Anda di halaman 1dari 3

1.

BISA TOLONG DIJELASIN GA MBA/MAS narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III
ITU SEPERTI AP?
- Narkotika Golongan I Narkotika yang berbahaya, zat adiktifnya sangat tinggi, dan tidak
untuk digunakan dengan kepentingan apapun kecuali untuk ilmu pengetahuan dan
penelitian. Contohnya ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain-lain.
- Narkotika Golongan II Narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, memiliki manfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin,
betametadol, dan lain-lain.
- Narkotika Golongan III Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein.

2. TADI SUDAH DISAMPAIKAN TUH UNTUK FAKTOR PREDISPOSISI,SKRNG YG MAU SAYA


TANYAKN APA SAJA YG TERMASUK KEDALAM Faktor Presipitasi?
faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Dalam sebuah kasus, seorang
individu mungkin akan memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan
hidup tersebut.

Faktor presipitasi menjadi faktor timbulnya gangguan jiwa. Secara umum, individu yang
mengalami gangguan jiwa mulai merasakan hal yang tidak normal dalam pemikirannya setelah
ada hubungan eksternal yang tidak berjalan mulus. Seperti adanya konflik, permusuhan, perasaan
tidak berguna, dan putus asa.

Contoh Faktor Presipitasi

Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah

1. Stres
Pemicu stres bisa diperoleh dari aktivitas dan lingkungan saat bersosialisasi. Mungkin bisa
dipengaruhi keluarga, pekerjaan, pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan, dan komunitas yang
kurang mendukung atau menekan seorang individu.

2. Ketegangan Hidup
Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan hidup. Dalam hidup kita
tentu akan dihadapkan dengan masalah seperti problem dalam pekerjaan, keluarga, hubungan
asmara, dan masih banyak lagi.
Beberapa ketegangan hidup yang umum terjadi adalah perselisihan antara individu dan keluarga,
ketegangan yang berhubungan dengan ekonomi, atau ketegangan dalam peran di dunia kerja.
Faktor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan yang
memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya.

3. Biologis
Dalam penelitian Faktor Predisposisi dan Presipitasi Pasien Resiko Perilaku Kekerasan oleh
Kandar dan Dwi Indah Iswanti dijelaskan bahwa hal ini menyangkut gangguan dalam komunikasi
dan feedback otak yang mengatur proses informasi. Sehingga terdapat abnormalitas pada
mekanisme informasi yang masuk dalam otak dan mengakibatkan ketidak mampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus.

4. Faktor Genetik
Pasien juga bisa dipengaruhi oleh genetik pada keluarga, atau menjadi gangguan yang
diwariskan. Pasien bisa jadi terlambat mendapat penanganan, atau bahkan sudah mendapat
penanganan namun memutuskan untuk putus obat dengan berbagai faktor.

5. Faktor Sosial Budaya (Sosiokultural)


Konflik lingkungan menjadi stressor dan penyebab seseorang mengalami gangguan
jiwa. Ketidakharmonisan membuat diri ingin marah dan berbicara dengan kasar atau kehilangan
kendali atas emosinya

3. MAKSUDNYA APAYAH Detoksifikasi dengan Substitusi ITU SENDIRI?


Jadi detoksifikasi itu sendiri adalah upaya untuk menghentikan atau mengurangi gejala putus zat
dan salah satu carany itu Detoksifikasi dengan Substitusi Putau atau heroin dapat disubstitusikan
dengan memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substansi bagi
pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam.
Pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik,
misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang
ditimbulkan akibat putus zat tersebut

4. DIGUNAKAN PADA SAAT/KONDISI SPERTI AP Emoticon Focused Coping ITU?


Di gunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress
Coping yang berfokus pada emosi atau disebut dengan (emotion-focused coping) adalah strategi
penanganan stress dimana individu memberi respon terhadap situasi stress dengan cara
emosional. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui
perilaku individu bagaimana meniadakan faktafakta yang tidak menyenangkan. Bila individu
tidak mampu mengubah kondisi yang menekan individu akan cenderung untuk mengatur
emosinya dalam rangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu
kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini jika
dia merasa tidak bisa mengontrol masalah yang ada.
Dan terdapat 5 bentuk koping yg muncul pada emotion focused coping yaitu:

1. Distancing. Menggambarkan reaksi melepaskan diri atau berusaha tidak


melibatkan diri dalam permasalahan, disamping menciptakan pandangan-
pandangan yang positif.
2. Self-Control. Menggambarkan usaha-usaha untuk meregulasi perasaan maupun
tindakan.
3. Accepting Responsibility. Yaitu usaha-usaha untuk mengakui peran dirinya
dalam permasalahan yang dihadapi dan mencoba untuk mendudukkan segala
sesuatu dengan benar sebagaimana mestinya.
4. Escape-Avoidance. Menggambarkan reaksi berkhayal dan usaha menghindar
atau melarikan diri dari masalah yang sedang dihadapi.
5. Positive Reappraisal. Menggambarkan usaha untuk menciptakan makna yang
positif dengan memusatkan pada pengembangan personal dan juga melibatkan
hal-hal yang bersifat religius.

Anda mungkin juga menyukai