Anda di halaman 1dari 30

Sumber daya (Resource) Produksi

dan Ongkos Produksi


Pengunaan sumber daya produksi berkaitan langsung dengan perhitungan
ongkos produksi

Secara rumus dapat dikatakan ongkos produksi adalah penjumlahan seluruh


ongkos sumber daya produksi yang dilibatkan dalam berproduksi.

Ongkos produk = 
[ Ongkos Material (langsung & tidak langsung) + Ongkos Tenaga Kerja
(langsung & tidak langsung) + Ongkos Peralatan produksi (langsung & tidak
langsung) + Ongkos Energi + Ongkos teknologi]

Latihan:
Cobalah cari unit cost untuk 1 lembar fotocopy dan bandingkan dengan harga
jual Rp. 125/lembar, dengan asumsi kapasitas 10 rim/hari dan waktu kerja 300
hari per tahun
Tipe produksi
Tipe atau jenis produksi dapat dibedakan atas kriteria :

1. Volume produk: jumlah produk yang sama yang dibuat


2. Ragam produk: variant produk yag dibuat. Contoh : produk mobil
Mitsubisi L-300 memiliki 4 varian produksi yaitu: L-300 standar, L-
300 mini bus, L-300 three way, L-300 tanpa box
Tipe produksi
1. Mass production: volume produksi yang besar dengan variasi/
ragam produk rendah
Cth: sepeda motor, mobil, industri makanan, baut, dll
 continous flow (aliran kontinu): industri proses seperti: industri
makanan, industri baja, dll
 repetitive (pekerjaan berulang): industri manufaktur mis: mobil,
sepeda motor, produk elektronik, dll
2. Batch Production: volume produksi berdasarkan lot size tertentu
atau volume dan ragam produksi sedang
Cth: komponen mesin perkakas, komponen suku cadang mobil
3. Job-shop production/ berdasarkan pesanan: volume sangat
rendah dengan ragam produk yang banyak – karakteristik produksi
berdasarkan pesanan (order)
contoh: UKM perabot, bengkel workshop PTSP
RANTAI INDUSTRI
Rantai industri adalah serangkaian jenis industri dari hulu
ke hilir dengan urutan sebagai berikut:

1. Industri Pertambangan dan Perkebunan

2. Industri Proses

3. Industri Manufaktur

4. Industri Jasa (Services)


Industri Pertambangan dan
Perkebunan
Industri yang digunakan untuk mendapatkan bahan dasar (mentah) untuk
diolah lanjut menjadi bahan baku
Pertambangan bijih besi (iron core) Perkebunan karet adalah industri
merupakan industri untuk untuk mendapatkan karet mentah
mendapatkan bahan mentah untuk yang merupakan bahan baku
industri besi dan baja. untuk karet olahan/ lembaran
Industri Proses
Industri untuk menghasilkan bahan baku; yang dipakai untuk membuat produk

Industri baja, spt PT Krakatau Industri pengolahan karet mental


Steel adalah sebuah industri merupakan industri proses untuk
proses menghasilkan baja menghasilkan karet lembaran,
lembaran, ingot steel, dll latex, dll

Industri Semen termasuk dalam industri proses untuk menghasilkan bahan


baku berupa Semen Portland.
Industri Manufaktur
Industri untuk menghasilkan komponen dan/atau produk (barang)

Industri otomotif penghasil Industri manufaktur untuk


komponen untuk mobil adalah menghasilkan ban yang
sebuah industri manufaktur, yang memanfaatkan hasil dari olehan
memanfaatkan hasil industri karet.
proses penghasil bahan baku.

Industri Manufaktur dari bahan baku semen antara lain: tiang listrik, pile, tiang
panjang, dll.
Industri Jasa
Industri yang memanfaatkan produk manufaktur dan sumber daya lain seperti
manusia, dan metoda untuk menghasilkan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Karakter dari industri jasa adalah intangible (tidak berwujud fisik) dan langsung
dirasakan manfaatnya oleh manusia.

Contoh Industri jasa adalah usaha rental mobil. Industri ini memanfaatkan mobil
(produk manufaktur) dan sumber daya lain seperti manusia (sopir) untuk
mengantar manusia dari satu posisi ke posisi lain. Manfaatnya dirasakan
langsung.
PRODUCT LIFE CYCLE

PRODUCT LIFECYCLE
(SIKLUS HIDUP PRODUK)
Product Lifecycle Management
(PLM)
In industry, product lifecycle management (PLM) is the
process of managing the entire lifecycle of a product
from conception, through engineering design and
manufacture, to sale and service and disposal of
manufactured products
https://en.wikipedia.org/wiki/Product_lifecycle

PLM adalah proses manajemen dari seluruh siklus hidup


produk dimulai dari permulaan (tahapan konsepsi
produk), aktivitas disain ejineering dan manufaktur, dijual
dan dipakai (diperoleh “jasanya”) hingga produk tidak
dipakai lagi (dibuang).
Product Lifecycle Management
(PLM

Aktivitas-aktivitas yang berurutan yang


berkaitan dengan PLM
Product Lifecycle Management
(PLM)
PLM pada tahapan Disain dan
Manufaktur

Tahapan Disain:
1. Disain konsep produk
2. Pengembangan produk (product
development)
3. Pembuatan Prototip
4. Launch
Konsep Disain
(Conceptual Design)
• What is customer need? or customer requirements?
(mis: harga, corak, kapasitas, manual/ otomatis,
akselerasi, kemudahan dibawa, ringan/berat, andal,
lebih cepat, higienis, ergonomis, dll)

• What is design characteristics related to customer


requirements. (mis: harga  berkaitan dengan design
characteristic: jenis dan dimensi material dan power
mesin, tingkat mekanisasi)

• Tools: QFD, Kano Method, TRIZ


Development & Prototype
merupakan rangkaian proses atau langkah-langkah dalam
rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Umumnya
langkah ini dilakukan di laboratorium hingga pembuatan
prototip yang masih diujicoba.

PROTOTIP
Launch
• Tahapan akhir dari disain, setelah prototip
sudah diuji (mis: dicobakan oleh pengguna 
usability labor, etc) dan dinyatakan lulus,
maka tahapan berikutnya produk di-launch,
dan siap untuk tahapan produksi dalam
volume yang banyak

• Sudah ada gambar susun dan detail


(Assembly & Detail Drawing)

• Mempersiapkan untuk proses manufaktur


seperti: Merancang perkakas bantu (Jig &
Fixture) bila diperlukan untuk pembuatan
produk tersebut
Perencanaan Proses
(Process Planning)

Aktifitas untuk merencanakan atau mempersiapkan


urutan pengerjaan, menganalisa proses pembuatan
dan kebutuhan bahan hingga penjadwalannya.
Perancangan Proses
(Process Planning)
• Membuat urutan pengerjaan
 output: kartu urutan proses
• Menganalisa proses pembuatan
 output: proses produksi yang sesuai, serta parameter
proses yang optimal
• Mempersiapkan kebutuhan bahan & perkakas
 output: kartu kebutuhan bahan & perkakas
• Membuat penjadwalan produksi
 output: jadwal produksi
Fabrikasi

Faktor produksi seperti bahan, tenaga kerja dan mesin produksi dan
teknologi terintegrasi dalam menghasilkan produk
Kontrol Kualitas
Suatu aktifitas dalam produksi untuk memastikan bahwa produk yang
diproduksi sudah sesuai dengan spesifikasi rancangannya atau memenuhi
persyaratan dari pelanggan (customer).

ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan
pendekatan yang digunakan untuk kontrol kualitas (pengendalian mutu)

Biasanya untuk memastikan produk sesuai dengan spesifikasi rancangannya,


maka dilakukan serangkaian pengukuran, inspeksi atau testing.
Storage (Gudang)

Gudang (Storage) adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan


barang jadi sementara sebelum sampai ke tangan konsumen.

Gudang selain menyimpan sementara barang jadi juga menyimpan bahan


mentah sebelum diproduksi. Dalam sistem produksi lean manufacturing
atau Just in Time maka fungsi gudang ini ingin dieliminir karena
menimbulkan ongkos penyimpanan (inventory) yang cukup signifikan.
PASCA PRODUKSI
Kegiatan Pasca Produksi adalah ketika produk sudah
ditangan konsumen (user). Pada tahapan ini layanan
(service) yang intangible (tidak berwujud) menjadi lebih
dominan. Beberapa jenis service antara lain:
• Warranty (garansi): janji untuk memperbaiki atau menukar
produk dalam kurun waktu tertentu
• Consulting: memberikan masukan ahli yang berkaitan
tentang produk
• Maintenance: kegiatan untuk mempertahankan atau
memulihkan produk sesuai dengan kondisi operasionalnya
sehingga diperoleh umur produktif yang maksimum
• Support: segala bentuk dukungan untuk produk sehingga
diperoleh umur yang optimum dan menjaga agar produk
selalu bisa beroperasi
Siklus Hidup Produk dalam
Tahapan Penjualan
Siklus hidup produk
pada tahapan penjualan
(sales) merupakan
siklus hidup suatu
produk dengan tahapan-
tahapan proses mulai
dari tahap perkenalan
(introduction), tahap
pertumbuhan (growth),
tahap kedewasaan
(maturity), tahap
kemunduran (decline).
Pada Gambar ini tahapan penjualan (Sales) sama dengan
tahapan distribusi
Product Life Cycle
(Tahapan Penjualan atau Distribusi)
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru)
Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi
terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan
menitikberatkan pada merek penjual.

2. Tahap pertumbuhan (growth).


Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat.

3. Tahap kedewasaan (maturity)


Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu
memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini,
usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
Product Life Cycle
(Tahapan Penjualan atau Distribusi)
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam
tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang
lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar
tertentu yang sangat terbatas'
PRODUCT SERVICE SYSTEM (PSS)

Result of an innovation strategy, shifting business focus


from designing and selling physical product only, to
selling a system of product and services which are
jointly capable of fulfilling specific user demand

Konsep yang mengintegrasikan produk dengan layanannya


(service) sebagai bagian dalam merancang produk.
Alasannya: customer need , tidak hanya berdasarkan
performance produk tetapi layanannya, seperti kemudahan
spare part, perawatan, kemudahan untuk recycle, dll
End of Life
• Dibuang?
• Reuse : sebagaian komponen yang masih baik
digunakan kembali (reuse) pada produk lain yang sama
• Remanufacturing: melakukan manufaktur ulang
(kembali) dengan memanfaatkan komponen reuse, atau
komponen baru, dengan serangkaian operasi
manufaktur sehingga menjadi “produk baru” dengan
performance yang sama atau mendekati yang baru
• Recycle: mendaur ulang, menjadi produk menjadi
“material baru” yang kualitasnya lebih rendah
Konsep Linier Economy dan
Circular Economy
Model ekonomi tradisional yang mengolah bahan dasar dan sumber daya (resource
extraction), selanjutnya membuat produk (product making) dan diakhiri dengan
pembuangan produk yang sudah tidak dipakai lagi (waste disposal) sudah tidak
sesuai lagi dengan tatanan dunia sekarang ini yang memiliki sumber daya material
yang makin terbatas. Paradigma seperti ini yang dikenal dengan sebutan linier
economy harus sudah digantikan dengan paradigma baru yang disebut dengan
istilah circular economy, yang merupakan model aktifitas manufaktur yang “melingkar”
atau membentuk siklus produk yang tertutup (product life-cycle) dengan adanya
aktifitas aliran balik (reverse logistic). Aktifitas yang ditambahkan disini adalah
kegiatan untuk memanfaatkan produk yang sudah dipakai (waste products) menjadi
material atau komponen yang masih bernilai ekonomi kembali dalam kegiatan
manufaktur dengan cara Reuse- Remanufacture- Recycle (3R).

Anda mungkin juga menyukai