Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Cabai merah atau lombok merah (Capsicum annum, L) merupakan


tanaman hortikultura sayur–sayuran buah semusim untuk rempah-
rempah yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai
penyedap masakan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata
dagangan ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya
jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk ini.

Selain itu, cabai merah sebagai rempah-rempah merupakan salah satu


mata dagangan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi petani
dan pengusaha. Karena selain dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri juga termasuk mata dagangan yang
mempunyai peluang pemasaran ekspor non migas yang sangat baik.

Di Sumatera Utara kebutuhan akan cabai merah, terus meningkat


dengan pesat sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah
penduduk sebagaimana terlihat dari trend permintaan yang
cenderung meningkat khususnya pada saat menjelang hari besar
agama (lebaran, natal dan tahun baru).

Sekalipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi


permintaan terhadap cabai merah untuk kebutuhan sehari-hari dapat
berfluktuasi, yang disebabkan karena tingkat harga yang terjadi di
pasar eceran.

Untuk melihat apakah usaha tani cabe merah masih menjanjikan


keuntungan yang besar kepada petani, maka penulis mencoba untuk
melakukan analisis parsial usahatani cabe merah, yaitu melalui :
 Analisis Tabel
 Pendapatan Bersih
 R/C
 BEP Produksi, BEP Penjualan dan BEP Harga
 Keuntungan
 Produktivitas Lahan
 Produktivitas Tenaga Kerja
 Produktivitas Modal

2. Tujuan
Makalah ini disusun sebagai bahan Tugas Mid semester pada mata
kuliah Kapita Selekta.

ANALISIS USAHA TANI


KOMODITAS CABE MERAH

1. Rincian Biaya Usaha Tani Cabe Merah di Sumatera Utara (untuk luasan
lahan 1 (satu) Ha/tahun)

Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh


produsen (petani) dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan
hasil yang maksimal.

Dalam biaya usahatani, diklasifikasikan 2 jenis biaya :


1. Biaya tetap atau fixed cost
Umumnya diartikan sebagai biaya yang relative tetap jumahnya
dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak
atau sedikit.
2. Biaya tidak tetap atau variable cost
Merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi
komoditas pertanian yang diperoleh

STRUKTUR BIAYA (COST) UNTUK USAHATANI CABE MERAH


TERBAGI DUA, YAITU :

 BIAYA TIDAK TETAP (VARIABLE COST)


Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tetap
(berubah) tergantung jumlah produksi.

Yang termasuk biaya tidak tetap untuk usaha tani cabe merah
adalah :
o Biaya Pembelian Sarana Produksi
o Upah tenaga Kerja Tidak Tetap

 BIAYA TETAP (FIXED COST)


Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah walaupun
jumlah produksi berubah, atau tidak terpengaruh oleh besar
kecilnya produksi.

Yang termasuk biaya tetap untuk usaha tani cabe merah antara lain
adalah :
o Biaya sewa lahan
o Biaya alat pertanian habis pakai 1 tahun

Untuk lebih jelasnya struktur dan besar biaya (cost) pada usahatani
cabe seluas 1 (satu Ha) dapat dilihat pada tabel berikut :
2. Analisis Tabel
a. Analisis R/C
Return Cost Ratio (perbandingan antara penerimaan dan biaya).
a = R/C; dimana R = Penerimaan (TR);
dan C = Total Biaya (TC=VC+FC)
secara teoritis :
o Bila rasio R/C = 1, maka artinya usaha tani tidak untung dan
tidak rugi (TR=TC)
o Bila R/C >1 , maka dikatakan usahatani tersebut
menguntungkan.

Dari tabel diatas terlihat :


Nilai hasil yang diperoleh petani cabe merah adalah sebesar
Rp.42.000.000.- sedangkan total biaya produksi cabe merah per Ha
adalah Rp. 21.095.000.-

R/C = Rp. 42.000.000/Rp.21.095.000


= Rp. 1.991

b. Analisis BEP
o BEP Produksi
Titik dimana jumlah produksi usahatani yang diperoleh tidak
menguntungkan dan juga tidak rugi.
Ada 2 (dua) cara untuk menghitung BEP produksi, salah satunya
yaitu :
BEP Produksi = TC/P
Dimana :
TC = Total Cost
P = Harga Jual cabe per kg

BEP Produksi = Rp. 21.095.000/7000

= 3.013,57 kg cabe per Ha.

o BEP Harga
BEP Harga = TC/Y
Dimana :
TC = Total Cost
Y = Hasil yang diharapkan

BEP Harga = TC/Y


= Rp. 21.095.000/6000
= Rp. 3.515,83 per kg cabe.

o BEP Penjualan
BEP Penjualan =

Dimana :
FC = Fixed Cost = Rp. 2.290.000
AVC = VC/Q = Rp. 18.805.000/6.000 = 3.134,17
P = Harga jual = Rp. 7.000/kg

BEP penjualan =

=
= Rp. 4.163.636

c. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih besarnya pendapatan (output)
dengan total pengeluaran. Dari tabel diatas terlihat bahwa
keuntungan yang diperoleh adalah sebesar :

Keuntungan = Rp.42.000.000 – Rp. 21.095.000


= Rp.20.905.000.-

d. Produktivitas Lahan
Merupakan total produksi dibagi luas lahan
Untuk usaha tani cabe merah ini, produktivitas lahannya adalah :
= 6.000 kg/1 ha
= 6 ton/ha

e. Produktivitas Modal
Perbandingan antara keuntungan dengan total biaya, sehingga
diperoleh hasil :
Produktivitas modal =

= 99.10%
f. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas TK =

= Rp. 191.781/HOK

3. Analisis kelayakan usaha


Dari data-data analisis usaha tani cabe merah tersebut diatas, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
o R/C ratio =1.991 > 1 , maka usaha tani cabe merah ini dianggap layak.

o Produktivitas modal = 99.10% > dari bunga bank saat ini + 8%,
maka usaha tani cabe merah ini juga masih layak untuk diusahakan.

o Produktivitas Tenaga kerja = Rp. 191.781 HOK, bila upah yang


berlaku adalah Rp. 35.000/HOK maka, usaha tani cabe merah masih harus
belum dianggap layak, dalam artian masih harus dilakukan efisiensi
penggunaan tenaga kerja agar dapat juga menekan biaya produksi.

o Pendapatan Petani dibandingkan dengan sewa lahan : Rp. 42.000.000 >


Rp. 500.000 (sewa lahan), melihat angka ini sudah dapat digambarkan
bahwa usahatani cabe merah sangat menguntungkan .

Anda mungkin juga menyukai