Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR DAN TRANDUSER


PERCOBAAN SUHU DAN KELEMBAPAN

Disusun untuk memenuhi Matakuliah Sensor dan Tranduser


Yang diampu oleh Dr. Eng. Siti Sendari, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Oditya Andalas Putra 210536615228
Risyad Bagas P. 210536615202
Suhiro Wongso Susilo 210536615214

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO
SEPTEMBER 2022
A. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik sensor DHT11
2. Membuat rangkaian sensor DHT11 menggunakan Arduino
3. Dapat mengukur suhu dan kelembapan menggunaka sensor DHT11

B. DASAR TEORI
1. DHT 11
Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek
suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah
lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Module sensor ini tergolong kedalam
elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC.
Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi
kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan
dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah
terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai
pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi
tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga dengan nama
koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor
DHT11 dengan breakout PCB yang terdapat hanya memiliki 3 kaki.

Gambar 1. Sensor DHT 11

2. Spesifikasi DHT11

 Tegangan kerja = 3.3V-5V.


 Arus maksimum = 2.5mA
 Range pengukuran kelembaban = 20%-80%
 Akurasi pengukuran kelembaban = 5%
 Range pengukuran suhu = 0°C-50°C
 Akurasi pengukuran suhu = 2°C
 Kecepatan pengambilan sampel tidak lebih dari 1 Hz (setiap detik)
 Ukuran = 15.5 mm x 12 mm x 5.5 mm
 4 pin dengan jarak 0,1 "
3. Cara kerja Sensor DHT11 dan DHT22

Cara DHT11 mengukur kelembaban adalah dengan mendeteksi uap air


dengan mengukur resistansi listrik antara dua elektroda. Komponen
pendeteksi kelembaban yang digunakan adalah berupa substrat penahan
kelembaban dengan elektroda. Ketika uap air diserap oleh substrat, ion
dilepaskan oleh substrat yang akan menyebabkan peningkatan terhadap
konduktivitas antar elektroda. Perubahan resistansi antara kedua elektroda
sebanding dengan kelembaban relatif. Kelembaban relatif yang lebih tinggi
akan mengurangi resistensi antara elektroda, sementara kelembaban relatif
yang lebih rendah akan meningkatkan resistensi antara elektroda.

Gambar 2. Komponen pendeteksi kelembapan

Cara DHT11 mengukur suhu adalah dengan menggunakan sensor


termistor yang terpasang di permukaan. Termistor sebenarnya adalah sebuah
resistor variabel dengan resistansi yang berubah-ubah terhadap perubahan
suhu. Sensor-sensor ini dibuat dengan sintering bahan semikonduktor seperti
keramik atau polimer untuk memberikan perubahan resistansi yang lebih besar
hanya dengan perubahan suhu yang kecil. Istilah "NTC" berarti "Negative
Temperature Coefficient", yang berarti bahwa nilai resistansi akan berkurang
jika suhu meningkat.

Gambar 3. Sensor NTC dan grafik sensor


Sensor suhu dan kelembaban DHT11 terdiri dari 4 kaki/pin, tetapi yang
dipakai hanya 3 pin saja. Biasanya kalau kita membeli dalam bentuk modul
jumlah pin-nya menjadi 3:
VCC (+) : tegangan input (5V)
GND (-) : Ground
Dataout : Data output serial

Gambar 4. Datapin Sensor DHT11


4. Arduino Mega 2560

Arduino adalah Board berbasis mikrokontroler atau papan rangkaian


elektronik opensource yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu
sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.
Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa
diprogram menggunakan computer. Tujuan menanamkan program pada
mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input,
memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang
diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan
proses input, dan output sebuah rangkaian elektronik.
Pada gambar 5 merupakan jenis Arduino Mega type 2560, Arduino Mega
2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis Arduino
dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin I/O yang
cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah
PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino
Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz, sebuah port USB,
power jack DC, ICSP header, dan tombol reset. Board ini sudah sangat
lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk sebuah
mikrokontroller.
Gambar 5. Arduino Mega 2560

C. HASIL
1. Rangkaian arduino degan sensor DHT 11 untuk pengukuran

2. Letak lokasi
Suhu
Tiap
10
Meni
t
S
J
U
A
H
M 3. Tabel dan grafik data suhu setiap 10 menit di titik lokasi E
U
1
2
6
8,
.
4
0
0
0
1
2
6
7,
.
6
1
0
0
1
2
6
7,
.
4
2
0
0
1
2
6
7,
.
3
3
0
0
1
2
6
6,
.
6
4
0
0
1
2
6
6,
.
0
Suhu Setiap 10 Menit
5
0 30°C
0 29°C
1 28°C
2
7 27°C
5,
. 26°C
9
0 25°C
0
Suhu°C

0 24°C
1 23°C
2
7 22°C
5,
. 21°C
1
1 20°C
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 .0 .2 .4 .0 .2 .4 .0 .2 .4 .0
16 16 16 17 17 17 18 18 18 19
1
2
7 Jam Saat Pengukuran
4,
.
6
2
0
0
1
2
7
4,
.
6
3
0
0
1
4. Tabel dan grafik data kelembapan tiap setiap 10 menit di titik lokasi E
Kelembapan
Setiap 10
Menit
JA KELEMBA
M PAN
16.
67%
00
16.
70%
10
16.
71%
20
16.
73%
30
16.
75%
40
16.
78%
50
17.
78%
00
17.
81%
10
17.
85%
20
17.
84%
30
17.
85% Kelembapan Tiap 10 Menit
40
17. 100%
85% 95%
50
18. 90%
85% 85%
00
18. 80%
Kelembapan

84% 75%
10
18. 70%
84% 65%
20
18. 60%
86% 55%
30
18. 50%
86% 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 6.2 6.4 7.0 7.2 7.4 8.0 8.2 8.4 9.0
0
40 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18.
85% Jam Saat Pengukuran
50
19.
86%
00
5. Tabel pengukuran di seluruh titik

6. Perubahan warna heatmap setiap 10 menit


D. ANALISIS
1. DHT 11
Cara kerja sensor DHT11 dalam mengukur kelembaban adalah dengan
mendeteksi uap air dengan mengukur resistansi listrik antara dua elektroda.
Pengukuran suhu pada sensor DHT11 dengan menggunakan sensor termistor yang
terpasang di permukaan. Termistor sebenarnya adalah sebuah resistor variabel
dengan resistansi yang berubah-ubah terhadap perubahan suhu. Pada percobaan
praktikum pengukuran suhu menggunakan sensor suhu DHT 11 dan Arduino
mega 2560 dengan melihat serial monitor di aplikasi Arduino IDE tiap 10 menit
sekali dari jam 16.00-19.00. Hasil yang didapat berupa perubahan suhu dan
kelembapan yang signifikan pada lokasi E, lokasi terletak diluar gerbang um
antara balai Bahasa dan budaya, memungkinkan keadaan lebih sepi dari keadaan
di dalam gerbang UM karena aktivitas di lokasi E lebih sepi.
Saat pengukuran awal jam 16.00 sore suhu yang didapat yaitu 28,40C,
pada waktu ini suhu dianggap paling tinggi sesuai data yang diukur, karena
Sensor DHT 11 terkena cahaya matahari secara langsung dan itensitas angin
masih rendah. Kelembapan yang didapat yaitu 67%, karena di daerah E masih
panas dan uap air disekitar masih sedikit. Antara jam 16.00-16.50 grafik suhu
bergerak turun sampai ke 26C dan kelembapan naik sampai 78%, mungkin
dipengaruhi oleh mendung dan perubahan posisi matahari.
Saat pengukuran jam 17.00 suhu berada di 25,90C dan kelembapan 78%,
Pada saat itu matahari mulai terbenam. Jam 17.00-17.50 cahaya matahari mulai
meredup, sehingga perubahan suhu terlihat menurun. Dalam penurunannya tidak
sesignifikan saat pukul 16.00-16.50, namun pada jam 17.00-17.50 di grafik
kelembapan dapat menyampai 80% keatas, mungkin faktor mendung yang
mengakibatkan grafik kelembapan naik drastis dari pada saat grafik kelembapan
jam yang lain.
Pada Jam 18.00 langit mulai gelap, otomatis suhu juga mengalami
penurunan, namun penurunan ini mulai bernilai konstan. Suhu didapat yaitu
24,30C dan kelembapan mencapai 85%. Antara jam 18.00-19.00 data suhu dan
kelembapan yang dihasilkan grafik selalu berjalan konstan. Hanya terlihat
perubahan sedikit antara jangka waktu ini.
Suhu mulai berjalan konstan di range 24C dari jam 17.20 - 19.00, hal ini
disebabkan oleh berkurangnya itensitas cahaya matahari, adanya cahaya lampu di
sekeliling, tempat selalu tetap, dan hujan gerimis saat pukul 17.00. Lalu
kelembapan juga lebih konstan di range 80% saat 17.10 – 19.00, hal ini mungkin
dipengaruhi oleh cahaya lampu rumah dekat tempat pengukuran saat malam, dan
hujan gerimis yang membuat uap air tinggi disekitar lingkungan yang memancing
elektroda sensor untuk bergerak naik. Saat pengukuran juga kita membuat delay
pengukuran setiap 1 detik, lalu menggunakan tool dipojok bawah serial monitor
yaitu “autoscroll” untu auto menggeser kebawah teks di seral monitor dan “show
time stamp” untuk mengetahui jam yang tepat saat mendapat inputan dari sensor
DHT 11.
E. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan praktikum, dapat disimpulkan bahwa hasil
Suhu dan kelembapan yang berubah dikarenakan pengaruh lingkungan sekitar
akibat cahaya matahari, uap air di sekitar dan itensitas udara. Rangkaian ini dapat
berfungsi dengan baik karena kaidahnya bila suhu turun maka presentase
kelembapan akan naik sesuai dengan hasil di tabel dan grafik yang didapat dari
pengukuran, namun pengukuran ini berjalan lancar juga dipengaruhi saat DHT 11
disesuai posisi area tersebut yaitu dititik tengah area dan area tersebut tidak
dihalangi atap atasnya agar sensor dapat mengukur dengan baik. Pengambilan
data juga 19 kali setiap 10 menit dari jam 17.00 sampai 19.00, hal ini dilakukan
dengan serius dan konsentrasi dikarenakan setiap kelipatan 10 menit harus tepat
menitannya agar pengukuran sesuai. Dari hasil tabel setiap kelompok yang dibagi
di setiap area yang berbeda memiliki hasil yang berbeda juga, sehingga
menimbulkan hasil warna heatmap berbeda-beda juga disetiap area. Di setiap area
UM memiliki kondisi, cara pengukuran, keakurasian sensor, suhu dan kelembapan
lingkungan berbeda-beda, sehingga jika kita lihat palet warna dari awal jam 16.00
masih bersuhu tinggi berwarna merah sampai jam 19.00 ke suhu rendah berwana
hijau, walaupun tidak semua nya berwana hijau sama. Hal ini membuktikan
pengukuran sesuai kaidah dan penempatannya.

Anda mungkin juga menyukai