Anda di halaman 1dari 37

lOMoARcPSD|25641723

Hukum Perusahaan

Hukum dalam Pembangunan Ekonomi (Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)
lOMoARcPSD|25641723

“HUKUM PERUSAHAAN”
Daftar Isi

Kata Pengantar 1
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
Isi 4
II. Unsur-Unsur Perusahaan 4
III. Dasar Hukum Perusahaan 5
IV. Jenis-Jenis Perusahaan 6
V. Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennootschap (CV) 7
VI. Badan Hukum 8
VII. Organ PT 12
VIII. Dokumen Perusahaan 15
IX. Hak Kekayaan Intelektual 23
X. Saham 25
XI. Corporate Social Responsibility 27
XII. Contoh Kasus 29
BAB 1II 31
PENUTUP 31
Kesimpulan 31
Daftar Pustaka 32

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur mengenai segala je
nis usaha dan bentuk usaha. Pengertian mengenai perusahaan dapat ditemukan pada pasal 1 U
ndang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menyebutkan ba
hwa Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja dan berkedudukan di Indonesia dengan tuj
uan memperoleh keuntungan/laba.
Menurut Prof. Molengraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan s
ecara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memper
niagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian
perdagangan. Di sini Molengraff memandang perusahaan dari sudut “ekonomi”;
Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum perusahaan ialah Hukum P
erusahaan. Hukum Perusahaan merupakan pengkhususan dari beberapa bab dalam KUH Perd
ata dan KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan peraturan perundangan lain yang mengatur tent
ang perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Sesuai dengan perkembangan duni
a perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari hukum perusahaan merupakan peraturan-perat
uran hukum yang masih baru. Apabila hukum dagang (KUHD) merupakan hukum khusus (le
x specialis) terhadap hukum perdata (KUH Perdata) yang bersifat lex generalis, demikian pul
a hukum perusahaan merupakan hukum khusus terhadap hukum dagang.
Di dalam perusahaan terdapat unsur-unsur perusahaan itu sendiri yaitu, badan usaha, k
egiatan dalam bidang perekonomian, terus menerus, bersifat tetap, terang-terangan, keuntung
an dan atau laba, dan pembukuan. Sedangkan untuk dasar hukum perusahaan sendiri terdiri d
ari yaitu, perundang-undangan, kontrak perusahaan, yurisprudensi, kebiasaan.
Maka dari itu, dalam paper ini kelompok kami akan membahas secara lebih rinci terka
it hukum perusahaan mulai dari pengertian hingga terkait saham dan juga unsur-unsur lainnya
yang merupakan bagian penting peraturan untuk mengatur suatu perusahaan.

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

BAB II
PEMBAHASAN

Isi

I. Pengertian Perusahaan
1. Menurut KBBI :
- “Kegiatan (pekerjaan dan sebagainya) yang diselenggarakan dengan pe
ralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (de
ngan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, b
erdagang, memberikan jasa, dan sebagainya).”
- “Organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha”
2. Menurut Molengraaff (1966)
Keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar,
untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyera
hkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.
3. Menurut Polak
Memandang perusahaan dan sudut komersial, artinya baru dapat dikatakan per
usahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan
dan dicatat dalam pembukuan. Polak juga menambahkan unsur pembukuan pa
da unsur-unsur lain seperti yang telah dikemukakan oleh Molengraaff.

II. Unsur-Unsur Perusahaan


- Badan Usaha, setiap perusahaan memiliki bentuk tertentu, apakah berbadan hukum at
au bukan badan hukum. Contoh: Usaha dagang, CV, PT, Koperasi, dan lain-lain.
- Kegiatan di Bidang Ekonomi, meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa, dan p
embiayaan.
- Terus-menerus, artinya kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sebagai mata penca
harian, dilakukan secara terus menerus dan bukan kegiatan insidentil.
- Bersifat Tetap, kegiatan usaha yang dilakukan tidak berubah dalam waktu singkat, na
mun dapat berubah dalam waktu panjang.
- Diketahui Publik, artinya usaha yang dijalankan diketahui dan ditujukan untuk publik
secara umum, diakui dan dibenarkan oleh undang-undang Republik Indonesia.
- Mendapatkan Laba, tujuan dari usaha tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

dari setiap kegiatan usaha.


- Pembukuan, sebuah perusahaan harus melakukan pencatatan tentang hak dan kewajib
an yang berhubungan dengan aktivitas usaha.
III. Dasar Hukum Perusahaan
● Perundang-undangan
○ Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai perseroan terbatas.
○ PP no. 15 tahun 2009 mengenai pajak dalam suatu penghasilan.
○ Undang-undang No. 33 dan No. 34 tahun 1964 mengenai asuransi kece
lakaan kerja.
○ Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 mengenai Penanaman Modal A
sing.
○ Undang-Undang No. 6 tahun 1968 mengenai investasi dalam negeri.
○ Undang-Undang No. 3 tahun 1982 mengenai wajib daftar perusahaan.
○ UU No. 32 tahun 2007 mengenai perdagangan berjangka komoditas.
○ Undang-Undang No. 19 tahun 2003 mengenai perusahaan milik negara.
○ UU No. 7 tahun 1987 mengenai konstruksi UU No. 6 tahun 1982.
○ Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
○ Dan lain-lain.
● Kontrak Perusahaan

Kontrak perusahaan atau yang biasa juga disebut dengan perjanjian sel
alu ditulis dan dianggap sebagai sumber utama hak dan kewajiban pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu kesepakatan. Apabila saat tertentu terjadi perselisiha
n antara pihak-pihak terkait, dalam hal ini saat kontrak perusahaan masih berla
ku, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui perdamaian, arbitrase, atau pe
ngadilan umum sekalipun jika tidak ditemui penyelesaian yang jelas. Tentunya
kontrak perusahaan ini yang akan memberikan pertimbangan tertentu sekaligu
s secara jelas akan mempengaruhi putusan. Karena secara jelas semua menyan
gkut kontak dan ketentuannya telah tercantum dalam kontrak tersebut.

● Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah sumber hukum perusahaan yang dapat diikuti ole


h pihak-pihak terkait. Hal ini akan mengisi kekosongan hukum, terutama jika t
erjadi suatu sengketa terkait pemenuhan hak dan kewajiban. Secara otomatis,

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

yurisprudensi ini akan memberikan jaminan perlindungan atas kepentingan pih


ak-pihak, terutama bagi mereka yang berusaha di Indonesia.

● Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sumber hukum khusus yang tidak tertulis secara formal.
Kebiasaan sebagai sumber hukum dapat diikuti pengusaha tatkala peraturan m
engenai pemenuhan hak dan kewajiban tidak tercantum dalam undang-undang
dan perjanjian. Karena itulah kebiasaan yang telah berlaku dan berkembang di
kalangan pengusaha dalam menjalankan perusahaan dengan lazim menjadi pa
nutan untuk mencapai tujuan sesuai kesepakatan. Kebiasaan yang biasanya da
pat menjadi acuan bagi perusahaan adalah yang memenuhi kriteria sebagai ber
ikut:

● Perbuatan yang bersifat perdata


● Mengenai hak serta kewajiban yang harus dipenuhi
● Tidak bertentangan dengan undang-undang atau sumber hukum lainny
a
● Diterima oleh semua pihak secara sukarela karena telah dianggap seba
gai hal yang logis dan patuh
● Menerima dari berbagai akibat hukum yang dikehendaki oleh semua pi
hak.
IV. Jenis-Jenis Perusahaan
1. Perusahaan Berbadan Hukum
Perusahaan ini bisa dimiliki oleh negara atau swasta. Bisa juga bentuknya pers
ekutuan yang dimiliki oleh beberapa pengusaha baik swasta atau negara yang
sudah memiliki syarat-syarat hukum. Contoh perusahaan berbadan hukum di a
ntaranya:
- PT (Perseroan Terbatas)
- PT. Tbk. (Perseroan Terbatas, Terbuka)
- Perusahaan Perseroan (Persero)
- Koperasi (Co-operative)
- Perusahaan Umum
2. Perusahaan Bukan Berbadan Hukum
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki dan didirikan ole

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

h beberapa orang pengusaha dalam bentuk kerjasama. Mereka bisa menjalanka


n berbagai bidang perekonomian seperti perdagangan, perjasaan dan perindust
rian. Perusahaan ini dimiliki oleh swasta, bisa berbentuk perseorangan atau per
sekutuan. Contoh perusahaan yang bukan berdasarkan badan hukum:
- Perusahaan perseorangan
- Firma (FA)
- Commanditaire Vennootschap (CV)
- Persekutuan Perdata
- Yayasan – Foundation
V. Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennootschap (CV)

Menurut pasal 19 KUHD CV adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusa
haan yang dibentuk satu orang atau beberapa orang persero yang secara tanggung men
anggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab slider) pada satu piha
k, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi modal (geldscheiter) pada pihak yang lai
n.
Regulasi: Pasal 19 – 21 KUHD
Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah terdapat dua jenis k
eanggotaan yaitu
- Persero aktif (persero kerja)
Merupakan anggota yang memiliki peran menjalankan aktivitas perusahaan m
emiliki tanggung jawab yang tidak terbatas. Seorang persero aktif akan bertind
ak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan. Ketika terjadi kerug
ian maka sekutu aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh h
arta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga.
- Persero pasif (persero komanditer)
Anggota yang memberikan modal usaha tanpa ikut serta dalam menjalankan a
ktivitas perusahaan (sleeping partner) dan memiliki tanggung jawab hanya seb
esar modal yang ditanamkan pada perusahaan.
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu h
anya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang b
erbahasa Indonesia. Untuk pendirian CV, tidak diperlukan adanya pengecekan nama C
V terlebih dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingk
an dengan pendirian PT.

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

VI. Badan Hukum


1. Perseroan Terbatas (PT)
PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan p
erjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dala
m saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang serta p
eraturan pelaksanaanya.
Regulasi : UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Jenis Perseroan Terbatas (PT)


a. PT Terbuka
Perusahaan jenis ini memiliki saham yang dapat dimiliki oleh masyara
kat luas melalui pasar modal. PT jenis ini juga sudah go-public atau Initial Pub
lic Offering (IPO). Contoh dari perusahaan ini adalah PT. Bank Bank Central
Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan lainnya.
b. PT Tertutup
Ini merupakan perusahaan perseorangan terbatas yang sahamnya hanya
dimiliki oleh kalangan tertutup, contohnya seperti perusahaan keluarga. Conto
h dari perusahaan ini adalah Sinar Mas Group dan Bakrie Group.
c. Perseroan Kosong
Pada jenis ini, perusahaan yang telah memiliki izin usaha dan perizinan
lainnya, hanya saja belum memiliki kegiatan yang dilakukan. Contoh dari peru
sahaan ini adalah PT Semen Kupang, PT Bayur Air dan lainnya.
d. PT Asing
Ini merupakan jenis PT yang didirikan di luar negeri dengan mengikuti
dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut.
e. PT Domestik
PT jenis ini sudah berdiri dan menjalankan operasional perusahaannya
di dalam negeri dan wajib mengikuti seluruh aturan yang berlaku di dalam neg
eri.
f. PT Perseorangan
Jenis perseorangan memiliki seluruh saham yang dipegang dan dimilik
i oleh satu orang saja. Pemilik saham juga akan berperan sebagai direktur peru
sahaan dan memiliki kekuasaan tunggal. Dia juga akan menguasai seluruh we
wenang direktur dan RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

3. Modal PT

Permodalan merupakan aspek penting yang wajib dipertimbangkan sebelum m


endirikan perusahaan. Modal merupakan aset yang wajib dimiliki setiap perusahaan b
aik CV, PT, Firma, Persekutuan Perdata maupun Yayasan. Modal dalam Perseroan Ter
batas (PT) terbagi atas nominal saham yang dapat diubah atau disesuaikan oleh pemeg
ang saham dari waktu ke waktu. Permodalan PT diatur oleh Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU No. 40/2007”).

a. Modal dasar

Modal dasar adalah nominal modal disebutkan dalam anggaran dasar dan menj
adi penentu pertama perusahaan beroperasional. Seperti yang diamanatkan dal
am UU No 40 Tahun 2007 modal dasar adalah sebesar Rp 50 juta. Sementara
dalam PP No 8 Tahun 2021 yang merupakan turunan dari UU Ciptaker menye
but bahwa modal dasar perseroan harus ditempatkan dan disetor penuh paling
sedikit 25% atau dua puluh lima persen yang dibuktikan dengan bukti penyeto
ran yang sah.

● Syarat Minimal Modal PT tahun 2022

Modal PT terdiri atas modal dasar, disetor dan ditempatkan. Mo


dal dasar adalah total jumlah dari keseluruhan saham yang dimiliki per
seroan. Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 te
ntang Cipta Kerja (“UU No. 11/ 2020”), minimal modal dasar yang har
us dimiliki PT adalah sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta Rupia
h). Dimana, dari besaran modal dasar tersebut yang wajib untuk disetor
kan oleh para pemegang saham pada rekening perusahaan adalah sebes
ar 25% dari total jumlah modal dasar tersebut. Namun dengan lahirnya
omnibus law atau Undang Undang Cipta Kerja, syarat minimal modal
menjadi dihapuskan. Ketentuan ini diatur pada Pasal 109 angka 3 UU
No. 11 Tahun 2020 yang mengatur sebagai berikut:

- Perseroan wajib memiliki modal dasar Perseroan.


- Besaran modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditentukan berdasarkan keputusan pendiri Perseroan.

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

- Ketentuan lebih lanjut mengenai modal dasar Perseroan diatur


dalam Peraturan Pemerintah.

Lebih lanjut, hal tersebut juga diatur dalam salah satu aturan pe
laksana undang-undang cipta kerja yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta Pendaftaran Pendir
ian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria u
ntuk Usaha Mikro dan Kecil (“PP No. 8/2021”).

Namun, penting untuk kita ketahui bahwa tidak seluruh PT dipe


rbolehkan menentukan besaran modal dasarnya sendiri. Pasal 5 PP No.
8/2021 menyatakan: “Perseroan yang melaksanakan kegiatan usaha te
rtentu, besaran minimum modal dasar Perseroan harus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.” Adapun contoh beberapa
bidang atau kegiatan usaha tertentu yang wajib memenuhi ketentuan m
inimal modal dasar sesuai peraturan perundang-undangan adalah PT ya
ng bergerak dalam bidang perbankan (perhimpunan dana masyarakat),
asuransi, konstruksi/ pembangunan tertentu dan sebagainya.

● Cara Penambahan Modal Dasar PT

Tata cara penambahan modal PT diatur dalam Pasal 41 UU No.


40/2007 yang menyebutkan:

- Penambahan modal Perseroan dilakukan berdasarkan persetuj


uan RUPS.
- RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisa
ris guna menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS sebagaiman
a dimaksud pada ayat (1) untuk jangka waktu paling lama 1 ta
hun.
- Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh RUPS.

Lebih lanjut, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) penamba


han modal ditempatkan dan disetor wajib untuk dihadiri dengan kuoru
m min. lebih dari 50% (lima puluh persen) dari total jumlah saham. Se

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

dangkan, syarat sahnya keputusan RUPS untuk penambahan modal ad


alah min. lebih besar dari 50% (lima puluh persen) dari total suara ya
ng dikeluarkan (kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar) .

Keputusan RUPS kemudian dituangkan dalam suatu akta yang


berbentuk notariil yang dinamakan Akta RUPS. Akta ini wajib ditanda
tangani oleh seluruh anggota pemegang saham pada waktu dan tempat
yang sama. Namun, dalam hal terdapat pemegang saham yang sedang
berada diluar kota/ luar negeri, maka para pemegang saham tidak perlu
mengadakan RUPS secara langsung. Para pemegang saham dapat men
yatakan keputusannya dalam suatu sirkuler, dimana para pemegang sah
am cukup menandatangani sebuah surat Keputusan Para Pemegang Sa
ham ("KPPS") dalam bentuk bawah tangan secara bergilir terlepas da
ri lokasi masing-masing pemegang saham yang berbeda-beda. Apabila
KPPS tersebut telah ditandatangani oleh seluruh pemegang saham, ma
ka notaris akan menyatakan sirkuler tersebut dalam suatu Akta Pernyat
aan KPPS ("PKPPS"). Akta PKPPS inilah yang kemudian akan didaft
arkan pada Kementerian Hukum dan HAM untuk memperoleh persetuj
uan.

b. Modal yang ditempatkan

Setelah modal dasar telah dipenuhi, pemilik perusahaan mulai menentukan ber
apa modal yang harus ditempatkan pada perusahaan tersebut. Bila terdapat leb
ih dari satu pemilik perusahaan, berarti kebutuhan modal yang hendak ditempa
tkan bisa dibagi secara merata. Bila sesuai dengan UU No 40 Tahun 2017, mo
dal yang ditempatkan bisa sekitar 25% dari modal dasar untuk pemilik modal.
Bukti setoran tersebut akan menjadi lampiran berkas yang harus diserahkan ke
tika pendaftaran di Kementerian Hukum dan HAM. Selanjutnya modal yang d
itempatkan tersebut nantinya akan menjadi bukti kepemilikan dalam bentuk
saham sebuah perusahaan.

c. Modal yang disetor

Modal yang dianggap nyata atau riil, sebab modal tersebut sudah benar-benar
disetorkan ke dalam perusahaan. Pemegang saham yang menanamkan modal d

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

i PT pun dianggap sudah menyetorkan modal pendirian PT secara riil. Penyeto


ran yang sudah dilakukan pun sudah dianggap sah berdasarkan pada UU PT ya
ng menyebutkan besaran modal ditempatkan minimal adalah 25 persen dari m
odal dasar yang disetorkan. Penyetoran itu pun harus disertakan dengan bukti
penyetoran yang sah, misalnya bukti pemasukan uang yang dilakukan oleh pe
megang saham ke dalam rekening bank milik perusahaan.

VII. Organ PT
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan eksklusif yang tid
ak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dala
m Undang-Undang dan/atau anggaran dasar. RUPS memiliki kewenangan untuk;

- Pengambilan keputusan sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam U


U PT.
- Mengubah anggaran dasar sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam
UU PT.
- Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, peng
ajuan permohonan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya dan pembubar
an Perseroan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU PT.
2. Direksi

Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sesuai den
gan tujuan perusahaan tersebut. Direksi yang diangkat oleh perusahaan tidak harus me
miliki kewarganegaraan Indonesia tetapi juga dapat memiliki kewarganegaraan asing.
UU PT sendiri tidak mengatur mengenai ketentuan warga negara apa yang dapat men
duduki jabatan direktur.

Namun, dalam Pasal 46 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan


menyebutkan bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang menguru
si personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu”, sehingga dapat diartikan jika kerja a
sing boleh menjadi direktur suatu perusahaan kecuali untuk jabatan yang mengurusi at
au berhubungan langsung dengan kepegawaian atau personalia seperti Direktur HRD.

10

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Direksi memiliki wewenang untuk menjalankan pengurusan perusahaan denga


n kebijakan yang dipandang tepat dan dengan batas yang ditentukan oleh Undang-Un
dang dan/atau anggaran dasar. Selain itu, memiliki kewajiban untuk;

1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rap
at rapat
2. Membuat laporan tahunan untuk disampaikan kepada RUPS.
3. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan diatas da
n dokumen Perseroan lainnya.

Prinsip pengelolaan suatu perusahaan dalam literatur dikenal beberapa prinsip yakni :

1. Prinsip Kolegial

Menurut prinsip ini, kedudukan para direktur sama tingginya sehingga tidak a
da yang menjadi Presiden Direktur, Perbedaan hanya terletak tugas, wewenang
dan tanggung jawab.

2. Prinsip Direktorial

Menurut prinsip ini seorang direktur menjadi presiden direktur atau direktur ut
ama. Sedangkan direktur lainnya, berada di bawahnya dan bertanggung jawab
kepadanya. Sedangkan presiden direktur bertanggung jawab kepada dewan ko
misaris.

3. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada Direk
si. Kewajiban, disebutkan di dalam Pasal 108 ayat (1) UU PT adalah melakukan peng
awasan atas kebijakan pengurusan, pengelolaan pada umumnya, baik mengenai Perser
oan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.

Yang dapat diangkat menjadi Komisaris adalah perorangan yang mampu mela
ksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota D
ireksi atau menjadi anggota Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan perser
oan dinyatakan pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pida

11

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

na yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkat
an. Kewajiban lain yang terdapat dalam Pasal 116 UU PT, berupa:

- Membuat rapat Dewan Komisaris dan menyimpannya;


- Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikannya dan/atau keluargany
a pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
- Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama t
ahun buku yang baru berakhir kepada RUPS.

Komisaris berwenang Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti dan
berhak mencocokkan keadaan keuangan, berhak mengetahui segala tindakan yang tela
h dijalankan Direksi, dan Komisaris berhak memberhentikan untuk sementara seorang
atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan de
ngan Anggaran Dasar atau perundang-undangan yang berlaku.

Dampak apabila salah satu organ ini tidak ada maka PT tidak dapat didirikan a
tau harus terjadi perubahan anggaran dasar karena dalam UU PT telah disebutkan bah
wa organ perusahaan adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.
Macam-Macam PT:

- PT terbuka
- PT tertutup
- PT kosong
- PT domestik
- PT perseorangan
- PT Asing

Ciri-Ciri PT sebagai Badan Hukum:

- Memiliki harta kekayaan sendiri


- Memiliki hak dan kewajiban yang terpisah
- Memiliki tujuan tertentu
- Organ PT yang teratur
VIII. Dokumen Perusahaan
1. Tentang Dokumen Perusahaan

12

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Menurut UU Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU


DP). Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dib
uat dan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,
baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk cora
k apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar. Oleh karena itu, merujuk p
ada pasal yang disebutkan di atas, dokumen perusahaan tidak hanya dapat berb
entuk dokumen tertulis saja, tapi juga rekaman video dan juga suara yang dapa
t digunakan sebagai bukti hukum yang jelas.

Dokumen perusahaan menurut UU Nomor 8 Tahun 1997 pasal 2 dan 3


disebutkan bahwa yang termasuk dalam kategori dokumen perusahaan adalah:
● Dokumen keuangan terdiri dari catatan, bukti pembukuan, dan data pe
ndukung administrasi keuangan, yang merupakan bukti adanya hak da
n kewajiban serta kegiatan usaha suatu perusahaan.
● Dokumen lainnya terdiri dari data atau setiap tulisan yang berisi ketera
ngan yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun tidak terk
ait langsung dengan dokumen keuangan.
Tentang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 khusus mengatur tenta
ng semua yang berkaitan dengan perusahaan. Di dalam UU ini sendiri terdapat
6 Bab dan juga terdapat 31 pasal dan 62 ayat di dalamnya. Masing-masing bab
menjelaskan bagian yang berbeda tetapi masih saling berkaitan dengan mengat
ur terkait dokumen perusahaan, Bab I (Ketentuan Umum), Bab II (Pembuatan
Catatan dan Penyimpanan Dokumen Perusahaan), Bab III (Pengalihan Bentuk
Dokumen Perusahaan dan Legalisasi), Bab IV (Pemindahan, Penyerahan, dan
Pemusnahan Dokumen Perusahaan), Bab V (Ketentuan Peralihan), Bab VI (K
etentuan Penutup). Sedangkan untuk inti dari penjelasan yang dibahas oleh pas
al-pasal tersebut adalah sebagai berikut :
● Pasal 1 (Pengertian perusahaan, dokumen perusahaan, dan jadwal reten
si)
● Pasal 2 (Jenis dokumen perusahaan)
● Pasal 3 (Pengertian dokumen keuangan)
● Pasal 4 (Pengertian dokumen lainnya)
● Pasal 5 (Jenis catatan dari dokumen keuangan)
● Pasal 6 (Jenis bukti pembukuan dari dokumen keuangan)

13

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

● Pasal 7 (Pengertian data pendukung administrasi keuangan dan jenis da


ri data pendukung pendukung administrasi keuangan)
● Pasal 8 (Ketentuan mengenai kewajiban pembuatan catatan, format pe
nulisan catatan, dan ketentuan penggunaan bahasa asing dalam penulis
an catatan)
● Pasal 9 (Ketentuan penandatanganan catatan dan jangka waktu pembua
tan catatan)
● Pasal 10 (Ketentuan mengenai bentuk catatan yang wajib dihasilkan da
lam bentuk fisik (kertas) dan juga catatan yang bisa berbentuk lainnya
(selain kertas))
● Pasal 11 (Ketentuan mengenai jangka waktu penyimpanan dokumen pe
rusahaan yang telah disebutkan pada pasal-pasal sebelumnya)
● Pasal 12 (Ketentuan mengenai pengalihan dokumen perusahaan dan m
edia yang digunakan)
● Pasal 13 (Kewajiban legalisasi atas dokumen perusahaan yang dialihka
n)
● Pasal 14 (Ketentuan legalisasi melalui berita acara dan isi yang setidak
nya harus terkandung di dalam berita acara tersebut)
● Pasal 15 (Keabsahan dan legalitas untuk dokumen yang sudah dialihka
n menjadi mikrofilm atau media lainnya lalu dicetak)
● Pasal 16 (Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengalihan dokum
en yang diatur oleh peraturan daerah)
● Pasal 17 (Ketentuan pemindahan dokumen perusahaan)
● Pasal 18 (Kewajiban penyerahan dokumen perusahaan tertentu kepada
Arsip Nasional dan ketentuan pembuatan berita acara terkait penyeraha
n dokumen perusahaan tersebut kepada Arsip Nasional)
● Pasal 19 (Ketentuan pemusnahan dokumen perusahaan)
● Pasal 20(Ketentuan pemusnahan dokumen perusahaan yang sudah diali
hkan ke mikrofilm ataupun media lainnya)
● Pasal 21 (Ketentuan mengenai pembuatan berita acara tentang pemusn
ahan dokumen perusahaan)
● Pasal 22 (Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyerahan dan pe
musnahan dokumen yang diatur oleh peraturan daerah)

14

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

● Pasal 23 (Ketentuan jangka waktu penyimpanan terkait buku, surat, cat


atan, dan neraca yang sesuai dengan ketentuan pasal 6 pada Kitab Und
ang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesi
a, Staatsblad 1847 : 23 / KUHD))
● Pasal 24 (Ketentuan jangka waktu penyimpanan salinan surat dan teleg
ram berdasarkan pasal 6 KUHD)
● Pasal 25 (Ketentuan pemusnahan dokumen perusahaan bagi perusahaa
n yang telah meminta pertimbangan kepada ketua BPK dan juga terhitu
ng satu tahun sejak diterbitkan UU ini belum diberikan pertimbangan)
● Pasal 26 (Ketentuan pemusnahan dokumen perusahaan bagi perusahaa
n yang telah meminta pertimbangan kepada kepala Arsip Nasional dan
juga terhitung satu tahun sejak diterbitkan UU ini belum diberikan pert
imbangan)
● Pasal 27 (Ketentuan jadwal retensi dokumen perusahaan bagi perusaha
an yang telah meminta pertimbangan kepada kepala Arsip Nasional da
n juga terhitung satu tahun sejak diterbitkan UU ini belum diberikan pe
rtimbangan)
● Pasal 28 (Pihak-pihak yang nantinya memberlakukan ketentuan dalam
UU tersebut)
● Pasal 29 (Keberlakuan mengenai semua ketentuan pada peraturan peru
ndang-undangan terkait pelaksanaan Pasal 6 KUHD)
● Pasal 30 (Keterangan lainnya saat UU ini berlaku)
● Pasal 31 (Waktu berlakunya UU ini)
2. Jangka Waktu Penyimpanan Dokumen Perusahaan

Pasal 6 KUHD mewajibkan perusahaan untuk menyimpan setiap catata


n mengenai keadaan kekayaan dan semua hal yang menyangkut keadaan perus
ahaan selama jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun. Berkaitan dengan hal yang
menyangkut surat-surat, telegram-telegram yang diterimanya serta turunan-tur
unan surat-surat dan telegram-telegram yang dikeluarkan wajib disimpan sela
ma 10 (sepuluh) tahun. Selain itu, pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997
tentang Dokumen Perusahaan pada pasal 1 ayat 3 dijelaskan terkait jadwal rete
nsi yang mana bunyinya adalah “Jadwal retensi adalah jangka waktu penyimp
anan dokumen perusahaan yang disusun dalam suatu daftar sesuai dengan je

15

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

nis dan nilai kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman pemusnahan dokum
en perusahaan”. Di dalam Undang- Undang tersebut juga dijelaskan secara ri
nci tepatnya mengenai jangka waktu penyimpanan lainnya bagi dokumen peru
sahaan. Dimana di dalam UU Nomor 8 tahun 1997 pasal 1,2,3,4, dan 5 tentang
Dokumen perusahaan dijelaskan bahwa,

● Catatan (neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, ju


rnal transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan meng
enai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegi
atan usaha suatu perusahaan), bukti pembukuan (warkat-warkat yang
digunakan sebagai dasar pembukuan yang mempengaruhi perubahan
kekayaan, utang, dan modal), dan data pendukung administrasi keuan
gan (data pendukung yang merupakan bagian dari bukti pembukuan)
wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak akhir tahun
buku perusahaan yang bersangkutan.
● Data pendukung administrasi keuangan (data pendukung yang tidak m
erupakan bagian dari bukti pembukuan), jangka waktu penyimpanann
ya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan
● Dokumen lainnya (data atau setiap tulisan yang berisi keterangan Yan
g mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun tidak terkait langs
ung dengan dokumen keuangan) jangka waktu penyimpanannya diteta
pkan berdasarkan nilai guna dokumen tersebut.
● Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3), dis
usun oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu jadwal retensi y
ang ditetapkan dengan keputusan pimpinan perusahaan.
● Kewajiban penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) tidak menghilangkan fungsi dokumen yang bersangku
tan sebagai alat bukti sesuai dengan kebutuhan sebagaimana ditentuk
an dalam ketentuan mengenai daluwarsa suatu tuntutan yang diatur d
alam peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau untuk kepent
ingan hukum lainnya.

Pengaturan mengenai pemusnahan dokumen keuangan dilaksanakan be


rdasarkan keputusan pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan tersebut atau

16

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

pejabat lain yang ditunjuk bertanggungjawab atas segala kerugian perusahaan


dan/atau pihak ketiga sebagai akibat dari pemusnahan Dokumen Perusahaan, d
alam hal pemusnahan Dokumen Perusahaan dilakukan sebelum habis jangka
waktu penyimpanan; atau pemusnahan Dokumen Perusahaan dilakukan, sedan
gkan diketahui atau patut diketahui bahwa Dokumen Perusahaan tersebut masi
h tetap harus disimpan, karena mempunyai nilai guna baik yang berkaitan den
gan kekayaan, hak dan kewajiban perusahaan maupun kepentingan lainnya.

3. Prosedur dan Syarat Dokumen Mendirikan PT di Indonesia

Merujuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di alamat ppid.


semarangkota.go.id, inilah prosedur dan syarat mendirikan PT di Indonesia :
a. Pengajuan Nama Perseroan Terbatas
Pengajuan nama perusahaan didaftarkan oleh notaris melalui Si
stem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kemenkumham. Den
gan persyaratan:
● Melampirkan formulir asli dan pendirian surat kuasa.
● Melampirkan fotokopi Kartu Identitas Penduduk (KTP) para pe
ndiri dan para pengurus perusahaan.
● Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (KK) pimpinan/pendiri
PT.
Proses ini bertujuan mengecek nama PT, karena penggunaan na
ma PT tidak boleh mirip dengan PT yang sudah ada sebelumnya. Maka
itu, pengaju perlu menyiapkan dua sampai tiga pilihan nama PT. Penda
ftaran nama PT juga bertujuan mendapatkan persetujuan dari instansi t
erkait (Kemenkumham) sesuai dengan UUPT dan Peraturan Pemerinta
h Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengaj
uan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.
b. Pembuatan Akta Pendirian PT
Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwena
ng di seluruh wilayah negara Republik Indonesia untuk selanjutnya me
ndapatkan persetujuan dari Menteri Kemenkumham. Hal-hal yang perl
u diperhatikan dalam pembuatan akta ini, yaitu:

17

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

● Kedudukan PT, yang mana PT harus berada di wilayah Republi


k Indonesia dengan menyebutkan nama Kota di mana PT melak
ukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat.
● Pendiri PT minimal 2 orang atau lebih.
● Menetapkan jangka waktu berdirinya PT: selama 10 tahun, 20 t
ahun atau lebih atau bahkan tidak perlu ditentukan lamanya, ata
u berlaku seumur hidup.
● Menetapkan maksud, tujuan, dan kegiatan usaha PT.
● Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.
● Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dala
m rangka peleburan.
● Modal dasar minimal Rp.50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah)
dan modal disetor minimal 25% (dua puluh lima persen) dari m
odal dasar.
● Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris; dan.
● Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirika
n menurut hukum Indonesia, kecuali PT dengan Modal Asing at
au biasa disebut PT PMA.
c. Pembuatan SKDP
Permohonan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) di
ajukan kepada kantor kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor
PT berada. Sebagai bukti keterangan atau keberadaan alamat perusahaa
n (domisili gedung, jika di gedung).
Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah: fotokopi Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tem
pat usaha bagi yang berdomisili bukan di gedung perkantoran, Kartu T
anda Penduduk (KTP) Direktur, Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika P
T tidak berada di gedung perkantoran.
d. Pembuatan NPWP
Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kanto
r Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan l
ain yang dibutuhkan, adalah: NPWP pribadi Direktur PT, fotokopi KT
P Direktur (atau fotokopi Paspor bagi WNA, khusus PT PMA), SKDP,
dan akta pendirian PT.

18

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

e. Pembuatan Anggaran Dasar Perseroan


Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untu
k mendapatkan pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian)
sebagai badan hukum PT sesuai dengan UUPT. Persyaratan yang dibut
uhkan antara lain:
● Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian.
● Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai pemba
yaran berita acara negara
● Asli akta pendirian.
f. Mengajukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. N
amun perlu untuk diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membua
t SIUP, selama kegiatan usaha yang dijalankannya termasuk dalam Kla
sifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peratu
ran Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasif
ikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku D
inas Perindustrian dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro K
ecil Menengah dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai den
gan domisili PT. Adapun klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan
Menteri Perdagangan No.39/M-DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan No.36/M-DAG/PER/9/200
7 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan adalah sebagai beri
kut:
● SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima r
atus juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat us
aha.
● SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan y
ang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratu
s juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.00
0,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat Usaha.

19

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

● SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang


kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh m
ilyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
g. Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas P
erindustrian dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil M
enengah dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai domisili p
erusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifik
at TDP sebagai bukti perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib d
aftar perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republ
ik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pen
daftaran Perusahaan.
h. Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI)
Perseroan Terbatas atau PT melakukan wajib daftar perusahaan
dan mendapatkan pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka haru
s diumumkan dalam BNRI. Maka perusahaan pun telah sah statusnya s
ebagai PT yang berbadan hukum.
4. Kewajiban Perusahaan
Setelah mengetahui definisi dan juga jenis dokumen perusahaan, perlu
diketahui juga apa saja kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan
pengelolaan dokumen yang dimiliki. Menurut pasal 8 ayat (1) Undang-Undan
g Nomor 8 Tahun 1997 disebutkan bahwa setiap perusahaan diwajibkan untuk
melakukan pencatatan.
Yang dimaksud dengan pencatatan adalah segala kegiatan yang berhub
ungan dengan keuangan, baik itu pembuatan neraca tahunan, rekening, perhitu
ngan rugi laba, hingga jurnal transaksi harian harus dicatat dengan jelas dan te
rsimpan dengan baik.
Selain itu, pada pasal 13 juga disebutkan bahwa perusahaan yang mem
buat dokumen yang telah disebutkan di atas harus melakukan legalisasi (atau d
ikenal dengan sebutan otentikasi), khususnya bagi dokumen yang akan dialih
media dalam format lain seperti microfilm, CD, dan media penyimpanan digit
al lainnya.
Jadi, sudah jelas bahwa dokumen perusahaan tidak dapat dikelola secar
a asal-asalan. Jangan sampai kehilangan atau kerusakan dokumen terjadi, yang

20

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

dapat mengakibatkan sanksi pidana atau perdata yang memberatkan perusahaa


n dan juga staf kearsipan.

IX. Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual (HKI) terbagi menjadi dua kategori, yaitu hak cipta dan hak
kekayaan industri. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak unt
uk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu de
ngan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undang
an yang berlaku. Sedangkan hak kekayaan industri terdiri dari hak:

1. Paten (teknologi) UU No.14 Th.2001 Pasal 1 Ayat 1


2. Merek (simbol, nama dagang) UU No.15 Th.2001 Pasal 1 Ayat 1
3. Desain Industri (fisik produk) UU No.31 Th.2000 Pasal 1 Ayat 1
4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (elektronik) UU No.32 Th.2000 Pasal 1 Aya
t1
5. Rahasia Dagang (segala info bernilai ekonomi yang dirahasiakan) UU No.30
Th.2000

Manfaat HKI:

1. Perlindungan terhadap penyalahgunaan/pemalsuan oleh pihak lain.


2. Perusahaan mendapat citra positif.
3. Terhindar dari kerugian akibat pemalsuan.
4. Menjamin kepastian hukum bagi pencipta atau pemegang HKI.
5. Penerimaan negara dari pendaftaran HKI bertambah.
6. Pemerintah mendapat citra positif di mata WTO.
7. Pemegang hak dapat memberikan izin/lisensi kepada pihak lain.

Sistem HKI:

1. First-to-file

Perusahaan pertama yang mendaftarkan HKI produknya maka akan mendapat


kan klaim atas HKI tersebut.

2. Hak Privat

21

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Hak Privat adalah keadaan dimana perusahaan berhak memutuskan untuk men
daftarkan klaim HKI atau tidak atas produknya.

Di Indonesia apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual ini masih rendah, seh
ingga terkadang masih ada yang menganggap Hak Kekayaan Intelektual ini tidak dibu
tuhkan. Padahal kenyataannya Hak kekayaan intelektual ini berguna untuk melindung
i pengusaha dari kemungkinan penggunaan hak miliknya tanpa izin. Oleh karena itu p
enting bagi Eksportir untuk mempersiapkan produknya terkait dengan HKI sebelum
melakukan Ekspor agar produknya tersebut memiliki perlindungan hukum.

Sebagai konsekuensi dari keanggotaan World Trade Organisation (WTO), Indo


nesia harus menyesuaikan segala peraturan perundangan di bidang Hak Kekayaan Inte
lektual dengan standar Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP’s).
Salah satu bukti bahwa Indonesia memberikan perhatian yang serius dalam melindung
i HKI maka Indonesia memiliki instansi yang berwenang mengelola Hak Kekayaan In
telektual, yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) yang bera
da di bawah Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia.

X. Saham

Prinsip separate legal personality diatur secara normatif dalam Pasal 3 ayat (1) UUPT
yang menyebutkan bahwa pemegang saham PT tidak bertanggung jawab secara priba
di atas perikatan yang dibuat atas nama PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
PT melebihi saham yang dimiliki. Namun, ketentuan di atas tidak berlaku dan pemega
ng saham dapat dimintai pertanggungjawaban hukum berdasarkan Pasal 3 ayat (2) U
UPT apabila:

1. Persyaratan PT sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;


2. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung de
ngan itikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;
3. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh PT; atau
4. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung se
cara melawan hukum menggunakan kekayaan PT, yang mengakibatkan kekay
aan PT menjadi tidak cukup untuk melunasi utang PT.

22

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Perlindungan Hukum bagi Pemegang Saham PT Persekutuan Modal

1. Mengajukan Gugatan Terhadap PT

Pasal 61 ayat (1) UUPT; Pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhad
ap PT ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan PT yang diangg
ap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, direksi, d
an/atau dewan komisaris.

2. Perseroan Membeli Kembali Saham dengan Harga Wajar

Pasal 62 ayat (1) UUPT; Pemegang saham berhak meminta kepada PT agar sa
hamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak meny
etujui tindakan PT yang merugikan pemegang saham atau PT, berupa:

a. perubahan anggaran dasar;


b. pengalihan atau penjaminan kekayaan PT yang mempunyai nilai lebih
dari 50% kekayaan bersih PT; atau
c. penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan.
3. Hak Pemeriksaan Terhadap PT

Pasal 138 UU PT menjelaskan bahwa pemegang saham dapat mengajukan per


mohonan pemeriksaan PT dengan tujuan untuk mendapatkan data atau keteran
gan dalam hal terdapat dugaan bahwa:

a. PT melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang s


aham atau pihak ketiga; atau
b. Anggota direksi atau dewan komisaris melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan perseroan atau pemegang saham atau pihak ket
iga.

Perlindungan Hukum bagi Pemegang Saham PT Perseorangan

Sejak berlakunya UU Cipta Kerja, selain PT persekutuan modal sebagaimana telah dij
elaskan sebelumnya, terdapat konsep perseroan baru yaitu PT perorangan yang meme
nuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil (“UMK”). PT ini dapat didirikan oleh 1 orang (n
atuurlijke persoon), sehingga terdapat pemegang saham tunggal.

23

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Bagaimana perlindungan terhadap pemegang saham PT perorangan? Prinsip s


eparate legal personality juga berlaku bagi PT perorangan walaupun hanya didirikan o
leh seorang pemegang saham. Pasal 153J UUPT menyebutkan bahwa pemegang saha
m tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama PT da
n tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi saham yang dimiliki. Pengecual
ian pembatasan pertanggungjawaban tersebut apabila:

a. Persyaratan PT sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;


b. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung de
ngan itikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;
c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh PT; atau
d. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung se
cara melawan hukum menggunakan kekayaan PT, yang mengakibatkan kekay
aan PT menjadi tidak cukup untuk melunasi hutang.
XI. Corporate Social Responsibility

CSR dapat dipandang dari aspek hukum (legal), walaupun sejatinya aspek hukum dari
CSR akan selalu terikat dengan ketiga aspek lainnya (filantropi, etis, dan ekonomi). P
embicaraan mengenai CSR dari perspektif hukum, maka tentu akan berkenaan dengan
tanggung jawab hukum (legal responsibility). Dengan demikian CSR dilihat sebagai b
agian dari tanggung jawab hukum atau tanggung jawab yang didasarkan atas hukum.
menurut Archie Caroll: (Matter: 2006). CSR itu sendiri dan tulisan ini, secara lebih sp
esifik akan menyoroti persoalan tersebut dalam bingkai hukum di Indonesia.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau lebih dikenal corporate S
ocial Responsibility (CSR) adalah Menurut Pasal 1 angka 3 UUPT No. 40 Tahun 200
7, adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi ber
kelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, b
aik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Dalam hal ini setiap perseroan memiliki kewajiban dalam melaksanakan TJSL ini sep
erti diamanatkan dalam Pasal 74 UUPT No. 40 Tahun 2007 sebagai berikut:

24

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan d


engan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lin
gkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebaga
i biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepa
tutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ay
at (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk menghitung besaran dana CSR yang dialokasikan bisa diukur dari laba
bersih atau besaran keuntungan perusahaan, apakah persentasenya 2,5% atau 3% dari
keuntungan selama sesuai dengan asas kepatutan dan kewajaran. Sedangkan dalam Pe
raturan Menteri Negara BUMN No. 4 tahun 2007 besarannya sebesar 2% dari laba (S
uharyono, 2015:1) dan (Widyana P:2010:1)

Landasan hukum untuk pemberlakuan CSR juga harus memenuhi 3 (tiga) land
asan tersebut yakni filosofis, sosiologis dan yuridis. Dengan berlandaskan pada ketiga
landasan ini maka lengkaplah landasan hukum pemberlakuan CSR memperoleh keabs
ahan filsafati, sosiologis dan yuridis. (Rahardjo:2006) Pada paper ini, tim penyusun ak
an lebih berfokus pada bahasan landasan hukum CSR Yuridis. CSR dikenal juga deng
an sebutan TJSL (Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan) itu sudah diatur sedemikia
n rupa dalam:

Untuk menghitung besaran dana CSR yang dialokasikan bisa diukur dari laba
bersih atau besaran keuntungan perusahaan, apakah persentasenya 2,5% atau 3% dari
keuntungan selama sesuai dengan asas kepatutan dan kewajaran. Sedangkan dalam Pe
raturan Menteri Negara BUMN No. 4 tahun 2007 besarannya sebesar 2% dari laba (S
uharyono, 2015:1) dan (Widyana P:2010:1)

Landasan hukum untuk pemberlakuan CSR juga harus memenuhi 3 (tiga) land
asan tersebut yakni filosofis, sosiologis dan yuridis. Dengan berlandaskan pada ketiga
landasan ini maka lengkaplah landasan hukum pemberlakuan CSR memperoleh keabs
ahan filsafati, sosiologis dan yuridis. (Rahardjo:2006) Pada paper ini, tim penyusun ak
an lebih berfokus pada bahasan landasan hukum CSR Yuridis. CSR dikenal juga deng

25

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

an sebutan TJSL (Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan) itu sudah diatur sedemikia
n rupa dalam:

● UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)


● UU No. 25 Th 2007 Tentang Penanaman Modal
● UU Nomor 23 Tahun 1997 jo UU No. 32 th 2009 Tentang Perlindungan dan P
engelolaan Lingkungan Hidup
● UU No.22 Th 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
● PP 47 tahun 2012 tentang Tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi Persero
an Terbatas
● Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(Ade Adhari: 2015:1) jo Permeneg BUMN No.PER 05/MBU/2007 tentang Pr
ogram kemitraan BUMN dan usaha kecil dan bina lingkungan. (Suharyono, 20
15:1)
● Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin (Ra
hmatullah, 2013:hal 1)
XII. Contoh Kasus

Kejaksaan Tinggi Riau, pada Selasa 12 November 2019, menyatakan berkas kasus ke
bakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyeret PT SSS (Sumber Sawit Sejahtera) t
elah lengkap atau P21. Dalam kasus karhutla ini ada tiga tersangka, yaitu korporasi (P
T. SSS), direktur utama PT tersebut sebagai pelaku fungsional, dan manajer operasion
al sebagai pelaku pembakar lahan.
Penetapan korporasi sebagai tersangka kasus karhutla di Riau mendapat sorota
n dari pengamat hukum pidana korporasi Ari Yusuf Amir. Ari mengungkapkan pada b
erbagai kasus tindak pidana korporasi di Indonesia, termasuk kasus Karhutla, jajaran
direksi sering menjadi pihak yang rentan ditetapkan sebagai tersangka. Jarang sampai
menyentuh ke level pemegang saham. “Alasan utamanya karena kesulitan pembuktian
keterlibatan pemegang saham,”
Ari menjelaskan, penyidik masih berpedoman pada Pasal 3 ayat (1) UU No. 4
0 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Dalam pasal tersebut, pemegang sa
ham dinyatakan hanya bertanggung jawab sebatas saham korporasi yang dimilikinya.
Keterbatasan tanggung jawab pemegang saham tersebut memiliki dua makna.
Pertama, pemegang saham tidak mungkin melakukan tindak pidana korporasi

26

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

karena hanya menanamkan modal, dan tidak terlibat dalam kegiatan operasional. Ked
ua, tanggung jawab pemegang saham hanya terbatas besar-kecilnya perolehan devide
n atas sahamnya.
Diungkapkan Ari, berulang-ulangnya kasus karhutla di wilayah konsesi korpor
asi tertentu, patut diduga tindak pidana tersebut merupakan kebijakan korporasi. Dise
but kebijakan korporasi, karena Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) memerlukan
waktu yang lama dan biaya mahal. “Karena tujuan korporasi adalah memperoleh laba
sebesar-besarnya, maka dipilihlah alternatif yang mudah, cepat dan hemat, yaitu meng
gunakan teknik pembakaran lahan,” ujar Ari.
Sementara untuk membuktikan ada-tidaknya pengaruh pemegang saham, men
urut Ari dapat dilakukan pembuktiannya melalui beberapa tahap. Tahap pertama, perl
u diselidiki apakah direksi merupakan orang yang ditempatkan oleh pemegang saham
pengendali? Para pemegang saham sering menggunakan modalnya untuk mempengar
uhi direksi dan komisaris dalam mengambil kebijakan yang menguntungkannya.
Bentuk penggunaan pengaruh modal oleh pemegang saham biasanya berupa p
enunjukan direksi dan komisaris. Bila direksi merupakan orang yang ditunjuk oleh pe
megang saham pengendali, maka, dalam konteks pidana, pemegang saham dapat dimi
ntai pertanggungjawaban pidana atas tindakan buruk direksi yang dia pilih.
Tahap kedua, untuk membuktikan keterlibatan pemegang saham dalam kasus
Karhutla adalah dengan melihat dokumen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). D
alam dokumen RUPS dapat dibaca rencana tindakan korporasi untuk mematuhi persy
aratan yang diatur dalam undang-undang di bidang pembukaan lahan. Seharusnya kor
porasi sudah memahami dengan benar persyaratan yang diatur dalam undang-undang
untuk pembukaan lahan. “Bila dalam dokumen terdapat ketidaksesuaian, maka perlu d
ilihat penyebab ketidaksesuaian tersebut,” urai Ari.
Menurut Ari, secara teoritis, pemegang saham tidak boleh mempengaruhi kebi
jakan direksi, kecuali melalui organ korporasi yaitu RUPS. Namun dalam kenyataann
ya seringkali pemegang saham pengendali, dengan kekuasaan yang dimilikinya, berti
ndak diluar kewenangannya untuk mengatur direksi dan komisaris (ultra vires). Terha
dap tindakan tersebut, menurut Pasal 3 ayat (2) UU PT, pemegang saham telah kehila
ngan hak imunitasnya.
Hak imunitas pemegang saham adalah pertanggungjawaban terbatas atau limit
ed liability. Dengan kata lain, bila pemegang saham melakukan tindakan ultra vires, m
aka pertanggungjawaban pemegang saham tidak lagi sebatas saham yang disetor, mel

27

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

ainkan -- menurut rumusan pasal 55 KUHP-- menjadi pihak yang menyuruh melakuk
an atau membantu melakukan tindak pidana.
Dengan demikian limited liability dapat ditembus atau piercing the corporate v
eil, dan pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi. Sebagaimana diatur dala
m Pasal 3 ayat (2) UU PT. “Dengan dua tahap pembuktian dan doktrin ultra vires ters
ebut, semestinya aparat penegak hukum tidak ragu untuk menjerat pidana pemegang s
aham dari korporasi yang melakukan tindak pidana Karhutla,” kata Ari.
Ari menjelaskan, bila pemegang saham selalu berlindung di balik tameng korp
orasi maka kasus kejahatan korporasi termasuk kasus karhutla akan terus terjadi. Seda
ngkan penerapan sanksi pidana bagi pemegang saham akan membuat mereka lebih be
rhati-hati untuk berbuat jahat dan curang, dan dapat membuat korporasi berjalan lebih
sehat. “Korporasi yang sehat akan berdampak positif bagi iklim investasi di Indonesia,
dan menguntungkan negara untuk proses pembangunan ekonomi berkelanjutan,” tuka
snya.

28

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perusahaan adalah segala bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat t
etap, terus menerus, bekerja, berada dan didirikan di wilayah Negara Indonesia dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan atau badan usaha terdiri dari perusahaa
n berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Sebuah perusahaan dapat dikatakan berbadan
hukum bila memiliki unsur-unsur seperti Adanya harta kekayaan yang dipisahkan, Mempuny
ai tujuan tertentu, Mempunyai kepentingan sendiri, Adanya organisasi yang teratur, Proses pe
ndiriannya mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Hukum perusahaan (corporate law) merupakan sebuah hukum yang mengatur tentang selu
k beluk bentuk hukum perusahaan. Hukum perusahaan adalah pengkhususan dari beberapa ba
b dalam KUH Perdata dan KUHD (kodifikasi) ditambah dengan sebuah peraturan perundang
an lain yang mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Sesuai d
engan perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari hukum perusahaan a
dalah peraturan-peraturan hukum yang masih baru. Jika hukum dagang (KUHD) adalah huku
m khusus (lex specialis) terhadap hukum perdata (KUH Perdata) yang sifatnya lex generalis,
demikian pula hukum perusahaan merupakan hukum khusus terhadap hukum dagang.
Dengan mengacu kepada undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan didefi
nisikan sebagai ”setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap,
terus-menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia de
ngan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba”. Bertitik tolak dari definisi tersebut, mak
a lingkup pembahasan hukum perusahaan meliputi 2 (dua) hal pokok, yaitu bentuk usaha dan
jenis usaha. Keseluruhan aturan hukum yang mengatur tentang bentuk usaha dan jenis usaha
disebut hukum perusahaan.

29

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Daftar Pustaka

Adminlp2m. 2021. Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI): Pengertian dan Jenisnya. Diakses

pada 14 November 2022. https://lp2m.uma.ac.id/2021/11/25/hak-atas-kekayaan-


intelektual-haki-pengertian-dan-jenisnya/#:~:text=HaKI%20atau%20Hak%20atas
%20Kekayaan%20Intelektual%20adalah%20hak%20eksklusif%20yang,hasil%20dari
%20suatu%20kreativitas%20intelektual.

Arifi, Bhirawa Jayasidayatra. 2022. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Pemegang Saham

PT. Diakses pada 14 November 2022. https://www.hukumonline.com/klinik/a/bentuk-


perlindungan-hukum-terhadap-pemegang-saham-pt-cl1017/

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007. Kebijakan


Pemerintah dalam Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan Liberalisasi
Perdagangan Jasa Profesi di Bidang Hukum. Jakarta

Hukumperseroanterbatas.com. (n.d.). Dokumen Perusahaan. Diakses pada 16 November


2022
https://www.hukumperseroanterbatas.com/dokumen-perusahaan/dokumen-perusahaan/

Legal, T. 2022. Syarat minimal modal PT Tahun 2022 dan Cara Penambahannya. Legiska.
Diakses pada 16 November 2022 https://www.legiska.co.id/post/syarat-minimal-modal-
tahun-2022-dan-cara-penambahan-modal-pt#:~:text=Modal%20dasar%20adalah%20total
%20jumlah

Pelatihan, J. 2020. Dasar Hukum perusahaan. Dasar Hukum Perusahaan Comments. Diakses
pada 16 November 2022 https://www.pelatihan-sdm.net/dasar-hukum-perusahaan/

Pramana, P. byB. A. 2020. Pengertian dari PT Kosong Dan kegunaannya bagi perusahaan.
Legistra. Diakses pada 22 November 2022 https://legistra.id/berita/pengertian-pt-kosong

Rosita. 2010. Definisi Dan Ruang Lingkup Hukum perusahaan. rosita. Diakses pada 16
November 2022
https://rosita.staff.uns.ac.id/2010/07/23/definisi-dan-ruang-lingkup-hukum-perusahaan/

30

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

S, R. U. 2022. Apa definisi dokumen perusahaan menurut UU no 8 tahun 1997? Prima Doc.
Diakses pada 16 November 2022
https://primadoc.id/apa-definisi-dokumen-perusahaan-menurut-uu-no-8-tahun-1997/

Suparji, Aries Machmud. 2016. Corporate Social Responsibility dalam Perundangan Di


Indonesia dan Dampaknya Terhadap Perpajakan. Jurnal Magister Ilmu Hukum Vol.1
No.4. Jakarta: Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Al Azhar
Indonesia

Tempo.co. 2022. 8 syarat mendirikan pt Atau Perseroan Terbatas, Penuhi Ketentuan Ini.
Tempo. Diakses pada 15 November 2022 https://bisnis.tempo.co/read/1576365/8-syarat-
mendirikan-pt-atau-perseroan-terbatas-penuhi-ketentuan-ini

Undang. (n.d.). Diakses pada 16 November 2022


https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1997/8tahun~1997uu.htm#:~:text=Dokumen
%20perusahaan%20adalah%20data%2C%20catatan,dilihat%2C%20dibaca%2C%20atau
%20didengar.

Watupongoh, J. J. 2019. Makalah Kelompok hukum perusahaan " Bentuk Bentuk Hukum
perusahaan ". Makalah Hukum Perusahaan. Diakses pada 16 November 2022
https://www.academia.edu/41002000/MAKALAH_KELOMPOK_Hukum_Perusahaan_Bent
uk_Bentuk_Hukum_Perusahaan_

Zone, S. 2020. Hukum Perusahaan : Pengertian, Unsur-unsur Dan Sumber Hukum. Hukum
Perusahaan : Pengertian, Unsur-unsur dan Sumber Hukum. Diakses pada 16 November
2022 https://hasyimsoska.blogspot.com/2020/04/hukum-perusahaan-pengertian-unsur-
unsur.html

31

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Resume
(Pertanyaan Kelompok)

1. Pricha Aisha (12010120130251) dari Kelompok 6

Apakah ada makelar yg tidak mendapatkan pengangkatan resmi dari pemerinta


h? Jika ada apa perbedaannya dengan makelar resmi?

Jawab:

Makelar tidak resmi disini maksudnya adalah makelar yang di dalam menjalan
kan perusahaannya tidak diangkat secara resmi oleh pemerintah dan tidak mengucapk
an sumpah di Pengadilan Negeri. Makelar tidak resmi tersebut dipandang sebagai pe
megang kuasa biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 63 KUHD jo Pasal 1792 KUHPe
rdata. Makelar tidak resmi memiliki perbedaan mendasar dengan makelar resmi, yaitu:

a. Pemegang kuasa mendapat upah, bilamana hal tersebut ditetapkan dalam perja
njian pemberian kuasa yang bersangkutan (Pasal 1794 KUHPerdata), sedangk
an makelar harus mendapatkan upah yang disebut provisi.
b. Pemegang kuasa harus membuat catatan-catatan menurut Pasal 6 KUHD, seda
ngkan makelar harus membuat buku saku dan buku harian menurut Pasal 66 d
an 68 KUHD
c. Makelar berkewajiban untuk menyimpan contoh barang dalam jual beli denga
n contoh (Pasal 69 KUHD), sedangkan pemegang kuasa tidak memiliki kewaji
ban demikian.
d. Makelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual wesel atau surat berh
arga lainnya (Pasal 70 KUHD), sedangkan pemegang kuasa tidak memiliki ke
wajiban demikian.

Dijawab oleh: Isti Syahrani (12010120130289)

2. Ana Fatimah (12010120120061) dari Kelompok 5

Bagaimanakah tata cara penambahan modal dasar PT yang sesuai dengan unda
ng-undang?

Jawab :

32

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

Tata cara penambahan modal PT diatur dalam Pasal 41 UU No. 40/2007 yang
menyebutkan:

1. Penambahan modal Perseroan dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS


2. RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris guna menye
tujui pelaksanaan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untu
k jangka waktu paling lama 1 tahun
3. Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sewaktu-wakt
u dapat ditarik kembali oleh RUPS.

Lebih lanjut, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) penambahan modal ditempatka
n dan disetor wajib untuk dihadiri dengan kuorum min. lebih dari 50% (lima puluh pe
rsen) dari total jumlah saham. Sedangkan, syarat sahnya keputusan RUPS untuk pena
mbahan modal adalah min. lebih besar dari 50% (lima puluh persen) dari total suara y
ang dikeluarkan (kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar). Keputusan R
UPS kemudian dituangkan dalam suatu akta yang berbentuk notaril yang dinamakan
Akta RUPS.

Dijawab oleh: Gilbert Justin Amadeus (12010120130324)

3. Shelli Melita (12010120120001) dari Kelompok 1

Apakah tujuan dari proses pengajuan nama PT dan bagaimanakah ketentuan u


ntuk pengajuannya namanya tersebut?

Jawab :

Proses pengajuan nama PT ini bertujuan untuk mengecek nama PT, karena pen
ggunaan nama PT tidak boleh mirip dengan PT yang sudah ada sebelumnya. Maka itu
pengaju perlu menyiapkan dua sampai tiga pilihan nama PT. Pendaftaran nama PT ju
ga bertujuan mendapatkan persetujuan dari instansi terkait (Kemenkumham) sesuai de
ngan UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2011 Ten
tang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas. Dimana berikut i
ni merupakan syarat atau ketentuan untuk mengajukannya, yaitu :

● Melampirkan formulir asli dan pendirian surat kuasa.

33

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

● Melampirkan fotokopi Kartu Identitas Penduduk (KTP) para pendiri dan para
pengurus perusahaan.
● Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (KK) pimpinan/pendiri PT.

Dijawab oleh: Primanda Yuvicka Chaerunnisa (12010120130325) dan Salsabilla Cahy


a Utami (12010120130322)

4. Fatkhul Ma’arif (1201012013022) dari Kelompok 4

Terkait dengan slide mengenai Perseroan Terbatas atau PT, apakah kelebihan da
n kekurangan dari PT itu sendiri?

Jawab:

Kelebihan:

1. Modal yang dikumpulkan lebih besar, yaitu melalui penjualan saham.


2. Lebih mudah untuk melakukan perluasan usaha, didukung oleh modal yang ku
at.
3. Kemampuan mendapatkan kredit lebih baik, didukung oleh kredibilitas perusa
haan.
4. Tanggung jawab pemegang saham terbatas.
5. Manajemen perusahaan dapat dilakukan dengan lebih baik berdasarkan visi da
n misi perusahaan yang jelas.
6. Kelangsungan hidup PT lebih terjamin dengan semakin berkembangnya usaha.
7. Saham dapat diperjualbelikan secara bebas.

Kekurangan:

1. Jual beli saham secara bebas dapat menimbulkan spekulasi. Pada kondisi harg
a saham jatuh, PT yang besar pun bisa terancam bangkrut.
2. Rahasia perusahaan kurang terjamin karena seluruh kegiatan perusahaan harus
dilaporkan kepada pemilik modal/saham.
3. Para pemegang saham kurang peduli terhadap kondisi perusahaan karena lebih
mengutamakan perolehan dividen.
4. Pajak perusahaan besar.

34

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)


lOMoARcPSD|25641723

5. Pembagian wewenang dan pengawasan lebih kompleks sehingga membutuhka


n manajemen yang kuat.
6. Diperlukan biaya yang relatif besar untuk mendirikan dan menjalankan PT.
7. Keputusan tidak dapat diambil dengan cepat karena melibatkan banyak kegiat
an dalam perusahaan.

Dijawab oleh: Khrisna Galih Dhaniswara (12010120130311)

35

Downloaded by deandra nagita (deandranagita11@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai