Anda di halaman 1dari 7

Kementerian Agama Republik Indonesia

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel TUGAS


Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Arsitektur INDIVIDU
Jl. Jend A. Yani No 117, Surabaya, Website:
www.uinsby.ac.id,
Review metode pengukuran fisika bangunan
(penghawaan, pencahayaan, akustika ruang)
Nama : Rizqi Rosyidhi Semester : Genap
NIM : 0902322043 T.Ajaran : 2022/2023
Kelompok : pencahayaan alami
Topik

REFERENSI Utama
Nama Penulis Ir. Mira Dewi Pangestu M.T. Link
Tahun 2019 https://syr.us/kY1
Judul PENCAHAYAAN ALAMI DAN BANGUNAN
REFERENSI Pendukung
1.Nama Penulis Prasasto Satwiko Link
Tahun 2009
Judul FISIKA BANGUNAN
2.Nama Link
Tahun
Judul
*atur penambah/pengurangan tabel sesuai referensi yang didapat

Teori/Standar
Sinar Matahari Langsung
Cahaya alami yang bersumber dari matahari merupakan sinar atau terang dalam bentuk
gelombang elektromagnetik pada frekuensi antara 380-780 nanometer, yaitu bagian dari spektrum
yang dapat dilihat, sehingga memungkinkan mata manusia menangkap bayangan dari benda-
benda yang berada di sekitarnya. Pencahayaan adalah penyinaran atau pemberian cahaya.

Pencahayaan alami merupakan salah satu faktor yang esensial bagi sebuah karya arsitektur.
Tanpa cahaya, karya arsitektur tidak dinikmati bentuknya, skala ruangnya, dan tidak dapat
berfungsi, karena berbagai kegiatan tidak dapat berlangsung sebagaimana seharusnya.
Pencahayaan alami selain membuat manusia dapat mengenali objek visual, juga dapat
menimbulkan efek psikologis melalui pembentukan suasana yang mendukung fungsi ruanganya.
Peran pencahayaan alami bagi pengguna bangunan, terutama dapat memberikan
kenyamanan secara visual dan rasa aman, karena tersedianya kecukupan cahaya untuk
beraktivitas, sehinga dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas. Selain itu
pencahayaanalami juga dapat memberikan kenyamanan secara psikovisual, cahaya dapat
mempertegas bentuk dan skala sehinggakeindahan ruang dapat ditampilkan. Sifat cahaya alami
yang hangat dapat membangkitan semangat dan mempengaruhi suasana hati secara positif. Jadi
perencanaan dalam pencahayaan alami dapat berperan optimal secara fungsional, arsitektural
dan juga psikologis.

Metode Dan Instrumen


Sampel Pencahayaan ruang dengan Sebuah dinding mempunyai lebar 3 m dan tinggi 2 m
(dihitung dari Sisi luar). Dinding tersebut dikelilingi Oleh dinding pembayang
(shading) selebar 0,6 m. Pada dinding tersebut terdapat jendela kaca dengan
ketinggian ambang bawah (),8 m. Jarak ambang jendela kiri, kanan, dan atas dari
dinding pembayang adalah 0,2 m.
Titik Ukur
Tampak, Denah dan Potongan dinding

Alat dan Cara Busur surya


Penggunaan I. Buatlah potongan tegak ruangan yang melalui jendela dan titik yang
akan diukur DF-nya (misalnya titik O), dan juga denah ruangan
tersebut.
2. Tariklah garis dari batas-batas bukaan ke titik O, misalnya dari garis
PO dan RO. Kalau di luar ada
penghalang, misalnya banguan lain,
maka ujung atas penghalang tadi
menjadi batas bukaan. Garis RO
ditarik dari ujung atas bangunan
penghalang ke titik O.
3. Letakkanlah busur secara tegak
dengan Skala A menghadap ke atas
dan garis tengah busur sejajar dengan
garis bidang kerja. Titik pusat
busur pada titik O.
4. Bacalah angka Skala di lingkaran luar
yang dipotong Oleh garis PO
dan RO. Perbedaan kedua angka
tersebut adalah Komponen Langit
Awal (ISC, Initial Sky Component).
5. Bacalah angka Skala di lingkaran
dalam yang dipotong Oleh garis PO
dan RO. Hitunglah rata-ratanya.
6. Ambillah denah dan tandailah titik O
tadi.
7. Buatlah garis yang menghubungkan batas-batas bukaan dengan titik
O, misalnya kita namakan garis MO dan NO.
8. Sekarang Ietakkan busur pada denah dengan Skala B menghadap ke
bukaan. Garis tengah busur sejajar dengan bidang bukaan. 'l'itik pusat
busur pada titik O.
9. Pada busur ada 4 setengah-lingkaran: 0º, 30º, 60º dan 90º. Pilihlah
salah satu yang sesuai dengan sudut yang ditemukan di Langkah 5.
Bila tidak ada yang sesuai, interpolasikan dan buatlah setengah-
lingkaran imajiner.
10. Di titik-titik MO dan NO memotong setengah-lingkaran tadi, bacalah
Skala garis-garis lengkung yang ditunjukkan pada perpotongan garis
lengkung dengan setengah-lingkaran paling dalam.
I l. Bila titik-titik perpotongan berada di kedua Sisi garis tengah,
jumlahkanlah. Bila kedua titik berada di salah satu Sisi, hitunglah
selisihnya. Angka yang Anda dapat adalah Faktor Koreksi (CF,
Correction Factor).
12. Kalikanlah Komponen Langit Awal (Initial Sky Component) yang
ditemukan di langkah 4 dengan paktor Koreksi (Correction Factor)
untuk memperoleh Komponen Langit (Sky Component).
Bahan*

Waktu tanggal 15 Mei jam 9.00 pagi.


Pengukuran*

Langkah Kerja  Kita akan mencari faktor horizontal bayangan. Karena kita tahu bahwa
posisi matahari ada di sebelah utara garis normal dinding, maka dinding
pembayang utara yang akan memberi bayangan. Oleh karena itu buatlah
titik P pada ujung dalam dinding pembayang. Letakkanlah azimuth pada
P. Karena dinding tepat menghadap ke timur maka sudut azimuth garis
normal dinding adalah 90º. Dengan demikian d 90º - 66º = 24º

 Ambil busur surya yang sesuai, yaitu untuk altitude (lintang) 0º. Tandailah
titik perpotongan antara kurva tanggal 15 Mei dan jam 9.00 namai sebagai
titik A. Buatlah lingkaran yang melalui titik A. Kita kan bahwa altitude
matahari (g) = 42º. Kemudian, garis dari titik pusat lingkaran melalui titik A
dan dilanjutkan hingga memotong lingkaran terluar di titik B. Kita temukan
sudut azimuth matahari (a)=66º
Data Ukur No. Aspek yang mempengaruhi besaran
1. Factor horizontal bayangan 24º
2. Altitude matahari 42º
Analisis Data Untuk menghitung faktor bayangan tegak memakai rumus:
Tan e = tan g x sec d
= tan 42 x sec 24
= 0,9 x 1,1
= 0,99
e = 45º
Letakkan sudut e pada ujung dalam tritisan dan namai sebagai titik R.
Teruskanlah garis sudut e hingga memotong dinding di S. Hal yang sama,
teruskan garis sudut d hingga memotong dinding di Q. Kemudian
proyeksikan S dan Q ke tampak. Mereka bertemu di titik T. Dengan
demikian kita telah menemukan garis bayangan di dinding. (Sebenamya titik
S dan Q adalah titik T yang dilihat dari samping dan atas!)
*Jika ada
Kementerian Agama Republik Indonesia
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel TUGAS
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Arsitektur INDIVIDU
Jl. Jend A. Yani No 117, Surabaya, Website:
www.uinsby.ac.id,
Review metode pengukuran fisika bangunan
(penghawaan, pencahayaan, akustika ruang)
Nama : Rizqi Rosyidhi Semester : Genap
NIM : 09020322043 T.Ajaran : 2022/2023
Kelompok : pencahayaan alami
Topik

REFERENSI Utama
Nama Penulis Silfia Mona Aryani Link
Tahun 2017 PENCAHAYAAN-ALAMI-PADA-
Judul PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG BACA RUANG-BACA-PERPUSTAKAAN-
PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SURABAYA UMUM-KOTA-SURABAYA.pdf
(researchgate.net)
REFERENSI Pendukung
3.Nama Penulis Abdurrahman Rasyid, S.Pd. Link
Tahun 2020 Pengertian dan Cara Kerja Lux
Judul Pengertian dan Cara Kerja Lux Meter Meter - Samrasyid

4.Nama Link
Tahun
Judul
*atur penambah/pengurangan tabel sesuai referensi yang didapat

Teori/Standar
Menurut Indriati (2012:1), pencahayaan alami adalah pencahayaan yang sumber
cahayanya berasal dari sinar matahari. Keuntungan memanfaatkan sumber pencahayaan
alami adalah menghemat energi dan dapat membunuh kuman. Menurut Lechner
(1968:329), terdapat beberapa langkah desain yang paling sering digunakan untuk
memasukkan cahaya ke dalam ruangan, yaitu dengan membuat bukaan atas dan
bukaan samping.
a. Top Lighting (Bukaan Atas) Top lighting merupakan langkah yang paling efisien untuk
memasukkan cahaya ke dalam ruangan karena pendistribusian cahaya lebih merata ke
seluruh ruangan dan penggunaan kaca dapat diminimalisir.
b. Side Lighting (Bukaan Samping) Cahaya yang masuk melalui bukaan samping dapat
digunakan sebagai cahaya alami yang efektif dalam menghemat energi sepanjang hari.
Bukaan samping yang berupa jendela berperan sebagai pemenuh kebutuhan dasar bagi
suatu bangunan, yaitu estetika bangunan, pandangan sekeliling, media masuknya
cahaya, ventilasi, peredam suara, dan pintu darurat. Aplikasi side lighting pada dinding
dapat berupa:
1. Clerestory window yaitu jendela yang terletak di antara dua atap miring atau
bertumpuk yang
berfungsi memasukkan cahaya matahari ke ruangan berplafon tinggi.
2. Ribbon window yaitu jendela yang susunannya memanjang seperti pita, bisa
dibuat bersegmen
mau pun menerus.
Neufert (1996:160) mengemukakan bahwa luas keseluruhan semua jendela harus
minimal 1/10 luas keseluruhan semua dinding ruangan, mengingat jendela merupakan alat
yang sangat penting untuk menerangi ruangan dengan memanfaatkan cahaya di siang
hari
SNI-03-6576-2001 tentang Tingkat Pencahayaan Minimum dan Renderasi Warna yang
Direkomendasikan menyebutkan bahwa tingkat pencahayaan untuk perpustakaan
adalah sebesar 300 lux.

Metode Dan Instrumen


Sampel Pencahayaan alami ruang perpustakaan umum kota Surabaya

Titik Ukur Denah di atas menunjukkan bahwa


terdapat side lighting (jendela) di
dinding bagian utara dan selatan. Side
lighting berupa jendela mati yang
difungsikan sebagai media masuknya
cahaya alami yang berasal dari matahari.
Jumlah jendela adalah sebanyak 43
buah, dengan rincian sebagai berikut: a.
14 jendela dengan penampang kaca
155x50cm:
6 buah di utara 8 buah diselatan
(tertutupfurniture)
b.13 jendela dengan penampang kaca 145x50cm:
5 buah di utara dan 8 buah di selatan
(tertutup furniture)
c. 27 jendela dengan penampang kaca 30x60cm:
13 buah di utara dan 14 buah di selatan.

Alat dan Cara Luxmeter


Penggunaan
 Tekan tombol ON/OFF.
 Pilih range yang akan diukur (2.000, 20.000, atau 50.000 lux).
 Arahkan sensor ke sumber cahaya.
 Lihat hasil pengukuran pada layar panel

Bahan*

Waktu Pengambilan data dilaksanakan secara bertahap pada pukul 12.00 WIB, 14.00 WIB, dan
Pengukuran* 15.00 WIB
Langkah Kerja Gambar disamping merupakan titik-titik pengukuran
untuk mengetahui intensitas cahaya. Titik-titik dari barat
ke timur ditandai dengan huruf A-O dan titik-titik dari
utara ke selatan ditandai dengan angka 1-33. Intensitas
cahaya didapatkan dengan menggunakan alat Luxmeter.
Jarak dari satu titik ke titik lainnya adalah 1 meter.
Pengukuran dilakukan secara bertahap yaitu pukul 12.00
WIB, 14.00 WIB, dan 15.00 WIB.

Data Ukur Standar pencahayaan minimum berdasarkan SNI adalah 300 lux sehingga dengan
melakukan pengukuran menggunakan Luxmeter dapat diketahui apakah pencahayaan di
ruang baca telah memenuhi standar atau tidak.

Pengukuran yang dilakukan pada pukul yang telah disebutkan menghasilkan angka
seperti pada tabel berikut ini
Tabel di samping
merupakan hasil
pengukuran pada
pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan tabel di
atas diketahui bahwa
hanya ada satu titik
yang memenuhi
standar 300 lux.

Tabel di samping
berisi angka-angka
yang menunjukkan
tingkat intensitas
cahaya yang diambil
pada pukul 15.00
WIB. Pada pukul
tersebut cahaya
semakin lemah
dibanding
pengukuran yang
dilakukan pada pukul-
pukul sebelumnya.
Lux tertinggi adalah
sebesar 220 lux.

Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat disimpulkan bahwa cahaya paling kuat adalah pada
pukul 14.00 WIB namun jumlah lux belum memenuhi standar pencahayaan minimum dari
SNI
Analisis Data Pembahasan yang telah dilakukan di bab sebelumnya tentang evaluasi pencahayaan alami
dan identifikasi karakter elemen pembentuk ruang dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pencahayaan alami di ruang baca Perpustakaan Umum Kota Surabaya tidak memenuhi
syarat minimum baik dari intensitas cahaya (lux) mau pun jumlah bukaan minimum.
Penyebab lain dari jumlah yang tidak memenuhi syarat terebut terdapat pada layout
ruang baca yang memblokade jendela sebagai media masuknya cahaya alami, selain itu
kebedaraan toilet di sebelah utara dan area parkir di sebelah selatan bangunan juga
berkontribusi pada kurangnya pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang baca.
b. Elemen pembentuk ruang yang terdapat di ruang baca sudah menerapkan warna yang
tepat yaitu warna putih sehingga cahaya dapat didistribusikan dengan lebih merata dan
ruangan tampak lebih terang.
Saran untuk permasalahan di atas adalah dengan menambah jendela di bagian utara dan
selatan, mengubah layout sehingga furniture dapat diletakkan di titik-titik yang tidak
terkena sinar matahari, menggeser atau memindah toilet sehingga jumlah jendela dapat
dioptimalkan, dan memindah area parkir sehingga atap asbes dapat dihilangkan dan sinar
matahari dapat masuk melalui jendela bagian selatan.
*Jika ada

Anda mungkin juga menyukai