Sempro Aku 4
Sempro Aku 4
KEPENTINGAN ASING,AKTIVITAS
INTERNASIONAL,DAN THIN
CAPITALIZATION:PENGARUH TERHADAP AGRESIVITAS
PAJAK DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Pajak merupakan kontribusi wajib yang harus dibayarkan oleh rakyat atau
badan terhadap negara sesuai tagihan masing-masing,yang bersifat memaksa dengan
aturan yang sudah ada ditetepkan dalam undang-undang sesuai dengan UU perpajakan
yang berlaku saat ini, menyetorkan pajak kepada negara tidak hanya sebuah
keharusan tetapi merupakan hak dari semua warga negara Indonesia karena dengan
membayar pajak dapat membantu pihak pemerintah dalam membangun insfratruktur
negara yang dapat kita rasakan manfaat nya walaupun tidak langsung. Perusahaan
sebagai salah satu badan usaha subjek pajak di Indonesia sehingga wajib dan harus
membayarkan kepada negara dan daerah tempatnya beroperasi pajak perusahaan yang
nominalnya dihitung dari perolehan laba bersih perusahaan tersebut. Semakin besar
perolehan laba yang diterima semakin besar pula pajak yang harus disetorkan. Pajak
perusahaan termasuk kedalam pajak langsung jadi wajib dibayar langsung oleh wajib
pajak itu sendiri dan biasanya dibayarkan secara berkala. Tetapi,ada beberapa
perusahaan yang enggan membayarkan wajib pajaknya karena dianggap sebagai beban
dan dapat mengurangi laba/keuntungan perusahaan. Salah satu factor yang dapat
menyebabkan perusahaan melakukan kecurangan penghindaraan pajak yaitu
profitabilitas yang dapat dilihat dari Return on Asets (ROA) dimana biasanya
dimanfaatkan untuk menilai kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
memperoleh laba. Sebagai upaya menjaga optimalisasi pemerintah mengatur
serangkaian instrumen salah satunya yaitu menghitung kembali pajak yang seharusnya
terutang berdasarkan pembanding kinerja keuangan dengan wajib pajak dalam
kegiatan usahanya terhadap wajib pajak yang melaporkan laba usaha yang terlalu kecil
dibandingkan kinerja keuangan wajib pajak lainnya atau melaporkan rugi usaha secara
tidak wajar meskipun wajib pajak melakukan penjualan secara komersial.
Benchmarking ini dapat dilakukan dengan membandingkan harga atau tingkat laba
pada tingkat entitas,divisi/transaksi.
Agresivitas pajak adalah tindakan curang yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengurangi atau meninggalkan setoran waib pajaknya. Suatu perusahaan bisa
dikatakan melakukan agresivitas pajak apabila secara agresif,baik menggunakan cara
yang legal (tax avoidance) atau illegal (tax evasion). Tax avoidance merupakan upaya
penghindaran pajak tanpa adanya pertentangan terhadap ketentuan perpajakan dengan
memanfaatkan kelemahan yang ada dalam undang undang dan kebijakan
iii
iv
Pada data dari laporan kinerja kementrian keuangan pada 3 tahun terakhir
mengungkapkan bahwa realisasi penerimaan pajak terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Berikut ini adalah data realisasi penerimaan pajak 2020-2022 :
Sumber : www.kemenkeu.go.id
Triliun Rupiah)
Berdasarkan pada table 1.1 diatas memberikan informasi mengenai realisasi
penerimaan pajak yang terjadi di Indonesia pada 3 tahun terakhir,yang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2020 realisasi penerimaan pajak tidak
sesuai dengan target yang semula target pajak berada di nilai Rp.1.404,5 T tetapi
penerimaan pajak hanya 91,5% terkumpul Rp.1.285,2 T hal ini disebabkan pada tahun
2020 seluruh dunia sedang berdampak pandemic covid 19 yang mengakibatkan
perekonomian masyarakat terguncang serta beberapa badan usaha mengalami
kebangkrutan dan terjadi PHK besar besaran sehingga banyak perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak melalui tindakan penghindaran pajak (tax avoidance)
ataupun (tax evasion) penggelapan pajak,hal ini merupakan tindakan illegal karena
melanggar peraturan UU tentang perpajakan dan berdampak langsung pada
penerimaan pajak yang tidak sesai dengan target. Lalu,pada tahun berikutnya 2021
penerimaan pajak mulai mengalami pemulihan kenaikan sebesar 107,15% dapat
diartikan realisasi pajak lebih besar dari target setelah terjadi pandemic pemerintah
berupaya mendorong insentif pajak untuk mendukung akselerasi transformasi
perekonomian Indonesia dengan peningkatan kegiatan produksi dan konsumsi
agar ,sehingga pemanfaatan pajak di Indonesia dapat di maksimalkan. Dan penerimaan
pajak tahun 2022 mengalami peningkatan yang tinggi semula dari target Rp.1.748 T
ter realisasi menjadi Rp.2.034,5 T kenaikannya lebih dari 100% dan pemerintah
dianggap sukses dalam pemungutan pajak setelah sempat turun pada 2020.
Variabel pertama yang digunakan yaitu Kepentingan Asing pada suatu badan
usaha yang ada di Indonesia memiliki peluang terjadinya praktik agresivitas pajak,
salah satu nya melalui profit shifting yaitu dengan memindahkan keuntungan
perusahaan kepada perusahaan lain yang masih memiliki hubungan kepemilikan.
Biasanya perusahaan affiliasi tersebut terletak di negara yang memiliki tarif pajak
rendah dengan tujuan menghindari tarif pajak yang terlalu besar atau Tindakan
vi
agresivitas pajak. Hal ini didukung oleh (Idzni dan Purwanto, 2017) yang melaporkan
bahwa Kepentingan Asing berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak, namun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Andikaningprang,dkk.2017)
menyatakan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh kepada agresivitas pajak
perusahaan.
Variabel yang kedua yaitu Aktivitas Internasional yang saat ini mulai banyak
kita jumpai di beberapa badan usaha ternyata dapat dimanfaatkan oleh badan usaha
tersebut untuk melakukan pelanggaran agresivitas pajak yaitu dengan melakukan
transfer pricing (Tania, 2019). Transfer pricing merupakan suatu peraturan yang
diatur oleh badan usaha/industry untuk memastikan harga transfer, baik harga atas
barang, jasa, dan harta tidak berwujud, maupun transaksi finansial yang menjadi
aktivitas badan usaha atau memiliki hubungan dengan bada usaha tersebut. Praktek
Transfer pricing biasanya dilakukan badan usaha yang berjalan diberbagai negara
dinamakan multinasional karena badan usaha tersebut sering kali memanfaatkan
perbedaan dana pajak setiap negara untuk memanipulasi wajib pajak badan usaha yang
tarifnya lebih rendah (Saifudin dan Putri, 2018). Penelitian mengenai pengaruh
Aktivitas Internasional berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.
Pada latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah:
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti heuristis kepada peneliti
mengenai pengaruh kepentingan asing, aktivitas internasional, thin
capitalization terhadap agresivitas pajak yang terjadi di Indonesia
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pegangan
sebuah badan usaha untuk agresivitas pajak (tax avoidance & tax evasion)
viii
yang sesuai dengan aturan undang undang otoritas pajak yang berlaku dan
tidak membuat kerugian negara
BAB 1 : Pendahuluan
Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika
penelitian.
BAB V: Penutup
Pada bab akhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran penelitian, bagian
akhir ini memuat daftar acuan antara lain daftar pustaka, daftar narasumber, daftar
diskografi.
1