A. PENGERTIAN
Meskipun Kas merupakan aktiva yang paling berharga disbanding dengan activa lainnya
,tetapi Kas merupakan Kas yang tidak Produktif.Oleh karena itu jika dalam suatu Perusahaan
terdapat uang yang melebihi kebutuhan, Perusahaa dapat menginvestasikannya sehingga
diperoleh Penghasilan.
Karena Jangka waktu tidak terpakainya uang Kas tersebut relatif singkat , maka
investasinya juga harus dilakukan dalam jangka waktu yang singkat pula . Investasi ini
biasanya dalam bentuk surat berharga , dimana dalam neraca masuk kelompok Aktiva Lancar.
Bentuk dan Karakteristik dalam investasi surat berharga yang bertujuan untuk
memanfaatkan adanya uang Kas yang Menganggur dapat dilakukan dalam bentuk antara lain
:
a. Sertifikat Deposito (Short Term Paper)
b. Saham (Marketable Equity Securities)
c. Obligasi ( Marketable Debt Securities)
Dalam Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) bag iv Pasal 2.2.3 dinyatakan bahwa untuk dapat
diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek , Surat berharga tersebut diatas harus
memenuhi criteria, Sbb :
1. Mempunyai Pasaran dan dapat diperjual belikan
2. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk
kegiatan umum Perusahaan.
3. Tidak dimaksudkan untuk menguasai Preusan lain.
Apabila Perusahaan membeli Surat Berharga, maka Pencatatan yang dilakukan adalah dengan
:
Mendebet : ” Surat berharga atau Investasi Sementara”
Sebesar harga Perolehan (Cost) surat berharga yang meliputi kurs surat berharga
ditambah dengan semua biaya yang berhubungan dengan transaksi Pembelian
Seperti Komisi , Materai dan Sebagainya.
Mengkredit : ” Kas”
Khusus untuk Obligasi jika dibeli tidak tepat dengan tanggal Pembayaran bunga
perlu diperhitungkan adanya ’Bunga Berjalan’ yaitu Bunga yang harus dibayar
Pembeli mulai dari tanggal Pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan
tanggal terjadinya trnasaksi.
Pencatatan Bunga berjalan ini harus terpisah dari harga beli Obligasi, sedangkan
rekening yang digunakan untuk mencatatnya tergantung pada Pendekatan yang
digunakan.Yaitu :
1. Income Approach. Dalam Pendekatan ini bunga berjalan dicatat dengan mendebet
kredit ”pendapatan Banga”
2. Asset Approach. Dalam Pendekatan ini bunga berjalan dicatat dengan mendebet
Kredit ”Piutang Pendapatan Bunga”
Contoh Kasus I :
1. Dibeli Tunai 300 Lbr Saham PT Unilever Nominal senilai Rp 10.000Per Lembar, Kurs 158
dan Biaya Provisi Rp 60.000, pada tanggal 2 Januari 1993
2. Dibeli Tunai 200 Lbr Saham PT Unilever Nominal senilai Rp 10.000Per Lembar, Kurs 178
dan Biaya Provisi Rp 40.000, pada tanggal 3 Januari 1993
3. Dibeli Tunai 250 Lbr Obligasi Pt Mayora, Nominal Rp 10.000 per Lembar, Bunga 18%
pertahun yang dibayar tiap tanggal 1 / 4 - 1 / 10,Kurs 105 , Biaya Komisi Rp25.0000.
Pembelian dilakukan tanggal 1 Febuari 1993
4. Pada Tanggal 1 Oktober 1993 , dibeli tunai 150 lbr Obligasi PT Jasa Marga , Nominal Rp
50.000 Per lembar bunga 12% pertahun yang dibayar tiap 1 / 2 – 1/8. Untuk Pembelian ini
Perusahaan mmbayar seluruhnya Rp 7.400.000
5. Pada 1 Oktober 1993 dibeli lagi Obligasi PT Mayora Nominal Rp 10.000 per lembar,
sebanyak 100 Lembar bunga 18% pertahun yang dibayar setiap 1 / 4 – 1/10
Diminta :
Siapkan Jurnal untuk mencatat Tranasaksi diatas (bunga berjalan Obligasi dicatat dengan
Income Approach dan Asset Appraoch) :
1. Surat Berharga – Shm PT unilever Rp 4.800.000,
Kas Rp 4.800.000,
Perhitungan :
Kurs 300 X 10.000 X 158% = Rp 4.740.000,
Biaya Materai dan Provisi = Rp 60.000,
Harga Perolehan Saham = Rp 4.800.000,
2. Surat Berharga – Shm PT Unilever Rp 3.600.000,
Kas Rp 3.600.000,
3. Surat Berharga – Obl PT Mayora Rp 2.650.000,
Pendapatan Bunga (Income App) Rp 150.000,
Kas Rp 2.850.000
Perhitungan :
Kurs 250 X 10.000 X 105% = Rp 2.625.000,
Biaya Pembelian = Rp 25.000,
Harga Perolehan Obligasi = Rp 2.650.000,
Bunga Berjalan 4 Bulan (1 / 10 ’ 92 – 1 / 2 ‘ 93)
4 / 12 X 18% X Rp 2.500.000, = Rp 150.000,
Jumlah Kas yang dibayar = Rp 2.800.000,
4. Surat Berharga – Obl PT Jasa Marga Rp 7.250.000,
Piutang Pendapatan (Asset App.) Rp 150.000,
Kas Rp 7.400.000,
Perhitungan :
Jumlah Kas yang dibayarkan = Rp 7.400.000,
Bunga Berjalan 2 Bulan (1/8 – 1/10)
2/12 X 12% X (150Lbr X Rp 150.000,) = Rp 150.000,
Harga Peolehan Obligasi = Rp 7.250.000,
5. Surat Berharga - Obl PT Mayora Rp1.000.000,
Kas Rp1.000.000,
Keterangan :
Dalam Transaksi Pembelian ini tidak diperhitungkan bunga Berjalan , sebab
Pembelian Obligasi tepat pada tanggal Pembayaran Bunga.
2. Penerimaan Penghasilan
Selama dimiliki surat berharga diharapkan dapat menghasilkan yang berupa :
- Dividen untuk investasi dalam bentuk Saham
- Bunga untuk investasi dalam Obligasi dan Deposito.
Pencatatn untuk Penerimaan Penghasilan : Investasi ini tergantung pada bentuk surat
berharganya :Untuk Saham, Penghasilan yang diteriam dicatat dalam Rekening
“Pendapatan Dividen”. Sedangkan untuk Investasi dalam Obligasi Penghasilan dicatat
dalam Rekening “ Pendapatan Bunga” dengan memperhatikan Pendekatan yang
dipergunakan pada saat Pembelian.
Contoh Kasus II (Lihat Kasus I)
1. Diterima Tunai Dividen atas saham biasa PT Unilever sebesar Rp 1.000, perlembar saham
yang dimiliki.
2. Diterima Penghasilan bunga pada tanggal 1 April 1993 atas Obligasi Pt Mayora
3. Pada Tanggal 1 Febuari 1994 Diterima Penghasilan bunga atas Obligasi PT Jasa Marga.
Diminta :
Siapkan Jurnal Untuk Mencatat Transaksi diatas.
Pembahasan :
1. Kas Rp 500.000,
Pendapatan Dividen Rp500.000,
Perhitungan :
Jumlah Dividen (300 + 200) X 1.000 = Rp500.000,
2. Kas Rp 225.000
Pendapatan Bunga Rp 225.000,
Perhitungan :
JurnaL diatas digunakan apabila bunga berjalan dicatat dengan Income App.
Adapun Perhitungan bunga , Sbb :
6 / 12 X 18% Rp 2.500.000, = Rp 225.000,
3. Kas Rp 450.000,
Piutang Pendapatan Bunga Rp 150.000,
Pendapatan Bunga Rp 300.000,
Keterangan :
Jurnal diatas digunakan jika bunga berjalan dicatat dengan Asset App. Adapun
Perhitungan , Sbb :
Kas yang diterima :
6 / 12 X 12% X Rp 7.500.000, = Rp 450.000,
Piutang Pendapatan Bunga = Rp 150.000,
Pendapatan Bunga = Rp 300.000,
Pada akhir Periode Akuntansi perlu adanya Jurnal Penyesuaian atau Adjusment, jika akhir
Periode Akuntansi tersebut tidak tepat dengan tanggal Pembayaran Bunga Obligasi.
Tujuan Jurnal Penyesuaian adalah untuk mengakui berapa harga Obligasi yang sudah
menjadi hak Perusahaan pada periode yang bersangkutan . Kemudian untuk memudahkan
Pencatatan pada awal Periode berikutnya perlu dibuat Jurnal Penyesuain Kembali atau
Readjusment.
Contoh Kasus III :Misalnya untuk Obligasi PT Mayora karena Bunga selanjutnya akan
dibayar pada tanggal 1 April 1994, maka pada tanggal 31 Desember 1993 dibuat jurnal
Penyesuaian
Piutang Pendapatan Obl Rp 157.500,
Pendapatan Bunga Rp 157.500,
Keterangan :
Mencatat bunga yang harus diakui tanggal 31/12/1993
Yaitu : 1/10 – 31/12/93 = 3 Bulan
Obligasi PT Mayora 350 Lembar @ Rp 10.000, perlembar
Maka : 3/12 X 18% X (350X10.000) = Rp 157.500,
Sedangkan pada tanggal 1 Januari 1994 perlu dibuat jornal Penyesuaian Kembali
(Readjustment),
Pendapatan Bunga Rp 157.500,
Piutang Pendapatan Bunga Obl Rp 157.500,
a. AVERAGE ( Rata-rata)
Kas Rp 7.300.000,
Surat berharga –Shm PT Unilever Rp 6.800.000,
Laba Penjualan Surat berharga Rp 500.000,
Perhitungan :
- Jumlah Kas yang diterima = Rp 7.300.000,
- Harga Perolehan Shm yang dijual
400 X (Rp 16.000, + Rp 18.000,) = Rp 6.800.000,
2 ______________ -
- Laba Penjualan Surat Berharga = Rp 500.000,
C. LIFO
Kas Rp 7.300.000,
Surat berharga –Shm PT Unilever Rp 6.800.000,
Laba Penjualan Surat berharga Rp 500.000
Perhitungan :
- Jumlah Kas yang diterima Rp 7.300.000,
- Harga Perolehan Saham yang dijual :
200 X (3.600.000 : 200) = Rp 3.600.000,
200 X (4.800.000 : 300) = Rp 3.200.000, +
Harga Perolehan Saham Rp 6.800.000, -
- Laba Penjualan Surat Berharga Rp 500.000,
2. Penjualn Obligasi Metode FIFO
Kas Rp 2.220.000.
Rugi Penjualan Obligasi Rp 50.000,
Surat Berharga Obligasi Rp 2.120.000,
Pendapatan Bunga Rp 150.000,
Perhitungan :
- Harga Jual 200 X Rp 10.000 x 104% = Rp 2.080.000,
- Biaya Penjualan = Rp 10.000, -
Jumlah Harga Jual = Rp 2.070.000,
Bunga Berjalan 1/4 - 1/9 = 5 Bulan
5/12 X 18% X Rp 2.000.000 = Rp 150.000, +
Jumlah Kas yang diterima = Rp 2.220.000,
Jumlah Harga Jual = Rp 2.070.000,
Harga Perolehan Obl yang dijual :
200 X ( 2.650.000 : 250) = Rp 2.120.000, -
Rugi Penjualan Obligasi = Rp 50.000,