuntungan
perusahaan kepada perusahaan lain yang masih memiliki hubungan kepemilikan.
Biasanya perusahaan affiliasi tersebut terletak di negara yang memiliki tarif pajak
rendah dengan tujuan menghindari tarif pajak yang terlalu besar atau Tindakan
vi

agresivitas pajak. Hal ini didukung oleh (Idzni dan Purwanto, 2017) yang melaporkan
bahwa Kepentingan Asing berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak, namun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Andikaningprang,dkk.2017)
menyatakan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh kepada agresivitas pajak
perusahaan.

Variabel yang kedua yaitu Aktivitas Internasional yang saat ini mulai banyak
kita jumpai di beberapa badan usaha ternyata dapat dimanfaatkan oleh badan usaha
tersebut untuk melakukan pelanggaran agresivitas pajak yaitu dengan melakukan
transfer pricing (Tania, 2019). Transfer pricing merupakan suatu peraturan yang
diatur oleh badan usaha/industry untuk memastikan harga transfer, baik harga atas
barang, jasa, dan harta tidak berwujud, maupun transaksi finansial yang menjadi
aktivitas badan usaha atau memiliki hubungan dengan bada usaha tersebut. Praktek
Transfer pricing biasanya dilakukan badan usaha yang berjalan diberbagai negara
dinamakan multinasional karena badan usaha tersebut sering kali memanfaatkan
perbedaan dana pajak setiap negara untuk memanipulasi wajib pajak badan usaha yang
tarifnya lebih rendah (Saifudin dan Putri, 2018). Penelitian mengenai pengaruh
Aktivitas Internasional berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

Variabel yang ketiga yaitu Thin Capitalization merupakan pengolahan struktur


modal dengan percampuran kepemilikan ekuitas yang lebih kecil dari hutang. Salah
satu upaya badan usaha untuk melakukan agresivitas pajak yaitu dengan Thin
Capitalization
yang mana keputusan investasi badan usaha dalam memberikan dana operasional
badan usaha yaitu dengan cara pendanaan dana ekuitas dari modal dalam modalnya,
karena utang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya insentif pajak
berupa beban bunga pinjaman (Olivia, 2019). Pada penelitian (Olivia, 2019)
melaporkan bahwa Thin Capitalization tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Penelitian ini bertujuan agar memperoleh gambaran dari factor yang


mempengaruhi perusahaan untuk melakukan agresivitas pajak. Kontribusi penelitian
ini dapat menggabungkan beberapa karakteristik badan usaha diantaranya kepentingan
asing, aktivitas internasional, dan thin capitalization dengan menggabungkannya
dengan agresivitas pajak di Indonesia. Berdasarkan penjelasan dari latar belakang
diatas, peneliti tertarik melakukan kembali.

1.2 Rumusan Masalah


vii

Pada latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah:

1. Apakah kepentingan asing berpengaruh terhadap agresivitas pajak Indonesia?


2. Apakah aktivitas internasional berpengaruh terhadap agresivitas pajak
Indonesia?
3. Apakah thin capitalization berpengaruh terhadap agresivitas pajak Indonesia?
4. Apakah kepentingan asing, aktivitas internasional, thin capitalization
berpengaruh terhadap agresivitas pajak Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dapat membuktikan secara heuristis pengaruh kepentingan asing terhadap


agresivitas pajak Indonesia
2. Dapat membuktikan secara heuristis pengaruh aktivitas internasional
tehadap agresivitas pajak Indonesia
3. Dapat membuktikan secara heuristis pengaruh thin capitalization terhadap
agresivitas pajak Indonesia
4. Dapat membuktikan secara heuristis pengaruh kepentingan asing, aktivitas
internasional, thin capitalization secara bersama sama terhadap agresivitas
pajak Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka


penelitian mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti heuristis kepada peneliti
mengenai pengaruh kepentingan asing, aktivitas internasional, thin
capitalization terhadap agresivitas pajak yang terjadi di Indonesia

2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pegangan
sebuah badan usaha untuk agresivitas pajak (tax avoidance & tax evasion)
viii

yang sesuai dengan aturan undang undang otoritas pajak yang berlaku dan
tidak membuat kerugian negara

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian seminar proposal disusun berdasarkan bab ke bab yang


diuraikan peneliti antara lain:

BAB 1 : Pendahuluan
Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika
penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka


Berisikan tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian


Pada bab ini berisi tentang menjelaskan variable penelitian dan definisi
opersional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta
pengumpulan data dan metode analisi yang digunakan peneliti

BAB IV : Hasil dan Pembahasan


Bab ini akan menguraikan tentang deslripsi objek penelitian, analisis
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V: Penutup
Pada bab akhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran penelitian, bagian
akhir ini memuat daftar acuan antara lain daftar pustaka, daftar narasumber, daftar
diskografi.
1

Anda mungkin juga menyukai