Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI PEMBELAJARAN

MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI

Dosen Pengampu : Drs.Haris Budiman, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Cama Caiwa Alwajidu 2111010221


2. Fatma Arsalya 2111010243
3. Mustain Padli 2111010317

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 4 Mei 2023

Penyusun

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan ruangan baik tertutup maupun terbuka yang


dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan yang saling terintegrasi serta ditunjang
oleh adanya suatu infrastruktur yang dibutuhkan demi terwujudnya hasil yang
optimal. upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan strategi pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan yang sejalan dengan
upaya masyarakat dunia yang sedang mengembangkan tatanan masyarakat
informasi. Maka upaya pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan telah dimulai
dan sudah banyak berbagai inisiatif agar sekolah memanfaatkan TIK.

Pemerintah melalui Permendiknas Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007


tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/ MTs, dan SMA/MA
pada poin D.6 menegaskan bahwa standar untuk sarana laboroturium komputer
pada sekolah yang berisi antara lain: a) berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan dalam bidang TIK, b) dapat menampung minimum satu rombongan
belajar yang bekerja dalam kelompok 2 orang, c) rasio minimum luas ruang
laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium kom- puter
30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 meter, Dilengkapi sarana
minimal sebagaimana yang distandarkan.

Pada kenyataannya saat ini sudah banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang


berupaya untuk menuju ke arah pemanfaatan TIK. Terutama sekolah di kota-kota
besar, TIK merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat sekolah. Bahkan di
desa- desa pun, Sekolah Dasar yang ada sudah dilengkapi dengan laboratorium
komputer, walaupun hanya komputer bekas dan agak tertinggal dengan ruangan
yang serba

1
terbatas, Kenyataan ini sudah menggambarkan suatu usaha untuk mengikuti
perkembangan zaman dengan memanfaatkan sarana Teknologi Informasi untuk
media belajar. Tidak dapat dipungkiri lagi saat ini semua media Permasalahan
yang banyak timbul adalah kesiapan dari SDM yang ada, baik secara nasional
maupun regional. Ditinjau dari segi sumber daya manusia saat ini masih banyak
masyarakat pendidikan masih enggan untuk mempelajari teknologi, terutama yang
berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sikap apatis terhadap
teknologi yang sebenarnya dapat membantu mempercepat proses transfer
pengetahuan sering kita jumpai pada masyarakat pendidikan.

Ironisnya adalah tidak aktifan dalam belajar teknologi informasi dengan alasan
usia yang sudah mendekati masa purna kerja "Biarlah anak-anak saya saja yang
belajar" kalimat demikian sering kita jumpai dalam dialog sesama profesi
pendidikan. Bukankah belajar itu tanpa mengenal usia? Dan belajar yang optimal
saat ini adalah belajar di mana teknologi informasi yang berkembang saat ini
digunakan sebagai media untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang lain. Pada
kenyataannya perangkat teknologi informasi sangat membantu sekali pada setiap
kinerja di masyarakat, dengan satu syarat mau untuk menguasai dengan jalan
mempelajari dalam artian meluangkan waktu untuk belajar mengaplikasikan
perangkat teknologi informasi untuk menunjang pekerjaan yang ditekuni. Hal ini
terjadi karena perkembangan teknologi itu sendiri tidak dapat dibendung,
sehingga memaksa semua masyarakat untuk menggunakannya, dan sasaran yang
paling tepat adalah dengan mengaplikasikan pada semua sektor kehidupan yang
bertolak dari sektor pendidikan.

Beberapa penerapan ICT yang mungkin digunakan di sekolah di- antaranya


adalah: Jaringan Komputer Lokal (Local Area Network), Koneksi ke Internet,
Laboratorium Komputer, Sistem Informasi dengan kegiatan sekolah seperti
Perpustakaan, Data Siswa, Bahan yang berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti
perpustakaan ,data siswa, bahan pelajaran, dan lain-lain. Penerapan sejumlah
model teknologi ini harus dalam sebuah kesatuan. Integrasi teknologi ini harus
menjadi sebuah bentuk penerapan yang mendukung secara utuh proses yang
dilaksanakan sehari-hari di sekolah, sehingga usaha dan dana yang dikeluarkan
untuk pengadaannya tidak menjadi sia-sia.

2
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Laboratorium Teknologi Informasi Komunikasi

Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.10 Secara umum laboratorium adalah pelayanan.11 Komputer secara
umum adalah peralatan elektronika yang menerima masukan data, mengolah data,
dan memberikan hasil keluaran dalam bentuk informasi baik berupa teks, gambar,
suara, maupun vedio.12

Laboratorium Komputer mungkin sebuah bentuk penggunaan Teknologi


Informasi di sekolah yang dianggap paling lazim. Walaupun Laboratorium
Komputer dapat menjadi tempat yang memberi fungsi cukup banyak, tapi
umumnya hanya digunakan untuk melakukan proses belajar menggunakan
komputer. Dalam pemberian materi pelajaran komputer adalah tepat jika tidak
berorientasi pada sebuah produk. Pengertian dasar tentang penggunaan komputer
jauh lebih penting disampaikan kepada pengguna komputer. Hal ini sudah cukup
terakomodasi dalam Buku Panduan KBK yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.Selain fungsi utama sebagai tempat belajar komputer,
Laboratorium Komputer sangat mungkin dioptimalkan penggunaannya. Siswa
yang memiliki bakat yang kuat terhadap komputer dapat melakukan eksperimen
dan eksplorasi lebih lanjut di Laboratorium Komputer.

Dengan memberikan keleluasaan penggunaan, dan bimbingan yang cukup,


maka Laboratorium ini akan menjadi tempat yang amat berguna bagi mereka.
Pelatihan/diskusi penggunaan komputer bagi komunitas internal di sekolah dapat
juga dilakukan di laboratorium ini. Jika memungkinkan, pelatihan komputer bagi
siswa/masyarakat luar dapat menggunakan Laboratorium komputer yang dimiliki
sebuah sekolah. Akan sangat menyenangkan juga jika beberapa siswa yang
mempunyai kemampuan lebih dalam bidang komputer, aktif dalam menjalankan

4
kegiatan semacam ini.
B. Komponen Komponen Dalam Komputer

1. Jaringan Komputer Lokal (Local Area Network)

Jaringan Komputer umumnya sudah menjadi kebutuhan dasar jika sebuah


institusi memiliki banyak komputer. Dengan membangun Jaring- an Komputer
Lokal, akan diperoleh sejumlah keuntungan. Selain fungsi dasarnya untuk
komunikasi data antarkomputer, dengan memanfaatkan jaringan komputer kita
dapat membangun berbagai sistem informasi yang berkaitan dengan tugas sehari-
hari di sekolah. Jaringan Lokal juga dapat meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan internet.

2. Internet

Koneksi ke internet akan memberikan banyak manfaat bagi kegiatan di


sekolah, dan tidak lupa mempertimbangkan bahwa internet seperti pisau bermata
dua, yang mempunyai sisi negatifnya. Dengan penggu naan yang bijak, internet
akan memberikan bantuan yang sangat berharga bagi pelaksanaan proses
pengajaran dan kegiatan lain di sekolah.

Fungsi yang seharusnya dimanfaatkan dari internet adalah sebagai sumber data
yang sangat besar. Dapat dibayangkan bahwa internet berfungsi sebagai sebuah
perpustakaan yang sangat luas, yang dapat diakses kapan saja. Sumber data atau
perpustakaan bagi sebuah sekolah adalah bagian yang sangat utama. Dan ini dapat
dipenuhi sebagian dari penggunaan Internet. Sedangkan sebagai media
komunikasi dengan pi- hak luar, misalnya dengan email, sudah menjadi hal yang
lazim sekarang ini dimanfaatkan melalui internet. Koneksi ke Internet dapat
dibagi ke dalam jaringan lokal. Sehingga tidak diperlukan banyak sambungan ke
internet jika sudah memiliki LAN. Cukup dengan satu sambungan, maka seluruh
jaringan akan dapat memanfaatkan internet.

3. Sistem Informasi

Dari jaringan komputer lokal yang dimiliki akan sangat mungkin untuk
menambahkan/membangun berbagai sistem informasi di atasnya. Untuk
lingkungan sekolah, biasanya akan berkaitan dengan sistem informasi data siswa,

5
sistem informasi mata pelajaran, perpustakaan, local message, forum diskusi, dan
berbagai kemungkinan lainnya. Sistem informasi ini diharapkan berguna untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan di sekolah. Seperti penyimpanan data
yang lebih tertata dan akurat, penampilan data yang lebih cepat, dan dapat
membantu untuk menentukan sebuah keputusan dari data yang telah diproses
sesuai keperluan.

Keterlibatan pengguna, menjadi titik utama dalam melihat keberhasilan


penerapan teknologi informasi di mana pun. Jika pengguna tidak memberikan
perhatian terhadap pemanfaatan dan pengembangan, maka sistem ini akan
menjadi sia-sia. Dan hal seperti ini bukanlah kejadian yang jarang terjadi. Banyak
sistem informasi telah dibangun dengan biaya besar, namun hanya menjadi
pajangan, karena tidak dimanfaatkan dengan baik, dan penggunanya tidak
melakukan inisiatif dalam pengem- bangannya. Usaha untuk memberikan
pengertian kepada pengguna bahwa sistem yang ada perlu dimanfaatkan dengan
baik, perlu dilakukan terus menerus.

C. Infrastruktur ICT di Labolatorium TIK

Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi


desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di
tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat di- maknai sebagai pemberian otonomi
yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di
dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model
pembelajaran.

Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang


berorientasi kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen
pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang
sedang diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan
pendidkan (KTSP). Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah
restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah (capacity building), profesionalisme
guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim
akademik sekolah.

6
Permasalahan yang dihadapi banyak sekolah saat ini adalah pada tingkat
kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektivitas
pembelajaran, Sistem penyelenggaraan dan daya dukung seko- lah dalam
menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK, salah satu imbasnya
mengakibatkan minimnya peralatan laboratorium yang tidak sebanding dengan
jumlah siswa. Hal ini diperlukan strategi dalam upaya mengembangkan peralatan
dan fungsi laboratorium.

Beberapa strategi tersebut adalah dengan penataan infrastruktur misalnya


pengadaan komputer rakitan yang spesifikasinya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, jika laboratorium dirancang untuk meng- gunakan jaringan workgroup
maka penggunaan teknologi thin client merupakan solusi yang tepat karena dapat
meminimalkan pemakaian hardware. Selain daripada optimasi hardware sistem
manajemen juga perlu ditinjau kembali yaitu dengan menjadikan laboratorium
sebagai sarana perpustakaan dan pusat informasi.

Tujuan dari kegiatan pengadaan dan pembenahan lab komputer di sekolah, di


antaranya adalah sebagai berikut.

1. Agar terlaksananya prose pembelajaran TIK sesuai dengan amanat dan tuntutan
kurikulum terbaru (KTSP).

2. Agar pihak pimpinan madrasah, guru, siswa, personel sekolah dan Stakeholder
dapat memanfaatkan keberadaan lab komputer secara lebih maksimal terutama
dalam rangka menyikapi globalisasi tek nologi informasi dan komunikasi.

3. Agar dapat mendukung proses pembelajaran yang berbasis multi- media dan
agar para guru dapat memanfaatkan komputer yang ada untuk lebih membuka
wawasan dan berupaya meningkatkan kete- rampilan dalam pemanfaatan media
pembelajaran berupa teknologi komputer.

4. Agar para siswa (i) dapat mensejajarkan dirinya dengan siswa-siswasekolah


lain yang sederajat terutama dalam hal pemanfaatan ICT (information and
communication technology) dalam belajar.

5. Agar guru dan siswa mampu memanfaatkan teknologi informasi berupa


komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet,

7
ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam
penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru) dan pembelajar (siswa).

6. Agar guru dan siswa dapat lebih meningkatkan kreativitas mereka dalam hal
penggalian informasi dan sumber belajar serta mampu menghidupkan iklim
ilmiah yang kompetetif menuju keunggulan madrasah.

a. Kelembagaan

Laboratorium (Lab) dipimpin oleh seorang Ketua Lab (di beberapa tempat
disebut sebagai Chief of Information Officer- CIO) dan dibantu oleh beberapa staf
pendukungnya. Sebagai contoh, struktur organisasi dalam pengelolaan lab di
beberapa sekolah, dapat dirincikan sebagai berikut:

Ketua Lab (Manajer Teknologi Informasi, CIO - Chief of Information Officers)

1. Wakil Ketua
2. Network and Security Adminitrator
3. Sistem Administrator
4. Teknisi
5. Staf administras

b. Standardisasi Pengelolaan laboraturium TIK

Konvensi internasional (G, WTO, AFTA, dan lain-lain). Banyak perusahaan


yang memproduksi produk menggunakan stan-dar produk, seperti:

 JIS-Jepang (Japan Industrial Standards)


 CE Mark - Uni Eropa, CE adalah sertifikasi keamanan produk, atau
dilayangkan di wilayah EU (European Union)
 IEEE 802.11 - Standar Komunikasi wireless LAN
 ICSA (Indonesian Costumer Satisfaction Award) SNI 01-3553- 1996 Standar
Nasional Indonesia (product certification).

c. Standar Sistem Mutu:

1. SMM ISO 9001: 2000 (Sistem manajemen kualitas atau mutu (Quality
Management System, QMS)

8
2. SML ISO 14001 (Sistem manajemen kesehatan Lingkungan)
3. OHSAS 18001 (Sertifikasi manajemen kesehatan dan keselamatan kerja)
4. QS 9000 (Quality System Requirement 9000, standar yang berisikan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pemasok kepada pihak ketiga OEM
(Original Equipment Manufacturer) untuk perusahaan industri otomotif atau
elektronik.

D. Strategi Pengadaan Sarana

Dengan ini perkembangan di berbagai bidang khususnya di bidang TIK


semakin meningkat pesat, untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mampu untuk menghadapi perkembangan zaman di era teknologi ini yang
semakin maju. Terjait dengan sumber daya manusia, maka tidak bisa terlepas dari
dunia pendidikan, oleh karena itu dunia pendidikan sangat berperan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang handal, profesional, dan mampu
berkembang sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Sejalan dengan itu
pemerintah melalui menteri pendidikan memberlakukan metode pembelajaran
dengan sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Dengan metode ini diharapkan peserta didik yang lulus dari sekolah diharapkan
sudah siap dengan lapangan pekerjaan yang akan dihadapinya. Untuk
mewujudkan metode KTSP ini harus didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Untuk itu diharapkan setidaknya sekolah harus memiliki sarana
prasarana sebagai alat pendukungnya. Dengan adanya laboratorium TIK yang
lengkap sebagai sarana penunjang belajar bagi perserta didik me rupakan suatu
kebutuhan mutlak dan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dewasa ini,
sekaligus dapat digunakan untuk peningkatan status akreditasi lembaga
pendidikan tersebut. Untuk membantu tercapainya program tersebut kami
membuat Strategi pengadaan sarana dan prasarana Laboratorium TIK untuk
memenuhi standar kebutuhan di sekolah dengan harga terjangkau dan bergaransi
atas risiko kerusakan yang terjadi dikemudian hari.

1. Tahapan Pembangunan

a. Identifikasi Kebutuhan

Langkah ini yang paling sering dilupakan oleh SMK atau instansi yang akan

9
membangun sebuah laboratorium komputer. Dengan identifikasi kebutuhan, maka

10
akan diketahui jenis-jenis komputer yang akan diadakan serta bentuk dan strategi
lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi kebu- tuhan adalah:
Pemanfaatan Ruang Laboratorium Komputer, Pemakai, Lama pemakaian.

b. Persiapan Sarana dan Prasarana

Dalam persiapan sarana dan prasarana laboratorium ini, ada beberapa hal yang
patut diperhatikan, yaitu:

 Listrik

Besar daya listrik amat berpengaruh pada jumlah dan jenis komputer yang akan
digunakan. Sehingga, sebelum mem- bangun sebuah lab komputer, perlu dihitung
secara mendalam mengenai jumlah daya listrik yang tersedia dan daya listrik yang
akan digunakan.

 Gedung

Sebuah lab komputer jelas membutuhkan gedung yang cukup baik, baik dari
segi ukuran, keamanan, tata letak maupun dari segi lainnya. Jangan sampai sebuah
lab komputer akan tergenang sewaktu musim hujan, atau memiliki atap yang
bocor sehingga air dapat masuk dengan mudah.

 Grounding

Hal ini yang paling sering dilupakan atau diabaikan oleh instalatur listrik.
Mereka menganggap bahwa pemasangan arde atau grounding terhadap instalasi
listrik itu sesuatu hal yang membuang waktu belaka. Kalau diperhatikan baik-
baik,setiap kabel power dari CPU pasti terdiri atas tiga kabel, satu untuk positif,
satu untuk negatif, dan satu lagi untuk pentanahan atau grounding. Grounding ini
amat penting untuk membuang muatan berlebih pada peralatan elektronik
sehingga mencegah kerusakan terhadap peralatan tersebut.

 Meja/Kursi

Pemakaian komputer dalam jangka waktu lama menyebabkan berbagai


gangguan kesehatan. Salah satu penye- babnya adalah posisi monitor yang tidak
tepat (pengguna akan menunduk dalam waktu lama untuk melihat layar monitor),

11
kursi yang tidak memiliki sandaran sehingga tidak dapat digunakan untuk
melemaskan punggung, serta berbagai penyebab lainnya. Oleh sebab itu,
dibutuhkan identifikasi kebutuhan yang jelas mengenai pemakaian komputer
tersebut sehingga dapat diten- tukan jenis meja/kursi yang akan digunakan.

 Tata Letak

Tata letak komputer amat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Sehingga


tata letak komputer ini juga harus direncanakan sebelumnya. Kebebasan instruktur
untuk berinspirasi dalam mengajar amat bergantung kepada tata letak komputer di
dalam kelas.

 Pemilihan Spesifikasi

Pemilihan spesifikasi komputer yang akan digunakan, amat bergantung pada


identifikasi kebutuhan. Komputer dengan processor yang terbaru, tidak selamanya
se- suai dengan kebutuhan. Demikian pula dengan processor lama, bukan berarti
tidak dapat dipergunakan lagi. Beberapa jenis peralatan yang harus diperhatikan
dalam memilih spesifikasi ini adalah: (1) Processor, (2) Memori, (3) Hard Disk,
(4)
Motherboard, (5) Monitor, (6) Kartu Ekspansi.

2. Tahap Pengadaan Peralatan Laboratorium

Dalam memfasilitasi suatu Laboratorium TIK kita bisa melakukan beberapa


strategi di antaranya:

a. Beli Tunai

Pengadaan barang dengan sistem beli tunai adalah di mana pihak sekolah
membayar kepada Toko Penjualan Pengadaan Sarana Lab sebagai pihak sponsor
secara tunai terhadap perleng- kapan laboratorium TIK yang dipesannya. Pihak
sponsor memberi- kan bonus garansi perawatan dan perbaikan yang bervariasi ter-
gantung akta perjanjian yang dilaksanakan antara kedua belah pihak yang jangka
waktunya antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun, dan dapat diperpanjang sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak di kemudian hari.

b. Beli Kredit

12
Sistem beli kredit adalah pihak sekolah membayar ke pada toko penjual
pengadaan sarana lab secara kredit atau cicilan perbulan terhadap sarana lab
tersebut dengan garansi perawatan dan perbaikan bervariasi mulai dari 1 sampai 2
tahun dan garansi tersebut dapat diperpanjang dengan kontrak garansi yang baru
dikemudian hari.

c. Sewa Beli

Sistem sewa beli adalah pihak sekolah membayar kepada toko penjual
pengadaan sarana lab dengan harga sewa dihitung dari jumlah siswa di sekolah
tersebut. Setelah masa sewa selesai, maka seluruh peralatan sarana dan prasarana
lab tersebut menjadi milik sekolah. Selama masa sewa masih berlangsung, maka
garansi pera- watan dan perbaikan kerusakan alat laboratorium yang disebutkan di
atas menjadi tanggung jawab toko penjual pengadaan barang lab. Garansi
perawatan dan perbaikan bervariasi mulai dari 1 sampai 5 tahun, dan dapat
diperpanjang dengan kontrak garansi yang baru dikemudian hari.

d. Saham

Sistem saham adalah toko penjual pengadaan sarana lab menerbitkan saham
senilai total investasi (100%), 50% saham tetap dimiliki oleh toko tersebut selaku
sponsor, sedangkan 50% sisa saham ini dijual kepada keluarga besar sekolah
(Komite, guru, dan pegawai) tetapi tidak dijual kepada pihak lain. Total nilai
sahan ini adalah total investasi laboratorium TIK di sekolah tersebut. Setiap in
bulan pemegang saham mendapatkan dividen tergantung jumlah lembar saham
yang dimiliki pemegang saham tersebut. Dana deviden ini iuran bulanan dari
masing- masing siswa di sekolah tersebut. Saham ini dapat dipindah tangankan
sepanjang masih anggota keluarga besar sekolah yang bersangkutan atau pihak
sponsor bersedia membelinya kembali sesuai dengan nilai sisa saham tersebut.

Pada setiap lembar saham dicantumkan total nilai saham dan nilai saham sisa,
karena setelah pembagian deviden maka nilai saham itu akan berkurang (susut).
Masa kedaluarsa dari saham ini bervariasi misalnya 3, 4, 5 bahkan bisa 10 tahun.
Manakala peminat saham bertambah pihak sponsor bersedia melepas sebagian
kepemilikan sahamnya yang 50% kepada anggota keluarga besar sekolah yang

13
bersangkutan. Saham yang dimiliki toko penjual dan pengadaan lab TIK akan
digunakan untuk menanggung biaya dan perawatan perangkat alat laboratorium
TIK dan untuk pengembalian modal investasi yang sudah dikeluarkan untuk
pembelian sarana dan prasarana laboratorium TIK. Sistem saham ini diusulkan
oleh pihak penjual selaku sponsor karena mempertimbangkan peningkatan
kesejahteraan keluarga besar sekolah yang bersangkutan, sehingga ketika ada
investasi dari mitra di luar sekolah akan masuk, maka diharapkan kesejahteraan
dari keluarga besar sekolah tersebut juga akan terjadi peningkatan yang signifikan.

e. Blockgrant

Penyediaan dana blockgrant secara umum ditujukan untuk pemberdayaan dan


peningkatan mutu PTK-PNF di provinsi dalam rangka mengoptimalisasikan
kapasitas dan kemampuan Dinas Pendidikan provinsi sesuai tugas pokok dan
fungsinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan dan peningkatan mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal.

Prosedur yang perlu ditempuh untuk mendapatkan dana bantuan 'blockgrant'


adalah sebagai berikut.

a. Masing-masing sekolah, lembaga pendidikan luar sekolah dan Pemerintah


Daerah yang berminat untuk mendapatkan dana bantuan 'Blockgrant' menyusun
proposal yang diajukan kepada Dewan atauKomite Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota meneliti dan menilai proposal


yang masuk, kemudian menetapkan calon yang akan men- dapatkan dana bantuan
'blockgrant'.

c. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota menerbitkan surat keputusan


penerima dana bantuan 'blockgrant' dan mengirimkannya kepada penanggung
jawab 'blockgrant' sebagai dasar untuk mencairkannya.

d. Dana dicairkan melalui PT Pos atau bank terdekat yang langsung diterimakan
kepada penanggung jawab sekolah, lembaga pendidikan luar sekolah atau
Pemerintah Daerah yang berhak menerima dana bantuan 'blockgrant' untuk
digunakan sesuai dengan proposal yang diajukan.

14
e. Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pem- binaan,
mengawasi dan memantau pelaksanaan program yang didu- kung dengan dana
bantuan 'blockgrant' tersebut.

Prinsip Pemberian Blockgrant

1. Responsif

Yang dimaksudkan dengan prinsip renponsif di sini ada lah bahwa pemberian
subsidi ini dilakukan jika ada permohonan bantuan dari pihak Pengelola Pondok
Pesantren. Oleh karena itu, selama pihak Pengelola Pondok Pesantren tidak
mengajukan pro posal permohonan blockgrant, maka bantuan ini tidak akan
pernah diberikan.

2. Keadilan

Yang dimaksudkan dengan prinsip keadilan di sini adalah bahwa pemberian


subsidi ini tidak diberikan hanya kepada pondok pesantren tertentu yang memiliki
latar belakang dan ciri khas tertentu.

3. Pemerataan

Yang dimaksudkan dengan prinsip pemerataan di sini adalah bahwa sedapat


mungkin, pemberian bantuan ini disebarluas- kan kepada seluruh pondok
pesantren yang memenuhi syarat dan memperhatikan kemampuan anggaran yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

4. Tidak tumpang tindih

Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa pondok pesantren yang sudah


memperoleh bantuan fisik/nonfisik dari proyek lain yang dikelola pemerintah
pusat atau daerah, tidak berhak menerima bantuan blockgrant ini.

Syarat Penerima Bantuan.

Yang berhak menerima bantuan blockgrant adalah sekolah yang memiliki


program untuk pembangunan ruang kelas, pembangunan pemondokan/asrama
atau rehabilitasi gedung dan memerlukan bantuan dana, sehubungan dengan itu
maka

15
pada tahun anggaran 2004 ini persyaratan penerima, dapat diuraikan sebagai
berikut.

Syarat Pokok:

a) Merupakan sekolah kurang mampu tetapi potensial untuk mening- katkan


Angka Partisipasi atau Mutu Pendidikan.

b) Dalam tiga tahun terakhir tidak sedang menerima subsidi untuk kegiatan
pembangunan fisik RKB atau Rehabilitasi Gedung atau subsidi lain dari
pemerintah (pusat atau daerah).

c) Memiliki lahan sendiri (minimal berukuran lebar 9m dan panjang 11m setiap
RKB/asrama yang akan dibangun) lahan ini bisa berupa tanah atau berupa lantai
bagian atas yang sudah siap untuk mem- bangun gedung dengan konstruksi
tingkat.

d) Kekurangan ruang kelas (khususnya bagi pemohon bantuan blockgrant


pembangunan ruang kelas baru). Atau gedung pondok rusak dan kurang dana
untuk memperbaikinya.

e) membuka rekening tabungan di BANK unit setempat atas nama pengelola,


yang akan dipergunakan untuk penyaluran bantuan.

Syarat-syarat tersebut merupakan syarat mutlak. Satu saja antara lima syarat ini
tidak dipenuhi, maka suatu lembaga pemohon subsidi tidak berhak ditetapkan
menjadi penerima subsidi blockgrant.

Syarat Tambahan

Di samping syarat utama tersebut di atas, ada beberapa syarat tambahan yang
seyogianya juga harus dipenuhi untuk bisa menerima subsidi blockgrant dari
pemerintah. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.

a) Dalam tiga tahun terakhir mempunyai peserta didik/siswa dengan jumlah rata-
rata minimal 75 orang, serta kecenderungan jumlah per tahunnya tidak menurun.

b) Mempunyai izin operasional dan akte pendirian dari instansi yang berwenang.

c) Sekolah masih beroperasi dibuktikan dengan rata-rata kehadiran siswa dan


guru/pendidik minimal 90 % untuk satu tahun terakhir.
16
d) Status tanah dan bangunan tersebut adalah milik sekolah yang dibuktikan
dengan surat bukti kepemilikan yang sah, Surat bukti kepemilikan ini bisa berupa
sertifikat, atau surat pernyataan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Syarat-syarat tambahan ini digunakan untuk menetapkan peringkat calon


penerima bantuan/subsidi, dengan memberikan skor untuk setiap butirnya sesuai
dengan panduan penilaian proposal yang akan diuraikan di belakang, dapat
ditetapkan peringkat masing-masing sekolah/lembaga pendidikan yang sudah
lolos dari syarat pokok.

Tujuan khusus

1. Meningkatkan mutu dan profesionalisme pendidik dan tenaga kepen- didikan.

2. Mendata PTK yang berada di wilayah provinsi.

3. Membentuk dan memberdayakan pokja PTK Provinsi.

4. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga yang terkait.

5. Meningkatkan pemberdayaan forum-forum di daerah.

6. Melaksanakan Seleksi bagi PTK berprestasi dan berdedikasi.

Persyaratan untuk menerima dana bantuan (blockgrant) bagi Dinas Syarat


Penerima Pendidikan Provinsi sebagai berikut.

1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik


dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan.

2. Proposal ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

3. Mencantumkan secara rinci program kegiatan yang akan diseleng garakan, dan
dana (RAB) yang dibutuhkan untuk setiap program/ kegiatan. Proposal yang
diajukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi menggunakan sistematika sebagai
berikut.

Bab I: Pendahuluan memuat (Latar belakang, Dasar, Tujuan danHasil yang


diharapkan).

17
Bab II: Analisis Situasi (mendeskripsikan data yang ada di wilayah provinsi dan
masalah yang dihadapi).

Bab III: Rencana Program Kegiatan memuat (Rasional, Tujuan,Sasaran,


Pelaksanaan Kegiatan, Pendanaan, dan Jadwal Kegiatan).

Bab IV: Pemantauan dan evaluasi (memuat kegiatan monitoring, evaluasi dan yang
akan dilakukan).

Bab V: Lampiran Penutup memuat (Kesimpulan dan Saran).

Data pendukung meliputi: Jumlah dana yang dikelola oleh Dinas Pendidikan
Provinsi yang bersumber dari APBD dan Jumlah tenaga yang ada di Dinas
Pendidikan Provinsi. Serta Fotocopy Nomor Rekening Dinas Pendidikan Provinsi
dan NPWP

Penyaluran Dana Blockgrant

1. Dana blockgrant disalurkan sekaligus kepada rekening Dinas Pen- didikan


melalui bank pemerintah.

2. Pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada penanggung jawab tek- nis dalam


hal ini Kepala Subdin yang bersangkutan.

Penyelenggaraan Program

Setelah dana blockgrant diterima oleh penanggung jawab teknis, diharapkan


sesegera mungkin melakukan kegiatan sesuai dengan program dan jadwal yang
dituangkan dalam proposal yang sudah disetujui. Mekanisme
Pertanggungjawaban (Akuntabilitas) Kinerja Dana blockgrant tahun berjalan,
harus dipertanggung jawabkan dengan tolok ukur yang sesuai dengan proposal
yang telah disetujui.

Sumbangan Pihak lain

Untuk menambah rasa memiliki pihak-pihak eksternal sekolah yang di antara


lain wali murid, pihak komite ataupun masyarakat sekitar lingkungan sekolah
diharapkan bekerja sama dengan sekolah untuk mengadakan sarana dan prasarana
pengadaan laboratorium komputer. Untuk kelengkapan sarana dan prasarana yang
meliputi fasilitas laboratorium komputer dan multimedia yang tersedia masih

18
belum

19
memadai, sehingga PBM kurang optimal, maka dengan adanya bantuan sharing
dari Komite akan sangat membantu Dana blockgrant, SSN maupun SBI yang akan
dikucurkan, sebagai upaya untuk mempercepat kemajuan dan perkembangan mutu
pendidikan yang mampu bersaing di tingkat Internasional. Laboratorium TIK
yang lengkap sebagai sarana penunjang belajar bagi peserta didik merupakan
suatu kebutuhan mutlak dan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dewasa
ini, sekaligus dapat digunakan untuk peningkatan status akreditasi lembaga
pendidikan tersebut.

E. Tata Letak Peralatan Labolatorium

Tata letak peralatan laboratorium berhubungan dengan bagaimana kita


mengatur penempatan alat-alat utama di dalam lab dan alat-alat pendukung yang
tentu saja hal ini dikaitkan dengan luas ruangan dan persyaratan-persyaratan
umum dalam penataan lab komputer. Dalam kaitannya dengan luas ruangan tidak
ada patokan standar dalam menen- tukan luas ruangan lab komputer, tapi biasanya
luas lab komputer meng- ikuti luas ruang standar lab pada umumnya, yaitu
kurang-lebih sekitar (6m x 8m) atau (8m x 12m) tergantung ketersediaan
ruang/lahan yang ada di sekolah/madrasah yang bersangkutan, yang terpenting
adalah pemenuhan persyaratan untuk lab komputer. Syarat umum yang harus
dipenuhi dalam tata-letak peralatan komputer adalah:

 Luas untuk 1 unit komputer minimal adalah 60cm x 100cm


 Jarak antarkomputer ke komputer yang ada di belakangnya 30cm
 Jarak antara meja komputer dengan kursi sekitar 30cm sehingga jarak mata
pengguna ke layar monitor sekitar 40cm.

1. Peralatan Laboratorium Komputer.

Peralatan laboratorium komputer/TIK adalah seluruh peralatan yang


dibutuhkan dan ada di dalam ruangan lab, peralatan ini meliputi peralatan utama
dan penunjang. Peralatan utama adalah peralatan standar yang harus ada di dalam
lab yang diperlukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, peralatan utama
meliputi:

a. Unit Komputer

b. Meja dan kursi tempat meletakkan komputer dan tempat duduk


20
c. Meja instruktur/guru

d. Papan tulis/white-board Tanpa adanya peralatan ini kegiatan belajar mengajar


tidak akan terlaksana. Peralatan penunjang adalah peralatan yang tersedia di
dalam lab dan berguna dalam meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar.
Adapun yang termasuk ke dalam kategori peralatan penunjang adalah:

 Sistem jaringan
 Piranti keluaran/output Komputer instruktur/guru
 LCD Screen
 LCD Proyektor
 Lemari/Kabinet
 AC/Fan/Exchause

Secara umum yang dimaksud dengan penataan peralatan laboratorium


komputer adalah menata seluruh peralatan yang ada, mulai dari unit komputer dan
fasilitas penunjangnya seperti: meja instruktur/guru, komputer guru, LCD screen,
LCD proyektor, kabel listrik dan jaringan dan lain-lain. Sedangkan yang paling
utama dalam penataan lab adalah peletakan unit komputer dalam ruangan, karena
hal ini berkaitan dengan besar ruangan yang diperlukan untuk menampung
seluruh komputer yang tersedia/dibutuhkan. Ada beberapa jenis tata-letak
peralatan laboratorium yang biasa digunakan dalam penataan laboratorium
komputer tapi yang umum digunakan ada dua jenis yaitu: menghadap ke depan
dan menghadap ke samping.

a. Tata Letak Komputer Menghadap ke Depan

Tata letak laboratorium ini sangat umum, namun demikian dari sisi
pembelajaran hal ini kurang efektif sebab :

 jarak pandang siswa sangat rendah (khususnya dari bagian bela- kang).
 Guru tidak bisa melihat kegiatan siswa.
 Jalan bagi guru untuk bekerja dengan siswa secara individual sangat sukar.
 Pemasangan kabel sangat sukar dan perlu kabel di bawah lantai (tidak mudah
diubah).
 Para siswa mudah sekali menabrak peralatan ketika masuk dan keluar.

21
Jika salah satu komputer memerlukan perhatian (atau perbaikankecil) di muka
kelas hal itu akan mengganggu semua siswa. Untuk lebih jelasnya penataan
laboratorium di mana komputer diletakkan menghadap ke depan semua dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 10.1
Tata letak komputer menghadap ke depan
b. Tata Letak Komputer Menghadap ke Samping

Tata letak laboratorium ini jauh lebih baik dari sisi pembelajaran, karena:

 Para siswa dapat berputar di kursi mereka dan jarak pandang cukup baik.
 Guru dapat memantau kegiatan semua siswa selama belajar.
 Jalan bagi guru untuk bekerja secara individual dengan siswa sangat bagus.
 Pemasangan kabel sangat mudah dan mudah pula dimodifikasi.
 Para siswa tak berhubungan dengan kabel (di belakang) dan dapat mengurangi
risiko kecelakaan.
 Jika ada komputer yang memerlukan perhatian (atau perbaikan kecil) siswa
lain tak terganggu.
 Untuk lebih jelasnya penataan laboratorium di mana komputer diletakkan
menghadap ke samping dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

22
c. rekomendasi tata letak computer yang ideal

Dari dua jenis tata letak yang telah disebut di atas penulis mereko- mendasikan
untuk membuat desain laboratorium dengan pola tata letak penempatan komputer
menyamping, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 10.3
Tata letak komputer yang direkomendasikan
Desain pemetaan lab komputer seperti terlihat pada gambar.3 merupakan
pengembangan dari tata letak komputer yang menghadap ke samping dengan
beberapa tambahan kelengkapan alat penunjang yang tersedia di dalam lab.
Penataan model ini akan membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
yang lebih efektif karena memiliki beberapa keuntungan antara lain:

1. Risiko kecelakaan dapat dihindari


2. Risiko alat tersenggol siswa dapat dihindari
3. Mudah dalam perawatan
4. Kelelahan akibat suhu yang terlalu panas dalam ruangan berkurang
5. karena sistem sirkulasi yang memadai Guru dapat memantau kegiatan siswa
dengan baik karena ada lorong antara komputer.

F. Aplikasi Keamanan Client-Server di Laboratorium TIK

Di dalam sebuah laboratorium komputer, di mana terpasang perangkat jaringan


untuk mengoneksikan seluruh komputer yang ada di laboratorium, maupun

23
komputer-komputer yang berada di gedung yang berbeda, maka diperlukan
perlakuan-perlakuan yang berbeda dengan lab yang dengan komputer-komputer
yang bekerja sendiri (stand alone). Pengamanan, monitoring, backup data
senantiasa harus dilakukan untuk menjaga kestabilan dan otoritas yang berada di
jaringan. Keamanan jaringan komputer sebagai bagian dari sebuah sistem sangat
penting untuk menjaga validitas dan integritas data serta menjamin ketersediaan
layanan bagi penggunanya (siswa, guru, administrasi). Sistem harus dilindungi
dari segala macam serangan dan usaha-usaha penyusupan atau pemindahan oleh
pihak- pihak yang tidak berhak.

Keamanan jaringan secara umum adalah komputer yang terhu- bung ke


network, mempunyai ancaman keamanan lebih besar daripada komputer yang
tidak terhubung kemana-mana. Dengan pengendalian yang teliti, risiko dapat
dikurangi. Namun, network monitoring, network security biasanya bertentangan
network access, di mana bila network access semakin mudah maka network
security semakin rawan, dan bila network security semakin baik, network access
semakin tidak nyaman. Suatu network didesain sebagai komunikasi data highway
dengan tujuan meningkatkan akses ke sistem komputer, sementara security
didesain untuk mengon-trol akses.

Penyediaan network security adalah sebagai aksi penyeimbang antara open


access dengan security. Disini, network dikatakan sebagai highway karena
menyediakan akses yang sama untuk semua, baik pengguna normal ataupun tamu
yang tidak diundang. Sebagai analogi, keamanan di rumah dilakukan dengan
memberi kunci di pintu rumah, tidak dengan cara memblokir jalan di depan
rumah. Hal seperti ini juga diterapkan pada network security. Keamanan dijaga
untuk (setiap) host-host tertentu, tidak langsung pada networknya.Keamanan
untuk daerah di mana orang saling mengenal, pintu biasa- nya dibiarkan terbuka.
Sedangkan di kota besar, pintu rumah menggu- nakan mekanisme tambahan.
Begitu pula yang dilakukan pada network. Untuk jaringan yang menghubungkan
host-host yang aman dan dikenal, tingkat keamanan host bisa tidak dilakukan
terlalu ketat. Bila jaringan terhubung ke jaringan lain yang lebih terbuka dan
membuka peluang akses oleh host yang tidak dikenal, maka tidak bisa tidak host-
host di jaringan tersebut membutuhkan pengamanan lebih. Ini bukan berarti
keterbukaan hanya
24
membawa akibat buruk sebab banyaknya fasilitas yang ditawarkan dengan
keterbukaan jaringan ini merupakan nilai lebih yang sangat membantu kemajuan
network.

Pada dasarnya untuk membuat suatu sistem jaringan yang aman tidak lepas
dari bagaimana mengelola suatu sistem dengan baik. Persyaratan standar good
practice seperti standar operating procedure (SOP) dan security policy haruslah
diterapkan di samping memikirkan teknologinya.Network security tidak akan
efektif kecuali user yang menggunakan jaringan mengetahui tanggung jawab
masing-masing. Dalam hal menentukan security policy, kebijakan harus
mencakup:

1. Tanggung jawab user pada keamanan jaringan, yang meliputi keharusan user
untuk mengganti password dalam periode tertentu, aturan tertentu, atau
memeriksa kemungkinan terjadinya pengaksesan oleh orang lain.

2. Tanggung jawab administrator pada keamanan sistem, misalnya memantau


prosedur-prosedur yang digunakan pada host.

3. Penggunaan yang benar atas resource network, dengan menentukan siapa yang
dapat menggunakan resource tersebut, apa yang dapat dan tidak boleh dilakukan.

Berikut ini beberapa interface aplikasi software yang digunakan dalam


pengelolaan laboratorium komputer di sekolah:

1. Ipscan.

Ipscan dimanfaatkan sebagai tool ringan dan termasuk soft. ware yang bebas
di download (freeware) untuk mengetahui internet protokol dari masing-masing
host (komputer client untuk siswa) Seorang administrator dapat pula
menggunakan perintah ping dengan command dari run, misal ping 192.168.0.9
untuk mengetahui status client tersebut (ternyata off).

25
Gambar 10.4
Proses Scan IP di UPInet
2. Portscan

Portscan dimanfaatkan sebagai tool ringan dan termasuk software yang bebas
didownload (freeware) untuk mengetahui port yang ter- buka maupun closes di
dalam remote access dari host-host yang ada.

3. Putty, VNC, dan WinSCP

Putty, VNC, Win SCP, SSH, Open SSH dan yang lain meskipun secara
interface mempunyai perbedaan-perbedaan namun pemanfaatannya sering kali
untuk kepentingan remote access antarkomputer baik yang berbasis windows
maupun linux. Dengan remote access ini kita dapat masuk ke dalam komputer
lain dan
26
memerintahkannya untuk bekerja meskipun secara fisik kita berada di komputer
yang berbeda.

Jika beberapa tahun yang lalu orang mengenal telnet untuk aktivitas remote
access, saat ini banyak pengguna yang beralih ke aplikasi yang lain.

Gambar 10.6
Putty sebagai tool remote access sebagai program client

Gambar 10.7
Virtual Network Computing (VNC) Untuk remote access

27
Gambar 10.8
WinSCP untuk Megelola File Remote dan Lokal secara Virtual
4. Netop, Radmin, dan Netsupport

Netop, Radmin dan Netsupport adalah tools aplikasi yang sering kali
dimanfaatkan di dalam pengelolaan sebuah laboratorium komputer untuk
melakukan monitoring terhadap aktivitas para siswa dalam memanfaatkan
komputer sebagai media pembelajaran dan pelatihan. Dengan tools aplikasi
tersebut, seorang administrator atau guru dapat melakukan aktivitas monitoring
terhadap semua komputer yang digunakan oleh para siswa, aktivitas apa pun yang
dilakukan siswa termasuk memberikan message baik berupa voice maupun text
sebagai bentuk reward maupun punishment.

Dengan tools di atas guru dapat pula melalukan lock (penguncian) pada sebuah
atau beberapa komputer client bila siswa melakukan aktivitas yang melanggar tata
tertib sekolah. Bahkan guru dapat melakukan perintah shutdown pada komputer-
komputer client sebagai alternatif bila terdapat siswa yang keluar dari aktivitas
kegiatan pembelajaran maupun keluar dari norma-norma yang ada.

28
Gambar 10.9
Radmin sebagai Aplikasi Remote/Monitoring untuk komputer Client

29
Aplikasi Netsupport untuk Aktivitas Client Server Sebelum melakukan
aktivitas dengan aplikasi netsupport atau yang lain, maka diperlukan konfigurasi
jaringan terlebih dahulu, workgroup, TCP/IP maupun menggunakan sarana yang
lain. Pengaturan jaringan komputer pada windows XP tidak jauh berbeda dengan
windows 9x/ Me. Pengaturan ini dilakukan agar komputer-komputer dapat saling
berkomunikasi di dalam jaringan tersebut. Untuk itu diperlukan peng- aturan IP
(internet protokol) yang sekelas terhadap komputer-komputer yang ada. Berikut
langkah konfigurasinya, klik kanan My Network Places, pada desktop maupun
control panel untuk memunculkan menu popup.Setelah itu akan muncul jendela
baru yang menampilkan setting koneksi jaringan yang dimiliki (yang aktif) oleh
sebuah komputer, baik dial up, local area network, wireless.

klik kanan mouse pada local area connection, pilih properties yang berisi
komponen-komponen jaringan komputer yang digunakan oleh windows XP. Pilih
Internet protocol (TCP/IP) untuk melakukan peng- aturan Netld, HostId dan
Maskingnya.

30
Untuk memudahkan pengaturan beberapa jaringan, lebih baik dila- kukan
pengaturan workgroup untuk tiap-tiap jaringan yang berbeda. Misalnya sebuah
workgroup dengan nama laboratorium (atau bisa apa saja untuk sebuah nama)
untuk menandakan sebuah jaringan di laboratorium komputer. Klik kanan pada
My Computer pilih properties, pada system properties pilih tab Computer Name
dan klik change untuk melakukan perubahan pada nama komputer (tuliskan nama
komputer di Computer name misalnya azzam dan lakukan perubahan workgroup
misalnya laboratorium. Setelah selesai klik ok, bila komputer menghendaki
restrart ikuti untuk melakukan konfigurasi.

31
Bila pengaturan (set hardware dan software) telah dilakukan maka selanjutnya
adalah:

1. Menyiapkan software netsupport school pro.

2. Melakukan installasi software, pilih teacher untuk komputer server dan pilih
student untuk komputer client.

3. Melakukan konfigurasi dan deteksi seluruh komputer client. Bila semua


komputer client telah terdeteksi dengan baik lakukan peng- aturan group pada
server. Misalnya komputer 1, komputer 2, kom- puter 3, komputer 4, komputer 5
dijadikan satu group menjadi group barat. komputer 6, komputer 7, komputer 8,
komputer 9 dan komputer 10 untuk group utara dan sebagainya.

4. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh netsupport antara lain sebagai berikut.

 Chet baik dengan texs maupun voice


 Show kepada seluruh atau sebagian komputer client.
 View (melihat desktop) seluruh atau sebagian komputer client.
 File transfer protocol untuk aktivitas transfer data/file. Penguncian pada
sebagian fungsi atau seluruh fungsi komputerclient.
 Remote jarah jauh.
 Reboot atau mematikan komputer client.

32
5. Melakukan aktivitas monitoring, melihat jalur koneksi dan pheri- pheral yang
dipakai oleh client.

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Secara umum laboratorium adalah pelayanan. Komputer secara umum adalah
peralatan elektronika yang menerima masukan data, mengolah data, dan
memberikan hasil keluaran dalam bentuk informasi baik berupa teks, gambar,
suara, maupun vedio. Komponen komponen dalam komputer jaringan komputer
lokal (Local Area Network), Internet, Sistem Informasi, Infrastruktur ICT di
Labolatorium TIK, strategi pengadaan sarana, tata letak peralatan labolatorium,
aplikasi keamanan Client-Server di laboratorium TIK.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di


atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kamaruddin Tone, “Sistem Pengelolaan Manajemen Laboratorium Komputer”,


dalam Jurnal Instek. Vol. 2 No. 2 April, 2017, h. 122.

Mumuh Mulyana dkk., “Membangun Kepuasan Mahasiswa Pengguna


Laboratorium Komputer”, dalam Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi. Vol.
1 No. 2 Desember, 2017, h.93.

Hasnul Arifin, “Panduan Membeli Komputer Murah dan Berkualitas”,


(Yogyakarta:Mediakom, 2009), h. 7.

Moh Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Deepublish, 2018), h. 7

Lie, A. (2004). Pendidikan dalam Dinamika Globalisasi. Dalam Widiatono,T. D.


Pendidikan Manusia Indonesia Jakarta: Kompas dan Yayasan Toyota dan Astra.

Rakhmat, Jalaluddin (1994), Prikologi Komunikasi, Bandung Remaja Rosda Karya.

Naisbitt, J. (1995), Megatrend Asia: Delapan Megatrend Asia yang Mengubah


Dunia, (Alih bahasa oleh Danan Triyatmoko dan Wandi S. Brata): Jakarta:
Gramedia.

35

Anda mungkin juga menyukai