Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

KEMUNGKINAN DAN UJI CHI KWADRAT

1. PENDAHULUAN
1. 1. Deskripsi singkat

Bab ini akan membahas dasar-dasar dari teori kemungkinan dan rumus umum
binomium yang sering digunakan dalam kasus-kasus peternakan. Pembahasan tentang
metode statistic chi kwadrat dimaksudkan agar mahasiswa dapat menganalisis kasus-kasus
apakah masih sesuai dengan rasio Mendel atau kemungkinan yang diharapkan.

1. 2. Relevansi

Dalam ilmu genetika kemungkinan mempunyai arti penting misalnya


kemungkinan berkelamin jantan, pembuahan sl telur oleh spermatozoa dan peluang
pertemuan gamet-gamet dalam pembentukan genotip. Peluang dari kejadian dapat
diprediksi atau diharapkan secara teoritik. Dalam kenyataan kejadian-kejadian dapat diuji
kembali apakah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mencapai maksud tersebut dapat
menggunakan statistik sederhana berupa uji chi kwadrat.

1. 3. Kompetensi akhir

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi akhir


dalam hal-hal :

1. memahami pengertian kemungkinan;


2. menjelaskan dasar-dasar teori kemungkinan melalui contoh kasus;
3. memanfaatkan rumus binomium dalam kasus-kasus peternakan;
4. memahami dasar-dasar chi kwadrat (pengertian, rumus dasar, nilai table,
kesimpulan-kesimpulan dan kelemahan);
5. menganalisis kasus genetika di lapangan dengan menggunakan uji chi kwadrat.

VI-1
2. MATERI

2.1. Uraian Materi


2. 1. 1. Kemungkinan
2.1.1.1. Pengertian
Kemungkinan (probability) suatu kejadian yang diharapkan adalah perbandingan
antara peristiwa yang diharapkan dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap
suatu obyek. Misalnya, sifat kejadian berupa lentingan pada lemparan mata uang akan
diperoleh peristiwa telentang (kepala kelihatan) dan telungkup (ekor kelihatan) Jumlah
peristiwa sebanyak 2 yaitu telentang dan telungkup.

2. 1. 1. 2. Dasar-dasar teori Kemungkinan

Ada 3 hal pokok yang melandasi teori kemungkinan. Adapun ketiga hal pokok
tersebut beserta contoh-contoh kasus dapat dilihat sebagai berikut:

Dasar Teori Rumus Contoh Kasus

Kemungkinan akan Jika kita tos uang logam yang


terjadinya suatu K(x) = x / (x + y) memiliki sisi atas (kepala) dan sisi
yang dii-nginkan K(x) = kemungkinan untuk bawah (ekor) berapa kemungkinan
adalah sama dengan mendapatkan (x) akan dapat kepala?
perbandingan x+y = jumlah keseluruhan Jawab:
antara sesuatu yang K(kepala) = kepala / (kepala + ekor)
diinginkan terhadap K(kepala) = 1 / (1 + 1)
keselu-ruhannya K(kepala) = ½
Jika lempar sebuah dadu (6 sisi
masing-masing diberi angka 1 – 6)
berapa kemungkinan mendapat angka
6
Jawab
K(angka 6) = angka 6 / jumlah sisi

K(angka 6) = 1/6
Dalam sebuah kantong terdapat 20
bola warna terdiri dari 5 bola merah,
12 kuning dan 3 hijau. Jika
mengambil bola dari kantong berapa
kemungkinan akan mendapat sebuah
bola hijau?
Jawab:
K(hijau) = bola hijau / jml semua
bola
K(hijau) = 3 / 20

VI-2
Kemunginan Jika kita melakukan tos dengan 2
terjadinya dua K(x + y ) = K(x) x K (y) uang logam bersama-sama (satu di
peristiwa atau lebih, tangan kiri satu di tangan kanan)
yang masing- berapa kemungkinan mendapat
masing berdiri kepala pada kedua uang logam itu?
sendiri adalah sama Jawab:
dengan hasil K(kepala) = 1 / 2
perkalian dari K(kepala + kepala ) = 1/2 x 1/2
besarnya K(kepala + kepala ) = 1/4
kemungkinan untuk
peristiwa-peristiwa
itu.
Suami isteri maisng-masing normal
tetapi pembawa gen untuk albino.
Berapa kemungkinan mereka
mendapatkan anak perempuan
albino?
Jawab
P : Aa x Aa
F1 : AA =normal, Aa = normal,
Aa = normal, aa = albino
K (albino) = ¼ , K (♀) =½
K (♀ albino) = ½ x ¼ = 1/8

Kemungkinan Jika kita tos dengan dua uang logam


terjadinya dua K(x atau y ) = K(x) + K (y) bersama-sama, berapa kemungkinan
peristiwa atau lebih akan mendapatkan dua kepala atau
yang saling dua ekor pada kedua uang logam itu?
mempengaruhi Jawab:
adalah sama dengan K (kepala) = ½ , K (dua kepala) = ½ x ½ =
jumlah besarnya ¼
kemungkinan untuk
peristiwa itu K (ekor) = ½ , K (dua ekor) = ½ x ½ =
¼

K(dua kepala atau dua ekor ) = ¼ + ¼ = ½

Jika kita menarik sehelai kartu dari


setumpuk kartu bridge, berapakah
kemungkinan kita akan mendapatkan
sehelai kartu Aas atau sehelai kartu
raja (diberi tanda huruf K)?
Jawab:

K (Aas) = 4/52 , K (raja) = 4/52

K(Aas atau Raja ) = 1/13 + 1/13 = 2/13

VI-3
2.1. 2. Ekspresi binomial

2. 1. 2. 1. Pengertian

Ekspresi binomial adalah rumus digunakan untuk kejadian yang hanya memiliki
dua alternative kemungkinan yang akan muncul. Misalnya, munculnya gambar komodo
dan garuda pada mata uang logam pada pelemparan sebuah mata uang Rp. 50,00, jenis
kelamin pada ternak yang baru lahir, macam gamet yang dihasilkan oleh individu
heterozigot.

Rumus umum ekspresi binomial adalah (p + q )n dimana: p = peluang muncul


kejadian pertama, q = peluang muncul kejadian kedua dan n = adalah jumlah kejadian.

2.1. 2. 2. Ciri-ciri ekspresi binomial

Ekpresi binomial memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Jumlah kombinasi kejadian yang akan muncul adalah (n+1), dengan n = jumlah
kejadian. Contoh; jika seekor sapi memiliki 2 ekor anak, kemungkinan kombinasi
kejadian yang muncul berhubungan dengan jenis kelamin ada 3 macam, yaitu (p+q)2 =
p2 + 2pq + q2 (p = peluang muncul anak jantan, q = peluang muncul anak betina, p2 =
peluang kedua anaknya adalah jantan, q2 = peluang kedua anaknya adalah betina
semuanya dan 2pq = peluang anaknya 1 jantan dan 1 betina.

2. Pangkat dari ekspresi binomial mengikuti pola tertentu. Pangkat p (kejadian pertama)
dimulai oleh jumlah kejadian (n) selanjutnya menurun sampai dengan 0 (nol). Pangkat
q (kejadian kedua) meningkat dimuali dari q0 sampai qn

3. Koefisien kombinasi kejadian mengikuti aturan segitiga pascal dengan koefisien adalah
dari jumlah 2 angka pada kolom diatasnya. Adapun contoh atauran segitiga pascal
seperti berikut:

Pangkat Koefisien Total

1 1 1 2
2 1 2 1 4
3 1 3 3 1 8
4 1 4 6 4 1 16
5 1 5 10 10 5 1 32
6 1 6 15 20 15 6 1 64
7 1 7 21 35 35 21 7 1 128
Dst Dst dst

VI-4
Peluang binomial dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Peluang binomial = { ( n! ) / ( k1! )(k2!) } {(p)k1(q)k2}

n = jumlah kejadian
k1 = kejadian pertama
k2 = kejadian kedua
p = peluang kejadian pertama
q = peluang kejadian kedua

2. 1. 2. 3. Penggunaan ekspresi binomial

Contoh 1:

Kita melakukan tos dengan 3 uang logam bersama-sama. Berapa kemungkinan kita akan
mendapatkan satu kepala dan dua ekor pada ketiga uang logam? Berapa kemungkinan
untuk mendapatkan 3 kepala?
Jawab:

Ada tiga uang logam, jadi n = 3.

Misalkan p = kemungkinan untuk mendapatkan kepala (1/2)


q = kemungkinan untuk mendapatkan ekor (1/2)
(p + q)3 = p3 + 3p2q + 3 pq2 + q3
K (satu kepala, 2 ekor) = 3pq2 = 3 (1/2)(1/2)2 = 3/8
K (3 kepala ) = p3 = (1/2)(1/2) (1/2) = 1/8

Contoh 2:

Mempelai baru tidak setuju dengan anjuran untuk keluarga berencana sehingga mereka
menginginkan 6 orang anak. Berapakah kemungkinan anak-anak mereka akan terdiri dari:
1. tiga anak permpuan dan tiga anak laki-laki
2. dua anak perempuan dan empat anak laki-laki
3. enam anak laki-laki
4. lima anak laki-laki dan 1 anak perempuan
5. urutan tetentu yaitu laki,perempuan, laki, perempuan, laki, perempuan
Jawab:

Diinginkan sebanyak 6 anak, n = 6


Dengan menggunakan pedoman segitiga pasal maka didapatkan formula:

(p + q )6 = p6 + 6p5q + 15 p4q2 + 20 p3q3 + 15 p2q4 + 6 pq5 + q6

Misalkan p = kemungkinan untuk melahirkan anak laki-laki(1/2)


q = kemungkinan untuk melahirkan anak perempuan (1/2)

a). K(3perempuan, 3 laki-laki) = 20 p3q3 = 20 (1/2)3(1/2)3 = 20 (1/8)(1/8) =20/64

VI-5
b). K(2perempuan, 4 laki-laki) = 15 p4q2 = 15 (1/2)4(1/2)2 = 15 (1/16)(1/4) =15/64

b). K(6 laki-laki) = p6 = (1/2)6 =1/64

Contoh 3:

Jika dua ekor sapi tidak bertanduk heterozigot disilangkan maka berapa peluang untuk
mendapatkan 4 ekor anak tidak bertanduk dan 2 ekor anak bertanduk?

Berapa peluang untuk mendapatkan 4 ekor anak jantan tidak bertanduk dan 2 ekor anak
betina bertanduk?

Jawab:

Jumlah anak adalah 6 ekor, n = 6 (enam kejadian)

a) Kemungkinan 4 anak tidak bertanduk dan 2 anak bertanduk:

Peluang mendapatkan anak tidak bertanduk adalah p = ¾


Peluang mendapatkan anak bertanduk q =¼
(Ingat Pp x Pp mendapatkan PP, Pp, Pp dan pp dimana P dominansi penuh tetrhadap
alelnya).

Dengan rumus binomial:

a). K(4tidak bertanduk, 2 bertanduk) = { ( n! ) / ( k1! )(k2!) } {(p)k1(q)k2}

n = jumlah kejadian = 6 (jumlah kelahiran)


k1 = kejadian pertama = 4 (anak tidak bertanduk)
k2 = kejadian kedua = 2 (anak bertanduk)

K(4tidak bertanduk, 2 bertanduk) = { ( n! ) / ( k1! )(k2!) } {(p)k1(q)k2}

= { ( 6.5.4.3.2.1 ) / ( 4.3.2.1. )(2.1) } {(p)k1(q)k2}

= 15 {(p)4(q)2}

= 15 {(3/4)4(1/4)2} = 0.593

b). Kemungkinan 4 anak jantan tidak bertanduk dan 2 anak betina bertanduk

Peluang munculnya anak jantan = ½, peluang anak tidak bertanduk = 3/4


Jadi peluang muncul anak jantan tidak betanduk = (1/2) (3/4) = 3/8.

Peluang munculnya anak betina = ½, peluang anak bertanduk = 1/4


Jadi peluang muncul anak betina betanduk = (1/2) (1/4) = 1/8.

K(4jantan tidak bertanduk, 2 betina bertanduk) = 15 {(p)4(q)2}

VI-6
= 15 {(3/8)4(1/8)2} = 0.00463

2. 1. 3. Uji chi kwadrat

2. 1. 3. 1. Pengertian
Uji chi kwadrat merupakan sebuah bentuk pengujian apakah suatu hasil
pengamatan berbeda nyata atau tidak dengan suatu nilai harapan dari sebuah kejadian.
Metode tersebut diperkenalkan oleh K. Pearson. Misalnya rasio fenotip dari perkawinan
heterozigot adalah 3 : 1 jika sifat diturunkan secara dominant penuh. Jika dari persilangan
ini menghasilkan 40 anak maka diharapkan muncul 30 ekor anak memiliki fenotip
dominant dan 10 yang memiliki fenotip resesif. Jika rasio fenotip yang diperoleh menjadi
35 dominan dan 5 resesif apakah fenomena ini menyimpang dari harapan 3 : 1? Uji chi
kwadrat membantu menjelaskan fenomena tersebut.

2.1. 3.2. Rumus nilai hitung

Rumus chi kwadrat sbb:

χ2 = ∑ {(O – E)2} / { E}
dimana:
χ2 = chi kwadrat (nilai hitung)
O = nilai pengamatan
E = nilai harapan
∑ = jumlah dari nilai-nilai

2. 1. 3. 3. Membandingkan nilai hitung dan tabel


Untuk menentukan apakah rasio dari hasil pengamatan menyimpang atau tidak
dari ketentuan Mendel (persilangan monohybrid rasio fenotip adalah 3:1, pada persilangan
dihibrid rasio 9:3:3:1 dsb), nilai χ2 hitung dibandingkan dengan nilai χ 2 tabel sesuai dengan
derajat bebas dan tingkat kepercayaan. Derajat bebas adalah nilai sebesar n-1 dimana n
= jumlah kelas yang muncul. Misalnya pada persilangan monohybrid fenotipe terdiri dari
dua kelompok (kelas) sehingga derajat bebas menjadi 2-1 = 1, pada persilangan dihibrid
jumlah kelas fenotip sebanyak 4 (9:3:3:1) sehingga derajat bebas menjadi 4-1 = 3. Tingkat
kepercayaan yang sering dipakai dalam bidang biologi adalah pada level 1% dan 5%.
Adapun contoh sebagian table chi kwadrat sbb:

VI-7
Derajat Peluang suatu kesempatan terjadi
bebas
0.10 0.05 0.01
1 2.71 3.84 6.64
2 4.60 5.99 9.21
3 6.25 7.82 11.35
4 7.78 9.49 13.28
5 9.24 11.07 15.09
6 10.64 12.59 16.81
7 12.02 14.07 18.48
8 13.36 15.51 20.09

Ada tiga kemungkinan dalam pengambilan kesimpulan:

Posisi nilai hitung dan Kesimpulan Keterangan


nilai table
χ 2 hitung < χ 2 tabel Tidak berbeda nyata Hasil persilangan tidak
menyimpang dari rasio
harapan
χ 2 hitung > χ 2 tabel Berbeda nyata Hasil persilangan
Pada tingkat kepercayaan menyimpang dari rasio
5% tetapi lebih kecil dari harapan
nilai table pada tingkat
kepercayaan 1%
χ 2 hitung > χ 2 tabel Sangat berbeda nyata Hasil persilangan sangat
Pada tingkat kepercayaan menyimpang dari rasio
1% harapan

2.1. 3. 4. Kelemahan uji chi kwadrat


Ada dua kelemahan utama dari uji chi kwadrat yaitu:
1. Harus digunakan angka nyata dalam perhitungan. Data berupa persentase tidak
dapat diuji dengan uji chi kwadrat.
2. Uji ini tidak dapat digunakan bila jumlah nilai harapan dalam suatu kelas fenotip
kurang dari 5.

2. 1. 3. 5. Penggunaan uji chi kwadrat:

Contoh 1 (persilangan monohybrid)

Persilangan antara sapi tidak bertanduk heterozigot menghasilkan 40 ekor anak


yang terdiri dari 25 ekor sapi tidak bertanduk dan 15 ekor sapi bertanduk.

VI-8
Dengan menggunakan uji chi kwadrat tunjukan apakah keadaan tersebut sesuai
dengan rasio Mendel (3 : 1).

Jawab:
Jumlah kelas fenotip = 2 (Tidak bertanduk dan bertanduk)
Perbandingan antar kelas = 3 : 1
Total ternak = 40 ekor
Jumlah harapan (ekspetasi) tidak bertanduk = ¾ x 40 = 30 ekor
Bertanduk = ¼ x 40 = 10 ekor

Nilai pengamatan dan harapan dari kedua kelas fenotip, deviasi, kwadrat deviasi
serta nilai chi kwadrat dari semua kelas sbb:

Fenotip
Tidak bertanduk Bertanduk
Pengamatan (O) 25 15
Harapan (E) 30 10
(O - E) -5 5
(O - E)2 25 25
(O - E)2 / E 0.83 2.5
χ2 = 0.83 + 2.5 = 3.33

χ 2 hitung = 3.33, sedangkan


x 2 tabel dengan derajat bebas (2-1) pada tingkat kepercayaan
5% sebesar 3.84 dan
1% sebesar 6,64.
nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel atau berbeda tidak nyata.
Ini mengindikasikan bahwa hasil persilangan yang menghasilkan rasio fenotip 25:
15 tidak menyimpang dari rasio fenotip harapan 3:1. Masih sesuai dengan Hukum
Mendel.
Contoh 2 (persilangan dihibrid)
Hasil persilangan antara sapi berwarna hitam dan tidak bertanduk heterozigot
menghasilkan sebanyak 208 anak yang terdiri dari 107 sapi hitam tidak bertanduk,
48 sapi hitam bertanduk, 47 sapi merah tidak bertanduk dan 6 sapi merah
bertanduk. Tentukan rasio hasil persilangan ini menyimpang atau tidak dari nilai
harapan 9:3:3:1. x 2 tabel dengan derajat bebas (4-1) pada tingkat kepercayaan 5%
dan 1% masing-masing adalah 7.82 dan 11.35.
Jawab:

VI-9
Jumlah kelas fenotip = 4 (hitam tidak bertanduk, hitam bertanduk
merah tidak bertanduk dan merah bertanduk)
Perbandingan antar kelas = 9: 3 : 3 : 1
Total ternak = 208 ekor

Jumlah harapan (ekspetasi):

Hitam tidak bertanduk = 9/16 X 208 = 117 ekor


Hitam bertanduk = 3/16 x 208 = 39 ekor
Merah tidak bertanduk = 3/16 X 208 = 39 ekor
Merah bertanduk = 1/16 X 208 = 13 ekor

Nilai pengamatan dan harapan dari keempat kelas fenotip, deviasi, kwadrat
deviasi serta nilai chi kwadrat dari semua kelas sbb:

Fenotip

Hitam Hitam Merah Merah


Tidak bertanduk Bertanduk Tidak Bertanduk
bertanduk
Pengamatan (O) 107 48 47 6
Harapan (E) 117 39 39 13
(O - E) -10 9 8 -7
(O - E)2 100 81 64 49
(O - E)2 / E 0.85 2.07 1.64 3.77
χ2 = 0.85 + 2.07 + 1.64 + 3.77 = 8.33

χ 2 hitung = 8.33,
Pada derajat bebas (4-1) = 3,
Tingkat kepercayaan 5 %, x 2 tabel = 7,82
Tingkat kepercayaan 1%, =11.35.
Ini berarti nilai χ 2 hitung > χ 2 tabel pada tingkat kepercayaan 5% tetapi lebih kecil
pada tingkat 1%.

Jadi disimpulkan bahwa hasil persilangan yang menghasilkan rasio fenotip dalam
kasus ini menyimpang secara nyata dari rasio fenotip harapan 9:3:3:1.
2. 2. Latihan
Persilangan antara sapi tidak bertanduk heterozigot (Pp x Pp) menghasilkan 60 ekor
anak yang terdiri dari 40 ekor sapi tidak bertanduk dan 20 ekor sapi bertanduk.
Sifat tidak bertanduk dominansi penuh terhadap sifat bertanduk. Diketahui nilai x 2

VI-10
tabel dengan derajat bebas (2-1) pada tingkat kepercayaan 5% dan 1% masing-
masing adalah 3,84 dan 6,64.
Pertanyaan:
a. Pada persilangan di atas berapakah jumlah gamet yang terbentuk?
b. Berapakah jumlah genotip yang dihasilkan? Sebutkan semuanya.
c. Bagaimana perbandingan antara genotip-genotip tersebut?
d. Berapakah persentase kemungkinan lahir keturunan tidak bertanduk?
e. Berapakah persentase kemungkinan lahir keturunan bertanduk?
f. Dengan menggunakan uji chi kwadrat tunjukan apakah komposisi ternak
dalam populasi tersebut masih sesuai dengan rasio Mendel ?
2. 3. Rangkuman

No Uraian
1 Kemungkinan (probability) suatu kejadian yang diharapkan adalah perbandingan
antara peristiwa yang diharapkan dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi
terhadap suatu obyek.

2 Kemunginan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri


sendiri adalah sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk
peristiwa-peristiwa itu.

3 Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi


adalah sama dengan jumlah besarnya kemungkinan untuk peristiwa itu.

4 Rumus umum ekspresi binomial adalah (p + q ) n dimana: p = peluang muncul


kejadian pertama, q = peluang muncul kejadian kedua dan n = adalah jumlah
kejadian.
5 Peluang binomial dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Peluang binomial = { ( n! ) / ( k1! )(k2!) } {(p)k1(q)k2}

n = jumlah kejadian
k1 = kejadian pertama
k2 = kejadian kedua
p = peluang kejadian pertama
q = peluang kejadian kedua

6 Uji chi kwadrat merupakan sebuah bentuk pengujian apakah suatu hasil
pengamatan berbeda nyata atau tidak dengan suatu nilai harapan dari sebuah
kejadian. Metode tersebut diperkenalkan oleh K. Pearson.
7 Rumus chi kwadrat sbb:
χ 2 = ∑ {(O – E)2} / { E}

VI-11
dimana:
χ2 = chi kwadrat (nilai hitung)
O = nilai pengamatan
E = nilai harapan
∑ = jumlah dari nilai-nilai

8 Ada dua kelemahan utama dari uji chi kwadrat yaitu: (1) Harus digunakan angka
nyata dalam perhitungan. Data berupa persentase tidak dapat diuji dengan uji chi
kwadrat. (2) Uji ini tidak dapat digunakan bila jumlah nilai harapan dalam suatu
kelas fenotip kurang dari 5.

3. PENUTUP
3.1. Tes formatip
1. Tentukan salah satu pilihan agar sesuai dengan pernyataan berikut:

No Pernyataan Pilihan
1 Jika kita tos uang logam yang memiliki sisi atas ½ A
(kepala) dan sisi bawah (ekor) berapa
¼ B
kemungkinan akan dapat kepala?
1/6 C
1/8 D
2 Jika lempar sebuah dadu (6 sisi masing-masing ½ A
diberi angka 1 – 6) berapa kemungkinan
¼ B
mendapat angka 6
1/6 C
1/8 D
3 Suami isteri masing-masing normal tetapi ½ A
pembawa gen untuk albino. Berapa kemungkinan
¼ B
mereka mendapatkan anak perempuan albino?
1/6 C
1/8 D
4 Kita melakukan tos dengan 3 uang logam ½ A
bersama-sama. Berapa kemungkinan untuk
¼ B
mendapatkan 3 kepala?
1/6 C
1/8 D
5 Dalam menggunakan metode statistik berupa uji 1 dan 2 benar A
chi kwadrat maka (1) harus digunakan angka
2 dan 3 benar B
nyata dalam perhitungan., (2) Data berupa
persentase tidak dapat diuji dengan uji chi 1 dan 3 benar C
kwadrat. (3) tidak dapat digunakan bila jumlah Semua benar D

VI-12
nilai harapan dalam suatu kelas fenotip kurang
dari 5.

6 Dalam suatu analisis diperoleh hasil Terjadi penyimpangan nyata A


bahwa
Terjadi penyimpangan sangat nyata B
x 2 hitung = 8.33. Pada derajat bebas
tertentu dengan tingkat kepercayaan Belum terjadi penyimpangan C
5 % diperoleh nilai x 2 tabel = 7,82
Semua salah D
dan pada tingkat kepercayaan 1%
didapatkan nilai tabel sebesar
11.35. Hasil analisis
mengindikasikan bahwa :

2. Apa yang dimaksud dengan (a) kemungkinan suatu kejadian (b) ekspresi binomial
dan (c) uji chi kwadrat.

3. Uraikan dengan singkat dasar-dasar terori kemungkinan (dasar teori, rumus dan
contoh penggunaan dalam kasus)

4. Sebutkan ciri-ciri umum ekspresi binomial.

3.2. Umpan balik

Materi telah dikuasai dengan baik bila hasil evaluasi (tes) memiliki skor lebih dari
80%. Sebaliknya materi belum dikuasai dengan baik bila skor kurang atau sama dengan
80%.

Skor = {B/N }{100%}; B = jumlah jawaban benar dan N = jumlah soal

Jawaban dalam bentuk cerita (essay test) dicek kembali dengan uraian materi serta
sumber referensi terkait.

3.3. Tindak lanjut

Bagi yang lulus dapat melanjutkan ke bab (pokok bahasan) selanjutnya. Sangat
dianjurkan untuk mempelajari kembali pokok bahasan atau membaca kembali referensi
terkait dengan pertanyaan yang belum dapat dijawab dengan benar.
Bagi yang belum lulus mempelajari kembali bab (pokok bahasan secara
keseluruhan dan melakukan kembali tes formatif sampai sungguh menguasai materi.

VI-13
Pertanyaan yang bersifat essay akan sangat menuntut kemampuan berpikir dan
berkomunikasi (bila jawab dalam bentuk lisan dan dipahami oleh teman diskusi).

3.4. Kunci jawaban dan ulasan

No Pilihan Ulasan

1 A setengah
2 C 1/6
3 D 1/8
4 D 1/8
5 D Semua benar
6 A Penyimpangan nyata

000000

VI-14

Anda mungkin juga menyukai