Anda di halaman 1dari 28

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

“NOVITA MEDIKA”
Jl Kartini no. 22
Kel. Kalirejo, Kec. Kalirejo, Kab. Lampung Tengah

Oleh :
apt. Selviana Ardiyanti, S. Farm

Kalirejo
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah
dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Apotek. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, maka definisi Apotek adalah tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Dalam peraturan ini seorang Apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan Apotek,
sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas
maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam
fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi Apotek adalah menyediakan obat‐obatan yang
dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi Apotek
sebagai institusi bisnis, Apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada Apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit.
Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran Apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara
aspek klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Apotek merupakan tempat pengabdian seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan dimana Apoteker dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien dalam
pengobatan yang rasional. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, seorang Apoteker harus mampu
menempatkan profesinya diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat.
Apotek NOVITA MEDIKA didirikan dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan
obat masyarakat sekitar Apotek khususnya di daerah Seputih Mataram dan sekitarnya dimana
Apotek NOVITA MEDIKA terletak Jl Kartini, sehingga memiliki potensi yang baik untuk
perkembangan Apotek
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pendirian Apotek ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tempat pengabdian profesi Apoteker yang telah mengucapkan sumpah profesi.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan informasi akan perbekalan farmasi (obat,
bahan obat dan alat kesehatan) termasuk memberikan edukasi dan konsultasi kesehatan kepada
pasien.
3. Menyediakan berbagai macam perbekalan farmasi dan alat kesehatan
4. Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bidang farmasi

C. VISI DAN MISI


1. Visi
“MELAYANI DENGAN HATI”
Menjadi Apotek dengan pelayanan kefarmasian yang berkualitas, memadai dan menjadi
pillihan utama masyarakat.

2. Misi
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personalia apotek secara berkelanjutan
untuk menunjang pelayanan kefarmasian.
b. Melaksanakan Pharmaceutical care secara profesional
c. Mengembangkan jaringan apotek dengan konsep kemitraan yang saling menguntungkan
d. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
BAB II
ANALISA SWOT

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah/
peta lokasi, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Apotek “NOVITA MEDIKA” yang akan didirikan (Swot
Analisis).

1. Kekuatan/ Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif Apotek “NOVITA MEDIKA” yang akan didirikan
adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di Apotek NOVITA
MEDIKA relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mampu mencapai kepuasan
pelanggan sehingga akan meningkatkan omset Apotek;
b. Tersedianya pelayanan langsung dengan Dokter yang berpraktek di Apotek NOVITA
MEDIKA
c. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;
d. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat, cermat dan cepat;
e. Letak/lokasi Apotek mudah dijangkau;
f. Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan pengobatan,
memberikan pelayanan yang ramah dan sopan;
2. Kelemahan/ Weakness
Membutuhkan waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk memperoleh pelanggan
yang loyal dan pola konsumsi masyarakat yang masih rendah (menengah kebawah).

3. Peluang/ Opportunity
a. Apotek NOVITA MEDIKA terletak di daerah yang memiliki kepadatan jumlah penduduk
yang cukup padat karena merupakan daerah pemukiman penduduk sehingga menjadi sumber
pelanggan Apotek yang potensial
b. Apotek NOVITA MEDIKA terletak dekat dengan pasar dan pusat wilayah di kalirejo

4. Ancaman/ Threat
Ancaman datang dari kompetitor/pesaing yaitu Apotek restu Ibu dan Apotek Kartini yang
juga memiliki letak strategis dekat dengan area pertokoan yang ramai.
BAB III
ASPEK LOKASI DAN ANALISA PASAR

A. ASPEK LOKASI
Apotek NOVITA MEDIKA terletak di Jl kartini no.22, Kel Kalirejo, Kec Kalirejo, Kab.
Lampung Tengah. Apotek berada di daerah padat penduduk, komplek pertokoan, perumahan
penduduk dan sarana kesehatan.
Nama dan Alamat Apotek
Nama Sarana : Apotek NOVITA MEDIKA
Alamat : Jl Kartini no.22, Kel Kalirejo, Kec Kalirejo, Kab. Lampung Tengah

APA : apt. Selviana Ardiyanti, S. Farm


Alamat : Dusun II RT/RW 004/002 desa kaliwungu, Kec. Kalirejo Kab. Lampung
Tengah

Pemilik Sarana : Novita Prastiwi


Alamat : Jl. Adiluwih, RT. 013/RW. 003, Kel Adiluwih , Kec Adiluwih, Kab.
Pringsewu

B. ANALISA PASAR
Letak/ lokasi Apotek NOVITA MEDIKA sangat strategis dan mudah dijangkau karena
dekat dengan pemukiman penduduk, komplek pertokoan, perumahan penduduk dan sarana
kesehatan, sehingga menjadi sumber pelanggan Apotek yang sangat potensial. Perkiraan
konsumen Apotek NOVITA MEDIKA yaitu konsumen berdasarkan resep dan konsumen yang
membeli OTC dan Komoditi lain. Mata pencaharian penduduk sekitar terdiri dari Pedagang,
Buruh Harian Lepas, Guru, Petani, Karyawan Swasta, Sopir dan Ibu Rumah Tangga. Lokasi
Apotek NOVITA MEDIKA cukup aman karena dekat dengan pemukiman penduduk yang ramai.

C. ASPEK MANAGERIAL
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Untuk dapat mengelola sebuah Apotek diperlukan Human Capital yang memiliki
komunikasi efektif dan elegan dalam menangani setiap kegiatan baik yang berhubungan
dengan administratif maupun pelayanan di Apotek sehingga Visi dan Misi Apotek dapat
terlaksana. Apotek “NOVITA MEDIKA” merekrut 5 karyawan dengan susunan sebagai
berikut:
1) Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2) Tenaga Teknis Kefarmasian : 1 orang
3) Administrasi umum : 2 orang

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah:


a) Jam Operasional Apotek NOVITA MEDIKA : 08.00 – 21.00 WIB, dibagi menjadi 2 shift
yaitu Pukul 08.00 – 14.00 WIB dan Pukul 14.00 – 21.00 dengan rincian sebagai berikut :
Senin s/d Kamis & Sabtu :
 Shift 1 : APA (08.00 – 16.00) + Administrasi umum (1 orang) mulai Pukul 08.00 –
14.00 WIB
 Shift 2 : TTK + Administrasi Umum (1 orang) mulai Pukul 14.00 – 21.00 WIB
Jumat & Minggu :
 Shift 1 : TTK + Administrasi Umum (1 orang) mulai Pukul 08.00 – 14.00 WIB
 Shift 2 : Administrasi Umum (1 orang) mulai Pukul 14.00 – 21.00 WIB
b) Dana yang tersedia.
c) Sumber daya manusia merupakan Human Capital, oleh karena itu SDM di Apotek
“NOVITA MEDIKA” haruslah orang-orang yang memiliki kelebihan yang tidak dapat
ditiru oleh Apotek lain yang mampu menciptakan keunggulan yang kompetitif sehingga
akan menciptakan kepuasan customer dan meningkatnya profit Apotek.

2. Alat Dan Perbekalan Farmasi Yang Diperlukan


1) Bangunan
a. Bangunan Apotek terdiri dari ruang pelayanan, ruang tunggu pasien, tempat
peracikan, tempat penyimpanan obat, meja praktek Apoteker (meja konsultasi),
tempat administrasi, toilet, wastafel dan tempat parkir.
b. Bangunan dilengkapi dengan penerangan yang memadai, kipas angin, sumber air
yang baik, ventilasi dan sanitasi yang mendukung, tempat pembuangan sampah dan
alat pemadam kebakaran.
c. Papan Praktek Apoteker berukuran panjang 80 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan
hitam di atas dasar putih. Papan nama terdiri dari papan nama Apotek dan papan
nama Apoteker dengan SIA terpasang jelas.

2) Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban, sarung tangan,
kateter, spuit, dll.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi
(bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll).

3) Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
 Timbangan
 Thermometer
 Mortir dan stamper

b. Alat Perbekalan Farmasi


 Pot plastik berbagai ukuran
 Lemari pendingin
 Lemari dan rak penyimpanan obat
 Lemari penyimpanan untuk narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya

c. Wadah Pembungkus dan Pengemas


 Etiket
 Kertas puyer
 Streples, Gunting, Spidol/pena
 Wadah pengemas dan pembungkus lainnya ( plastik klip)

d. Alat Administrasi
 Blanko Pesanan Obat, Prekursor, Psikotropik, Narkotik dan Alkes
 Blanko Kartu Stock
 Blanko Copy Resep
 Blanko Nota Penjualan
 Blanko Kwitansi
 Buku Penerimaan Barang
 Buku Pengeluaran Barang
 Buku Defecta
 Buku Pencatatan Penyerahan Resep

3. Daftar Standar Operasional Prosedur (Terlampir)


BAB IV
ANALISA KEUANGAN

1. Modal
a) Perlengkapan Apotek
Etalase Kaca Uk 1,5x 2 = 6 x @ 1.500.000,- Rp. 9.000.000
Etalase Kaca Uk 2 x 2 = 1 x @ 2.500.000,- Rp. 2.500.000
Etalase Kaca Uk 2 x1,2 = 1 x @ 1.000.000,- Rp. 1.000.000
Renovasi Toko Rp. 20.000.000
Meja Racik Rp. 1.000.000
Meja Konsultasi Apoteker Rp. 1.000.000
Kursi Kaki Tiga 1 X @ 300.000 Rp. 300.000
Kursi Plastik @ 4 X 50.000 Rp. 200.000
Kursi Tunggu Pasien Rp. 250.000
Printer (-) Rp. 3.000.000
Timbangan Digital Rp. 200.000
Timbangan Badan Rp. 150.000
Lemari Narkotik Dan Psikotropik Rp. 500.000
Alat Peracikan Obat (Stemper, Mortir) Rp. 100.000
Alat Gelas (Beker Glass, Gelas Ukur, Erlenmeyer) Rp. 300.000
Perlengkapan Administrasi Rp. 1.000.000
Stempel Apotek Rp. 100.000
Kipas Angin Rp. 170.000
Papan Praktek Apoteker & Plang Apotek (500.000) Rp. 3.500.000
Banner Apotek Rp. 140.000
Alat Kebersihan Rp. 100.000
Alat Pemadam Kebakaran Rp. 350.000
Wastafel Rp. 500.000
b) Biaya Perizinan Rp. 2.500.000
c) Modal Operasional (Belanja Operasional Apotek) Rp. 101.540.000
TOTAL MODAL Rp. 150.000.000
2. Rencana Anggaran Tahun Ke – 1
a) Biaya Tetap Perbulan Tahun ke – 1

1) Gaji Karyawan
APA (1 orang) Rp. 3.500.000
TTK (1 orang) Rp. 1.100.000
Administrator (2 orang) Rp. 1.100.000
Jumlah Rp. 5.700.000
2) Biaya lain-lain :
Listrik, Pulsa, BBM Rp. 200.000
Galon (Air Minum) @8 x 25.000 Rp. 200.000
Biaya Tidak Terduga Rp. 500.000
Jumlah Rp. 900.000
Biaya Keseluruhan Rp. 6.600.000
Biaya Tetap Tahun Ke – 1
Biaya Tetap Bulanan x 12 Rp. 79.200.000
THR Rp. 6.100.000
TOTAL Rp 85.300.000

b) Perhitungan Pemasukan (Pendapatan) Tahun Ke – 1

1) Diproyeksikan resep masuk 100 lembar/bulan,


perkiraan harga perlembar Rp. 75.000 dengan
margin 40% maka untuk pertahun dapat dihitung:
100 lembar x 12 = 1.200 lembar x Rp 75.000 Rp. 90.000.000
2) Penjualan obat bebas (Margin 10%)
29 hari x 12 bulan x Rp 500.000 = Rp. 174.000.000
3) Penjualan OWA (Margin 10%)
29 hari x 12 bulan x Rp. 1.500.000 = Rp. 522.000.000
4) Penjualan Produk Alkes (Margin 10%)
29 hari x 12 bulan x Rp. 500.000 = 174.000.000
TOTAL PENDAPATAN 1 TAHUN Rp. 960.000.000
c) Perhitungan Pengeluaran Rutin Tahun Ke – 1

1) Pembelian Obat Resep ( 60% X Rp. 90.000.000) Rp. 54.000.000


2) Pembelian Obat Bebas (90% X Rp. 174.000.000) Rp. 156.600.000
3) Pembelian OWA (75% X Rp. 522.000.000) Rp. 391.500.000
4) Pembelian Produk Alkes (80% x Rp. 174.000.000) Rp. 139.200.000
5) Biaya tetap 1 tahun Rp. 85.300.000

Total Pengeluaran 1 Tahun Rp. 826.600.000

d) Pengeluaran Laba Rugi Tahun Ke – 1

1) Pemasukan tahun ke-1 Rp. 960.000.000


2) Pengeluaran tahun ke-1 Rp. 826.600.000
Laba kotor Rp. 133.400.000
Pajak Onset (1% x 960.000.000) Rp. 9.600.000
Laba bersih Rp. 123.800.000

e) Perhitungan BEP Tahun Ke – 1


1) PBP (Pay Back Periode)
Total Investasi 1 Tahun
PBP = Laba Bersih ×
Rp. 150.000.000 1 Tahun
= ×
Rp. 123.800.000
= 1,2

= 1 Tahun 2 Bulan

2) ROI (Return On Investment)


Laba Bersih 100%
ROI = ×
Total Investasi
Rp. 123.800.000 100%
= ×
Rp. 150.000.000
= 82,53 %
3) BEP (Break Event Point)
Biaya Variabel = Total Pengeluaran 1 Tahun – Biaya Tetap 1 Tahun
= Rp. 826.600.000 – Rp. 85.300.000
= Rp. 741.300.000

1
BEP = × Biaya Tetap
Biaya Variabel
1 Total Penjualan
1
= × Rp. 85.300.000
Rp. 741.300.000
1 Rp. 960.000.000

1
= 1 – 0,77 × Rp. 85.300.000

= Rp. 370.869.565/ Tahun

= Rp. 30.905.797/ Bulan

= Rp. 1.065.717/ Hari (29 Hari)

4) Margin
Biaya Tetap
Margin = X 100%
BEP
Rp. 85.300.000
= X 100%
Rp. 370.869.565

= 23 %

5) Persentase BEP

Biaya Tetap
% BEP = X 100%
(Pendapatan – Variabel)
Rp. 85.300.000
= X 100%
Rp. 960.000.000 – Rp. 741.300.000

= 39 %
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dengan memperhatikan studi kelayakan yang telah dilakukan seperti aspek
lokasi, aspek pasar, aspek ekonomi dan permodalan, aspek managerial dan aspek teknis maka Apotek
NOVITA MEDIKA yang akan didirikan di Jl Kartini No.22 Kel Kalirejo, Kec Kalirejo, Kab.
Lampung Tengah layak didirikan dan mempunyai prospek yang cukup bagus, baik ditinjau dari segi
pelayanan maupun ekonomi.
LAMPIRAN
(Standar Operasional Prosedur)
Lampiran 1 : Penerimaan Resep

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 0 1
PENERIMAAN RESEP Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA
1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelayanan sediaan farmasi-alat
kesehatan dengan Resep dokter

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1. Resep diterima
2. Memeriksa kebenaran dokter yang tertera dalam resep (jika meragukan segera hubungi dokternya).
3. Memeriksa kebenaran pasien yang tertera dalam resep (cek nama, umur dan alamat), jika tidak
sesuai dengan pasien dimaksud dikonfirmasi pada penulis resep atau ditolak.
4. Memastikan sediaan farmasi-alkes sesuai dengan tujuan terapi pasien, jika tidak sesuai diperbaiki
atau dikonfirmasi pada penulis resep/ditolak tergantung dari situasi dan besar kecilnya ketidak
sesuaian tersebut.
5. Mengecek ketersediaan sediaan farmasi-alkes di apotek dengan yang tertulis di resep.
 Jika sediaan farmasi-alkes tidak tersedia atau habis stoknya maka sediaan farmasi-alkes pada
resep tidak diberi harga dan diberi tanda (*)
 sediaan farmasi-alkes yang tertulis di resep tersedia stoknya di apotek maka sediaan farmasi-
alkes tersebut di cek harganya di catatan list harga.
6. Jika ada sediaan farmasi-alkes yang tidak tersedia di apotik, pasien dan atau dokter diberitahu
termasuk alternatif pengganti jika ada.
7. Memberitahukan harga yang harus dibayar\
 Pasien diminta membayar jika ia setuju dengan harga yang harus dibayar
 Jika Pasien tidak membawa uang yang cukup, apoteker harus bertindak terutama untuk
antibiotik, jika harga obat terlalu mahal bagi pasien maka apoteker menghubungi
dokter dan mengkonsultasikan dengan dokter penulis resep untuk mengganti antibiotik
tersebut dengan nama dagang yang harganya mampu dibayar oleh pasien atau
ditawarkan pada pasien secara langsung untuk diganti dengan merek lain yang lebih
murah.
8. Ketika harga sudah sesuai terjadi pembayaran
9. Memberi nomor urut yang sesuai dengan nomor resep pada pasien dengan tujuannya.
 Agar tidak terjadi kesalahan pada penerimaan sediaan farmasi-alkes
 Sebagai nomor antrian pasien agar lebih teratur dan tertib.
 untuk mempermudah dalam pengecekan jika ada sesuatu sebagai nomor resep yang masuk
di apotek.
10. Nomor antrian di berikan pada pasien yang bersangkutan, selanjutnya ditukar dengan obatnya
setelah proses penyiapan selesai.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt. Selviana Ardiyanti, S.Farm


Lampiran 2 : Penyiapan dan Labeling Farmasi – Alat Kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
PENYIAPAN DAN LABELING SEDIAAN No. 0 0 2
Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA FARMASI-ALAT KESEHATAN 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan dan labeling sediaan farmasi-alat
kesehatan

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker / Teknisi Kefarmasian

C. PROSEDUR
1. Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan diambil dari rak.
2. Item, jumlah dan kekuatan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan yang diambil harus sesuai dengan
resep.
3. Setiap pengambilan Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan, harus mencatat pada masing-masing
kartu stok.
4. Setelah semua Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan pada resep disiapkan, ditulis etiket pada masing-
masing Sediaan Farmasi –Alat Kesehatan.
5. Untuk Sediaan Farmasi yang penggunaannya secara per oral, etiket yang digunakan adalah
etiket berwarna putih, sedangkan Sediaan Farmasi yang digunakan non oral dan alat kesehatan
menggunakan etiket berwarna biru.
6. Penulisan etiket harus jelas dan mudah dipahami oleh orang lain
7. Penulisan etiket meliputi : tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama pasien, aturan penggunaan,
dan waktu penggunaan.
8. Pada saat pemberian etiket juga dilakukan pengecekan ulang pada nama, jumlah, jenis, dan
kekuatan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan.
9. Kemudian etiket yang sudah dituliskan aturan pakai ditempelkan sesuai dengan Sediaan Farmasi –
Alat Kesehatan.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 3 : Penyiapan Obat Puyer

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 0 3
PENYIAPAN OBAT PUYER Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyiapan obat yang harus dipuyer

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker / Teknisi Kefarmasian

C. PROSEDUR
1. Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus)
2. Untuk obat-obat yang tidak bisa digerus seperti lepas lambat, obat salut, dll. Tidak boleh digerus,
dilakukan konfirmasi pada dokter penulis resep.
3. Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang diterima.
4. Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan aturan penggunaan obat.
5. Etiket langsung ditempatkan di wadah pengemas (plastik klip) agar tidak tertukar dengan reseplain.
6. Sebelum dipakai, mortir dan stamper harus dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan.
7. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah semua obat terbuka dari
kemasannya digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus dan homogen.
8. Kemudian membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai dengan jumlah puyer yang akan
dibuat.
9. Mengemas puyer dengan menggunakan kertas puyer
10. Menghitung kembali jumlah puyer yang dibuat berdasarkan resep.
11. Masukkan pada plastik klip yang suda diberi etiket.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 4 : Pelayanan Swamedikasi

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 0 4
PELAYANAN SWAMEDIKASI Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA
1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan pelayanan swamedikasi

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan :
a. Patient assesment oleh Apoteker untuk merespon keluhan pasien
b. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Bila
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka disarankan periksa ke dokter.
c. Obat dapat diberikan hanya untuk mengurangi keluhan.
d. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi lain yang mendukung
pengobatan pasien/klien berkenaan dengan keluhannya.

2. Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:


a. Dilihat ketersediaan obat di apotek
 Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya. Bila menurut ilmu kefarmasian sudah tepat
obat dapat diberikan. Bila menurut ilmu kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan patient
assesment untuk membantu memilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.
 Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan aktif sama dari pabrik lain
b. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan pasien (jenis dan
jumlahnya)
c. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi lain yang mendukung
pengobatan pasien/klien berkenaan dengan keluhannya.
d. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk monitoring penggunaan obat

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 5 : Penyiapan dan Penyerahan Sirup Kering

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN No. 0 0 5
NOVITA MEDIKA Tanggal berlaku
SIRUP KERING 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan
dokter hewan

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian

C. PROSEDUR
 Peracikan sediaan farmasi
 Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep
 Menawarkan kepada pasien apakah mau melakukan pengenceran sendiri atau dibantu Apoteker
 Membuka botol obat, apabila pengenceran dilakukan oleh Apoteker
 Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai takaran
 Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu
 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep serta
petunjuk dan informasi lain.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 6 : Penyerahan Obat Kepada Pasien

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 0 6
PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyerahan sediaan farmasi-alkes obat pada
pasien

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1. Sedian farmasi-Alkes yang sudah diberi etiket diserahkan pada pasien.
2. Memanggil nama pasien sesuai dengan yang tertulis pada resep.
3. Meminta nomor antrian yang diberikan diawal penerimaan resep.
4. Mencocokkan nomor antrian dengan nomor resep, setelah nomor antrian dan nomor resep cocok
sediaan farmasi/alkes diserahkan pada pasien.
5. Menyerahkan sediaan farmasi/alkes pada pasien dengan pemberian informasi tetang cara
pemakaian, aturan pakai dan waktu penggunaan dan cara penyimpanan (KIE).
6. Pastikan bahwa sediaan farmasi/alkes yang diterima oleh pasien digunakan secara benar,
7. Informasi yang diberikan oleh Apoteker dipahami oleh pasien, jika terlihat ragu-ragu, ulangi
penjelasan pada pasien (asuhan kefarmasian)

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, S.Farm


Lampiran 7 : Pelayanan Informasi Obat

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 0 7
PELAYANAN INFORMASI OBAT Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA
1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini, mudah dimengerti,
etis dan bijaksana

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1) Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien (medication

record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis


2) Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi.
3) Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik
secara lisan maupun tertulis
4) Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :
 Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
 Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi : bagaimana cara memakai
obat, kapan harus mengkonsumsi/memakai obat, seberapa banyak/dosis dikonsumsi
sebelumnya, waktu sebelum atau sesudah makan, frekuensi penggunaan obat/rentang jam
penggunaan
 Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan
 Peringatan atau efek samping obat
 Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
 Tata cara penyimpanan obat (sediaan farmasi/alkes)
 Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5) Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
6) Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 8 : Konseling

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 08
KONSELING Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan konseling pasien dengan resep, sesuai dengan kondisi
pasien

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien/keluarga pasien
2) Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat (sediaan farmasi/alkes) yang dikatakan
oleh dokter kepada pasien dengan metode open-ended question. Untuk resep baru bisa dengan three
prime question :
 Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini ?
 Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?
 Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini ? Untuk resep ulang
 Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien ?
 Bagaimana cara pemakaian obat ?
 Apakah ada keluhan selama penggunaan obat ?
3) Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obat tertentu (inhaler, suppositoria,
obat tetes, dll)
4) Melakukan verifikasi akhir meliputi :
 Mengecek pemahaman pasien
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan
obat untuk mengoptimalkan terapi
5) Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt. Selviana Ardiyanti, S.Farm


Lampiran 9 : Pengadaan Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
No. 0 0 9
PENGADAAN SEDIAAN
NOVITA MEDIKA Tanggal berlaku
FARMASI – ALAT KESEHATAN 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan pengadaan sediaan farmasi-alat kesehatan

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1) Memeriksa Sediaan Farmasi- Alat Kesehatan yang sudah habis atau hampir habis (diketahui
melalui pengamatan visual atau dari kartu stok pada setiap obat), dicatat di buku daftar obat habis
(defecta).

2) Pemesanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang habis pada PBF dilakukan perminggu atau sesuai
dengan jadwal datangnya PBF

3) Menentukan pesanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang meliputi jenis (termasuk di dalamnya
bentuk sediaan dan kekuatan), jumlah, dan PBF yang dipilih.

4) Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) :


 Surat Pesanan Obat dan Alat Kesehatan
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat yang dipesan.

 Surat Pesanan Narkotika


a. Ditujukanpada PBF Kimia Farma, dibuat rangkap empat (tiga untuk PBF Kimia Farma dan
satu arsip apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA sebagai pemesan, jenis dan
jumlah yang dipesan serta tujuan penggunaan.
c. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis Narkotika.

 Surat Pesanan Psikotropika


a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA sebagai pemesan, Nama dan
alamat PBF, jenis dan jumlah obat yang dipesan.
c. Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis Psiktropika. SP
ditandatangani oleh APA dan diberi stempel apotek.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 10 : Penyimpanan Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
PENYIMPANAN SEDIAAN No. 0 1 0
Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA FARMASI – ALAT KESEHATAN 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian.

C. PROSEDUR
1) Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan sesuai dengan spesifikasi obat
tersebut (suhu dan kelembabannya) untuk menjamin stabilitas obat
2) Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengambilan
3) Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain:
 Berdasarkan kelas terapi
 Bentuk sediaan
 Alfabetis
 Gabungan antara ketiganya
4) Penyimpanan khusus (di lemari pendingin)
Ada beberapa sediaan yang tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu kamar, antara lain:
suppositoria, ovula, tablet amoxicillin dengan asam klavulanat, sediaan dengan bakteri lacto
bacillus, tablet salut gula dan selaput, sirup, beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin
dan lain-lain.
5) Metode FIFO dan FEFO
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu dikeluarkan lebih dulu, hal ini
untuk menghindari obat kedaluarsa. Penataan juga berdasarkan metode First Expired First Out
(FEFO) yaitu obat yang mempunyai kadaluarsa lebih awal dikeluarkan lebih dulu.

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 11 : Pengelolaan Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan Kadaluarsa/Rusak

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI – ALAT No. 0 1 1
Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA KESEHATAN KADALUARSA/RUSAK 12 Juli 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penanganan Sediaan Farmasi – Alat Kesehatan
kadaluarsa dan rusak

B. PENANGGUNG JAWAB
Seluruh Personel Apotek.

C. PROSEDUR
1) Obat-obat yang ED nya kurang dari 4 bulan dipisahkan beserta fakturnya.
2) Menghubungi distributornya untuk mengambil obat tersebut
3) Salesman akan menukar obat-obat tersebut dengan obat baru dengan ED yg lebih lama atau diganti
dengan uang.
4) Untuk obat-obatyang tidak bisa diretur maka obat-obat ED dikumpulkan tersendiri dan pemusnahan
dilakukan tiap tahun dan juga obat-obat yang rusak.
5) Pembuatan berita acara pemusnahan sediaan farmasi-alat kesehatan
6) Berita acara dibuat rangkap dua dan dikirim kepada :
 Ka. Dinkes Kabupaten
 Ka. Dinkes Provinsi

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 12 : Pengelolaan Resep

Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 1 2
PENGELOLAAN RESEP Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pencatatan, pengarsipan, penyiapan laporan dan
penggunaan laporan untuk mengelola sediaan farmasi

B. PENANGGUNG JAWAB
Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan resep.

C. PROSEDUR
1) Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep
2) Resep yang berisi Narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah.
3) Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.
4) Resep dibendel sesuai kelompoknya, setiap hari dan dibendel per bulan
5) Bendel resep diberi tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan di tempat yang telah
ditentukan.
6) Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan untuk
penelusuran resep
7) Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada bendel semula
tanpa merubah urutan
8) Resep yang telah disimpan selama 3 (tiga) tahun atau lebih, dimusnahkan sesuai tata cara
pemusnahan

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 13 : Pembuatan Patient Medication Record

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Halaman 1 dari 1


APOTEK
PEMBUATAN No. 0 1 3
Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA PATIENT MEDICATION RECORD 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan mencatat sejarah penyakit dan pengobatan pasien yang
dapat membantu Apoteker untuk mengidentifikasikan efek samping yang potensial

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker

C. PROSEDUR
1) Memasukkan data pasien secara detil ke blanko PMR
 Nama lengkap
 Alamat
 Umur
 Jenis kelamin
2) Mencatat keadaan penyakit pasien
3) Mencatat secara detil obat yang dikonsumsi pasien selama setahun terakhir atau lebih
 Nama obat
 Potensi
 Dosis pemakaian
 Lama pemakaian
4) Mencatat reaksi alergi atau hypersensitivity pasien terhadap obat tertentu
5) Mencatat adanya efek samping atau adanya drug interaction
6) Mencatat apakah ada ketergantungan obat tertentu
7) Mencatat adanya kebiasaan pasien mengkonsumsi minuman keras, rokok, teh, kopi dsb
8) Mencatat adanya kesulitan pasien untuk mengkonsumsi bentuk sediaan tertentu
9) Blanko PMR terus di update setiap kedatangan pasien tersebut
10) Mengarsipkan blanko PMR berdasarkan nama pasien secara alfabetis
11) Menyimpan data dan informasi yang berkaitan dengan pasien yang sifatnya rahasia dan hanya
dapat diakses oleh orang/institusi tertentu
12) Data dapat diberikan kepada dokter hanya atas permintaan pasien
Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 14 : Pemusnahan Resep
Halaman 1 dari 1
APOTEK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. 0 1 4
PEMUSNAHAN RESEP Tanggal berlaku
NOVITA MEDIKA 1 Agustus 2022

A. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pemusnahan resep yang telah disimpan 3 (tiga) tahun
atau lebih

B. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker dibantu oleh personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pemusnahan resep.

C. PROSEDUR
1) Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan Berita Acara Pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat
Kesehatan)
2) Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan
3) Menyiapkan tempat pemusnahan
4) Tata cara pemusnahan :
 Resep narkotika dihitung jumlahnya
 Resep lain ditimbang
 Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
5) Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya memuat :
 Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
 Jumlah resep narkotika dan berat resep yang dimusnahkan
 Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
 Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
6) Membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani oleh Apoteker dan saksi
dalam pelaksanaan pemusnahan resep

Dilaksanakan Oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana apt.Selviana Ardiyanti, s.Farm


Lampiran 15 : Denah Bangunan Apotek Novita Medika

ETALASE kasir

Meja
ETALASE hadap depan
konseling
ETALASE hadap belakang
Meja
racik

Lemari
Narkotik

kulkas
ETALASE

toilet
Gudang
wastafel

Anda mungkin juga menyukai