Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : SEKAR MELATI PUTRI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048403062

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101 / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kode/Nama UPBJJ : TMK1_3

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Manusia yang beriman di dalam Al Quran banyak disebutkan ciri-cirinya, karena keimanan adalah keyakinan di dalam hati,

diucapkan oleh lisan dan diamalkan oleh anggota badan (perbuatan nyata). Dengan adanya ciri-ciri ini maka kita akan bisa

mengikuti karakteristik orang yang beriman kepada Allah dan berusaha untuk mengikuti karakteristik tersebut. Di dalam Islam

keimanan tidak hanya sekedar keyakinan hati belaka, namun ada realisasi di dunia nyata yang menjadi manfaat bukan hanya

bagi pribadi sendiri namun juga bagi orang-orang yang ada di sekitanya.

Enam ciri-ciri orang yang beriman di atas terdapat pada surat Al Mu'minun ayat 1-9 yang artinya:

✓ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

✓ (yaitu) orang-orang yang khusyu´ dalam sembahyangnya,

✓ dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,

✓ dan orang-orang yang menunaikan zakat,

✓ dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

✓ kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

✓ Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

✓ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

✓ dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

2. Salah satu ayat yang menyebutkan tentang hakikat manusia adalah fimran Allah dalam Surah Ali Imran ayat yang 190 dan 191.

Dalam kedua ayat tersebut menyebutkan bahwa pada hakikaitnya manusia adalah makhluk yang berakal. Maksud dari makhluk

yang berakal adalah makhluk yang berikir tentang semua hal yang telah Allah ciptakan baik itu yang ada di bumi ataupun yang

ada di langit .
3. Dalam pandangan Islam, masyarakat merupakan kumpulan individu yang terjalin dalam tradisi, hukum dan ekosistem yang

sama. Islam menempatkan manusia tidak hanya dalam dimensi individu, akan tetapi juga dalam dimensi sosial sebagai anggota

sebuah masyarakat. Tugas dan kewajiban syar'i disampaikan dalam bentuk jamaah, yakni "Yaa ayyuhalladziina aamanuu,"

bukan dalam bentuk mufrad/sendirian yaitu"Yaa ayyuhal mu'min." Karena itulah Islam mengatur manusia dalam beribadah dan

mu'amalah.

Peran masyarakat dalam suatu komunitas atau konstitusi yaitu guna menjalin silaturahmi dan penggerak menuju masyarakat

yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai