Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jum’at Tentang Kematian

Assalaamu’alaykum. Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan untuk sedikit berbagi teks khutbah
jumat yang berkenaan dengan kematian / mengingat mati.

Innalhamdalillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu … (dst.)

Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah. Allahumma shalli
‘ala muhammad wa’ala aalihi washahbihi ajma’in.

Yaa ayyuhalladzina aamanuttaqullaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa antum


muslimuun.

A’udzubillahiminasy syaithaanirrajiim. Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Artinya: Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga,
sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Pertama dan utama mari untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt.
yang telah memberikan kita beraneka ragam kenikmatan. Dari yang remeh temeh sampai
kenikmatan yang tidak akan pernah ada bandingannya, yaitu, kenikmatan merasakan Islam dan
iman. Semoga Allah swt. senantiasa melindungi kita dari segala macam godaan yang dapat
menggelincirkan kita dari ketaatan sampai akhir hayat.

Shalawat dan salam tidak lupa kita hadirkan untuk Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad saw.
yang telah mengajarkan kita akhlak mulia sehingga kita bisa menjadi manusia beradab. Kepada
keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan semua yang mengikutinya sampai akhir zaman.

Semoga kita mendapatkan syafaat kelak di akhirat.

Dan saya selaku khatib, juga mewasiatkan kepada para jamaah shalat jumat untuk terus
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. agar Allah merahmati kita semua.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Kullu nafsin dzaaiqatul maut …

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kehidupan dunia kita, yang dimulai dari
rahim orang tua, pada akhirnya akan berakhir di liang lahat. Kematian adalah satu hal pasti yang
akan menghampiri kehidupan setiap makhluk yang hari ini merasakan hidup.

Mungkin ada manusia yang hidup sampai 100 tahun, tapi ada pula yang hidup hanya beberapa
menit saja. Begitulah kematian, akan datang tanpa memandang umur kita sudah berapa, tanpa
memandang kita sedang melakukan apa.

Kullu nafsin dzaaiqatul maut …

Kita hidup di dunia ini hanya sementara. Maka janganlah kita menjadikan dunia ini sebagai
tujuan hidup, atau kita akan sangat menyesal. Rasulullah saw. mengibaratkan kehidupan kita di
dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon.

Sabdanya,

Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang
berhenti berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir itu meninggalkannya. (HR.
Tirmidzi)

Dari sini, Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk tidak memperdulikan dunia, namun
bukan berarti meninggalkannya. Karena dunia diciptakan sebagai ujian, maka sebaik-baiknya
kita adalah yang bisa melewati ujian itu dengan baik.

Sebagaimana Allah swt. juga berfirman di dalam Al-Quran surat Al-Qasas ayat 77,

Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Kita adalah tamu di dunia ini, jadi janganlah kita memuliakan dunia, tapi berusahalah agar kita
dimuliakan oleh dunia. Memperdaya dunia, bukan diperdaya dunia. Mempermainkan dunia,
bukan dipermainkan dunia.

Karena sungguh celaka orang yang diperbudak, dipermainkan, dan memuliakan dunia, sebab
dunia itu hanya sementara dan kita semua akan kembali ke tempat asal kita: kampung akhirat.
Sebab kalimat selanjutnya dari ayat yang tadi khatib bacakan yaitu, wamal hayaatud dunyaa
illaa mataa’ul ghuruur, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.

Sungguh dunia ini adalah ujian. Apa-apa yang membuat kita senang, seringkali Allah tidak suka.
Karena memang siasat iblis dan tentaranya untuk menyesatkan manusia adalah dengan
kesenangan-kesenangan yang menipu. Hal ini telah Allah peringatkan di dalam Al-Quran surat
Al-Hijr ayat 39,

Artinya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti
akan jadikan (keburukan / kejahatan) terasa indah bagi mereka di Bumi, dan aku akan menyesatkan
mereka semuanya.

Subhanallah, sungguh kita bisa lihat di sekitar kita, banyak sekali yang sudah terperdaya dengan
kesenangan-kesenangan dunia. Semoga kita terhindar dari itu semua.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Cukuplah kematian menjadi nasehati bisu untuk kita semua, cukuplah kematian menjadi pengingat bahwa
semua kesenangan di dunia itu ada ujungnya, dan cukuplah kematian menjadi sarana kita mendekat
kepada Allah swt., menghiba ampunanNya, mengharap ridhaNya, mengharapkan rahmatNya.

Karena sungguh, tidak ada yang dapat lagi memasukkan kita ke Surga melainkan rahmat dari Allah swt.
Sungguh mengerikan membayangkan diri kita dipanggang di dalam api Neraka yang menyala-nyala.

Maka, jamaah jumat yang Allah muliakan. Mari kita tingkatkan amal shaleh kita dalam rangka
mempersiapkan kematian dengan sebaik-baiknya. Semoga akhir kehidupan kita adalah akhir kehidupan
yang baik dan husnul khotimah.

Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.

Barakallahu lii walakum filquraanilkariim wa ja’alanallahu minalladziina yastami’uunalqaula


fayattabi’uuna ahsanah. Aquulu qoulii hadzaa waastaghfirullaha lii walakum.

Anda mungkin juga menyukai