Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

SURAT-SURAT BERHARGA

PENGERTIAN SURAT-SURAT BERHARGA

Surat-surat Berharga pada umumnya berupa saham dan obligasi dari perusahaan lain
yang dibeli oleh suatu perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi. Pembelian surat-surat
berharga biasanya untuk memanfaatkan kas perusahaan yang untuk sementara tidak
dipergunakan dalam operasi, sedangkan penjualan surat-surat berharga dilakukan pada saat
harga jual (harga kurs) lebih tinggi dari harga perolehannya, sehingga perusahaan memperoleh
keuntungan atas penjualan surat-surat berharga tersebut.Dengan demikian, pembelian surat-
surat berharga oleh perusahaan tujuannya bukan untuk investasi jangka panjang, melainkan
untuk investasi jngka pendek.Oleh karena itu “Surat-surat Berharga” disajikan dalam neraca
Neraca pada Aktiva Lancar.

AKUNTANSI UNTUK SURAT-SURAT BERHARGA

Akuntansi untuk surat-surat berharga meliputi akuntansi pada saat pemilikan surat-surat
berharga, akuntansi selama pemilikan dan akuntansi penjualan surat-surat berharga.Berhubung
berbeda sifat antara saham dan obligasi, maka pembahasan mengenai akuntansi untuk surat-
surat berharga berikut ini dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk saham dan obligasi.

1. SAHAM

Sebagaimana diketahui, saham adalah surat tanda pemilikan atas perusahaan yang
menjual saham tersebut. Pemilik saham secara periodik (setahun atau setengah tahun)
berhak atas sebagian keuntungan yang disebut dengan dividen.

Pembelian surat-surat berharga dalam bentuk saham

Pada saat pembelian surat-surat berharga dalam bentuk saham, perusahaan mencatat
transaksi tersebut dengan mendebit rekning SURAT-SURAT BERHARGA dan dan
mengkredit rekening KAS, sebesar harga perolehan dari harga surat tersebut. Harga
perolehan surat berharga adalah harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian. Sedangkan
yang dimaksud dengan harga kurs adalah harga pasar dari surat-surat berharga, yang
biasanya dinyatakan dengan persentase tertentu dari nilai nominal surat-surat berharga.
Sebagai contoh misalnya PT HARIATI pada tanggal 1 Juni 2015 membeli 100
lembar saham PT AKHTAR yang mempunyai nilai nominal @ Rp 100.000,00 dengan kurs
98%. Biaya Provisi dan Materai Rp 50.000,00 Jurnal yang dibuat PT HARIATI PADA
SAAT PEMBELIAN surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:

Surat-surat Berharga Rp 9.850.000,00 -


Kas - Rp 9.850.000,00
Perhitungan:
Harga kurs saham 98% x 100 lb. x Rp 100.000,00 = Rp 9.800.000,00
Biaya Provisi dan materai 50.000,00+
Harga perolehan surat berharga Rp 9.850.000,00
Jika selama pemilikan saham tersebut PT HARIATI memperoleh dividen atas saham-saham
yang dimilikinya, maka jurnal yng dibuat untuk mencatat penerimaan dividen adalah debit
rekening KAS dan kredit rekening PENDAPATAN DIVIDEN sebesar jumlah dividen yang
diterima. Misalnya : pada tanggal 1 Juli 2015 PT AKHTAR membagikan dividen sebesar
5% dari nilai nominal saham.

Jurnal yang dibuat PT HARIATI pada saat menerima dividen adalah sebagai berikut:

Kas Rp500.000,00 -
Pendapatan Deviden - Rp500.000,00
Deviden = 5% x Rp10.000.000,00 = Rp500.000,00

Penjualan surat-surat berharga dalam bentuk saham

Pada saat menjual surat-surat berharga dalam bentuk saham, perusahaan akan
membuat jurnal dengan mendebit rekening KAS sebesar kas yang diterima perusaan dari
penjualan saham, mengkredit rekening SURAT-SURAT BERHARGA sebesar harga
perolehan saham yang dijual. Selisih antara harga jual (Harga Kurs-Biaya Penjualan)
dengan harga perolehan saham yang terjual merupakan laba atau rugi penjualan surat-surat
berharga.

Sebagai contoh misalnya: PT HARIATI menjual surat-surat berharga (saham)


sebanyak 60 lembar dengan harga kurs 105% pada tanggal 1 Agustus 2015. Biaya Provisi
dan Materai atas penjualan saham tersebut adalah Rp30.000,00 Jurnal untuk mencatat
penjualan surat-surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:

Kas Rp 6.270.000,00
Surat-surat Berharga - Rp 5.910.000,00
Laba Penjualan Surat Berharga - 360.000,00

Perhitungan:
Harga kurs saham 105%x 60 lb. x Rp 100.000,00 = Rp 6.300.000,00
Biaya Penjualan (Provisi& materai) = 30.000,00 -
Harga jual Rp 6.270.000,00
Harga perolehan 60 lembar saham = 5.910.000,00 -
Laba penjualan surat-surat berharga = Rp 360.000,00
Harga perolehan 100 lembar saham (1ihat transaksi pembelian) adalah
Rp9.850.000,00 sehingga harga perolehan 60 lembar saham adalah 60/100x Rp
9.850.000,00 = Rp 5.910.000,00
Posting ke rekening-rekening yang bersangkutan dengan surat-surat berharga
tersebut diatas, adalah sebagai berikut:

SURAT-SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 juni Dibeli 100 lembar saham Rp 9.850.000,00 - D Rp 9.850.000,00

1 Agts Dijual 60 lembar saham - Rp 5.910.000,00 D 3.940.000,00

KAS

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 juni Pembelian Saham - Rp 9.850.000,00 - -

1 juli Penerimaan Dividen Rp 500.000,00 - - -

1 Agts Penjualan saham 6.270.000,00 - - -


PENDAPATAN DIVIDEN

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 juli Saham PT AKHTAR

5%x Rp10.000.000,00 - Rp500.000,00 K Rp500.000,00

LABA PENJUALAN SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 Agts Saham PT - Rp360.000,00 K Rp360.000,00


AKHTAR

2. OBLIGASI
Obligasi adalah surat tanda pengakuan utang dari perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut. Pemilik obligasi mempunyai hakmenerima bunga atas obligasi tersebut
yang biasanya diterima setahun 2 (dua) kali.

Pembelian surat-surat berharga dalam bentuk obligasi


Pada saat membeli obligasi, perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan
mendebit rekning SURAT-SURAT BERHARGA sebesar harga perolehan obligasi (harga
kurs ditambah biaya pembelian) dan mengkredit rekning KAS sebesar jumlah rekening kas
yang sudah dibayarkan. Disamping itu, pada saat pembelian obligasi, peruahaan
menghitung bunga berjalan yang dalam jurnal tersebut diatas akan didebit dengan rekning
PENDAPATAN BUNGA. Bunga berjalan obligasi dihitung sebagi berikut:

t x p x n,
, di mana
1200
t = Priode antara tanggal penerimaan bunga ( yang terakhir) dengan tanggal pembelian /
penjualan obligasi, biasanya ditanyakan dengan bulan.
p = Persentase bunga obligasi dalam setahun
n = nilai nominal dari obligasi
Sebagai contoh misalnya, pada tanggal 1 Mei 2015 PT HARIATI membeli 4 lembar
obligasi PT MANDALA nilai nominal @Rp500.000,00 dengan kurs 97%. Biaya provisi
dan meterai Rp 10.000,00 Bunga obligasi 6% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Maret
dan 1 september.
Jurnal yang dibuat PT HARIATI untuk mencatat pembelian obligasi tersebut adalah
sebagai berikut:
Surat-surat Berharga Rp 1.950.000,00 -
Pendapatan Bunga 20.000,00 -
Kas Rp 1.970.000,00
Perhitungan
Harga kurs obligasi 97% x 4 Rp500.000,00 = Rp 1.940.000,00
Biaya provisi dan materai = 10.000,00 +
Harga prolehan obligasi = Rp 1.950.000,00
2 6
Bunga Berjalan : x x Rp2.000.000,00 = 20.000,00 +
12 100
Jumlah kas yang dibayarkan = Rp1.970.000,00

Jika pada tanggal 1 September 2015 obligasi tersebut masih dimiliki oleh PT
HARIATI (belum dijual), maka perusahaan tersebut menerima bunga obligasi sesuai
dengan peresentase bunga dan tanggal pembayaran bunga.
Jurnal untuk mencatat penerimaan bunga obligasi adalah debit rekning KAS dan
kredit rekning PENDAPATAN BUNGA , sebesar jumlah bunga yang menjadi hak
perusahaan. Dengan menggunakan contoh tersebut diatas, maka jurnal yang dibuat
perusahaan pada tanggal 1 september 2015 adalah sebagai berikut:
Kas Rp 60.000,00 -
Pendapatan Bunga - Rp 60.000,00
Perhitungan
6 6
Bunga Obli x x Rp 2.000.000,00 = Rp60.000,00
12 100
Penjualan surat-surat berharga dalam bentuk obligasi
Pada saat menjual surat-surat berharga dalam bentuk obligasi, perusahaan mencatat
transaksi tersebut dengan mendebit rekning KAS sebesar uang yang diterima, mengkredit
rekning SURAT-SURAT BERHARGA sebesar harga perolehan dari obligasi yang dijual
dan mengkredit rekning PENDAPATAN BUNGA sebesar bunga berjalan pada saat
penjualan. Sedangkan selisih antara harga jual dengan harga perolehan obligasi yang terjual.
Sebagai contoh, misalnya PT HARIATI menjual 4 lembar obligasi 6% dari PT MANDALA
pada tanggal 1 Desember 2015 dengan kurs 95%. Biaya Provisi dan materai Rp15.000,00
Jurnal yang dibuat perusahaan untuk menctat penjualan obligasi tersebut adalah
sebagai berikut:

Kas Rp1.915.000,00 -
Rugi penjualan surat berharga 65.000,00 -
Surat Berharga - Rp1.950.000,00
Pendapatan Bunga - 30.000,00

Perhitungan:
Harga kurs obligasi 95% x 4 x Rp500.000,00 = Rp1.900.000,00
Biaya provisi dan meterai = 15.000,00 -

Harga Jual = Rp1.885.000,00

3 6
Bungan Berjalan x x Rp2.000.000,00 = 30.000,00 +
12 100
Jumlah kas yang diterima Rp1.915.000,00

Harga jual obligasi Rp1.885.000,00


Harga perolehan Obligasi yang Dijual 1.950.000,00
Rugi penjualan surat berharga Rp 65.000,00

Bunga berjalan dalam pembelian dan penjualan obligasi diperhitungkan sebagai


penambahjumlah kas yang dibayarkan dalam pembelian dan penambah jumlah kas yang
diterima dalam transaksi penjualan, dan dalam hal menghitung rugi atau laba penjualan
obligasi, bunga berjalan tidak diperhitungkan sebagai penambah harga perolehan atau
penambah harga jual.Bunga berjalan obligasi tidak ada dalam hal transaksi pembelian atau
penjualan obligasi terjadi pada saat tanggal pembayaran bunga.
Dalam transaksi pembelian dan penjulan , bunga obligasi dalam masa tanggal
pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal pembelian/ penjualan adalah
menjadi hak penjual. Oleh karena itu dalam transaksi pembelian/penjualan obligasi penjual
memperhitungkan besarnya bunga yang menjadi haknya sebagai penambah jumlah kas yang
diterima penjual.Meskipun demikian harga perolehan obligasi tetap dihitung dari harga kurs
ditambah biaya-biaya pembelian.
Demikian halnya harga jual obligasi tetap dihitung dari harga kurs dikurangi biaya-
biaya penjualan.
Berdasarkan jurnal transaksi surat-surat berharga tersebut diatas (obligasi), rekning-
rekning dalam buku besar yang berkaitan dengan jurnal diatas adalah sebagai berikut:
SURAT-SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015
1 Mei Pembelian Obligasi Rp1.950.000,00 - D Rp1.950.000,00
1 Des Penjualan Obligasi - Rp1.950.000,00 D

KAS

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 Mei Pembelian Obligasi - Rp1.970.000,00 - -

1Sep Penerimaan bunga Obl Rp60.000,00 - - -

Penjualan Obligasi

1 Des 1.915.000,00 - - -

PENDAPATAN BUNGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

2/ x 6/ x
1 Mei Bunga berjalan 2 100 Rp20.000,00 - D Rp20.000,00
Rp2.000.000,00

Bunga 6/12 x 6/100x


1 Sep Rp2.000.000,00 - Rp60.000,00 K 40.000,00
Bunga Berjalan
3/ x6/ xRp2.000.000,00
12 100
1 Des - 30.000,00 K 70.000,00

RUGI PENJUALAN SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

2015

1 Des Oblig. PT MANDALA Rp65.000,00 - D Rp65.000,00

PENYAJIAN SURAT-SURAT BERHARGA DI NERACA


Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Surat-surat Berharga disajikan dalam
Neraca sebagai kelompok aktiva lancar. Penyajian tidak dipisahkan antara saham dan obligasi
melainkan cukup dengan nama SURAT-SURAT BERHARGA.

Sedangkan masalah penilaian terhadap Surat-surat Berharga untuk penyajian di Neraca


dapat menggunakan 2 (dua) macam, yaitu:

1. Harga Perolehan (Cost)


2. Harga Perolehan Atau Harga Pasar Mana Yang Lebih Redah (Cost Or Market
Whichever Is Lower).

1. Harga Perolehan
Sura-surat berharga disajikan pada Neraca sebesar harga perolehannya
2. Harga Perolehan Atau Harga Pasar Mana Yang Lebih Rendah
Surat-surat berharga disajikan pada Neraca sebesar harga perolehan,atau harga pasarnya
jika harga perolehan nlainya tinggi dari harga pasar.

Berikut diberikan conton untuk penerapan metode yang ke 2:


Misalnya berikut ini adalah data mengenai surat-surat berharga yang dimiliki oleh PT
HARIATI pada tanggal 31 Desember 2015.

Harga Perolehan Harga Pasar

100 lembar saham PT Rp 9.850.000,00 Rp 9.850.000,00


AKHTAR
4 lembar Obligasi 6% 1.950.000,00 1.750.000,00
PT MANDALA
40 lembar saham PT 4.350.000,00 4.050.000,00
ASTANTO
Jumlah Rp16.150.000,00 Rp15.750.000,00

Penilaian terhadap surat-surat berharga tersebut dapat dilakukan dengan cara:

(a) Penilaian terhadap jumlah keseluruhan surat berharga


(b) Penilaian terhadap setiap elemen surat berharga

Jika digunakan cara (a) maka Surat-surat Berharga dalam Neraca disajikan sebesar Rp
15.750.000,00 (lihat jumlah antara Rp 16.150.000,00 dengan Rp 15.750.000,00 mana yang
lebih rendah).
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga Rp400.000,00 -


Cadangan Penurunan
Nilai surat berharga - Rp400.000,00
*) Rp16.150.000,00 – Rp15.750.000,00

Rugi penurunan Nilai Surat Berharga disajikan Dalam Laporan Laba Rugi.Sedangkan
penurunan Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga disajikan dalam Neraca sebagai pos
pengurang Surat-surat Berharga.
Berikut ini penyajiannya dalam Neraca perusahaan.

PT HARIATI
NERACA
31 DESEMBER 2015
Aktiva Pasiva

Surat-surat Berharga Rp16.150.000,00


Cadangan Penurunan
Nilai Surat Berharga 400.000,00
Rp 15.750.000,00

Jika digunakan cara (b) maka surat-surat Berharga dalam Neraca disajikan sebesar
Rp15.650.000,00

Jumlah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Harga Perolehan Harga Pasar Harga Perolehan


atau Harga Pasar
Mana Yang Lebih
Rendah

100 lembar saham PT AKHTAR Rp9.850.000,00 Rp9.950.000,00 Rp9.850.000,00

4 lembar obligasi 6% PT MANDALA 1.950.000,00 1.750.000,00 1.750.000,00

40 lembar saham PT ASTANTO 4.350.000,00 4.050.000,00 4.050.000,00

Rp16.150.000,00 - Rp15.650.000,00

Jurnal penyesuaian yang dibuat sama dengan cara (b) hanya besarnya jumlah rugi
penurunan nilai surat berharga dan cadangan penurunan nilai berharga yaitu Rp500.000,00.

Cadangan penurunan nilai surat berharga sebagaimana tampak dalam Neraca diatas akan
dihapuskan jika semua surat berharga yang dimiliki perusahaan tersebut dijual.
Sebagai contoh misalnya PT HARIATI menjual semua surat berharga dengan harga jual
Rp16.100.000,00 (dengan asumsi bunga berjalan diabaikan dan menggunakan penilaian
terhadap jumlah keseluruhan surat berharga).

Jurnal untuk mencatat penjualan surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:

Kas Rp16.100.000,00 -
Surat Berharga 400.000,00 -
Surat-surat Berharga - Rp 16.150.000,00
Laba Penjualan Surat Berharga - 350.000,00

Berikut ini rekening-rekening yang berkaitan dengan penilaian dan penjualan Surat-
Surat Berharga.

SURAT-SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

- - D Rp16.150.000,00

Dijual Rp16.150.000,00

RUGI PENURUNAN SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

Penyesuaian - - D Rp400.000,00

Jurnal Penutup
(R/L)
- Rp400.000,00 - -

KAS

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo

Penjualan Surat - Rp16.100.000,00 - -


Berharga

LABA PENJUALAN SURAT BERHARGA

Tgl Keterangan Debit Kredit D/K Saldo


Penjualan saham & - Rp350.000,00 - Rp350.000,00
obligasi

Soal Latihan:

Pada tanggal 1 mei 2015 PT ARTI membeli 50 lembar saham PT DINDA yang mempunyai
nilai nominal @ Rp100.000,00 Kurs pada saat pembelian tertentu adalah 98%. Biaya provisi
dan meterai sebesar Rp6.000,00
Pada tanggal 1Juni 2015 dijual 30 lembar saham PT DINDA dengan kurs 105%. Biaya
provisi dan meterai Rp4.000,00. Pada saat itu pula PT ARTI membeli 10 lembar obligasi 6%
yang dikeluarkan PT JASA dengan nilai nominal @ Rp2.000.000,00. Kurs pada saat pembelian
obligasi yang bunganya dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober tersebut adalah 101%.
Biaya provisi dan meterai Rp21.000,00.
Semua obligasi PT JASA dijual pada tanggal 1 Desember 2015 dengan kurs 105%.
Biaya provisi dan meterai sebesar Rp25.000,00.
Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah jurnal teransaksi yang di perlukan oleh PT
ARTI.

Anda mungkin juga menyukai