Anda di halaman 1dari 2

Menurut Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan, terdapat

43.558 dokter spesialis di Rumah Sakit (RS) pada 2021.


Dari jumlah tersebut sebanyak 17.584 merupakan dokter spesialis dasar, 7.075 dokter
spesialis penunjang, 16.065 dokter spesialis lain, dan 2.834 dokter gigi spesialis.
Berdasarkan wilayah, sebanyak 26.816 (61,56%) dokter spesialis berada di RS di Pulau
Jawa. Sisanya, sebanyak 16.742 (38,44%) berada di luar Jawa.
 Spesialis Patologi Klinik (Penunjang): 1.580 dokter
 Pelayanan patologi klinik berperan dalam tindakan pencegahan penyakit tingkat pertama, kedua,
maupun ketiga (primary, secondary dan tertiary prevention ). Tindakan pencegahan tingkat pertama
antara lain meliputi kegiatan promosi kesehatan, medical check up, pra/pasca vaksinasi,
identifikasi faktor risiko, maupun penapisan penyakit. Tingkat kedua mencakup penegakan
diagnosis dan pemantauan hasil penatalaksanaan maupun menentukan prognosis, sedangkan
upaya pengendalian faktor risiko supaya tidak mendapatkan serangan penyakit yang sama atau
mencegah kekambuhan berikutnya merupakan upaya pencegahan tingkat ketiga
 Pelayanan patologi klinik tidak hanya berfungsi menunjang diagnosis
 6
 klinik dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk memastikan
diagnosis. Dokter Spesialis Patologi Klinik mempunyai peran medis, teknis dan manajerial. Peran
medik meliputi memberi saran jenis pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk kepentingan
klinik (deteksi dini, diagnosis, pemantuan terapi maupun penentuan prognosis), serta memberikan
interpretasinya.
 Dokter Spesialis Patologi Klinik juga berperan menjadi anggota tim medis yang bertugas dalam
pengambilan keputusan klinik untuk seorang pasien. Peran teknik meliputi pengawasan mutu pada
tahap pra analisis, analisis maupun pasca analisis, menjaga mutu hasil laboratorium melalui
program pemantapan mutu internal maupun eksternal, dan juga melalui penilaian medis atas hasil
analisis. Dokter Spesialis Patologi Klinik menjaga laboratorium untuk melaksanakan Praktek
Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice).
 Peran manajerial Dokter Spesialis Patologi Klinik meliputi manajemen sistem informasi,
manajemen sistem pengelolaan barang, manajemen sumber daya manusia, manajemen
keuangan, manajemen pelayanan kepada pasien, mengembangkan dan melaksanakan business
plan dan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Kedudukan strategis tersebut menyebabkan tanggung
jawab pelayanan Dokter Spesialis Patologi Klinik makin lama makin besar, baik tanggung jawab
profesional, tanggung jawab teknis maupun tanggung jawab manajerial di laboratorium.

Akreditasi rumah sakit adalah hal yang dilakukan oleh Lembaga Independen penyelenggaranya, yang dilaksanakan
setelah menilai dan menyimpulkan bahwa Rumah Sakit (RS) tersebut memenuhi bakuan terkait pelayanannya untuk
meningkatkan mutunya secara berkesinambungan.1,2 Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat akhir ini,
maka pembakuan pelayanan RS pun mengalami perubahan. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan
tujuan yang utama dari pembakuan ini. Peningkatan mutu yang dimaksud bukan merupakan peningkatan sesaat,
akan tetapi merupakan yang berkesinambungan yang didasari dengan keberadaan perencanaan, pelaksanaan,
penilaian dan tindak lanjut tertentu dari kegiatan tersebut.

Peran Dokter Spesialis Patologi Klinik (DSPK) dalam akreditasi ini dapat dibedakan menjadi peran internal dan
eksternal. Peran internal yang dimaksud adalah sebagai seorang pengelola atau pemimpin laboratorium yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan laboratorik, mulai dari pengambilan bahan sampai penyerahan hasil, mulai
dari pemilihan alat dan reagen, pengujian, pemesanan, penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan
kerusakan yang terjadi. Demikian juga dengan sumberdaya manusia, dimulai dari perencanaan jumlah yang
diperlukan, pelatihan yang dirancangkan sampai pada penilaian pelaksanaan tugas dan tindakan selanjutnya. Peran
eksternal seorang DSPK adalah peran aktif dalam program keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit (K3RS),
panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), penjaminan mutu hasil membaca BTA dan memeriksa anti HIV
(program MDGs).

Anda mungkin juga menyukai