Fahmi FS - Laporan Prakerin 1 FNL PDF
Fahmi FS - Laporan Prakerin 1 FNL PDF
LAPORAN PRAKERIN I
Oleh :
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dengan judul Proses Ekstraksi Bijih Nikel dengan Metode Pirometalurgi di
Smelter A ini dapat dilaksanakan di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP)
Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara mulai 5 September 2022
sampai dengan 15 Maret 2023
Atas selesainya laporan praktik kerja industri I ini, ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada:
1. Iwan Kurniawan, Pembimbing Lapangan, General Manager HSE (Health
Safety and Environment) dan Kepala Teknik Tambang PT Weda Bay Nickel;
2. Dr. Asep Rohman S.T., M.T. Direktur Politeknik Energi dan
PertambanganBandung;
3. Dr.mont Imelda Hutabarat, S.T., M.T. selaku Wakil Direktur I Politeknik
Energi dan Pertambangan Bandung sekaligus Pembimbing II;
4. Yudi Rahayudi, S.T., M.T., Ph.D., selaku Wakil Direktur I dan II Politeknik
Energidan Pertambangan Bandung;
5. Dr.forest.Tedi Yunanto,S.Hut.,M.Si. selaku Wakil Direktur III Politeknik
Energi dan Pertambangan Bandung sekaligus Pembimbing I; dan
6. Infantri Putra. S.T., M.B.A. selaku Ketua Program Studi TeknologiMetalurgi
Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung;
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktik
kerjan
i dustri.
Tanjung Ulie, Desember 2022
Penulis,
(Iwan Kurniawan)
(Infantri Putra. S.T., M.B.A.)
Wakil Direktur I
i
DAFTAR ISI
ii
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 44
5.2 Saran.................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................... 47
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Zona Endapan Nikel Laterit (Sumber : Murdjani, 2013) ........................................ 6
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses RKEF ..................................................................................... 8
Gambar 3. 3 Alur Proses Divisi Rotary Dryer...........................................................................9
Gambar 3. 4 Gudang Ore Basah (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .............................. 10
Gambar 3. 5 Apron Feeder (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ........................................ 11
Gambar 3. 6 Jaw Crusher (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .......................................... 11
Gambar 3. 7 Konveyer 1 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................................ 12
Gambar 3. 8 Katup Pemisah Ore(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................... 12
Gambar 3. 9 Konveyer 2 Dan Konveyer 3 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ................ 13
Gambar 3. 10 Rotary Dryer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ....................................... 14
Gambar 3. 12 Magnetic Seperator dan Konveyer 5 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) . 15
Gambar 3. 11 Konveyer 4 dan Pengecekan Ore (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ..... 15
Gambar 3. 13 Vibrating Screening (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................ 16
Gambar 3. 14 Impact Crusher (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ................................... 16
Gambar 3. 15 Konveyer 6 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .......................................... 17
Gambar 3. 16 Tempat Pengambilan Sampel (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ........... 17
Gambar 3. 17 Konveyer 7 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .......................................... 18
Gambar 3. 18 Gudang Ore Kering (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................ 18
Gambar 3. 19 Alur Proses Divisi Grinding ................................................................................ 19
Gambar 3. 20 Gudang Batubara (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................... 20
Gambar 3. 22 Apron Feede (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ...................................... 21
Gambar 3. 21 Hopper (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ................................................ 20
Gambar 3. 23 Magnetic Seperator dan Konveyor(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ..... 21
Gambar 3. 24 Penampung Batubara Kasar (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............. 22
Gambar 3. 25 Weight Feeder(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ..................................... 22
Gambar 3. 26 Spliter (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .................................................. 23
Gambar 3. 27 Vertical Mill (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ......................................... 24
Gambar 3. 28 Bag House (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .......................................... 24
Gambar 3. 29 Rotary Valve dan Screw Conveyer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ... 25
Gambar 3. 30 Penampung Batubara Halus (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .............. 25
Gambar 3. 31 Blowpot (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................................... 26
Gambar 3. 32 Pengambilan Sampel dan Pengecekan Sampel Batubara Halus (Sumber :
Dokumentasi Pribadi, 2022)
..................................................................................................................................................... 2
6
Gambar 3. 33 Sampel Batubara Halus (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ..................... 27
Gambar 3. 34 Alur Proses Divisi Rotary Kiln ............................................................................ 28
Gambar 3. 35 Penampung Ore dan Batubara .......................................................................... 29
Gambar 3. 36 Konveyor Panjang (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) .............................. 29
Gambar 3. 37 Konveyor Pendek (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................... 30
Gambar 3. 38 Alur Proses Skematik Rotary Kiln ..................................................................... 30
Gambar 3. 39 Burner (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ................................................. 31
Gambar 3. 40 Transfer Car (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ........................................ 32
Gambar 3. 41 Alur Proses Divisi Furnace ................................................................................. 33
iv
Gambar 3. 42 Alur Proses Skematik Electric Furnace .......................................................... 34
Gambar 3. 43 Daerah Skimming (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ............................. 35
Gambar 3. 44 Alat Proses Skimming (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ...................... 35
Gambar 3. 45 Proses Pengeluaran Cairan Feronikel(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)........ 36
Gambar 3. 46 Bijih Saprolit (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022) ...................................... 38
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
perubahan kondisi yang berkembang dari aspek keamanan,
lingkungan , sosial dan ketenagakerjaan.
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
Ada 2 (dua) jenis endapan nikel yaitu endapan nikel sulfida dan
endapan nikel oksida atau laterit. Indonesia memiliki 3 cebakan nikel
laterit yangmengandung bijih lebih dari 100 juta ton, yaitu cebakan nikel
laterit Sorowako untuk kompleks ofolit Sulawesi, cebakan nikel laterit
Weda pada ofolit Halmahera, dan Pulau Gag untuk tipe ofolit Papua
(Anbiyak dan Cahyaningrum, 2020). Nikel laterit dapat diekstraksi
menjadi Feronikel bahan untuk industri baja.
3
2.2 Bisnis Proses Perusahaan
2.2.1 Informasi Perusahaan
4
Divisi Furnace memiliki ruang lingkup proses kerja dari
Tempat Pengiriman Kalsin, Lantai 6 Smelter, Daerah
Skimming dan tapping dan Tungku / Electric Furnace.
Divisi Casting dan Molding memiliki ruang lingkup proses
kerja dari tempat Transfer Car, Ladle / Penampung Hasil
Peleburan, dan Area Percetakan
Divisi Mekanik memiliki ruang lingkup kerja Pasta
elektroda,Hoist Crane,Water intek dan Electro Static
Presipitator (ESP).
5
BAB III
3.1. Mineralisasi
Zona Limonit
Lapisan ini adalah profil nikel laterit yang terdapat pada lapisan paling
atas. Ciri dari limonit diawali dengan lapisan berwarna kemerah-merahan,
yaitu lapisan paling awal limonit dan dilanjutkan lapisan berwarna
6
kekuning-kuningan yang berbatasan dengan zona saprolit. Limonit yang
berwarna kemerah-merahan biasanya tidak ekonomis untuk ditambang
karena kandungan nikelnya rendah (Murdjani,2013).
Zona Saprolit
Lapisan ini adalah profil nikel yang terdapat pada lapisan bawah limonit
dan berkadar nikel tinggi. Ciri dari saprolit diawali dengan lapisan
menyerupai tanah sampai ke batuan yang memiliki unsur kehijau-hijauan.
Saprolit biasanya dijadikan bahan baku untuk pengolahan feronikel dan
nickel matte (Murdjani,2013).
7
Mulai Saprolite ESP
ore 1,7 %
Heat +
Dust
+Bitumunius
Gudang Rotary Dryer Mixing Plant
Batubara Coal + Dried
Ore
Rotary Kiln
Heat +
Dust
+ Heat
Electric
Furnace
+ Heat
Casting
&Molding
FeNi Akhir
8
3.3.1. Rotary Dryer
Tahapan – Tahapan alur proses kerja di rotary dryer ditunjukan pada Gambar dibawah ini :
Didalam gudang bijih basah terdapatbijih basah dan bijih hasil dryer. Pertama
ada proses pencampuran antara bijih basah dan debu dari ESP
menggunakan humidifer betujuan agar bijih basah tidak terlalu lengket.
Setelah pencampuran, proses selanjutnya adalah memindahkan bijih dengan
loader ke apron feeder, terdapat 3 (tiga) apron feeder, 2 (dua) untuk produksi
dan 1 (satu) untuk cadangan agar ketika tersumbat produksi masih terus
berjalan. Gudang ore basah ditunjukan pada gambar 3.4
00 10
Gambar 3. 5 Apron Feeder (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
11
Pengiriman ke Rotary Dryer
12
Setelah melewati katup pemisah nantinya bijih akan disalurkan ke dryer
melewati konveyor 2 & 3. Konveyor 2 akan memasukan bijih ke dryer
pertama dan konveyor 3 akan memasukan bijih ke dryer kedua
13
Pengeringan
Setelahnya bijih akan keluar dan dikirim oleh konveyor 4. konveyor ini
mengirim hasil dari pengeringan dryer pertama dan kedua. Baik tidaknya
kulaitas pengeringan dapat dicek yang ditunjukan pada gambar 3.12. Jika
14
bijih ketika diremas tidak menggumpal dan dibuang tidak berdebu artinya
bijih kering dengan kualitas baik. Ada juga magnet di konveyor ini,
bertujuan agar tidak ada besi-besi tidak sesuai standar yang ikut ke Dried
Ore Stocpile (DOS). Di konveyor ini juga bijih akan dibasahi air dengan
kadar tertentu sesuai permintaan control room agar bijih tidak menjadi
debu.
15
Screening & Crushing
16
Setelah ukuran bijih menjadi kurang dari 5 cm, bijih akan dikirim oleh
konveyor 6. Konveyor 6 akan membawa bijih dari konveyor 5 ke atas ke
konveyor 7. Di Konveyor 6 juga bijih dibasahi oleh air agar bijih tidak
terlalu berdebu. Di Konveyor 6 juga dilakukan proses sampling setiap 2
jam sekali, bertujuan untuk mengecek kadar bijih.
17
Pengiriman ke DOS
Di Atas konveyor 7 yang ditunjukan pada gambar 3.17 ada troli yang
berfungsi untuk penempatan bijih yang akan disimpan di DOS.
18
3.3.2. Grinding Batubara
Untuk menghaluskan batubara yang digunakan untuk bahan bakar burner dan pemanasan di rotary kiln dilakukan
di divisi grinding menggunakan verticalmill ditunjukan pada alur proses divisi grinding pada Gambar 3.19
2
0
Gambar 3. 22 Apron Feede (Sumber :
Dokumentasi Pribadi, 2022)
21
Pengisian Bin Batubara Kasar
Dari konveyor panjang akan membawa batubara ke kabin batubara kasar.
Normalnya kapasitas batubara yang diisi ke kabin batubara kasar adalah
antara 180T-200T ditunjukan pada Gambar 3.24
Penghalusan Batubara
Batubara yang telah ditampung di kabin batubara kasar akan dilanjutkan ke
moji (vertical mill) dengan pengumpan batubara atau papan pengantar.
Vertical mill memiliki 2 ruang, ada ruang splitter dan lanjutannya ruang
roller. Pertama batubara akan dilewatkan ke splitter dimana akan dilakukan
penyaringan. Pengumpan batubara ditunjukan pada gambar 3.25
22
Splitter sendiri memiliki mata pisau yang berputar diujungnya bertujuan
untuk menyaring batubara, batubara halus akan terbang dan tersedot ke
pipa penyedot bag house sedangkan batubara yang masih kasar akan
terjatuh ke ruang roller.
Batubara yang terjatuh akan di haluskan oleh 3 roller sampai menjadi halus.
Ruang roller sendiri diberi panas dari tungku yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air batubara di dalam moji. Sistem kerja roller sendiri
dengan cara menumbuk sambil berputar batubara di dalam vertical mill.
Vertical mill ditunjukan pada Gambar 3.27.
Batubara yang telah halus akan terbang dan terhisap ke ruang splitter dan
tersedot ke pipa penyedot bag house.
23
Gambar 3. 27 Vertical Mill (Sumber :
Dokumentasi Pribadi, 2022)
Setelah halus batubara kasar akan disedot melalui pipa ke bag house.
Batubara halus akan disaring oleh kantung debu di bag house. Ada 118
kantung debu, ada 32 di bag house kecil dan 43 x 2 di bag house besar.
Batubara dari kantong debu akan jatuh ke rotary valve dan digerus oleh pisau
berputar yang selanjutnya akan dilanjutkan ke screw conveyor.
24
Gambar 3. 29 Rotary Valve dan Screw
Conveyer (Sumber : Dokumentasi
Pribadi, 2022)
Screw conveyor akan membawa batubara halus ke bin batubara halus. Ada
2 bin batubara halus dengan kapasitas 50T, rata rata diisi 35 ton – 43 ton.
25
di blowpot akan dikirim sesuai permintaan dari rotary kiln dan rotary dryer.
Rotary Kiln sendiri menggunakan batubara halus untuk burner.
26
Gambar 3. 33 Sampel Batubara Halus (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
27
3.3.4 Rotary Kiln
Pencampuran
Bijih dan Batubara
Pengumpanan
ke rotary kiln
Kalsinasi
Pengiriman ke
electric furnace
Pencampuran
28
Gambar 3. 35 Penampung Ore dan Batubara
Pengumpanan
29
Gambar 3. 37 Konveyor Pendek
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
Kalsinasi
Setelah masuk kedalam rotary kiln nantinya umpan berupa bijih yang
telah dicampur dengan batubara semi coke dan antrasit akan dipanaskan.
Ada 3 zona kalsinasi didalam rotary kiln yaitu zona pra-pemanasan, zona
pemanasan, dan zona pendinginan. Zona pra-pemanasan akan
memanaskan bijih hasil pencampuran yang masuk ke dalam rotary kiln dan
dipanaskan di suhu 300 oC – 700oC. Lalu masuk ke Zona Pemanasan
dimana bijih hasil pencampuran akan dipanaskan di suhu 700oC – 1300oC.
Setelahnya bijih yang terlah berkurang kadar airnya sampai 0% karena bijih
yang sudah menjadi kalsin didalam rotary kiln akan didinginkan kembali di
zona pendinginan ke suhu 730oC. Skematik proses di rotary kiln ditunjukan
pada Gambar 3.38.
Zona Zona
Zona pra -pemanasan
pendinginan pemanasan
3
0
Dan juga terdapat burner adalah alat yg menyuplai bahan bakar pada
kiln. Mesin ini memiliki 4 bagian pipa angin yaitu :
o Angin kecil sebagai pengatur panjang pendeknya api dalam burner
o Angin besar sebagai pengatur arah api atau untuk menyebarkan
api ke dinding didalam rotary kiln.
o Solar Solar berfungsi sebagai bahan bakar pada saat awal
pembakaran pada rotary kiln
o Batubara dan Oksigen Batubara berfungsi sebagai bahan bakar
pada burner untuk pembakaran pada rotary kiln,sedangkan oksigen
berfungsi untuk membantu menjaga kestabilan api pada burner
Pengiriman ke Tungku
31
Gambar 3. 40 Transfer Car (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022)
32
3.3.4 Electric Furnace
Pemasukan pasta
Pengumpanan kalsin
elektroda
Peleburan
Skimming Tapping
33
Peleburan
Pipa Elektroda
Pengumpan
Umpan
Lubang Kalsin
Terak
Lubang
feronikel
Lapisan Lapisan
feronikel Terak
Gambar 3. 42 Alur Proses Skematik Electric
Furnace (sumber: Fahmi, 2022)
Skimming
34
unit . Di area skimming terdapat drill unit, mud gun unit, launder, lubang
skimming dan peralatan besi. Ditunjukan pada Gambar 3.43 dan Gambar
3.44
Drill Unit
MudGun
Launder
35
Tapping
36
3.4 Peralatan
Setiap divisi di Smelter memiliki mesin/peralatan yang berbeda-
beda. Diantaranya sebagai berikut :
3.5 Material/Bahan
Bahan baku dari pembuatan feronikel adalah bijih saprolit. Bijih
saprolit yang diolah di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park memiliki
karakteristik berwarna kuning hingga hijau, berkadar Ni lebih dari 1,3%
dan Fe2O3 kurang dari 40%.
Nikel dan kobalt hadir pada lapisan laterit dekat permukaan yang
terbentuk dari proses pelapukan batuan dasar batuan beku ultrabasa.
Secara umum memiliki ketebalan antara 10-20 m. Lapisan penutup
dengan ketebalan 2 m berada di atas zona limonit dengan ketebalan 4-
8 m yang rata-rata mengandung 1,2-1,6% Ni dan 0,1% Co. Zona saprolit
di bawahnya mengandung 1,5-2,5% Ni dan dicirikan dengan kandungan
37
besi dan kobalt yang rendah (Anbiyak dan Cahyaningrum, 2020).
Contoh bijih saprolit ditunjukan pada gambar 3.46.
38
3.6 Kesalamatan dan Kesehatan Kerja
39
BAB IV
4
0
4.3. Rencana Pengolahan Data
Mengumpulkan data komposisi proses tapping electric furnace,
waktu produksi casting, kecepatan proses percetakan ,muatan
material yang masuk kedalam ladle, data produksi hasil akhir, Data
didapat dari lapangan secara terperinci sampai didapat data yang
sesuai dengan penelitian dan didapat kesimpulan. Alur proses
pengolahan data ditunjukan pada Gambar 4.1.
41
PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR
Perbandingan Efektivitas Proses Tapping Tanpa ladle Pada
Smelter G Dengan Proses Tapping Dengan Ladle Pada
Smelter A”
TUJUAN
PENELITIAN
Dapat memahami proses pirometalurgi PT Indonesia
Weda Bay Industrial Park
Dapat mengetahui pengaruh dan efektivitas pengunaan
ladle dan tanpa ladle
Dapat mengetahui kualitas produk akhir dengan ladle dan
tanpa ladle
Dapat mengetahui efisiensi waktu produksi dengan ladle
dan tanpa ladle
Studi Literatur
42
4.4. Rencana Penyelesaian Masalah
Data yang telah didapatkan akan dianalisa dan bandingkan dengan
pengunaan ladle di smelter A dan pengunaan tanpa ladle di smelter G dari
proses tapping di electric furnace dan dapat sehingga dapat diketahui
efektivitas pegunaan ladle.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan bijih nikel laterit di PT
Indonesia Weda Bay Industrial Park adalah Teknologi RKEF (Rotary Kiln
Electric Furnace). Proses pertama diawali dengan pengeringan bijih di rotary
dryer. Bijih yang telah melewati pengeringan kemudian akan dilakukan
pencampuran di rotary kiln untuk diproses sehingga menjadi kalsin. Lalu
kalsin akan dilebur di dalam tungku listrik sampai didapat feronikel.
5.2 Saran
Kegiatan praktik kerja industri di PT Indonesia Weda Bay Industrial
Park (IWIP) diharapkan dapat menyelaraskan setiap materi yang telah
dipelajari di bangku perkuliahan dengan praktik-praktik lapang dan dengan
bantuan dari para pembimbing. Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti
kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan hasil sesuai
dengan yang diharapkan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi, H. (2017). Analisis Neraca Sumber Daya Pasir Besi Dan Bijih Nikel
Indonesia. jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, Vol 13 No 2 153-169.
Kramawijaya, A. G. (2013). Rekayasa Hijau. Kajian Emisi Partikulat Dan Gas
Dari Suatu Pertambangan Nikel Di Halmahera Tengah, 166-176.
Kambuana, B. N. (2018). Pengujian Pengaruh Temperatur dan Waktu
Pemanasan Terhadap Nilai Indeks Shatter Pelet Debu Pabrik Feronikel.
Jurnal Teknik MesinUntirta, 63-37.
Manaf, F. B. (2021). Tinjauan Teknologi Proses Ekstraksi Proses Bijih Nikel
Laterit. Teknologi Mineral dan Batubara, 135-152.
Peluang Penelitian Untuk Memperkbaiki Teknologi Proses Untuk Mengolah Bijih
Nikel Laterit Kadar Rendah Indonesia. (2011). Puguh Prasetiyo, 79- 92.
45
Universitas Bosowa Makassar.
Lintjewas, L., Setiawan, I., & Kausar, A. A. (2019). Profil Endapan NikelLaterit Di
Daerah Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI, Vol.29 No.1 Hal 91-104.
46
LAMPIRAN
47
4 Proses Penuangan Cairan Hasil tapping Ladle berfungsi sebagai
penampung cairan hasil
tapping memiliki kapasitas 60
T,dan proses penuangan
cairan ke percetakan atau
casting dilakukan 7-8 kali
dalam satu hari.
48
dan api untuk melelehkan
cairan yang sudah padat
49
7 Pengecekan Cairan Kapur Dikolam Kapur Pengecekan kolam kapur
dilakukan setiap harinya jika
kolam kapur habi kemudian
karyawan akan melapor atau
menghubungi truk yang akan
menyuplai kapur ke smelter
5
0
8 Pengiriman Produk Feronikel ke truk Setelah proses percetakan
akan jadi produk akhir yang
akan diangkat oleh loader ke
drum truk atau dt yang
kemudain dt akan membawa
produk feronikel kepelabuhan
untuk dikirim ke china dan
imip
51
Lampiran 1 Laporan Kegiatan Magang (sumber:dokumentasi pribad,2022)
52
53