Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN ATORVASTATIN TERHADAP PE

NINGKATAN JUMLAH ANGIOGENESIS PADA PROSES


PENYEMBUHAN FRAKTUR FEMUR TIKUS (RATTUS
NOVERGICUS) DENGAN DISLIPIDEMIA

Effeck of Atorvastatin Administration on increasing the number of


Angiogenesis in the Healing Process of femur Fracture of Rast(Rattus
Norvergicus) with Dyslipidemia

iklima(1902101010056)

Dr. drh.Dasrul M. Si dan drh.Razali daud M,P

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan dan lemp
eng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak hanya kere
takan atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering mengakibatkan kerus
akan yang komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, namun mem
iliki kekuatan dan kelenturan untuk menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan o
leh cedera atau trauma langsung dan berupa trauma tidak langsung, stres yang ber
ulang, kelemahan tulang yang abnormal atau disebut juga fraktur patologis (Hopp
enfield & Stanley, 2011). Umumnya fraktur di sebabkan oleh trauma di mana ter
dapat tekanan yang berlebih pada tulang. Sedangkan menurut Digiulio, et al. (2
014) tekanan berlebih atau trauma langsung pada suatu tulang yang menyebabka
n suatu retakan, hal ini mengakibatkan kerusakan pada otot sekeliling dan jaring
an sehingga mendorong ke arah perdarahan, edema dan kerusakan jaringan lokal
maka menyebabkan terjadinya fraktur atau patah tulang.
Fraktur tulang memiliki mekanisme penyembuhan alami yang meliputi li
ma tahapan yaitu fase hematoma, inflamasi dan proliferasi seluler, pembentukan
kalus, konsolidasi dan remodelling (Solomon et al., 2010). Perpindahan, prolifer
asi, dan perbedaan kolagen yang matang bergantung pada ransangan inflamasi, h
al ini terjadi karena ransangan tersebut menentukan jumlah Mesenchymal stem c
ells (MSC) yang dibutuhkan (Gardin et al., 2020). Menurut (Dias et al., 2018) an
alisis histologi kualitatif menunjukkan meningkatnya neoformasi tulang yang m
enyebabkan peningkatan jumlah kolagen yang dapat mempercepat regenerasi tul
ang.
Dislipidemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi abnormalitas kadar
lipid di dalam darah, diantaranya peningkatan kadar kolesterol, LDL (Low Dens
ity Lipoprotein), dan kadar trigliserida, serta penurunan kadar HDL (High Densi
ty Lipoprotein)(Ma’rufi dan Rosita, 2014). Kecenderungan mengkonsumsi maka
nan rendah serat dan tinggi lemak, pola makan yang banyak mengandung kolester
ol, serta gaya hidup yang tidak sehat, stress dan merokok membuat kadar lemak d
arah sangat sulit dikendalikan merupakan faktor penyebab terjadinya dislipidemia
(Trisnadi et al., 2021).
Atorvastatin merupakan antihiperlipidemia golongan statin yang secara k
ompetitif menghambat sisi aktif enzim 3- hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme
A (HMGCoA) reductase, Pleiotropic effect yang ditunjukkan oleh statin membu
at penggunaan obat ini relative populer dibandingkan obat-obat lain yang sejenis
Namun, penggunaan statin, termasuk atorvastatin, yang tidak sesuai dapat mem
unculkan efek samping yang merugikan (Salampe dan Sukamto, 2020).
Menurut (Novita et al., 2018) penggunaan atorvastatin dapat menurunkan risiko hi
perlipidemia terutama pada metabolisme lipid dan metabolisme protein secara in v
ivo dengan percobaan melalui mencit. Efektivitas pemberian atorvastatin bergantu
ng pada dosis dosis pemberiannya untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL,
HDL, dan trigliserida. Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
suatu penelitian pengaruh pemberian atrovastatin terhadap peningkatan jumlah kol
agen pada proses penyembuhan fraktur femur tikus putih dengan dislipidemia

Rumusan Masalah
Apakah pemberian atrovastatin berpengaruh terhadap jumlah Angiogenesis pada
proses penyembuhan fraktur femur tikus (Rattus norvegicus) dengan dilipidemia
?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh atrovastatin berpengaruh terhadap
jumlah angiogenesis pada proses penyembuhan fraktur femur tikus (Rattus
norvegicus) dengan dilipidemia.

Hipotesis
Pemberian atrovastatin dapat mempengaruhi jumlah Angiogenesis pada proses p
enyembuhan fraktur femur tikus (Rattus norvegicus) dengan dilipidemia.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi
mengenai manfaat pemberian atrovastatin terhadap jumlah angiogenesis pada pr
oses penyembuhan fraktur femur tikus (Rattus norvegicus) dengan dilipidemia.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu petugas kesehatan dan masyarakat
dalam memahami dan merancang, serta melaksanakan strategi yang lebih tepat
dan juga cepat sebagai upaya pengobatan fraktur femur.
MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Hewan Coba Fakultas Kedokteran He
wan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada bulan April sampai Agustus 2022.
Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari kandang pemelihar
aan hewan coba yang dilengkapi dengan tempat makan dan minum, timbangan he
wan model, sonde lambung, penyaring, blender, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pipet tetes, tabung vakum sitrat vaquette, sentrifuge, scapel, timbangan digital, gel
as ukur, batang pengaduk, vacum rotary evaporator, pipet kapiler, alat bedah min
or (minor set), microtome, alat tulis, objek glass, cover glass, hotplate, kotak prep
arat, botol, inkubator, mikroskop elektrik biokuler dan tensile testing machine sed
erhana. alat pemerikaan LDL dengan menggunakan CHOD-PAP dengan prinsip
spektofotometri enzimatis, frakturisasi terdiri dari perlengkapan bending yang
dimodifikasi serta gypsona dan plester untuk bandage
Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tikus putih (Rattus nor
vegicus) yang berjenis kelamin jantan, pakan standar jenis T79-4, pakan tinggi kol
esterol berupa kuning telur puyuh, atorvastatin, ketamine, xylazin, serum darah tik
us, etanol 80%, aquades, CaCl2, xylene, formalin buffer 10%, pewarnaan Hematok
silin Eosin (HE), alkohol dengan konsentrasi 80%, 90%, 96% dan kit antibodi
primer VEGF (sc146, Santa Cruz Biotechnology, Inc., Heidelberg, Germany)
untuk pewarnaan immunohistokimia.
Sampel Penelitian
 Kelompok 1 : Kelompok kontrol negatif, tikus fraktur femur tidak disertai dislipi
demia dan tanpa perlakuan pemberian atorvastatin
 Kelompok 2 : Kelompok kontrol positif, tikus fraktur femur disertai dislipidemia
tanpa perlakuan pemberian pemberian atorvastatin
 Kelompok 3 : Tikus fraktur femur disertai dislipidemia dengan pemberian perlak
uan pemberian atorvastatin 10 mg

Prosedur Penelitian
Pemilihan tikus
Hewan percobaan tikus putih train Rattus novergicus jantan yang sehat, ta
mpak aktif, umur 3 – 4 bulan, berat badan 180 – 200 gram sebanyak 20 ekor. Sem
ua tikus ini diberi tanda nomor pada ekornya, untuk membagi tikus menjadi 3 kelo
mpok perlakuan.

Aklimatisasi tikus
Semua tikus kemudian diadaptasi pada kondisi laboratorium selama 7 hari
dengan tujuan untuk menyeseuaikan dengan lingkungan dan selama adaptasi diber
i makan tikus Brailler- II pellet (BR-II).
Pembuatan dislipidemia pada hewan coba
Setelah dilakukan aklimatisasi selama 7 hari, tikus perlakuan (P1dan P2)
selain diberikan BR-II, tikus juga diberikan makanan tambahan tinggi lemak
berupa kuning telur puyuh sebanyak 10% selama 7 hari. Tikus kemudian diukur
kadar LDL plasma darah sebelum dan sesudah perlakuan, bila kadar LDL berada
diatas normal, maka tikus tersebut mengalami dislipidemia (kadar normal 7-27.2
mg/dl). Selanjutnya tikus yang menderitas dyslipidemia untuk filakukan tulang
femur .

Perlakuan fraktur femur


Pembuatan frakturisasi femur dilakukan pada hari ke 14 setelah tikus
mengalami dislipidemia dan dilakukan penimbangan berat badan. Frakturisasi
tikus dilakukan dengan teknik tertutup pada 1/3 tengah femur. Pertama dilakukan
anestesi subkutan dengan ketamin 75 mg/kgBB dan xylazine 5 mg/kgBB,
selanjutnya setelah memposisikan tikus dilakukan penjatuhan benda dengan berat
500 gram dengan ketinggian 30 cm tepat diatas tulang femur tikus. Selanjutnya
setelah dipastikan adanya fraktur, tikus diberikan perawatan pasca trauma berupa
pembidaian menggunakan gipsona dan pemberian ketorolac 0.1 mg sehari selama
3 hari.

Pemberian Atorvastatin
Dosis pemberian pada tikus dilakukan penyesuaian dengan memberikan
0.018 x dosis manusia. Dosis 0.018 adalah sama dengan pemberian pada 200 gr
tikus dan 70 kg berat badan manusia. Dosis atorvastatin 10 mg (0.18mg), dosis 20
mg (0.36 mg), dosis 30 mg (0.54 mg). Obat atorvastatin diberikan setiap hari
dimulai pada hari ke 14 sampai hari ke 28.
Sebanyak 20 ekor tikus putih yang sudah difrakturasi dibagi menjadi 3
kelompok yaitu kelompok kontrol (tikus normal difrakturisasi), kelompok control
positif (tikus dislipedemia dan difrakturisasi), dan kelompok perlakuan (tikus
dyslipidemia dan difrakturisasi yang diberi terapi atorvastatin dosis 10 mg/kgbb,
20 mg/kgbb dan 30 mg/kgbb). Pemberian atorvastatin dilakukan secara oral
selama 14 hari terhitung sejak hari frakturisasi.

Koleksi sampel dan Pembuatan Preparat Histologi Tulang Femur


Setelah 14 hari perawatan fraktur, semua tikus putih frakturasi kontrol
negative (tikus putih normal dan frakturasi), kontrol positif (tikus dyslipidemia
dan frakturasi) dan perlakuan (tikus putih dyslipidemia dan fraktusasi yang diberi
atorvastatin dosis 10 mg/kgbb; 20 mg/kgbb dan 30 mg/kgbb), diaetanasi dengan
menggunakan anatesi inhalasi kloroform dengan konsentrasi 10%. Tulang femur d
iambil dengan teknik pembedahan dan difiksasi dengan formalin. Selanjutny
tulang femur dilakukan proses dekalsifikasi dengan cara perendaman cairan asam
nitrit 2% untuk melunakkan tulang selama dua minggu. Setelah lunak, tulang dicu
ci dengan cairan fisiologis dan dibuat sediaan blok parafin. Blok Parafin
kemudian disayat dengan rotary mikrotom dengan ketebalan sekitar 4 mikron,
kemudian diletakkan di atas gelas obyek. Deparafinisasi dilakukan dengan
melarutkannya dalam xylol selama 2x3 menit. Sisa xylol dicuci dengan alkohol
absolute, 99,95, 90,80 dan 70%, masing-masing selama 2x1 menit. Sisa alkohol
dicuci dengan air mengalir, kemudian dibuat sediaan untuk pewarnaan HE. Untuk
keperluan penghitungan, preparat (sediaan) yang sudah berkode ditutup nomer
kodenya dan diberi nomor baru secara acak. Masing-masing preparat pada lapang
pandang dengan pembesaran 400x sebanyak 5 lapang pandang. Hasil perhitungan
ditulis pada lembar kerja dan diambil nilai rata-rata per lapang pandang
Analisis Data
Data jumlah ekspresi VEGF yang diperoleh pada penelitian ini terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Saphiro Wilk dan uji
homogenitas menggunakan uji Levene. Jika data berdistribusi normal, maka
dilakaukan analisis statistik dengan uji hipotesis ANOVA (analysis of varian).
Akan tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis
Levine test. Jika ada perbedaan, maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan test
untuk mengetahui pasangan data yang berbeda (untuk melihat perbedaan dari tiap
kelompok). Penelitian ini bermakna bila nilai p < 0,05.
Daftar Pustaka

Adnan, R. M., Zia, M. I., Amin, J., Khan, R., Ahmad, S. dan Danish, K. F. (2012).
Frequency of femoral fractures : comparison in patients less than and more
than 40 years of age. Professional Medical Journal, 19(1): 011-014.
Asrizal, R. A. (2014). Closed fracture 1/3 middle femur dextra. Jurnal Medula,
2(3):94-100.
Azhary, D. P., Supriadi, D., Mardhiani, Y. D., Agustina, S. (2020). Peningkatan la
ju disolusi atorvastatin dengan dispersi padat menggunakan pembawa karage
nan. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 3(1):44-50.
Bernado, P., Rahardjo dan Rahajoe, P. S (2016). Pengaruh recombinant human
erythropoietin terhadap jumlah osteoblas, osteoklas dan kadar hemoglobin
pada penyembuhan fraktur tulang mandibula studi eksperimental pada frak
tur mandibula tikus sprague-dawley. Jurnal Kedokteran Gigi, 7(2):131-137.
Desiartama, A. dan Aryana, I. G. N. W. (2017). Gambaran karakteristik pasien
fraktur femur akibat kecelakaan lalu lintas pada orang dewasa di rumah sa
kit umum pusat sanglah Denpasar tahun 2013. Jurnal Medika, 6(5):1-4.
Dias, P. C., Limirio, P. H. J. O., Linhares, C. R. B., Bergamini, M. L., Rocha, F.
S., Morais, R. B. de, Balbi, A. P. C., Hiraki, K. R. N., & Dechichi, P., 201
8. Hyperbaricoxygen therapy effects on bone regeneration in Type 1 diabet
es mellitus in rats.Connective Tissue Research, 59(6):574–580.
Digiulio, M., dan Jackson, D. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: R
apha Publishing.
Fadil, D. A., Rusdiana, T. dan Muchtaridi. (2016). Pengaruh kompleksasi inklusi
atorvastatin dengan β-siklodekstrin terhadap formulasi dan evaluasi fast
disintegrating tablets (fdt) atorvastatin. Media Farmasi, 13(2):155-172.
Faidah, N. dan Alvita, G. W. (2022). Pengaruh pemasangan bidai dengan tingkat
nyeri pada pasien fraktur igd rsud dr. loekmono hadi kudus. Jurnal Profesi
Keperawatan, 9(1):1-9.
Gardin, C., Bosco, G., Ferroni, L., Quartesan, S., Rizzato, A., Tatullo, M., & Zava
n, B. 2020. Hyperbaric oxygen therapy improves the osteogenic and vascul
ogenic properties of mesenchymal stem cells in the presence of inflammati
on in vitro. International Journal of Molecular Sciences, 21(4).
Hoppenfeld, Stanley. 2011. Terapi dan rehabilitas fracture,Penerbit Buku
kedokteran jakarta
Kartika, K. T P., Subawa, I. W. dan Wiguna I. G. L. N. A. A. (2018). Profil kasus
fraktur leher femur yang dilakukan tindakan operasi di rsup sanglah Denpa
sar periode maret 2016-agustus 2017. Jurnal Medika, 7(12):1-6.
Mahwal, I., Untari, E. K. dan Nurmainah. (2021). Atorvastatin dan Simvastatin
menginduksi nyeri otot pada masyarakat Pontianak. Jurnal Cerebellum,
5(1):1-3.
Ma’rufi, L., dan Rosita, L. 2014. Hubungan dislipidemia dan penyakit jantung kor
oner. JKKI. 6(1): 48-53.
Novita, E., Ismah, Z. dan Elyantari, G. 2018). Pengaruh atorvastatin 40 mg dalam
menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia. Jurnal B
iotek Medisiana Indonesia, 7(1):51-60.
Nugraha, D. P., Bebasari, E. dan Sahputra, S. (2020). Gambaran dislipidemia pada
pasien stroke akut di rumah sakit umum daerah arifin achmad provinsi riau
periode januari-desember 2019. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 20(1):18-
16.
Pekerti, A. C., Nila, K. F. dan Inggita, K. (2019). Jus jambu merah dan jeruk siam
menurunkan trigliserida pada wanita dislipidemia. Indonesian Journal of H
uman Nutrition, 6(1):1-9.
Rozi, I. F., Tekwan, G. dan Nugroho, H. (2021). Hubungan usia pasien, jenis frakt
ur dan lokasi fraktur tulang panjang terhadap lama rawat inap pasca bedah
di rs ortopedi prof. dr. r. soeharso surakarta. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3
(5):661-666.
Sagaran, V. C., Manjas, M. dan Rasyid, R. (2017). Distribusi fraktur femur yang
dirawat di rumah sakit dr.m.djamil, padang (2010-20120. JurnalKesehatan
Andalas, 6(3):586-589.
Salampe, M., dan S. S. Mamada. 2020. Efek pemberian madu trigona terhadap ka
dar albumin tikus putih yang diinduksi atorvastatin. Media Farmasi. 16(1):
71-76.
Sihombing, I., Wangka, S. dan Kalangi, S. J. R. (2012). Peran estrogen pada remo
deling tulang. Jurnal Biomedik, 4(3):18-28.
Solomon, L., D. Warwick, dan S. Wayagam. 2010. Apley’s System of Orthopaedi
cs and Fractures, Ninth Edition. United Kingdom: University of Bristol.
Stenevi, L., S., Rosengren, B. E., Dencker, M., Nilsson, J., Karlsson, C., & Karlss
on, M. K. 2017. Low physical activity is related to clustering of risk factor
s for fracture—a 2-year prospective study in children. Osteoporosis Intern
ational, 28(12): 3373–3378.
Trisnadi, R. A., Wibowo, J. W. dan Thomas, S. (2021). Pengaruh diet tinggi koles
terol terhadap kadar tnf α. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 12
(2):132-134.
Vidyahayati, I. L., Dewi, A. H. dan Ana, I. D. (2016). Pengaruh substitusi tulang
dengan hidroksiapatit (hap) terhadap proses remodeling tulang. Media Me
dika Muda, 1(3):157-164.
Yanto, Benedictus, R. A., Hidajat, L. L., Dua, M., Novi, M. D., Handayani, Kenji,
D., Heidy, Kuswidyati, C., Andre, Irawan, R. dan Vannie. (2019). Enginee
ring Psychology : Prinsip Dasar Kerja Berbasis Integrasi Fisik, Psikis dan
Teknik. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
Friska.,Sardjono,T,C.dan,Sandra,F.(2009).ANGIOGENESIS;patologi dan aplikasi
klinis.JKM.8(2):174-187.
Hamid.,S,I.,Najar,S,dan. Ratnani,H(2013). Hambatan ekspresi vascular
Endothelial growth facktor oleh ekstrak daun sambung nyawa pada
Endotel membran Korioalantois. Jurnal veteriner.14(1):85-90.
Nugroho,M,A., Elfiah,U .dan. Normasari,(2016). pengaruh gel ekstrak dan serbuk
mentimun terhadap Angiogenesis pada penyembuhan luka bkar derajat llB
tikus wistar. e-jurnal pustaka kesehatan. 4(3)443-447.

Anda mungkin juga menyukai