Anda di halaman 1dari 38

DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI


PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI SELATAN
Jakarta, 19 November 2021
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
WORKSHOP PENGUATAN
PETUGAS POS PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

DASAR-DASAR HAK ASASI MANUSIA


PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA
HUKUM HAM
UU 39/1999
INTERNASIONAL
Hak Asasi Manusia adalah hak yang Hak Asasi Manusia dirumuskan
melekat pada setiap umat manusia di sebagai seperangkat hak yang melekat
dunia, diakui secara legal oleh seluruh pada hakikat dan keberadaan manusia
umat manusia sehingga hak tersebut sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
tidak dapat dicabut, dihilangkan, dan merupakan anugerahNya yang
dikurangi oleh siapapun dalam wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
keadaan atau dalih apapun dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia
PRINSIP-PRINSIP HAK ASASI MANUSIA

1 Universal 2 Tidak Dapat


Dibagi
3 Keberkaitan &
Kebergantungan

4 Akuntabilitas 5 Transparansi 6 Non Diskriminasi

7 Kesetaraan
INSTRUMEN HAK ASASI MANUSIA
Instrumen HAM
Instrumen HAM Nasional
Internasional
■ Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ■ Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
■ Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan
Politik ■ Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia
■ Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi,
Sosial, dan Budaya ■ Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM
■ Konvensi Hak Anak
■ Peraturan perundang-undangan terkait
■ Konvensi Internasional Penghapusan lainnya
Segala Bentuk Diskriminasi Rasial
■ Konvensi Penyandang Disabilitas
■ Konvensi Pelindungan Hak-Hak Pekerja
Migran dan Anggota Keluarganya
WORKSHOP PENGUATAN
PETUGAS POS PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

KEWAJIBAN DAN
TANGGUNG JAWAB NEGARA
S U B J E K HUKUM H A K ASASI
MANUSIA
• Subjek hukum = segala Subjek Hukum
HAM
sesuatu yang menurut
hukum dapat memiliki
Pemangku Pemangku
kewajiban dan hak Kewajiban Hak

• Subjek HAM = Subjek Negara


Bukan Negara
(non-state
Bukan Negara
(non-state
(state-actor)
actor) actor)
hukum internasional
(Negara & BukanNegara)
Individu Kelompok Korporasi Individu Kelompok
D E F I N IS I
KEWAJIBAN HAK
• KBBI è sesuatu yang wajib dilaksanakan, • KBBI è suatu hal yang benar, milik,
keharusan (sesuatu hal yang harus kepunyaan, kewenangan, kekuasaan,untuk
dilaksanakan) berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh
aturan); kekuasaan yg benar atas sesuatu
• Notonegoro è beban untuk memberikan
atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
martabat.
diberikan oleh pihak tertentu dan tidak
dapat digantikan oleh pihaklain, yang pada • Notonegoro è kuasa untuk menerima atau
prinsipnya dapat dituntut secara paksaoleh melakukan suatu yang semestinya diterima
yang berkepentingan. atau dilakukan oleh pihak tertentu dantidak
dapat dilakukan oleh pihak lain manapun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya.
AKTOR PEMANGKU KEWAJIBAN
N E GARA BU K AN N E GARA
( S TAT E A C T O R ) ( N O N S TAT E A C T O R )

• Pandangan tradisional è Negara merupakan satu- • Merupakan perluasan dari subjek hukuminternasional.
satunya subjek dari hukum internasional maupun hukum
• Individu è Pertama dikenal pasca Perang Dunia II (pelaku
hak asasi manusia
kejahatan internasional). Kemudian meluas pada pelaku-
• Negara merupakan entitas utama yang memegang pelaku perbudakan dan sejenisnya. Dalam Pasal 28J ayat
kewajiban untuk melindungi, menegakkan, dan (1) UUD 1945 (setiap orang wajib menghormatiHAM)
memajukan hak asasi manusia, terutama di Negaranya.
• Kelompok è kelompok di luar negara, seperti kelompok
• Negara juga yang paling berpotensi melanggar HAM, baik pemberontak, organisasi politik, kelompok teroris
secara langsung (melalui tindakan yang nyata melanggar internasional. Contoh: MOU Helsinki (Indonesia (negara)
HAM) maupun tidak langsung (pembiaran). dengan GAM (kelompok))
• Korporasi è akibat globalisasi ekonomi yang
memunculkan banyaknya korporasi terutama korporasi
multinasional.
AKTOR PEMANGKU HAK

INDI VIDU K E LO M P O K

• Konvensi Jenewa 1949 dan 1. Kelompok yang tergabung dalam


Konvensi Den Haag membedakan organisasi è masyarakat adat,
jenis individu, yakni civilian dan organisasi non pemerintah, partai
combatant. Individu pemangku hak politik
adalah yang berstatus civilian. 2. Kelompok yang tidak tergabung
dalam organisasi è pengungsi,
kelompok minoritas
P E R A N NEG ARA DALAM H A K ASASI
MANUSIA
• Peran negara dalam hak asasi manusia adalah sebagai pemegang kewajiban atas
pelaksanaan hak asasi manusia. Negara terikat secara hukum untuk melaksanakan hak
asasi manusia di negaranya. Konsekuensi dari hal ini adalah sebagai berikut:
1. Negara ditempatkan sebagai pemangku kewajiban yang harus melakukan berbagai
tanggung jawab dalam rangka melaksanakan hak asasi manusia
2. Negara tidak memiliki hak, melainkan memikul kewajiban dan tanggung jawab untuk
memenuhi hak warga negaranya (individu maupun kelompok) yang telah dijamin oleh
instrumen hak asasi manusia
3. Negara dapat dikatakan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia jika tidak
berkehendak atau tidak memiliki keinginan untuk memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya
K E WA J I B A N NEG ARA DALAM
H A K ASASI MANUSIA
1. memajukan penghormatan yang universal atas penaatan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dan kewajiban ini mengikat secara keseluruhan
2. menghormati hak-hak yang dijamin oleh Kovenan dan menjamin hak-hak tersebut bagi semua individu di wilayah kekuasaan mereka dan yang
menjadi subjek yurisdiksi mereka

3. menahan diri untuk melakukan pelanggaran terhadap hak-hak yang diakui dalam Kovenan, dan pembatasan apapun atas salah satu atau lebih dari
hakhak tersebut harus memiliki alasan yang sesuai dengan ketentuan dalam Kovenan

4. mengadopsi langkahlangkah legislatif, yudisial, administratif, pendidikan, dan lainnya untuk memenuhi kewajiban hukum
5. mengambil langkah-langkah untuk memberikan dampak pada hak-hak yang diakui dalam Kovenan di tatanan nasional, termasuk diantaranya
menyelaraskan hukum dan praktik yang telah dengan Kovenan
6. menjamin bahwa individu memiliki akses terhadap upaya-upaya pemulihan yang efektif untuk menuntut hak-haknya dengan disesuaikan pada
pertimbangan kondisi kerentanan khusus bagi beberapa kategori orang-orang
7. membentuk mekanismemekanisme yudisial dan administratif dalam hukum nasional guna menangani pengaduan-pengaduan berkaitan dengan
pelanggaran hak-hak tersebut
8. memberikan kompensasi bagi individu yang hak-haknya telah dilanggar
9. memberikan informasi mengenai hambatan-hambatan bagi efektivitas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan dalam laporan-laporan berkala

Sumber: Komentar Umum Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik & Komentar Umum Kovenan Internasional Hak Ekonomi Sosial dan Budaya
BENTUK KEWAJIBAN

K E W A J I BA N P O S I T I F K E W A J I BA N N E G AT I F

• Kewajiban positif diartikan sebagai • Kewajiban untuk tidak melakukan


kewajiban untuk melakukan sesuatu, sesuatu
dan sangat tergantung pada sumber • Contoh è kewajiban negara untuk
daya tidak menyakiti warganya, dan
• Contoh è kewajiban negara untuk kewajiban ini biasanya diasosiasikan
memberi makan mereka yang dengan hak-hak sipil dan politik.
kelaparan, menyediakan upaya-upaya
pemulihan (remedies) atas pelanggaran
hak-hak yang tercantum dalam ICCPR
P E M B ATA S A N H A K A S A S I M A N U S I A
• Hak asasi manusia meskipun berasal dari anugerah Tuhan, namun dalam pelaksanaannya dapat dibatasi.
Pembatasan atas hak asasi manusia diperbolehkan jika berkaitan dengan kepentingan orang lain atau
kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
• Syarat dalam pembatasan HAM, yakni ditetapkan oleh hukum untuk menjaga keamanan nasional,
ketertiban umum, kesehatan atau moral masyarakat, serta pembatasan tersebut sebagai kebutuhan bagi
Negara yang bersangkutan.
• Pembatasan tidak boleh diterapkan untuk tujuan-tujuan yang diskriminatif atau diterapkan dengan cara
yang diskriminatif. Negara harus membuat prosedur untuk menjamin bahwa setiap pembatasan yang
diusulkan adalah sesuai dengan tujuan hak asasi manusia
• Negara tidak boleh membuat terlalu banyak pembatasan yang menyebabkan individu menerima terlalu
sedikit penikmatan hak asasi manusia. Agar pembatasan tidak mengarah pada tidak tercapainya standar
hak asasi manusia secara berkesinambungan, maka pembatasan tidak boleh mengurangi secara
sistematis kewajiban yang harus dilakukan sampai pada standar hukum nasional.
T R I P A R T I T E C L A S S I F I C AT I O N
K E WA J I B A N U N T U K K E WA J I B A N U N T U K K E W A J I B A N U N T UK
M E N G H O R M A TI M EL I N D U N G I M E M E N U HI
( O B L I G A T I O N T O RES PEC T ) ( O B L I G A T I O N T O P R O T E C T) ( O B L I G AT I O N T O F U L F I L L )

• Negara wajib untuk tidak • Negara wajib bertindak • Negara wajib untuk
turut campur dalam aktif untuk memberikan
mengatur warga jaminan perlindungan hak menggunakan
negaranya ketika asasi warganya dari seluruh sumber daya
melaksanakan hakhaknya. pelanggaran oleh pihak
ketiga. dan kebijakan untuk
• Negara memiliki kewajiban
untuk tidak melakukan • Negara wajib mengambil merealisasikan
tindakan-tindakan yang tindakan-tindakan untuk secara penuh hak
akan menghambat mencegah pelanggaran
pemenuhan dari seluruh semua hak asasi manusia asasi manusia
hak asasi oleh pihak ketiga
TA N G G U N G J AWA B N E G A R A D A L A M
H A K ASASI MANUSIA
• Tanggung jawab negara timbul jika terjadi pelanggaran atas suatu kewajiban untuk berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
• Tanggung jawab negara adalah kewajiban memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas
suatu hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan atas kerugian yang
ditimbulkan. (Sugeng Istanto)
• Tanggung jawab negara adalah tindakan salah secara internasional, yang dilakukan suatu negara
terhadap negara lain, yang menimbulkan akibat tertentu bagi (negara) pelakunya dalam bentuk
kewajibankewajiban baru terhadap korban. (Karl Zemanek)
• Tanggung jawab negara adalah kewajiban unsur negara (eksekutif, legislative, yudikatif, dan unsur-
unsur negara lainnya) untuk mematuhi hukum internasional yang telah diratifikasinya, dan
tanggung jawab negara sebagai akibat dari pelanggaran terhadap kewajiban untuk melindungi
dan menghormati negara lain karena melanggar hukum internasional. (hukum internasional)
TA N G G U N G JAWA B N E G A R A DA L A M
P E R S P E K T I F HUKUM NASIONAL
• Pasal 28I ayat (4) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa “Perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,
terutama pemerintah”. Artinya, tanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan atas
kewajiban perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab
legislatif dan lembaga negara lainnya
• Bentuk tanggung jawab pemerintah (lembaga eksekutif) dalam hak asasi manusia adalah
memastikan terlaksananya kewajiban hak asasi manusia (penghormatan, perlindungan,
pemenuhan, pemajuan, dan penegakan hak asasi manusia). Tanggung jawab lembaga
legislatif di bidang hak asasi manusia misalnya dengan memastikan bahwaundangundang
yang dirancang tidak bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia. Bentuk
tanggung jawab oleh lembaga yudikatif misalnya dengan memutuskan putusan yang adil.
TA N G G U N G J AWA B
Menghormati Melindungi Memajukan
Negara dan seluruh institusi beserta aparaturnya Negara dan seluruh institusi beserta Negara dan seluruh institusi beserta
bertanggung jawab membuat kebijakan dan atau aparaturnya untuk bertanggung jawab aparaturnya untuk bertanggung jawab
melakukan tindakan yang tidak melanggar integritas membuat kebijakan dan atau melakukan
atau martabat kemanusiaan dari pelanggaran yang mengeluarkan kebijakan dan atau melakukan
tindakan yang memadai guna melindungi hak- tindakan peningkatan secara terus menerus
dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap hak-
hak yang dilindungi oleh hukum; serta menuntut hak individu maupun kelompok dari dalam hal penghormatan, pemenuhan,
individu atau kelompok untuk menghargai dan tidak pelanggaran HAM termasuk upaya untuk perlindundang, dan penegakan HAM
melanggar hak orang lain atau kelompok lain mencegahnya

02 04

Memenuhi Menegakkan
Negara dan seluruh institusi beserta Negara dan seluruh institusi beserta
aparaturnya untuk bertanggung jawab aparaturnya untuk bertanggung jawab
membuat kebijakan dan atau mengeluarkan kebijakan dan atau
melakukan tindakan yang memadai agar
melakukan tindakan yang memadai
tidak terjadi pelanggaran HAM maupun
dalam menjamin setiap individu
01 memperoleh atau terpenuhi haknya
03 melakukan tindakan pemulihan bila terjadi
pelanggaran HAM 05
PELANGGARAN HAM
• Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia:
• Dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara;
• Dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja atau karena kelalaian;
• Dilakukan untuk membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia yang dijamin dalam
Undang-Undang HAM; dan
• Tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
JENIS PELANGGARAN O L E H
NEGARA
PELAN G GARAN KAREN A ADAN YA PELAN G GARAN KAREN A ADAN YA
T I N DAKAN ( BY C O M M I S S I O N ) PEM B IARAN ( BY O M I S S I O N )

• Terjadi karena Negara melakukan tindakan • Terjadi ketika Negara tidak melakukan
yang secara langsung melanggar kewajiban tindakan atau gagal untuk mengambil
dan tanggung jawabnya, misalnya: tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk
o melakukan perbuatan sewenang-wenang, melaksanakan kewajiban dan tanggung
o melakukan kekerasan atau proses hukum yang jawabnya, seperti:
tidak sesuai prosedur, atau o tidak mengambil langkah-langkah efektif dalam
o menerbitkan kebijakan yang bersifat diskriminatif menyelesaikan konflik di suatu daerah;
o tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk
meningkatkan pemenuhan hak-hak atas
pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan;
o membiarkan kebijakan hukum yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai hak asasi manusia
SANKSI BAGI PELANGGAR HAM
• Secara umum, hukum hak asasi manusia internasional tidak membuat rumusan tentang sanksi bagi
negara-negara yang tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, karena kekuatan hukum
dari hak asasi manusia adalah berdasarkan moral (morally binding).
• Meski tidak secara tegas dirumuskan sanksi bagi negara-negara peratifikasi yang melanggar
ketentuan hukum hak asasi manusia, terdapat beberapa bentuk sanksi tidak tertulis yang dapat
dikenakan, misalnya pengucilan dari pergaulan internasional, pemberlakuan embargo ekonomi
ataupun militer, ataupun kesulitan dalam usaha ekspor ke luar negeri.
• Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia tidak mengatur sanksi bagi para
pelanggar hak-hak dasar yang disebutkan dalam undang-undang tersebut. Namun, sanksi dapat
diberikan bagi pelanggar melalui peraturan perundang-undangan lainnya (seperti undangundang).
Misalnya, melanggar hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, maka dapat menggunakan
sanksi yang terdapat dalam undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
WORKSHOP PENGUATAN
PETUGAS POS PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

IMPLEMENTASI DAN PELAPORAN


HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI
MANUSIA
DASAR KEWENANGAN
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT MASYARAKAT
Ø Tanggung jawab negara dalam rangka penghormatan, perlindungan, pemenuhan, dan penegakan hak
asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 I ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

Ø Pasal 8 dan Pasal 71 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

Ø Pasal 4 dan 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang
menyebutkan bahwa salah satu Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh kementerian negara
adalah urusan hukum dan hak asasi manusia.
Ø Pasal 860 dan 861 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

Ø Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pelayanan Komunikasi Masyarakat
terhadap Permasalahan Hak Asasi Manusia (dalam proses Revisi);
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI
MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI

1(UNITED NATIONS HUMAN RIGHTS COUNCIL)


UNIVERSAL PERIODIC REVIEW – UNHCHR MASYARAKAT

DI
» Sebuah proses ulasan periodik yang dilakukan kepada 193 negara anggota PBB JENEWA
dengan
tujuan mendorong peningkatan dan pengembangan situasi HAM di seluruh dunia
(OHCHR.org);
» Ulasan dilaksanakan oleh Kelompok Kerja yang terdiri dari 47 negara anggota Dewan HAM
PBB dengan tidak menutup kemungkinan negara-negara anggota lain untuk saling berdialog
dan berdiskusi;
» Ulasan akan dilakukan berdasarkan:
⋄ Laporan Nasional dari negara yang diulas;
⋄ Informasi dari pakar HAM;
⋄ Informasi dari stakeholder lain seperti
institusi HAM dan NGO.
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI
UPR: Siklus Ketiga (3 Mei MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI
2017) MASYARAKAT
» Indonesia memaparkan aksi yang sudah dilaksanakan dalam rangka implementasi 150
rekomendasi yang diterima Indonesia pada UPR siklus kedua;
» Komisioner Tinggi OHCHR (Office of the UN High Commissioner for Human Rights) dalam surat
pengantar penyampaian hasil UPR siklus ketiga mendorong beberapa poin komitmen
Indonesia untuk memperkuat pelaksanaan HAM melalui:
⋄ Revisi UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM;
⋄ Penyusunan dan adopsi terhadap RANHAM generasi ke-4
(Sudah diluncurkan RANHAM generasi V melalui Perpres No. 53 Tahun 2021 tentang
Rencana Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021-2025 pada 8 Juni 2021);
⋄ Memperkuat mekanisme pelaporan kepada institusi HAM regional dan internasional.
UN HIGH COMMISSIONER FOR HUMAN RIGHTS (UNHCHR)
LETTER

Indonesia dihimbau untuk melakukan


penguatan mekanisme nasional untuk
komprehensif menindaklanjuti dan
melaporkan kewajiban-kewajiban yang telah
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI
MANUSIA

2 KRITERIA DAERAH KABUPATEN/KOTA PEDULI


DIREKTORAT
BERDASARKAN PERMENKUMHAM 22/2021
HAM KOMUNIKASI
PELAYANAN THN 2020, 514 KAB/KOTA,
439 KAB/KOTA=85,5%
MASYARAKAT
DINILAI, HASILNYA 259
KAB/KOTA=59% MERAIH
Pasal 3 ayat (1) “Kriteria daerah kabupaten/kota Peduli HAM didasarkan pada terpenuhinya: KATEGORI KKP HAM
a. hak sipil dan politik; dan
b. hak ekonomi, sosial, dan budaya.”
Pasal 3 ayat (2) “Penilaian kriteria daerah kabupaten/kota Peduli HAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur
berdasarkan indikator struktur, proses, dan hasil.”

Hak Sipil dan Politik: Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya:


a. Hak atas Bantuan Hukum a. Hak atas Kesehatan
b. Hak atas Informasi b. Hak atas Pendidikan
c. Hak turut serta dalam Pemerintahan c. Hak atas Pekerjaan
d. Hak atas Keberagaman dan Pluralisme d. Hak atas Lingkungan yang baik dan sehat
e. Hak atas Kependudukan serta Hak atas Perumahan yang Layak
e. Hak Perempuan dan Anak
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
MEKANISME PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
PERMENKUMHAM 32/2016

1 2 3 4
PENYAMPAIAN PENELAAHAN REKOMENDASI RAKORSUL
Melampirkan : Untuk menentukan Berupa surat Jika surat klarifikasi
§ Identitas Diri adanya dugaan tidak mendapatkan
klarifikasi untuk
§ Data Dukung pelanggaran HAM tanggapan,
mendapatkan dilaksanakan Rapat
(informasi atau tidak serta klarifikasi dan Koordinasi di Daerah
kronologi, fakta menentukan tindak
dan bukti informasi dari oleh Kanwil
lanjutnya dan/atau Pusat
peristiwa) instansi/orang
terkait dengan
dugaan
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN HAM
YANG BELUM/TIDAK
YANG DIKOMUNIKASIKAN
DIKOMUNIKASIKAN
HAM AKTUAL (dari Media
Massa dan/atau sumber
DALAM NEGERI informasi lain)

Wilayah IV

Wilayah I Wilayah II Wilayah III


DALAM LUAR
NEGERI NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
PENERIMAAN INFORMASI DUGAAN PELANGGARAN HAM

TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

SURAT MEDIA
SURAT FAKSIMILI ELEKTRONIK AUDIENSI KONSULTASI
ELEKTRONIK
DAN NON-
ELEKTRONIK

SIMASHAM
DAN POS
YANKOMAS
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
Individu
Kategori Penyampai Komunikasi (WNI atau WNA, diwakilkan maupun tidak
(Pasal 2 Permenkumham 32/2016) diwakilkan)

Kelompok
(LSM, Kelompok Tani, Persekutuan, atau
kelompok lain)

Instansi
(Pemerintah atau Non-Pemerintah)

q Luar Negeri q Dalam Negeri

Lokasi terjadinya dugaan


pelanggaran HAM
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI
MANUSIA
JUMLAH PENGADUAN YANG DITERIMA DIREKTORAT
DIREKTORAT YANKOMAS
PELAYANAN KOMUNIKASI
PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2021 MASYARAKAT

TINDAK LANJUT
SUB
TELAAH JUMLA TANGGAP
DIREKTORA PROS TELAA REKOMEND
FILE REKOMENDA H AN
T ES H FILE ASI
SI
WILAYAH I 135 78 4 42 89 348 85

WILAYAH II 66 97 14 27 9 213 31

WILAYAH III 16 33 15 53 17 134 57

WILAYAH IV 0 1 0 78 16 95 56

TOTAL
KETERANGAN: 217 209 33 200 131 790 229
• Jumlah kasus berasal dari surat berjumlah 695 kasus
• Jumlah kasus berasal dari media/tidak dikomunikasikan
Pe

20
40
60
80

0
100
120
140
160
180
200
r ta
n ah
an

184
Pi
da
na
Pr

104
Pe o se Pe
r bu s r da
at Hu ta

77
an ku In
Se m f or
w Tid m
en
a a as
i

53
ng kB
-W er
ja
en la
an n

52
Lin g
gk Ap
un ar
at

48
ga
Ha n
kA
Ke
te H id
ta na up

43
sP ga
er M k er
um as ja
ya an
ah r a

30
an Ke ka
/ lo tA
Se m da
ng po t

29
ke k
ta Ren
Ru ta
Ke m n
27
be
ba ah
sa Di
n na
s 18
Be
ra
ga
Ke m
Ke pe a
17

bi g
ja aw
ka
n ai
an
Pe
16

m
er
W in
ta
ar h
14

ga
M Bi
al na
ad an
im
12

in
ist
Tid ra
ak Pe si
12

Te n di
rm dik
as an
8

uk
Kr
ite
Pe ria
8

ng
gu
HA su
M ra
n
7

da
n
Bi
Ke sn
is
7

be Ke
ba se
sa ha
n ta
Be n
6

re
ks
Bu pr
es
5

ru
h i
M
Di
sk igr
an
4

rim Pe
in ng
as un
iR gs
i
3

as
ial
HA /E
M tn
M is
2

Su as
Pe m a
rd be La
ag rD lu
1

an ay
ga a
n/ Al
Pe am
1

ny
el
SEBARAN DUGAAN PELANGGARAN HAM BERDASARKAN TEMATIK

un KD
du RT
1

pa
Ke n
wa Or
rg an
g
1

an
eg
ar
aa
n
0
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

LG
B T
0
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
PETA KERJA WILAYAH PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV
§ Sumatera Utara § Aceh § Bangka Belitung HAM Aktual
§ Sumatera Barat § Kepulauan Riau § Jawa Tengah § Dalam Negeri
§ Jambi § Sumatera Selatan § D.I. Yogyakarta § Luar Negeri
§ Banten § Bengkulu § Kalimantan Selatan
§ Jawa Barat § Lampung § Kalimantan Utara
§ Kalimantan Barat § DKI Jakarta § Nusa Tenggara Timur
§ Kalimantan Tengah § Jawa Timur § Sulawesi Tengah
§ Bali § Kalimantan Timur § Sulawesi Selatan
§ Sulawesi Tenggara § Nusa Tenggara § Sulawesi Barat
§ Gorontalo Barat § Maluku Utara
§ Papua Barat § Sulawesi Utara § Papua
§ Maluku
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
PERKEMBANGAN FUNGSI POS YANKOMAS
Pos Yankomas merupakan garda terdepan dari penerimaan laporan dugaan pelanggaran
HAM yang berasal dari masyarakat. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pelayanan Komunikasi Masyarakat Terhadap
Permasalahan Hak Asasi Manusia dan Surat Edaran Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia
Nomor HAM-HA.01.07-06 tanggal 12 Mei 2020 Hal Pelaksanaan Pengaduan dan
Penanganan Dugaan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah digunakan sebagai dasar
pelaksanaan Pos Pengaduan HAM. Pos Yankomas memiliki beberapa peran, antara lain:
1. Sebagai upaya untuk menghadirkan peran Negara, khususnya Pemerintah, dalam
upaya penghormatan, pemenuhan, dan pelindungan HAM;
2. Sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan masyarakat terkait penanganan dugaan
pelanggaran HAM;
3. Diharapkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat berperan aktif dalam penanganan
dugaan pelanggaran HAM.
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT PELAYANAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

SEBARAN POS YANKOMAS DI SULAWESI SELATAN


Pos Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Pos Yankomas) merupakan inovasi
Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kemenkumham guna memberikan
memudahkan akses penyampaian dugaan pelanggaran HAM oleh masyarakat
melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkumham di Wilayah.

33
Pos Yankomas yang sudah terbentuk di UPT Kemenkumham di Provinsi Sulawesi
Selatan
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Selatan
Nomor W.23-53 HA.02.03 Tahun 2020 Tanggal 5 Agustus 2020
SEBARAN POS YANKOMAS DI SULAWESI SELATAN
DAFTAR UPT YANG SUDAH MEMILIKI POS YANKOMAS
DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENKUMHAM SULAWESI SELATAN
Lapas Kelas I Makassar Rutan Kelas I Makassar Rutan Kelas IIB Selayar Kanim Kelas I Makassar
Lapas Narkotika Kelas II Rutan Kelas IIB Makale Rutan Kelas IIB Bantaeng Kanim Kelas II Parepare
Sungguminasa

LPP Kelas II Sungguminasa Rutan Kelas IIB Pinrang Rutan Kelas IIB Sinjai Kanim Kelas III Palopo

Lapas Kelas IIB Takalar Rutan Kelas IIB Enrekang Rutan Kelas IIB Sengkang Rudenim Makassar

LPKA Kelas II Maros Rutan Kelas IIB Sidenreng Rutan Kelas IIB Malino BHP Makassar
Rappang

Lapas Kelas IIA Watampone Rutan Kelas IIB Watansoppeng Rutan Kelas IIB Masamba Rupbasan Makassar

Lapas Kelas IIA Bulukumba Rutan Kelas IIB Barru Bapas Kelas I Makassar

Lapas Kelas IIA Palopo Rutan Kelas IIB Jeneponto Bapas Kelas II Palopo

Lapas Kelas IIA Parepare Rutan Kelas IIB Pangkajene Bapas Kelas II Watampone
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai