: KANTOR PUSAT
Jalan Trunojoyo Blok M 1/135 Kebayoran Baru - Jakarta 12160
Telp. : (021) 7261875, 7261122, 7262234
(021)7251234,7250550
Kotak Pos : 4322/KBB Faximile (021)7221330 Alamat Kawat: PLNPST
Nomor 4562/072 /DIVMRO/2014 11 Agustus 2014
Surat Sdr. No.
Lampiran 1 (satu) berkas
Sifat
Perihal Kebijakan Manajemen Risiko PLN Kepada :
(PERDIR 0355.K/DIR/2014)
*) Terlampir
1. Mohon agar setiap Unit secara konsisten melakukan improvement praktek manajemen
risiko di Unitnya, diantaranya melalui :
a. Melakukan sosialisasi/ internalisasi kepada setiap pejabat dan PIC di lingkup proses
bisnisnya.
c. Membiasakan menyusun Kajian Risiko atas kegiatan/ inisiatif/ proyek yang bernilai
signifikan di Unitnya.
2. Sebagai tindaklanjut PERDIR tersebut, dalam waktu dekat akan diterbitkan pula
Pedoman Umum Manajemen Risiko PT PLN (Persero).
SIMBAPUTRA
MODEL 1001
PT PLN (PERSERO) Halaman No. ..2
KANTOR PUSAT Surat No. 4 5 6 2 / 0 7 2 / D r ^ p / 2 0 1 4
Tanggal ±k Agustus..2014
Kepada Yth :
1. PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara,
2. PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan,
3. PT PLN Persero P3B Sumatera,
4. PT PLN Persero Wilayah Aceh,
5. PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara,
6. PT PLN Persero Wilayah Riau dan Kepulauan Riau,
7. PT PLN Persero Wilayah Bangka Belitung,
8. PT PLN Persero Wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu,
9. PT PLN Persero Wilayah Sumatera Barat,
10. PT PLN Persero Distribusi Lampung,
11. PT PLN Persero Unit Pembangkitan Jawa-Bali,
12. PT PLN Persero Tanjung Jati B
13. PT PLN Persero P3B Jawa Bali
14. PT PLN Persero Distribusi Jaya & Tangerang,
15. PT PLN Persero Distribusi Jabar & Banten,
16. PT PLN Persero Distribusi Jateng & DIY ,
17. PT PLN Persero Distribusi Jawa Timur,
18. PT PLN Persero Distribusi Bali,
19. PT PLN Persero Jasa Manajemen Konstruksi,
20. PT PLN Persero Pusat Pendidikan dan Latihan,
21. PT PLN Persero Jasa Sertifikasi,
22. PT PLN Persero Pusat Pemeliharaan Kelistrikan,
23. PT PLN Persero Pusat Penelitian & Pengembangan Ketenagalistrikan,
24. PT PLN Persero Pusat Enjinering Ketenagalistrikan
25. PT PLN Persero Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,
26. PT PLN Persero Wilayah Kalimantan Barat,
27. PT PLN Persero Wilayah Kalimantan Timur,
28. PT PLN Persero Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo,
29. PT PLN Persero Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat,
30. PT PLN Persero Wilayah Nusa Tenggara Barat,
31. PT PLN Persero Wilayah Nusa Tenggara Timur,
32. PT PLN Persero Wilayah Maluku dan Maluku Utara,
33. PT PLN Persero Wilayah Papua,
34. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera (UIP I),
35. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera I (UIP II),
36. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera 2 (UIP III),
37. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Tegangan Ekstra Tinggi Interkoneksi Jawa-Sumatera
(UIP IV),
38. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali I (UIP V),
39. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Hidro Jawa Bali (UIP VI),
40. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali II (UIP VII),
41. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Thermal Jawa Bali (UIP VIII),
42. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Kalimantan (UIP IX),
43. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jaringan Kalimantan (UIP X),
44. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Pembangkitan dan Jaringan Nusa Tenggara (UIP XI),
45. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Sulawesi (UIP XII),
46. PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Pembangkitan & Jaringan Maluku dan Papua (UIP XIII).
MODEL 1004
PT PLN (PERSERO)
NOMOR: 0 3 5 5 .K/DIR/2014
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Perusahaan adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akte Notaris
Sutjipto SH nomor 169 tahun 1994 beserta perubahannya.
2. Dewan Komisaris adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan
Perusahaan dan memberikan nasihat kepada Direksi, yang terdiri dari beberapa Anggota Dewan
Komisaris, dengan dikoordinasikan oleh seorang Komisaris Utama.
3. Direksi adalah Organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan Perusahaan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan yang terdiri dari seorang Direktur Utama sebagai pimpinan
dengan beberapa Direktur sebagai anggota, dalam batasan yang ditentukan oleh Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar PLN.
4. Direktur adalah Anggota dari Direksi yang membawahi Direktorat tertentu sesuai pembagian tugas
yang ditetapkan oleh Rapat Direksi Perusahaan.
5. Kepala Divisi (KDIV) adalah sebutan pemangku jabatan struktural yang memiliki kewenangan dan
sebagai penanggung jawab Divisi.
6. Kepala Satuan (KS) adalah sebutan pemangku jabatan struktural yang memiliki kewenangan dan
sebagai penanggung jawab Satuan yang menangani tugas-tugas khusus.
8. Unit Induk adalah organisasi satu tingkat di bawah Kantor Pusat yang melaksanakan kegiatan usaha
tertentu sesuai dengan tujuan dan kegiatan usaha Perusahaan.
9. Anak Perusahaan adalah Badan Usaha yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan lebih dari 50 %
(lima puluh persen).
10. General Manager (GM) atau Kepala adalah sebutan pemangku jabatan struktural yang memiliki
kewenangan dan sebagai penanggung jawab Unit Induk;
11. Manajemen (Pengelolaan) Risiko adalah suatu langkah yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan Perusahaan dalam mengelola risikonya (ISO 31000).
12. Pemilik Risiko (risk owner) adalah pejabat atau individu atau kelompok individu tertentu yang
diberikan tugas dan atau kewenangan tertentu oleh Perusahaan.
13. Risk appetite adalah tingkat / level risiko yang dapat diterima / diambil oleh Perusahaan dalam
mencapai sasarannya.
2
14. Risiko Utama (Key Risks) adalah risiko-risiko utama yang dihadapi Perusahaan dalam jangka panjang
maupun jangka pendek, yang berpotensi menghambat pencapaian sasaran Perusahaan atau
mengancam kelangsungan usaha maupun sumber daya Perusahaan.
Pasal 2
TUJUAN PENERAPAN
2. Menjaga agar Perusahaan tetap dalam koridor pengelolaan usaha yang berkehati-hatian (prudent
operation) dalam setiap aktifitas yang dilakukannya sebagai bentuk tata kelola Perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) guna meningkatkan nilai tambah bagi Perusahaan.
Pasal 3
SASARAN PENERAPAN
1. Menumbuhkan budaya manajemen risiko yang bersifat preventif pada segenap pejabat maupun
karyawan Perusahaan dalam mengelola Perusahaan sesuai tugas dan kewenangan yang ada
padanya.
2. Memastikan bahwa segenap pemilik risiko dalam Perusahaan mampu mengelola risikonya secara
efektif dan efisien.
4. Mendorong perbaikan (improvement) pada segenap proses bisnis Perusahaan secara bertahap
dengan mengintegrasikan (embedding) manajemen risiko ke dalam proses bisnis tersebut.
Pasal 4
PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN
Prinsip-prinsip yang dianut dalam penerapan Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
Pasal 5
STRATEGI PENERAPAN
Strategi yang diterapkan dalam penerapan Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :
3
4. Menentukan road map tahapan implementasi, serta memantau dan meningkatkan secara terus-
menerus kematangan dalam implementasi Manajemen Risiko {risk maturity), yaitu tingkat
pemahaman, komitmen, sistem maupun penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Perusahaan.
5. Membangun kompetensi yang relevan secara berkelanjutan melalui awareness, capacity building
maupun lesson learned atas permasalahan yang pernah terjadi.
6. Membangun komunikasi dan konsultasi secara berkelanjutan dengan segenap stakeholders.
Pasal 6
LINGKUP PENERAPAN
(1) Pada prinsipnya setiap pemilik risiko di Perusahaan berkewajiban mengelola risikonya, dan setiap
proses bisnis wajib dikelola risikonya sesuai ketentuan Perusahaan.
(3) Pada prinsipnya Manajemen Risiko diterapkan pada segenap unsur organisasi dalam
Perusahaan, namun demikian baik pemantauan secara korporat dilakukan hanya sampai dengan
Unit Induk dan Anak Perusahaan maupun risiko tertentu yang secara spesifik akan
mempengaruhi keberlangsungan usaha Perusahaan.
(4) Dalam pelaksanaannya, Manajemen Risiko yang spesifik pada bidang, fungsi, proses bisnis
maupun kebutuhan tertentu dapat ditetapkan dalam ketentuan tersendiri, namun tetap mengacu
pada Peraturan ini, diantaranya seperti namun tidak terbatas pada Manajemen Risiko Keuangan,
Manajemen Risiko Proyek; Manajemen Risiko Teknologi Informasi; Manajemen Risiko
Kecurangan (Fraud), Manajemen Risiko Kelangsungan Usaha (Business Continuity), dan
Implementasi Pengendalian Internal (termasuk di dalamnya pengendalian internal dalam
pelaporan keuangan /ICoFR).
Pasal 7
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Tugas dan tanggung jawab para pihak dalam penerapan Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
1. Direksi:
b. Menetapkan, mengelola dan memantau risiko-risiko utama (key risks) yang dihadapi
Perusahaan dalam pencapaian sasaran strategis Perusahaan.
a. Menyusun dan mereview kebijakan dan pedoman Manajemen Risiko (termasuk didalamnya
maturity framework), serta memastikan penerapannya di Perusahaan.
b. Memastikan tersedianya enterprise risk infrastructure dan data Manajemen Risiko pada
aktivitas strategis Perusahaan.
c. Memberikan early warning kepada Direksi melalui asesmen Profil Risiko Korporat maupun
mekanisme lainnya.
4
e. Memantau risiko-risiko utama (key risks) Perusahaan dan efektifitas pengelolaannya oleh
pemilik risiko.
g. Berperan sebagai risk management advisor bagi pemilik risiko dalam implementasi
Manajemen Risiko Perusahaan.
b. Merencanakan dan melaksanakan audit berbasis risiko (RBA) untuk memastikan fokus pada
risiko utama Perusahaan.
b. Membentuk satuan kerja di bawah Direksi Anak Perusahaan yang bertugas sebagai
framework owner dalam implementasi Manajemen Risiko di lingkungan Anak Perusahaan,
dengan fungsi utama mengacu pada angka 2.
c. Menetapkan, mengelola dan memantau risiko-risiko utama (key risks) yang dihadapi Anak
Perusahaan dalam pencapaian sasaran strategis Anak Perusahaan.
e. Menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam penerapan manajemen risiko di Anak
Perusahaan.
5
b. Menandatangani dokumen Kajian Risiko dalam posisinya sebagai inisiator atau
penanggungjawab atas suatu inisiatif/ kegiatan.
c. Memantau KRI beserta pelaksanaan dan efektifitas mitigasi risiko, serta membuat Laporan
sesuai ketentuan / pedoman yang ada.
f. Memastikan manajemen risiko dipahami dan diimplementasikan oleh satuan/ unit kerjanya.
Pasal 8
PENETAPAN TINGKAT-TINGKAT RISIKO
(1) Pengelolaan risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan dilaksanakan dengan memperhatikan skala
prioritas yang didasarkan pada tingkat risikonya.
(2) Skala tingkat kemungkinan terjadi {likelihood) dan potensi dampak {impact) risiko yang digunakan
dalam analisis risiko Perusahaan, ditetapkan dalam 5 (lima) skala sebagai berikut:
(3) Tingkat risiko yang dihasilkan dari analisis risiko Perusahaan ditetapkan dalam 4 (empat) tingkat
sebagai berikut:
(4) Matriks risiko yang digunakan sebagai acuan dalam Manajemen Risiko Perusahaan adalah
sebagai berikut:
6
(5) Risk appetite Perusahaan secara umum ditetapkan berupa risiko pada tingkat Moderat hingga
Rendah, sehingga untuk risiko pada tingkat Tinggi dan Ekstrem harus dilakukan penanganan /
mitigasi sedemikian rupa, sehingga menjadi sekurang-kurangnya pada tingkat Moderat.
Risk appetite secara rinci ditetapkan tersendiri dan terpisah serta direview secara periodik.
(6) Matriks risiko yang digunakan sebagai acuan dalam manajemen risiko Anak Perusahaan,
ditetapkan oleh Direksi Anak Perusahaan mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan (3).
Pasal 9
KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) Petunjuk penerapan Peraturan ini akan diatur lebih lanjut dalam Buku Pedoman Umum
Manajemen Risiko yang ditetapkan oleh Direktur (Niaga, Manajemen Risiko dan Kepatuhan).
(2) Pada saat Buku Pedoman Umum Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberlakukan, maka Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 028.E/DIR/2010, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
(3) Peraturan ini beserta Buku Pedoman Umum Manajemen Risiko diberlakukan di Anak Perusahaan
berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Anak Perusahaan.
Pasal 10
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 537.K/DIR/2010, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal, 22 J u l i 2014
DIREKTUR UTAMA,
0hK
PAMUDJI