Anda di halaman 1dari 3

Nama : Antonius Agung Paksi Sulistyo

NIM : 044108706
Jawab
Jawaban!
1. Menurut Thomas M. Scheidel (Mulyana 2007 : 4) mengemukakan bahwa kita
berkomunikasiterutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk
membangun kontak sosialdengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang
lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.Ada beberapa
bentuk interaksi yang dapat terjadi antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Berikut
adalah beberapa di antaranya:
o Interaksi verbal: Ini melibatkan penggunaan kata-kata dan bahasa lisan dalam
komunikasi.Pihak-pihak yang terlibat saling berbicara, berdiskusi,
bertanya, menjawab, memberikaninstruksi, atau memberikan penjelasan
menggunakan kata-kata.
o Interaksi nonverbal: Ini melibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, postur, dan
bahasa tubuhdalam komunikasi. Misalnya, senyuman, tatapan mata,
menganggukkan kepala, mengedipkanmata, atau menggelengkan kepala untuk
menyampaikan pesan tertentu.
o Interaksi tulisan: Ini terjadi ketika pihak-pihak yang berkomunikasi
menggunakan tulisan atauteks sebagai medium komunikasi. Contohnya adalah
komunikasi melalui surat, email, pesanteks, atau chat.
o Interaksi visual: Ini melibatkan penggunaan gambar, grafik, atau visualisasi
lainnya dalamkomunikasi. Misalnya, presentasi visual, pameran, atau
penggunaan media sosial yang didukungdengan gambar atau video.
o Interaksi audio: Ini melibatkan penggunaan suara atau audio dalam
komunikasi. Misalnya, percakapan telepon, konferensi suara, atau pesan suara
melalui aplikasi pesan instan.
o Interaksi digital: Ini terjadi ketika pihak-pihak yang
berkomunikasi menggunakan teknologidigital atau platform online. Contohnya
adalah komunikasi melalui video konferensi, chattingonline, atau media sosial.
o Interaksi interpersonal: Ini melibatkan komunikasi tatap muka antara individu-
individu. Pada jenis interaksi ini, pihak-pihak yang terlibat secara langsung
berinteraksi satu sama lain,membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan bahasa
verbal secara langsung.
o Interaksi kelompok: Ini terjadi ketika beberapa individu atau kelompok
berkomunikasi dalamsatu waktu. Pada jenis interaksi ini, komunikasi
dilakukan dalam konteks kelompok atau tim, dimana anggota kelompok
berinteraksi, berkolaborasi, atau berdiskusi untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk interaksi ini dapat saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan
dalam berbagaisituasi komunikasi.

2. Kehadiran media komunikasi memberikan dampak yang signifikan dalam konteks


kasushacker Bjorka ini. Berikut adalah beberapa unsur dari media komunikasi yang
relevan dari kasusini :
1. Kebebasan informasi: Media komunikasi telah memainkan peran penting dalam
memperluasakses ke informasi bagi masyarakat. Ini memungkinkan mereka untuk
menjadi lebih sadar akanisu-isu yang mempengaruhi negara mereka, termasuk
serangan hacker.
2. Tanggung jawab media: Dalam kasus hacker yang meretas situs negara, tanggung
jawabmedia sangat penting. Media harus berupaya untuk memberikan laporan yang
akurat danobyektif tentang serangan tersebut, sehingga tidak menimbulkan
kepanikan yang tidak perlu dimasyarakat.
3. Keterbatasan informasi: Terkadang, dalam kasus serangan hacker yang sedang
berlangsung,informasi yang tersedia dapat terbatas atau terkadang tidak
sepenuhnya dapat dipercaya. Mediakomunikasi harus berhati-hati dalam
menyampaikan informasi yang masih dalam tahapinvestigasi atau tidak
dikonfirmasi dengan baik.
4. Peran media dalam kesadaran keamanan: Serangan hacker yang meretas situs
negara dapatmeningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan
siber. Media komunikasidapat memainkan peran yang penting dalam memberikan
informasi tentang praktik keamananyang lebih baik, mendorong kesadaran tentang
ancaman siber, dan mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang dapat
mereka ambil untuk melindungi diri mereka sendiri dannegara mereka dari
serangan hacker.
5. Penyebaran informasi oleh hacker: Dalam beberapa kasus, hacker yang meretas
situs negaradapat menggunakan media komunikasi untuk menyebarkan informasi
atau pesan mereka. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi media yang harus
menentukan apakah dan bagaimana merekamelaporkan pesan tersebut. Media harus
mempertimbangkan kepentingan publik dan kepatuhanterhadap hukum saat
menangani informasi yang diperoleh dari hacker.

3. Di Indonesia, pendekatan sistem tanggung jawab sosial terhadap kebebasan


bermediamengharuskan media untuk bertanggung jawab atas konten yang mereka
publikasikan. Aturandan kebijakan telah diterapkan, seperti UU Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers dan kode etik jurnalistik, untuk memastikan bahwa media menyajikan
informasi yang akurat, berimbang, dantidak merugikan kepentingan umum. Pemerintah
juga telah meluncurkan peraturan pemerintahtentang Penyiaran pada tahun 2019, yang
mengatur penyiaran konten online dan menegaskan pentingnya tanggung jawab sosial
dalam penyiaran konten tersebut. Meskipun demikian,implementasi pendekatan ini
masih perlu ditingkatkan di Indonesia.
Konten media yang tidaksesuai dengan prinsip kebebasan pers dan berdampak
negatif masih terjadi. Oleh karena itu,diperlukan upaya lebih lanjut dari pemerintah dan
media untuk meningkatkan kesadaran dantanggung jawab sosial dalam kebebasan
bermedia.Pergeseran dalam media dan komunikasi di Indonesia berpotensi mengubah
sistem komunikasi.Kemajuan teknologi, akses informasi yang luas, pengaruh media
sosial, dan partisipasi masyarakat yang aktif adalah faktor utama dalam perubahan ini.
Hal ini memengaruhi cara masyarakat mencari informasi, berinteraksi dengan media,
dan berpartisipasi dalam komunikasi.
Perubahan ini membawa tantangan dan peluang, seperti inklusivitas yang lebih
tinggi tetapi juga penyebaran informasi palsu. Penting untuk beradaptasi dengan
perubahan ini danmempromosikan tanggung jawab sosial media dan literasi media
yang baik

Anda mungkin juga menyukai