Sitoskeleton atau kerangka sel merupakan jejaring rumit tiga dimensi filamen protein yang
menjamin terpeliharanya morfologi sel. Sitoskeleton terdiri atas tiga komponen yaitu
mikrofilamen, filamen intermedia, dan mikrotubulus. Jelaskan mengenai ketiga komponen
sitoskeleton tersebut beserta fungsinya!
Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda subunit aktin yang terlilit. Mikrofilamen agaknya
ada dalam seluruh sel eukariotik. Peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton
ialah untuk menahan tegangan atau gaya tarik. Mikrofilamen merupakan filamen yang
sangat tipis yang ditemukan di dalam sitoplasma sel. Mikrofilamen memiliki bentuk
seperti mikrotubulus, hanya saja mikrofilamen ini lebih lembut yang terbentuk dari
komponen utama protein aktin dan myosin. Mikrofilamen memiliki peran penting
dalam pergerakan sel dan peroksisom (badan mikro). Dan juga mikrofilamen
merupakan batang padat yang berdiameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen ini disebut juga
filamen aktin, karena tersusun darimolekul aktin yang merupakan salah satu protein
globular. Mikrotubulus dan mikrofilamen terkandung banyak dalam sel, membentuk
jalinan pada berbagai lapisan sitoplasma. Mikrotubulus berbentuk pipa, berongga,
diameter 25 nm. Mikrofilamen bentuk benang halus, masif (tidak berongga),
berdiameter 6-10 nm. Keduanya membina rangka sel. Mikrotubul dalam silia dan
flagela, sel saraf, dan gelendong pembelahan (spindel), semua mempunyai
ultrastruktur yang sama. Setiap sistem pergerakan pada berbagai jaringan dan alat
memiliki banyak mikrotubulus dan mikrofilamen.
Filamen Intermedia
Mereka adalah elemen yang sangat kuat dan tahan. Faktanya, jika kita membandingkannya
dengan dua filamen lain (aktin dan mikrotubulus), filamen intermediata memperoleh
stabilitas. Berkat sifat ini, fungsi utama filamen intermediet adalah secara mekanis, menolak
perubahan sel. Mereka ditemukan berlimpah dalam tipe sel yang mengalami tekanan
mekanis konstan; misalnya di sel-sel saraf, epitel dan otot.
Tidak seperti dua komponen sitoskeleton lainnya, filamen antara tidak dapat dirakit dan
dibuang dengan ujung kutubnya.
Mereka adalah struktur kaku (untuk dapat memenuhi fungsinya: dukungan seluler dan
respons mekanis terhadap stres) dan perakitan filamen adalah proses yang bergantung pada
fosforilasi.
Mikrotubulus
Mikrotubulus memiliki peran struktural utama dalam silia eukariotik dan flagela. Cilia dan
flagella selalu meluas langsung dari MTOC, dalam hal ini disebut tubuh basal. Aksi protein
motor dinein pada berbagai helai mikrotubulus yang berjalan di sepanjang cilium atau
flagel memungkinkan organel untuk menekuk dan menghasilkan kekuatan untuk berenang,
memindahkan bahan ekstraseluler, dan peran lainnya
Gap Junction merupakan kanal intaseluler yang terdiri dari kumpulan protein yang
disebut connexins (protein saluran)3. Gap junction menghubungkan langsung sitoplasma
suatu sel dengan sel lain melalui connexin ini3. Saat terbuka, gap junction membuka
connexin (saluran protein) sehingga memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal
listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia) secara difusi, seperti asam amino, ATP,
cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan. Gap junction tidak dapat
menghantarkan molekul yang besar karena ukuran connexin kecil. Selain itu, gap
junction merupakan satu-satunya sarana dimana sinyal listrik dapat lewat langsung dari
sel ke sel. Pada mamalia, gap junction ditemukan di hampir setiap jenis sel, termasuk
otot jantung, beberapa jenis otot polos, paru-paru, hati, dan neuron otak3.
Contact Dependent
Contact dependent merupakan interaksi dimana molekul permukaan suatu sel berikatan
dengan molekul permukaan sel lain. Jenis komunikasi ini banyak ditemukan pada sistem
imun selama masa perymbuhan dan perkembangan, . Selain itu, contact dependent
terdapat pada protein delta dalam perkembangan embrio, CAMs (CAMs terikat dengan
sitoskeleton dan enzim intaseluler, sehingga CAMs dapat mentransfer sinyal melalui
membran sel)3, dan reseptor molekul adhesi pada endotel dan leukosit dalam respon
radang.
2. Komunikasi lokal (intrinsik) adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang
dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang
berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
Parakrin: sinyal kimia yang disekresikan oleh suatu sel untuk bereaksi pada sel
lain dalam waktu yang singkat2. Disebarkan melalui proses difusi sederhana
melalui cairan interstitial, sehingga kerja parakrin terbatas pada jarak pendek.
Contoh: histamine yang disekresikan oleh sel yang rusak, sitokin, dan
eocosanoid.
Autokrin: sinyal kimia yang disekresikan oleh suatu sel untuk bereaksi pada sel
itu sendiri2. Parakrin dan autokrin mencapai sel target dengan berdifusi melalui
cairan ekstrasel (interstitial).
Persinyalan sinaptik pada sistem saraf, yang berlangsung melalui celah sinaps
dengan neurotransmitter1.
3. Komunikasi jarak jauh (ekstrinsik) adalah komunikasi antarsel yang mempunyai jarak
cukup jauh, sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon
atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah. Sinyal listrik di sepanjang sel saraf
(neuron) sampai mencapai akhir dari sel, dan selanjutnya diterjemahkan ke dalam sinyal
kimia yang disekresi oleh neuron3. Sinyal kimia ini disebut neurokrin. Selanjutnya, jika
neurokrin berdifusi ke cairan ekstraseluler hingga ke sel target dan memiliki efek cepat
maka disebut neurotransmitter. Neurokrin yang bekerja lebih lambat dibandingkan autokrin
dan parakrin disebut neuromodulator3. JIka neurokrin berdifusi ke dalam darah maka
disebut neurohormon3.
Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/54741-ID-respon-fisiologis-tanaman-
tebu-terhadap.pdf
Fotosintesis adalah proses pemanfaatan energi cahaya yang berasal dari energi matahari oleh
kloroplas tumbuhan untuk mengubah menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam bentuk
gula dan molekul organik lainnya. Tanaman sebagai organisme autotrof membuat molekul
organik mereka sendiri dari bahan mentah anorganik yang diperoleh dari lingkungannya
(Campbell, 1998).
Daun adalah tempat utama terjadinya fotosintesis. Energi yang digunakan untuk
fotosintesis berasal dari cahaya matahari yang diserap oleh kloroplas di dalam daun.
Bahan yang digunakan untuk fotosintesis adalah air dan kabondioksida. Air (H2O)
sebagai bahan dalam tanah menyebar dari akar melalui xylem. Karbondioksida (CO2)
sebagai bahan di udara masuk melalui stomata. Produk yang dihasilkan dari
fotosintesis yaitu glukosa (C6H12O6) merupakan produk fotosintesis berenergi tinggi
yang menyebar ke seluruh bagian tanaman lewat floem. Oksigen (O2) adalah produk
fotosintesis yang keluar dari daun melalui stomata (Campbell, 1998).
Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya yaitu radiasi elektromagnetik pada
spektrum kasat mata. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan
sinteis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama di dalam sel
mesofil yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Terdapat kira-kira setengah
juta kloroplas tiap milimeter persegi permukaan daun. Warna daun berasal dari
klorofil yang merupakan pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas
(Campbell, 1998).
a. Reaksi Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna
biru (400 - 450 nanometer) dan merah (650 - 700 nanometer) dibandingkan hijau (500
- 650 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa warna daun berwarna hijau.
Fotosintesis akan lebih banyak menghasilkan energi pada gelombang cahaya dengan
panjang tertentu. Hal ini dikarenakan panjang gelombang yang pendek lebih banyak
menyimpan energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk
dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang
berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem
I. fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transport
elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan
ATP satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II
mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan
dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang
terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan
oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon
dioksida.
4. Tuliskan beberapa contoh kelainan yang terjadi akibat abnormalitas jumlah kromosom!
Delesi
Duplikasi
Duplikasi dapat terjadi ketika suatu bagian pada kromosom memiliki gen yang
berulang karena pertambahan panjang suatu lengan pada kromosom. Peristiwa
duplikasi dapat ditemukan pada lalat buah atau drosophila melanogaster. Pada lalat
yang normal, matanya berbentuk bulat sementara lalat mutan ini bermata sempit
karena terjadinya duplikasi pada kromosom-X.
Inversi
Kelainan kromosom yang satu ini memang jarang ditemukan. Inversi dapat
ditemukan ketika kromoson memiliki urutan gen yang terbalik akibat perputaran
kromosom 180 derajat yang kemudian membentuk loop. Loop yang sudah
terbentuk tersebut putus dan akhirnya tertaut kembali. Kelainan kromosom akibat
inversi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan fenotip. Inversi sendiri
dikategorikan menjadi 2 yaitu inversi parasentris dan inversi perisentris. Inversi
parasentris terjadi ketika sentromer yang terletak disamping bidang mengalami
inversi sementara inversi perisentris dapat terjadi ketika sentromer terletak di
bidang yang mengalami inversi.
Source :
https://eprints.umm.ac.id/64033/4/BAB%20II.pdf
https://halosehat.com/penyakit/kelainan-kromosom
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/fotosintesis-proses-reaksi-jenis-dan.html