Anda di halaman 1dari 3

Tanaman Blanceng Variegata

Spesies: Dieffenbachia amoena


Genus: Dieffenbachia
Family: Araceae
Kingdom: Plantae
Ordo: Alismatales
Difisi/Filum: Magnoliophyta

Blanceng (Dieffenbachia) adalah tanaman hias daun yang berpenampilan


selalu tampak segar ketika berada di dalam ruangan. Pada dasarnya tanaman
Blanceng mudah menyesuaikan diri di lingkungan temaram sinar matahari,
bahkan bisa tumbuh bongsor tanpa perlakuan pemeliharaan yang rumit.
Adapun nama Dieffenbachia diberikan oleh Heinrich Wilhelm Schott, Direktur
Kebun Raya di Wina. Nama ini untuk menghormati Kepala tukang kebun yang
bernama Joseph Dieffenbach (1796–1863).
Tanaman Blanceng memang mentereng, tampilan tanaman ini indah, anggun,
tahan terhadap serangan penyakit, dan tidak perlu pemeliharaan yang rumit,
cukup sederhana saja. Batang dan akarnya pun tidak mudah busuk meski lama
berada di lingkungan yang tergenang air. Namun demikian kondisi media
tanam yang lembab tetap menjadi pilihan yang lebih baik bagi Blanceng, dari
pada terlalu kering maupun terlalu basah, media tanamnya jangan sampai
selalu tergenang air.
Di sisi lain Blanceng seringkali dikira sebagai Aglonema, meskipun masih
berasal dari satu keluarga Araceae, tetapi mereka berbeda. Sekilas
perbedaannya bisa dilihat di Gambar 1. Kadang kadang keduanya dikenal
sebagai tanaman Sri Rejeki. Tanaman pembawa tambahan rejeki, terutama
karena mampu menghasilkan Oksigen segar dan membersihkan Udara di
sekitarnya.

Tanaman Aglonema pada umumnya jika dipotong batang dan atau daunnya
akan bergetah. Getah yang keluar tidak menyebabkan iritasi atau gatal-gatal di
kulit, dan tidak berbau. Disamping itu daunnya mempunyai warna bervariasi:
putih, hijau, merah dan kuning.

Sedangkan Blanceng, jika dipotong batang dan atau daunnya, akan


mengeluarkan aroma khas tidak sedap dan bergetah. Getah Blanceng bisa
menimbulkan iritasi maupun gatal-gatal jika terkena kulit. Cara menghilangkan
rasa gatal tersebut cukup hanya dibilas dengan air sabun dan air bersih, tidak
lama kemudian rasa gatalnya pun hilang. Warna daun Blanceng hanya terdiri
dari warna: hijau, bintik bintik putih, bercak putih, maupun putih polos bergaris
hijau. Sederhana memang, tetapi justru kesederhanaan warnanya ini menjadi
daya tarik tersendiri jika telah terpajang di dalam ruangan. Kesan anggun,
berwibawa dan damai akan terasa menyembul dari tanaman Blanceng

PEMELIHARAAN  BLANCENG
Seperti pemeliharaan tanaman hias daun pada umumnya yang bertujuan untuk
memperoleh tampilan tanaman yang paling optimal: anggun, indah dan sehat.
Hanya bedanya pemeliharaan tanaman Blanceng tidak serumit tanaman hias
daun yang lain, semisal Anthurium, Philodendron maupun Aglonema.

Nutrisi tanaman berasal dari campuran: Kompos organik, Tanah merah, Sekam
padi, dan Cocopeat, masing-masing berkomposisi satu bagian. Campuran ini
menjadi media tanam ideal bagi Blanceng. Ditambah penyiraman air bersih
secukupnya, dan sinar marahari temaram akan membuat Blanceng tampak segar
dan mentereng dengan corak daun yang kontras antara hijau segar dan bercak
putih atau pun sedikit hijau muda.

Dalam pemeliharaan tentu tidak lepas dari pencegahan serangan hama, seperti
Keong, Ulet dan Belalang. Mereka paling suka memakan daun Blanceng. Oleh
sebab itu memeriksa Blanceng pada saat-saat tertentu memang diperlukan,
misalnya apakah ada tanda-tanda jejak Keong di seputar tanaman, jika ada,
segera temukan Keongnya dan hindarkan agar tidak memakan daun Blanceng.
Begitu juga Belalang dan Ulat pemakan daun. Kedua hama ini bisa dicegah
dengan menyemprotkan racun anti serangga, jika tanaman ditaruh di area
terbuka seperti di bawah pohon rindang, biasanya paling lama sebulan sekali.
Jika ditaruh di dalam ruangan, seringkali hampir tidak ada hama yang
menyerang tanaman Blanceng.

BUDIDAYA BLANCENG
Tanaman Blanceng dapat dibudidaya melalui cara stek batang. Adapun tata cara
budidaya perbanyakan melalui stek batang Blanceng adalah sebagai berikut :

 Pilih batang yang sudah agak tua, kemudian potong.


 Pastikan bahwa mata tunas daun masih bagus.
 Ukuran potongan batang pada umumnya minimal sepuluh centi meter
atau sesuai dengan kebutuhan.
 Pemotongan dilakukan dengan pisau tajam dan bersih, agar bekas
potongannya halus dan tidak menimbulkan jamur maupun bakteri
pembusuk.
 Setelah batang dipotong, biarkan sehari supaya luka bekas potongan
mengering.
 Kemudian siapkan media tanam yang netral semacam tanah merah
ataupun pasir halus, atau media lain yang bersih dari jamur dan bakteri
pembusuk batang.
 Tancapkan batang potongan ke media tanam penyemaian.
 Tunggu sekitar dua pekan sampai satu bulan akan tumbuh akar dan tunas
baru.
 Jika akar dan tunas baru sudah kuat, tanaman hasil penyemaian bisa
dipindahkan ke media tanam baru untuk pembesara

MULAI DARI MODAL ENTENG


Mempunyai Hobi tanaman hias tidak harus mengawali dari tanaman
yang berharga mahal dan rumit pemeliharaanya. Jika langkah bijak ini
yang dipilih, maka tanaman Blanceng bisa menjadi upaya jitu untuk
mulai memahami bagaimana tanaman diperlakukan. Berawal dari yang
ringan ringan dan sederhana, tetapi di situ ada potensi untuk menjadi
mentereng di kemudian hari. Sebab Blanceng adalah simbul tanaman
yang murah meriah tetapi bisa menghadirkan nuansa anggun, cantik,
dan eksotik jika ditaruh di ruangan atau pun di teras rumah. Sehingga
tidak heran jika beberapa perumahan mewah dan gedung gedung
megah juga mulai memajang pot pot berisi tanaman Blanceng atau lebih
kerennya dikenal dengan nama Dieffenbachia.

Anda mungkin juga menyukai