Anda di halaman 1dari 5

N

A
M
A
MESAK SANJAYA
213030301136
C/4
TUGAS EKONOMI MONETER KELAS C

2. Apakah Faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan suku Bunga?Dan apa yang akan
Terjadi jika suku Bunga Tinggi?
JAWABAN:

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kenaikan suku bunga, di antaranya:
1. Inflasi yang tinggi: Suku bunga biasanya dinaikkan untuk menekan inflasi yang tinggi.
Ketika harga-harga barang dan jasa naik, bank sentral dapat meningkatkan suku bunga untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar di pasar, sehingga harga-harga dapat turun.
2. Kondisi ekonomi yang baik: Ketika ekonomi sedang tumbuh dan berkembang, suku bunga
cenderung naik karena permintaan terhadap pinjaman meningkat. Bank dan lembaga
keuangan dapat menaikkan suku bunga untuk menarik investor dan menambah pendapatan
mereka.
3. Kebijakan Bank Sentral: Bank sentral memiliki kekuatan untuk menentukan suku bunga
acuan atau suku bunga yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan suku bunga lainnya.
Bank sentral dapat menaikkan suku bunga acuan jika mereka percaya bahwa ini diperlukan
untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.
4. Kebijakan Pemerintah: Pemerintah juga dapat mempengaruhi suku bunga dengan
mengeluarkan kebijakan fiskal seperti pengurangan belanja atau kenaikan pajak. Jika
pemerintah mengurangi belanja, ini dapat menurunkan permintaan dan mendorong bank
sentral untuk menurunkan suku bunga.
5. Pasar Keuangan Global: Kenaikan suku bunga di pasar global juga dapat mempengaruhi
suku bunga di suatu negara. Jika suku bunga global meningkat, maka investor akan lebih
memilih untuk berinvestasi di negara-negara yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi,
sehingga bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menarik investor.
JIKA SUKU BUNGA TINGGI YANG TERJADI

Kenaikan suku bunga dapat mempengaruhi berbagai aspek ekonomi dan keuangan, termasuk:
1. Menekan Inflasi: Kenaikan suku bunga dapat membantu menekan inflasi karena
menurunkan permintaan dan membatasi pengeluaran konsumen dan bisnis.
2. Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi: Suku bunga yang tinggi dapat memperlambat
pertumbuhan ekonomi karena mendorong konsumen dan bisnis untuk mengurangi
pengeluaran dan membatasi investasi.
3. Meningkatkan Biaya Pinjaman: Suku bunga yang tinggi akan membuat biaya pinjaman
menjadi lebih mahal. Ini dapat memengaruhi kemampuan konsumen dan bisnis untuk
memperoleh kredit dan dapat mengurangi investasi dan pengeluaran.
4. Meningkatkan Nilai Tukar Mata Uang: Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan nilai
tukar mata uang negara tersebut karena suku bunga yang lebih tinggi akan menarik investor
untuk berinvestasi di negara tersebut. Namun, ini dapat memengaruhi daya saing produk
ekspor negara tersebut.
5. Menarik Investor Asing: Suku bunga yang tinggi dapat menarik investor asing untuk
berinvestasi di negara tersebut karena potensi keuntungan yang lebih besar. Namun, ini dapat
memengaruhi nilai tukar mata uang dan meningkatkan risiko investasi.
Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga dapat memiliki efek yang kompleks terhadap
ekonomi dan keuangan, dan dampaknya tergantung pada banyak faktor, termasuk seberapa
cepat suku bunga naik, dan apakah kenaikan itu diharapkan atau tidak.

3.Perhitungan tingkat suku bunga dasar ini juga Dapat dipakai oleh bank komersial digunakan
Untuk apakah?
JAWABAN:

Tingkat suku bunga dasar atau suku bunga acuan dapat digunakan oleh bank komersial untuk
menentukan tingkat suku bunga yang mereka berikan pada pinjaman atau investasi mereka.
Bank komersial dapat menetapkan suku bunga pinjaman mereka dengan merujuk pada
tingkat suku bunga dasar, misalnya dengan menambahkan premi risiko atau biaya
administrasi.
Dalam praktiknya, bank komersial dapat menggunakan suku bunga acuan yang ditetapkan
oleh bank sentral sebagai acuan untuk menentukan suku bunga deposito, suku bunga kredit,
suku bunga kartu kredit, dan produk keuangan lainnya. Dengan mengetahui suku bunga
acuan, bank komersial dapat menetapkan suku bunga yang wajar dan bersaing dengan
lembaga keuangan lainnya.
Selain itu, tingkat suku bunga dasar juga dapat digunakan oleh bank komersial untuk
mengelola risiko suku bunga mereka. Bank komersial dapat memperkirakan risiko suku
bunga mereka dan mempertimbangkan kenaikan atau penurunan suku bunga acuan dalam
pengambilan keputusan investasi dan keuangan mereka.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan aktiva dikatakan likuid!


JAWABAN:
Aktiva yang dikatakan likuid adalah jenis aset atau investasi yang dapat dengan mudah dan
cepat dikonversi menjadi uang tunai tanpa menyebabkan penurunan nilai atau kerugian yang
signifikan. Dalam arti lain, likuiditas mengacu pada kemampuan suatu aktiva untuk dijual
dengan cepat pada harga pasar yang wajar.
Contoh aktiva likuid adalah uang tunai, tabungan, deposito berjangka, saham-saham likuid,
dan surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah. Aset likuid ini dapat dengan mudah
dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu singkat tanpa menimbulkan penurunan nilai yang
signifikan.
Sebaliknya, aset yang tidak likuid seperti real estate, kendaraan, atau barang koleksi mungkin
sulit atau memerlukan waktu yang lama untuk dijual, dan harga jualnya mungkin lebih
rendah dari harga pasar yang sebenarnya.
Likuiditas adalah faktor penting dalam manajemen keuangan dan investasi, karena aktiva
yang likuid dapat membantu memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek dan membantu
mengurangi risiko likuiditas. Dalam hal ini, likuiditas juga dapat memengaruhi kemampuan
perusahaan atau individu untuk membayar utang, mengatasi keadaan darurat atau melakukan
investasi baru.

6. Bagaimanakah dua sisi dampak penurunan BI-Rate bagi perekonomian ?


JAWABAN:

BI-Rate (Bank Indonesia Rate) adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebagai dasar untuk menetapkan suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito di
bank-bank di Indonesia. Penurunan BI-Rate dapat memiliki dua sisi dampak yang berbeda
bagi perekonomian:
1. Dampak Positif
- Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Penurunan BI-Rate dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan menurunkan biaya pinjaman dan mendorong kredit yang lebih banyak
tersedia untuk konsumen dan bisnis. Ini dapat meningkatkan pengeluaran konsumen,
investasi bisnis, dan permintaan barang dan jasa.
- Meningkatkan Daya Saing Produk Ekspor: Penurunan BI-Rate dapat memperlemah nilai
tukar mata uang nasional, yang dapat meningkatkan daya saing produk ekspor dan
mendorong pertumbuhan ekspor.
- Meningkatkan Investasi: Penurunan BI-Rate dapat mendorong investor untuk berinvestasi
lebih banyak di pasar saham dan obligasi, yang dapat meningkatkan likuiditas pasar
keuangan dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Dampak Negatif
- Meningkatkan Inflasi: Penurunan BI-Rate dapat memicu inflasi dengan meningkatkan
permintaan konsumen dan bisnis. Ini dapat memicu kenaikan harga barang dan jasa, yang
dapat mengurangi daya beli konsumen.
- Melemahkan Nilai Mata Uang: Penurunan BI-Rate dapat melemahkan nilai tukar mata uang
negara, yang dapat mempengaruhi daya beli dan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan
keuangan.
- Menurunkan Pendapatan Simpanan: Penurunan BI-Rate dapat menurunkan suku bunga
deposito di bank, yang dapat mengurangi pendapatan yang diterima oleh para pemegang
deposito dan menurunkan daya beli mereka.
Kesimpulannya, penurunan BI-Rate dapat memiliki dua sisi dampak yang berbeda bagi
perekonomian. Pada satu sisi, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya
saing produk ekspor, dan meningkatkan investasi. Di sisi lain, dapat memicu inflasi,
melemahkan nilai mata uang, dan menurunkan pendapatan simpanan.

7. Bagaimana mekanisme transmisi dalam kebijakan moneter ?


JAWABAN :

Mekanisme transmisi kebijakan moneter mengacu pada proses perpindahan sinyal kebijakan
moneter yang diterapkan oleh bank sentral ke seluruh sektor ekonomi. Proses ini melibatkan
transmisi kebijakan moneter melalui berbagai saluran di ekonomi, dan terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu:
1. Saluran Suku Bunga: Mekanisme transmisi kebijakan moneter dimulai dengan keputusan
bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan, seperti BI-Rate di
Indonesia. Kenaikan atau penurunan suku bunga ini akan mempengaruhi suku bunga
pinjaman dan deposito di bank-bank.
2. Saluran Kredit: Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong permintaan pinjaman,
karena biaya pinjaman menjadi lebih murah. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan kredit
dan meningkatkan investasi dan konsumsi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi.
3. Saluran Nilai Tukar: Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang
negara. Jika suku bunga turun, maka permintaan untuk mata uang nasional akan menurun,
dan ini akan memperlemah nilai tukar. Nilai tukar yang lebih lemah akan membuat produk
ekspor menjadi lebih murah dan lebih kompetitif di pasar internasional, yang dapat
meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Saluran Aset: Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi harga aset seperti saham dan
obligasi. Jika suku bunga turun, investor akan mencari alternatif investasi, seperti saham dan
obligasi. Ini dapat mendorong kenaikan harga aset dan meningkatkan likuiditas pasar
keuangan, yang pada gilirannya dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
5. Saluran Ekspektasi: Selain itu, kebijakan moneter dapat mempengaruhi ekspektasi pasar
dan agen ekonomi. Jika bank sentral menurunkan suku bunga, hal ini dapat memberi sinyal
bahwa bank sentral ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, dan ini dapat meningkatkan
optimisme dan keyakinan para investor dan pelaku ekonomi.
Dalam keseluruhan mekanisme transmisi kebijakan moneter, interaksi antara saluran saluran
tersebut akan mempengaruhi hasil akhir dari kebijakan moneter. Namun, efek kebijakan
moneter pada perekonomian dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi dan faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi transmisi kebijakan moneter.

Anda mungkin juga menyukai