Anda di halaman 1dari 3

Understanding of Business Client

(Memahami Klien Bisnis )

Dalam proses auditing, seorang auditor harus memiliki pemahaman atau pengetahuan
yang cukup atas klien bisnis nya dan juga lingkungan sekitarnya agar dapat memahami
peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak
atas laporan keuangan atau laporan audit, termasuk pengendalian internal maupun eksternal
untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan, baik disebabkan karena
kesalahan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu dan keluasaaan prosedur audit
yang lebih lanjut.

A. Industri dan lingkungan eksternal


Ada tiga alasan mengapa auditor harus memiliki pemahaman yang baik atas klien bisnisnya
dalam industri dan lingkungan eksternal disekitarnya yaitu :
1. Risiko terkait industri trertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis
klien dan audit yang dapat diterima dan dapat mempengaruhi auditor untuk menolak
kontrak kerja dalam industri-industri yang lebih beresiko, misalnya industri simpan
pinjam dan asuransi kesehatan.
2. Beberapa risiko bawaan biasanya umum untuk semua klien dibeberapa industri
tertentu. Kepemahaman atas risiko-risiko tersebut dapat membantu auditor dalam
menilai relevansinya dengan klien.
3. Banyak industri yang memiliki ketentuan akuntansi yang khusus dimana auditor harus
memiliki pemahaman dalam hal tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan
klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

Informasi yang perlu diperoleh dari klien mengenai lingkup industri mereka dapat berupa
kondisi ekonomi secara umum, industri tempat klien bekerja, dan rasio keuangan rata-rata
industri, klien, karakteristik manajemen dan kepemilikan, dan bisnis entitas.

B. Operasi bisnis klien


Untuk mengetahui tentang operasi bisnis klien, dapat dilakukan dengan mempelajari
kertas audit tahun sebelumnya. Dan jika diperlukan auditor bisa melakukan kunjungan ke
pabrik atau kantor klien secara langsung, dengan begitu para auditor dapat mengamati
kegiatan operasi secara langsung. Maka auditor dapat menilai keamanan fisik terhadap aset-
aset yang dimiliki klien dan menginterpretasikan data akuntansi yang terkait dengan aset
tersebut.
Auditor juga perlu mempelajari dokumen yang diterbitkan klien, misalnya notulen
rapat, pedoman dan sistem akuntansi, uraian jabatan dan anggaran perusahaan. Dan
mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan transaksi istimewa dengan klien.
Karena prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan transaksi seperti itu
agar diungkapkan dalam laporan keuangan.

C. Manajemen dan tata kelola


Untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem tata kelola dan manajemen dalam
bisnis yang dilakukan klien, para auditor harus memahami dan menilai falsafah manajemen
dan gaya operasi, dan kemampuan dalam mengidentifikasi dan menghadapi risiko yang bisa
datang dengan tiba-tiba, karena hal tersebut dapat memengaruhi laporan keuangan.
Auditor juga harus memahami bagaimana dewan komisaris dan komite audit didalam
organisasi melaksanakan pengawasan.
1. Kode etik
Auditor harus memahami kode etik yang berlaku di perusahaan. Bila memang tidak ada
kode etik yang berlaku di dalam perusahaan, maka perusahaan harus mengungkapkan
alasannya dan memeriksa setiap perubahan yang berdampak akibat penghapusan atau
pengubahan kode etik di dalam perusahaan.

2. Notulen rapat
notulen rapat adalah sebuah catatan singkat atau ringkasan dari hasil sebuah rapat
dewan komisaris dan rapat pemegang saham. Notulen rapat memuat waktu
pelaksanaan rapat, agenda rapat, peserta rapat, dan keputusan yang diambil oleh dewan
komisaris dan pemegang saham.

D. Sasaran dan strategi


Dalam usaha untuk mencapai sasaran ataupun tujuan, diperlukan sebuah strategi.
Strategi yang baik pasti akan membuahkan hasil yang baik pula, maka dari itu para auditor
harus memahami tujuan yang diinginkan klien agar auditor dapat menilai apakah strategi
yang dipilih atau dilaksanakan oleh klien sudah tepat atau belum untuk memperoleh hasil
yang diinginkan secara maksimal.
Untuk memahami tujuan klien, auditor bisa melakukan hal-hal seperti berikut :
1. Menilai keandalan dalam laporan keuangan
2. Efektifitas dan efisiensi operasional dalam perusahaan
3. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan
E. Ukuran keberhasilan dan kompensasi
Dalam sistem pengukuran keberhasilan kinerja para karyawan meliputi indikator
kinerja yang digunakan manajemen untuk mengukur progres dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan. Indikator yang digunakan disini tidaklah berupa penjualan atau laba bersih
melainkan pengukur tertentu yang diperuntukkan bagi klien dan tujuannya.
Sedangkan konpensasi merupakan semua imbalan yang diterima oleh karyawan atas
jasa atau hasil kerjanya di perusahaan yang dimana pemberian kompensasi tersebut dapat
berupa uang atau barang. Pemberian kompensasi kepada karyawan bertujuan untuk
menghargai prestasi karyawan dan menjamin keadilan gaji karyawan, memperoleh
karyawan yang bermutu, pengendalian biaya, dan memenuhi peraturan.

Anda mungkin juga menyukai