Anda di halaman 1dari 15

BARISAN DAN DERET

KAJIAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ifada Novikasari, S.Si,. M.Pd

Disusun oleh:

Fitria Mar’atul Wahidiyah (224110407064)

Nafisah Az Zahra (224110407074)

2 TMA B

PROGAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum 2013 adalah,
penekanan pada penggunaan penalaran untuk memahami sebuah sifat, melakukan
prosedur manipulasi matematika baik dalam menyederhanakan, maupun menganalisa
komponen yang ada dalam pemecahan dalam konteks matematika maupun di luar
matematika dengan ruang lingkup kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model yang telah dirancang dan menafsirkan solusi yang
diperoleh.

Maka dari itu pendidik dituntut sedemikian rupa untuk dapat membawa matematika
dalam permodelan dan metode yang mudah dipahami bagi peserta didik. Tujuan
pembelajaran matematika di atas menuntut siswa untuk mampu memecahkan masalah.
Oleh karena itu, kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa yang berkaitan dengan
tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan pemecahan masalah matematis.

Dalam materi baris dan deret yang masuk dalam materi kelas XI SMA/MA
merupakan salah satu materi yang memiliki bermacam-macam metode penyelesaian dan
pada umumnya soal-soal yang disajikan dalam bentuk masalah konstektual sehingga
memerlukan pemahaman yang mendalam dalam menyelesaikan permasalahannya. Selain
itu, soal barisan dan deret dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari,
sehingga sangat cocok digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
peserta didik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu barisan dan deret aritmatika?
2. Apa itu barisan dan deret geometri?
3. Apa saja contoh permasalahan barisan dan deret geometri dalam kehidupan?
4. Apa saja permasalahan yang dialami pendidik dan peserta didik dalam materi barisan
dan deret?
1.3 TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu agar para pembaca dapat memahami dan mengerti
dalam beberapa hal, yakni:

1. Pembaca dapat memahami apa itu barisan dan deret aritmatika


2. Pembaca dapat memahami apa itu barisan dan deret geometri
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja permasalahn barisan dan deret dalam
kehidupan, sehingga diharapkan pembaca dapat mengatasu permasalahan tersebut
4. Pembaca dapat mengetahui kesulitan apa yang dialami pendidik dan peserta didik
dalam memahami materi barisan dan deret
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
A. BARISAN ARITMATIKA
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku yang berurutan
adalah sama. Barisan aritmatika disebut juga barisan hitung. Perhatikan contoh barisasn
aritmatikan berikut.
Barisan 1:
U1 U2 U3 U4 Suku ke-n (Un)

4, 11, 18, 25
+7 +7 +7 Beda (b)
Barisan 2:
U1 U2 U3 U4 U5 Suku ke-n (Un)

26, 20, 14, 8, 2

-6 -6 -6 -6 Beda (b)
Dari kedua contoh barisan aritmatika tersebut terlihat setiap dua suku yang berurutan
memiliki beda yang sama. Barisan ke-1 memiliki beda (b) = 7 dan barisan ke-2 memiliki
beda (b) = -6. Beda dua suku yang berurutan pada barisan aritmatika dirumuskan dengan:

b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = … = Un – Un-1
n merupakan bilangan asli sebagai nomor suku.
Un adalah suku ke-n dan Un-1 adalah suku ke-(n-1).
Misalkan U1, U2, U3, U4, U5, … , Un merupakan suku-suku barisan aritmatika. Rumus
suku ke-n barisan tersebut dinyatakan dengan:
Un = a + (n-1)b
a = Un merupakan suku pertama barisan aritmatika
b menyatakan beda barisan aritmatika
n menyatakan banyak suku barisan aritmatika

Penjabaran rumus suku ke-n barisan aritmatika:


Jika U1 = a
U2 – a = b U2 = a + b
U3 – U2 = b U3 = U2 + b = a + 2b
U4 – U3 = b U4 = U3 + b = a + 3b
U5 – U4 = b U5 = U4 + b = a + 4b
Un – Un-1 = b Un = a + (n-1)b

Contoh:
Suku ke-28 barisan aritmatika 17, 14, 11, 8, … adalah ….
Penyelesaian:
Diketahui:
a = 17
b = 14 – 17 = -3
Ditanyakan: U28 = ?
Jawab:
Un = a + (n-1)b
U28 = a + 27b
= 17 + 27(-3)
= 17 + (-81)
= -64

Latihan Soal:
Rumus suku ke-n barisan 1, 4, 7, 10, … adalah ….

B. DERET ARITMATIKA

Deret aritmatika adalah jumlah n suku pertama (Sn) dari barisan aritmatika. Ciri deret
aritmatika adalah suku-suku bilangan yang dijumlahkan memiliki selisih tetap.
Contohnya adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 + …, dan seterusnya. Lantas, apa
perbedaan deret aritmatika dengan deret geometri? Perbedaannya adalah deret geometri
berlaku untuk barisan geometri, yaitu barisan yang polanya berupa perkalian atau
pembagian. Ciri barisan aritmatika yang membedakannya dengan barisan geometri adalah
selisih sukunya yang selalu tetap. Rumus deret aritmatika masih memuat variabel yang
sama dengan barisan, seperti variabel a, b, dan n. Secara matematis, rumus deret
aritmatika dinyatakan sebagai berikut.

Dengan:
Sn = jumlah n suku pertama;
n = urutan suku;
a = suku pertama; dan
b = selisih atau beda antarsuku.
Contoh soal:
Terdapat sebuah barisan aritmatika sebagai berikut 20 + 18 + 16, …
Tentukan berapa jumlah 12 suku pertamanya!
Diketahui:
a = 20
b=2
Ditanyakan: Sn?
Jawab:
Barisan dan Deret Aritmatika, Rumus Hingga Penerapannya 316
Barisan dan Deret Aritmatika, Rumus Hingga Penerapannya 330 = Barisan dan Deret
Aritmatika, Rumus Hingga Penerapannya 331 (20 + 20 + (12-1)2))
= 6 (40 + 24 – 2)
= 6 (62)
= 372.
Jadi, jumlah 12 suku pertama dari barisan aritmatika tersebut adalah 372.

Latihan soal
Terdapat sebuah barisan aritmatika sebagai berikut: 2, 6, 10, 14, …, 74. Berapa nilai
suku tengahnya? Terletak pada suku ke berapa nilai tengah tersebut?
2.2 BARISAN DAN DERET GEOMETRI
A. BARISAN GEOMETRI
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara dua
suku yang berurutan selalu tetap. Dengan kata lain, barisan yang hasil bagi setiap suku
dengan suku sebelumnya tetap. Barisan geometri disebut juga barisan ukur. Perhatikan
contoh barisan geometri berikut.
Barisan 1:
U1 U2 U3 U4 U5 Suku ke-n (Un)

1, 2, 4, 8, 16

×6 ×6 ×6 ×6 Rasio (r)
Barisan 2:
U1 U2 U3 U4 U5 Suku ke-n (Un)

162, 54, 18, 6, 2


1 1 1 1
× × × × Rasio (r)
3 3 3 3
Dari kedua contoh barisan geometri tersebut terlihat setiap dua suku yang berurutan
memiliki rasio yang sama. Barisan ke-1 memiliki rasio r = 2 dan barisan ke-2 memiliki rasio r
1
= . Rasio dua suku yang berurutan pada barisan geometri dirumuskan dengan:
3
U2 U3 U 4 Un
r= = = =…=
U1 U2 U3 U n−1

n merupakan bilangan asli sebagai nomor suku.


Un adalah suku ke-n dan Un-1 adalah suku ke-(n-1).
Misalkan U1, U2, U3, U4, U5, … , Un merupakan suku-suku barisan geometri. Rumus suku ke-
n barisan tersebut dinyatakan dengan:
Un = arn-1
a = Un merupakan suku pertama barisan geometri
r menyatakan rasio barisan geometri
n menyatakan banyak suku barisan geometri

U2 U3 U 4 U
Penjabaran rumus suku ke-n barisan geometri: r = = = =…= n
U1 U2 U3 U n−1
Jika U1 = a
U2
=r U2 = U1.r = a.r
U1
U3
=r U3 = U2.r = (ar).r = ar2
U2
U4
=r U4 = U3.r = (ar2).r = ar3
U3
Un = arn-1
Contoh:
Tentukan rasio dari barisan geometri berikut:
a. 3, 6, 12, 24, … r=6:3=2
5 5 1
b. 10, 5, , , … r = 5 : 10 =
2 4 2
3 9 27 81 9 3 3
c. , , , ,… r= : =
4 8 16 32 8 4 2

Latihan Soal:
Suatu barisan geometri mempunyai U1 = 3 dan U5 = 48. Suku ke-7 barisan bilangan tersebut
adalah …

B. DERET GEOMETRI
Geometri yaitu barisan yang tiap sukunya didapat dari hasil perkalian suku
sebelumnya dengan sebuah konstanta tertentu. Deret geometri merupakan barisan
yang menuhi sifat hasil bagi sebuah suku dengan suku sebelumnya dan berurutan
bernilai konstanta.
Misalnya barisan geometri yaitu a,b, dan c maka c/b =b/a sama dengan konstanta.
Hasil bagi suku yang berdekatan disebut dengan rasio (r).
Misal ditemukan sebuah deret geometri seperti berikut ini:
U1, U2, U3,…,Un-1, Un
Maka U2/U1, U3/U2,…, Un/Un-1 = r (konstan/rasio)
Kemudian bagaimana menentukan suku ke-n dari barisan geometri? Simak penjelasan
dibawah ini

U3/U2 = r maka U3 = U2.r = a.r.r = ar2


Un/Un-1 = r maka Un = Un-1. r = arn-2.r = arn-2+1 = arn-1
jadi bisa disimpulkan bahwa rumus deret geometri suku ke-n baris geometri yaitu:
Un = arn-1
a = suku awal r rasio.
Rumus Deret Geometri
Jumlah dari n suku pertama suatu barisan geometri adalah disebut sebagai deret
geometri. Jika suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan : an = a1rn-1, maka deret
geometri bisa dituliskan sebagai

Jka mengalikan deret itu dengan –r kemudian menjumlahkannya dengan deret


aslinya, maka akan mendapatkan

Hingga memperoleh Sn – rSn = a1 – a1rn. Dengan menyelesaikan persamaan


itu untuk Sn, maka akan mendapatkan

Hasil di atas adalah rumus jumlah n suku pertama dari barisan geometri tak terhingga.

Jumlah n Suku Pertama Barisan Geometri


Diberikan barisan geometri dengan suku pertama a1 dan rasio r, jumlah n suku
pertamanya yaitu

Atau bisa dikatakan: Jumlah dari barisan geometri sama dengan selisih dari
suku pertama dan suku n + 1, Lalu kemudian dibagi dengan 1 dikurangi rasionya.

Contoh:
Hitung jumlah 9 suku pertama dari barisan an = 3n.

Jawab:
Jumlah 9 suku pertama bisa juga dinotasikan ke dalam notasi sigma sebagai berikut
ini.

Dari deret itu kita bisa memperoleh suku pertama a1 = 3, rasio r = 3, dan banyaknya
suku n = 9. Dengan memakai rumus jumlah n suku pertama, maka kita mendapatkan

Maka, jumlah sembilan suku pertama dari barisan an = 3n adalah 29.523.

Latihan soal
Jumlah dari 400 + 200 + 100 + 50 + 25 + 12,5 = ...

2.3 CONTOH PERMASALAHAN BARISAN DAN DERET DALAM KEHIDUPAN


Contoh penerapan barisan dan deret, yaitu.
Ketika lagi rajin-rajinnya nabung di bank, di bulan pertama lo nabung sebanyak
Rp200.000,00, terus di bulan ke-2 lo nabung sebanyak Rp210.000,00, dan seterusnya. Lo
penasaran nih, ketika lo udah nabung selama 10 bulan, berapa banyak uang yang akan ada
di tabungan lo? Ini bisa lo jawab pake rumus barisan dan deret aritmatika loh. Caranya
gini:
=   (200.000+(12-1)10.000)
=6(200.000+120.000–10.000)
=6(310.000)
= 1.860.000

Jadi, jumlah tabungan lo setelah 1 tahun (12 bulan) itu udah mencapai Rp1.860.000,00.

2.4 MASALAH YANG DIALAMI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Pada kajian pertama yang penyusun ambil dari Jurnal online berjudul Kemampuan
Pemecahan Masalah Kontekstual Siswa SMA Pada Materi Barisan dan Deret. Dalam
kajian ini Jayanti et al. (2018) menggunakan indikator kemampuan pemecahan masalah
Polya. Adapun tahapan untuk menyelesaikan masalah matematika menurut Polya (1957),
yaitu Memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana, dan
mengecek kembali. Tahapan Polya telah Banyak diimplementasikan untuk memecahkan
masalah matematika pada tingkat dasar, sekunder, dan tersier.

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pada tahap
memahami masalah sebesar 8% siswa dapat memahami setiap kata pada soal sehingga
mengetahui apa yang ditanyakan dari soal tersebut, namun beberapa siswa salah dalam
menuliskan apa yang diketahui dari soal. Pada tahap menyusun rencana penyelesaian
sebesar 43% siswa dapat menentukan strategi untuk menyelesaikan soal tersebut dengan
menganalisis unsur-unsur apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Pada
tahap melaksanakan rencana sebesar 33% siswa dapat menentukan strategi untuk
menyelesaikan soal tersebut namun beberapa siswa kurang mampu dalam pengoperasian
perhitungan sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahap
melihat kembali sebesar 16% siswa mampu melakukan pengecekan jawaban dengan cara
menghubungkan jawaban yang didapatkan dengan apa yang diketahui dari soal, namun
beberapa siswa kurang mampu dalam mengecek kembali jawaban yang didapatkannya
atau siswa tidak terbiasa untuk melakukan pengecekan kembali terkait dengan jawaban
yang telah didapatkannya sesuai dengan pertanyaan dari soal tersebut atau belum.
Berdasarkan hasil kajian tersebut maka Jayanti et al. (2018) memberikan saran kepada
guru, yaitu sebaiknya guru dalam kegiatan pembelajaran matematika memberikan
kesempatan ke siswa untuk menyelesaikan masalah kontekstual dengan menggunakan
tahapan pemecahan masalah sehingga siswa dapat mengetahui penerapan ilmu
matematika dengan masalah di kehidupan sehari-hari dan meningkatkan motivasi belajar
siswa serta kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan
masalahnya di kehidupan sehari-hari dan ilmu lainnya. Selain itu, guru diharapkan dapat
mengembangkan bahan ajar yang digunakan untuk mengajar supaya siswa tidak hanya
mendapatkan keterampilan formal saja, namun mendapatkan keterampilan informal.
Saran untuk siswa yaitu siswa diharapkan menerapkan model pemecahan masalah saat
belajar baik di sekolah maupun belajar mandiri dengan bersikap aktif, kritis, dan kreatif.
Selain itu, siswa diharapkan untuk berlatih menyelesaikan masalah-masalah yang dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya.
Pada kajian kedua yang penyusun ambil dari Jurnal online berjudul Analisis
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI SMA/MA pada Materi
Barisan dan Deret. Dalam kajian ini Khairani et al. (2021) menyampaikan hasil analisis
tes kemampuan pemahaman konsep matematis yang dapat disimpulkan bahwa pada
indikator memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, siswa berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah telah mampu melakukannya dengan sangat baik. Pada indikator
menyatakan ulang konsep, siswa berkemampuan tinggi telah mampu menyatakannya
dengan sangat baik, sedangkan siswa berkemampuan sedang dan rendah melakukannya
dengan cukup baik. Pada indikator mengaitkan berbagai konsep, siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah mengaitkannya dengan cukup baik. Untuk mengatasi
rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, dalam menyampaikan
konsep sebaiknya guru menyertakan contoh dan bukan contoh dari konsep, memberikan
latihan soal-soal tentang mengaitkan berbagai konsep dalam proses pembelajaran.
BAB 3
KESIMPULAN

Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku yang berurutan
adalah sama. Misalkan U1, U2, U3, U4, U5, … , Un merupakan suku-suku barisan
aritmatika. Rumus suku ke-n barisan tersebut dinyatakan dengan:
Un = a + (n-1)b
a = Un merupakan suku pertama barisan aritmatika
b menyatakan beda barisan aritmatika
n menyatakan banyak suku barisan aritmatika

Deret aritmatika adalah jumlah n suku pertama (Sn) dari barisan aritmatika. Ciri deret
aritmatika adalah suku-suku bilangan yang dijumlahkan memiliki selisih tetap. Secara
matematis, rumus deret aritmatika dinyatakan sebagai berikut.

Dengan:

Sn = jumlah n suku pertama;

n = urutan suku;

a = suku pertama; dan

b = selisih atau beda antarsuku.

Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara dua suku
yang berurutan selalu tetap. n barisan tersebut dinyatakan dengan:

Un = arn-1

a = Un merupakan suku pertama barisan geometri

r menyatakan rasio barisan geometri


n menyatakan banyak suku barisan geometri

Penjabaran rumus suku ke-n barisan geometri:


U2 U3 U 4 Un
r= = = =…=
U1 U2 U3 U n−1

Deret geometri merupakan barisan yang menuhi sifat hasil bagi sebuah suku dengan suku
sebelumnya dan berurutan bernilai konstanta.

Rumus deret geometru jumlah dari n suku pertama suatu barisan geometri adalah disebut
sebagai deret geometri. Jika suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan : an = a1rn – 1,
maka deret geometri bisa dituliskan sebagai

Penerapan kajian barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satunya
menabung di bank.

Permasalahan yang dialami para peserta didik kurang cermatnya atau kurang bisanya
peserta didik dalam memahami permasalahan barisanan dan deret. Peserta didik juga
kesulitan dalam memahami materi barisan dan deret.

kegiatan pembelajaran matematika memberikan kesempatan ke siswa untuk


menyelesaikan masalah kontekstual dengan menggunakan tahapan pemecahan masalah
sehingga siswa dapat mengetahui penerapan ilmu matematika dengan masalah di
kehidupan sehari-hari dan meningkatkan motivasi belajar siswa serta kemampuan
pemecahan masalah siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan masalahnya di kehidupan
sehari-hari dan ilmu lainnya. Selain itu, guru diharapkan dapat mengembangkan bahan
ajar yang digunakan untuk mengajar supaya siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan
formal saja, namun mendapatkan keterampilan informal. Saran untuk siswa yaitu siswa
diharapkan menerapkan model pemecahan masalah saat belajar baik di sekolah maupun
belajar mandiri dengan bersikap aktif, kritis, dan kreatif. Selain itu, siswa diharapkan
untuk berlatih menyelesaikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Jayanti, Meylia Dwi, Edy Bambang Irawan, Santi Irawati. (Mei, 2018). Kemampuan
Pemecahan Masalah Kontekstual Siswa SMA pada Materi Barisan dan Deret. Jurnal
Pendidikan, Vol. 3, No. 5. Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pendidikan
Matematika.
Khairani, Bella Putri, Maimunah, Yenita Roza. (Juli, 2021). Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI SMA/MA pada Materi Barisan dan
Deret. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 05, No. 02. Riau:
Universitas Riau.
Ngapiningsih, Miyanto, Noviana Endah Santoso. (2018). Matematika untuk SMA/MA mata
pelajaran wajib kelas XI semester 1. Yogyakarta: Intan Pariwara.
https://youtu.be/r-4fG7LB6Hw
https://youtu.be/asyPBLi5LW0
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5942271/deret-geometri-rumus-dan-contoh-soalnya
https://www.antotunggal.com/2020/10/soal-barisan-deret-geometri-sma-smk.html#
https://www.defantri.com/2021/04/barder-geometri.html
https://materibelajar.co.id/deret-geometri/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/barisan-dan-deret-aritmatika/
https://www.zenius.net/blog/barisan-dan-deret-aritmetika

Anda mungkin juga menyukai