Berpikir Kritis Rihaaa PDF
Berpikir Kritis Rihaaa PDF
Rihadatuaisy@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Berpikir kritis sangat penting dan diperlukan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, dan mutu utama asuhan keperawatan menjadi hal utama untuk untuk menjaga
kepercayaan klien atau pada pelayanan keperawatan.
Metode: Dengan menggunakan metode literature Riview, yaitu dengan menganalisis buku atau
jurnal yang berfokus pada metode pembelajaran berpikir kritis dalam asuhan keperawatan.
Hasil: mengetahui manfaat berpikir kritis dan menjadi perawat professional dalam mengambil
keputusan atau dalam berfikir.
Pembahasan: Berfikir Kritis sangat dibutuhkan oleh seorang perawat dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan dan memiliki tujuan atau manfaat yang sangat berguna untuk
klien dalam kemampuan asuhan keperawatan.
Penutup: bahwa berpikir kritis sangat penting dalam keperawatan, mulai dari pemikiran kritis
bagi perawat maupun pasien dan keluarga pasien sendiri. Seperti pada asuhan keperawatan
terdapat tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu untuk meningkatkan kesehatan klien
dan untuk menurunkan penyakit klien. Dan terdapat juga tujuan atau manfaat berpikir kritis
dalam keperawatan.
1. Latar Belakang
Peran perawat adalah untuk membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja
aktivitas yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya atau pada kematian yang
tenang (International Council of Nurses, 1973).
Berpikir adalah sebuah ide yang menggunakan pikiran dan mencakup membuat
sebuah pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan
(Gordon, 1995). Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu
untuk menginterpretasi dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian (Potter &
Perry, 2005).
Mutu asuhan keperawatan menjadi hal utama untuk untuk menjaga kepercayaan
klien atau pelayanan keperawatan. Asuhan keperawatan bermutu dilakukan dengan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat dalam melakukan proses
keperawatan. Pelayanan keperawatan didasarkan pada pendekatan pengambilan
keputusan yang dapat ditingkatkan dengan berpikir kritis (Ignatavicus & Workman,
2006).
Tujuan berpikir kritis kepada perawat yaitu untuk memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, dan penting juga bagi pasien dan keluarga pasien karena untuk Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan tepat, dan untuk menaikkan derajat
kesehatan dan menurunkan angka sakit.
2. Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya berpikir kritis dalam keperawatan.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat dalam asuhan
keperawatan.
3. Metode
4. Hasil
Hasil ini meliputi gambaran kemampuan berpikir kritis perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemikiran kritis bagi perawat itu
penting, maupun bagi pasien. Di dalamnya kita dapat mengetahui tujuan atau manfaat
berpikir kritis dalam asuhan keperawatan.
Sebagai perawat profesioanal, perawat harus selalu melihat dan berpikir kedepan.
Perawat tidak dapat membiarkan berpikir menjadi sesuatu yang rutin dan standar.
Praktik keperawatan harus selalu berubah. Sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru, perawat profesional harus selalu menantang cara-cara
tradisional dalam melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif, yang
mempunyai bukti-bukti mendukung secara ilmiah, dan memberikan hasil yang lebih
baik untuk klien. Untuk berpikir secara kritis membuat perawat mampu belajar dan
untuk secara positif mempengaruhi praktik keperawatan (Potter & Perry, 2005).
5. Pembahasan
Berpikir kritis merupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan
akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang
harus kita percayai dan tindakan apa yang akan di lakukan. Berpikir kritis bukanlah
dilakukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah
mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa
ditemukan alternatif atau solusi terbaiknya. Berpikir kritis sangat penting untuk
dilakukan karena untuk berbagai manfaat yang bisa kita ambil atau kita petik dari proses
ini. Kualitas keputusan. Kualitas berpikir kritis yang kita terapkan akan mempengaruhi
kualitas hasil akhir dari tindakan kita yang didahului dengan proses berpikir kritis
tersebut (Simamora, 2019).
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien dalam berbagai tatanan pelayanan
kesehatan. Tujuan pemberian asuhan keperawatan :
Tujuan pemberian asuhan keperawatan ini dapat dicapai dengan adanya penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan, terutama dalam mencapai kemampuan manusia untuk
hidup sehat dan produktif (Hutahaean, 2010).
Berpikir kritis sangat penting bagi perawat maupun bagi pasien dan keluarga pasien.
Tujuan atau manfaat berpikir kritis bagi perawat sendiri ini memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, dan kenapa perawat harus berpikir kritis? Karena setiap saat perawat harus
mengambil keputusan, yaitu menggunakan keterampilan berpikir dalam asuhan
keperawatan. Dan tujuan untuk pasien ini yaitu untuk menaikkan derajat kesehatan dan
menurunkan angka sakit, dengan Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
dengan tepat.
6. Penutup
Kesimpulan:
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
sangat penting dalam keperawatan, mulai dari pemikiran kritis bagi perawat maupun
pasien dan keluarga pasien sendiri. Seperti pada asuhan keperawatan terdapat tujuan
dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu untuk meningkatkan kesehatan klien dan
untuk menurunkan penyakit klien. Dan terdapat juga tujuan atau manfaat berpikir kritis
dalam keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Aprisunadi. 2011. Hubungan Antara Berpikir Kritis Perawat Dengan Kualitas Asuhan
Keperawatan Di Unit Perawatan Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta [Tesis]. Depok (ID) : Universitas Indonesia
Bandiyah, Siti. (2017). Keterampilan Dasar dalam Keperawatan (KDDK). Yogyakarta:
Nuha Medika
Deniati. K., Anugrahwati, R & Sumiarti, T. (2018). Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap
Kemampuan Perawat Pelaksana dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun 2016. Jurnal Holistik Kesehatan, 12 (1):21-
22
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta : Salemba Medika
Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Investigating nurses’ coping strategies in
their workplace as an indicator of quality of nurses’ life in Indonesia: a
preliminary study. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
(Vol. 248, No. 1, p. 012031). IOP Publishing.
Fischer, Alec. (2007). Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Hutahean, S. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media
Patmawati, T.A, Saleh, A, & Syahrul, S. (2018). Efektifitas Metode Pembelajaran
Klinik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis & Kepercayaan Diri Mahasiswa
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 3(2) : 89-92
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktek (edisi 4). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika
Putri, A.A. (2016). Strategi Budaya Karakter Caring of Nursing. Bogor : IN MEDIA
Rusmegawati. (2011). Pengaruh Supervisi Reflektif Interaktif Terhadap Keterampilan
Berfikir Kritis Perawat Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di Irna RS. Dr.
H.M Ansari Saleh Bnjarmasin. Tesis FIK UI. Tidak Dipublikasikan
Simamora, R.H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekata
Publisher
Sudono. B., Dhani S., & Rif A.H. (2017). Gambaran Kemampuan Berpikir kritis
Perawat Primer Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia, 10
Sumijatun. (2009). Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinis . Jakarta:
Trans Info Media Jakarta