Anda di halaman 1dari 4

NAMA: MOCHAMAD ARYA RAHMAT

NIM: 043570739
PRODI: ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS: HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS 2 | FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI


Soal :
1. Bagaimana kegunaan komunikasi bagi kehidupan manusia menurut Thomas M. Scheidel?
Berikan pendapat anda mengenai bentuk interaksi yang terjadi di antara pihak-pihak yang
berkomunikasi!

2. Diberikan contoh kasus komunikasi saat ini.

“Hacker Bjorka Retas Situs Pemerintah RI, Ini Kata Pakar.”

(Dikutip dari https://nasional.okezone.com/read/2022/09/21/337/2672083/hacker-bjorka-retas-
situs-pemerintah-ri-ini-kata-pakar) 

Berikan pendapat anda mengenai kasus tersebut jika dikaitkan dengan hakikat kehadiran media
komunikasi yang sudah kita pelajari sebelumnya!

3. Bagaimana pendekatan sistem Tanggung Jawab Sosial yang diberlakukan di Indonesia


terhadap kebebasan bermedia saat ini! Apakah pergeseran yang terjadi saat ini akan mengubah
sistem komunikasi di Indonesia?

Jawaban!

1. Menurut Thomas M. Scheidel (Mulyana 2007 : 4) mengemukakan bahwa kita berkomunikasi


terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial
dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau
berperilaku seperti yang kita inginkan.

Ada beberapa bentuk interaksi yang dapat terjadi antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Interaksi verbal: Ini melibatkan penggunaan kata-kata dan bahasa lisan dalam komunikasi.
Pihak-pihak yang terlibat saling berbicara, berdiskusi, bertanya, menjawab, memberikan
instruksi, atau memberikan penjelasan menggunakan kata-kata.

2. Interaksi nonverbal: Ini melibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, postur, dan bahasa tubuh
dalam komunikasi. Misalnya, senyuman, tatapan mata, menganggukkan kepala, mengedipkan
mata, atau menggelengkan kepala untuk menyampaikan pesan tertentu.

3. Interaksi tulisan: Ini terjadi ketika pihak-pihak yang berkomunikasi menggunakan tulisan atau
teks sebagai medium komunikasi. Contohnya adalah komunikasi melalui surat, email, pesan
teks, atau chat.

4. Interaksi visual: Ini melibatkan penggunaan gambar, grafik, atau visualisasi lainnya dalam
komunikasi. Misalnya, presentasi visual, pameran, atau penggunaan media sosial yang didukung
dengan gambar atau video.
5. Interaksi audio: Ini melibatkan penggunaan suara atau audio dalam komunikasi. Misalnya,
percakapan telepon, konferensi suara, atau pesan suara melalui aplikasi pesan instan.

6. Interaksi digital: Ini terjadi ketika pihak-pihak yang berkomunikasi menggunakan teknologi
digital atau platform online. Contohnya adalah komunikasi melalui video konferensi, chatting
online, atau media sosial.

7. Interaksi interpersonal: Ini melibatkan komunikasi tatap muka antara individu-individu. Pada
jenis interaksi ini, pihak-pihak yang terlibat secara langsung berinteraksi satu sama lain,
membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan bahasa verbal secara langsung.

8. Interaksi kelompok: Ini terjadi ketika beberapa individu atau kelompok berkomunikasi dalam
satu waktu. Pada jenis interaksi ini, komunikasi dilakukan dalam konteks kelompok atau tim, di
mana anggota kelompok berinteraksi, berkolaborasi, atau berdiskusi untuk mencapai tujuan
bersama.

Bentuk interaksi ini dapat saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan dalam berbagai
situasi komunikasi.

2. Kehadiran media komunikasi memberikan dampak yang signifikan dalam konteks kasus
hacker Bjorka ini. Berikut adalah beberapa unsur dari media komunikasi yang relevan dari kasus
ini :

1. Kebebasan informasi: Media komunikasi telah memainkan peran penting dalam memperluas
akses ke informasi bagi masyarakat. Ini memungkinkan mereka untuk menjadi lebih sadar akan
isu-isu yang mempengaruhi negara mereka, termasuk serangan hacker.

2. Tanggung jawab media: Dalam kasus hacker yang meretas situs negara, tanggung jawab
media sangat penting. Media harus berupaya untuk memberikan laporan yang akurat dan
obyektif tentang serangan tersebut, sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu di
masyarakat.

3. Keterbatasan informasi: Terkadang, dalam kasus serangan hacker yang sedang berlangsung,
informasi yang tersedia dapat terbatas atau terkadang tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Media
komunikasi harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang masih dalam tahap
investigasi atau tidak dikonfirmasi dengan baik.

4. Peran media dalam kesadaran keamanan: Serangan hacker yang meretas situs negara dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber. Media komunikasi
dapat memainkan peran yang penting dalam memberikan informasi tentang praktik keamanan
yang lebih baik, mendorong kesadaran tentang ancaman siber, dan mengedukasi masyarakat
tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri mereka sendiri dan
negara mereka dari serangan hacker.

5. Penyebaran informasi oleh hacker: Dalam beberapa kasus, hacker yang meretas situs negara
dapat menggunakan media komunikasi untuk menyebarkan informasi atau pesan mereka. Hal ini
bisa menjadi tantangan bagi media yang harus menentukan apakah dan bagaimana mereka
melaporkan pesan tersebut. Media harus mempertimbangkan kepentingan publik dan kepatuhan
terhadap hukum saat menangani informasi yang diperoleh dari hacker.

3. Di Indonesia, pendekatan sistem tanggung jawab sosial terhadap kebebasan bermedia


mengharuskan media untuk bertanggung jawab atas konten yang mereka publikasikan. Aturan
dan kebijakan telah diterapkan, seperti UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan kode etik
jurnalistik, untuk memastikan bahwa media menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan
tidak merugikan kepentingan umum. Pemerintah juga telah meluncurkan peraturan pemerintah
tentang Penyiaran pada tahun 2019, yang mengatur penyiaran konten online dan menegaskan
pentingnya tanggung jawab sosial dalam penyiaran konten tersebut. Meskipun demikian,
implementasi pendekatan ini masih perlu ditingkatkan di Indonesia. Konten media yang tidak
sesuai dengan prinsip kebebasan pers dan berdampak negatif masih terjadi. Oleh karena itu,
diperlukan upaya lebih lanjut dari pemerintah dan media untuk meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab sosial dalam kebebasan bermedia.

Pergeseran dalam media dan komunikasi di Indonesia berpotensi mengubah sistem komunikasi.
Kemajuan teknologi, akses informasi yang luas, pengaruh media sosial, dan partisipasi
masyarakat yang aktif adalah faktor utama dalam perubahan ini. Hal ini memengaruhi cara
masyarakat mencari informasi, berinteraksi dengan media, dan berpartisipasi dalam komunikasi.
Perubahan ini membawa tantangan dan peluang, seperti inklusivitas yang lebih tinggi tetapi juga
penyebaran informasi palsu. Penting untuk beradaptasi dengan perubahan ini dan
mempromosikan tanggung jawab sosial media dan literasi media yang baik.

-TERIMAKASIH-

Anda mungkin juga menyukai