Anda di halaman 1dari 491

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK

INOVASI PELAYANAN PUBLIK


PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK
INOVASI PELAYANAN PUBLIK
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2022

Pengarah : Dr. Abdul Hayat, M.Si

Penanggung Jawab : Hj. Andi Mirna, S.H

TIM PENYUSUN

Ketua : Retno Setyoningsih, S.I.P

Anggota : - Achmad Fachruddin, S.IP., MM.


- Muzzaman Almadani, S.STP, M.A.P

Layout : Muhammad Rifqi, S.Tr.IP


Design Cover : Aguslan, S.Tr.IP

Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan


Jendral Urip Sumoharjo No.269, Makassar Makassar 90231
email : biroorganisasi@sulselprov.go.id
yanlik@sulselprov.go.id

Cetakan Pertama 2022


Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
SAMBUTAN
GUBERNUR
SULAWESI SELATAN
Publik sebagai budaya organisasi guna
mengantisipasi setiap dinamika yang terjadi. Atas nama
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Saya menyambut
baik dan mengapresiasi atas dilaksanakannya Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2022 oleh Biro Organisasi.
Kompetisi ini merupakan salah satu bentuk inovasi
yang dilakukan untuk mendorong semangat berinovasi
seperti tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Sulawesi
Selatan Nomor 067/1783/B. Ortala tentang Gerakan Satu
Instansi Satu Inovasi (Gerakan One Agency One
Innovation). Ini membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi
H. ANDI SUDIRMAN SULAIMAN, S.T. dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan masih terus
GUBERNUR SULAWESI SELATAN
berbenah dalam memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat dan berbenah dalam setiap
kebijakan yang ada.
Buku Referensi yang berisi Top 30 Inovasi
Pelayanan Publik dan Top 6 Replikasi Inovasi Pelayanan
Publik Tahun 2022 hadir sebagai bentuk penghargaan/
apresiasi atas inovasi pelayanan publik terbaik di Sulawesi
Selatan yang telah dihasilkan oleh Perangkat Daerah
atau Unit Pelayanan Publik. Ide mendokumentasikan
inovasi terbaik merupakan langkah inovatif yang patut
dijaga keberlanjutannya sebagai model transfer
knowledge/berbagi pengetahuan inovasi.
Hadirnya buku ini sangat diperlukan sebagai
referensi dalam mengembangkan cara/
metode/terobosan baru sebagai upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik. Dengan harapan kualitas
inovasi akan terus meningkat dan menjadikan Sulawesi
Selatan sebagai pusat inovasi di Kawasan Timur
Indonesia.
Akhir kata, selamat dan sukses Saya sampaikan
kepada Kepala Biro Organisasi beserta jajarannya atas
diterbitkannya Buku Top 30 Inovasi Pelayanan Publik dan
Top 6 Relikasi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2022.
Semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebagai
pendorong terciptanya inovasi-inovasi baru, serta
berkontribusi nyata menjadikan Sulawesi Selatan yang
inovatif, produktif, kompetitif, inklusif dan berkarakter
dengan tetap menjunjung tinggi budaya kerja
“SIPAKATAU”.
GUBERNUR SULAWESI SELATAN

ANDI SUDIRMAN SULAIMAN


PENGANTAR
Plt. KEPALA BIRO ORGANISASI
SETDA PROVINSI
SULAWESI SELATAN
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT
atas terselesaikannya Buku Top 30 Inovasi Pelayanan
Publik dan Top 6 Inovasi Pelayanan Publik Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2022. Sebagai bukti konkrit
komitmen pemerintah baik provinsi maupun
kabupaten/kota untuk melakukan perubahan dalam
rangka memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.

Buku ini berisikan inovasi pelayanan publik terbaik


hasil penilaian Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022, dimana pada tahun
Hj. A. MIRNA., S.H.
ini memberikan perhatian dan dorongan lebih terhadap
Plt. KEPALA BIRO ORGANISASI
SETDA PROVINSI SULAWESI SELATAN upaya replikasi inovasi pelayanan publik, memelihara
keberlanjutan dan pengembangan inovasi serta
penyebarluasan pengetahuan inovasi sebagai upaya
percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Terselesaikannya buku ini tidak terlepas dari


bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak.
Untuk itu perkenankan kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Gubernur Sulawesi Selatan atas arahan
dan dukungannya terhadap pelaksanaan kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik, seluruh Tim Panel KIPP Provinsi,
serta jajaran staf yang telah membantu pelaksanaan
KIPP Provinsi Tahun 2022.

Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi


seluruh penyelenggara pelayanan publik di Sulawesi
Selatan agar praktik baik inovasi yang telah ada dalam
buku ini dapat direplikasi dan dimodifikasi. Dengan
adanya buku ini pula diharapkan semangat kita dalam
berinovasi terus meningkat dalam memberikan
pelayanan publik yang lebih baik dan bermanfaat bagi
masyarakat.

Plt.KEPALA BIRO ORGANISASI


SETDA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Hj. A. MIRNA, S.H.


DAFTAR ISI
Sambutan GUBERNUR SULAWESI SELATAN ................................ i
Kata Pengantar Kepala Biro Organisasi SETDA Provinsi Sulsel .. ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii
TOP 30 INOVASI PELAYANAN PUBLIK ......................................... 1

1. INOVASI GETAR SULSEL (GERAKAN TERTIB ARSIP-


SULAWESI SELATAN)................................................................................1
2. INOVASI Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Aksi -
Kolaborasi (PASTI BERAKSI) ................................................................ 11
3. INOVASI GeLIAT PUSTAKA .................................................................. 23
4. INOVASI GERAKAN MASYARAKAT MENCEGAH STUNTING-
(GAMMARA'NA) ........................................................................................ 36
5. INOVASI MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) Ke -
Perpustakaan .............................................................................................. 49
6. INOVASI PEDULI PNS (PROGRAM EDUKASI DAN LAYANAN -
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL) ..... 64
7. INOVASI PENGUSAHA MUDA (PENGEMBANGAN -
WIRAUSAHA MELALUI PEMBERIAN BANTUAN MODAL -
BERBASIS DUSUN DAN RUKUN WARGA) .................................... 79
8. INOVASI PELIPUR LARA (PELAYANAN PARIPURNA LANSIA -
SEJAHTERA) ............................................................................................. 91
9. INOVASI BANTU’KA BOSS (Bersama AgeN perizinan -
membanTU pelaKu usahA Bisa OSs) ................................................. 99
10. INOVASI BERKAH "BERobat cuKup sebut nomor rumAH" ........ 110
11. INOVASI Strategi Pencegahan Perkawinan Anak (SIP-PEKA) . 124
12. INOVASI RUKO KONDE ....................................................................... 140
13. INOVASI KAREBA (KARCIS ELEKTRONIK KAWASAN BIRA) 151
14. INOVASI Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting Desa Pariwang
....................................................................................................................... 165
15. INOVASI SIKOLA AMMA’-BAPA’ (Pendekatan Literasi -
Penanggulangan Kasus Kekerasan dan Perkawinan Usia Anak)
....................................................................................................................... 178

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 III
16. INOVASI KOPEL PANDEMI (KOTAK PENOLONG LAYANAN -
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19) .............................. 193
17. INOVASI STOP BASSUNG (PUSKESMAS TOGO-TOGO -
PEDULI BEBAS PASUNG) .................................................................. 206
18. INOVASI UANG PANAIK (Upaya Penanggulangan TB dengan -
Investigasi Kontak) .................................................................................. 222
19. INOVASI Sistem Informasi Kepegawaian (SISKA) BKPSDM -
Kabupaten Luwu ....................................................................................... 238
20. INOVASI Jendela Kita ............................................................................. 251
21. INOVASI Martabak Berdasi ................................................................. 264
22. INOVASI KEJAR STUNTING ............................................................... 276
23. INOVASI PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) ............... 286
24. INOVASI AGEN LAKA Si LASER....................................................... 301
25. INOVASI ANTAR KI (AYO PANTAU PENGOBATAN PASIEN -
TUBERKULOSIS) ................................................................................... 314
26. INOVASI CDR RESCUE ........................................................................ 325
27. INOVASI PAPI LIMBAP.......................................................................... 338
28. INOVASI LAGENDA DUKCAPIL (Layanan Pengambilan -
Golongan Darah sebagai Elemen Data Kependudukan) ............. 351
29. INOVASI GANRA BERSEPEDA (GERAKAN AKSI -
PEMBERDAYAAN SEKOLAH PEDULI DEMAM BERDARAH) . 361
30. INOVASI MASKER PELITA (MASYARAKAT KEERA PEDULI -
DISABILITAS) ........................................................................................... 372
TOP 6 REPLIKASI INOVASI PELAYANAN PUBLIK ......................... 386
1. INOVASI JEDAR SASKIA .................................................................... 386
2. INOVASI Dekap Bayi ............................................................................. 400
3. INOVASI Peduli KASI (Kampung ASI) ............................................. 411
4. INOVASI Pose (Pajaga Sikola Salewang) ...................................... 428
5. INOVASI Kelas Musim........................................................................... 445
6. INOVASI Bagang Cerdas ..................................................................... 456
LAMPIRAN ....................................................................................................... 471

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 IV
TOP 30 INOVASI PELAYANAN PUBLIK

INOVASI
GETAR SULSEL
(GERAKAN TERTIB ARSIP SULAWESI SELATAN)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Perpustakaan Dan


Kearsipan Prov.Sulsel
Nama Inovator : Irwan S.Sos., MAP.
Kontak Person : 0852-9839-2763
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 10 October 2019
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Kelompok Umum
Kategori
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/k6zBGvRfS4g
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1RY6AC5kBMcLhLG-
G8exAxk12atzVLak8/view?usp=sharing

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 1
Ringkasan
Implementasi

Gerakan Tertib Arsip Sulawesi Selatan (GETAR SULSEL)


dilaksanakan karena arsip-arsip di Dinas Perumahan Permukiman
dan Pertanahan (PERKIMTAN) serta Dinas Tanaman Pangan,
Holtikultura dan Perkebunan (TPH BUN) belum tertata dengan
baik, tempat dan ruang penyimpanan tidak kondusif (kumuh,
gelap, lembab dan berdebu). Kondisi ini menyebabkan sulitnya
menemukan arsip yang diperlukan. Arsip merupakan aset paling
berharga, oleh karena itu perlu pengelolaan yang baik untuk
memudahkan penemuan kembali arsip yang dibutuhkan.
Dampak

Inovasi Getar Sulsel memberikan manfaat bagi dinas


PERKIMTAN dan TPH BUN dalam mengelola arsip. Manfaat yang
paling dirasakan oleh OPD tersebut, karena arsip sudah
dilengkapi dengan daftar dan kode kearsipan. Inovasi ini
membuktikan bahwa Dinas PERKIMTAN dibebaskan dari temuan
BPK sebanyak 58 temuan. Kemudian Dinas tanaman Pangan
Holtikultura dan Perkebunan menyelamatkan aset dengan jumlah
67 Ha lahan pertanian dan Biro Umum menemukan arsip GOR
Barombong seluas 3,8 Ha. Dampak lainnya bahwa inovasi ini
dapat menciptakan rasa aman seperti musibah kebakaran. Serta
menciptakan akuntabilitas karena arsip yang terorganisir
merupakan alat pembuktian atau evidence.
Kesesuaian Kategori

Inovasi ini sesuai dengan kategori Efektivitas Institusi


Publik untuk Mencapai TPB karena melalui inovasi ini dapat
memperkuat kelembagaan dalam bentuk pemberian bimbingan
dan pendampingan pengelolaan arsip sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 2
Ide Inovatif
Latar Belakang

Jumlah OPD yang ada pada Pemerintah Provinsi Sulawesi


Selatan sebanyak 26 Dinas, 8 Badan, 8 Biro ditambah Sekretariat
DPRD dan Inspektorat Daerah sehingga jumlahnya 44 OPD, ini
sesuai Pergub No. 50 tahun 2021. Belum ada satupun OPD yang
memiliki Unit Kearsipan sehingga arsip yang ada di OPD sangat
tidak tertata dengan baik, lembab, ruang penyimpanan gelap dan
berdebu sehigga sulit ditemukan jika ada arsip yang dibutuhkan.
Arsip ada yang sudah hilang dan tidak bisa ditemukan lagi.
Kondisi ini berakibat fatal kepada pengelola kegiatan karena dapat
dijadikan temuan oleh BPK. Temuan BPK dapat berdampak
hukum dengan kondisi terburuk adalah kurungan penjara, seperti
yang tertuang dalam UU 43 tahun 2009 tentang kearsipan. Selain
itu banyak juga yang bermasalah dengan hukum karena arsipnya
tidak ditemukan. Contoh kasus terkait arsip yang hilang adalah
Indonesia yang harus kehilangan 2 pulau yaitu Pulau Sipadan dan
Pulau Ligitan. Oleh karena itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sulawesi Selatan membuat Inovasi GETAR SULSEL.
Gerakan ini melakukan pembinaan dan bimbingan kepada OPD
melalui pendampingan yang dilakukan oleh seluruh arsiparis yang
berjumlah 37 orang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan

1. Inovasi ini bertujuan untuk menata dan mengelola kearsipan


Dinas PERKIMTAN dan Dinas TPH BUN.
2. Memudahkan akses untuk menemukan dokumen-dokumen
penting dengan sIstem klasifikasi arsip.
3. Kedua tujuan ini dapat dicapai melalui Gerakan Tertib Arsip
Sulawesi Selatan (GETAR SULSEL)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 3
Kesesuaian dengan Kategori
Inovasi ini sesuai dengan kategori Efektivitas Institusi
Publik untuk Mencapai TPB karena melalui inovasi ini dapat
memperkuat kelembagaan dalam bentuk pemberian bimbingan
dan pendampingan pengelolaan arsip sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif.
Kebaruan, Nilai Tambah

Kegiatan tertib arsip sebenarnya sudah lama dilaksanakan


dan sudah ada Instruksi Gubernur Nomor 3 tahun 2011 tentang
pelaksanaan tertib arsip dilingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan, namun kegiatan yang dilakukan hanya sebatas
bimbingan teknis dan sosialisasi yang dilaksanakan di gedung dan
tidak langsung ke OPD sehingga pelaksanaan tertib arsip tidak
berjalan di OPD, karena peserta Bimtek dan sosialisasi hanya
sebatas datang mendengarkan ceramah, tidak menerapkan di
OPD sehingga arsip yang ada di OPD masih sangat kacau
sehingga sulit untuk ditemukan.

Getar Sulsel hadir dengan nuansa baru setelah terbit


Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan
Tertib Arsip dilingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
yaitu para arsiparis ditugaskan langsung ke OPD untuk
memberikan bimbingan dan pendampingan dalam pengelolaan
arsip, mulai dari memilah arsip, mendeskripsi, Pengelompokan
masalah sampai pembuatan daftar arsip.
Hadirnya Getar Sulsel ini untuk menyelamatkan Informasi
yang tersimpan dalam lembaran arsip dan merupakan sejarah
bagi generasi yang berikutnya, karena arsip merupakan sumber
informasi dalam melakukan penelitian bagi masyarakat atau
peneliti. Oleh sebab itu, Lembaga Pemerintah atau OPD harus
melakukan tertib arsip karena merupakan penyedia informasi bagi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 4
masyarakat jika diperlukan dengan cepat dan tepat dapat
disajikan.
Selain itu, kebaruan Gerakan Tertib Arsip adalah:
Penataan dan pengarsipan dokumen berbasis sistem
klasifikasi arsip Penggunaan label box arsip yang dapat
memudahkan penemuan dokumen arsip yang ditemukan.
Bimbingan dan konseling kepada pengelola arsip dengan metode
simulasi dan bekerja sama dengan arsiparis dan pengelola arsip.
Signifikansi
Implementasi Inovasi

Melakukan survei Gerakan Tertib Arsip Sulawesi Selatan


(GETAR SULSEL) dilaksanakan karena banyaknya arsip yang
tersimpan tidak tertata dengan baik di OPD, arsipnya berantakan,
tidak teratur, tempat dan ruang penyimpanannya sangat kumuh,
lembab, gelap dan berdebu, bahkan ditumpuk dengan barang-
barang yang rusak dan tidak digunakan seperti kursi meja dan
lain-lain, sehingga sangat sulit untuk ditemukan, jika ada arsip
yang dibutuhkan memerlukan waktu yang lama mencarinya
bahkan berhari-hari tetapi tidak ditemukan seperti di Dinas
PERKIMTAN, arsip kegiatan dinas tersebut tidak ditemukan
sehingga pengelola kegiatan selalu dipanggil BPK. Dengan
hadirnya Getar Sulsel arsip di OPD bisa tertib, tertata dengan rapi
dan dilengkapi dengan daftar arsip, sehingga pada saat
dibutuhkan dengan mudah ditemukan melalui daftar arsip yang
telah dibuat/diterbitkan.

Inovasi ini dilaksanakan dengan membentuk Tim Tertib


Arsip yang beranggotakan seluruh arsiparis di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah
tim asriparis adalah 37 orang yang ditugaskan ke seluruh OPD
dengan membentuk kelompok. Arsiparis yang melakukan
bimbingan dan pendampingan di OPD mulai dari memilah arsip,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 5
mendeskripsi arsip, mengelompokkan dan menggabungkan arsip
sesuai klasifikasi arsip, menginput data sampai pada pembuatan
daftar arsip.
Inovasi ini sangat membantu kedua OPD tersebut didalam
menemukan arsip yang diperlukan seperti Dinas PERKIMTAN
dibebaskan dari 58 temuan BPK dan Dinas TPH Bun berhasil
menyelamatkan aset seluas 67 Ha dari dua sertifikat. Saat ini
kedua OPD tersebut arsipnya terkelola dengan baik, arsipnya
tertib, ruang penyimpanannya tertata rapi, arsip yang dibutuhkan
dapat ditemukan kurang dari 5 menit.
Penilaian/Asesmen (evaluasi yang digunakan)

Bagi OPD yang sudah tertib arsipnya, maka dilakukan


monitoring dan evaluasi 2 kali sebulan melalui pengamatan
langsung ke OPD agar arsip yang sudah tertata dan diolah dengn
baik tetap terpelihara karena arsip merupakan aset yang sangat
berharga dan berakibat fatal kalau hilang untuk itu perlu dijaga dan
dilestarikan.
Dampak/Keberhasilan

Inovasi ini sangat bermanfaat bagi OPD karena gerakan ini


melakukan bimbingan dan pendampingan Ke OPD dalam
mengelola arsipnya. Manfaat yang paling dirasakan oleh OPD
karena arsipnya tertata dengan baik dan benar yang sudah
dilengkapi dengan daftar arsip sehingga dengan mudah dapat
ditemukan jika arsip dibutuhkan dan ada OPD yang dibebaskan
dari temuan BPK yaitu Dinas PERKIMTAN dengan 58 temuan
BPK dihapus karena arsipnya sudah ditemukan melalui Getar
Sulsel. Sebelum inovasi ini dilaksanakan jumlah arsip di Dinas
PERKIMTAN sebanyak 2160 ML (Meter Lari) yang berada dalam
tumpukan dan setelah dilaksanakan tertib arsip menjadi 550 Box
yang sudah tertib atau 110 ML. Hal ini terjadi karena dalam
tumpukan arsip ada duplikat dan ada non arsip.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 6
Sampai sekarang sudah 10 OPD yang membentuk Unit
Kearsipan dan 7 OPD sudah ada SK Unit Kearsipannya,
kemudian dari gerakan ini ada aset Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan yang diselamatkan yaitu Dinas Tanaman Pangan
Holtikultura ditemukan sertipikat seluas 67 Hektare dari 2
sertipikat yang sebelumnya dikuasai oleh masyarakat dan
menyatakan bahwa lahan tersebut adalah miliknya. Selain dari itu
Biro Umum juga menemukan 1 sertipikat tanah yaitu, GOR
Barombong seluas 3,8 hektare.
Keberhasilan inovasi ini menunjukkan bahwa Stadion
Mattoanging sebagai salah satu aset pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dapat dimenangkan dari kasus sengketa.
Dampak selanjutnya adalah:
Dokumen yang sebelumnya berupa tumpukan, dokumen
lama/lewat masa pakai tertata dengan rapi dan terorganisir
dengan administrasi dan pencatatan yang baik karena sudah
terorganisir dengan baik sebanyak 58 aset berupa gedung pada
lokus Disperkintan Sulsel ditemukan. Dengan ditemukannya
dokumen tersebut, 58 aset ini jelas kepemilikannya di 16
kabupaten/kota. Aset yang sebelumnya masih tercatat sebagai
milik Pemprov kemudian dialihkan/diserahterimakan ke masing-
masing kabupten tercipta rasa aman (dari kebakaran) sehingga
arsip aset juga aman.
Akuntabilitas tercipta karena arsip yang terorganisir
merupakan alat pembuktian atau evidence.
Kontribusi terhadap Capaian

Inovasi Getar Sulsel ini selaras dengan salah satu tujuan


pembangunan berkelanjutan pada tujuan 16 yaitu Mendukung
masyarakat yang damai dan inklusif untuk membangun
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 7
dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua level.
Selain itu, inovasi ini memiliki peran penting dalam
menciptakan pemerintahan yang bersih dan berkarakter dengan
menanamkan pola pikir yang positif terkait pengelolaan arsip
terhadap aparatur pemerintahan. Peranserta Getar Sulsel ini
dilakukan karena arsip merupakan sumber informasi, sumber ilmu
pengetahun, bahan bukti pertanggujawaban, dan perlu disadari
bahwa pengelolaan arsip merupakan sebuah tindakan dalam
penyelamatan informasi, maka Gerakan tertib arsip perlu
didukung dengan penguasaan ilmu kearsipan yang bukan hanya
konvensional tetapi juga berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Sekaligus menjadi tumpuan utama dukungan sumber
daya manusia kearsipan yang profesional dan inovatif dalam
mewujudkan pengelolaan arsip yang baik serta mewujudkan arsip
sebagai tulang punggung manajemen pemerintahan di Sulawesi
Selatan.
Adaptabilitas

Inovasi ini sangat mudah dan berpotensi untuk direplikasi


oleh lembaga kearsipan atau OPD-OPD yang memiliki tantangan
yang sama terkati administrasi dan manajemen arsip.
Inovasi Getar Sulsel memudahkan petugas dalam
penemuan kembali arsip yang dibutuhkan dan dapat terhindar dari
jeratan hukum yang disebabkan arsip yang tidak tertib dan tidak
terpelihara. Aset-aset yang dimiliki tidak akan hilang jika arsip
teratur, tertata dan tersimpan dengan baik. Sampai saat ini Inovasi
Getar Sulsel sudah ada yang mereplikasi yaitu Kabupaten Kolaka
Utara di Sulawesi Tenggara.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 8
Keberlanjutan
Sumber daya yang digunakan

Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan ini


adalah seluruh Arsiparis dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sulawesi selatan yang berjumlah sebanyak 37 orang dan
arsipari dari OPD lokus sendiri.
Sumber dana atau keuangan bersumber dari APBD Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi selatan untuk
tahun 2020 sebesar Rp 654.740.000, tahun 2021 sebesar Rp
969.825.100 dan atahu 2022 berjumlah Rp 500.000.000,-.
Metode yang digunakan adalah bimbingan konseling dan
pendampingan mulai dari pemilahan arsip, mendeskripsi arsip
penggabungan arsip sampai pada pembuatan daftar arsip.
Adapun peralatan yang digunakan adalah bahan dalam penataan
arsip seperti kertas kissing, tali kur, dan box arsip.
Strategi Keberlanjutan

Keberlanjutan Inovasi ini didukung dengan adanya


Instruksi Gubernur nomor 3 tahun 2011 tentang Pelaksanaan
tertib arsip di lingkungan Provinsi Sulawesi Selatan. Instruksi
Gubernur tersebut kemudian diperkuat lagi dengan terbitnya
Instruksi Gubernur Nomor 1 tahun 2019 Tentang Pelaksanaan
Tertib Arsip di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Instruksi ini kemudian dijadikan dasar dalam memberikan
pendampingan ke OPD setelah terbit SK Gubernur tentang
pembentukan Tim Kerja Tertib arsip pada Organisasi Perangkat
daerah Provinsi Suawesi Selatan. Selain itu ada regulasi
kearsipan yang digunakan dikenal dengan 4 Pilar yaitu, tata
naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip dan sistem
klasifikasi keamanan arsip dinamis yang digunakan dalam kegitan
Getar Sulsel.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 9
Faktor Penentu/kekuatan
1. Komitmen pimpinan DINAS PERKIMTAN, DINAS TPH dan
BUN sebagai unit pelaksana penataan arsip
2. Dukungan kebijakan berupa Instruksi Gubernur Nomor 1
tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Tertib Arsip di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, karena
menginstruksikan:
Penyediaan sumber daya manusia, Penyediaan sumber
dana dan Pembentukan unit kearsipan di setiap OPD.
3. Kerjasama tim tertib arsip dengan OPD sasaran.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi


Sulawesi Selatan berperan penting dalam mendukung penuh
Getar Sulsel baik dari sisi administrasi, regulasi, pengembangan
dan dukungan kebijakan. Dinas perpustakaan dan kearsipan
berkolaborasi aktif dengan pimpinan OPD Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan yaitu berperan dalam mendukung secara positif
dan memfasilitasi kegiatan Getar Sulsel; seperti terbentuknya Unit
Kearsipan di OPD dan sampai sekarang sudah ada 10 OPD yang
membentuk Unit Kearsipan. Tak kalah pentingnya adalah peran
kelompok Pejabat Fungsional Arsiparis DPK Provinsi Sulawesi
Selatan dan OPD dalam mengimplementasikan Gerakan Tertib
Arsip di OPD masing-masing.
Pihak yang mendukung Asosiasi Arsiparis Indonesia
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan (AAI) dalam penyiapan
arsiparis.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 10
INOVASI
Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Aksi Kolaborasi
(PASTI BERAKSI)

Nama Unit Pelayanan : Bappelitbangda Prov.Sulsel


Nama Inovator : Ir. Andi Darmawan Bintang,
MDevPlg
Kontak Person : 0812 4111 811
Email : darma_bin@yahoo.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Friday, 18 January 2019
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Kelompok Umum
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/v5xHwDJcqm8
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1bg-
dTPKx4GRVWUovkRsMlpvp2vz34RI-?usp=sharing

Ringkasan

Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis


Aksi Kolaborasi (PASTI BERAKSI) merupakan pengembangan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 11
dari program Gerakan kembali sekolah bekerja sama dengan
UNICEF. Inovasi PASTI BERAKSI dilaksanakan di 10 Kab/Kota
dengan jumlah Anak Tidak Sekolah yang cukup tinggi pada usia
7 – 18 Tahun. Melalui inovasi ini, dilaksanakan pendataan anak
tidak sekolah menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM), pengembalian
anak tidak sekolah ke sekolah formal dan non formal serta
pencegahan anak tidak sekolah. Kabupaten/Kota lokus PASTI
BERAKSI pada tahun 2021 adalah Kabupaten Pangkep, Sidrap,
Wajo, Tana Toraja, Luwu, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto,
Gowa dan Kota Makassar masing-masing 4 desa/kelurahan lokus.
Inovasi ini berdampak nyata pada pemanfaatan data
berbasis SIPBM ATS yaitu ditemukannya jumlah ATS
berdasarkan wilayah dan identitas keluarga. Inovasi ini juga
berhasil meningkatkan efektivitas kolaborasi antara OPD dan
pemangku kepentingan dalam lingkup Provinsi serta kolaborasi
berjenjang antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Dari hasil pendataan ditemukan
ATS sebanyak 1.685 orang (laki-laki 1051 orang dan perempuan
634 orang) dan seluruhnya sedang berlangsung pengembalian
ATS.
Inovasi PASTI BERAKSI sesuai dengan kategori ke 2 yaitu
Efektifitas institusi publik untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Membangun Kolaborasi antar dan inter lingkup
Pemerintahan dapat mengefektifkan implementasi kebijakan dan
pemanfaatan sumber daya untuk mengoptimalkan pelayanan
publik sektor Pendidikan.
Ide Inovatif

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui


Bappelitbangda melaksanakan Percepatan Penanganan Anak
Tidak Sekolah Berbasis Aksi Kolaborasi (PASTI BERAKSI).
Kegiatan ini menunjukkan upaya lintas sektor dan pemangku
kepentingan yang dikoordinir oleh Bappelitbangda berkolaborasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 12
menyelesaikan permasalahan anak tidak sekolah yang jumlahnya
masih sangat tinggi.
Jumlah penduduk usia 7-18 tahun di 4 desa/kelurahan
lokus di 10 kab/kota sebanyak 18.635 orang kemudian ditemukan
jumlah ATS sebanyak 1.685 orang dan sedang ditangani proses
pengembalian ke sekolah sebanyak 1.685 orang.
Permasalahan ATS merupakan masalah bidang
pendidikan yang selama ini ditangani oleh oleh satu atau dua
sektor saja tanpa melibatkan sektor dan pemangku kepentingan
lainnya serta tanpa berkolaborasi sehingga penanganan ATS
berjalan dengan lambat dan sulit mencapai target yang
diharapkan. Dengan adanya inovasi PASTI BERAKSI, maka
multisektor dan para pemangku kepentingan bersatu menyusun
rencana aksi yang saling mendukung satu sama lainnya dalam
upaya mengembalikan anak tidak sekolah untuk kembali
bersekolah di sekolah formal dan non formal serta mencegah
anak beresiko putus sekolah agar tidak putus sekolah. Kolaborasi
dilakukan dari hulu ke hilir secara tuntas, mampu mengatasi
permasalahan ATS di Sulawesi Selatan.

Walaupun peraturan, kebijakan dan penganggaran di


Indonesia secara nasional maupun lokal untuk sektor Pendidikan
terus mengalami peningkatan, tapi permasalahan ATS masih
besar dan berisiko meningkat karena pandemi. Ada
permasalahan sinergi, sinkronisasi koordinasi dan kebijakan serta
penganggaran yang tidak efektif dan masih parsial, oleh karena
itu Bappelitbangda selaku OPD yang mempunyai tugas
mengkoordinasikan perencanaan dan strategi implementasi
melalui pelibatan semua pihak di bidang Pendidikan.

Merujuk pada permasalahan tersebut diatas, maka upaya


Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah berbasis Aksi
Kolaborasi merupakan intervensi yang sangat tepat karena
bertujuan untuk:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 13
1. Menyediakan sistem pendataan berbasis by name by
address.
2. Mengembalikan ATS melalui pelibatan para pihak.
3. Melakukan upaya pencegahan ATS melalui pelibatan para
pihak.

Tujuan ini dapat dicapai dengan Gerakan Bersama PASTI


BERAKSI. Pendataan dilakukan dengan SIPBM ATS.
Sasaran Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah
Berbasis Aksi Kolaborasi ini adalah anak usia 7-18 tahun yang
tidak sekolah dikembalikan ke sekolah formal/non formal di 10
kabupaten/kota.
Inovasi PASTI BERAKSI sesuai dengan kategori ke 2 yaitu
Efektifitas insitusi publik untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Membangun Kolaborasi antar dan inter lingkup
Pemerintahan dapat mengefektifkan implementasi kebijakan dan
pemanfaatan sumber daya untuk mengoptimalkan pelayanan
publik sektor Pendidikan.
Nilai kebaruan atau nilai tambah dengan adanya inovasi ini
adalah:

1. Pendataan dengan SIPBM ATS berbasis data desa


2. Pembentukan Pokja PPATS secara berjenjang
3. Penyusunan Rencana Aksi Kolaborasi sebagai dasar
Bersama untuk mengimplementasikan PASTI BERAKSI
4. Kolaborasi Lintas sektor dan pemangku kepentingan mulai
dari tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga desa/kelurahan
mencakup pendataan, penyiapan SDM, dan pengembalian
anak ke sekolah.
Signifikansi

Inovasi PASTI BERAKSI dilaksanakan secara kolaborasi


meliputi:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 14
1. Pendataan dilakukan oleh pemerintah desa dengan
menggunakan SIPBM ATS berbasis android dengan cara
sensus, sasarannya seluruh keluarga guna mencari
keberadaan ATS di desa/kelurahan. Pendataan ini
menghasilkan data “by name by address”. Pendataan SIPBM-
ATS mencakup jumlah ATS, alasan dan berbagai
penyebabnya. Hasil pendataan di bahas oleh tim Kabupaten
Bersama tim desa dalam pertemuan rekonfirmasi data dan
dilaksanakan diidentifikasi ATS yang ingin kembali ke sekolah
formal atau non formal.
2. Hasil rekonfirmasi data dilaporkan dan di koordinasikan ke
OPD dan instansi vertikal (Bappelitbangda, Dinas Pendidikan,
Dinas PMD, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Kementerian Agama)
3. Penyusunan Rencana Aksi Kolaborasi untuk mengembalikan
ATS ke sekolah dan pencegahan anak tidak sekolah.
4. Pengembalian anak tidak sekolah ke sekolah formal dan non
formal sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pengembalian anak ke sekolah dan pencegahan anak tidak
sekolah.
Aksi kolaborasi ini menjadi salah satu pilot project untuk
meningkatkan IPM dan Indeks Pendidikan yang disesuaikan
dengan kebijakan. Pilot project ini pun diharapkan menjadi acuan
bagi seluruh desa dan kelurahan dalam upaya mengembalikan
anak tidak sekolah dan mencegah anak tidak sekolah. Inovasi ini
berdampak signifikan pada peningkatan angka partisipasi sekolah
yang kemudian meningkatkan rata- rata lama sekolah.
Evaluasi internal dilaksanakan dengan melibatkan Tim
Pokja PPATS Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
Bappelitbangda dengan cara melaksanakan Rapat Tim Pokja
PPATS guna mengevaluasi program dan kegiatan internal terkait
upaya fasilitasi dan koordinasi Percepatan Penanganan Anak

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 15
Tidak Sekolah, Rapat evaluasi internal dilaksanakan 4 kali dalam
setahun.
Evaluasi eksternal dilaksanakan dengan melibatkan
seluruh Tim PPATS Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari
OPD dan para pemangku kepentingan dengan cara
melaksanakan Rapat evaluasi Tim
PPATS Provinsi guna mengevaluasi pelaksanaan
Rencana Aksi Daerah PPATS provinsi, yaitu evaluasi hasil
pendataan SIPBM-ATS, evaluasi tindak lanjut hasil pendataan,
dan evaluasi capaian Rata-rata Lama Sekolah, Indeks Pendidikan
dan IPM.
Indikator kinerja yang digunakan dan dievaluasi adalah:
1. Jumlah kegiatan yang mendukung PPATS
2. Jumlah Desa yang melaksanakan pendataan SIPBM ATS
3. Jumlah ATS yang terdata
4. Jumlah ATS yang dikembalikan ke sekolah formal
5. Jumlah ATS yang dikembalikan ke sekolah non formal
6. Jumlah Anak yang dicegah putus sekolah
7. Jumlah desa/kelurahan yang melakukan perencanaan
pendidikan berbasis data
Terjadi perubahan sebelum adanya inovasi dan sesudah
adanya inovasi PASTI BERAKSI. Dengan adanya inovasi ini:
1. Desa/kelurahan telah memanfaatkan data untuk kebutuhan
perencanaan bidang Pendidikan, Kabupaten Pangkep,
Sidrap, Wajo, Tana Toraja, Luwu, Bulukumba, Bantaeng,
Jeneponto, Gowa dan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan
2. Dari jumlah ATS yang ditemukan 1.685 orang dan ATS yang
dikembalikan sedang dalam proses pengembalian ke sekolah
formal dan non formal sebanyak 1.685 orang.
3. Dari keluarga yang beresiko putus sekolah sebanyak 14.612
orang berhasil dicegah sebanyak seluruhnya tidak ada lagi
yang putus sekolah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 16
Dampak kolaborasi yang diperoleh adalah penyelesaian
masalah lebih cepat dan tepat sasaran, dapat dibuktikan dengan
menurunnya ATS di 10 kabupaten/kota.
Keberhasilan inovasi PASTI BERAKSI mendukung
pencapaian indikator IPM yaitu Rata-rata Lama Sekolah pada
tahun 2020 sebesar 8,38 menjadi 8,46 pada tahun 2021. Angka
Partisipasi Kasar (APK) 86,44 pada tahun 2020 meningkat
menjadi 87,07, Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar
97,98 pada tahun 2020 meningkat menjadi 98,26, APM SMP/MTs
sebesar 76,17 pada tahun 2020 meningkat menjadi 77,02, APM
SMA/MA sebesar 60,32 menjadi 60,35.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Aksi kolaborasi ini menyelesaikan masalah lebih cepat dan


tepat dalam mendukung visi dan misi, tujuan, sasaran, arah
kebijakan dan target Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks
Pendidikan yang tertuang di dalam RPJMD dan juga mendukung
tercapainya goal ke-4 SDG’s yaitu Pendidikan berkualitas, dimana
setiap desa dapat membentuk desa/kelurahan peduli Pendidikan.
Aparat desa bersama masyarakat memanfaatkan segala potensi
yang ada dengan didampingi oleh tim kecamatan, kabupaten/kota
dan provinsi melakukan pendataan untuk menemukan
keberadaan ATS dan mengetahui penyebab ATS.
Adaptabilitas

Inisiasi awal dilakukan pada tahun 2019 di dua kabupaten


yaitu kabupaten Bone dan Takalar. kabupaten tersebut
melakukan serangkaian kegiatan pendataan di beberapa desa
dan melakukan aksi melalui perbaikan perencanaan di desa dan
mengembalikan anak ke sekolah. Pada tahun 2020, Pemerintah
provinsi melihat aksi kedua kabupaten tersebut sangat baik
karena melibatkan multisektor, sehingga dirumuskan regulasi
sebagai payung hukum untuk mereplikasi ke semua

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 17
kabupaten/kota. Pada tahun 2021, pemerintah provinsi
mereplikasi di 10 kabupaten/kota (Kabupaten Pangkep, Sidrap,
Wajo, Luwu, Toraja Utara, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto,
Gowa dan Kota Makassar) masing-masing 4 desa
lokus/kelurahan.
Praktik baik di dua kabupaten baik secara regulasi dan aksi
menjadi rujukan utama dalam melakukan replikasi dan kolaborasi
pemangku kepentingan dalam penanganan anak tidak sekolah.
Contoh Surat Edaran kepada seluruh camat, desa dan kelurahan
(372 desa/kelurahan) untuk memastikan program pengembalian
anak tidak sekolah untuk kembali bersekolah sebagai program
prioritas pada penganggaran dana desa. Memastikan
pengembalian anak/remaja bersekolah sebanyak 15-20 orang
setiap tahunnya.
Inovasi berpotensi direplikasi di tempat lain yang memiliki
tantangan terkait ATS yang tinggi. Inovasi dapat dilaksanakan
dengan model koordinasi dan kolaborasi oleh masing-masing
Bappelitbangda Provinsi, Bappeda kabupaten/kota, kecamatan
hingga ke jenjang desa. Pendampingan persiapan kader SIPBM
dapat dikerjasamakan dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa.
Keberlanjutan

Sumber daya manusia terdiri dari:


1. Provinsi
Tim PPATS Provinsi
Fasilitator : Bappelitbangda, Dinas Pendidikan, Dinas PMD,
Dinas Sosial, Kemenag, NGO/LSM
2. Kabupaten / Kota Tim PPATS Kab/Kota
Fasilitator : Bappelitbangda, Dinas Pendidikan, Dinas
PMD,Dinas PPPA, Dinas Sosial, Kemenag, NGO/LSM Admin
SIPBM-ATS Kab/Kota.
3. Kecamatan Desa/Kelurahan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 18
Tim PPATS Kecamatan, desa dan kelurahan Fasilitator : Tim
Kab/Kota dan NGO/LSM Pendata SIPBM-ATS Desa Verifikator
Admin desa.
Seluruh pihak yang terlibat digerakkan melalui pertemuan
koordinasi, monitoring dan pendampingan bersama-sama di
kabupaten/kota dan desa/kelurahan lokus.
Sumber daya Anggaran yang digunakan bersumber dari
APBD pada DPA Bappelitbangda Prov. Sulsel pada tahun 2021
sebesar Rp. 402.072.000,- dan jug yang terdapat anggaran di
masing-masing OPD terkait yang mendukung pendataan,
pengembalian ATS dan pencegahan ATS, disamping itu dana
desa/kelurahan dialokasikan untuk penanganan anak tidak
sekolah dengan optimal, hal ini menunjukkan desa/kelurahan
sangat merespon dan bertanggung jawab akan warganya yang
tidak sekolah.
Selain anggaran yang bersumber dari APBD dan dana
desa, juga terdapat sumber anggaran lain yang mendukung
penanganan ATS, yaitu berasal dari perusahaan dan perbankan,
misalnya pemberian bantuan beasiswa bagi ATS yang kurang
mampu, bantuan transportasi dan peralatan sekolah serta
bantuan lainnya.
Strategi keberlanjutan meliputi:

1. Strategi Institusional

Tersedia regulasi untuk mendukung inovasi;

 Perda Sulsel no. 2 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan


Pendidikan.
 Pergub No 71/2020 terkait Rencana Aksi Percepatan
Penanganan Anak Tidak Sekolah SK tim Percepatan
Penanganan Anak Tidak Sekolah tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 19
 Surat edaran gubernur terkait penggunaan dana desa
dalam melakukan pendataan di desa Peraturan Bupati
terkait penggunaan dana desa dalam pendataan dan
perencanaan aksi pengembalian anak ke sekolah.
2. Strategi Sosial

Strategi Sosial berupa partisipasi dari berbagai pihak:


Pelibatan Orang Tua, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Pendidikan dan Tokoh Agama Pelibatan TNI dan POLRI,
Pelibatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan Pusat
Pendidikan Keluarga (PUSPAGA) Baznas Perguruan Tinggi LSM
dan Pers
3. Strategi Manajerial

Guna meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya


manusia dilakukan beberapa pelatihan: Pelatihan tim pendata
tingkat provinsi dan kabupaten.
Pelatihan Perangkat Desa dan kader terkait pendataan
tentang Pendekatan terhadap anak tidak sekolah untuk kembali
bersekolah, dan penyusunan perencanaan berbasis data di
tingkat desa.
Inovasi PASTI BERAKSI sangat dibutuhkan guna
mendukung keberhasilan IPM di Provinsi Sulawesi Selatan.
Faktor penentu keberhasilan adalah:

1. Dukungan dari pimpinan baik dari provinsi, kab/kota dan


pemerintah desa/kelurahan
2. Kolaborasi dari berbagai pihak, bukan hanya dari pemerintah
tetapi juga dari sector swasta
3. Dukungan APBD, dana Desa dan sumber dana lainnya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 20
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Keberhasilan Inovasi PASTI BERAKSI tidak lepas dari
kolaborasi berjenjang dari provinsi hingga desa dengan
melibatkan Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Lurah dan Kepala
Desa. Masing- masing OPD mempunyai tugas
1. Bappelitbangda: memfasilitasi kebijakan dan
mengoordinasikan serta mengevaluasi tahapan kegiatan
PASTI BERAKSI.
2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa: memfasilitasi
pendampingan penyusunan peraturan desa tentang
PPATS dan memastikan pendataan SIPBM ATS disetiap
desa/kelurahan.
3. Dinas Pendidikan : memfasilitasi penemuan ATS,
pengembalian ATS ke sekolah.
4. Dinas Sosial: memfasilitasi pemberian bantuan sosial untuk
membantu mengurangi pengeluaran keluarga miskin
dimana di dalamnya terdapat ATS dan anak yang beresiko
putus sekolah.
5. Kementerian Agama : memfasilitasi advokasi, sosialisasi
dan edukasi terhadap para tokoh Agama termasuk tentang
pencegahan pernikahan anak yang menjadi salah satu
faktor penyebab anak putus sekolah.
6. NGO yaitu UNICEF: memfasilitasi pelatihan pendata
SIPBM-ATS kabupaten/kota.
Pemangku kepentingan yang terlibat di
kabupaten/kecamatan dan desa/kelurahan:
1. Bappelitbangda: memfasilitasi kebijakan dan
mengoordinasikan serta mengevaluasi tahapan kegiatan
Inovasi PASTI BERAKSI
2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan,
Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta Kemenag berkolaborasi mulai

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 21
pendataan, rekonfirmasi data, koordinasi, pengembalian
ATS ke sekolah dan pencegahan ATS.
Kecamatan dan Desa/Kelurahan menyusun
regulasi/kebijakan PPATS, menyusun RPJMDes, RKPDes dan
APBDs yang terintegrasi PPATS serta menyelesaikan tahapan
PPATS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 22
INOVASI
GeLIAT PUSTAKA

Nama Unit Pelayanan : Dinas Perpustakaan dan


Kearsipan Prov.Sulsel
Nama Inovator : Drs. Yulianto, M.M.
Kontak Person : 0821 9136 6339
Email : yuliantoyusuf75
@yahoo.co.id

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 07 November 2019
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=PBjhvEv9UcY
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1VY6cj7K-
tGfZQQT7tD8FAd65xW6epEuo/view?usp=sharing

Ringkasan Proposal

Berdasarkan hasil tes PISA pada 2016, tingkat literasi


anak-anak dan orang dewasa di Indonesia sangat rendah,
termasuk di Sulawesi Selatan. Hasil survey Perpustakaan
Nasional RI pada tahun 2019, menempatkan Indeks Literasi
Masyarakat Sulawesi Selatan pada urutan 16 dari 34 provinsi,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 23
dengan nilai 11,93 kategori rendah. Faktor yang
mempengaruhinya adalah ketersediaan bahan perpustakan,
ukuran perpustakaan dan akses terhadap informasi serta peran
keluarga dalam membudayakan kebiasaan membaca.
Menyikapi permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan (DPK) mengembangkan inovasi Gerakan Literasi Ibu
dan Anak Terpadu di perpustakaan (GeLIAT Pustaka), yang
bertujuan untuk meningkatakan literasi masyarakat melalui peran
keluarga dalam hal ini peran ibu.
Inovasi GeLIAT Pustaka dilakukan dengan perluasan dan
peningkatan layanan, dari sebelumnya hanya ruang Layanan
Anak menjadi Gedung Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak yang
representatif. Selain itu, di dalamnya terdapat pula ruang edukasi
bagi ibu-ibu, sehingga gerakan Literasi di Layanan Perpustakaan
Ibu dan anak dapat dilakukan secara terpadu.
Inovasi GeLIAT Pustaka dilakukan dengan pola pembinaan
dan kemitraan yang melibatkan tim sinergi eksternal yaitu Disdik,
Diskominfo, DPPPA, Tim Penggerak PKK, Dekranasda, Pokja
Bunda PAUD, Majelis Taklim, IWAPI, IWABA, BMPD, Bank
Sulselbar, Penulis, Penerbit, Penggiat Literasi, Komunitas
Lembaga Mitra Ibu dan Anak (Lemina).
Dengan adanya ruang layanan perpustakaan yang
representatif dan ramah anak, berdampak pada peningkatan
jumlah pengunjung perpustakaan dan berkontribusi positif
terhadap peningkatan literasi anak. Beragam kegiatan pelatihan
yang dilaksanakan dan diperuntukkan bagi ibu-ibu, juga
berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya,
bukan hanya kemampuan dalam mendidik anak dan membina
keluarga tetapi juga kemampuan menghasilkan produk dari
pelatihan keterampilan yang diperoleh, sehingga dapat memberi
nilai tambah bagi peningkatan ekonomi keluarga.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 24
Latar Belakang dan Tujuan
Berdasarkan hasil tes PISA (The Programme for
International Student Assesment) pada 2016, tingkat literasi anak-
anak dan orang dewasa di Indonesia sangat rendah. Sama halnya
dengan hasil survey Perpustakaan Nasional RI pada tahun 2019
bahwa indeks literasi masyarakat Indonesia rendah hanya 10,12.
Untuk Sulawesi Selatan Indeks Literasi Masyarakat juga masih
kategori rendah dengan nilai 11,93 menduduki urutan ke 16 dari
34 provinsi. Faktor yang mempengaruhinya adalah:
1. Ketersediaan bahan perpustakan
2. Ukuran perpustakaan
3. Akses terhadap informasi
4. Peran keluarga dalam membudayakan kebiasaan
membaca.
Menyikapi permasalahan tersebut, Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan (DPK) mengembangkan inovasi Gerakan Literasi
Ibu dan Anak Terpadu di perpustakaan (GeLIAT Pustaka).
Inovasi ini merupakan solusi yang mendukung Gerakan
Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNASBAKU).
Inovasi ini dilakukan dengan meningkatkan minat baca anak
bersama orang tua, sekolah dan masyarakat dengan bersama-
sama menciptakan kondisi menyenangkan dan mendukung
kebiasaan membaca melalui perluasan layanan dengan
menghadirkan berbagai kegiatan bagi ibu dan anak.
Inovasi ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan jumlah ketersediaan bahan perpustakaan


2. Melakukan perluasan ruangan/gedung dan pengembangan
layanan perpustakaan
3. Meningkatkan akses terhadap informasi melalui
pemanfaatan layanan TIK di perpustakaan
4. Meningkatakan literasi masyarakat melalui peran keluarga
terutama ibu

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 25
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dari inovasi
ini adalah ibu dan anak.
Kesesuaian Kategori

Inovasi GeLIAT Pustaka selaras dengan salah satu


kategori inovasi pelayanan publik yaitu pendidikan. Inovasi ini
bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui
peningkatan kemampuan literasi ibu dan anak. Upaya ini
dilakukan melalui peningkatan dan perluasan pelayanan dengan
menghadirkan Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak.
Kategori ini terkait dengan salah satu prinsip pendidikan
yakni budaya membaca, sesuai dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kategori ini
juga selaras dengan fungsi perpustakaan berdasarkan Undang
Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan sebagai
wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Kontribusi terhadap Capaian Sustainable Development
(SDGs) / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Inovasi GeLIAT Pustaka selaras dengan tujuan


pembangunan berkelanjutan khususnya tujuan global ke-4 yakni
menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua,
dengan sasaran global Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua
anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar
dan menegah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang
mengarah pada pencapaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.

Kontribusi tersebut dilakukan dengan perluasan layanan


perpustakaan dari ruang layanan anak menjadi Gedung Layanan
Perpustakaan Ibu dan Anak yang representatif. Selain itu, di

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 26
dalamnya terdapat pula ruang edukasi bagi ibu-ibu, sehingga
gerakan Literasi di Layanan Perpustakaan Ibu dan anak dapat
dilakukan secara terpadu.
Dengan adanya ruang layanan perpustakaan yang
representatif bagi anak, berdampak pada peningkatan jumlah
pengunjung perpustakaan dan berkontribusi positif terhadap
peningkatan literasi anak. Beragam kegiatan pelatihan yang
dilaksanakan dan diperuntukkan bagi ibu-ibu, juga berdampak
pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya, bukan
hanya kemampuan dalam mendidik anak dan membina keluarga
tetapi juga kemampuan menghasilkan produk dari pelatihan
keterampilan yang diperoleh, sehingga dapat memberi nilai
tambah bagi peningkatan ekonomi keluarga.
Deskripsi Inovasi

Inovasi GeLIAT Pustaka dilakukan dengan pola pembinaan


dan kemitraan yang melibatkan tim sinergi eksternal yaitu Disdik,
Diskominfo, DPPPA, Tim Penggerak PKK, Dekranasda, Pokja
Bunda PAUD, Majelis Taklim, IWAPI, IWABA, BMPD, Bank
Sulselbar, Penulis, Penerbit, Penggiat Literasi, Komunitas
Lembaga Mitra Ibu dan Anak (Lemina). Sedangkan Tim internal
yaitu Kepala UPT Layanan Perpustakan, Pustakawan, Pengelola
Perpustakaan dan DWP DPK Sulsel.
Tahapan GeLIAT Pustaka meliputi:
A. Persiapan:
1. Melakukan audiensi ke Ketua TP PKK Sulsel.
2. Penyelesaian administrasi penyerahan Aset Disdik ke
DPK Sulsel.
3. Desain dan renovasi gedung layanan perpustakaan ibu
dan anak.
4. Standar minimal ruang perpustakaan (ruang baca, ruang
koleksi, ruang multimedia dan ruang pengolahan).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 27
5. Artistik ruang perpustakaan.

B. Pelaksanaan
1. Penempatan SDM pengelola Layanan Perpustakaan Ibu
dan Anak.
2. Pelatihan untuk SDM pengelola Layanan Perpustakaan
Ibu dan Anak bermitra dengan Diskominfo Sulsel dan
Politeknik Media Kreatif, Konjen Jepang.
3. Sosialisasi dan promosi melalui media cetak, elektronik
dan media sosial.
4. Kegiatan literasi ibu dan anak;
a. Membaca, mewarnai, bertutur, read a loud
b. Permainan edukatif indoor dan outdoor
c. Pelatihan keterampilan seperti origami, konektor
masker, sandal, penutup bosara, tisu, gantungan
kunci, hiasan dinding, pengolahan limbah kertas.
Dengan memanfaatkan bahan perpustakaan sebagai
sumber rujukan.
d. Pemanfaatan pojok baca digital

Inovatif (Kebaruan, Nilai Tambah, atau Keunikan)

Inovasi GeLIAT Pustaka merupakan inovasi baru berbasis


layanan masyarakat yang pertama di Sulawesi Selatan. Inovasi ini
memiliki keunikan, nilai tambah dan keunggulan yaitu:
1. Memberikan layanan tidak hanya untuk anak, tetapi ibunya
juga ikut berinteraksi di Perpustakaan.
2. Melibatkan peran aktif keluarga dalam hal ini peran ibu
untuk meningkatkan literasi anak.
3. Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak melibatkan
kolaborasi beberapa unsur external seperti pegiat literasi,
PKK, Dekranasda, perbankan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 28
4. Memberdayakan. Inovasi ini memberi ruang kepada semua
element untuk berpartisipasi sesuai disiplin ilmunya.
5. Memotivasi. Inovasi ini mulai bergerak dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak seperti BMPD dan Bank
Sulselbar.
6. Transferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada
konteks/tempat lain)
Inovasi ini dapat diadaptasi/direplikasi oleh daerah lain di
tingkat provinsi dan kabupaten. Setelah diterapkan selama lebih
dari setahun, layanan perpustakaan ibu dan anak telah dikunjungi
sebanyak 10.332 orang baik dari dalam wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan maupun dari luar provinsi. Dari jumlah pengunjung
tersebut terdapat 10 DPK Provinsi dan Kabupaten Kota
(Gorontalo, Luwu, Palopo, Pinrang, Bulukumba, Soppeng,
Selayar, Bone, Luwu Timur, Maros) yang melakukan studi tiru di
Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak, untuk selanjutnya dapat
mereplikasi perluasan layanan perpustakaan ibu dan anak di
daerahnya masing-masing.
GeLIAT Pustaka merupakan solusi bagi DPK Provinsi
Sulawesi Selatan untuk meningkatkan indeks pembangunan
literasi masyarakat di Sulawesi Selatan. Inovasi ini sangat
berpotensi untuk direplikasi oleh siapapun. Selain mudah
diterapkan juga menjadi solusi dalam pengembangan
perpustakaan di Indonesia. Terbukti setelah 2 tahun
dilaksanakannya inovasi ini, beberapa daerah di Sulawesi Selatan
telah mereplikasi GeLIAT Pustaka.
Adapun DPK yang sudah melakukan replikasi diantaranya,
DPK Kabupaten Bone, DPK Kabupaten Maros dan DPK
Kabupaten Pinrang dengan membangun gedung tersendiri untuk
layanan perpustakaan ibu dan anak terpisah dari gedung layanan
perpustakaan umum, serta mengembangkan kegiatan literasi
untuk ibu dan anak secara terpadu di perpustakaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 29
Sumber Daya
Inovasi GeLIAT Pustaka ini secara teknis dilaksanakan
oleh UPT Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dengan sumber daya
keuangan melalaui APBD pada DPA Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsis Sulawesi Selatan. Selain menggunakan dana
APBD untuk penyediaan Gedung dan sarana perpustakaan serta
kegiatan operasionalnya, keberadaan Layanan Perpustakaan Ibu
dan Anak juga mendapatkan dukungan dan bantuan sarana
permainan anak dari Ketua TP PKK Sulsel. Bantuan sarana
permainan anak dan fasilitas ruang laktasi dari Badan
Musyawarah Perbankan Daerah (BPMD) Sulsel melalui Ikatan
Wanita Perbankan Indonesia (IWABA) Sulsel dan bantuan sarana
perpustakaan dan permainan anak dari CSR Bank Sulselbar,
serta bantuan permainan Puzzle dan sarana cuci tangan dari
Lembaga Mitra Ibu dan Anak (Lemina).
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan
Inovasi ini terdiri dari pustakawan dan tenaga pengelola
perpustakaan sebagai unsur internal. Untuk pengembangan
kegiatannya, melibatkan dan bekerjasama dengan berbagai pihak
sebagai unsur tim sinergi eksternal dalam melaksanakan berbagai
kegiatan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
GeLIAT Pustaka dilakukan oleh tim sinergi internal dan
eksternal melalui pembinaan dan pelatihan keterampilan dengan
pendekatan partisipatif, kemitraan dan kolaborasi.

Peralatan yang digunakan dalam menunjang pelaksanaan


inovasi ini antara lain sarana bermain anak, alat peraga, bahan
bacaan ramah anak, televisi smart, computer, wireless, LCD
proyektor.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 30
Strategi Keberlanjutan
GeLIAT Pustaka merupakan inovasi yang memberi
dampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan ke
perpustakaan sekaligus juga berdampak pada peningkatan
kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan, antara lain
dengan dilaksanakannya berbagai kegiatan pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraannya.
Oleh karena itu, untuk memastikan keberlanjutan dari
program ini, keberadaannya di dukung dengan:
1. Strategi institusional dengan regulasi antara lain Pergub
No. 6 Tahun 2021 tentang Transformasi Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial, SK Gubernur Sulsel Nomor
855/III/Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Sinergi
Progam Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi
Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, SK Kepala DPK Sulsel
Nomor 35 Tahun2021 tentang Pembentukan Tim Kerja
GeLIAT Pustaka.

2. Strategi sosial dilakukan melalui penguatan peran dan


dukungan dengan melibatkan tim sinergi eksternal yaitu
Disdik, Diskominfo, DPPPA, Tim Penggerak PKK,
Dekranasda, Pokja Bunda PAUD, Majelis Taklim, IWAPI,
IWABA, BMPD, Bank Sulselbar, Penulis, Penerbit,
Penggiat Literasi, Komunitas Anak Downsyndrome,
Komunitas Lemina. Sedangkan Tim internal yaitu Kepala
UPT Layanan Perpustakan, Pustakawan, Pengelola
Perpustakaan dan DWP DPK Sulsel.
3. Strategi manajerial dilakukan melalui peningkatan
kapasitas SDM pengelola perpustakaan dengan mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan, serta pelaksanaan tugas
masing-masing pustakawan dan tenaga pengelola
perpustakaan sesuai dengan SOP layanan perpustakaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 31
Evaluasi
Untuk mengukur dampak dari pelaksanaan inovasi ini
maka dilakukan evaluasi secara internal dan eksternal.
a. Evaluasi internal dilakukan oleh pengelola perpustakaan
dengan mengukur dampak dari pemanfaatan Layanan
Perpustakaan Ibu dan Anak ini melalui jumlah pengunjung
dan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.
b. Evaluasi eksternal dilakukan melalui testimoni dari lembaga
yang melakukan kunjungan dan memanfaatkan fasilitas
dari Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak ini, serta hasil
evaluasi yang dilakukan oleh lembaga yang memberikan
bantuan sarana dan fasilitas perpustakaan dan permainan
anak antara lain dari Badan Musyawarah Perbankan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Bank Sulselbar.

Indikator yang digunakan dalam mengevaluasi inovasi


GeLIAT Pustaka adalah:
1. Jumlah pengunjung perpustakaan.

2. Jumlah koleksi terbaca dan Insight akun media sosial


(instagram) sebagai bagian dari perluasan layanan
berbasis digital.
3. Jumlah kegiatan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan
dan jumlah peserta yang terlibat.

4. Kerjasama yang dilakukan dan jumlah lembaga yang


terlibat dalam pelaksanaan kegiatan di Layanan
Perpustakaan Ibu dan Anak.

Hasil dari evaluasi inovasi ini adalah:


1. Meningkatnya jumlah pengunjung Layanan Perpustakaan
Ibu dan Anak selama tahun 2021 mencapai 10.332 atau
rata-rata setiap bulan 860 orang. Meningkat 380 persen
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 32
dibanding ketika masih berbentuk Ruang Layanan Anak
yang hanya rata-rata 225 orang per bulan. Jumlah koleksi
terbaca juga meningkat 12.137 judul selama tahun 2021.
2. Meningkatnya jumlah kerjasama, dengan 10 stakeholder
terkait yaitu TP PKK, Dekranasda, Pokja Bunda PAUD,
Majelis Taklim, IWAPI, IWABA, BMPD, Bank Sulselbar,
Konjen Jepang, Komunitas Lemina.
3. Meningkatnya Jumlah kegiatan pelatihan keterampilan
untuk peningkatan literasi Ibu sebanyak 10 kali selama
tahun 2021 yang diikuti 191 orang peserta.
Penerapan dari inovasi GeLIAT Pustaka ini bertepatan
dengan situasi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, pengelola
perpustakaan melakukan penyesuaian layanan dengan situasi
yang ada dan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan. Sehingga pada kondisi tertentu layanan perpustakaan
ditutup. Namun pada kondisi lain, layanan tetap buka dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat pengunjung wajib
mengenakan masker, mencuci tangan, mengukur suhu tubuh dan
menjaga jarak serta kewajiban vaksin bagi Pengelola
perpustakaan.
Penyesuana layanan guna merespon pandemi COVID-19 juga
dilakukan dengan pembatasan jam kunjungan dimulain Pukul
08.00 hingga Pukul 16.00. Demikian halnya dengan jumlah
pengunjung, juga dilakukan pembatasan terutama kunjungan
dalam bentuk kelompok atau rombongan dibatasi hanya sampai
30 orang dalam satu kali kunjungan. Jumlah peserta untuk
kegiatan pelatihan juga dibatasi maksimal 30 orang persatu kali
pelatihan.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Inovasi GeLIAT Pustaka dapat terlaksana, berkat dukungan:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 33
1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini
Gubernur Sulawesi Selatan yang telah memberikan
kebijakan untuk mengalihfungsikan dan merenovasi eks
Rumah Jabatan Dinas Pendidikan menjadi Gedung
Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak.

2. Perpustakaan Nasional RI yang telah menempatkan 1


paket Pojok Baca Digital (POCADI) para ruang layanan
Perpustakaan Ibu dan Anak.

3. Badan Musyawarah Perbankan Daerah melalui Ikatan


Wanita Perbankan Sulawesi Selatan yang telah
memberikan bantuan sarana permainan anak dan fasilitas
ruang laktasi senilai 100 Juta Rupiah.
4. Bank Sulselbar memberikan bantuan CSR berupapa
sarana perpustakaan dan permainan anak dari CSR Bank
Sulselbar senilai 50 Juta Rupiah.
5. Sobat LemINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) Sulsel
memberikan bantuan Mainan Puzzle dan bantuan sarana
cuci tangan dalam rangka pencegahan Covid 19, serta
bantuan buku dari beberapa komunitas.

6. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pendidikan, Tim


Penggerak PKK Sulsel, Dekranasada Sulsel, Pokja Bunda
Paud, IWAPI Majelis Taklim, Komunitas Anak
Downsyndrome, Konjen Jepang, Komunitas Pegiat Literasi
mendukung dan bekerjasama dalam pelaksanaan berbagai
kegiatan pelatihan di perpustakaan.

7. Lembaga media cetak, media elektronik dan media sosial


mendukung dan mempromosikan keberadaan
Perpustakaan Ibu dan Anak.
8. Kelomok masyarakat, ibu-ibu, anak-anak sekolah TK, SD,
SMP antusias melakukan kunjungan ke perpustakaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 34
Faktor Penentu
Faktor penentu keberhasilan inovasi ini:

1. Political wiil Pemerintah Daerah dengan kebijakan


pengalihan status dan renovasi eks Rumah Dinas
Pendidikan Sulsel menjadi Gedung Layanan Perpustakaan
Ibu dan Anak.
2. Komitmen Kepala DPK Sulsel dan dukungan dari staf untuk
mengembangkan layanan Perpustakaan.

3. Komitemen masyarakat (ibu dan anak) meningkatkan


literasinya.
4. SDM pustakawan dan pengelola perpustakaan yang
profesional.
5. Terbangunnya kerjasama dengan pemangku kepentingan
terutama organisasi yang memiliki kesamaan visi misi
pemberdayaan, pembinaan dan peningkatan kualitas Ibu
dan Anak.
Faktor penentu ini juga biasa menjadi kendala dalam
GeLIAT Pustaka, apabila tidak terbangun komitmen dan sinergi
yang baik dari semua pihak.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 35
INOVASI
GERAKAN MASYARAKAT MENCEGAH STUNTING
(GAMMARA'NA)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan
Nama Inovator : Tim Inovator DINKES
Prov.Sulsel
Kontak Person : 0812 4151 993
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Tuesday, 12 November 2019
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Kelompok Umum
Kategori
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/ByjybSTlvUA
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1oA9fxi36S6mjWYSnpJ7S
bn70JSfxKjAJ?usp=sharing

Ringkasan

GAMMARA’NA (Gerakan Masyarakat Mencegah Stunting)


merupakan inovasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
untuk menurunkan prevalensi stunting dari 35,6% (RISKESDAS

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 36
2018) menjadi 14% tahun 2024 pada sasaran 1000 hari pertama
kehidupan.
Inovasi ini dicanangkan pada 2019, dilaksanakan 2020-
2021 di Kabupaten Bone dan Enrekang yang memiliki prevalensi
stunting cukup tinggi, yaitu Bone 37,3% dan Enrekang 42,7%
(RISKESDAS 2018). GAMMARA’NA fokus pada pendampingan
gizi, pemberian paket intervensi gizi, pemberdayaan masyarakat
dan kolaborasi pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten.

Inovasi GAMMARA’NA berdampak positif dalam


penurunan prevalensi stunting. Tahun 2020, prevalensi stunting di
40 desa lokus Kabupaten Bone dan 30 desa di Kabupaten
Enrekang menurun dari 13,3% menjadi 9,3% dan 22,01% menjadi
19,19%. Pada 2021, secara signifikan juga menurun di 45 desa
lokus Kabupaten Bone dan 40 desa Kabupaten Enrekang, yaitu
17,00% menjadi 10,99% dan 28,72% menjadi 25,16%.
Keberhasilan inovasi dapat mendukung pencapaian target
penurunan prevalensi stunting di Sulawesi Selatan yakni 18,5%
tahun 2023.
Melalui GAMMARA’NA terwujud efektivitas institusi publik
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui
transformasi kelembagaan, kebijakan dan pelayanan gizi
terintegrasi. Penurunan prevalensi stunting dapat menciptakan
sumber daya manusia cerdas dan produktif di masa depan. Hal ini
dapat mendorong penurunan angka kemiskinan (Goal 1) tahun
2030 dan mengakhiri segala bentuk malnutrisi (Goal 2).
Ide Inovatif

Sulawesi Selatan, gerbang utama Indonesia timur dengan


visi “mewujudkan masyarakat inovatif, produktif, kompetitif,
inklusif, dan berkarakter”. Sayangnya, upaya menghadirkan
generasi emas Sulsel terancam dengan adanya stunting.
Prevalensinya di Sulsel mencapai 35,6% (RISKESDAS 2018).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 37
Inovasi ini dicetuskan tahun 2019 dalam rapat pembahasan
yang dipimpin Gubernur bersama OPD terkait dan Tim Gubernur
untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan disepakati
penyediaan anggaran APBD 10 miliar untuk inovasi
GAMMARA’NA sebagai upaya menurunkan angka stunting di
Sulsel. Pencanangan GAMMARA’NA pada peringatan HKN 12
November 2019.
Tagline “GAMMARA’NA” dari bahasa Bugis Makassar
berarti gagah, cantik, bersih. Filosofi ini mengandung harapan
anak-anak yang lahir di Bumi Sulsel adalah anak yang gagah
secara fisik (tinggi) memiliki pertumbuhan normal (tidak stunting).
Tujuan inovasi untuk menurunkan prevalensi Stunting di
Kabupaten Bone dan Enrekang hingga mencapai target nasional
14% tahun 2024 dan target RPJMD 18,5% tahun 2023.

Melalui GAMMARA’NA terwujud efektivitas institusi publik


untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui
transformasi kelembagaan, kebijakan dan pelayanan gizi
terintegrasi. Penurunan prevalensi stunting dapat menciptakan
SDM cerdas dan produktif di masa depan. Hal ini dapat
mendorong penurunan angka kemiskinan (Goal 1 TPB) tahun
2030 dan mengakhiri segala bentuk malnutrisi (Goal 2 TPB).
GAMMARA'NA merupakan solusi dalam mengatasi
permasalahan stunting di Sulsel diantaranya; rendahnya cakupan
layanan intervensi spesifik seperti cakupan balita ditimbang di
posyandu (77%), cakupan ibu hamil mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD) (86,7%), cakupan remaja puteri mendapat TTD
(63,1%) tingginya prevalensi ibu hamil mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK) (16,9%), tingginya prevalensi wasting
(12,3%) dan underweight (19,6%).
Tidak optimalnya layanan intervensi spesifik disebabkan
keterbatasan jumlah tenaga gizi puskesmas, satu orang petugas
harus menjangkau seluruh desa dalam wilayah kerjanya baik

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 38
daerah terpencil maupun terisolir. Keterbatasan tenaga juga
menjadi penyebab pendistribusian paket intervensi gizi tidak
diketahui apakah dikonsumsi atau tidak oleh sasaran.
GAMMARA'NA dilaksanakan di Kabupaten Bone dan
Enrekang tahun 2020 pada 70 Desa Lokus dan tahun 2021 85
desa lokus. Penentuan desa lokus ditetapkan melalui SK Bupati.
Faktor yang mendasari pemilihan lokus karena tingginya sebaran
prevalensi stunting di Kabupaten Bone (37,3%) dan Enrekang
(42,7%) (RISKESDAS 2018). Selain itu, keduanya merupakan
kabupaten prioritas nasional penurunan stunting. Fokus kegiatan
GAMMARA\\\'NA melalui pendampingan gizi pada sasaran 1 000
hari pertama kehidupan yaitu Ibu hamil, Baduta (usia 0-23 bulan),
remaja putri dan prakonsepsi.
Inovasi GAMMARA’NA memiliki kebaruan yaitu
tersedianya Tenaga Pendamping Gizi Desa (TPGD) yang direkrut
secara khusus, melalui proses pelatihan kemudian ditempatkan
dan tinggal di desa lokus selama program berjalan. TPGD
dipantau langsung oleh Supervisor. Mendekatkan layanan gizi
langsung kepada sasaran yang menjadi prioritas pendampingan.
Kepastian pemberian paket intervensi gizi tepat sasaran meliputi
makanan tambahan, TTD, multivitamin taburia, kapsul kelor, susu
proten, dan dikonsumsi oleh Baduta (0-23 bulan), Ibu hamil,
remaja puteri dan prakonsepsi. Kepatuhan konsumsi TTD bagi ibu
hamil dan remaja putri juga dipantau langsung oleh TPGD.
Kolaborasi dan kerjasama dengan pemerintah desa dan lintas
sektor terkait yaitu KPM dan Ketahanan Pangan.
Contoh kolaborasi lintas sektor yang dilaksanakan di desa
lokus yaitu dukungan pemerintah desa melakukan pembagian
bibit sayur kepada masyarakat dan bersama TPGD bergotong
royong membuat kebun sayur sebagai sarana pemenuhan gizi
keluarga. Sehingga secara bertahap dan berkelanjutan desa lokus
terlibat aktif menurunkan angka stunting dan malnutrisi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 39
TPGD menjadi pemantik inovasi dan memberikan
dukungan serta layanan bagi keluarga untuk dapat mencegah dan
mengatasi permasalahan gizi keluarganya sendiri terutama
stunting dan malnutrisi. Kegiatan lain TPGD berupa
pemberdayaan masyarakat meliputi penggerakan masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat (GERMAS) yaitu senam bersama,
makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak meminum alkohol,
cek kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan lingkungan
dan pemakaian jamban.
Signifikansi

Program ini berdampak signifikan terutama pada kelompok


yang paling rentan terhadap permasalahan gizi yang
mengakibatkan stunting yakni anak usia 0-23 bulan (Baduta), ibu
hamil terutama yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK),
remaja putri dengan lingkar lengan atas (Lila)
Implementasi inovasi GAMMARA’NA tahun 2020
dilaksanakan pada periode Agustus-Desember (5 Bulan) dan
tahun 2021 dilaksanakan pada periode Juli sampai Desember (6
Bulan). Tenaga Pendamping Gizi Desa (TPGD) menetap di desa
lokus selama periode program berjalan dan intensif melakukan
pendampingan dengan cara mengunjungi sasaran berdasarkan
prioritas urgensi masalah gizi yang dialami. Sasaran dikunjungi
secara bergantian setiap pekan dengan membawa paket
intervensi dan memberikan edukasi. Selain itu, TPGD juga melihat
progress peningkatan kesehatan dan status gizi sasaran. Bagi
sasaran yang sudah pulih atau status gizinya sudah normal, maka
intensitas kunjungan TPGD kepada sasaran tersebut dikurangi.
Selanjutnya TPGD akan mengunjungi sasaran lain yang butuh
pendampingan gizi. Bagi Baduta dengan kasus gizi berat maka
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan bantuan
pemerintah desa dan juga dikoordinasikan dengan kecamatan,
Puskesmas hingga dinas kesehatan kabupaten dan provinsi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 40
Saat kunjungan pada sasaran, TPGD meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan Ibu balita dalam bentuk diskusi
dan konseling tentang pola pengasuhan yang baik, meliputi pola
pemberian makan, manfaat dan pentingnya hygiene sanitasi diri
dan lingkungan. Selain itu TPGD juga mendistribusikan paket
intervensi gizi dan memastikan paket tersebut dikonsumsi oleh
sasaran. Paket intervensi meliputi makanan tambahan bagi balita
dan Ibu hamil, tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja
puteri, multivitamin taburia bagi gizi kurang, kapsul kelor bagi ibu
hamil dan susu proten bagi balita gizi kurang.
Untuk mengukur dampak/hasil dari pendampingan gizi,
TPGD melakukan pengukuran antropometri untuk mengetahui
perkembangan status gizi sasaran dan dilakukan setiap bulan.
Evaluasi eksternal dilakukan melalui pertemuan dua bulanan yang
dihadiri oleh kepala desa, camat, lintas sektor terkait, dinas
kesehatan kabupaten dan provinsi untuk mengetahui kinerja
TPGD. Saat monitoring dan evaluasi TPGD memaparkan
progress hasil kegiatan dilapangan.
Dari hasil intervensi program GAMMARA’NA tahun 2020
terdapat penurunan prevalensi stunting di 40 Desa Lokus
Kabupaten Bone dari 13,3% menjadi 9,3%, dan 30 Desa Lokus
Kabupaten Enrekang menurun dari 22,01% menjadi 19,19%.
Tahun 2021 juga mengalami penurunan prevalensi stunting di 45
desa lokus Kabupaten Bone yaitu dari 17,00% menjadi 10,99%
dan 40 desa lokus Kabupaten Enrekang dari 28,72% menjadi
25,16%.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Survey Status Gizi
Indonesia (SSGI) tahun 2021, terdapat penurunan prevalensi
stunting yang cukup signifikan di Kabupaten Bone dan Enrekang.
Sebelum program GAMMARA’NA di Kabupaten Enrekang
prevalensi Stunting sebesar 42,7% (RISKESDAS 2018) turun

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 41
menjadi 31,9% (SSGI 2021), Kabupaten Bone (RISKESDAS
2018) 37,3 % turun menjadi 34,1% (SSGI 2021).
Jumlah sasaran yang didampingi tahun 2020 meliputi
Baduta sebanyak 988 anak, ibu hamil sebanyak 881 orang dan
remaja puteri sebanyak 214 orang. Tahun 2021 terdiri dari
Baduta sebanyak 3.708 anak, ibu hamil sebanyak 944 orang,
remaja putri sebanyak 2.784 orang dan prakonsepsi sebanyak
403 orang.

Cakupan jumlah balita yang datang ke posyandu dan


dipantau status gizinya untuk tahun 2020 adalah 93,71% dan
tahun 2021 adalah 90,3%. Paket intervensi gizi yang
didistribusikan tahun 2020-2021 adalah multivitamin taburia
sebanyak 47.918 dos, kapsul kelor sebanyak 1.181 botol, tablet
tambah darah remaja puteri sebanyak 47.718 butir, tablet tambah
darah ibu hamil sebanyak 68.043 butir, PMT ibu hamil sebanyak
5.375 dos, PMT Balita sebanyak 25.162 dos dan proten soya
sebanyak 12.042 dos.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Untuk mencapai target TPB, Dinas Kesehatan Provinsi


Sulawesi selatan melalui inovasi GAMMARA’NA menargetkan
prevalensi stunting pada tahun 2024 dapat diturunkan menjadi
14% sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM)
di masa mendatang yang cerdas dan produktif. Hal ini dapat
mendorong penurunan angka kemiskinan (Goal 1 TPB) di tahun
2030 dan dengan dikembangkannya Gerakan Masyarakat
Mencegah Stunting (GAMMARA’NA) dapat mengakhiri kelaparan
dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi
khususnya kelompok rawan gizi (bayi, balita, ibu hamil),
masyarakat miskin. Inovasi ini juga mengakhiri segala bentuk
malnutrisi terutama stunting, wasting, dan underweight (Goal 2
TPB). Program GAMMARA’NA juga berkontribusi dalam

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 42
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat di daerah lokus stunting (Goal 3 TPB).
Anak yang bebas stunting dan masalah gizi lain pada usia
0-23 bulan memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh optimal.
Selanjutnya kemampuan kognitifnya juga lebih baik dibandingkan
anak yang mengalami stunting dan tidak diselamatkan pada usia
Baduta. Saat memasuki dunia kerja juga lebih produktif. Sehingga
secara nasional dapat menurunkan angka kemiskinan. Investasi
kepada anak Indonesia hari ini, akan diperoleh manfaatnya dalam
rentang waktu yang tidak singkat namun berkontribusi besar
dalam kemajuan Bangsa Indonesia. Menyelamatkan periode
emas anak Indonesia hari ini berarti mempersiapkan generasi
terbaik Bangsa Indonesia.
Adaptabilitas

Inovasi ini sangat mungkin direplikasi di wilayah dengan


tantangan prevalansi stunting yang tinggi dengan menerapkan
pendekatan pelayanan gizi terintegrasi. Melalui pendampingan
gizi desa yang dilakukan oleh tim pendamping dan kader desa.
Tugas-tugas pendampingan dapat juga melibatkan kader
posyandu, PKK dan dasawisma yang terlebih dahulu perlu
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik
dan strategi pendampingan. Peran pemerintah desa menyediakan
bahan intervensi gizi bersumber dari pangan lokal dan alat
antropometri. Makanan tambahan berbasis pangan lokal ini
kemudian didistribusikan pada sasaran kelompok rawan gizi
sekaligus memberikan pembelajaran kepada masyarakat
bagaimana mengolah pangan lokal menjadi makanan tambahan
yang memiliki nilai gizi tinggi. Selain itu peran-peran pengasuhan
keluarga dapat dioptimalkan untuk memberi manfaat jangka
panjang bagi keluarga dampingan dan masyarakat sekitarnya
terutama keluarga yang mempunyai permasalahan yang sama.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 43
Di tingkat provinsi, pada tahun 2022 dilakukan
pengembangan program melalui perluasan wilayah menjadi 24
kabupaten/kota dengan jumlah desa lokus keseluruhan yaitu 240
desa lokus dimana setiap kabupaten/kota mendapat alokasi 10
desa lokus stunting. Kriteria pemilihan desa lokus Program
GAMMARA’NA tahun 2022 adalah memiliki kesamaan
karakteristik dengan lokasi sebelumnya yaitu:
1. Pada setiap kabupaten dipilih 10 desa lokus yang memiliki
prevalensi balita pendek (stunting) yang tinggi (>30%)
2. Desa lokus ditetapkan berdasarkan SK Bupati (SK
penetapan desa lokus dalam 8 Aksi Konvergensi Tahun
2022)
3. Pemerintah daerah (kabupaten/kecamatan/desa) memiliki
komitmen yang kuat dalam percepatan penurunan stunting.

Selama pelaksanaan program GAMMARA'NA dari tahun


2020 hingga saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
telah menerima kunjungan dari kabupaten/kota yang ingin
mengetahui bagaimana implementasi program GAMMARA'NA
dalam menurunkan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan Yaitu
Kunjungan DPRD Jeneponto tanggal 8 Januari tahun 2020 dan
tanggal 26 januari 2022.
Program GAMMARA\'NA telah diterbitkan dalam publikasi
media online dan jurnal Publikasi scientific Gammarana telah
berhasil menembus Journal International Bereputasi, terindex
Scopus, sebuah lembaga pengindeks yang unggul dan disitasi
oleh banyak peneliti di dunia. Publikasi Gammarana di Journal
Public Health Research, memberi bukti akuntabilitas yang visible
dapat dijadikan bahan belajar bagi pelaksana program dan peneliti
sepanjang masa, karena rekam jejaknya dapat diakses melalui
publikasi ini.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 44
Selain publikasi di Journal International Bereputasi,
Program Gammarana juga sudah dipresentasekan di Confrence
International pada taggal 28 Oktober 2021. Dengan Judul “ The
Quality Gammarana Implementation in Enrekang Distxrict
Reducing Stunting : Cross Sectional Study. Nama Confrence
International adalah The 2nd International Embracing Health
Inovation Throught Community Empowermant to Improve Patien
Quality of Life oleh 28-30 Oktober 2021 secara Virtual.
Keberlanjutan

Sumber daya yang digunakan dalam inovasi


GAMMARA’NA yaitu sumber daya keuangan yang bersumber dari
Anggaran APBD Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel. Dana yang
dianggarkan setiap tahun untuk inovasi GAMMARA’NA berbeda-
beda yaitu pada tahun 2020 sebesar 10 miliar, tahun 2021 akibat
refocussing anggaran sebesar 6 miliar dan tahun 2022 sebesar 10
miliar. Selain penganggaran dari DPA Dinas Kesehatan Provinsi
Sulsel, juga didukung penganggaran bersumber dari ADD Desa.
Anggaran Desa untuk program stunting Kabupaten Enrekang
sebesar 10% dari total anggaran. Hal ini dijelaskan dalam
Peraturan Bupati Enrekang no.29 tahun 2020 dan Peraturan
Bupati Bone No.36 tahun 2020 tentang peran desa dalam
pencegahan stunting. Anggaran yang dialokasikan untuk desa
lokus stunting digunakan untuk mendukung GAMMARA’NA
melalui pengadaan alat pengukuran antropometri terstandar,
makanan tambahan (PMT Lokal), susu ibu hamil KEK dan balita
gizi kurang.
Sumber daya manusia yang terlibat dalam inovasi
GAMMARA’NA yaitu tenaga pendamping gizi desa (TPGD)
berjumlah 70 orang tahun 2020, TPGD tahun 2021 sebanyak 85
orang, dan tahun 2022 meningkat menjadi 240 orang. SDM lain
yang berkontribusi dalam inovasi GAMMARA’NA yaitu dari pihak
perguruan tinggi yaitu Poltekkes Kemenkes Makassar dan FKM

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 45
Universitas Hasanuddin, lintas program, dan lintas sektor.
Pemerintah daerah (bupati, camat, kepala desa) dan OPD terkait
dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan evaluasi inovasi
GAMMARA’NA. Selain itu, dilakukan pula advokasi kepada
pemerintah daerah (kepala desa, camat, bupati) untuk
memasukkan program pencegahan stunting dalam musrembang
desa maupun kecamatan. Dari sisi perguruan tinggi telah
melakukan publikasi dan sharing data informasi gambaran
kegiatan program GAMMARANA baik melalui media massa/
media digital dan publikasi pada jurnal internasional.
Keberlanjutan inovasi GAMMARANA tahun 2022
direncanakan dilakukan pengembangan inovasi melalui perluasan
wilayah menjadi 24 kabupaten/Kota dengan jumlah Desa lokus
keseluruhan yaitu 240 desa lokus dimana setiap kabupaten/kota
mendapat alokasi 10 desa Lokus Stunting. Adapun strategi
keberlanjutan inovasi GAMMARA’NA adalah melalui Strategi
Institusional meliputi 1). Penetapan SK Gubernur N0.549/II/Tahun
2021 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Percepatan
penurunan stunting Provinsi Sulawesi selatan, Selanjutnya SK
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penanganan Stunting GAMMARANA melalui
Pendampingan dalam pemanfaatan Paket intervensi gizi pada
anak dan ibu hamil No.440.2.1/07255/tahun 2020 dan
No.440.2.1/03664/DISKES/2021, 2). SK Tentang Penetapan
Desa Lokus Stunting Kabupaten Bone No.143 Tahun 2020 dan
SK Bupati Bone No.304 tahun 2020, serta SK Bupati Enrekang
No.366/KEP/VI/2020 tahun 2021. Selanjutnya MOU Dengan
Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel tentang Pemberian TTD bagi
remaja puteri se-Sulsel, Penandatanganan komitmen dengan
PKK 24 Kab/Kota se-Sulsel Tentang Gerakan bersama minum
TTD Remaja Puteri. Strategi Sosial dapat dilihat dari peran
pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat diwilayah lokus
untuk menjaga konsistensi dan mematuhi anjuran pendamping,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 46
memberikan asupan gizi dan aktif membawa balitanya ke
posyandu. Selanjutnya Strategi Manajerial: TPGD meningkatkan
kapasitas pengetahuan kader posyandu terkait kegiatan
pendampingan gizi guna keberlanjutan program.
Dari aspek kekuatan kelembagaan berupa komitmen Dinas
Kesehatan untuk mencapai target misi pemerintah Provinsi untuk
masyarakat Sulsel sehat dan cerdas. Selain itu dukungan
pemerintah Kabupaten dalam pelaksanaan inovasi
GAMMARA’NA yang disahkan dalam bentuk Peraturan Bupati.
Hal ini tergambar dari dikeluarkannya Perbup Bone No.36 Tahun
2020 dan Perbup Enrekang no.29 tahun 2020 tentang peran
pemerintah Desa dan kelurahan dalam Pencegahan stunting
terintegrasi, Sehingga dalam implementasi kegiatan
pendampingan di lapangan Ikut mendukung baik dari aspek
pendanaan maupun penyediaan sarana dan prasarana.
Hal menarik dari kegiatan Pendampingan gizi di desa
lokus, TPGD selain memberikan dukungan dan layanan bagi
keluarga untuk dapat mencegah dan mengatasi permasalahan
gizi keluarganya terutama stunting, gizi buruk dan gizi kurang juga
melakukan pemberdayaan masyarakat dan berkolaborasi dengan
Lintas sektor dan lintas program terkait. Dalam era konvergensi
penanggulangan stunting di desa, TPGD juga terlibat dalam
pemanfaatan dana stunting yang bersumber dari dana desa
sehingga menginisiasi lahirnya inovasi-inovasi pencegahan
stunting di desa lokus.

Dokumen lengkap inovasi dapat diakses pada


URL: https://bit.ly/DokumenKeberlanjutanGAMMARANA
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Dalam mengembangkan inovasi GAMMARA’NA


melibatkan Lembaga Pemerintah maupun Non Pemerintah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 47
Adapun Rincian Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah
yang terlibat antara lain:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,
Mengalokasikan penganggaran Inovasi GAMMARANA
kemudian Melakukan Proses Rekruitmen, pelatihan
Tenaga Pendamping Gizi dan Evaluasi kegiatan serta
bimbingan teknis di Desa Lokus dengan anggaran 10
Milyar untuk tahun 2022.

2. Politeknik Kesehatan Makassar dan FKM Universitas


Hasanuddin guna penyediaan Tenaga Lulusan Gizi yang
dilibatkan dalam inovasi ini melalui proses seleksi dan
perekrutan.
3. BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan,
mendukung proses perencanaan dan pengalokasian
anggaran inovasi GAMMARA’NA.
4. Dinas Pendidikan, memfasilitasi Tenaga Pendamping Gizi
dalam pendistribusian Tablet Tambah darah bagi Remaja
Puteri di sekolah.
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, memfasilitasi
Anggaran penanganan stunting di Desa melalui dana ADD
Desa sebesar 10% dari ADD Desa lokus.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Bone dan Enrekang untuk
menyediakan sarana dan prasarana, serta memfasilitasi
kegiatan pendampingan gizi termasuk tempat tinggal bagi
Tenaga Pendamping Gizi dan mendukung terlaksananya
inovasi GAMMARA’NA di desa lokus.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 48
INOVASI
MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) Ke Perpustakaan

Nama Unit Pelayanan : Dinas Perpustakaan Kota


Makassar
Nama Inovator : Tulus Wulan Juni, S.Sos
Kontak Person : 0852 4243 7564
Email : twj_19@yahoo.co.id

Tanggal Implementasi Inovasi


Friday, 22 February 2019
Instansi : Pemerintah Kota Makassar
Kelompok Umum
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/IpE4p1aOzR8
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1oru0uB7iHbqQGqFPK0s7eM4C0
ER3_r73/view?usp=sharing

Ringkasan

Keberadaan tenaga Perpustakaan adalah sumber daya


yang utama yang menggerakkan sumber daya lainnya di
Perpustakaan. Setiap tahun rata-rata ada 200 orang alumni
jurusan ilmu perpustakaan dari Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin yang 40 % belum terserap ke Perpustakaan padahal

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 49
kehadiran Perpustakaan terus tumbuh diberbagai daerah dan
sangat membutuhkan tenaga perpustakaan yang profesional.
Keterbatasan tenaga Perpustakaan termasuk tenaga
Perpustakaan Umum Kota Makassar dalam memberikan
pelayanan tentunya akan mempengaruhi nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Dinas Perpustakaan Makassar. Nilai IKM Dinas
Perpustakaan Kota Makassar Tahun 2019 masih diangka 77,03.
Sehingga antara alumni dan lembaga penyelenggara
perpustakaan belum ada titik temu yang sebenarnya saling
membutuhkan. Olehnya itu, Dinas Perpustakaan Kota Makassar
yang memiliki tanggung jawab melakukan pembinaan berbagai
jenis perpustakaan termasuk menyelenggarakan layanan
Perpustakaan Umum Kota Makassar terpanggil untuk bisa
mengatasi masalah tersebut sekaligus membuka lapangan
pekerjaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dengan membuat
program inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan.

Nama MARIKI diambil dari bahasa Makassar sehari-hari


Mariki’ yang berarti ajakan “Ayo”. Sehingga MARIKI dapat
diartikan ajakan ayo mengikuti magang yang selanjutnya setelah
mengikuti magang selama maksimal 6 bulan di Perpustakaan
Umum Kota Makassar siap disalurkan ke dunia kerja. Hasil dari
MARIKI akhirnya dapat memberikan konstribusi pada peningkatan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Dinas Perpustakaan Kota
Makassar. Tahun 2021 IKM naik menjadi 80,83 dan tertinggi dari
seluruh SKPD di Kota Makassar. Jumlah peserta MARIKI terus
meningkat, tahun 2019 baru 8 orang dan 2 orang terserap kerja.
Tahun 2021 ada 17 orang peserta atau naik 213% dan 17 orang
telah terserap kerja atau naik 850 %. Kemudian konstribusi inovasi
ini kepada lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan dalam penyerapan
kedunia kerja terus meningkat. Tahun 2019 masih diangka 1,6 %
dan tahun 2021 naik menjadi 8,5 % dari jumlah lulusan dan
mengurangi angka pegangguran di Kota Makassar 0,02%.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 50
Tentunya jumlah ini akan terus meningkat seiring pengembangan
perpustakaan yang berkesesuaian dengan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP).
Ide Inovatif

Jumlah Perpustakaan yang terus tumbuh khususnya di


Kota Makassar belum dibarengi dengan ketersediaan jumlah
tenaga perpustakaan yang profesional termasuk tenaga
perpustakaan di Perpustakaan Umum Kota Makassar dan
Perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan Kota Makassar
termasuk Perpustakaan Sekolah SD dan SMP. Kurangnya tenaga
perpustakaan dan belum adanya tenaga yang profesional
mengelola perpustakaan akan mempengaruhi kegiatan
pelayanan Perpustakaan salah satunya mempengaruhi indikator
Indeks Kepuasan Masyarakat.

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dinas


Perpustakaan Kota Makassar pada tahun 2019 masih diangka
77,03. Di satu sisi terdapat 40% dari rata-rata 200 orang alumni
jurusan ilmu perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar belum terserap ke dunia kerja. Masalah ini
tentunya dapat menimbulkan pengangguran terbuka apalagi di
usia yang masih produktif. Olehnya itu, salah satu Pustakawan
Dinas Perpustakaan Kota Makassar merasa terpanggil dan
menawarkan program inovasi magang khusus alumni untuk
dijadikan salah satu solusi oleh Dinas Perpustakaan sebagai
pembina perpustakaan di Kota Makassar.

Setelah mendapatkan persetujuan pimpinan maka pada


tanggal 22 Februari 2019, informasi program Magang Mandiri
disebarkan melalui media sosial oleh Pustakawan dan diberitakan
pertama kali dimedia online pada tanggal 23 Februari 2019.
Melalui program inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni)
ke Perpustakaan maka para alumni magang selanjutnya akan
mengisi kebutuhan tenaga perpustakaan di Perpustakaan binaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 51
Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Nama MARIKI diambil dari
bahasa Makassar sehari-hari yakni Mari ki’ yang berarti ajakan
‘Ayo’. Sehingga MARIKI dapat diartikan sebagai ajakan ayo
mengikuti magang dan bekerja di Perpustakaan.
Tujuan inovasi ini adalah:
1. Meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dinas
Perpustakaan khususnya pada peningkatan layanan di
Perpustakaan Umum Kota Makassar.

2. Memberikan wadah kepada alumni jurusan ilmu perpustakaan


untuk memperoleh pengalaman kerja di Perpustakaan Umum
Kota Makassar.

3. Memberikan Konstribusi kepada Perguruan Tinggi yang


memiliki Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk penyerapan
ke lapangan kerja sesuai bidangnya dan mengurangi
pengangguran di Kota Makassar.
4. Memenuhi kebutuhan tenaga Perpustakaan di seluruh
Perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan Kota Makassar.

Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke


Perpustakaan diperuntukkan untuk Alumni Jurusan Ilmu
Perpustakaan agar setelah mengikuti magang, bisa langsung
terserap bekerja di berbagai jenis Perpustakaan binaan Dinas
Perpustakaan Kota Makassar. Inovasi MARIKI (Magang Mandiri
Khusus Alumni) ke Perpustakaan selaras dengan kategori yang
dipilih yakni efektifitas institusi publik untuk mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) khususnya membuka
kesempatan kerja yang layak bagi semua termasuk pemuda,
mengurangi tingkat pengangguran terbuka atau proporsi usia
muda yang tidak bekerja dan usia muda yang tidak sekolah,
bekerja dan mengikuti pelatihan serta dapat mewujudkan layanan
perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 52
Dengan adanya inovasi ini, para alumni jurusan ilmu
perpustakaan mendapatkan wadah/ tempat dan setelah mengikuti
pembekalan melalui magang di Perpustakaan Umum Kota
Makassar mereka dapat mandiri dan bisa langsung disalurkan
untuk bekerja di Perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan Kota
Makassar. Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan salah satu solusi untuk mengurangi masalah
pengangguran terbuka di Kota Makassar apalagi alumni jurusan
ilmu perpustakaan adalah usia produktif yang memiliki keahlian
khusus terkait ilmu perpustakaan dan tenaganya sangat
dibutuhkan di Perpustakaan.

Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke


Perpustakaan sangat berkonstribusi dalam pembinaan dan
pengembangan Perpustakaan di Kota Makassar. Ada 4 (empat)
Keunikan dari inovasi ini, yakni:
1. Inovasi Baru. Program magang biasanya dibuka untuk
mereka yang sudah bekerja untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya tetapi program Magang
ini dikhususkan bagi mereka yang belum bekerja untuk
disiapkan bekerja di Perpustakaan dengan pembekalan
khusus;
2. Solusional, Inovasi ini menjadi salah satu solusi untuk
memenuhi kebutuhan tenaga perpustakaan yang mendesak
baik di Perpustakaan Umum maupun di Perpustakaan
binaan Dinas Perpustakaan Kota Makassar;
3. Membuka Kesempatan Bekerja, setelah mengikuti Magang
Mandiri ini peserta akan diserap ke berbagai jenis
perpustakaan yang membutuhkan;
4. Mewujudkan Kemandirian, program ini dapat mengurangi
masalah pengangguran terbuka sehingga para alumni dapat
mandiri dan sekaligus memperbaiki keadaan ekonomi
keluarganya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 53
Signifikansi
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan dilaksanakan dengan berkolaborasi antara Dinas
Perpustakaan Kota Makassar dengan Komunitas Magang Alumni
Jurusan Ilmu Perpustakaan (Koma Jip). Koma Jip sebagai pihak
eksternal dipercaya merekrut peserta Magang Mandiri dari Alumni
Jurusan Ilmu Perpustakaan. Alur kerja sesuai dengan Skema
yang telah ditetapkan dan berpedoman dengan Juknis MARIKI .

Tahapan MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke


Perpustakaan sebagai berikut:
1. Sosialisasi program kesekolah binaan dan alumni jurusan
ilmu perpustakaan baik langsung maupun tidak langsung
yakni melalui media sosial/ media online oleh Dinas
Perpustakaan dan Koma Jip;

2. Permintaan kebutuhan tenaga perpustakaan baik dari


Perpustakaan Umum Kota Makassar maupun dari
Perpustakaan binaan ke Dinas Perpustakaan;

3. Permintaan Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dari Dinas


Perpustakaan ke Koma Jip;

4. Komunitas Koma Jip melakukan rekrutmen


peserta magang mandiri dengan pendaftaran peserta
Wawancara Pembekalan dan Tes Awal/ Pre-test. melalui
media sosial instagram Koma Jip;
5. Komunitas Koma Jip membawa peserta Magang ke Dinas
Perpustakaan untuk: Pengarahan Sebelum Mengikuti
Magang Pengisian Surat Pernyataan Magang Mandiri
6. Peserta Magang selanjutnya ditempatkan di Perpustakaan
Umum Kota Makassar selama maksimal 6 bulan;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 54
7. Setelah Magang selesai, peserta disalurkan ke Sekolah
yang membutuhkan;
8. Pemantauan Alumni Magang yang telah disalurkan ke
Perpustakaan Binaan oleh Dinas Perpustakaan dan
Komunitas Koma Jip melalui kegiatan pembinaan
perpustakaan.
Untuk menjaga efektifitas inovasi ini maka evaluasi internal
yang dilakukan yakni secara berkala Bidang Pengembangan
Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas
Perpustakaan Kota Makassar yang dibantu oleh Pustakawan
mengevaluasi pelaksanaan Inovasi MARIKI (Magang Mandiri
Khusus Alumni) ke Perpustakaan mulai dari penerimaan peserta
dari Komunitas Koma Jip dengan surat pernyataan bermaterai,
pengawasan kegiatan magang hingga penyaluran ke
perpustakaan binaan yang membutuhkan. Sedangkan untuk
evaluasi external maka digunakan hasil Survei Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) atas Layanan Dinas Perpustakaan dari
Balitbangda Kota Makassar, Data BPS, tanggapan dari pimpinan
unit perpustakaan yang telah menerima alumni Magang Mandiri
(Lokasi Penyaluran).
Indikator yang digunakan dalam evaluasi Inovasi MARIKI
(Magang Mandiri Khusus Alumni) ke Perpustakaan adalah nilai
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dinas Perpustakaan Kota
Makassar dari Balitbangda Kota Makassar, jumlah peserta yang
mengikuti program MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan dan Jumlah peserta Magang Mandiri yang
disalurkan ke berbagai jenis Perpustakaan, Konstribusi Inovasi
MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke Perpustakaan
kepada Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dalam penyerapan
kedunia kerja setiap tahunnya, Data BPS dan jumlah peserta
magang mandiri yang telah disalurkan ke Perpustakaan binaan
Dinas Perpustakaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 55
Hasil Evaluasi menunjukkan dampak peningkatan sebagai
berikut:
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan Dinas
Perpustakaan Kota Makassar meningkat. Tahun 2019, IKM
masih di angka 77,03 dan tahun 2021 naik menjadi 80,83
dan tertinggi dari seluruh SKPD di Kota Makassar;
2. Jumlah peserta Magang setiap tahunnya meningkat. Tahun
2019, baru 8 orang dan 2 orang terserap bekerja. Tahun
2021 bertambah 17 orang peserta atau naik 213% dan 17
orang telah terserap bekerja atau naik 850%.
3. Konstribusi inovasi ini kepada Alumni Jurusan Ilmu
Perpustakaan dalam penyerapan kedunia kerja setiap
tahunnya meningkat. Tahun 2019 masih diangka 1,6% dan
tahun 2021 meningkat 8,5% dari jumlah lulusan dan
mengurangi angka pegangguran 0,02% dari angka
pengangguran di Kota Makassar sebanyak 110.828 orang
(Data BPS 2020);

4. Persentase Alumni MARIKI yang disalurkan bekerja di


Perpustakaan binaan meningkat setiap tahunnya. Tahun
2019 penyaluran Alumni magang mandiri baru 022% dan
tahun 2021 naik menjadi 1,43% dari jumlah 1.824 unit
Perpustakaan binaan. Untuk menyesuaikan layanan inovasi
MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke Perpustakaan
di tengah pandemi Covid-19 maka proses tahapan
rekrutmen peserta Magang Mandiri dilakukan melalui media
sosial termasuk pendaftaran peserta melalui google form,
kegiatan-kegiatan rapat, sosialisasi program, pembekalan
dan wawancara peserta magang melalui zoom meting dan
google meeting. Koma Jip juga membuat video tutorial
pendaftaran yang disebarluaskan melalui media sosial.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 56
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan
khususnya tujuan global ke 8 yakni meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang
produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk
semua dengan target 8.5 dan 8.6 yakni pada tahun 2030,
mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak
bagi semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan
penyandang difabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya dan mengurangi proporsi usia muda yang
tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan dan pelatihan.
Konstribusi tersebut dilakukan dengan upaya menciptakan
kesempatan kerja melalui inovasi MARIKI (Magang Mandiri
Khusus Alumni) karena menciptaan kesempatan kerja, tidak
hanya akan menghasilkan peluang kerja yang layak namun juga
pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, inklusif dan dapat
mengurangi kemiskinan apalagi angka pengangguran di Kota
Makassar sebanyak 15,92% atau 110.828 orang dari jumlah
angkatan kerja yakni 696.158 orang (Data BPS 2020).
Hasilnya Inovasi MARIKI akhirnya dapat mengurangi
angka pegangguran di Kota Makassar sebanyak 0,02%.
Walaupun angkanya masih kecil namun akan menjadi dukungan
positif yang baik bagi perekonomian dan masyarakat serta
mendorong pembangunan berkelanjutan melalui capaian
indikator mencegah pengangguran di usia produktif apalagi para
alumni ini telah memiliki pengetahuan khusus yakni ilmu
perpustakaan.
Adaptabilitas
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 57
merupakan program inovasi yang belum pernah dilaksanakan di
perpustakaan daerah manapun di Indonesia. Kehadiran inovasi ini
sangat strategis dan mulai dilirik karena memiliki potensi untuk
direplikasi oleh Kabupaten/ Kota yang ada di Indonesia khususnya
Dinas Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang
berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan memiliki tanggung jawab membina
perpustakaan yang ada didaerahnya. Beberapa daerah dari luar
Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Intan Jaya Papua sudah
berkunjung dan berkonsultasi ingin mengadopsi inovasi magang
mandiri ini. Inovasi MARIKI ini juga menjadi lokus Studi Lapangan
(Stula) LATPIM IV Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
Angkatan VIII Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara
daring pada tanggal 19 Juli 2021.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif


Bando secara khusus memberikan testimoni dan sangat
mendukung dan menyukai program magang mandiri ini karena
dapat menjadi wadah para alumni untuk mencari pengalaman
sebelum terjun ke dunia kerja. Alumni/ Keluaran MARIKI (Magang
Mandiri Khusus Alumni) setiap saat sudah ditunggu-tunggu oleh
beberapa perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan Kota
Makassar khususnya Perpustakaan Sekolah SD dan SMP
sederajat bahkan Perpustakaan SMA binaan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan meminta juga
tenaga untuk perpustakaannya melalui program inovasi MARIKI
dan Dinas Perpustakaan daerah lainnya yang ingin meminta
keluaran dari Alumni Magang Mandiri Dinas Perpustakaan Kota
Makassar.

Inovasi ini tentunya banyak manfaat dan kedepannya


sangat berpotensi direplikasi oleh Perpustakaan Daerah lain
karena dampaknya selain dapat membantu mengatasi kurangnya
tenaga perpustakaan juga bisa membantu para alumni jurusan
ilmu perpustakaan untuk memperoleh pekerjaan di berbagai jenis

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 58
perpustakaan yang membutuhkan. Kemudian program ini akan
meningkatkan peran Perpustakaan Daerah dalam menjalankan
fungsi pembinaan perpustakaan di daerahnya karena
perpustakaan binaan akan mengharapkan dukungan dari masing-
masing perpustakaan daerahnya untuk pengembangan
perpustakaannya khususnya penyediaan tenaga perpustakaan
yang profesional dan berkesesuaian dengan Standar Nasional.
Jika inovasi ini telah direplikasi di semua Perpustakaan
Umum Daerah sebagai fungsi pembinaan perpustakaan
daerahnya maka akan semakin banyak lagi alumni jurusan ilmu
perpustakaan yang terserap ke dunia kerja dan selaras sesuai
bidang ilmunya. Inovasi MARIKI ini telah dilengkapi Juknis
Operasional, Skema Tata Kelola dan Panduan pelaksanaan
proses magang yang menjadi pegangan para peserta magang
mandiri yang berisi 6 komponen pokok yakni: (1) Pengembangan
Koleksi, (2) Pengolahan Bahan Perpustakaan, (3) Pelayanan
Perpustakaan, (4) Pemasyarakatan/ Promosi Perpustakaan, (5)
Pelestarian Bahan Perpustakaan dan (6) Pelaporan
Perpustakaan. Enam Komponen pokok tersebut dituangkan juga
dalam dokumen pre-test dan post-test sebagai syarat pemberian
sertifikat kepada para peserta MARIKI.
Keberlanjutan

Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke


Perpustakaan digerakkan dengan berbagai sumber daya untuk
menjamin keberlanjutannya. Untuk sumber daya manusia yang
terlibat dalam program ini adalah pustakawan dan staf dari Dinas
Perpustakaan Kota Makassar yang bertugas sebagai penerima
dan sebagai pengawas peserta MARIKI di unit layanan
Perpustakaan Umum Kota Makassar sekaligus memberikan
pendampingan dan mempersiapkan penyaluran ke perpustakaan
binaan yang membutuhkan. Kemudian tenaga dari unsur ekternal
yakni Komunitas Magang Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 59
(Koma Jip) yang memiliki tugas merekrut dan melakukan
pembekalan kepada peserta MARIKI. Sedangkan sumber daya
keuangan didukung melalui Bidang Pengembangan
Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas
Perpustakaan pada kegiatan pembinaan perpustakaan umum dan
perpustakaan sekolah.
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan digerakkan dengan sinergitas antara Komunitas
Magang Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan (Koma Jip) sebagai
mitra ekternal yang bertanggung jawab melakukan proses
rekrutmen peserta Magang Mandiri dan melakukan pembekalan
serta pendampingan. Kemudian kerjasama dengan perpustakaan
binaan khususnya perpustakaan sekolah untuk pemenuhan
kebutuhan tenaga perpustakaan yang profesional sesuai dengan
standar ketenagaan dalam Standar Nasional Perpustakaan
(SNP). Untuk memastikan keberlanjutan inovasi ini maka Dinas
Perpustakaan Kota Makassar menjalin pendekatan dengan
beberapa pihak khususnya lembaga yang menghasilkan alumni
jurusan Ilmu Perpustakaan di Kota Makassar seperti Universitas
Islam Negeri Alauddin dan Universitas Islam Makassar dan para
penyelenggara perpustakaan khususnya perpustakaan SD dan
SMP di Kota Makassar sebagai penerima manfaat ketenagaan
yang juga perpustakaan sekolah binaan. Sinergitas ini akan
menghasilkan kekuatan besar yang saling menguntungkan semua
pihak. Lulusan dari Universitas terjamin dunia kerjanya sedangkan
perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan ketenagaannya.
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan merupakan program strategis yang tentunya
dengan banyak manfaat yang dihasilkan selain membuka
lapangan pekerjaan bagi Alumni Ilmu Perpustakaan juga dapat
memenuhi kebutuhan tenaga perpustakaan di Kota Makassar
sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Olehnya
itu, Inovasi MARIKI sebagai salah satu kegiatan pembinaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 60
perpustakaan telah dimasukkan dalam Rencana Strategis Dinas
Perpustakaan Kota Makassar, program utama RPJMD dan
ditetapkan dalam SK Inovasi Daerah. Selain penguatan program
di kelembagaan dan sinergitas mitra, Inovasi MARIKI (Magang
Mandiri Khusus Alumni) ke Perpustakaan dapat berjalan dengan
mudah karena telah dilengkapi SOP Pembinaan Perpustakaan
dan Juknis MARIKI. Terkhusus juknis MARIKI ini sangat
membantu kelancaran pembagian tugas antara Dinas

Perpustakaan Kota Makassar dan mitra eksternal dalam


hal ini Komunitas Magang Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan
(Koma Jip) sehingga semuanya dapat mengetahui tahapan yang
mereka akan lakukan sesuai peran dan tanggung jawabnya
masing-masing dan menjamin keberlanjutan program ini.
Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke
Perpustakaan secara tidak langsung ikut memberdayakan
komunitas alumni jurusan ilmu perpustakaan untuk bersama-
sama berperan menyediakan tenaga perpustakaan sesuai
kebutuhan perpustakaan yang berkesesuaian dengan Standar
Nasional Perpustakaan (SNP). Komunitas Magang Alumni
Jurusan Ilmu Perpustakaan (Koma Jip) didorong dan diberi
kepercayaan untuk merekrut dan melakukan pembekalan kepada
peserta khususnya kode etik profesi pustakawan. Sehingga
komunitas Koma Jip memiliki rasa tanggung jawab atas kualitas
keluaran peserta Magang Mandiri baik pendidikan, keterampilan
maupun sikapnya untuk memberikan pelayanan terbaik pada saat
ditempatkan bekerja di Perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan
Kota Makassar.
Kehadiran inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus
Alumni) ke Perpustakaan sangat dibutuhkan oleh alumni jurusan
ilmu perpustakaan yang belum semuanya terserap ke dunia kerja.
Selain itu, kehadiran berbagai jenis perpustakaan sangat
membutuhkan tenaga perpustakaan yang profesional berlatar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 61
belakang ilmu perpustakaan. Olehnya itu, Dinas Perpustakaan
Kota Makassar memberikan salah satu solusi mempertemukan
alumni dan Lembaga Penyelenggara Perpustakaan yang sama-
sama saling membutuhkan melalui inovasi ini. Keberhasilan
inovasi ini sangat didukung oleh regulasi dan juga kesadaran
Lembaga Penyelenggara Perpustakaan untuk memberdayakan
para alumni jurusan ilmu perpustakaan karena merekalah penentu
dan sekaligus menjadi kendala dalam inovasi ini. Olehnya itu,
Dinas Perpustakaan Kota Makassar dan Koma Jip menyiapkan
tenaga yang berkualitas dan siap bekerja melalui MARIKI
(Magang Mandiri Khusus Alumni).
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus Alumni) ke


Perpustakaan dilaksanakan dengan kolaborasi berbagai pihak
untuk saling menerima manfaat bersama. Dinas Perpustakaan
Kota Makasar berkoordinasi kepada seluruh komponen
pendukung baik internal maupun eksternal khususnya pihak
stakeholder diberbagai jenis perpustakaan binaan termasuk
perpustakaan sekolah sebagai penerima keluaran peserta
Magang Mandiri. Koordinasi tersebut dalam rangka menjamin
pelaksanaan program inovasi MARIKI (Magang Mandiri Khusus
Alumni) ke Perpustakaan yang berkelanjutan. Berikut ini yang
terlibat dalam pelaksanaan Inovasi:
Dinas Perpustakaan Kota Makassar melalui Bidang
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran
Membaca dan tim pengelola layanan Perpustakaan Umum
sebagai pelaksana dan pengendali kegiatan inovasi ini
memastikan seluruh tahapan dari proses rekrutmen peserta,
pelaksanaan hingga penyaluran peserta ke dunia kerja dan
evaluasi program berlangsung dengan baik;
Komunitas Magang Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan
(Koma Jip) sebagai mitra ekternal Dinas Perpustakaan Kota

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 62
Makassar diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk
merekrut peserta Magang Mandiri dan melakukan pembekalan,
pendampingan serta menjadi wadah bersama para alumni yang
telah mengikuti Magang Mandiri;
Pihak penyelenggara Perpustakaan khususnya
Perpustakaan binaan dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar,
seperti Perpustakaan Sekolah yang membutuhkan tenaga
perpustakaan profesional sebagai tempat menerima keluaran
peserta Magang Mandiri untuk selanjutnya diangkat menjadi
tenaga perpustakaannya. Pihak penyelenggara perpustakaan
secara berkala melaporkan ke Dinas Perpustakaan terkait tenaga
perpustakaanya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 63
INOVASI
PEDULI PNS (PROGRAM EDUKASI DAN LAYANAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL)
Nama Unit Pelayanan : BKPSDM Daerah Kota
Parepare
Nama Inovator : Adriani Idrus, SP. MM
Kontak Person : 081 355 747 001
Email : bkpsdmd.pareparekota
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Friday, 17 January 2020
Instansi : Pemerintah Kota Parepare
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=3HuaKbooGLY
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1zAjoRNCV9OKtRfpFBF9L
5wfh-NiM8sfB?usp=sharing

Ringkasan

Program Edukasi dan Layanan Administrasi Kepegawaian


Pegawai Negeri Sipil (Peduli PNS) Kota Parepare, dikembangkan
sebagai bentuk komitmen BKPSDMD untuk meningkatkan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 64
pelayanan, pada kelompok pegawai yang akan pensiun,
keluarganya, pegawai yang sakit, miskin dan rentan. Inovasi ini
melibatkan berbagai stakeholder: Badan Keuangan Daerah, PT.
Taspen Makassar, Badan Kepegawaian Negara, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, RSUD A.Makkasau,
Kecamatan dan Kelurahan, inovasi ini, memberikan jaminan
kemudahan pelayanan kepegawaian yang diberikan melalui satu
pintu.

Inovasi ini berdampak signifikan kepada kelompok


pensiunan yang rata-rata telah berusia lansia, keluarga pensiunan
PNS yang meninggal, serta pegawai yang sakit dan ODGJ (Orang
Dengan Gangguan Jiwa). Mereka tidak perlu lagi mendatangi
beberapa kantor (7 instansi), cukup mendatangi BKPSDMD untuk
pengurusan berkasnya. Dengan adanya inovasi ini, 100% PNS
pensiun dilayani, pengurusan berkasnya tuntas, mendapatkan
JHT,JKK,JKM, dibayarkan gaji pensiun/janda/duda, dengan
mempersingkat waktu pelayanan menjadi ±1-3 bulan. Biaya
pengurusan Rp.0,- sebelumnya ada biaya yang harus mereka
keluarkan karena dibantu oleh Pihak III. Dengan adanya inovasi
ini tersedia data PNS pensiun secara terpilah, PNS menderita
sakit, ODGJ.
Melalui Peduli PNS, pelayanan pengurusan administrasi
kepegawaian bagi pegawai, keluarga PNS yang meninggal dunia
dan Pensiunan, serta pelayanan status kepegawaian bagi PNS
sakit dan ODGJ, menjadi berkualitas, mudah dijangkau, setara
dan merata dengan PNS yang masih aktif.
Latar Belakang

Badan Kepegawaian & Pengembangan SDM Daerah


(BKPSDMD) melaksanakan tugas pemerintahan bidang
manajemen kepegawaian, memperlakukan dan menumbuhkan
sikap kepedulian yang tinggi terhadap SDM agar memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi, dan memberikan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 65
pelayanan kepada masyarakat dengan optimal. Bentuk sikap
empati yang tinggi yaitu menghadirkan pelayanan kepegawaian
yang prima kepada seluruh PNS, termasuk pegawai yang akan
memasuki pensiun. Masa purna tugas merupakan hak bagi PNS
yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
BKPSDMD melayani ±3600 pegawai, dimana rata-rata 5% tiap
tahunnya akan pensiun, belum termasuk pegawai yang
pensiun karena meninggal dan diberhentikan. Hasil baseline
survey Tahun 2019/2020 terhadap pegawai yang akan
pensiun, menunjukkan 50% pegawai menginginkan :
- Berkas pensiunnya untuk diuruskan, tanpa harus
mendatangi beberapa instansi yang akan menguras tenaga,
waktu dan materi untuk pengurusan berkas pensiun.
- Pegawai dan keluarga PNS yang meninggal dunia
didampingi terkait pengurusan berkas pensiun, untuk
mendapatkan hak JHT,JKK,JKM serta gaji pensiun, karena
mereka tidak mengetahui cara pengurusannya dan mereka
merasa terlalu berbelit-belit.
- Menyiapkan diri lebih positif dalam menghadapi masa
pensiun sehingga hidup pasca Pensiun menjadi lebih
bermakna, bahagia, dan penuh syukur.
- Disamping itu, belum terdatanya pegawai yang tidak
produktif karena sakit dan perlu segera diberhentikan,
menambah permasalahan dalam proses pelayanan
pengurusan pensiun oleh BKPSDMD.
Tujuan
- Melayani pengurusan berkas pensiun melalui “Satu Pintu”
dengan memberikan kemudahan pengurusan berkas.
- Mempersingkat waktu dan biaya pengurusan berkas dan
menghilangkan peran Pihak III (calo).
- Membantu keluarga pensiunan dalam pengurusan berkas
pensiun melalui sistem jemput bola sampai dengan terbitnya
SK Pensiun untuk dipergunakan mendapatkan hak
JHT,JKK,JKM serta gaji pensiun secara tepat waktu.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 66
- Fasilitasi pemberian pembekalan kepada pensiunan agar
tidak mengalami post power syndrome berupa pembekalan
wirausaha pasca pensiun serta menumbuhkan jiwa
kemandirian. Dengan memperkuat peran keluarga
memberikan motivasi kepada mereka
- Melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pegawai
yang sakit terkait status kepegawaiannya.

Kesesuaian dengan Kategori

Inovasi ini secara spesifik dilaksanakan sebagai upaya


perbaikan tata Kelola pemerintah untuk memberikan akses
pelayanan pengurusan administrasi kepegawaian yang
berkualitas bagi pegawai, keluarga PNS yang meninggal dunia
dan Pensiunan, serta pelayanan status kepegawaian bagi PNS
sakit dan ODGJ, guna mendapatkan pelayanan yang prima,
setara dan merata serupa dengan PNS yang masih aktif.
Suatu organisasi telah mencapai tata kelola yang baik
apabila telah berhasil menyelenggarakan pengelolaan
manajemen serta bertanggungjawab tetap melakukan
pengawasan dan memonitor bagaimana semua kebijakan yang
dibuat berjalan. Inovasi Peduli PNS merupakan komitmen
BKPSDMD dalam meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan,
dengan menciptakan hubungan harmonis antara pemberi kerja
(organisasi) dengan pelaksana kerja (PNS).
Kebaruan, Nilai Tambah

Selama ini, pengurusan berkas pensiun PNS melalui 7


instansi, setiap instansinya memerlukan waktu yang cukup lama
dan biaya yang tidak sedikit, dilain pihak PNS yang memasuki
masa pensiun mempunyai keterbatasan dan kesulitan untuk
mengaksesnya, untuk mendapatkan pelayanan yang layak dalam
pengurusaan berkas. Berkas pensiun tersebut bahkan ada yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 67
di proses sampai ke Makassar, jaraknya +150 Km dengan waktu
tempuh 3-4 Jam.
Melalui inovasi Peduli PNS, berkas pensiun cukup
dilakukan melalui satu pintu yaitu: BKPSDMD dengan
mendapatkan pelayanan yang layak, prima, setara dan merata
serupa dengan PNS yang aktif, sehingga mengurangi waktu,
biaya dan tenaga yang diperlukan untuk pengurusan berkas PNS.
Inovasi Peduli PNS bekerjasama dengan PT.Taspen dan
Pihak Perbankan dalam memberikan fasilitas pembekalan
wirausaha kepada PNS Pensiun agar lebih siap dalam
menghadapi pensiunnya dan menghilangkan post power
syndrome.
Inovasi Peduli PNS melibatkan beberapa stakeholder,
Badan Kepegawaian Negara memberikan kemudahan penerbitan
Pertimbangan Teknis (Pertek) syarat pencetakan SK Pensiun,
Badan Keuangan Daerah menerbitkan Surat Keterangan
Penghentian Pembayaran (SKPP) Gaji, Dinas Kependudukan &
Catatan Sipil: penerbitan dokumen kependudukan, akte kematian
bagi yang meninggal, Kecamatan dan Kelurahan menerbitkan
surat pengantar dokumen kependudukan, Rumah Sakit
membantu pemeriksaan PNS yang sakit. Keluarga PNS pensiun
membantu memberikan dukungan dan motivasi agar pensiunan
mampu lebih bermakna, bahagia, dan penuh syukur.
Dibentuk Satgas Peduli PNS, Untuk memastikan pegawai,
keluarga PNS yang meninggal dunia dan Pensiunan, PNS sakit
dan ODGJ mendapatkan pelayanan prima dalam pengurusan
berkas pensiun. Satgas ini melibatkan para Kasubag
Kepegawaian disemua SKPD, untuk memantau, memonitor
masing-masing pegawainya, menjadi perpanjangan tangan
BKPSDM, memberikan informasi terkait pegawai yang akan
dibantu pengurusan berkasnya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 68
Signifikansi
Deskripsi Implementasi inovasi

Inovasi Peduli PNS berdampak signifikan terutama pada


kelompok pensiunan yang rata-rata telah berusia lansia,
keluarga pensiunan PNS yang meninggal, serta pegawai yang
sakit dan ODGJ. Cakupan PNS pensiun yang dilayani mencapai
100%, termasuk keluarga PNS pensiun karena meninggal, sakit
dan ODGJ. Jumlah PNS pensiun tahun 2020 yang dilayani
sebanyak 47 dari 91 orang, dan tahun 2021 sebanyak 84 dari 144
orang. Dan setelah adanya inovasi ini, 100% PNS pensiun sudah
dilayani dan diuruskan berkasnya yang terdiri dari Jaminan Hari
Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JKM), akte kematian sampai diterimanya gaji pensiun
janda/duda.
Dalam proses implementasi inovasi, Satgas Peduli PNS
dibentuk melalui Surat Keputusan Walikota Parepare yang
diperbaharui setiap tahunnya bertugas melakukan pendekatan
serta percepatan pelayanan administrasi kepegawaian
dengan cara :
- Pemberian pelayanan pengurusan berkas sampai
diterimanya dana Jaminan Hari Tua dan Gaji Pensiunan,
- Membantu keluarga PNS dan Pensiunan yang meninggal
dengan memberikan pelayanan langsung ke rumahnya
(jemput bola) untuk pengurusan berkas Pensiun yang
terdiri dari JHT, JKK,JKM, akte kematian sampai
diterimanya gaji pensiun janda/duda. Ini dilakukan karena
sebagian besar keluarga PNS yang meninggal dunia belum
mengetahui cara dan kelengkapan dokumen yang
diperlukan dalam pengurusan pensiun janda/duda, serta
masih dalam suasana berduka, sehingga:
- Mereka tidak perlu lagi mendatangi beberapa kantor cukup
di BKPSDMD.
- Mereka tidak perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk
pengurusan Pensiunnya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 69
- PNS yang di ketahui dalam keadaan sakit dan ODGJ, Satgas
Peduli PNS melakukan kunjungan kerumah untuk
memberikan motivasi serta mengecek kondisi kesehatan
PNS secara langsung agar dapat diberikan pelayanan status
kepegawaiannya. Apakah dibutuhkan cuti sakit yang lebih
lama atau perlu diusul untuk pensiun karena sakit dengan
tetap mendapat hak-hak pensiunnya.
- PNS yang akan memasuki Batas Usia Pensiun (BUP)
bekerjasama dengan Taspen dan Pihak Perbankan,
diberikan pembekalan peningkatan pengetahuan terkait
keTaspenan serta pembekalan wirausaha pasca pensiun
untuk menumbuhkan jiwa kemandirian sehingga post power
syndrome dapat diatasi.
- Bagi PNS dan pensiunan yang meninggal dunia, diberikan
pelayanan prosesi persemayaman, memberikan bantuan
perlengkapan kain kafan, batu nisan, ucapan belasungkawa
dan pemandian jenazah serta pengantaran jenazah sampai
ke liang lahat, kesemuanya ini secara gratis.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Untuk lebih meningkatkan pelayanan, dilakukan perkuatan


peran dan fungsi dari satgas yang telah dibentuk, melalui rapat
koordinasi untuk evaluasi peningkatan layanan Peduli PNS,
termasuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas anggota Satgas
melalui sistem kolaborasi para pemangku kepentingan serta
seluruh SKPD. Melaksanakan survey kepuasan kepada penerima
manfaat untuk memonitoring layanan yang diberikan serta untuk
menjaring kendala yang dihadapi dalam pemberian layanan
inovasi Peduli PNS. Hasil survey Tahun 2020: kategori cukup,
tahun 2021: kategori baik. Rapat per triwulan dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan. Pada tahun 2021, evaluasi juga dilakukan
melalui tinjauan eksternal tim peneliti P2KP LAN untuk melihat
proses bisnis inovasi Peduli PNS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 70
Inovasi Peduli PNS berhasil mengurangi pengurusan
berkas pensiun dari 7 instansi menjadi 1 instansi, dengan waktu
pengurusan dari 4-6 bulan menjadi 1-3 bulan, dengan biaya Rp.0
sebelumnya Rp.1-3Juta, diberikan pembekalan kewirausahaan
dengan kerjasama dengan Taspen dan Perbankan yang
sebelumnya tidak ada.
Terdatanya PNS pensiun yang dilayani, secara terpilah,
agar dapat digunakan untuk mewujudkan pembangunan yang
responsive gender.

Uraian Sebelum Sesudah


Instansi
Pengurusan 7 Instansi BKPSDMD
Pensiun
Penerbitan SK
4-6 bulan 1-3 bulan
Pensiun
Biaya pengurusan ± Rp.1-3juta (via Rp.0,- (via
berkas pensiun calo) BKPSDMD)
Dibekali dengan
Pembekalan kerjasama dengan
Tidak ada
Wirausaha Taspen dan
Perbankan
PNS pensiun yang
diuruskan sampai 48,35% 100%
tuntas
Terpilah: BUP=104
laki-laki, 127
perempuan
Jumlah PNS Meninggal=19 laki-
354(tidak terpilah)
dilayani laki, 18 perempuan
Diberhentikan=11
laki-laki, 8
perempuan Sakit=4

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 71
laki-laki, 2
perempuan ODGJ=
1 laki, 3
perempuan
Indeks kepuasan
aparatur terhadap
69,75 % 83,05 %
layanan
kepegawaian
Laki-laki=6 Orang
Data PNS tidak
tidak tersedia Perempuan=4
Produktif
orang
Indeks
Profesionalitas 41,72(rendah) 52,41(sedang)
ASN
Predikat Nilai Merit
75,5(buruk) 261(baik)
System

Kontribusi terhadap Capaian TPB

Inovasi Peduli PNS yang dilakukan Badan Kepegawaian


dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kota
Parepare selaras tujuan SDGs ke-16 yaitu menyediakan akses
keadilan untuk semua dan membangun kelembagaan yang
efektif, akuntabel dan inklusif disemua tingkatan.
Indikator yang dapat dilihat untuk mengukur kontribusi
inovasi Peduli PNS terhadap capaian SDGs/TPB yaitu:

(a) Mengembangkan Lembaga yang efektif, akuntabel, dan


transparan di semua tingkat 16.6.1.(b) Persentase peningkatan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kota Parepare
dengan Nilai B Tahun 2021

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 72
(d) Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai indeks
Reformasi Birokrasi baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dengan Nilai B Tahun 2021
Dimana kontribusi inovasi Peduli PNS terhadap indikator tersebut
dapat dilihat dari Nilai Predikat SAKIP BKPSDMD dengan nilai
71,16 (BB) Tahun 2020, Indeks Profesionalitas ASN Tahun 2021
dengan nilai 52,41 (Sedang) dan Nilai Sistem Merit Tahun 2021
dengan nilai 261 (Baik) serta Survey Kepuasan Aparatur dengan
nilai 83% (Baik).
Hal ini karena salah satu arah kebijakan dengan adanya
inovasi Peduli PNS yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik
dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi manajemen
pemerintahan, dimana strategi yang dilakukan melalui Penataan
ASN dan Perbaikan kinerja organisasi menuju struktur berbasis
kinerja yang diukur melalui outcome serta perbaikan tata laksana
organisasi.
Adaptabilitas

Penerapan inovasi Peduli PNS mempunyai potensi untuk


dapat diterapkan pada daerah lain karena sifatnya yang:

 Mudah karena sifat manusia yang mudah berempati dengan


manusia lainnya, sehingga hanya dibutuhkan kesiapan
sumber daya manusia untuk mengelolanya.
 Sederhana karena hanya dibutuhkan komitmen dan
kolaborasi dari para pemangku kepentingan untuk bersama-
sama meningkatkan kinerja dengan memberikan kemudahan
pelayanan, serta pelibatan seluruh pengelola kepegawaian
yang berada di Satuan Kerja Perangkat Daerah, untuk aktif
melakukan pemantauan, pendampingan dan pembinaan
kepada PNS.
 Kaya Manfaat karena dengan adanya inovasi ini akan sangat
membantu membangun dan meningkatkan kepercayaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 73
publik terhadap pelayanan kepegawaian serta menciptakan
hubungan harmonis antara pemberi kerja (organisasi) dengan
pelaksana kerja (PNS) untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, pelayanan kepegawaian menjadi lebih efektif dan
efisien.

Inovasi ini juga dapat diadaptasi dan direplikasi dengan


melihat permasalahan terkait layanan pengurusan administrasi
kepegawaian khususnya bagi PNS yang akan memasuki pensiun.
Dimana Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah sebagai lembaga yang berfungsi sebagai unsur
penunjang urusan manajemen kepegawaian, mempunyai peran
strategis dalam meningkatkan pelayanan yang prima kepada
Pegawai Negeri Sipil sebagai sebagai penggerak dan pengelola
sumberdaya-sumberdaya lainnya.
Keberlanjutan

Untuk mendukung pelaksanaan inovasi Peduli PNS


dibutuhkan:

1. Sumber Daya Manusia yang mampu mengelola dan


menginventarisir kendala dan hambatan yang ada pada
Pegawai Negeri Sipil, yaitu dengan membentuk Satuan
Tugas (Satgas) yang akan berkoordinasi dan berkolaborasi
kepada para kepala sub Bagian Kepegawaian dan
Administrasi Umum yang ada ditiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Inovasi Peduli PNS, melibatkan 14 orang yang
bertugas sebagai Satgas Peduli PNS, 13 orang yang
bertugas sebagai Satgas Prosesi Persemayaman, 7 orang
yang bertugas sebagai anggota sekretariat serta 34 orang
Kasubag Kepegawaian yang berfungsi sebagai tenaga
penghubung.
2. Sumber daya finansial dibutuhkan untuk mengintervensi
peningkatan layanan kepegawaian dan kegiatan pemberian
pembekalan kepada Pegawai Negeri Sipil khususnya yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 74
akan memasuki Batas Usia Pensiun, dimana dukungan
anggaran diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kota
Parepare. Adapun anggaran yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan inovasi ini yaitu melalui kegiatan
Koordinasi Pelaksanaan Administrasi Pemberhentian
sebesar Rp. 45.000.000,- dan kegiatan Pengelolaan Tanda
Jasa bagi Pegawai sebesar Rp. 473.432.000,-, serta
kegiatan Pemulangan Pegawai yang Pensiun sebesar Rp.
25.000.000,-
3. Sumber daya Peralatan/Material : Mobil Jenazah 1 unit,
Mobil Pelayanan Nawaitu (layanan Kepegawaian Terpadu),
dan Pakaian seragam Satgas Peduli PNS.

Keberlanjutan inovasi Peduli PNS tertuang pada kebijakan


dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Parepare yang diturunkan pada dokumen Rencana
Strategis Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah yang menjamin keberlanjutan program lima
tahun kedepan. Dengan kebijakan pendanaan yang memadai,
maka pelayanan juga akan ditingkatkan. Disamping itu, inovasi
Peduli PNS merupakan salah satu langkah dalam mendukung
perbaikan manajemen ASN dalam rangka percepatan
implementasi Reformasi Birokrasi. Dan sebagai tindaklanjutnya
telah ditetapkan Peraturan Walikota Parepare Nomor 43 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kepada Anggota
Korps Pegawai Republik Indonesia dan Pensiunan yang
meninggal dunia lingkup Pemerintah Kota Parepare.

Disamping itu, Inovasi Peduli PNS telah dituangkan pula


dalam Surat Keputusan Walikota Parepare Nomor 5 Tahun 2021
tentang Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Peduli PNS yang
diperbaharui setiap tahunnya, untuk menjamin keberlanjutan
program ini. Tidak hanya itu, Badan Kepegawaian dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 75
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kota Parepare
juga telah merancang untuk membuat Surat Perjanjian Kerjasama
dengan PT. Taspen untuk berkolaborasi dalam peningkatan
pelayanan kepada pensiunan serta Kerjasama dengan Bank
Mandiri Taspen dalam rangka pemberian kemudahan permodalan
dan peningkatan kapasitas PNS yang pensiun untuk diberikan
pelatihan kewirausahaan. Kemitraan ini, diharapkan dapat
memberikan dampak sosial dan ekonomi yang maksimal bagi
pensiunan PNS.
Pelayanan yang melewati banyak pintu dan waktu
pengurusan cukup lama yang menjadi penyebab pegawai akan
pensiun, keluarga pensiunan serta PNS sakit dan ODGJ
menginginkan pengurusan berkas dipermudah, dan dengan
adanya inovasi ini, memberikan dampak sosial yang nyata dan
meningkatkan kepercayaan aparatur terhadap pelayanan
kepegawaian yang diberikan.
Faktor keberhasilan inovasi yaitu peran pemimpin pada
inovasi Peduli PNS. Peran dan tanggung jawab pemimpin pada
layanan ini yaitu menggerakkan dan memotivasi bawahan agar
terciptanya inovasi kemudian bertanggung jawab atas semua
pelaksanaan inovasi serta tim dibawahnya. Peran dan tanggung
jawab pemimpin ditunjukkan dengan terciptanya layanan inovasi
Peduli PNS.
Keberhasilan inovasi selanjutnya dipengaruhi oleh
kemampuan dan kompetensi pegawai. Pegawai yang memiliki
pengetahuan yang luas akan mempermudah dalam pelaksanaan
inovasi. Disamping itu, memanfaatkan teknologi informasi akan
meningkatkan pengembangan inovasi produk layanan, serta
menyediakan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses
informasi yang diinginkan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 76
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Inovasi Peduli PNS melibatkan stakeholder internal dan
eksternal yaitu:
1. Keluarga.Pegawai Pensiunan, mempunyai peran membantu
menyiapkan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk
pengurusan pensiun.
2. Tokoh Masyarakat (RT dan RW), mempunyai peran
memberikan keterangan dan kesaksian untuk penerbitan
Surat Keterangan Ahli Waris bagi PNS dan pensiunan yang
meninggal, sebagai dasar kelengkapan dokumen pensiun
dan pemberian JHT,JKK dan JKM.
3. Tokoh Agama mempunyai peran memberikan bimbingan
spiritual dan kesempatan untuk ikut berperan aktif dalam
kegiatan keagamaan di wilayahnya.
4. Para PNS mempunyai peran sebagai objek yang akan
diberikan pelayanan dan perhatian sebagai aset yang dimiliki
oleh sebuah organisasi agar dapat memberikan kontribusi
pada pencapaian tujuan organisasi.
5. PT.Taspen Persero mempunyai peran sebagai mitra dari
Pemerintah Daerah dalam memberikan informasi
ketaspenan dan pembekalan wirausaha pasca pensiun serta
menumbuhkan jiwa kemandirian sehingga post power
syndrome dapat diatasi bagi PNS yang akan memasuki
pensiun
6. Perusahaan perbankan mempunyai peran sebagai mitra dari
Pemerintah Daerah dalam memberikan informasi terkait
fasilitas yang diperlukan seperti meminjamkan kredit untuk
modal usaha.
7. Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
berperanmemberikan layanan penerbitan Akte Kematian
bagi PNS dan Pensiunan yang meninggal, sebagai salah
satu syarat kelengkapan dokumen untuk mendapatkan
JHT,JKK,JKM dan gaji pensiun.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 77
8. Rumah Sakit, berperan memberikan pelayanan
pemeriksaan dan pengujian Kesehatan bagi pegawai yang
mengalami sakit sebelum diusulkan untuk pensiun dini dan
diberhentikan sebagai PNS agar tetap mendapatkan hak –
hak pensiunnya, sehingga PNS tersebut tidak dirugikan.
9. Kasubag Kepegawaian SKPD, berfungsi sebagai
narahubung yang mempunyai tugas menggali/menemukan
informasi terkait permasalahankepegawaian PNS di unit
kerjanya masing- masing.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 78
INOVASI
PENGUSAHA MUDA (PENGEMBANGAN WIRAUSAHA
MELALUI PEMBERIAN BANTUAN MODAL BERBASIS
DUSUN DAN RUKUN WARGA)

Nama Unit Pelayanan : DPMDP3A Kab.Bantaeng


Nama Inovator : Indrawan Lestari, S.STP,
MM
Kontak Person : 082346668285
Email : indrawawanlestari
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Sunday, 1 April 2019
Instansi : Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Kelompok Umum
Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesempatan Kerja
URL Youtube
https://youtu.be/_wijuipzQw0

Ringkasan

Inovasi PENGUSAHA MUDA (Pengembangan Wirausaha


Melalui Pemberian Bantuan Modal Berbasis Dusun dan Rukun
Warga) merupakan upaya perluasan kesempatan kerja dengan
mendorong dan memfasilitasi pelaku usaha atau yang berminat
wirausaha pada tingkatan yang paling dekat dengan masyarakat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 79
yakni pada setiap Dusun dan RW sebagai bentuk penghargaan
bagi pengembangan usaha berbasis Dusun dan Rukun Warga.
Penumbuhan wirausaha di tingkat Dusun dan RW merupakan
upaya yang sangat strategis dalam rangka penciptaan lapangan
kerja dan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantaeng.

Dengan membangun jiwa dan semangat berwirausaha di


level Dusun dan RW, masyarakat akan mampu menciptakan dan
membuka lapangan kerja baru, baik untuk dirinya sendiri serta
mampu memberi kesempatan kerja bagi orang lain. Untuk itu
melalui PENGUSAHA MUDA diharapkan potensi ekonomi rakyat
yang produktif dan bernilai tambah akan terkelola menjadi basis
komunitas usaha di setiap dusun dan Rukun Warga dan pada
akhirnya akan mendukung penyerapan tenaga kerja dan
pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai
bagian dari upaya akselerasi pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Bantaeng.
Untuk menjamin kepastian dan keberlanjutan program
serta aturan lain yang lebih operasional baik mengenai sistem dan
prosedur, pengelolaan anggaran serta keterlibatan masyarakat
dan pihak lainnya. Inovasi ini dilengkapi dengan Peraturan Bupati
Bantaeng dan Petunjuk Pelaksanaan dalam bentuk Surat
Keputusan Bupati.
Ide Inovatif
Latar Belakang

Pada Tahun 2017, tingkat pengangguran terbuka pada


posisi 5,23% dan tingkat partisipasi angkatan kerja di posisi
77,70% dengan jumlah pengangguran terbuka 5.460 sedangkan
angka kemiskinan sebesar 9,70% (Bantaeng dalam angka Tahun
2018). Hal ini menunjukkan bahwa belum optimalnya
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja masyarakat yang
berdaya saing di Kabupaten Bantaeng.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 80
Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha yang saat ini
dilakukan oleh masyarakat belum cukup mampu menyerap
tenaga kerja sementara potensi sumber daya yang dimiliki
Kabupaten Bantaeng sangat melimpah.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka Pemerintah
Kabupaten Bantaeng melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan menginisiasi
lahirnya inovasi PENGUSAHA MUDA. PENGUSAHA MUDA
merupakan singkatan dari Pengembangan Wirausaha Melalui
Pemberian Bantuan Modal Berbasis Dusun dan Rukun Warga.

Inovasi PENGUSAHA MUDA bertujuan:

 menciptakan dan mengembangkan wirausaha berbasis


Dusun dan RW sehingga mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan
lingkungannya;
 mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya manusia
dengan memanfaatkan teknologi dan sumberdaya lokal
yang memiliki keunggulan kompetitif; dan
 meningkatkan jumlah wirausaha yang mandiri, berkualitas,
tangguh, dan handal dalam menggerakkan perekonomian
rakyat yang produktif dan bernilai tambah di Kabupaten
Bantaeng.
Kesesuaian dengan Kategori

Inovasi PENGUSAHA MUDA sesuai dengan kategori


pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, dimana inovasi ini
mendorong masyarakat untuk mengembangkan wirausahanya
melalui pemberian bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah
Kabupaten Bantaeng serta dapat memperluas kesempatan kerja
bagi masyarakat hingga ke tingkat Dusun dan Rukun Warga.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 81
Inovasi PENGUSAHA MUDA selaras dengan visi
Pemerintah Kabupaten Bantaeng yaitu “Terwujudnya Masyarakat
Bantaeng Sejahtera Lahir Bathin Berorientasi Pada Kemajuan,
Keadilan, Kelesterian dan Keunggulan Berbasis Agama dan
Budaya Lokal” dengan salah satu misi meningkatkan akselerasi
program pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan
kerja, diharapkan agar potensi ekonomi rakyat yang produktif dan
bernilai tambah akan terkelola menjadi basis komunitas usaha di
setiap Dusun dan RW sehingga pada akhirnya akan mendukung
penyerapan tenaga kerja dan pencapaian peningkatan
kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari upaya akselerasi
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bantaeng.
Kontribusi Terhadap Capaian SDGs

Pembangunan ekonomi SDGs merupakan pencapaian


pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang
kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai,
energi bersih yang terjangkau dan dukungan kemiteraan.

Menempatkan pengembangan kewirausahaan dan


penciptaan kesempatan kerja di tingkat Dusun dan Rukun Warga
sebagai pusat dari pembuatan kebijakan ekonomi dan rencana
pembangunan di Kabupaten Bantaeng, tidak hanya akan
menghasilkan peluang kerja yang layak namun juga pertumbuhan
ekonomi yang lebih kuat, inklusif dan dapat mengurangi
kemiskinan. Ini merupakan lingkaran positif yang baik bagi
perekonomian masyarakat serta mendorong pembangunan
berkelanjutan di Kabupaten Bantaeng.
Inovasi PENGUSAHA MUDA sesuai dengan percepatan
pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan atau
SDGs yang tertera di poin 8 yakni Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi., yang bertujuan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan melalui
pemberian bantuan modal usaha untuk pengembangan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 82
wirausaha, dan kesempatan kerja produktif serta kerja layak untuk
semua mulai dari tingkat Dusun dan Rukun Warga.
Signifikansi
Deskripsi Implementasi inovasi

PENGUSAHA MUDA menyentuh seluruh masyarakat yang


mampu mengembangkan wirausaha sesuai keterampilan yang
dimiliki berdasarkan potensi sumber daya lokal dan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan baik dirinya sendiri, keluarga,
dan di lingkungan tempat tinggalnya (di wilayah Dusun dan Rukun
Warga) sehingga mampu meningkatkan perekonomiannya.
Dalam kriteria penilaiannya, pelaku usaha dan yang berminat
wirausaha, bahkan pelaku usaha yang tergolong perempuan
kepala keluarga (PEKA), pelaku usaha difabel, dan yang terdaftar
dalam DTKS.

Tahapan pelaksanaan Inovasi PENGUSAHA MUDA :


a. Persiapan :
- Pembentukan Tim Kerja Internal
- Penyusunan regulasi
- Pembentukan Pokja Kabupaten
- Rekruitmen Tim Pendamping Pemberdayaan
- Training of Facilitator (ToF) Pendamping Pemberdayaan
b. Sosialisasi :

- Dilakukan di tingkat Kabupaten dan atau Desa/Kelurahan


c. Penjajakan :

- Dilakukan di semua Dusun & RW, menghasilkan Longlist


Data : minimal memuat data potensi usaha (potensi
dusun/RW, minat usaha, pelaku usaha, usaha yang
sedang berjalan)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 83
d. Penilaian :

- Shortlist data (data potensi usaha dominan dusun/RW)

e. Penetapan Prioritas :

- Dusun/RW
- Desa/Kelurahan
f. Pelatihan Dasar Kewirausahaan :

- Menghasilkan proposal yang akan menjadi bahan


selanjutnya oleh Dinas Koperasi, UMKM dan
Perdagangan & Pokja Kabupaten.
g. Inkubasi Komunitas Usaha :

- Penerima program sudah mampu merekrut/menambah


tenaga kerja;
- Penerima program menjadi mentor/inkubator usaha di
komunitasnya
h. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
INOVATIF

Sisi inovatif dari PENGUSAHA MUDA adalah :


1. Adanya proses dan tahapan yang terstruktur, mulai dari
persiapan sosial (sosialisasi di tingkat Kabupaten hingga
sosialisasi ke tingkat Dusun/RW), penjajakan pelaku usaha,
penentuan usaha dominan, penentuan pelaku usaha dan
minat usaha dilakukan secara partisipatif melalui
musyawarah mufakat mulai ditingkat Dusun/Rukun Warga
sampai di tingkat Desa/Kelurahan;
2. Adanya proses seleksi dan kompetisi pelaku usaha dan
minat usaha di tingkat Dusun/RW hingga ke tingkat
Kabupaten;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 84
3. Tersedianya tenaga pendamping yang terlatih;
4. Bantuan modal diberikan sebagai bentuk penghargaan atau
hadiah yang bersifat stimulan dengan syarat lunak untuk
pengembangan wirausaha dan penciptaan lapangan
pekerjaan di tingkat Dusun dan RW;
5. Penerima bantuan modal dijadikan mentor bisnis di wilayah
tempat tinggalnya;
6. Penerima bantuan modal di inkubasi melalui kegiatan
peningkatan kapasitas dan pendampingan;
7. Setelah proses inkubasi, maka di dorong untuk
mengembangkan komunitas usaha di wilayah Dusun dan
RW;
Adaptabilitas

Inovasi PENGUSAHA MUDA memiliki potensi untuk


direplikasi dan di terapkan di daerah lain, bahkan Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan pada saat menghadiri Forum
Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Kabupaten Bantaeng di
Ruang Pola Kantor Bupati Bantaeng tanggal 26 Januari 2020 ingin
mereplikasi inovasi ini di seluruh daerah di Sulawesi Selatan dan
telah melalui kajian di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Keberlanjutan

 Untuk menjamin kepastian dan keberlanjutan inovasi ini


maka dibuatkan regulasi serta aturan lain yang lebih
operasional baik mengenai sistem dan prosedur,
pengelolaan anggaran serta keterlibatan masyarakat dan
pihak lainnya. Inovasi ini dilengkapi dengan Peraturan Bupati
Bantaeng dan Petunjuk Pelaksanaan dalam bentuk Surat
Keputusan Bupati. Ketersediaan Regulasi di tingkat
Kabupaten berupa Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 20
Tahun 2019 tentang Pemberian Bantuan Modal Berbasis
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 85
Dusun dan Rukun Warga sebagaimana telah diubah menjadi
Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Bantaeng tentang
Perubahan Atas Perubahan Bupati Bantaeng Nomor 20
Tahun 2019 tentang Pemberian Bantuan Modal Berbasis
Dusun dan Rukun Warga, serta Keputusan Bupati Bantaeng
Nomor 140/300/IV/2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendamping Pemberdayaan Pada Program Pemberian
Bantuan Modal Berbasis Dusun Dan Rukun Warga (RW)
sebagaimana telah diubah menjadi Keputusan Bupati
Bantaeng Nomor 140/102/VIII/2020 tentang Perubahan Atas
Keputusan Bupati Bantaeng Nomor: 140/300/IV/2019
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendamping Pemberdayaan
Pada Program Pemberian Bantuan Modal Berbasis Dusun
Dan Rukun Warga (RW).
 Memastikan pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan Inovasi
PENGUSAHA MUDA dengan melakukan monitoring dan
evaluasi di tingkat Desa/Kelurahan hingga ke tingkatan
Dusun dan Rukun Warga.
 Dilakukannya pendampingan usaha berkelanjutan terhadap
penerima penghargaan dan wirausahawan lainnya.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Peran/kontribusi pemangku kepentingan dalam


pelaksanan inovasi PENGUSAHA MUDA :

PEMANGKU
NO PERAN/KONTRIBUSI
KEPENTINGAN
1. Dinas PMD,PPPA - Sebagai inisiator inovasi;
- Menyusun Data Base pelaku
usaha;
- Fasilitasi Pelatihan Dasar
Kewirausahaan;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 86
- Menyediakan tenaga
Pendamping Pemberdayaan;
- Fasilitasi Penciptaan Inkubator
Usaha (Komunitas Usaha
berbasis Dusun dan RW);
- Monitoring dan evaluasi.
2. Dinas Koperasi, UMKM - Penyediaan bantuan modal;
dan Perdagangan - Penyaluran bantuan modal;
- Pendamping Kewirausahaan;
- Fasilitasi Pelatihan Teknis
Kewirausahaan;
- Menyediakan tenaga
Pendamping Kewirausahaan;
- Fasilitasi Penciptaan Inkubator
Usaha (Komunitas Usaha
berbasis Dusun dan RW);
- Monitoring dan evaluasi.
3. Pokja Kabupaten - Fasilitasi Pelatihan Teknis
Kewirausahaan;
- Fasilitasi Penciptaan Inkubator
Usaha (Komunitas Usaha
berbasis Dusun dan RW);
- Monitoring dan evaluasi
4. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan terlibat
dalam monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan program
pemberian bantuan diwilayah
kerjanya masing-masing termasuk
dalam mengeluarkan IUMK (Izin
Usaha Mikro Kecil).
Pemerintah Kecamatan
merupakan bagian dari forum
koordinasi/Tim Koordinasi/Pokja
(Pusat Inkubator) yang dibentuk
5. Pemerintah - Pemerintah Desa dan Kelurahan
Desa/Kelurahan bertugas memastikan legalitas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 87
penerima manfaat baik
perorangan, kelompok, koperasi,
unit usaha BUMDesa memenuhi
syarat sebagai penerima manfaat
program serta berperan dalam
menjamin keberlanjutan usaha
penerima program.
- Dalam pelaksanaan tahapan
program, Pemerintah Desa dan
Kelurahan bertugas dan
bertanggungjawab memfasilitasi
proses mulai dari tahap
persiapan sosial hingga usulan
prioritas Desa dan Kelurahan
untuk mengikuti tahap pelatihan
dan seleksi.
6. Kepala Dusun/Ketua - Kepala Dusun dan Ketua RW
Rukun Warga memastikan kelompok sasaran
baik perorangan, kelompok,
koperasi, unit usaha BUMDesa
memenuhi syarat sebagai
penerima program serta berperan
dalam pengawasan di lapangan.
- Dalam pelaksanaan tahapan
inovasi ini, Kepala Dusun dan
Ketua RW bertugas dan
bertanggungjawab memfasilitasi
tahap persiapan sosial baik
penjajakan dan penilaian,
penyusunan data base,
memastikan usulan prioritas
Dusun dan RW sesuai dengan
kriteria dan memastikan usulan
prioritas Dusun dan RW dibahas
dalam forum musyawarah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 88
prioritas wirausaha Desa dan
Kelurahan.
7. Pendamping - Melakukan
Pemberdayaan pendataan/penjajakan pelaku
usaha dan minat usaha;
- Fasilitasi musyawarah penentuan
usaha dominan di tingkat
Dusun/RW;
- Fasilitasi musyawarah penentuan
prioritas pelaku usaha dan minat
usaha bail di tingkat Dusun/RW
hingga di tingkat
Desa/Kelurahan;
- Fasilitasi pendampingan
pelatihan dasar kewirausahaan;
- Fasilitasi kemiteraan pelaku
usaha dengan instansi tekhnis
(Pokja);
- Monitoring dan evaluasi.
8. JICA (Japan International - mendukung pelaksanaan inovasi
Coorperation Agency) PENGUSAHA MUDA ini dalam
wilayah Sulawesi bentuk dukungan koordinasi dan
fasilitasi penyusunan kerangka
kerja setiap tahapan kegiatan
serta adanya dukungan anggaran
yang diberikan pada pelaksanaan
kegiatan peningkatan kapasitas
tenaga pendamping maupun
pelatihan dasar kewirausahaan.
9. UPTD PLUT (Unit - mendukung dan memfasilitasi
Pelaksana Tekhnis Dinas proses pengembangan
Pusat Layanan Usaha kewirausahaan
Terpadu)
10. Tenaga Ahli P3MD berkontribusi dalam rekrutmen
tenaga pendamping
pemberdayaan, dan fasilitasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 89
penguatan kapasitas tenaga
pendamping maupun pelatihan
dasar kewirausahaan bagi pelaku
usaha
11. Bonthain Institute Berkontribusi pada penguatan
desain inovasi
13. AKOM (Akademi Mendukung dan memfasilitasi
Komunitas Manufaktur) ketersediaan sumber daya
manusia yang unggul melalui
pengembangan kapasitas
masyarakat calon wirausaha

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 90
INOVASI
PELIPUR LARA (PELAYANAN PARIPURNA LANSIA
SEJAHTERA)
Nama Unit Pelayanan : Puskesmas Dampang Kab.
Bantaeng
Nama Inovator : Hj.Mutmainnah, Amd.Keb
Kontak Person : 085242399596
Email : imutmainnah243
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 2 Januari 2020
Instansi : Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Kelompok Umum
Kesehatan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=EBvygcwuih4

Ringkasan

Di Puskesmas Dampang Lansia berjumlah 630 orang, di


mana sebagian besar lansia bermasalah dengan kesehatannya
atau mengidap penyaki tertentu Ada yang memiliki penyakit yang
berisiko sedang dan ada pula memiliki penyakit berisiko tinggi.
Akan tetapi jumlah kunjungan lansia yang berobat masih kurang,
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 91
kemudian tingkat pengetahuan keluarga lansia tentang kesehatan
masih kurang.
Dengan Melihat kondisi ini muncullah ide inovasi
Pelayanan paripurna lansia sejahtera atau di singkat PELIPUR
LARA dengan harapan para lansia yang memiliki penyakit berisiko
di harapkan untuk sering memeriksakan kesehatan agar penyakit
yang di derita terkontrol dengan baik sehingga tidak terjadi
komplikasi. Adapun strategi yang akan di lakukan tim PELIPUR
LARA dalam rangka pelayanan paripurna bagi lansia adalah.
Pemeriksaan kesehatan di faskes berupa pengecekan tanda
tanda vital pemberian obat atau terapi sesuai dengan keluhan
atau penyakit para lansia. Posyandu lansia dilakukan selain
pemeriksaan kesehatan, juga diberikan penyuluhan dan edukasi
tentang pola hidup sehat para lansia. Kunjungan ke rumah lansia,
dilakukan pemeriksaan kesehatan dasar apabila tidak dapat
ditangani di rumah, maka dianjurkan untuk di tindak lanjuti oleh
dokter di Faskes.

Edukasi keluarga atau pendamping lansia berupa


pertemuan yang dilakukan satu kali dalam sebulan, memberikan
pengetahuan tentang pola hidup sehat lansia, kepatuhan minum
obat, pola diet makanan lansia.
Dari hasil kegiatan yang di laksanakan seperti berkunjung
ke rumah para lansia maka terjadi perubahan yang baik dengan
peningkatan jumlah kunjungan lansia yang memeriksakan
kesehatan, kemudian dengan kegiatan edukasi juga memberikan
dampak yang baik, karena telah meningkatkan
pengetahuankeluarga atau pendamping lansia tentang pola hidup
sehat lansia.

Keberlanjutan inovasi PELIPUR LARA di Posyandu lansia,


puskesmas dan rumah lansia hingga saat ini masih terus
berlangsung karena melibatkan sumber daya lokal yang ada di

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 92
wilayah tersebut sepert dokter umum, bidan desa, bidan dusun,
promkes, petugas gizi, imunisasi, serta kader posyandu.
Partisipasi dari keluarga, masyarakat dan pemerintah desa
dengan memberikan perhatian dan kepedulian baik dalam hal
material maupun non material.
Ide Inovatif
Latar Belakang

Menurut data Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng tahun


2020, jumlah lansia di Kabupaten Bantaeng mencapai 23,455
orang sedangkan di wilayah puskesmas Dampang lansia
berjumlah 630 orang.

Kemudian sebagian besar lansia bermasalah dengan


kesehatannya atau mengidap penyaki tertentu. Ada yang memiliki
penyakit yang berisiko sedang dan ada pula memiliki penyakit
berisiko tinggi. Di puskesmas Dampang jumlah kunjungan lansia
yang berobat masih kurang, kemudian tingkat pengetahuan
keluarga lansia tentang kesehatan masih kurang.

Dengan Melihat kondisi ini muncullah ide inovasi


Pelayanan paripurna lansia sejahtera atau di singkat PELIPUR
LARA.Dengan harapan para lansia yang memiliki penyakit
berisiko di harapkan untuk sering memeriksakan kesehatan agar
penyakit yang di derita terkontrol dengan baik sehingga tidak
terjadi komplikasi. Membentuk pertemuan untuk memberikan
edukasi dan penyuluhan kesehatan kepada keluarga atau
pendamping lansia.

Berikut ini adalah tujuan dari inovasi PELIPUR LARA


a. Meningkatkan jumlah kunjungan lansia yang memeriksakan
kesehatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 93
b. Meningkatkan jumlah keluarga atau pendamping lansia yang
mendapatkan edukasi tentang pola hidup sehat lansia.
Yang menjadi target inovasi PELIPUR LARA adalah para
lansia yang memiliki penyakit yang berisiko dan para keluarga
atau pendamping lansia.
Kesesuaian dengan Kategori

Inovasi pelayanan paripurna lansia sejahtera atau


PELIPUR LARA selaras dengan kategori kesehatan di mana
dengan kehadiran inovasi ini, berbagai masalah kesehatan yang
dialami oleh para lansia dapat diatasi dengan baik. Inovasi ini juga
dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan pendamping para
lansia dalam hal perawatan kesehatan terhadap lansia yang
memiliki penyakit berisiko.
Pelayanan paripurna bagi lansia adalah pemeriksaan
kesehatan di fasilitas kesehatan dan posyandu lansia, kunjungan
ke rumah lansia, melakukan pertemuan dengan keluarga atau
pendamping lansia.

Inovasi ini sesuai dengan standar pelayanan minimal poin


ke 7 yaitu pelayanan kesehatan pada usia lanjut.
Kontribusi Terhadap Capaian SDGs

PELIPUR LARA yang mengedepankan peningkatan pelayanan


terhadap lansia sesuai dengan SDGs pada point ke 3 yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia, salah satunya adalah lansia.
Adapun program yang di usung untuk mewujudkan SDGs dalam
bidang kesehatan adalah program Indonesia sehat.
Kemudian, inovasi ini juga berkontribusi pada pencapaian SDGs
point 17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan, maka dari itu digalakkan gaya hidup sehat dan
mendukung kesejahteraan untuk semua usia termasuk lansia.
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 94
Sejumlah kegiatan inovasi PELIPUR LARA yang berkontribusi
langsung pada pencapaian tujuan SDGs, diantaranya adalah:
Pemeriksaan kesehatan di puskesmas dilakukan oleh dokter
umum kemudian konsultasi pola diet ke petugas gizi puskesmas,
pelayanan kesehatan di posyandu di lakukan oleh perawat, bidan
desa dan bidan dusun, serta kader posyandu. kunjungan dan
pemantauan di rumah dan tempat para lansia beraktivitas
dilakukan oleh tim PELIPUR LARA.

Inovasi ini juga selaras dengan misi pemerintah Kabupaten


Bantaeng yaitu meningkatkan akses pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial dasar lainnya.
Signifikansi
Deskripsi Implementasi inovasi

PELIPUR LARA adalah singkatan dari Pelayanan


Paripurna Lansia Sejahtera, merupakan inovasi yang memberikan
pelayanan paripurna kepada lansia dan keluarganya atau
pendampingnya melalui pengobatan dan perawatan di fasilitas
kesehatan, kunjungan rumah serta pemberian edukasi.
PELIPUR LARA memberikan penyuluhan dan edukasi
kesehatan kepada pendamping para lansia yang memiliki
penyakit berisiko tinggi khususnya lansia yang mengidap
hipertensi. Setelah pertemuan para lansia akan dibagikan
panduan perawatan hipertensi dalam bentuk kartu PESAN BAIK.
Tahapan inovasi PELIPUR LARA:
Persiapan, berupa kegiatan pertemuan pembentukan tim,
pembuatan SOP layanan, sosialisasi inovasi internal di
Puskesmas Dampang.
Implementasi, yaitu:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 95
 Pemeriksaan kesehatan di faskes berupa pengecekan tanda
tanda vital, pemberian obat atau terapi sesuai dengan
keluhan atau penyakit para lansia.
 Posyandu lansia dilakukan selain pemeriksaan kesehatan,
juga diberikan penyuluhan dan edukasi tentang pola hidup
sehat para lansia.
 Kunjungan ke rumah lansia, dilakukan pemeriksaan
kesehatan dasar apabila tidak dapat ditangani di rumah,
maka dianjurkan untuk di tindak lanjuti oleh dokter di Faskes.
 Edukasi keluarga atau pendamping lansia berupa
pertemuan yang dilakukan satu kali dalam sebulan,
memberikan pengetahuan tentang pola hidup sehat lansia,
kepatuhan minum obat, pola diet makanan lansia.

Monev, dilakukan untuk memastikan inovasi ini berjalan


baik, melalui pemantauan secara rutin dan berkala.
INOVATIF

Sisi keunikan dari inovasi PELIPUR LARA adalah petugas


tidak hanya menunggu pasien untuk datang berkunjung ke
fasilitas kesehatan, akan tetapi melakukan kunjungan rumah dan
tempat mereka beraktifitas. Kemudian PELIPUR LARA tidak
hanya mengedukasi pasien, akan tetapi edukasi melibatkan
keluarga atau pendamping para lansia.

Selama ini biasanya penyuluhan terhadap pasien yang


sakit, terutama hipertensi hanya secara verbal, sehingga berisiko
pasien akan lupa terhadap pesan atau nasehat yang di berikan
setalah mereka kembali ke rumah. Maka dari itu PELIPUR LARA
membuat kartu PESAN BAIK yang diberikan kepada keluarga
atau pendamping para lansia.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 96
Adaptabilitas
Penerapan Inovasi pelipur lara ini diselenggarakan di
wilayah Puskesmas Dampang. Wilayah kerja PKM Dampang
meliputi 3 kelurahan dan 1 Desa yakni kelurahan gantarangkeke,
kelurahan lembang gantarangkeke, kelurahan tanah loe dan Desa
tombolo. PKM Dampang memiliki 3 Poskesdes dan 1 pustu.
Inovasi pelayanan paripurna lansia sejahtera (Pelipur Lara)
konsisten dilaksanakan di Puskesmas Dampang hal ini tidak
terlepas dari komitmen kuat para tenaga kesehatan serta
dukungan dari lintas sector seperti Pemerintah kelurahan dan
Desa, Babinsa dan Bhabinkantibmas, Tokoh Agama, para kader.
Keberlanjutan

Keberlanjutan inovasi PELIPUR LARA di Posyandu lansia,


puskesmas dan rumah lansia hingga saat ini masih terus
berlangsung karena melibatkan sumber daya lokal yang ada di
wilayah tersebut sepert dokter umum, bidan desa, bidan dusun,
promkes, petugas gizi, imunisasi, serta kader posyandu.

Partisipasi dari keluarga, masyarakat dan pemerintah desa


dengan memberikan perhatian dan kepedulian baik dalam hal
material maupun non material.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Berikut ini pemangku kepentingan yang terlibat dalam


Inovasi ini adalah:
1. Kepala Dinas Kesehatan memberikan dukungan,
mengkoordinasikan, mengevaluasi, pemantauan dan
pelaporan program kesehatan baik kesehatan perorangan
maupun kesehatan berbasis lingkungan
2. Kepala Puskesmas sebagai pengarah dan
penanggungjawab implmentas inovasi. mengkoordinasikan
inovasi dengan para pihak.
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 97
3. Camat melakukan koordinasi kepemerintah desa dengan
memberikan imbauan untuk mendukung inovasi PELIPUR
LARA
4. Lurah sebagai pemangku kebijakan di tingkat desa Ikut
membantu mensosialisasikan inovasi PELIPUR LARA
kepada masyarakat khususnya bagi keluarga yang memiliki
lansia.
5. PKK sebagai Mitra sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat terkait kehadiran inovasi PELIPUR LARA
6. Lintas program Puskesmas memberikan peningkatan
kapasitas pengetahuan kesehatan baik kesehatan
perorangan maupun kesehatan berbasis lingkungan.
7. Tim kesehatan Puskesmas melakukan pemantauan dan
pelayanan kesehatan baik kesehatan perorangan maupun
kesehatan berbasis lingkungan
8. Kader menjadi garda terdepan dalam membantu
mengedukasi masyarakat dan mempromosikan layanan
PELIPUR LARA.
9. Tokoh masyarakat membantu dalam sosialisasi PELIPUR
LARA.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 98
INOVASI
BANTU’KA BOSS (Bersama AgeN perizinan membanTU
pelaKu usahA Bisa OSs)

Nama Unit Pelayanan : BKPSDM Kab. Barru


Nama Inovator : Syamsir, S.IP, M.Si
Kontak Person : 0811 440 539
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 06 September 2018
Instansi : Pemerintah Kab. Barru
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=aw6NqgRS7zw
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://bit.ly/3rrChwp

Ringkasan

Bantuka Boss dibentuk karena jarak beberapa


desa/kelurahan dari pusat kota yang jauh, waktu tempuh yang
lama membuat biaya mengurus perizinan menjadi tinggi, tingkat
pemahaman masyarakat terhadap informasi layanan serta cara
mengakses layanan perizinan juga masih rendah sehingga
berdampak pada rendahnya tingkat legalisasi usaha.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 99
Program ini didukung melalui kemitraan antara
DPMPTSPTK, Pemerintah Desa/Kelurahan, Lembaga Keuangan,
LSM/Yayasan Adil Sejahtera dan BPJS Ketenagakerjaan.
Program ini berdampak siginifikan pada kelompok usaha
yang ada di desa dan kelurahan. Kelompok usaha diberi
kemudahan akses karena tidak perlu jauh mengurus izin ke kota.
Pada tahun 2017-2018 izin yang diterbitkan hanya 4.150 tapi
setelah inovasi ini meningkat menjadi 5.854.

Hal ini berdampak pada peningkatan akses terhadap


lembaga keuangan yakni dari 13.407 pada tahun 2017-2018
menjadi 20.905. Kemudahan mendapatkan modal usaha telah
menumbuhkan usaha baru sebanyak 332 usaha dan penyerapan
tenaga kerja sebanyak 597 orang pada tahun 2020-2021.
Perilaku koruptif, pungli dan calo dalam proses perizinan
juga dapat dihindari dengan mempersingkat mekanisme perizinan
usaha. Efisiensi biaya pengurusan dapat ditekan hingga Rp.
344.170.000 pada tahun 2021.

Inovasi ini sesuai kategori 1 yaitu Inovasi Pelayanan Publik


yang inklusif dan berkeadilan, Bantuka Boss menjadikan akses
masyarakat lebih dekat, lebih mudah, lebih cepat bagi masyarakat
yang tinggal di daerah terjauh dari pusat kota.
Ide Inovatif

Latar Belakang

Kondisi geografis dan jarak antara kantor Dinas


Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja (DPMPTSP&TK) yang berada di pusat pemerintahan
dengan jarak 38,4 km ke arah utara Kelurahan Bojo Baru,
Kecamatan Mallusetasi dan 74,6 km ke arah tenggara Desa
Gattareng dengan kondisi medan yang sulit ditempuh. Untuk
mengakses kantor DPMPTSP&TK membutuhkan rata-rata waktu

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 100
tempuh 3 sampai 4 jam ke pusat pemerintahan dengan biaya rata-
rata Rp. 50.000–Rp.200.000. Hal ini menjadi salah satu kendala
utama aksesibilitas layanan perizinan dan rendahnya tingkat
pemahaman masyarakat terhadap informasi layanan dan cara
mengakses layanan perizinan. Olehnya, hal ini berdampak pada
rendahnya legalisasi kegiatan usaha.
Data menunjukkan rendahnya layanan perizinan dari
daerah dengan kondisi di atas yaitu hanya 3,78% (157 izin) dari
Kecamatan Pujananting dan 11,04% (458 Izin) dari Kecamatan
Mallusetasi pada tahun 2017-2018 dari total 4.150 izin yang
diterbitkan.

Informasi layanan melalui teknologi informasi belum


mampu dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat dalam
melakukan proses perizinan. Tidak mudahnya akses
masyarakat/UMKM ke lembaga keuangan, dimana pada tahun
2017-2018 hanya 69,32% (13.407 UMKM) dari Total UMKM
(19.342 UMKM) sehingga pengembangan usaha sulit dilakukan.
Kendala tersebut juga menyebabkan tidak mudahnya pembukaan
usaha baru, minimnya penyerapan tenaga kerja. Di lain sisi
kondisi ini membuka peluang praktek percaloan dan pungli bagi
masyarakat yang akan melakukan pengurusan izin usaha di pusat
kota. Kehadiran Bantuka Boss mampu menjawab masalah
tersebut.
Tujuan

Program ini bertujuan mendekatkan pelayanan perizinan,


mengurangi biaya proses pengurusan perizinan (transportasi dan
konsumsi) yang sebelumnya rata-rata membutuhkan biaya Rp.
50.000 – Rp.200.000, efesiensi waktu pengurusan, menghindari
calo dengan target Rp. 0,-. meningkatkan jumlah penerbitan izin
kegiatan usaha diatas 75%, serta menjadi pusat informasi dan
pendampingan bagi masyarakat yang memerlukan bantuan
layanan. Peningkatan UMKM terhadap akses layanan keuangan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 101
ditargetkan diatas 50% atau minimal 15% dari target SDGs
Pemerintah Kabupaten. Peningkatan Akses UMKM ini dapat
dicapai melalui kerjasama Program Bantuka Boss dengan mantri
perbankan yang melakukan pendampingan langsung di Kantor
Desa/Kelurahan untuk mendapatkan KUR. Kemudahan perizinan
usaha dan akses layanan perbankan tentunya akan berpengaruh
pada perbaikan usaha/pembukaan usaha baru dan penyerapan
tenaga kerja.
Kesesuaian dengan Kategori

Ide utama dari program ini adalah adalah untuk


memberikan akses pelayanan yang lebih dekat, terjangkau,
berkualitas, setara dan merata bagi masyarakat yang tinggal di
seluruh wilayah Kabupaten khususnya daerah terpencil atau
berjarak jauh dari pusat kota. Program ini juga menjadikan akses
ke lembaga keuangan menjadi mudah dan lebih cepat. Olehya
inovasi ini sesuai dengan kategori 1 yakni Inovasi Pelayanan
Publik yang inklusif dan berkeadilan.
Kebaruan, nilai tambah

Kebaruan program ini adalah perekrutan Petugas Bantuka


Boss dimana petugas Bantuka Boss diutamakan sumber daya
manusia yang berdomisili di desa/Kelurahan atau Pemuda desa
dengan tidak mengutamakan status Pendidikan. Petugas Bantuka
Boss hanya perlu menguasai penggunaan aplikasi perizinan
online. Mereka umumnya penduduk lokal yang lebih memahami
kondisi masyarakat setempat, sehingga mereka dapat
memastikan jenis usaha yang akan atau telah dilakukan oleh
masyarakat, hal ini menjadi keunggulan inovasi ini.
Pendampingan petugas Bantuka Bos memudahkan
masyarakat memahami penggunaan istilah dan prosedur dalam
aplikasi. Keunggulan lainnya adalah pelayanan konsultasi dapat
dilakukan tanpa dibatasi ruang dan waktu. Efisiensi waktu, biaya

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 102
dan terhindarnya masyarakat dari praktik percaloan menjadi nilai
tambah inovasi. Program ini juga telah memudahkan percepatan
pembukaan usaha baru dan pembukaan lapangan kerja baru.
Signifikansi
Deskripasi Implementasi inovasi

Petugas Bantuka Boss adalah aparatur atau pemuda


Kecamatan, Desa atau Kelurahan yang telah dibekali kemampuan
untuk bertugas sebagai front officer di tingkat kecamatan, desa
dan kelurahan. Adanya Bantuka Boss ini, masyarakat cukup
datang ke Kantor Kecamatan, Desa atau Kelurahan dengan
mekanisme layanan dilakukan sesuai alur layanan yaitu pemohon
atau masyarakat datang ke layanan Bantuka Boss terdekat untuk
mendapatkan informasi atau bermohon layanan pendampingan
pengajuan izin.

Masyarakat yang memerlukan izin usaha dilayani mulai


dari penginputan data usaha, pemenuhan persyaratan perizinan
berusaha sampai penerbitan perizinan berusaha. Untuk
memudahkan komunikasi, dibuat group media sosial (WAG) yang
beranggotakan seluruh petugas Bantuka Boss dan petugas
layanan DPMPTSPTK. Bagi masyarakat yang telah mendapatkan
Izin Usaha dan membutuhkan tambahan modal usaha, dapat
melakukan pengajuan Kredit Usaha Rakyat pada mantri Bank
yang ditugaskan di Kantor Desa/Kelurahan. Petugas Bantuka
Boss ini mendapatkan insentif melalui pengganggaran Dana
Desa.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Evaluasi dilaksanakan setiap semester oleh Tim evaluasi


internal yang terdiri dari staf dan pejabat struktural DPMPTSPTK
yang dibantu oleh kepala Desa dan Lurah. Tim ini memonitor
capaian Bantuka Boss dan kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan Agen Perizinan. Indikator evaluasi yang digunakan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 103
adalah tingkat penerbitan izin usaha oleh Bantuka Boss dan
tingkat aksesbilitas UMKM terhadap layanan keuangan. Hasil
evaluasi dituangkan dalam Berita Acara Hasil Evaluasi.
Metode pelaksanaan evaluasi perizinan adalah peninjauan
ke lokasi masing-masing Bantuka Boss untuk mendapatkan data
penerbitan perizinan dan data penyerapan Kredit Usaha Rakyat
pada pihak perbankan. Evaluasi dilakukan sebagai bahan
pelaporan kinerja. Data tersebut selanjutnya direkapitulasi dan
diolah lebih lanjut oleh bagian data dan informasi. untuk
memperoleh data penerbitan izin usaha, Nilai investasi diperoleh
dari hasil pengawasan Kegiatan penanaman Modal yang disusun
sebagai Laporan Kegiatan Penanaman Modal. Kemudahan akses
layanan keuangan didapatkan dari penyaluran KUR perbankan.
Dampak

Dampak dari program Bantuka Boss ini menunjukkan


peningkatan jumlah penerbitan perizinan khususnya daerah yang
jauh dari pusat pemerintahan yaitu Kecamatan Pujananting dari
157 izin pada tahun 2017-2018 menjadi 512 izin tahun 2019-2021
atau 226,11%, Kecamatan Mallusetasi dari 458 izin menjadi 959
izin atau 109,39%. Secara Keseluruhan desa dan kelurahan
terjadi kenaikan 80,17.
Peningkatan akses UMKM ke layanan keuangan terlihat
dari peningkatan penyaluran KUR di Kab. Barru khususnya
wilayah yang diintervensi dengan Bantuka Boss. Data 2017-2018
menunjukkan penyaluran KUR sebesar Rp. 295.002.100.000 dan
data 2020-2021 sebesar Rp. 569.066.000.000 atau naik sebesar
92,90%. Data jumlah UMKM yang mengakses lembaga
keuangan, terdapat peningkatan dari 69,32% (13.407 UMKM) dari
total 19.342 UMKM menjadi 97,24% (20.905 UMKM) dari Total
21.499 UMKM pada tahun 2021.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 104
Kemudahan mendapatkan modal usaha telah
menumbuhkan usaha baru sebanyak 332 usaha dan penyerapan
tenaga kerja sebanyak 597 orang pada tahun 2020 – 2021.
Efesiensi biaya yang dirasakan oleh masyarakat adalah
berkurangnya biaya yang dikeluarkan berdasarkan jarak
desa/kelurahan sebesar Rp. 344.170.000 pada tahun 2020- 2021
yang meliputi biaya transportasi, Biaya makan minum dan biaya
tak terduga lainnya. Perbaikan layanan ini juga telah memperbaiki
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan perizinan usaha
di Kabupaten Barru 79,76 pada tahun 2021 atau kategori Baik.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Kontribusi nyata yang dapat diukur terhadap capaian TPB

Untuk mencapai target TPB Kabupaten barru yang memiliki


target Sesuai dengan target RPJMN 2020-2024 pada tahun 2024
sebesar 30,8%. Target ini untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan pada tujuan ke 8 yaitu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang
produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk
semua. Indikator nomor 8.3.1.(c) yaitu Persentase akses UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan.
Peningkatan legalisasi usaha akan mempermudah masyarakat
untuk mengembangkan modal kegiatan usahanya yang tentunya
akan memperbesar kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
(pertambahan nilai investasi), membuka peluang pembukaan
usaha baru dan pembukaan lapangan kerja dengan indikator
kemudahan akses UMKM ke layanan keuangan.
Minat masyarakat terhadap legalisasi usaha didominasi
oleh kepentingan akses permodalan di layanan keuangan
sehingga inovasi ini merupakan kontribusi pemerintah daerah
dalam membuka akses lembaga keuangan bagi masyarakat.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 105
Dengan Program ini Kabupaten Barru telah berhasil
melampaui target TPB sebesar 97,24%
Adaptabilitas

Inovasi diadaptasi/direplikasi/ disesuaikan dan diterapkan


oleh unit/instansi lain atau memiliki potensi direplikasi.
Inovasi ini mudah direplikasi oleh pemerintah kecamatan,
desa atau kelurahan karena hanya dibutuhkan sumber daya
manusia dan sarana prasarana yang telah tersedia di Kecamatan,
Desa dan Kelurahan. Pembukaan Front Office yang lebih
representatif juga telah menjadi salah satu pengembangan
layanan di desa dan kelurahan. Dari 7 kecamatan 1 desa dan 1
kelurahan yang dibentuk pada awal Agustus 2018, kini Bantuka
Boss telah hadir di 40 Desa dan 15 Kelurahan. Luasan replikasi
ini sudah mencakup seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten
Barru yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Barru
tentang Agen Perizinan (Bantuka Boss) Kecamatan, Desa ,
Kelurahan Se kabupaten Barru tanggal 27 Januari 2021 dan
kemudian ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama antara
DPMPTSP dengan Pemerintah Desa / Kelurahan dan
pengangkatan Petugas Bantuka Boss oleh masing-masing
Pemerintah Desa / Kelurahan.
Keberlanjutan

Sumberdaya yang digunakan

Sumber daya yang terlibat dalam inovasi ini adalah Sumber


daya manusia (SDM) aparatur desa yang memiliki pemahaman
penggunaan teknologi informasi. Sumber daya Sarana dan
prasarana yang dipakai adalah yang telah disediakan oleh
pemerintah setempat yaitu ruang front office, jaringan internet,
komputer dan kelengkapan lainnya juga telah tersedia sebagai
peralatan dan perlengkapan kerja pemerintah setempat.
Dukungan Sumber daya Keuangan (pendanaan) tahun 2018 oleh

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 106
DPMPTSPTK dengan menggunakan biaya Rp. 7.367.500 untuk
koordinasi, ATK dan biaya konsumsi. Tahun 2019 Bantuka Boss
dilatih melalui service exellence dengan dana Rp. 59.465.500 dan
pada tahun 2021 dilakukan bimtek penggunaan aplikasi OSS
dengan dana Rp. 29.295.500. Pengunaan Aplikasi, metode dan
mekanisme layanan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur yang telah ditetapkan dan diberikan melalui sosialisasi
dan bimbingan teknis baik yang didanai dengan Anggaran
DPMPTSPTK maupun dana alokasi khusus non fisik penanaman
modal yang sesuai petunjuk teknis.
Strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

Program ini telah berlangsung selama lebih dari 5 tahun.


Komitmen para pemangku kepentingan menjadi faktor utama
keberhasilan inovasi ini. Kepala DPMPTSPTK, Camat, Kepala
Desa dan Kelurahan berkomitmen penuh dengan penandatangan
Perjanjian Kerjasama pada tanggal 7 Agustus 2018 untuk
membentuk Bantuka Boss (Agen Perizinan) dan ditindaklanjuti
dengan penerbitan SK Agen perizinan, Sosialisasi dan Bimbingan
teknis bagi petugas Bantuka Boss (agen perizinan). Dukungan
pemangku kepentingan lainnya dilakukan melalui sosialisasi
bersama LSM, Pelaku usahan jurnalis, BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 8 Agustus 2018. Komitmen
dan dukungan tersebut berlanjut sampai sekarang.
Keterbatasan jangkauan internet dan penyediaan front
office untuk replikasi inovasi masih menjadi kendala, namun hal
ini telah tetap menjadi prioritas dalam penganggaran desa /
kelurahan dengan mendorong penganggaran jaringan internet
dan Front Office bagi desa yang sudah menjadi kebutuhan utama
dalam operasional desa/kelurahan itu sendiri.
Pada tahun 2021 juga telah dilakukan perjanjian kerjasama
antara pihak DPMPTSPTK, Pemerintah Desa/Kelurahan dengan
Pihak Perbankan untuk mendukung program ini.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 107
Faktor Kekuatan
Inovasi ini dilaksanakan di 7 Kecamatan, 1 desa dan 1
Kelurahan pada tahun 2018. Tahun 2021 inovasi telah diadopsi
oleh seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten barru yaitu
sebanyak 40 desa dan 15 kelurahan, sehingga akses perizinan
usaha semakin tersebar luas. Pada tahun 2020 telah dibuat
kesepakatan kerjasama antara Bantuka Boss melalui Pemerintah
Desa dan Kelurahan dengan Pihak Perbankan khususnya untuk
kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kerjasama ini juga
telah ditindak lanjuti dengan kerjasama yang sama oleh Pihak
DPMPTSPTK dengan Pihak perbankan pada tahun 2022.
Penerbitan SK Bupati tentang Bantuka Boss Kecamatan, Desa
dan Kelurahan nomor 89/DPMPTSPTK/I/2021 tanggal 27 Januari
2021 juga menguatkan keberadaan Bantuka Boss ini. Penunjukan
Pemuda Desa/warga lokal sebagai petugas Bantuka Boss juga
memberikan pengaruh sosial terhadap keberlajutan program ini.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

pemangku kepentingan yang terlibat dan berkontribusi


dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan
memastikan keberlanjutan inovasi.
Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan pemerintah
Kecamatan, Desa dan Kelurahan sebagai mitra utama dalam
pelaksanaan pendampingan perizinan usaha bagi masyarakat,
penyediaan Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana lainnya.
Dukungan LSM/Yayasan Adil Sejahtera berperan dalam
pemberian bimbingan teknis OSS dan Pelayanan Prima bagi
pertugas Bantuka Boss, kemitraan dengan LSM ini sudah
berlangsung sejak 2011 dalam pengembangan SDM di
DPMPTSP Kab. Barru. Untuk Mempercepat masyarakat
mengakses lembaga Keuangan program ini dikerjasamakan juga
dengan pihak perbankan. Pihak Perbankan menunjuk Mantri KUR
untuk melayani pengajuan KUR di Kantor/Desa sekaligus

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 108
membantu memonitoring usaha yang ingin mendapatkan izin
usaha dan KUR di wilayah setempat. BPJS Ketenagakerjaan juga
bermitra untuk mempermudah penerbitan Kartu Ketenagakerjaan
serta ikut mensosialisasikan program ini. Proses monitoring
dilakukan bersama dengan mitra setiap semester untuk
memastikan program ini tetap berjalan, menangani masalah yang
muncul dan mereview dampak yang telah dicapai.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 109
INOVASI
BERKAH "BERobat cuKup sebut nomor rumAH"

Nama Unit Pelayanan : Upt Puskesmas Patimpeng


Dinas Kesehatan Kab.Bone
Nama Inovator : dr. Andi Rizki Tenryayu
Kontak Person : 085299939997
Email : andirizkiayu.dr@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 01 August 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Bone Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/2H6h8AJuYUA
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/folderview?id=1nYIjB8QM0Xus3T
AdEt_ugNnDr2Z1dqms

Ringkasan
Implementasi
Inovasi BERKAH “BERobat cuKup sebut nomor rumAH”
hadir guna menyelesaikan permasalahan layanan kesehatan di
Puskesmas Patimpeng, Kec. Patimpeng, Kab. Bone pada unit

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 110
pendaftaran dan rekam medik. Adapun permasalahannya adalah
lambatnya pelayanan pada pasien yang kehilangan kartu berobat
saat berkunjung ke Puskesmas. Dengan adanya inovasi ini,
masyarakat cukup menyebutkan nomor rumah di loket
pendaftaran, maka rekam medik (RM) pasien dapat segera
ditemukan.
Inovasi ini diterapkan secara bertahap sejak Desember
2019, dimulai dari 3 desa yang berjarak paling dekat dari
Puskesmas yaitu Desa Latellang, Patimpeng, dan Batulappa pada
2 bulan pertama dan berlanjut hingga mencakup seluruh wilayah
kerja Puskesmas Patimpeng, yang berjumlah 10 desa.

Dampak inovasi:1) Percepatan waktu pelayanan,dimana


sebelum adanya inovasi waktu yang digunakan dalam melayani 1
pasien adalah 15menit, saat ini hanya membutuhkan waktu 5
menit, 2) Peningkatan jumlah pasien yang dapat dilayani oleh unit
pendaftaran sebelum jam pelayanan berakhir, 3)Penurunan
jumlah dan biaya cetak rekam medik, 4) Selama pandemi
Covid19, tidak terjadi penumpukan antrian pasien yang
memungkinkan resiko penularan covid19.
Kesesuaian Kategori
Inovasi ini relevan dengan kategori 1: Pelayanan Publik
yang Inklusif dan berkeadilan. Melalui inovasi ini akses pelayanan
kesehatan terutama di daerah terpencil seperti wilayah kerja UPT
Puskesmas Patimpeng, menjadi lebih mudah, cepat, berkualitas
dan merata bagi semua kalangan masyarakat.
Ide Inovatif
Latar belakang

Sebelum ditemukannya inovasi ini, kendala utama yang


paling sering dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas
Patimpeng terutama di bagian pendaftaran, adalah terlambatnya

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 111
pelayanan rawat jalan akibat pasien lupa membawa / kehilangan
kartu berobat yang merupakan syarat akses terhadap rekam
medik pasien. Masalah ini sebenarnya dapat ditangani dengan
meminta pasien kembali dengan membawa kartu berobat atau
mencari nomor rekam medik pasien secara manual di buku
register.
Akan tetapi, kedua solusi tersebut sulit diterapkan karena
tidak semua pasien mampu kembali dan membawa kartu
berobatnya karena ada kendala akses seperti letak desa yang
terpencil, terdapat beberapa desa yang memiliki jarak yang cukup
jauh yaitu ± 1.5 jam perjalanan, yang untuk menjangkau
Puskesmas harus melewati 7 sungai, yang tentunya sangat
menyulitkan bagi pasien terlebih pada saat musim hujan. Solusi
lain yaitu dengan mencari data rekam medik secara manual
menggunakan buku register, akan tetapi membutuhkan waktu
yang cukup lama. Hal ini memperlambat waktu pelayanan dan
menyebabkan penumpukan antrian pasien sehingga kedua hal
tersebut dianggap tidak menyelesaikan permasalahan.
Apabila rekam medik pasien tidak ditemukan, petugas
terpaksa membuat rekam medik baru. Dalam kondisi ini, dokter
dan dokter gigi adalah pihak yang paling dirugikan karena
beresiko kehilangan data penting terkait riwayat penyakit pasien.
Selain itu pembuatan rekam medik baru yang berulang adalah
pemborosan biaya.
Tujuan

Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan terutama bagi pasien yang lupa/kehilangan
kartu berobat, mempercepat waktu pelayanan agar antrian pasien
tidak menumpuk, meminimalisir kehilangan data riwayat penyakit
pasien akibat rekam medik tidak ditemukan, mengurangi biaya
percetakan kartu berobat dan rekam medik berulang serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 112
memberikan layanan prima bagi seluruh masyarakat tanpa
adanya diskriminasi.
Kesesuaian dengan Kategori

Ide utama dari inovasi ini adalah memberikan akses


pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, setara dan merata bagi
masyarakat dengan mengganti penggunaan kartu berobat dengan
cukup menyebutkan nomor rumah sebagai syarat berobat di
Puskesmas.
Sisi Kebaruan atau nilai tambah

Sisi kebaruan dari inovasi ini: 1) mengubah sistem


pendaftaran pasien yang sebelumnya wajib menggunakan kartu
berobat, kini “cukup menyebutkan nomor rumah” sebagai syarat
berobat. 2)Transformasi digital metode penyimpanan data nomor
RM pasien, yang sebelumnya menggunakan buku register
manual, kini dalam bentuk database digital yang dapat diakses
melalui komputer dan/atau smartphone sehingga sangat
meminimalisir waktu pencarian data. 3)Penomoran rumah
dilakukan oleh inovasi BERKAH dan kedepannya dapat
disesuaikan dengan identitas hukum yang ada dalam data
Disdukcapil. 4)berkolaborasi dengan Tokoh Masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya selama pendataan dan sosialisasi
sistem BERKAH, 5) bekerjasama dengan desa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui
APBDesa dengan memberikan plat nomor rumah permanen di
tiap rumah warga.
Nilai Tambah

Nilai tambah inovasi ini adalah apabila pasien tidak


mengetahui nomor rumah, pasien dapat menyebutkan informasi
lain yang terdapat dalam database antara lain: Nomor Kartu
Keluarga, nama Kepala Keluarga, nama anggota keluarga
serumah, atau Nomor Induk Kependudukan (NIK). Keseluruhan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 113
data tersebut dapat digunakan sebagai opsi pencarian nomor
rekam medik dalam database. Sehingga resiko kehilangan rekam
medik menjadi sangat kecil.
Untuk pembuatan dan pemanfaatan database, inovasi ini
menggunakan software gratis yang sangat umum digunakan yaitu
Ms Excel, sehingga tidak diperlukan keahlian khusus dalam
menjalankan inovasi ini.
Rekam medik di Puskesmas Patimpeng menggunakan
sistem Family Folder, dimana catatan kondisi kesehatan dan
riwayat penyakit suatu keluarga tergabung dalam satu map rekam
medik.

Kelebihan inovasi ini, jika terdapat lebih dari satu anggota


keluarga yang berobat di puskesmas secara bersamaan, pasien
tidak perlu membawa kartu berobat masing-masing, karena satu
nomor rumah dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga di
rumah yang sama, berapapun jumlah KK dan anggota keluarga di
rumah tersebut.

Khusus pasien lansia, petugas akan menuliskan nomor


rumah pasien di kartu JKN pada kunjungan pertama, sehingga
pada kunjungan berikutnya, pasien tidak perlu menyebutkan
nomor rumah.
Signifikansi

Bagaimana Inovasi ini diimplementasikan dalam mengatasi


permasalah yang dihadapi

Inovasi ini memberikan dampak yang sangat berarti pada


penduduk 10 desa dengan jumlah penduduk +/- 18.591 jiwa di
wilayah kerja Puskesmas Patimpeng yang memiliki kesulitan
akses. Sejak akhir tahun 2019, warga yang berada di 10 desa
dapat dilayani dengan baik dari segi efisiensi waktu, peningkatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 114
jumlah pasien yang dilayani dan penghematan biaya cetak kartu
berobat dan juga rekam medik.
Prinsip kerja inovasi BERKAH yaitu dengan menghilangkan
fungsi kartu berobat sebagai syarat mendaftarkan pasien di
puskesmas, dan menggantinya dengan cukup menyebutkan
nomor rumah untuk mengakses rekam medik pasien. Hal ini
memungkinkan karena sebelumnya telah dilakukan perubahan
nomor rekam medik secara keseluruhan dengan mengikuti sistem
penomoran rumah penduduk.
Pelaksanaan inovasi BERKAH dimulai dengan 1)
Membentuk tim yang terdiri dari minimal 3 orang untuk melakukan
pendataan di tiap rumah (jumlah anggota tim disesuaikan dengan
jumlah penduduk tiap desa/sesuai dengan TIM PIS-PK). 2)
Sosialisasi penggunaan nomor rumah sebagai ganti kartu berobat
3) Memberikan penomoran rumah di seluruh rumah yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Patimpeng 4) Mencatat data untuk
keperluan database yaitu: nomor KK, Nama anggota keluarga,
NIK dan No JKN 4) Membuat database menggunakan Ms Excel
5) Mulai menerapkan inovasi secara bertahap sesuai SOP
BERKAH. 6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap
pelaksanaan sistem BERKAH.
Penilaian/assessment (evaluasi yang dilakukan)
Guna memastikan agar inovasi senantiasa berjalan sesuai
rencana dan untuk peningkatan layanan, secara berkala dilakukan
monitoring dan evaluasi dengan menggunakan 2 indikator mutu
pelayanan di unit pendaftaran yakni waktu pelayanan dan jumlah
rekam medik baru yang harus dicetak karena sebelumnya tidak
ditemukan.

Dampak dari inovasi ini juga dinilai melalui peningkatan


jumlah pasien terlayani sebelum jam pendaftaran pasien berakhir

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 115
(Pukul 12.00WITA) dan biaya yang harus dikeluarkan untuk
membuat Kartu berobat dan Rekam Medik berulang.
Manfaat lain yang secara tidak langsung diterima dengan
adanya inovasi ini adalah tidak adanya antrian pasien yang
menumpuk saat pandemi COVID-19 sehingga tidak terjadi
kerumunan yang melanggar protokol kesehatan.
Inovasi Berkah berhasil meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat di wilayah Puskemas Patimpeng melalui layanan
yang efektif, efisien dan inklusif. Sebelum adanya inovasi ini,
pendaftaran bagi pasien yang lupa membawa kartu berobat
membutuhkan waktu 15 menit per pasien, setelah inovasi ini
dilaksanakan hanya butuh kurang dari 5 menit untuk
mendapatkan rekam medik 1 pasien yang lupa kartu berobatnya.
Hal ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah pasien yang dapat
dilayani per harinya, jika pada tahun 2019 hanya 30-40 pasien
saja yang dapat dilayani pada jam 08.00 – 12.00 setelah inovasi
sebelum jam 12 dapat melayani 60-70 pasien.

Dari segi efisiensi biaya, inovasi ini berhasil mengurangi


biaya percetakan rekam medik dan kartu berobat. Jika pada tahun
2019 sebanyak 442 buah kartu berobat dan 116 rekam medik
yang dicetak tapi setelah inovasi sudah tidak ada lagi kartu yang
dicetak dan hanya 24 rekam medik saja yang dibuat. Hal ini juga
berdampak pada pengurangan biaya cetak tentunya, jika sebelum
inovasi dikeluarkan biaya cetak kartu berobat Rp 663.000 dan Rp
1.160.000 untuk rekam medik, setelah inovasi hanya biaya rekam
medik saja yang dikeluarkan yakni sebesar Rp 240.000. Terdapat
efisiensi biaya sebesar Rp 1.583.000 atau 86.8%.
Dampak yang tak kalah pentingnya adalah tidak adanya
kerumunan antrian pasien di loket pendaftaran setelah inovasi ini
dilaksanakan sehingga potensi penularan COVID-19 dapat
diminimalisir.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 116
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi BERKAH merupakan inovasi yang bertujuan
meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya di bidang
kesehatan, dengan memberikan pelayanan kesehatan dasar yang
baik dari segi kemudahan akses dan efisiensi waktu pelayanan di
Puskesmas.
Pelayanan kesehatan dasar yang baik dapat dicapai
dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal, Peraturan
Menteri Kesehatan No:129/Menkes/SK/II/2008, yang salah satu
indikatornya adalah waktu penyediaan rekam medik rawat jalan <
10menit> Dengan adanya efisiensi waktu pelayanan di bagian
pendaftaran dan rekam medik yaitu kurang dari 5 menit/pasien,
maka secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap TPB
dalam mencapai tujuan yang ke-3 :“Kehidupan sehat dan
sejahtera”. Yang memiliki target nasional pada tahun 2030: Dapat
mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk akses terhadap
pelayanan kesehatan dasar yang baik(TPB 3.8).
Berdasarkan Data dari dinas Kesehatan Kabupaten Bone,
Jumlah Warga Negara usia produktif yang mendapatkan layanan
kesehatan adalah sebanyak 235.774 yang menunjukkan bahwa
Kabupaten Bone telah berhasil mencapai target 100% Pelayanan
kesehatan pada usia produktif.
Pemberian nomor rumah dan pendataan jumlah anggota
keluarga di setiap rumah merupakan komponen dari Inovasi
BERKAH. Komponen inovasi tersebut turut memberikan
kontribusi terhadap terlaksananya TPB tujuan ke-17 yaitu
Kemitraan untuk mencapai tujuan yang salah satu indikatornya
adalah terlaksananya Sensus Penduduk dan Perumahan pada
tahun 2020 (7.19.2).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 117
Adaptabilitas
BERKAH merupakan inovasi di bidang kesehatan yang
sangat sederhana, mampu memberikan manfaat kepada
masyarakat luas khususnya penduduk di wilayah kerja UPT
Puskesmas Patimpeng, tidak memerlukan biaya khusus dalam
pelaksanaannya, dapat digunakan seterusnya, dan bersifat
flexible karena datanya dapat diperbaharui, sehingga inovasi ini
dapat dengan mudah direplikasi bahkan dapat menjadi menjadi
dasar terciptanya inovasi lain (continuous improvement) di wilayah
dengan tantangan yang sama.
Pemerintah Kabupaten Bone juga telah mengeluarkan
surat edaran Bupati Nomor: 060/608/Org agar Inovasi BERKAH
(Berobat Cukup Sebut Nomor Rumah) yang berada di UPT
Puskesmas Patimpeng dapat diimplementasikan kepada seluruh
UPT Puskesmas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bone
Saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bone dan beberapa
puskesmas di Kabupaten Bone yang memiliki permasalahan
serupa terkait kartu berobat, telah melakukan kunjungan lapangan
dan kaji banding di UPT Puskesmas Patimpeng untuk mengamati
kemudahan dan manfaat yang diperoleh dengan adanya inovasi
ini.
Pemanfaatan nomor rumah yang diintegrasikan ke dalam
suatu program / layanan di Puskesmas dengan tujuan menunjang
perbaikan kualitas pelayanan, bahkan dapat diadaptasi oleh
instansi non- puskesmas. Sebagai contoh, karena wilayah kerja
UPT Puskesmas Patimpeng berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Bone nomor 296 tahun 2020 termasuk ke dalam 1 dari 7 kategori
fasilitas pelayanan kesehatan kawasan terpencil (1 dari 6 pada
tahun 2019), maka tentu kondisi di wilayah kerja kami berbeda
dengan kondisi di perkotaan. Salah satu perbedaan yang
dimaksud adalah tidak adanya rumah di kecamatan patimpeng
yang memiliki nomor rumah. Padahal nomor rumah sangat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 118
penting bagi masyarakat yaitu sebagai media koresponden/surat
menyurat, menentukan lokasi dan mempermudah orang lain
dalam mencari alamat dan serta memberi manfaat ketertiban
lingkungan dan kontrol sosial bagi pemerintah desa.
Dengan adanya inovasi BERKAH, seluruh rumah
penduduk di kecamatan patimpeng, yang berjumlah 4119 rumah,
telah memiliki penomoran, termasuk rumah penduduk di desa dan
dusun yang sulit akses karena berada di pegunungan.

Pemerintah desa dan kecamatan Patimpeng sangat


antusias dengan adanya Inovasi BERKAH. Maka dari itu, sebagai
bentuk dukungan, apresiasi dan replikasi terhadap inovasi ini,
Pemerintah kecamatan mengeluarkan Surat Keputusan Camat
Patimpeng Nomor 22 tahun 2021 yang menetapkan nomor rumah
penduduk berdasarkan sistem BERKAH menjadi nomor rumah
permanen bagi masyarakat patimpeng. Nomor rumah tersebut kini
dapat digunakan masyarakat sebagai alamat
persuratan/korespondensi.
Keberlanjutan
Sumber daya

Sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan


inovasi ini yaitu seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di
UPT Puskesmas Patimpeng yang berjumlah 86 orang dan terbagi
menjadi beberapa tim berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Patimpeng nomor 211 tahun 2019 tentang
Pembentukan TIM Inovasi BERKAH, kader kesehatan tiap desa,
dan beberapa masyarakat yang secara sukarela membantu
selama proses pendaataan dan pemberian nomor rumah.
Stiker nomor rumah yang diberikan di tiap rumah
penduduk, adalah modifikasi dari stiker PIS- PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang merupakan
Program Pemerintah. Adapun pelaksanaan pembiayaan PIS-PK

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 119
secara operasional menggunakan sumber dana yakni dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang dianggarkan melalui
penyusunan RUK dan RPK setiap awal tahun, dengan jumlah
dana sebesar Rp.5.000.000 untuk satu siklus inovasi (januari-
desember). Sesuai RUK, dana tersebut digunakan untuk
pendataan PIS-PK di rumah penduduk.
Untuk pembuatan database, Inovasi ini menggunakan
aplikasi gratis yang sangat umum digunakan yaitu Ms Excel untuk
mengolah data. Data yang terdapat dalam database inovasi
BERKAH, terdiri dari: Nomor rumah, nomor KK, Nama anggota
keluarga, NIK dan No JKN. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada biaya khusus yang dialokasikan dalam pembuatan
inovasi ini.
Strategi yang digunakan untuk melaksanakan inovasi :

Sosialisasi inovasi BERKAH telah dilakukan secara


langsung kepada masyarakat saat melakukan pendataan dan
pemberian nomor rumah. Meski demikian tetap dilakukan
sosialisasi aktif melalui forum yang melibatkan pemangku
kepentingan dan masyarakat banyak seperti musyawarah
masyarakat desa (MMD), Pertemuan lokakarya mini tribulanan
Lintas Sektor dan Posyandu setiap bulan.
Selain sosialiasi secara tatap muka, sebagai bentuk
adaptasi terhadap revolusi industi 4.0, inovator juga secara aktif
melakukan sosialisasi terkait inovasi melalui berbagai media
sosial. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk membantu
penyebarluasan informasi yang lebih cepat dan mampu
menjangkau masyarakat banyak dari berbagai kalangan usia.
Media sosial berbasis digital yang dimaksud antara lain:
Instagram, facebook, youtube dan website puskesmas yang
dapat diakses pada situs www.puskesmaspatimpeng.com .

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 120
Upaya lain yang laksanakan untuk menjaga kelangsungan
Inovasi yaitu dengan dibentuknya standar operasional prosedur
(SOP) mengenai sistem BERKAH yang menjadi dasar bagi
petugas pendaftaran dan petugas di rekam medik dalam
melakukan pelayanan. Serta dilakukan pembaharuan data yang
rutin dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu: 1) Saat pasien
berkunjung ke Puskesmas dan melaporkan perubahan data 2)
Melalui pelaporan jumlah kelahiran dan kematian oleh bidan desa
setiap bulan 2) Updating data yang wajib dilaksanakan setiap
akhir tahun untuk memberikan penomoran bagi rumah baru belum
ada saat pendataan sebelumnya.

Adapun strategi institusional yang menunjang


kelangsungan Inovasi BERKAH “Berobat cukup sebut nomor
Rumah” antara lain

1. Surat Edaran Bupati nomor: 060/608/Org mengenai anjuran


penerapan Inovasi Berkah di Seluruh Puskesmas di
Kabupaten Bone, Tentang Implementasi inovasi BERKAH
(berobat cukup sebut nomor rumah) di lingkungan
pemerintah Kabupaten Bone.

2. Surat Keputusan Camat Patimpeng Nomor 22 tahun 2021


mengenai penetapan nomor rumah penduduk sesuai inovasi
BERKAH dan
3. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Patimpeng nomor
211 tahun 2019 tentang Pembentukan TIM Inovasi BERKAH
“berobat cukup sebut nomor rumah”
Faktor kekuatan (internal) dan peluang (eksternal)

Pemangku kepentingan tingkat desa dan tingkat


Kecamatan sangat mendukung dan memberikan apresiasi
terhadap adanya Inovasi ini karena dianggap memudahkan
masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Maka dari itu,
sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi dikeluarkan Surat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 121
Keputusan Camat Patimpeng Nomor 22 tahun 2021 terkait
replikasi sistem BERKAH, penggalangan komitmen oleh seluruh
kepala desa, pemerintah kecamatan dan pihak dinas kesehatan
untuk menjamin kelangsungan inovasi pada forum lokakarya mini
tribulanan lintas sektor, dan pada tahun 2021 pemerintah
setempat memasukkan usulan pembuatan plat nomor rumah
permanen sesuai penomoran sistem BERKAH melalui forum
musyawarah perencanaan Pembangunan ( MUSRENBANG)
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Inovasi BERKAH terlaksana melalui kolaborasi seluruh


komponen pendukung baik internal maupun eksternal. Pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan program Inovasi ini:
Camat

Pemerintah Kecamatan Patimpeng mengeluarkan Surat


Keputusan Camat Patimpeng mengenai penetapan nomor rumah
penduduk sesuai inovasi BERKAH.
Kepala UPT Puskesmas Patimpeng

Berperan penting dalam memberikan persetujuan,


membimbing dan mengawasi pelaksanaan inovasi BERKAH
Kepala Desa
Menggerakkan kader agar berpartisipasi dalam pendataan
dan pemberian nomor rumah. Sebagai bentuk dukungan, 2 dari
10 desa menganggarkan dana khusus untuk pembuatan plat
nomor rumah yang terbuat dari aluminium. Taksiran biaya yang
dibutuhkan untuk membuat plat nomor rumah dalam 1 desa yaitu
sekitar Rp.800.000.
Kader
Membantu proses pengumpulan data dengan
mengarahkan tim PIS-PK ke alamat rumah yang dituju, bahkan
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 122
membantu mencatat informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan
database.
Masyarakat Patimpeng

Penerima manfaat langsung dari inovasi BERKAH.


Dibutuhkan kerjasama dari masyarakat berupa konsistensi dalam
menggunakan nomor rumah sebagai ganti kartu berobat saat
berkunjung di Puskesmas.
DISDUKCAPIL

Melakukan kerjasama dengan DISDUKCAPIL Kabupaten


Bone dalam hal pemanfaatan nomor induk kependudukan (NIK),
dan data kependudukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan melalui Inovasi BERKAH. Kerjasama ini dilakukan
sebagai bentuk kontribusi terhadap terlaksananya TPB tujuan
yang ke-17 yaitu Kemitraan untuk mencapai tujuan yang salah
satu indikatornya adalah terlaksananya Sensus Penduduk dan
Perumahan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 123
INOVASI
Strategi Pencegahan Perkawinan Anak (SIP-PEKA)

Nama Unit Pelayanan : BAPPEDA Kab.Bone


Nama Inovator : Dr. Ade Fariq Ashar,
S.STP., M.Si
Kontak Person : 08114124212
Email : fariqfaqih@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 14 February 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Bone Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/1UgCn8WDPuc
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1RxCqMfKFXRAqHUg1qJv
HHMOEKFO8-EdA?usp=sharing

Ringkasan
Strategi Pencegahan Perkawinan Anak (SIP-PEKA)
dikembangkan karena tingginya kasus perkawinan Anak di
Kabupaten Bone terutama di kawasan perdesaan. Sementara di
Kabupaten Bone belum ada rumusan strategi intervensi masalah
tersebut, secara komprehensif dan terpadu dan masih berjalan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 124
sendiri-sendri. SIP-PEKA dilakukan dengan melibatkan berbagai
stakeholders baik unsur pemerintah maupun non pemerintah
diantaranya: Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LPP Bone dan TULODO), Muslimat NU dan Pers. Sasaran
programnya adalah PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga),
Forum Anak, BKMT, Pokja Desa Sehat, Kelompok Tani, dan
sekolah. Uji Coba Inovasi SIP- PEKA telah dilaksanakan di 6 desa
piloting, telah direplikasi di 100 desa, serta Kabupaten Wajo dan
Luwu Utara.
SIP-PEKA berdampak pada peningkatan pemahaman
masyarakat tentang dampak perkawinan anak, pencegahan
kehamilan usia dini, manajemen kebersihan menstruasi dan
pentingnya pendidikan yang pada tahun 2019 berada pada angka
79,4 % meningkat menjadi 86,4 % pada tahun 2021 serta
berdampak langsung pada penurunan kasus perkawinan anak
dari 746 kasus (2019) menjadi 84 kasus (2021).
Program SIPPEKA, memberikan peluang dan akses bagi
anak untuk bersekolah ke jenjang lebih tinggi dan menjamin
peningkatan kualitas hidup mereka baik laki-laki maupun
perempuan sehingga sejalan dengan kategori 1 (pelayanan publik
yang inklusif dan berkeadilan).
Ide Inovatif

Permasalahan mendasar yang dihadapi Pemerintah


Kabupaten Bone adalah tingginya kasus perkawinan anak. Data
Kemenag RI, tahun 2019 menunjukkan jumlah kasus perkawinan
anak sebanyak 746 kasus, terdiri 44 kasus laki-laki, 702 kasus
perempuan dimana 30,56% atau 228 kasus mendapatkan
dispensasi perkawinan dari Pengadilan Agama. Faktor terjadinya
perkawinan anak disebabkan kehamilan yang tidak diinginkan
(30,56%=228 kasus), desakan ekonomi keluarga (28,10%=210
kasus), tingkat pemahaman masyarakat (25,32%=189 kasus),
dan faktor budaya (16,02%=120 kasus).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 125
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka
Pemerintah Kabupaten Bone melalui Bappeda menginisiasi
lahirnya Strategi pencegahan Perkawinan Anak (SIPPEKA) untuk
mendukung percepatan penurunan kasus perkawinan anak.
Pendekatan yang digunakan adalah mengoptimalkan fungsi
koordinasi dan integrasi semua pemangku kepentingan yang
terlibat, serta mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk
peduli dan berkomitmen menolak perkawinan anak diwilayahnya
masing-masing.
Program ini bertujuan menurunkan kasus perkawinan anak
di Kabupaten Bone melalui peningkatan pemahaman masyarakat
tentang dampak perkawinan anak, pencegahan kehamilan usia
dini, manajemen kebersihan menstruasi dan pentingnya
pendidikan, yang diimplementasikan di sekolah dan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat melalui Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) yang menjadi Muatan Lokal, ditingkat masyarakat
melalui dialog warga, dan rapat koordinasi ditingkat kabupaten
secara berkala dan berkelanjutan. Implementasi SIP-PEKA dapat
menurunkan kasus perkawinan anak dari 746 kasus (2019) turun
menjadi 84 kasus (2021).
Ide utama program ini adalah bagaimana anak, remaja,
orang tua, dan masyarakat BERANI mengatakan NO Pernikahan
anak dan YES untuk sekolah/melanjutkan pendidikan. Untuk
mewujudkan cita-cita mulia tersebut, maka inovasi SIP-PEKA lahir
dengan pendekatan yang sangat persuasif serta menjunjung
tinggi kearifal lokal BUGIS BONE yaitu SIPAKATAU (saling
menghormati), SIPAKELEBBI (saling menghargai) dan
SIPAKAINGE (saling mengingatkan).

Kebaruan program SIP-PEKA antara lain: Terbangunnya


koordinasi, kolaborasi semua stakeholders baik pemerintah
maupun non pemerintah dan terintegrasinya program kerja
masing-masing stakeholders dalam upaya pencegahan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 126
perkawinan anak yang dikoordinir langsung oleh Bappeda dengan
mengoptimalkan Tim 10 yang menjadi bagian Tim Koordinasi
pencegahan perkawinan anak;
Peningkatkan pemahaman anak / remaja / orangtua /
masyarakat melalui dialog publik yang dipandu langsung para
ustadzah dan tokoh agama, karena pendekatan agama lebih
mudah diterima oleh masyarakat bone yang mayoritas beragama
islam, disamping itu sebagai bentuk sosialisasi program SIP-
PEKA setiap rumah ditempeli stiker himbauan STOP Perkawinan
Anak;
Monitoring SIP-PEKA dengan menggunakan botol mineral
sebagai penanda rumah menggunakan 4 (empat) warna sebagai
penanda: merah menandakan didalam rumah tersebut terdapat
anak tidak sekolah, Biru (anak balita), Hijau (anak sekolah),
Kuning (rentan tidak sekolah/menikah), masing-masing penanda
memiliki penanganan yang berbeda;
Kebaruan lainnya dari SIP-PEKA adalah dengan merekrut
fasilitator dari Perguruan Tinggi (IAIN Bone) dan Muslimat NU
yang memiliki program kerja sejalan dengan program kerja SIP-
PEKA, selain itu Forum Anak digunakan sebagai mentor sebaya
baik dalam sekolah mupun diluar sekolah guna mendorong anak
memiliki keberanian sebagai pelapor yang akan melaporkan kalau
terjadi pernikahan anak di sekitarnya (tetangga dan teman), dan
sebagai pelopor bagi teman sebaya untuk BERANI menolak
perkawinan anak;

Tersedianya Ustadzah toolkit, buku cerita, dan papan


permainan “Bahagia atau Tidak” di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) tingkat desa sebagai media pembelajaran bagi orang
tua dan anak;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 127
Fasilitator Desa ex-korban perkawinan anak dan dibayai
melalui APBDesa. (bervariasi antara Rp.150.000 s/d Rp.
500.000,-/bulan sesuai kemampuan keuangan desa);
Pengadilan Agama bersama Pusat Layanan terpadu
Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
sebagai filter utama pemberian dispensasi perkawinan anak.
setiap pemberian dispensasi harus melalui screening yang ketat
dan disertai bukti akurat yang menjadi dasar pemberian
dispensasi oleh pengadilan agama;
Lahirnya Perdes tentang Pencegahan Perkawinan Anak
yang memberikan sanksi sosial bagi masyarakat. Sanksi sosial
antara lain: Pemerintah Desa, Tokoh Agama dan Tokoh
Masyarakat tidak menghadiri hajatan masyarakat, dibatakannya
bantuan jaminan perlindungan sosial, tidak diberikan izin menikah
dan pembatasan akses layanan pada pemerintah desa;
Untuk mengimplementasikan pencegahan perkawinan
anak di 372 Desa/Kelurahan, DPRD Kabupaten Bone
menginisiasi PERDA pencegahan perkawinan anak yang akan
ditetapkan pada tahun 2022.
Signifikansi
Program SIP-PEKA berdampak signifikan terutama pada
anak/remaja serta masyarakat umum. Hasil studi kuantatif dan
kualitatif yang telah dilakukan di 6 (enam) desa lokus
menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat tentang dampak
perkawinan anak dari 16% menjadi 39%, Resiko Kesehatan bagi
anak perempuan 20% menjadi 44%, Rendahnya Peluang Kerja
dimasa depan 29% menjadi 37%, Kurangnya kebebasan bagi
anak perempuan dari 9% menjadi 32%, resiko Kesehatan Bagi
bayi dari 10% menjadi 32%, Kekerasan dalam RT 26% menjadi
31%, dan Depresi 9% menjadi 24%.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 128
Peningkatan pemahaman masyarakat tersebut berkorelasi
positif terhadap penurunan kasus perkawinan anak dari 746 kasus
(2019) turun 84 kasus (2021),untuk 6 desa lokus sebagai berikut :
Desa Cumpiga dari 5 (2019) menjadi 0 kasus (2021), Desa Lilina
Ajangale dari 5 kasus (2019) menjadi 0 kasus (2021), Desa
Mallimongneg dari 5 kasus (2019) menjadi 0 kasus (2021), Desa
Abbumpungeng dari 5 (2019) menjadi 0 kasus (2021), Desa
Lamuru dari 5 kasus (2019) menjadi 0 kasus (2021), Desa
Welado dari 8 kasus (2019) menjadi 0 kasus (2021).

Implementasi SIP-PEKA dilakukan sebagai berikut :


1. Koordinasi Tim 10 lintas Stakeholders secara berkala dan
berkelanjutan yang melibatkan pemerintah desa piloting
maupun replikasi, forum anak serta puskesmas.
2. PUSPAGA melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah, di
pasar, saat ada hajatan atau kegiatan warga dan diberbagai
kesempatan, dengan melakukan penyampaian secara lisan
membagikan stiker himbauan STOP PerkawinanAnak.

3. Fasilitator Desa bersama Forum anak desa melakukan


sosialisasi dan advokasi kepada sesama anak tentang
dampak perkawinan anak baik dalam sekolah maupun diluar
sekolah.
4. STOP Perkawinan Anak menjadi materi Pendidikan
Kecakapan Hidup (PKH) disekolah SMP/MTS kelas VII dan
kelas VIII dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
5. Dialog Publik melalui pokja desa sehat, Badan kontak
majelsi Taklim(BKMT), kelompok tani/nelayan yang
membahas materi pencegahan perkawinan anak yang
difasilitasi langsung oleh ustadz dan ustadzah dengan
menggunakan 4(empat) modul (toolkit) yaitu pencegahan
kehamilan usia dini, pencegahan perkawinananak,
manajemen kebersihan menstuasi, pentingnya pendidikan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 129
6. Monitoring SIP- PEKA diintegrasikan dengan program lain
yang mejadikan anak/remaja sebagai sasarannya. Botol air
mineral/sejenis digunakan sebagai penanda rumah, terdapat
4 warna yang digunakan yaitu: Merah menandakan bahwa
di rumah tersebut terdapat anak tidak sekolah, Biru terdapat
anak balita, Hijau terdapat anak yang bersekolah, dan
Kuning terdapat anak rentan tidak sekolah. setiap warna
diberikan penanganan yang berbeda, contohnya : jika
dirumah terdapat penanda berwarna Merah, maka akan
dilakukan pemantauan ekstra agar ATS yang bersangkutan
tidak menikah sebelum usianya cukup 19 tahun dan dapat
dikembalikan bersekolah.
7. Inisiasi lahirnya Peraturan Desa tentang pencegahan
perkawinan anak di semua desa intervensi,

8. Integrasi Program Kerja Perguruan Tinggi, Muslimad NU


dengan SIP PEKA.
9. Khotbah seragam tentang pencegahan perkawinan anak di
masjid secara massif.
Untuk lebih menjaga dan meningkatkannya kualitas layanan,
dilakukan monitoring dan evaluasi program secara berkala dan
berkelanjutan, baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah
desa. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pendekatan FGD
2 kali dalam setahun
Keberhasilan Program SIP PEKA dapat dilihat dari beberapa
indikator antara lain:

Uraian Sebelum Inovasi Setelah Inovasi


JUMLAH KASUS
PERKAWINAN 746 Kasus 84 Kasus
(KEMENAG RI )

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 130
KASUS
DISPENSASI
419 Kasus 62 Kasus
PERKAWINAN
ANAK (PA)
JUMLAH
SEKOLAH YANG
Tidak Ada 30 Sekolah
MENGAJARKAN
PKH
JUMLAH GURU
Tidak Ada 156 Orang
PKH SEBELUM
JUMLAH DESA
YANG MEMILIKI
PERDES
PENCEGAHAN Tidak Ada 8 Desa
PERKAWINAN
ANAK

LAHIRNYA PERDA
PEKAWINAN
Tidak Ada Ada
ANAK ATAS
INISIASTIF DPRD
DOKUMEN
Tidak Ada Ada
STRADA PPA
JUMLAH
ANGGOTA
FORUM ANAK 25 Orang 165 Orang
DESA YG
TERLIBAT
PENINGKATAN
PEMAHAMAN
MASYARAKAT 79,4% 86,4%
TENTANG
DAMPAK

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 131
PERKAWINAN
ANAK

Kontribusi terhadap Capaian TPB

SIP-PEKA sejalan dengan pencapaian Tujuan 3 SDGs


Menjamin kehidupan sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk. Indikator yang sejalan sesuai Tujuan 3 SDGs
yaitu : target 3.1. pada tahun 2030, mengurangi rasio KEMATIAN
IBU menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran, target 3.2. pada
tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi
lahir dan balita dan target 3.7. pada tahun 2030, menjamin akses
universal terhadap layanan LAYANAN PERAWATAN
KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI, termasuk untuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, serta integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Selain itu Inovasi SIP-PEKA sejalan juga dengan Tujuan 4
SDGs Menjamin Pendidikan Inklusif dan setara secara kualitas
dan mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
Target yang berkaitan dengan pemerintah daerah yaitu : target
4.1. pada tahun 2030, , menjamin semua anak perempuan dan
laki-laki menyelesaikan PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
gratis, setara dan berkualitas; target 4.7. pada tahun 2030,
memastikan bahwa semua pelajar mendapatkan pengetahuan
dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, melalui PENDIDIKAN UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN dan gaya hidup
berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender,
mementingkan budaya perdamaian dan antikekerasan,
kependudukan global serta apresiasi terhadap keragaman budaya
dan kontribusi budaya;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 132
Adaptabilitas
SIPPEKA telah diujicobakan pada 6 desa percontohan di
wilayah kecamatan yang berbeda yaitu :
1. Desa Malimongeng, Kecamatan salomekko
2. Desa Cumpiga, Kecamatan Awangpone
3. Desa Lamuru, Kecamatan Tellu Siattinge
4. Desa Abumpungeng, Kecamatan Cina
5. Desa Lilila Ajangale, Kecamatan Ulaweng
6. Desa Welado Kecamatan Ajangale.
Sejak tahun 2020 inovasi SIPPEKA telah direplikasikan ke
20 desa lainnya di wilayah kecamatan yang berbeda, tahun 2021
direplikasi 84 desa, dan tahun 2021 pemerintah Provinsi Sulsel
mereplikasikan role model strategi pencegahan perkawinan anak
di 2 kabupaten antara lain Kabupaten Wajo dan Kabupaten Luwu
Utara.
Selain itu, pemerintah Provinsi Sulsel mendesain SIP-PEKA
untuk persiapan replikasi tingkat Provinsi Sulsel dengan
melakukan costing tahapan kegiatan SIP-PEKA, yang dibagi
menjadi kegiatan wajib dan kegiatan opsional tergantung kondisi
dan kebutuhan masing-masing kabupaten/kota.
Transferabilitas SIP-PEKA sifatnya mudah untuk diterapkan
karena:

1. Ada modul Pendidikan Kecakapan Hidup sebagai pedoman


guru dan pegangan peserta didik.
2. Adanya toolkit bagi ustasah dengan 4 tema .

3. Sejalan dengan prioritas nasional

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 133
4. Hanya membutuhkan dukungan komitmen Pemerintah
daerah setempat masyarakat dan dukungan regulasi
5. Dalam hal pelibatan masyarakat cukup mudah karena
berkaitan langsung dengan masa depan anak mereka.
6. Mudah diintegrasikan dengan kegiatan lain yang melibatkan
anak dan remaja.
Keberlanjutan

Keberhasilan Implementasi SIP-PEKA tergantung


optimalisasi sumberdaya yang digunakan antara lain : Lembaga
PUSPAGA ditingkat desa, Forum Anak desa, Fasilitator desa,
TOMA, TOGA, Pemerintah desa, Guru PKH, Puskesmas, dan
Perangkat daerah ditingkat kabupaten antara lain Bappeda,
DP3A, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kementerian Agama,
Dinas Kominfo, Dinas Pengendalian penduduk dan KB,
Perguruan Tinggi, Pengadilan Agama, UNICEF. TULODO dan
LPP Bone. Tahapan kegiatan untuk mengoptimalkan sumberdaya
yang ada antara lain :

1. Pembentukan Tim 10 melalui SK Bupati dengan pelibatan


perangkat daerah tingkat kabupaten termasuk LSM, dan
Perguruan tinggi.
2. TOT fasilitator desa dan pendampingan secara berkala dari
Tim 10 tingkat kabupaten
3. Pemberdayaan PUSPAGA dan Forum Anak sebagai focal
point ditingkat desa yang bergerak dari rumah ke rumah atau
di pasar atau di tempat hajatan masyarakat untuk terus
mensosialisasikan UU perkawinan, Dampak perkawinan
anak termasuk implementasi Peraturan desanya tentang
pencegahan perkawinan anak di desanya dan sanksi social
bagi pelaku perkawinan anak.
4. MOU antara Puskesmas dengan Sekolah untuk penguatan
UKS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 134
5. Komitmen penuh Ketua Pengadilan Agama Bersama DP3A
melalui P2TP2A sebagai filter pertama terjadinya kasus
perkawinan anak untuk mendapatkan despensasi menikah
di usia anak.
6. Kemenag beserta jajarannya sampai ditingkat penyuluh
agama berperan langsung bersama TOMA ditingkat desa.
7. Pendampingan Tim 10 untuk Tim Fasilitator Desa secara
berkala minimal 2 kali dalam setahun.
8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa melakukan
asistensi integrasi program perlindungan anak melalui
RKPDesa maupun APBDesa.
9. Propemperda inisiatif DPRD tentang pencegahan
perkawinan anak.
Strategi keberlanjutan

1. Strategi Institusional
Strategi ini menyangkut dukungan regulasi mendukung
keberlanjutan SIP-PEKA antara lain :

1. Peraturan Bupati Bone Nomor 63 Tahun 2020 tentang


Implementasi Pendidikan kecakapan Hidup di Satuan
Pendidikan
2. Dokumen Strategi Daerah Pencegahan dan penanganan
perkawinan Anak Kabupaten Bone

3. SK Bupati Bone Nomor : 365 Tahun 2019 tentang


Penetapan Tim pencegahan Perkawinan Anak Kabupaten
Bone Tahun 2019-2023

4. Terdapat 5 desa telah menerbitkan Peraturan Desa


tentang Pencegahan perkawinan anak.
2. Strategi Sosial

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 135
1. MOU dengan Puskesmas dan sekolah untuk mendukung
UKS
2. Pemberdayaan PUSPAGA sebagai focal point dan Forum
Anak sebagai pelapor dan pelopor
3. Pemberdayaan pokja desa sehat, kelompok tani, BKMT
ditingkat desa,
4. Optimalisasi peran Kemenag untuk mendukung
keberlanjutan program terutama adanya khutbah
seragam tentang pencegahan perkawinan anak serta
pemberdayaan penyuluh agama ditingkat desa.
5. Optimalisasi peran Pengadilan Agama dengan P2TP2A

6. Optimalisasi peran media untuk mensosialisasikan


tentang pencegahan perkawinan anak.
3. Strategi Manajerial

1. TOT Fasilitator Desa


2. Pelatihan guru PKH dan guru BK di sekolah
3. Pendampingan PUSPAGA DAN FORUM ANAK
4. Sosialisasi secara berjenjang tentang SIPPEKA dengan
menggunakan modul yang telah ada.

5. Dialog social secara berkala dan berkelanjutan yang


dipandu langsung oleh para ustadzah.
6. Integrasi program SIP-PEKA dengan Perguruan tinggi
(IAIN Bone) dan Muslimat NU.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 136
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pemangku Kepentingan Peran


BAPPEDA  Koordinasi dengan seluruh
stakeholder terkait dalam
pencegahan perkawinan
anak
 Sinkronisasi arah
kebijakan pembangunan
daerah dan desa
 Fasilitasi penyusunan
regulasi di tingkat
kabupaten dan desa
 Monev secara berkala
DP3A  Melalui P2TP2A
memberikan layanan
konseling dan
 Memberikan
rekomendasi
dalam rangka
pemberian
Dispensasi
perkawinan oleh
Pengadilan
Agama
 Fasilitasi Forum Anak
sebagai Pelapor dan
Pelopor
 Memfasilitasi
pembentukan dan
peningkatan kapasitas
PUSPAGA

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 137
KEMENTERIAN AGAMA  Penyampaian Khotbah
seragam tentang
pencegahan perkawinan
anak melalui pendekatan
agama
 Menerbitkan surat edaran
tentang larangan KUA
menikahkan anak dibawah
usia 19 tahun
PENGADILAN AGAMA Filterisasi pemberian
Dispensasi Perkawinan anak
UNICEF, LPP BONE Inisiasi Pencegahan
Perkawinan Anak melalui
Program BERANI
DINAS MOU dengan sekolah dalam
KESEHATAN/PUSKESMAS penguatan UKS
SEKOLAH/ PKBM  Implementasi Pendidikan
Kecakapan Hidup melalui
materi pembelajaran
muatan lokal
 Memastikan tidak ada
anak sekolah yang
menikah
DPMD  Melakukan
sinkronisasi arah
kebijakan
pembangunan
daerah dan desa
 Mendorong Pemerintah
Desa melakukan
penganggaran

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 138
DISKOMINFO/PERS Publikasi kegiatan
pencegahan perkawinan anak
PERGURUAN TINGGI Pembekalan peserta
KKLP/KKN tentang
Pencegahan perkawinan
Anak
MUSLIMAD NU  Kolaborasi program dan
kegiatan pencegahan
perkawinan anak
 Sebagai
fasilitator/ustadzah
PEMERINTAH DESA  Menerbitkan Perdes
Pencegahan Perkawinan
Anak
 Mengalokasikan anggaran
 Melakukan monitoring
evaluasi
 Memberikan layanan
PUSPAGA
 Sebagai focal point
 Melakukan sosialisasi
pencegahan perkawinan
anak
FORUM ANAK
 Sebagai pelapor dan
pelopor
 Tutor sebaya

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 139
INOVASI
RUKO KONDE

Nama Unit Pelayanan : Kantor Camat Amali Kab.Bone


Nama Inovator : Sitti Aisyah , SE
Kontak Person : 0853 2422 1290
Email : aisyah.ummulaila@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Wednesday, 02 January 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Bone
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/arcGHNh3vPY
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1GOIBByCmuJ5De
W0k49dxU3zx9XUWMY80?usp=sharing

Ringkasan

Ruang Konsultasi Perekonomian Desa (Ruko Konde)


dikembangkan karena ketidakmampuan Pemerintah Desa dalam
mengenali potensi ekonomi di desa. Ruang Konsultasi ini sebagai
upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya
Pemerintah Desa. Dalam pelaksanaan program ini terbentuk

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 140
Pokja (Kelompok Kerja) Ruko Konde yang akan membantu
pemerintah desa dalam hal ini Bumdes dalam mengenali dan
menggali Potensi Ekonomi desa yang dapat dikembangkan
melalui usaha desa untuk menjadi Sumber Pendapatan Asli Desa.
Inovasi Ruko Konde sesuai dengan kategori 2 yaitu
pendekatan pada tahap pembangunan berkelanjutan dimana
pemerintah desa diarahkan desa yang maju.
Dampak dari pelaksanaan inovasi sebagai berikut:

Uraian Sebelum
Setelah Inovasi
Inovasi
2019 2020 2021
Jumlah 3 7 10 14
Bumdes
Penyertaan
modal
bumdes
<100> 3 4 5 5
>100 juta 0 3 5 9
Rata-rata 2.673.000 4.079.000 4.503. 6.045.650
pendapatan 600
asli desa
Pertumbuhan 46.500.000 112.500.000 190.50 265.500.000
ekonomi 0.000

Pertumbuhan 31 75 127 177


Ekonomi
Laki-Laki 25 60 100 119
Perempuan 6 15 27 58

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 141
Ide Inovatif
Latar Belakang

Kecamatan Amali merupakan wilayah kabupaten Bone


yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Soppeng. Wilayah
Kecamatan Amali terdiri dari 14 Desa dan 1 Kelurahan. Terdapat
5 kepala desa perempuan.
Pengelolaan keuangan desa khususnya di kecamatan
Amali hanya bersumber dari Dana Transfer baik dari APBD
maupun APBN.
Salah satu upaya pemerintah desa dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Desa yakni melalui Bumdes (Badan Usaha Milik
Desa).
Keberadaaan Bumdes di Desa sampai dengan tahun 2018
belum mampu meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Hal ini
disebabkan karena Ketidakmampuan pengurus bumdes dalam
mengembangkan potensi ekonomi menjadi usaha di desa.
Ketidakmampuan pengurus Bumdes menjadi masalah utama
sehingga desa tidak mampu menemukan sumber pendapatan asli
di desa.
Tujuan

Membantu pemerintah desa / pengurus Bumdes dalam


menggali dan mengenali potensi ekonomi desa yang dapat
dijadikan sebagai usaha desa dan menjadi sumber pendapatan
asli desa.
Kesesuaian dengan Kategori

Melalui Program Ruko Konde, menjadikan akses


pelayanan menjadi mudah dijangkau oleh pemerintah desa dalam
menyelesaikan permasalahan perekonomian di desa. Hal ini

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 142
dikarenakan jarak ke pusat kabupaten cukup jauh dengan akses
jalanan rusak.
Kebaruan,

Ruko Konde dilakukan dengan melihat pendapatan asli


desa yang sangat rendah. Hal ini tidak berbanding lurus dengan
penyertaan modal yang dilakukan terhadap Bumdes. Melalui
inovasi ini desa dapat menemukan potensi ekonomi yang dapat
dikembangkan sebagai usaha desa oleh Bumdes.

Mendorong desa untuk memanfaatkan potensi ekonomi


untuk dijadikan sebagai usaha desa.
Mendorong desa untuk melakukan kerja sama Bersama
Kepala Desa melalui Badan Kerja Sama Antar Desa dalam
mengelola potensi ekonomi desa.
nilai tambah

Melalui penggalian potensi ekonomi desa mendorong


peningkatan pendapatan asli desa.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa melalui
pengembangan produk inovasi demi kesejahteraan masyarakat.
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dalam
pengelolaan Bumdes.
Signifikansi

Program ini berdampak signifikan terhadap pemerintah


desa terutama pengurus Bumdes. Dalam pelaksanaan ruang
konsultasi ini melibatkan Tim Pokja Ruko Konde yang melakukan
pendataan terhadap desa yang belum memiiki pendapatan asli
desa melalui Anggaran Pendapatan Belanja Desa. Sampai
dengan Tahun 2018, hanya 3 desa yang memiliki pendapatan asli
desa. Sementara penyertaan modal bumdes dari anggaran Dana
Desa telah digelontorkan sejak tahun 2016. Hal ini menjadi
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 143
perhatian khusus bagi pemerintah kecamatan amali. Pada tahun
2019, dilaksanakan pendampingan melalui Ruko Konde terhadap
4 Bumdes. Tim pokja melakukan pembandingan pendapatan asli
desa dengan penyertaan modal bumdes dari 4 desa tersebut.
Mencari permasalahan ketidakmampuan desa dalam mengelola
dana Bumdes tersebut. Tim Pokja melakukan kunjungan ke-4
Bumdes tersebut. Sampai dengan Tahun 2021, Tim Pokja telah
melakukan pendampingan ke semua Bumdes di Kecamatan
Amali. Setiap pendampingan yang dilakukan terhadap desa
dituangkan dalam buku potensi ekonomi setiap desa. Dalam
pelaksanaan penggalian potensi ekonomi desa melibatkan tenaga
pendamping professional dan tim penggali potensi ekonomi di
desa.
Memasuki pandemi covid, pelayanan di ruang konsultasi
perekonomian desa tetap berjalan. Pelayanan dilakukan tetap
dengan taat pada protokol kesehatan. Setiap pengunjung wajib
memakai masker dan membatasi waktu kunjungan. Disediakan
pula konsultasi secara online melalui No.Hp/WA 085324221290
atau mengirim email ke rukokonde.amali@gmail.com setiap hari
kerja.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Untuk lebih menjaga eksistensi dan meningkatkannya,


dilakukan monitoring dan evaluasi program melalui rapat tri wulan
yang dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan. Indicator
pembangunan ekonomi desa berhasil menjadi salah satu indicator
untuk mengukur keberhasilan. Indicator yang dimaksud adalah
kualitas SDM unggul dan pendapatan penduduk. Semua desa di
kecamatan Amali kategori Desa berkembang berdasarkan IDM
Tahun 2021.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 144
Dampak

Sebelum
Uraian Setelah Inovasi
Inovasi
2019 2020 2021
Jumlah
3 7 10 14
Bumdes
Pertumbuhan 265.500.000
Ekonomi 46.500.000 112.500.000 190.500.000
Tenaga Kerja 31 75 127 177
Laki-Laki 25 60 100 119
Perempuan 6 15 27 58

Kontribusi terhadap Capaian TPB

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs adalah


pembangunan yang menjaga beberapa hal diantaranya,
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat; keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup;
pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata
kelola.
Keberadaan Ruang Konsultasi Perekonomian Desa ini
menjadi ruang bagi pemerintah desa dan pengurus bumdes dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Sampai dengan tahun 2021, jumlah tenaga kerja terserap
melalui Badan Usaha Milik Desa sebanyak 177 orang.
Pendapatan masyarakat mengalami peningkatan dari Rp.
46.500.000 tahun 2018 menjadi Rp. 265.500.000 tahun 2021
jumlah pendapatan dari pengelola Bumdes.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 145
Adaptabilitas
Pada awalnya, Bumdes yang mengambil usaha desa
berdasarkan potensi ekonomi yang dimiliki hanya 3 Bumdes. Unit
usaha yang dilaksanakan berupa usaha penyediaan pupuk ke
petani jagung sebagai komoditas unggulan di desa tersebut.
Usaha lain yakni penyewaan baruga dan karaoke. Tahun 2019
meningkat menjadi 7 desa. Usaha desa yang dijalankan berupa
pengelolaan sukun sebagai komoditas unggul petani di wilayah
tersebut. Sukun tersebut diolah menjadi kripik sukun. Begitupun
usaha pembuatan selai buah naga dan sari buah naga. Sampai
dengan Tahun 2021 semua desa telah memiliki sumber
pendapatan asli desa yang sesuai dengan potensi ekonomi desa.
Ruko Konde menfasilitasi setiap pelatihan di desa dengan
melibatkan Balai Latihan Kerja Kab. Bone.
Keberlanjutan
Sumber daya keuangan

Pelaksanaan kegiatan inovasi Ruko Konde dibebankan


dalam anggaran DPA Kecamatan di seksi Perekonomian PAD
dan Kesra sebesar Rp. 18.000.000. Pendanaan Tim Pokja
Penggalian Potensi ekonomi di desa didanai melalui anggaran
pendapatan belanja desa sebesar Rp.3.500.000 tiap desa.
Pelatihan produk inovasi desa merupakan hasil penggalian
potensi didanai melalui APBDes desa sebesar Rp. 35.000.000
dengan melibatkan nara sumber dari Balai Latihan Kerja Kab.
Bone.
Sumberdaya manusia

1. Secara internal, dilakukan kerja sama dengan program


kepala seksi di instansi kantor Camat Amali. Kolaborasi
antara tupoksi dari Tim Evaluasi Rancangan APBdes Desa
dan Tim Verifikasi Dana Transfer Desa Kecamatan Amali

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 146
dengan tupoksi Kepala Seksi yang ada di Kantor Camat
Amali.
2. Secara eksternal, dilakukan sosialisasi penggalian potensi
desa melalui Musrenbang Desa se kecamatan Amali ,
Kolaborasi dengan TPP (tenaga pendamping professional) ,
penggalian potensi desa juga melibatkan penyuluh pertanian
kecamatan amali.
Strategi Sosial

Strategi Social berupa partisipasi dari berbagai pihak dalam


menyukseskan Ruang Konsultasi Perekonomian Desa yakni :
1. Pengurus Bumdes sebagai pengelola usaha ekonomi desa

2. Kepala Desa sebagai penentu kebijakan tingkat desa


3. Aparat Desa sebagai ketua tim penyusun perencanaan
pembangunan di desa

4. Tenaga Pendamping professional sebagai fasilitator


pendamping desa Kec. Amali
Strategi Manajerial

Guna meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya


manusia dilakukan beberapa pelatihan :

1. Pelatihan pengelolaan keuangan desa bagi tim Pokja Ruko


Konde
2. Pelatihan peningkatan kapasitas aparat desa

3. Pelatihan pemberdayaan perempuan


Strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

Strategi yang dilakukan surat keputusan Camat himbauan


kepada Kepala Desa untuk membentuk Tim Pokja Penggalian

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 147
potensi ekonomi desa. Selain itu pemerintah desa juga didorong
untuk membuat surat keputusan kepala desa untuk mengelola
potensi ekonominya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Dukungan kebijakan Kepala Desa dan BPD dengan menerbitkan
Perdes tentang penyertaan modal bumdes dalam mengelola
potensi ekonomi desa. Kolaborasi dengan tenaga pendamping
professional desa dalam membuat perencanaan desa guna
meningkatkan pendapatan asli desa.
Faktor Kekuatan

1. Surat Edaran Bupati Bone tentang Implementasi Inovasi


Ruko Konde di Semua Kecamatan se Kab. Bone
2. SK Camat Amali No. 2 Tahun 2019 tentang Implementasi
Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 tanggal 2 Januari
2019
3. SK Camat Amali No. 3 Tahun 2019 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Ruang Konsultasi Perekonomian Desa
(Pokja Ruko Konde ) Kecamatan Amali Tahun 2019
4. SK Camat Amali No. 4 Tahun 2020 tentang Implementasi
Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 tanggal 2 Maret 2020
5. SK Camat Amali No. 5 Tahun 2020 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Ruang Konsultasi Perekonomian Desa
(Pokja Ruko Konde ) Kecamatan Amali Tahun 2020
6. SK Camat Amali No. 3 Tahun 2021 tentang Impelementasi
Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 tanggal 5 Januari
2021
7. SK Camat Amali No. 4 Tahun 2021 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Ruang Konsultasi Perekonomian Desa
(Pokja Ruko Konde ) Kecamatan Amali Tahun 2021
8. SOP Ruko Konde yang ditetapkan oleh Camat Amali
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Camat Amali

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 148
- Memberikan dukungan dalam pelaksanaan inovasi RUKO
KONDE
- Menkoordinasikan, mengevaluasi, pemantauan dan
pelaporan program RUKO KONDE
Sekretaris Camat
- Sebagai Ketua Tim Verifikasi Pengelolaan Dana Transfer di
desa
- mengevaluasi dan memantau pelaksanaan inovasi Ruko
Konde
Kasi Perekonomian, PAD dan Kesra
- inisiator dan innovator Ruang Konsultasi Perekonomian Desa
(Ruko Konde)
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa
- Sebagai Sekretaris Tim Evaluasi Rancangan APBDEs desa
dalam mengevaluasi Peraturan Desa tentang Rancangan
APBDes Desa se Kec. Amali
Kasi Pemerintahan

- Sebagai Pembina Aparat desa dalam mengelola tata


pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
di desa
Kepala Desa
- Sebagai Pemangku kebijakan di tingkat desa

BPD
- Sebagai Pemangku kebijakan dalam pembuatan Peraturan
Desa di Desa

Pengurus Bumdes

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 149
- Sebagai Pengelola potensi ekonomi di desa
Aparat Desa

- Menyusun perencanaan dalam pengembangan potensi


ekonomi desa
Tenaga Pendamping Profesional
- Membantu Inovator dan tim dalam menggali potensi ekonomi
di desa
Penyuluh Pertanian

- Membantu dalam menemukan potensi ekonomi di bidang


pertanian, perkebunan dan peternakan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 150
INOVASI
KAREBA (KARCIS ELEKTRONIK KAWASAN BIRA)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Pariwisata Kabupaten


Bulukumba
Nama Inovator : Muh. Ali Saleng, S.H.,M.Si
Kontak Person : 0812 4218776
Email : alisaleng68@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Tuesday, 02 July 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Bulukumba
Kelompok Umum
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/3RnCba95IhY
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://makassar.sindonews.com/berita/28194/4/dispar-simulasi-
penggunaan-karcis-elektronik-di-wisata- pantai-bira-1562569669

Ringkasan
Implementasi
Kareba (Karcis Elektronik Kawasan Wisata Bira),
dikembangkan karena rendahnya penerimaan retribusi masuk
Kawasan Wisata Bira Kab.Bulukumba yang mempunyai potensi
pendapatan tinggi namun tidak pernah mencapai target, rata-rata

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 151
realisasi hanya 44,05% tahun 2017. Disamping itu data tidak
akurat, tidak transparan serta butuh waktu lama untuk
mendapatkannya, dan banyaknya calo yang berkeliaran karena
masih sistem karcis manual.
Inovasi ini dikembangkan untuk meningkatkan realisasi
penerimaan karcis Kawasan Wisata Bira, melalui platform
digital, transparan dan akuntabel, dan mengintegrasikan
peningkatan infrastruktur, sarpras di kawasan wisata bulukumba,
melalui kerjasama dengan lintas sektor.
Dampak

Inovasi ini berdampak signifikan terhadapretribusi masuk


Kawasan Bira dari Rp.2,7M (2017) menjadi Rp.5,9M(2021),
datanya lebih akurat, transparan, akuntabel, bisa diakses
langsung. Rata-rata penerimaan perhari naik dari + Rp 3,5 juta
(2018) menjadi +Rp.6juta (2021).
Jumlah hotel naik dari 94hotel(2018) menjadi 145(2021),
Pedagang kaki lima (PKL) dari 145(2018) menjadi
250(2021).Rata-rata Omzet Pedagang Kaki Lima (PKL) dari
Rp.0,1Juta/hari (2018), naik menjadi Rp.1 juta/hari pada hari biasa
dan hari libur Rp.5juta/perhari(2021).
Kesesuaian Kategori
Melalui inovasi ini Pemkab Bulukumba meningkatkan
Pengembangan sarana prasarana dikawasan Bira dengan
menambah 3 destinasi baru wisata(2019), yang menjadikan akses
pelayanan semakin mudah, transparan, akuntabel merata bagi
masyarakat khususnya bagi PKL berpenghasilan rendah dan
rentan Calo sudah tidak ada lagi.
Ide Inovatif

Kabupaten Bulukumba berjarak 153 Km dari Makassar


dengan luas wilayah 1.154,67 km² atau 1,85% dari luas wilayah
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 152
Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba terkenal
dengan pantai pasir putihnya yang eksotik menjadi tujuan wisata
utama di Prov.Sulsel, terletak di Desa Bira Kec.Bontobahari +42
km dari Kota Bulukumba. Pantai ini dikelilingi bukit karang yang
menjorok ke pantai membentuk tanjung dengan panorama pulau
Liukang Loe, memiliki panorama laut dan bawah laut yang indah
dan banyak wisatawan yang berkunjung untuk melakukan aktifitas
menyelam (Diving dan Surfing).

Kabupaten Bulukumba memiliki banyak potensi


Pendapatan Asli Daerah (PAD), sumber PAD berasal dari retribusi
masuk Kawasan wisata khususnya Kawasan Bira. Tingginya
potensi penerimaan dari sektor retribusi masuk kawasan wisata
tidak pernah mencapai target hanya berkisar 44,05% (2017).
Pelaporannya membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar
1 bulan. Dalam hal ketepatan waktu dalam pelayanan pemberian
karcis bagi para pengunjung pun terdapat kendala, karena masih
bersifat manual, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Banyaknya calo, serta kurangnya daya tarik ke kawasan wisata
Bira karena infrastruktur dan Sarana dan Prasarana yang tidak
memadai, dan banyaknya potensi baru tujuan wisata yang tidak
dikembangkan, akibatnya adalah, jumlah Hotel tidak berkembang
sejak tahun 2017 sekitar 94, omzet Pedagang Kaki Lima (PKL)
+Rp.0,1Juta/hari, jumlah PKL hanya 112.
Tujuan

Meningkatkan penerimaan retribusi masuk Kawasan


Wisata Bira Kab.Bulukumba sesuai dengan target Meningkatkan
akurasi data, transparan, akuntabel, mudah di akses dan cepat
Mengubah sistem dari karcis manual menjadi karcis elektronik.

Mensinkronisasikan/mengintegrasikan proses
Perencanaan dan Penganggaran Pengembangan kawasan
wisata.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 153
Meningkatkan pendapatan PKL dan pelaku usaha wisata
Mengikutsertakan stakeholders pelaku usaha sektor pariwisata.
Kesesuaian dengan Kategori

Kategori inovasi ini adalah Pelayanan Publik yang Inklusif dan


Berkeadilan.
Melalui inovasi ini Pemkab Bulukumba meningkatkan
Infrastruktur, Pengembangan sarana prasarana di kawasan Bira
dengan menambah 3 destinasi baru wisata(2019), yang
menjadikan akses pelayanan semakin mudah, transparan,
akuntabel serta merata bagi masyarakat khususnya bagi PKL
berpenghasilan rendah dan rentan di sekitar kawasan Wisata
khususnya Bira.
Kebaruan, Nilai Tambah

Selama ini akses masuk ke kawasan wisata bira


menggunakan sistem karcis manual, yang tidak transparan, tidak
akuntabel dan tidak tepat waktu, yang berimplikasi kepada tidak
tercapainya target penerimaan. Melalui inovasi Kareba
menggunakan sistem online yang menggantikan pola penarikan
PAD secara manual. Proses transaksi Point of Sale yang dapat
menjadi database.
Aplikasi ini menggandeng Pihak III untuk
pengoperasiannya, dengan harga terjangkau sekitar
Rp.500.000/bulan dan mempermudah pemberian karcis secara
elektronik. Aplikasi berbasis mobile apps mudah digunakan dan
transparan dalam pelaporan. Sistem pembayaran dapat dilakukan
secara tunai dan non tunai. Inovasi ini mengikut sertakan OPD,
stakeholders terkait, pelaku usaha wisata, PKL, untuk
pengembangan kawasan wisata, baik dalam proses perencanaan
maupun penganggaran yang terintegrasi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 154
PKL yang berdagang di sekitar kawasan wisata oleh Dinas
Perdagangan, diberikan pembinaan, penguatan dan melibatkan
mereka untuk penataan dan penempatan usaha dalam rangka
peningkatan pendapatan PKL dan menjadikan lingkungan sekitar
kawasan menjadi lebih tertata dengan baik dan ramah terhadap
lingkungan dan pengunjung.
Inovasi ini dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata dan Olah
Raga diperkuat dengan payung hukum Perbup no. 45 tahun 2019
tentang sistem elektronik pemungutan retribusi tempat rekreasi
dan retribusi parkir di kawasan wisata tanjung bira yang bertujuan
untuk mengintegrasikan dan melibatkan semua stakeholders yang
terkait sesuai dengan tupoksinya.
Signifikansi
Deskripasi Implementasi Inovasi

Inovasi ini berdampak signifikan terhadap retribusi masuk


Kawasan Bira, Realisasi sebelum inovasi Tahun 2017
Rp.2,7Milyar, naik menjadi Rp.5,9Milyar tahun 2021 atau
meningkat sebesar 118%. Sebelum adanya inovasi, Pada tahun
2017 realisasi penerimaan rata-rata sebesar 44,05% dari target,
setelah inovasi Tahun 2021 sebesar 100,7% dari target.
Pelaksaanan inovasi ini dilakukan oleh Petugas lapangan,
setiap petugas memiliki akun dengan PIN unik untuk masuk ke
aplikasi. Ketika pengunjung masuk ke gerbang, petugas akan
menanyakan jumlah penumpang kemudian langsung di input di
aplikasi jumlah penumpang (Dewasa dan anak-anak). jenis
kendaraan (tarif sudah tertera di aplikasi), serta jumlah asuransi
yang di bayarkan, kemudian petugas menekan tombol transaksi
secara otomatis struk/karcis tercetak, pengunjung membayar
sesuai dengan nilai yang tertera pada struk/karcis yang telah
tercetak. Data secara otomatis terekam di server dan dapat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 155
diakses pada dashboard aplikasi KAREBA melalui browser
internet maupun gawai secara realtime.
Dalam penggunaan aplikasi tersebut membawa dampak
yang sangat signifikan terhadap transparansi data serta
akuntabilitas keuangan dimana pelaporan dalam pemasukan
retribusi lebih cepat dan metode pembayaran menjadi lebih
fleksibel, sehingga mengurangi potensi kerugian dalam
pelaksanaan penarikan retribusi masuk Kawasan Bira.

Melalui inovasi KAREBA tercantum data transaksi


keuangan dan data pengunjung secara real time, sehingga
pelaporannya dapat lebih cepat. Transparansi dan akuntabilitas
keuanganpun tercapai karena semua data transaksi keuangan
tersimpan di server aplikasi dan dapat diakses real time.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Pengawasan pada saat karcis manual dilakukan melalui uji


petik secara berkala oleh internal tim Dispar dan Inspektorat
persemester, pelaporan mingguan dari bonggol/pendapatan yang
disetor tiap pekan sebelumnya dan realisasi muncul pada hari
selasa. Pengawasan melalui KAREBA saat ini dapat dilaksanakan
setiap waktu, baik melalui dashboard aplikasi maupun dari cctv
yang terpasang di pintu masuk Kawasan Bira.Ketika masih tim
Dispar melakukan pengawasan pelaporan masih sangat subyektif
tergantung dari sumber daya manusia yang melakukan pelaporan
dan yang melakukan pengawasan.
Namun pada saat telah menggunakan karcis elektronik
sistem pengawasan yang real time tidak lagi dipengaruhi oleh
sumber daya manusia dan dapat mengurangi terjadinya praktek
kolusi antara pengawas dan petugas lapangan.

Besarnya potensi PAD yang hilang saat penggunaan karcis


retribusi manual, data kunjungan dan realisasi PAD tidak real
time,sangat bergantung pada SDM yang menangani PAD.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 156
Melahirkan ide untuk melakukan inovasi KAREBA, sehingga
dilakukanlah Rapat koordinasi dalam internal Dinas Pariwisata
untuk melakukan perbaikan dalam hal penarikan retribusi di
kawasan Bira. Lalu dilakukanlah berbagai uji coba aplikasi dengan
pengganggaran terbatas dari DPA Dinas Pariwisata Kabupaten
Bulukumba, hingga akhirnya menjadi kegiatan tetap sejak tahun
2020. Setelah pelaksanaan KAREBA menghasilkan dampak
dalam peningkatan PAD. Sehingga dianggarkan peningkatan
Fasilitas publik oleh lintas OPD. Lalu dilakukan pembinaan PKL,
Pengusaha dan Pekerja perhotelan sebagai bagian yang
terdampak dengan adanya KAREBA.
Dampak

Inovasi Kareba berhasil memberikan output dan dampak:

Uraian Sebelum (2018) Sesudah (2021)


Retribusi masuk
2,7 5,9
kawasan(Rp.Milyar)
Rata-rata
penerimaan/hari +3,5 +6
(Rp.juta)
Transparan, Tepat
Akurasi data Tidak Transparan
Waktu, Akuntabel
Terkontrol,
Tingkat Kebocoran
Tidak Terkontrol Akuntabel dan
Penerimaan
real time
Kunjungan Wisata 366.176
242.310
(orang)
Perbaikan
Infrastruktur Rp. 1 Milyar Rp 20 Milyar
Kawasan Bira

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 157
Perencanaaan dan
Penganggaran Tidak terintegrasi Terintegrasi
Kawasan Wisata
Penambahan
destinasi wisata Tidak ada 3 kawasan
baru
Jumlah hotel (hotel) 94 145
Pajak Hotel&
Restoran 1,6 2,2
(Rp.Milyar )
Tingkat Hunian
290 1.123
Hotel (kamar)
Jumlah PKL 145 250

Uraian Sebelum (2018) Sesudah (2019)


Rata2 Omzet 0,1 (hari biasa dan 1 (hari biasa) 5(hari
PKL(Rp.Juta/hari) libur) libur)
Ada dan
Pembinaan PKL Tidak ada terintegrasi

Koordinasi lintas Terintegrasi dan


Tidak Optimal
OPD terkoordinasi
Pelibatan
Stakeholder, Terlibat, dan
Pelaku Usaha Tidak Optimal terkoordinasi
Wisatadan PKL

Aksesbilitas,
Kenyamanan, Tidak Optimal Optimal
Keamanan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 158
Kontribusi terhadap Capaian TPB (5%)
Untuk mencapai target TPB ke 16 yaitu Menguatkan
Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan
Berkelanjutan, Menyediakan Akses Keadilan untuk Semua, dan
Membangun Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di
Semua Tingkatan
Dan lebih dikhususkan lagi ke target TPB 16.6 yaitu
mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan transparan
di semua tingkat. Dimana Kabupaten Bulukumba mengalami
kenaikan dari 55,15 % tahun 2019 menjadi 68,91 % ditahun 2021.
Hal ini sejalan dengan pelaksanaan Inovasi KAREBA
dalam pemberian Karcis ke masing masing pengunjung akan
langsung terhubung ke sistem yang terkoneksi dengan cloud
server dan dapat dicek langsung secara online dan realtime tidak
hanya oleh Kepala Dinas. Dengan penggunaan KAREBA terjadi
proses transparansi data pengunjung dan data keuangan,
sehingga tercapai akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.
Dinas Pariwisata sebagai salah satu lembaga penghasil sektor
Pendapatan Asli Daerah dapat terbentuk semakin kredibel dalam
penanganan sumber pendapatan retribusi.
Salah satu manfaat dari inovasi KAREBA dapat membantu
mengefektifkan kinerja pemerintahan dalam menjalankan
programprogram pemerintahan yang telah direncanakan, serta
merupakan bentuk pertanggungjawaban dan transparansi
pemakaian anggaran kepada publik.
Adaptabilitas

Ide dalam program ini dapat dengan mudah di adopsi oleh


berbagai sektor yang menghasilkan pendapatan asli daerah.
Karena dalam KAREBA yang menggunakan platform digital yang
merupakan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 159
Pola transaksi menggunakan sistem online yang
menggantikan pola penarikan PAD secara manual. Proses
transaksi Point of Sale yang dapat menjadi database dengan
harga terjangkau dan mempermudah pemberian karcis secara
elektronik. Aplikasi berbasis mobile apps mudah digunakan dan
transparan dalam pelaporan. Sistem pembayaran dapat dilakukan
secara tunai dan non tunai, sehingga semakin mempermudah
masyarakat dalam proses pembayaran dan dalam proses
transaksi keuangan terjadi transparansi keuangan. Hal ini akan
semakin mempermudah fungsi pengawasan dan memperkecil
kesalahan dan kecurangan dalam penarikan retribusi. Salah satu
Dinas Perindustrian dan perdagangan kab bulukumba berencana
akan melakukan replikasi terhadap penggunaan aplikasi ini untuk
di pergunakan di Pasar pasar di wilayah Bulukumba, dengan
menekankan kepada transparansi dan kecepatan data transaksi
dari KAREBA.
Keberlanjutan

Sumber Daya Yang Digunakan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini


adalah admin (ASN Dispar) menangangi dashboard laporan
realisasi PAD dan penambahan user aplikasi, user biasa/kasir
(menangani transaksi di gerbang retribusi), dengan menggunakan
sistem sift per 4 jam.
Sumber Daya Keuangan

Sumber Pendanaan dari user biasa/ kasir dianggarkan di


DPA tahun 2019 sebesar Rp.500rb/bulan x 4 orang lalu ketika
telah dilakukan KAREBA honor user biasa/ kasir dinaikkan
menjadi Honor operator Rp. 1 juta/bulan x 4 orang lalu pada tahun
2021 ditambahkan uang makan sebesar Rp.900ribu/bulan x 4
orang dan honor Rp. 1 juta /bulan x 4 orang.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 160
Sumber Daya Metode
Standar Operasional Pelayanan yang telah disusun oleh
Dinas Pariwisata dan Olahraga.
Sumber Daya Peralatan dan Material

Untuk melengkapi fasilitas yang mendukung pelaksanaan


inovasi KAREBA dilakukan pengganggaran tahun 2019
(Anggaran perubahan/ pengadaan alat, sewa aplikasi/genset/alat
perekam data transaksi/printer thermal/kertas struk) sebesar Rp.
22 juta, tahun 2020 (Anggaran pokok CCTV) 15 juta dan tahun
2021 (Anggaran pokok) Barrier Gate 2 set 32 juta, sedangkan
untuk mesin EDC diberikan secara gratis oleh Bank SULSELBAR
BNI dan Bank MANDIRI
Strategi Keberlanjutan Strategi Kelembagaan

Agar inovasi ini dapat berlanjut maka di tahun 2019 Perbup


no. 45 tahun 2019 tentang sistem elektronik pemungutan retribusi
tempat rekreasi dan retribusi parkir di kawasan wisata tanjung
bira,
Strategi Sosial

Dilakukan Sosialisasi pelaksanaan penerapan tiket karcis


masuk Kawasan Bira selama 6 bulan pada tanggal 2 Juli tahun
2019 hingga tanggal 8 Desember 2019 dengan menerapkan
sistem paralel dengan antara karcis masuk secara manual dan
karcis elektronik. Kemudian dilakukan penarikan Full karcis
manual oleh Inspektorat Kabupaten Bulukumba.
Strategi Manajerial

secara internal dibuat Penerapan Standar Operasional


Prosedur (SOP) dalam menjalankan inovasi KAREBA yang harus
diterapkan dengan tertib mulai dari penginputan data, proses oleh
system dan outputnya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 161
Faktor Kekuatan Internal
1. Lintas Koordinasi OPD dalam hal pemenuhan perbaikan
fasilitas di Kawasan Bira
2. Inovator Kareba yang merupakan Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten bulukumba, saat ini menjabat sebagai Sekretaris
Daerah Kabupaten Bulukumba sehingga jalur koordinasi
akan semakin kuat.
3. inovasi KAREBA dalam perencanaan dan pelaksanaan
dapat terintegrasi dengan kegiatan OPD lain yang berada di
Pemerintah Kabupaten Bulukumba
4. Telah ada payung hukum yang mewadahi diberlakukannya
Inovasi KAREBA yaitu Perbup no. 45 tahun 2019 tentang
sistem elektronik pemungutan retribusi tempat rekreasi dan
retribusi parkir di kawasan wisata tanjung bira.
Peluang Eksternal

1. kerjasama dengan pihak bank dan pihak asuransi antara lain


MOU Bank Sulselbar, MOU BNI, MOU bank MANDIRI
2. meningkatnya jumlah hotel dan penginapan di Kawasan Bira
3. Meningkatnya destinasi wisata baru di Kawasan Bira
4. Meningkatnya Jumlah Pengusaha Hotel, Penginapan dan
restoran serta Tenaga kerja di Kawasan Bira
5. Meningkatnya PKL Di Kawasan Bira
6. Meningkatnya Event event yang di laksanakan di Kawasan
Bira
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Dinas Pariwisata dan Olahraga

Dinas Yang Bertanggung jawab dalam keberlanjutan


Inovasi dalam hal pemenuhan anggaran operasional serta
kelengkapan sarana dan prasarana

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 162
Badan Pengelolaan Keuangan Dan Pendapatan Daerah
Melakukan penganggaran sesuai dengan Dokumen
Perencanaan Anggaran dari Dinas Pariwisata dan Olahraga
Inspektorat

Melakukan Pengawasan atas semua Jenis Retribusi yang


berada di Kawasan bira
Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi

Melakukan pembinaan terhadap PKL yang ada di Kawasan


Bira.
DPMPTSP dan NAKER

Mengelola perizinan hotel restauran dan penginapan serta


pendataan tenaga kerja di kawasan Bira
Dinas Pekerjaan Umum

Mengelola fasilitas jalan dan fasilitas publik lainnya


SATPOL

Pengawasan atas penegakan PERDA di kawasan Bira


PKL

Peningkatan daya tarik pengunjung dengan menyediakan


oleh oleh khas Bira dan penyediaan fasilitas makanan dan
minuman di dalam kawasan Bira
PHRI

Mewadahi perhotelan dan restoran yang ada di kawasan


Bira dalam hal koordinasi ke pemerintah Kabupaten Bulukumba

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 163
BANK
Penyediaan fasilitas pembayaran non tunai ASURANSI
JASA RAHARJA Penyediaan dana asuransi bagi pengunjung

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 164
INOVASI
Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting Desa Pariwang

Nama Unit Pelayanan : UPT Puskesmas Maiwa


Kab.Enrekang
Nama Inovator : Fatmawati, SKM
Kontak Person : 085 395 386 975
Email : fatmagizi@gamil.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 07 January 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Enrekang
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=Ab_dDbtvjeQ
URL Bukti Iniasi Inovasi
http://www.komunitasibucerdascegahstunting.wordpress.com/

Ringkasan

Inovasi Komunitas Ibu CERDAS dikembangkan karena


tingginya prevalensi Stunting di Kabupaten Enrekang, khususnya
di Desa Pariwang Kec.Maiwa yang memiliki posisi geografis yang
cukup terpencil. Konsekuensinya latar belakang pendidikan dan
ekonomi masyarakat tergolong rendah. Dampaknya pengetahuan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 165
ibu-ibu terkait pemenuhan gizi balita kurang. Inovasi ini
merupakan kerjasama berbagai pihak antara lain pemerintah,
tokoh masyarakat setempat, ibu-ibu PKK dan pihak swasta.
Melalui inovasi ini, dibentuk komunitas ibu-ibu di desa secara
bersama melakukan peningkatan pengetahuan melalui edukasi
komunitas dan berkolaborasi menyebarkan informasi
penanganan balita stunting dan gizi kurang.
Program ini berdampak signifikan terhadap kelompok
sasaran yaitu ibu hamil, menyusui, remaja putri, bayi dan balita.
Terdapat peningkatan penyediaan pangan bergizi, peningkatan
aktifitas fisik, peningkatan kepemilikan Cuci Tangan Pakai Sabun,
serta munculnya kolaborasi dalam penanganan stunting. Hasilnya
inovasi ini berhasil menurunkan prevalensi stunting dari
35,1%(2018) menurun menjadi 22,22% (2021). Perubahan
perilaku masyarakat terkait pola asuh dan pola makan ditunjukkan
dengan meningkatnya kunjungan ke posyandu dari 86,3% (2018)
menjadi 95,3% (2021), meningkatnya balita yang naik berat
badannya dari 58,4% (2018) menjadi 75% (2021).
Inovasi ini, menjadikan akses pelayanan mudah dijangkau,
berkualitas, setara dan merata bagi masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, berpengetahuan rendah dan rentan terhadap
kasus stunting. Hasilnya pelayanan publik yang inklusif dan
berkeadilan dapat diwujudkan.
Ide Inovatif

Desa Pariwang adalah salah satu desa terpencil di


Kecamatan Maiwa yang memiliki luas wilayah 10,27 km2. Lokasi
Desa Pariwang ± 30 km dari ibukota Kecamatan Maiwa. Jumlah
penduduk Desa Pariwang sebanyak 495 jiwa. Latar belakang
tingkat pendidikan masyarakat 50% setingkat SD. Pekerjaan
penduduk mayoritas adalah petani penggarap. Akses ke Desa
Pariwang harus melalui 7 buah sungai. Jika musim hujan maka
akses akan tertutup karena banjir sehingga sulit dijangkau.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 166
Sebagian besar pendidikan ibu-ibu di Desa Pariwang hanyalah
tamatan SD & SMP. Kabupaten Enrekang merupakan satu-
satunya lokus penanganan stunting Bappenas tahun 2018 di
Sulawesi Selatan. Terdapat 10 Desa yang menjadi lokus stunting,
4 desa diantaranya ada di Kecamatan Maiwa, salah satunya
adalah Desa Pariwang. Prevalensi Balita Stunting di Kecamatan
Maiwa pada tahun 2018 sebesar 30,6% dan khusus di Desa
Pariwang sebesar 35,1%. Sementara target nasional prevalensi
stunting sebesar 24% (2018). Tingginya angka stunting di
Kabupten Enrekang dan Desa Pariwang secara khusus
disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat terkait
pemenuhan gizi Balita. Hal ini terlihat dari rendahnya capaian
partisipasi masyarakat ke posyandu, rendahnya balita yang naik
timbangannya, kurangnya pemanfaatan pekarangan untuk
pemenuhan gizi, belum adanya kolaborasi dalam penanganan
stunting. Berdasarkan kondisi diatas maka muncul gagasan untuk
membentuk komunitas ibu-ibu, yang diberi nama Komunitas Ibu
Cerdas Cegah Stunting. Keberadaaan komunitas ini sebagai
sarana bertukar informasi dan motivasi dalam upaya menurunkan
prevalensi stunting.
Inovasi ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting
balita yang rentan mengalami masalah status gizi akibat
rendahnya pengetahuan masyarakat terkait pola asuh, pola
makan dan sanitasi. Target penurunan prevalensi stunting dari
35,1% (2018) menjadi 15,5% (2023). Prevalensi Balita stunting
diturunkan melalui intervensi pengetahuan kelompok sasaran
remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang memiliki anak
balita. Intervensi pengetahuan dilakukan dalam bentuk kolaborasi
lintas program, lintas sektor dan pemangku kepentingan seperti
pemerintah daerah, kecamatan, desa dan swasta. Selain itu
dikembangkan pula pendekatan pemberdayaan masyarakat
melalui pembentukan komunitas ibu-ibu didesa yang secara
bersama melakukan peningkatan pengetahuan. Peningakatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 167
pengetahuan dilakukan melalui edukasi komunitas dan kolaborasi
penyebaran informasi penanganan balita stunting dan gizi kurang,
pendampingan ibu yang memiliki balita dengan status gizi
bermasalah, pelatihan pembuatan MP-ASI berbahan lokal,
pendampingan kelompok wanita tani, aktifitas fisik dan
pemanfaatan CTPS menjadi fokus kegiatan Komunitas Ibu
CERDAS.
Inovasi Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting di Desa
Pariwang sesuai dengan kategori pelayanan publik yang inklusif
dan berkeadilan pada bidang kesehatan. Oleh karena melalui
inovasi ini pelayanan publik di bidang kesehatan untuk kelompok
sasaran masyarakat di wilayah terpencil dan berlatar belakang
pendidikan rendah dapat diwujudkan.
Selama ini program penanganan stunting dilakukan secara
terpisah antara sektor dan tidak terintegrasi. Program
penanganan stunting yang ada dimaksudkan untuk perbaikan
pola asuh, pola makan dan sanitasi, namun masih berjalan secara
terpisah dan belum terdapat kolaborasi antar program tersebut.
Melalui inovasi ini, integrasi dan kolaborasi program dapat
diwujudkan secara terpadu dan berkesinambungan.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk
mengintegrasikan berbagai program pada kelompok sasaran
di Desa Pariwang. Adanya kegiatan edukasi komunitas,
pendampingan ibu balita gizi kurang dan stunting, aktifitas fisik,
pendampingan kelompok wanita tani dan pemanfaatan CTPS.
Mengingat kondisi Desa Pariwang yang terpencil dan akses sulit
dijangkau perlu pendekatan inovatif dengan melibatkan kolaborasi
lintas program, sektor dan swasta serta keterlibatan pemerintah
desa. Inovasi ini mengandalkan pelibatan masyarakat dalam hal
ini Ibu Kader Komunitas yang menjadi perpanjangan tangan
tenaga kesehatan di desa untuk melakukan pendampingan dan
penyebarluasan informasi kepada ibu yang memiliki balita dengan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 168
kondisi status gizi bermasalah. Setelah implementasi inovasi ini
memberikan nilai tambah pada masyarakat dengan adanya
pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan pangan bergizi
sehingga masyarakat tidak perlu lagi kepasar untuk membeli
kebutuhan pangan seperti sayur-mayur dan lauk- pauk. Nilai
tambah yang lain ditunjukkan dengan meningkatnya pengetahuan
individu dan terbentuknya kesadaran komunitas masyarakat
terkait pola asuh, pola makan dan sanitasi.
Signifikansi

Inovasi ini berdampak signifikan pada penurunan


prevalensi stunting di Desa Pariwang dari 35,1% (2018) menjadi
22,22% (2021). Hasil Pemantauan Status Gizi sebelum inovasi
(2018) terdapat 13 balita mengalami stunting dan gizi kurang,
setelah inovasi (2021) tersisa 6 balita. Hal ini dapat dicapai melalui
pendampingan kepada balita dengan status gizi bermasalah.
Pendampingan dilakukan oleh ibu kader komunitas kepada ibu
yang memiliki balita dengan status gizi bermasalah. Terdapat 13
ibu balita yang didampingi dan dikontrol secara berkala dengan
menggunakan buku pendampingan dan buku KIA. Hasil
pendampingan ditunjukkan kepada petugas gizi pada saat
kunjungan posyandu dan saat pemberian edukasi komunitas.
Anggota komunitas melaksanakan pertemuan rutin sekali sebulan
dan biasanya dilakukan disekretariat Komunitas atau dirumah
warga yang dihadiri oleh anggota komunitas dan tenaga
kesehatan.

Pembentukan anggota komunitas ibu cerdas diinisiasi oleh


tenaga gizi puskesmas dengan pemerintah desa Pariwang melalui
penetapan SK Kepala Desa Pariwang tentang Komunitas Ibu
CERDAS Cegah Stunting yang awalnya beranggotakan 10 orang
ibu-ibu yang terdiri dari kader posyandu dan masyarakat. Masing-
masing kader Komunitas ibu CERDAS mendampingi 10 target
sasaran Wanita Usia Subur/Pasangan Usia Subur. Namun pada

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 169
tahun 2021 sudah terdapat 45 orang anggota komunitas ibu
CERDAS, sehingga setiap anggota komunitas hanya
mendampingi 2-3 orang target sasaran dari total 106 sasaran. Hal
ini dikarenakan munculnya kesadaran target sasaran untuk
menjadi bagian dari anggota komunitas.

Keberadaan komunitas membantu tugas dari tenaga gizi


puskesmas untuk memantau pemberian makan balita dengan
status gizi bermasalah, tugas program lainnya yang terkait seperti
penyebaran informasi kesehatan ibuhamil, ibumenyusui,
pemantauan tumbuh kembang balita, dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat. Program diatas diimplementasikan
melalui kegiatan edukasi komunitas, pendampingan ibu balita gizi
kurang dan stunting, pelatihan pembuatan MP-ASI lokal,
pendampingan remaja putri, aktifitas fisik, pendampingan
kelompok wanita tani dan pemanfaatan CTPS. Kegiatan edukasi
komunitas dilakukan melalui pemberian materi oleh petugas
kesehatan puskesmas dan fasilitator dari swasta (JAPFA). Materi
yang diberikan terkait gizi seimbang, perilaku hidup besih dan
sehat, kesehatan lingkungan, pemanfaatan pekarangan,
kesehatan ibu hamil, menyusui dan balita serta pelatihan
pembuatan makanan pendamping ASI berbahan lokal.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk
mengetahui apakah kegiatan berjalan sebagaimana yang telah
ditentukan, Pemberian Pre dan Post Test untuk mengukur tingkat
pengetahuan atas edukasi yang diberikan. Pelaporan kegiatan
berupa capaian program secara tertulis diberikan kepada pihak-
pihak terkait sebagai dasar pembuatan rencana tindak lanjut baik
jangka pendek maupun jangka menengah.

Hasil evaluasi pre dan post test menunjukkan terdapatnya


peningkatan pengetahuan rata-rata kelompok sasaran dari 50%
menjadi 70%, terkait pengetahuan asi eksklusif, stunting, sanitasi,
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Makanan Pendamping Asi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 170
(MP ASI), kesehatan reproduksi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Alat Pelindung Diri (APD) dari resiko terpapar racun
pestisida untuk kelompok wanita tani. Peningkatan pengetahuan
diatas memberikan perubahan perilaku masyarakat terkait pola
asuh, pola makan dan sanitasi yang ditunjukkan dengan
meningkatnya kunjungan ke posyandu dari 86,3% (2018) menjadi
95,3% (2021), meningkatnya balita yang naik berat badannya dari
58,4% (2018) menjadi 75% (2021). Selain itu peningkatan
pengetahuan masyarakat berdampak pada meningkatnya
cakupan sarana kesehatan lingkungan yaitu kepemilikan jamban
dari 91,76% (2018) menjadi 100% (2021), kepemilikan SPAL
(Saluran Pembuangan Air Limbah) dari 90,59% (2018) menjadi
100% (2021) , kepemilikan rumah sehat dari 67,07 (2018) menjadi
93,88% (2021), kepemilikan air bersih dari 95,14 (2018) menjadi
100% (2021), kepemilikan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dari
0% (2018) menjadi 100% (2021). Pemanfaatan pekarangan untuk
Tanaman Obat Keluarga dan Taman Gizi (sayur mayur dan kolam
ikan) dari 80% (2018) menjadi 95% (2021). Peningkatan aktifitas
fisik dari 80% (2018) menjadi 95% (tahun 2021).

Pada saat terjadi Pandemi Covid-19 tahun 2020,


masyarakat dilarang untuk keluar rumah. Pemanfaatan
pekarangan rumah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pariwang
karena kebutuhannya dapat terpenuhi tanpa meninggalkan
rumah.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Untuk mencapai target TPB, Dinas Kesehatan Kabupaten


Enrekang memiliki strategi perencanaan kabupaten Enrekang
dalam rangka percepatan pencegahan stunting yang terintegrasi
dengan Dokumen RPJMD, untuk prevalensi stunting balita
menjadi 15,5% pada tahun 2023. Target Nasional prevalensi
stunting termasuk di Sulawesi Selatan berada pada angka 14%.
Inovasi ini telah berkontribusi pada pencapaian target TPB/SDGs

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 171
Kabupaten Enrekang khususnya pada tujuan kedua
menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi
yang baik serta meningkatnya pertanian berkelanjutan dengan
indikator 2.2.1* yaitu prevalensi stunting pada anak di bawah 5
tahun/Balita menurun dari 24,5% (2018) menjadi 21,5% (2021).
Secara khusus prevalensi stunting di Desa Pariwang menurun
dari 35,1% (2018) menjadi 22,22% (2021). Penurunan ini dicapai
dengan memberikan akses pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui integrasi program penanganan stunting
seperti program pemberian makanan tambahan yang di danai
oleh anggaran Dana Desa, pengadaan sarana CTPS dari
Kementrian Kesehatan, Pengadaan Jamban Keluarga oleh Dinas
Perumahan dan Pemukiman, Pengadaan bibit tanaman dari Dinas
Ketahanan Pangan, Pengadaan Susu untuk Ibu Hamil dan Balita
dari PKK. Pengadaan alat antropometri dari Dinas Kesehatan dan
swasta (JAPFA). Efektifitas penanganan stunting ini selain
dilaksanakan melalui integrasi program juga di dukung oleh
pemberdayaan masyarakat melalui Komunitas Ibu CERDAS yang
memfokuskan pada peningkatan pengetahuan dalam
penanganan stunting.
Adaptabilitas

Inovasi Komunitas Ibu Cerdas mudah diadaptasi atau


direplikasi ditempat lain. Hal ini dikarenakan pemanfaatan sumber
daya disesuaikan dengan sumber daya manusia yang ada di Desa
seperti memberdayarkan kader-kader posyandu yang telah
terbentuk sebelumnya melalui SK Kepala Desa. Selain itu
penyediaan sarana dan prasarana di dukung dari implemantasi
program-program penanganan stunting yang tersebar di beberapa
instansi terkait.
Inovasi Komunitas Ibu CERDAS didasarkan pada
pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan
kader komunitas dengan kegiatan edukasi komunitas,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 172
pendampingan ibu balita gizi kurang dan stunting, pelatihan
pembuatan MP-ASI lokal, pendampingan remaja putri, aktifitas
fisik (senam), pendampingan kelompok wanita tani dan
pemanfaatan CTPS.
Inovasi Komunitas Ibu CERDAS ini berkontribusi secara
praktis pada penyelesaian masalah stunting yang terjadi di
berbagai tempat akibat rendahnya pengetahuan masyarakat
terkait pemenuhan gizi dan PHBS. Pada prakteknya penanganan
stunting mengalami kegagalan disebabkan implementasi program
penanganan stunting hanya berakhir pada penyelesaian program
dan kegiatan instansi terkait. Pelibatan masyarakat secara
langsung sebagai kader yang mendukung implementasi program
penanganan stunting masih rendah. Masalah yang dihadapi di
berbagai tempat khususnya dalam penanganan stunting dapat
diselesaikan melalui inovasi ini. Untuk itu inovasi ini akan sangat
bermanfaat untuk di replikasi di tempat lain dalam menghadapi
permasalahan yang sama.

Awal mulanya inovasi ini dilaksanakan di 1 desa lokus


stunting kemudian direplikasi ke 4 desa lokus stunting lainnya di
Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Sehingga program
komunitas ibu cerdas cegah stunting ini telah dilaksanakan di 5
desa dan akan terus berkembang sehingga dapat dilaksanakan di
22 Desa/Kel se Kecamatan Maiwa. Sebagai bukti keseriusan
Pemerintah Kabupaten Enrekang dalam penanganan stunting
diterbitkan Keputusan Bupati Enrekang No : 266/KEP/IV/2022
tentang Implementasi Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting di
Kabupaten Enrekang. Selain itu, Desa yang telah mereplikasi
kegiatan ini juga telah mengeluarkan Surat Keputusan untuk
memperkuat inovasi ini yaitu :
1. SK Kepala Desa Lebani No : 03/KEP/DPLD/I/2020 tentang
Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting di Desa Lebani.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 173
2. SK Kepala Desa Labuku No : 01.a/KEP/D-LBK/KM/I/2020
tentang Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting di Desa
Labuku.
3. SK Kepala Desa Ongko No : 01/KEP/DPLD/I/2021 tentang
Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting di Desa Ongko.
4. SK Kepala Desa Limbuang No: 02a/KEP/DPLD/I/2021
tentang Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting di Desa
Limbuang.
Keberlanjutan

Inovasi ini melibatkan berbagai program yang ada


diPuskesmas diantaranya program Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, P2TB,
P2Kecacingan, Kesehatan Olahraga, Kesehatan Tradisional,
Kesehatan Kerja dan Bidan Desa. Semuanya berperan dalam
pemberian edukasi dan keterampilan. Selain itu adanya fasilitator
dari pihak swasta (Japfa) yang juga membantu dalam pemberian
edukasi dan keterampilan pada anggota komunitas. Inovasi ini
juga melibatkan Penyuluh KB bertugas dalam Bina Keluarga
Balita dan Bina Keluarga Remaja, Penyuluh Pertanian bertugas
dalam pendampingan kelompok wanita tani dan pemberian bibit
tanaman, ibu-ibu pkk berperan dalam peningkatan motivasi untuk
pemanfaatan pekarangan. Kader Komunitas yang menjadi kunci
dalam pendampingan kelompok sasaran.
Untuk mendukung pelaksanaan inovasi ini pemerintah
daerah melalui dinas kesehatan mengalokasikan Dana DAK-
Nonfisik Puskesmas untuk inovasi Komunitas Ibu Cerdas Cegah
Stunting sebesar Rp.10.000.000/tahun. Inovasi ini juga didukung
melalui dana desa sebesar 10% (Rp.70.0000.000) dari total dana
desa untuk penanganan stunting, berupa pemberian makanan
tambahan untuk balita, ibuhamil dan ibumenyusui serta
penyediaan sarana dan prasarana. Selain itu, dukungan dari pihak

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 174
swasta berupa alat antropometri, pengukur suhu, reward untuk
anggota komunitas.
Inovasi ini telah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.
Dilaunching 15-Agustus-2019 diKecamatan Maiwa yang dihadiri
Pemerintah Daerah, Kecamatan dan Desa, Ketua Penggerak PKK
Kabupaten, Kecamatan dan Desa, Lintas Sektor dan Swasta, dan
akan terus berlanjut sebagai inovasi yang akan diterapkan di 22
Desa/Kel diKecamatan Maiwa dan 129 Desa/Kel diKabupaten
Enrekang secara berkala, sejalan dengan tujuan SDG’s/TPB.
Stunting merupakan permasalahan yang tidak dapat terselesaikan
hanya dengan waktu 1-2 tahun, sehingga inovasi ini harus
konsisten dan berkelanjutan Surat Keputusan Camat,
KepalaPuskesmas dan KepalaDesa Pariwang tentang
Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting telah ditetapkan sejak
tahun 2019 untuk menjamin kelangsungan inovasi ini. Selain itu
Nota Kesepahaman anatra PKK dan swasta juga telah ada sejak
tahun 2019, sehingga kolaborasi ini dapat memberikan dampak
sosial dan ekonomi yang maksimal bagi masyarakat Desa
Pariwang. Ditambah lagi dengan adanya Peraturan Bupati
Enrekang tentang implementasi Komunitas Ibu CERDAS Cegah
Stunting telah ditetapkan tahun 2022 yang akan menjamin
keberlangsungan inovasi ini.

Menurunnya prevalensi stunting diDesa Pariwang dan


perubahan perilaku pada pada pemberian makan balita dan pola
asuh balita membuktikan bahwa inovasi ini telah memberikan
dampak sosial yang nyata dan meningkatkan produktivitas
masyarakat setempat. Dampak sosial ekonomi dirasakan sejak
adanya inovasi hingga saat ini, masyarakat menjadi sangat
kooperatif dan akrab dengan kegiatan tumbuh kembang balita,
pengolahan makanan pendamping ASI dengan bahan lokal,
pemanfaatan pekarangan, aktifitas fisik, pemanfaatan CTPS.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting
menimbulkan rasa memiliki diantara mereka sehingga inovasi ini

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 175
dapat terjamin keberlanjutannya dalam jangka panjang. Untuk
menjaga keberlangsungan inovasi, telah disusun beberapa nota
kesepahaman, surat keputusan dan peraturan:
1. Nota Kesepahaman antara Puskesmas Maiwa dengan
Pemerintah Desa Pariwang No:053/PKM.M/MOU/I/2019.
2. Nota Kesepahaman antara Puskesmas Maiwa dengan Tim
Penggerak PKK Desa Pariwang
No:052/PKM.M/MOU/I/2019.
3. SK Kepala Puskesmas Maiwa No:004/PKM.M/TU.I/I/2019
tentang Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting
diPuskesmas Maiwa.
4. SK Camat Maiwa No:01B/KEP/KM/I/2019 tentang
Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting diKecamatan
Maiwa.
5. SK Kepala Desa Pariwang No:01B/KEP/DPLD/I/2019
tentang Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting diDesa
Pariwang.
6. Nota Kesepahaman Puskesmas Maiwa Kecamatan Maiwa
dengan PT JAPFA Comfeed Tbk. Unit Makassar tentang
Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting.
7. Keputusan Bupati Enrekang No:266/KEP/IV/2022 tentang
Implementasi Komunitas Ibu CERDAS Cegah Stunting
diKabupaten Enrekang.
Inovasi ini diperkenalkan pertama kali di desa lokus
stunting yaitu Desa Pariwang. Sejak 2021, inovasi ini telah
dilaksanakan di 5 Desa Lokus Stunting. Inovasi ini akan terus
berlanjut dalam jangka-panjang melalui kerjasama yang
berkelanjutan antara Pemerintah Daerah, Kecamatan dan Desa,
Lintas Program, Lintas Sektor dan swasta. Seperti yang telah
diuraikan diatas bahwa telah terbit beberapa aturan yang
mendukung keberlangsungan program ini. Inovasi yang
mengusung kolaborasi antara berbagai pihak dan pemberdayaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 176
masyarakat akan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
untuk mencapai tujuan SDGs.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Inovasi Komunitas Ibu Cerdas Cegah stunting


dilaksanakan melalui koborasi berbagai pihak diantaranya Dinas
Kesehatan memberikan support dan program kegiatan di
perencanaan serta penganggaran di puskesmas maiwa, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) memfasilitasi
program kegiatan dalam penganggaran Dana Desa (DD) untuk
penanganan stunting di desa se Kecamatan Maiwa. Selain itu
BKKBN juga menunjang pelaksanaan program bina keluarga
balita. Dinas Pertanian, berperan dalam pendampingan dan
penyediaan bibit tanaman sayuran yang di tanam di kebun gizi
yang di kelola oleh kelompok. Camat Maiwa membantu
mengkoodinir, memfasilitasi dan memberikan rekomendasi
kegiatan program Inovasi Ibu Cerdas di Kecamatan dan Desa.
Kepala Puskesmas memberikan petunjuk, bimbingan, support
dan penganggaran mulai saat perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Kepala Desa memfasilitasi kegiatan ibu cerdas di
wilayah desa dan membantu pendanaan kegiatan melalui Dana
Desa (DD). Japfa (swasta) memfasilitasi kegiatan ibu cerdas
dalam memberikan bantuan fasilitator dan bantuan alat
antropometri dan hadiah untuk doorprize, termogun, masker.
Terakhir Ibu Ibu Komunitas berperan dalam pendampingan
kelompok sasaran dan memastikan rencana kerja komunitas
berjalan dengan baik.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 177
INOVASI
SIKOLA AMMA’-BAPA’ (Pendekatan Literasi
Penanggulangan Kasus Kekerasan dan Perkawinan Usia
Anak)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan
Anak Kab.Gowa
Nama Inovator : Kawaidah Alham,S.Sos, M.Si
Kontak Person : 0813 4351 0199
Email : andirizkiayu.dr@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Sunday, 01 April 2018 Instansi : Pemerintah Kab. Gowa
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/NRVKXeGdg6E
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/my-drive?hl=id

Ringkasan
SIKOLA AMMA’-BAPA’ diluncurkan tahun 2018, saat
‘Kekerasan Terhadap Anak’ mencapai puncaknya yaitu, 36 kasus
(19-fisik, 11-seksual, 6-psikis), dan 32 kasus ‘Perkawinan Usia
Anak’. Pada semua kasus itu, anak justru jadi korban kekerasan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 178
yang dilakukan orang tuanya sendiri, yang sejatinya adalah cinta
pertama dan guru pertama baginya.
Implementasi SIKOLA AMMA’-BAPA’ mencakup;
Pendataan kasus; dilakukan langsung ke rumah keluarga
berkasus atau sinkronisasi data dengan Polres Gowa;
Perencanaan; relawan diberi pembekalan kemudian diterbitkan
SK; Penugasan; mengunjungi keluarga target untuk mengecek
kesiapan dan penyelenggaraan sikola; Evaluasi Hasil; saat orang
tua telah bebas persepsi yang salah, kemudian dijadikan role
model-Kader. Saat kasus mencapai titik nol pada 2019,
implementasinya bergulir melalui tahap Penugasan secara
kontinyu, dikolaborasikan bersama LPA, Kader Dasawisma, KPI
Gowa,Psikolog, PUSPAGA,P2TP2A dan PATBM.
Dampak Kinerja SIKOLA AMMA’-BAPA’ Kab-Gowa
Sebelum
Indikator Sesudah Inovasi
Inovasi
2018 2019 2020 2021
Jumlah Peserta
Sikola Amma’-
0 15 15 19
Bapa’ berkasus
(Ayah & Ibu)
Jumlah kasus
kekerasan
anak 36 0 0 0
(29 Ayah & 7
Ibu)

Jumlah kasus
‘Perkawinan usia 32 0 0 0
anak’

Inovasi ini masuk kategori pelayanan publik yang inklusif


dan berkeadilan, dengan muatan edukasi murni untuk memotivasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 179
tentang pentingnya life education, mengembangkan kemampuan
orang tua mempersepsi interaksinya dengan anak, berbasis nilai-
norma sosial- agama.
Ide Inovatif
Penetapan fokus inovasi SIKOLA AMMA’-BAPA’
dilatarbelakangi oleh hasil pemeriksaan psikometri RSU-
Bhayangkara Makassar terhadap orang tua pelaku kasus
pencongkelan mata anak-motif pesugihan di Gowa yang
menunjukkan bahwa dalam usia mapan secara fisik pun, orang
masih rentan terhadap resiko salah mempersepsi, salah
memproses secara kognitif sesuatu dalam hidup sehingga
menjadi pengetahuan yang salah, terutama jika proses akuisisi
pengetahuan tidak dikomposisi pada nilai-norma sosial-agama.
Hal itu ditunjukkan oleh hasil akhir pemeriksaan yang menyatakan
bahwa perbuatan itu dilakukan secara sadar oleh pelaku. Kasus
pemerkosaan anak kandung tahun 2021 di Gowa, dan kekerasan
fisik terhadap anak lainnya, juga mengindikasikan hasil
pemeriksaan yang sama (Polres Gowa, 2018 dan 2021).

Kondisi ini dapat menandai masih lemahnya budaya literasi


masyarakat, di Gowa khususnya.
Secara potensial, budaya literasi berjalan beriringan
dengan varietas dialek lokal dalam cara atau kebiasaan bertutur
menurut konteks pragmatiknya (Nirwan Dewanto, 1990). Hal itu
tampak secara konkrit dalam tradisi tindak tutur komunitas
masyarakat Gowa yang mencetus kebiasaan- dipandang lumrah.
Menyapa anak dengan julukan yang mengandung kekerasan
verbal dianggap hal biasa dan tidak “menyelewengkan nilai”,
misalnya; “…oE, lotong, maEko je’ne’.” atau “…Dongo’ manttongi
annE nana’.” Demikian pula dengan pandangan hidup, masih
lazim ditemukan anggapan yang salah, terutama saat mengawal
kegiatan belajar anak di rumah yaitu; menepuk, memarahi hingga
memukul anak dalam proses belajarnya dianggap lumrah,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 180
alasannya agar anak dapat menerima/mengakuisisi pesan
edukasi yang diberikan. Kondisi tersebut jauh dari postulat
“Mendidik anak dengan kelembutan dan kasih sayang.” Hal yang
lebih krusial lainnya adalah anggapan bahwa “…anak merupakan
asset orang tua yang tidak dapat diganggu gugat.” Anak dianggap
bisa menjadi keuntungan sekaligus membawa siri’ sehingga
sangat potensial diejawantah secara ekstrim bertentangan
dengan kutub nilai dan norma sosial-agama.

Kehadiran SIKOLA AMMA’-BAPA’ bertujuan memberi


pemahaman; mengawal proses persepsi, kognisi dan
metakognisinya, terkait tata nilai dan norma agar tidak melahirkan
pengetahuan yang salah. Jika ditilik melalui sasaran layanan,
model inovasi upaya perlindungan anak ini dapat dikategorikan
sebagai Radical Innovation yang unik sebab menyentuh wilayah
Transendental, yakni melindungi anak bukan dari dirinya sendiri,
melainkan dari pengetahuan orang tuanya yang salah.
Nilai tambahnya mencegah kasus berulang, menciptakan
agen perubahan di tengah masyarakat. Keunggulan daya
penyelesaian masalah sangat efektif melalui interaksi
kekeluargaan (memanfaatkan relasi keluarga atau kenalan pihak-
pihak satu sama lain, baik melalui relawan lokal yang dilibatkan
maupun para orang tua yang sudah bergabung). SIKOLA AMMA’-
BAPA’ terbukti dapat diterima dan mendapat respon keterlibatan
yang tinggi, sangat efisien dan mudah direplikasi karena low cost
dengan impact yang besar.

Kesesuaian inovasi SIKOLA AMMA-BAPA’ dengan


kategori pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan, terletak
pada fokusnya terhadap kebutuhan orang tua berkasus dan yang
rentan ‘Tindak kekerasan anak’ dan ‘Perkawinan usia anak’
membutuhkan persuasi yang intensif. Hal inilah yang menandai
layanan inklusi SIKOLA AMMA-BAPA’ sebagaimana para kader
lazim menyebutnya sebagai layanan pendidikan untuk semua,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 181
meski sudah tua dan tidak lagi setara kelas sekolah. Dengan
dasar itulah defenisi perubahan yang digunakan oleh SIKOLA
AMMA-BAPA’, bukan semata- mata mencapai titik nol kasus,
melainkan meletakkan fondasi persepsi hubungan/interkasi orang
tua- anak dalam detil keseharian sesuai nilai-norma sosial-agama
yang dianut.
Meskipun Sikola Amma-Bapa’ ini meniti format
pemberdayaan dan menggunakan modul parenting skills, namun
ia memiliki nuansa baru pada fokus pendekatan literasinya yaitu,
pada: Upaya memampukan orang tua mempersepsi interaksi
terhadap anak dengan benar, dan; Upaya memampukan orang
tua mengukuhkan pengetahuannya dengan benar. Dengan
demikian, secara inovatif, praktek literasinya bukan lagi kegiatan
belajar baca-tulis, melainkan fokus pada penanaman nilai-norma
tidak tertulis maupun tertulis (kognisi-sosial) yang potensial
berfungsi mendukung Amma’- Bapa’ dalam memerankan diri
secara sakinah selaku orang tua terhadap anak-anaknya.
Mengembalikan orang tua sebagai cinta pertama dan guru
pertama bagi anak tanpa kekerasan. Pendekatan ini juga akan
menggeser pemahaman orang tua pada konstalasi hak-hak anak,
selain sebagai role-model yang diharapkan berpengaruh positif
bagi masyarakat sekitarnya.
Signifikansi

Tahapan implementasinya diawali dengan:

 Pendataan; ini bisa berjalan melalui laporan kader tentang


kasus di lingkungannya, dilakukan juga pendataan langsung
ke rumah keluarga berkasus atau sinkronisasi data dengan
pihak-pihak, seperti Kepolisian (Polres Gowa)
 Perencanaan; para calon relawan diberi pembekalan untuk
kemudian diterbitkan SK

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 182
 Penugasan; tahap ini relawan mengunjungi keluarga target
untuk mengecek kesiapannya, dilanjutkan kemudian
penyelenggaraan sikola
 Evaluasi Hasil adalah tahapan akhir mekanisme kerja ini
namun sirkuler dimana orang tua target telah bebas
persepsi/pengetahuan/pameo yg salah dan menjadikannya
role model (Kader)
Keluarga dengan orang tua pelaku kekerasan yang menjadi
target layanan ini ditemukan dan diberdayakan dalam wilayah
kecamatan kota, antara lain Kelurahan Paccinongan, Samata dan
Romang Polong.
Untuk mengevaluasi SIKOLA AMMA’ BAPA’ digunakan
indikator berikut:

 Efektivitas yaitu apakah hasil yang diinginkan telah


tercapai.

Instrumen untuk mengukur efektivitas digunakan lembar


kuesionar yang menyediakan alternatif jawaban yang berskala
Likert. Kuesionar berisi pernyataan yang menggambarkan
pengalaman, persepsi, sikap dan perilaku orang tua ideal dan
tidak ideal terkait interaksi atau hubungan orang tua-anak dalam
keseharian.

 Kecukupan yaitu sejauhmana hasil yang diperoleh dapat


memecahkan masalah

Angka kecukupan kinerja SIKOLA AMMA’-BAPA’,


ditetapkan dengan rasio yang membandingkan antara nilai rata-
rata efektivitas yang dicapai dengan evolusi ‘Kekerasan terhadap
anak’ dan ‘Perkawinan usia anak’ dalam perwujudannya sebagai
kasus. Dalam hal ini digunakan indikator variasi dan reproduksi
kasus ‘Kekerasan terhadap anak’ dan ‘Perkawinan usia anak’.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 183
 Ketetapan yaitu apakah pencapaian hasil dapat
bermanfaat.

Penetapan kemanfaatan hasil, difungsikan sebagai


legitimasi kinerja SIKOLA AMMA’-BAPA’ yang diperoleh melalui
pengkajian bersama multi stakeholders, terutama Dinas PPPA
Kab. Gowa dengan LPA, Kader Dasawisma, Koalisi
Perempuan Indonesia Gowa, Psikolog, PUSPAGA, P2TP2A
dan PATBM.

Evaluasi ini diperankan sebagai sarana untuk mencapai


penilaian atas dasar tindakan (kualitatif dan kuantitatif) yang
digunakan sebagai pembanding hasil sebenarnya dengan hasil
yang diantisipasi.
Disamping itu dilakukan juga penghitungan jumlah kasus
‘Kekerasan terhadap anak’ dan kasus ‘Perkawinan usia anak’ oleh
P2TP2A Kabupaten Gowa yang disinkronisasikan dengan valuasi
eksternal yang dilakukan oleh Polres Gowa. Selain itu evaluasi
eksternal juga dilakukan oleh LSM Lembaga Pemerhati Anak
(LPA) yaitu memantau terjadinya kasus ‘Kekerasan terhadap
anak’ dan ‘Perkawinan usia anak’ khusus pada keluarga peserta
SIKOLA AMMA’ BAPA’ dan dampak sosial di masyarakat.
1. Hasil dari evaluasi:
2. Output: Meningkatnya pemahaman orang tua Peserta Sikola
Amma’-Bapa’ dari 0 (2018) menjadi 15 keluarga (2019 dan
2020)
Outcome: Menurunnya kekerasan anak dari 36 kasus dan
perkawinan anak 32 kasus (2018) menjadi 0 kasus dari keluarga
tersebut (2019-2020) dan meningkatnya kemampuan kognitif
orang tua keluarga terdampak dan keluarga rentan.
1. Data output dan outcome, sebelum dan sesudah inovasi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 184
2. Tindak lanjut dari hasil evaluasi, yaitu memperluas target
inovasi.
Tabel 2: Progresivitas Kinerja Layanan SIKOLA AMMA’-
BAPA’ Kabupaten Gowa dengan Fokus pada Keluarga
Terdampak

Sebelum
Indikator Sesudah Inovasi
Inovasi
2018 2019 2020 2021
Jumlah Peserta
Sikola Amma’-
0 15 15 19
Bapa’ berkasus
(Ayah & Ibu)
Penurunan
jumlah kasus
kekerasan anak
oleh Peserta 36 0 0 0
Sikola (Literasi)
Amma’-Bapa’
(outcome)
Menurunkan
kasus
perkawinan anak
oleh Peserta 32 0 0 0
Sikola (Literasi)
Amma’-Bapa’
(outcome)
6 SK
5 SK 6 SK
4 SK Bupati Bupati
Bupati Bupati
Penerbitan 1 Edaran 5 Edaran
4 4
Kebijakan Bupati Bupati
Edaran Edaran
SK 5 OPD SK OPD
Bupati Bupati
19

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 185
SK SK
OPD OPD 8
Penurunan
Jumlah
kekerasan anak
dan perkawinan 36
usia anak
sebagai Kasus
Pidana

Kontribusi terhadap Capaian TPB


Upaya ini berkontribusi terhadap capaian Tujuan Global
yaitu tujuan SDGs ke-1 (Kemiskinan intelektual). Melalui
pelaksanaan yang persuasive dan intensif, kegiatan ini
diketengahkan sebagai momentum belajar sepanjang hayat bagi
semua, sebagaimana relevan dengan tujuan SDGs ke-4 (Belajar
sepanjang hayat bagi semua) termasuk tujuan ke-17
(Memperkuat cara implementasi pembangunan yang
berkelanjutan). Sedangkan sasaran global yang relevan adalah
poin 1 yaitu Secara signifikan mengurangi segala bentuk
kekerasan dan angka kematian dimana pun dan Sasaran
Nasional yaitu 1.1 Meningkatnya upaya berkelanjutan
pembangunan sosial yang ditandai dengan terkendalinya
kekerasan terhadap anak, perkelahian, KDRT, dan meningkatnya
keamanan yang tercermin dalam rendahnya konflik horizontal dan
rendahnya tingkat kriminalitas. Orang tua yang menjadi target
pemberdayaan SIKOLA AMMA’-BAPA’ ini, salah satunya adalah
ibu, dan karenanya relevan dengan tujuan SDGs ke-5
(Memberdayakan semua wanita).
Adaptabilitas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 186
Secara kategoris ciri potensial peluang generalisasi
layanan inovasi SIKOLA AMM’-BAPA’ ini antara lain:

 Generalisasi inovasi layanan dan keberhasilannya telah diuji


dan diaplikasikan kemudian kepada Keluarga rentan
sebagai target lanjutan
 Umumnya kelompok keluarga rentan, terbuka menerima
layanan ini
 Target lanjutan melihat bukti kerugian/hukuman dan bukti
keberhasilan sebagai ukuran penilaian
 Kepala Daerah sangat responsif dan mengawal kinerja
layanan SIKOLA AMMA’-BAPA’
Sebagaimana ciri potensialnya untuk digeneralisasi di atas,
inovasi SIKOLA AMMA’ BAPA’ sangat potensial untuk direplikasi
karena populasinya adalah orang tua dari pelaku tindak
‘Kekerasan terhadap anak’ dan ‘Perkawinan usia anak’ serta
keluarga rentan yaitu keluarga dimana orang tuanya
berpendidikan rendah, berekonomi lemah dan keluarga dengan
adat istiadat (tradisi) cepat menikahkan anak pada usia di bawah
19 tahun. Semua daerah memiliki kesamaan karakter masalah
yang dialami, karena semua daerah memiliki kasus kekerasan
terhadap anak dan perkawinan anak usia di bawah 19 tahun atau
paling tidak keluarga yang rentan pasti ada di setiap daerah.

Inovasi ini mudah direplikasi karena low cost atau tidak


membutuhkan biaya yang besar. Tempat kegiatan SIKOLA AMM’-
BAPA’ yang digunakan fleksibel, bisa dimana saja, bisa di ruang
pertemuan (aula) kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak setempat, bisa pula di ruang pertemuan dan
atau Pos Kamling yang tersedia di sekitar pemukiman warga. Alat
dan bahan yang digunakan sederhana, cukup dengan
memanfaatkan media pembelajaran pada umumnya. Modul
parenting skill untuk memudahkan relawan dalam kegiatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 187
pendampingan untuk kemudian disesuaikan dengan
kecenderungan situasi grup-grup kecil orang tua sasaran.
Keberlanjutan

Inovasi SIKOLA-AMMA’ BAPA’ menggunakan sumber


daya sebagai berikut:

 Keuangan: berasal dari Dinas PPPA dan para relawan.


Kontribusi Dinas PPPA berupa biaya makan minum rapat
dan biaya transpor. Sedangkan dari relawan bersifat
swadaya untuk honorarium pengajar/pendamping
@Rp.300.000,-
 Manusia: 25 orang pendamping dan 10
narasumber/pengajar yang berasal dari psikolog anak,
lembaga swadaya masyarakat pemerhati anak, kelompok
masyarakat lokal dan tokoh masyarakat serta konsultan
knowledge managemen, innovation management,
collaborative management.
 Metode: parenting skill melalui pembelajaran tatap muka,
diskusi (kelompok/FGD), simulasi/latihan.
 Peralatan/Material: laptop 1 unit, lcd 1 unit, alat tulis 15
paket, dan lain-lain.
Untuk menjamin keberlanjutan dari inovasi SIKOLA-AMMA’-
BAPA’, maka telah dilakukan strategi sebagai berikut:

 Strategi institusional berupa regulasi yaitu Keputusan Kepala


Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Gowa tentang Penetapan Relawan untuk
Penjangkauan Perlindungan Anak di Kabupaten Gowa.
 Melalui strategi daerah pencegahan perkawinan anak di
Gowa yaitu; 1) Optimalisasi kapasitas anak; 2) Lingkungan
yang mendukung pencegahan perkawinan anak; 3)
Aksesibilitas dan perluasan layanan; 4) Penguatan
koordinasi pemangku kepentingan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 188
 Strategi sosial berupa partisipasi/kolaborasi dengan
pemangku kepentingan dan dukungan masyarakat antara
lain psikolog Anak, Lembaga Pemerhati Anak (LPA), dan
Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan Jaringan
antara stakeholder terbentuk dari kuatnya komitmen untuk
menghentikan kekerasan terhadap anak dan perkawinan
anak. Jaringan ini bahkan telah mampu menciptakan
relawan-relawan baru. Relawan tersebut kemudian
dikoordinasikan dengan kelompok masyarakat Perlindungan
Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang turut
bertanggung jawab mencegah kekerasan dalam rumah
tangga dan mencegah perkawinan anak usia di bawah 19
tahun.
 Strategi manajerial berupa peningkatan kapasitas SDM
diberikan kepada relawan berupa pembekalan untuk
menyamakan persepsi dalam melakukan pendataan,
edukasi dan pendampingan. Sedangkan peningkatan
kapasitas kepada orang tua berupa peningkatan
pemahaman dalam rangka pemenuhan hak-hak anak dan
perlindungan anak dari kekerasan dan perkawinan anak.
Peningkatan kapasitas SDM dilakukan oleh narasumber
yang berkompeten, seperti psikolog anak, LPA dan
Puspaga. Sementara itu, penjaminan kualitas dan/atau
pemberlakuan SOP dilakukan dengan penyusunan SOP
secara partisipatif antar stakeholder, sedangkan
pengawasannya dilakukan melalui laporan berkala.
Langkah strategis yang berkaitan dengan optimalisasi
sumber daya prakarsa inovatif ini diketengahkan rangkaian output
dan rencana sebagai berikut:

 Kerjasama dengan LPA, KPI, FAHASTA dan LBH-APIK


 Memanfaatkan jejaring personal dari P2TP2A secara
sukarela selaku front liner pelayanan, perlindungan dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 189
pengaduan kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
 Menyiapkan anggaran dan peralatan yang mendukung
inovasi.
Untuk memastikan keberlanjutan sumber daya yang
digunakan, maka dilakukan langkah strategis berikut:

 Membuat landasan hukum yang bersifat mengikat berupa


Keputusan Bupati Gowa (5 jenis Edaran Bupati relevan) dan
Keputusan Kepala Dinas P3A (Terutama 19 SK Pelaksana
Layanan Sikola (Literasi) Amma’-Bapa’ yang telah
dikeluarkan serta surat keputusan yang sama berikutnya).
 Jangkauan target diperluas ke keluarga rentan Replikasi
pada kecamatan berikutnya
 Telah dimulainya layanan pemberdayaan murni tidak
berbasis kasus
 Mengidentifikasi dan merencanakan support anggaran
inovasi terhadap prakarya layanan ini dari atau melalui
perspektif nomenklatur yang relevan (OPD Bidang sosial
budaya) di dalam semua dokumen perencanaan dan
penganggarannya
 Menguatkan kerjasama dengan LSM relevan lainnya yang
belum terlibat namun berpeluang mensupport
pengembangan kinerja prakarsa layanan ini dalam kegiatan
Dinas P3A. Mengidentifikasi prospek pelibatan aktor-aktor
kolaborasi Penta-Helix dalam rangka pengembangan; (1)
Kemampuan Literasi Komunitas; (2) Infrastruktur dan Akses
Literasi; dan (3) Pegembangan Konten Literasi termasuk
identifikasi kemungkinan pelibatan Dai-Dai ke dalam layanan
ini guna mengelaborasi tata nilai norma dogmatis kepada
komunitas sasaran)

Faktor penentu keberhasilan SIKOLA-AMMA’-BAPA’ adalah


kemampuan relawan (pengajar/pendamping) dalam melakukan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 190
edukasi dan pendampingan kekeluargaan kepada orang tua atau
keluarga pelaku atau yang rentan terhadap kekerasan dan
perkawinan usia anak. Relawan yang berasal dari masyarakat
lokal berperan penting dalam menghubungkan kepentingan
pemerintah dengan kepentingan masyarakat sebagai target
inovasi. Dukungan anggaran cukup dibutuhkan untuk
keberlanjutan inovasi baik melalui pemerintah ataupun swadaya-
masyarakat.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Berikut ini diketengahkan aktor dan uraian tugasnya selaku


kolaborator:

1. Koordinator/Inovator bertugas mengkoordinir seluruh


kegiatan SIKOLA-AMMA’-BAPA’, melakukan pembinaan,
membuat kebijakan, merencanakan anggaran dan
mendorong partisipasi stakeholder dan masyarakat dalam
pengembangan inovasi ini.
2. Tim Kerja bertugas untuk melakukan kegiatan inovasi mulai
pada tahapan persiapan sebelum kegiatan dilakukan, pada
saat dilakukan proses kegiatan dan setelah kegiatan inovasi
dilakukan termasuk kegiatan pencatatan dan pelaporan.
3. Tim Teknis bertugas untuk melakukan pembinaan secara
teknis pada bidang kegiatan masing- masing termasuk
peningkatan sumber daya manusia relawan dan orang tua
sasaran di SIKOLA- AMMA’-BAPA’.
4. Narasumber/Pengajar bertugas untuk meningkatkan
kapasitas orang tua peserta SIKOLA-AMMA’- BAPA’ dan
relawan (pengajar/pendamping).
5. Pendamping bertugas mendampingi orang tua peserta
SIKOLA-AMMA’-BAPA’ selama kegiatan pembelajaran,
melakukan pendataan dan melakukan kunjungan lapangan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 191
6. Sebagai tim teknis, Konsultan berperan memberi asistensi
prosedur ilmiah dalam berbagai tahapan antara lain; tahap
rekonstruksi perspektif proposal, pengembangan modul
parenting skills untuk disesuaikan dengan kebutuhan
layanan SIKOLA-AMMA’-BAPA’, pembekalan relawan dan
persiapan presentase gagasan inovasi kepada panitia
seleksi pada berbagai tingkatan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 192
INOVASI
KOPEL PANDEMI (KOTAK PENOLONG LAYANAN
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Pendidikan Kab.Gowa


Nama Inovator : Dr.Ayatollah Hidayat, S.Pd,
M.Pd
Kontak Person : 0852 5537 6376
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Wednesday, 01 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Gowa
Kelompok Umum
Ketahanan Institusi Publik di Masa Pandemi dan Antisipasi
di Masa Pasca Pandemi Covid-19
URL Youtube
https://youtu.be/ZRkNB6oOzo4
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1FJBRkTarDgwnKQcDvzM
Z32P7hV5BYcQo?usp=sharing

Ringkasan
KOPEL-PANDEMI dimaksudkan sebagai solusi untuk
mengatasi hambatan yang memicu ketidakefektifan proses
pembelajaran selama masa dan pasca pandemi. Melepaskan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 193
hambatan pembelajaran yang timbul karena gagap IT, sarpras,
pengalaman pembelajaran online, serta biaya tambahan untuk
orang tua dan guru. Pada pasca pandemi, metode problem-based
learning, discovery learning, project-based learning dan joyfull
learning yang diusung inovasi ini bahkan semakin optimal
kinerjanya disisi peserta didik dan guru.
Tahapan implementasi inovasi KOPEL-PANDEMI ini
antara-lain; (1) Guru sekolah menyediakan kotak berisi instruksi
pembelajaran yang dilabeli sesuai jenjang kelas; (2) Orang tua
mengambil dan mengembalikan instruksi pembelajaran itu tanpa
harus berinteraksi dengan guru; (3) Peserta didik belajar di rumah
dengan mengikuti instruksi kegiatan; (4) Rancangan kegiatan
pembelajaran disesuaikan kebutuhan peserta didik selama
sepekan; (5) Desain pembelajaran menggunakan pendekatan
yang menantang, menyenangkan dan bermakna bagi peserta
didik; (6) Desainnya dilengkapi lembar kerja, alat dan bahan
bermain, serta modul-mingguan.

Sejauh ini, KOPEL-PANDEMI sudah diterapkan pada 3


sekolah di Kecamatan Somba Opu dengan jumlah 697 siswa dan
telah berhasil menuntaskan capaian Kompetensi Dasar di sekolah
tersebut 100% tanpa ada yang tinggal kelas selama tahun 2020-
2022. Karena itu, mekanisme dan kemampuan inovasi ini sesuai
dengan kategori ketiga; Ketahanan institusi publik masa pandemi
dan antisipasi pasca pandemic covid-19.
Ide Inovatif
Kabupaten Gowa memiliki program pemerintah menuju
kabupaten pendidikan dengan jumlah SD sedejarat sebanyak 507
sekolah, 190 SMP, 92 SMA dan 21 SMK dengan total
sebanyak 810 sekolah. Namun pembatasan selama masa
pandemi memicu ketidakefektifan proses pembelajaran yang
timbul karena gagap IT, sarpras, pengalaman pembelajaran
online, serta biaya tambahan untuk orang tua dan guru.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 194
KOPEL-PANDEMI ini hadir untuk mengatasi masalah
pembelajaran online dan hambatan pembelajaran lainnya dengan
pola Blended Learning (gabungan daring dan luring dengan
metode problem-based learning, discovery learning, project-
based learning dan joyfull learning). Selama masa pandemi,
inovasi ini menghadirkan kotak penolong yang disiapkan untuk
menghubungkan peserta didik dan guru untuk menopang tetap
terlaksananya kegiatan pembelajaran dari rumah. Kotak penolong
tersebut memiliki label sesuai jenjang kelas sebagai identitas.
Guru merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik selama sepekan. Desain
pembelajaran yang dibuat oleh guru menggunakan pendekatan
yang tepat sehingga akan menantang, menyenangkan dan
bermakna bagi peserta didik. Desain pembelajaran dilengkapi
dengan lembar kerja, alat dan bahan bermain, serta modul
mingguan yang kemudian ditempatkan di kotak. Oleh orang tua,
akan mengambil desain pembelajaran yang telah disiapkan di
kotak tersebut dengan menaati protokol kesehatan, mencuci
tangan dan memakai masker. Untuk memastikan kotak tersebut
senantiasa steril, oleh sekolah dilakukan penyemprotan
disinvektan untuk memastikan kotak tersebut aman dan steril.
Komunikasi guru dan orang tua dilakukan dengan
mengoptimalkan media online seperti group WA dan LMS dan
sebagainya. Dengan mengoptimalkan media online, guru
melakukan bantuan dan pemantauan terhadap aktivitas
pembelajaran mingguan yang dilakukan oleh peserta didik.
Untuk melakukan evaluasi, maka hasil kerja mingguan
yang telah dilakukan oleh peserta didik kemudian diantarkan
kembali oleh orang tua dengan menempatkan hasil pembelajaran
tersebut kembali ke kotak yang ada di sekolah tersebut. Aktivitas
inilah yang menjadi siklus mingguan dan efektif untuk kegiatan
layanan pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19 ini. KOPEL-
PANDEMI bahkan mengidentifikasi bahwa pola pembelajaran
sebelum pandemi dengan teknik tatap muka yang bersumber
pada buku paket dan berpusat pada guru sebagai sumber belajar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 195
di ruang kelas tidak tepat untuk digunakan selama masa Pandemi.
Adanya peralihan pola pembelajaran dari belajar di ruang kelas
menjadi belajar di rumah dengan mengoptimalkan jaringan
internet menjadi pilihan dalam pembelajaran selama pandemi.
Diperlukan adaptasi dan penyesuaian oleh seluruh stakeholders
termasuk guru,orang tua serta siswa untuk dapat melakukan
layanan pembelajaran secara optimal.
Kebaruan KOPEL-PANDEMI terletak pada dua hal yaitu
menata konteks dan menguatkan konten. Menata konteks dengan
menghadirkan kotak penolong yang menjadi penghubung antara
sekolah dengan rumah sehingga dengan kotak tersebut
komunikasi interaksi antara sekolah dan siswa dapat tetap
terlaksana pun dengan protokol Kesehatan yang ketat. Kotak
penolong menjadi media yang menghubungkan antara guru dan
siswa dalam layanan pembelajaran. Sehingga dengan kotak
tersebut, ketaatan terhadap protokol Kesehatan tetap ada serta
interaksi dan proses pembelajaran dapat tetap berlansung.
Menguatkan konteks dilakukan dengan memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan kepada kepala dan guru untuk
mampu menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Penguatan
kapasitas kepala sekolah dan guru dilakukan di kelompok kerja
guru dan kepala sekolah dengan materi yang memastikan bahwa
guru dan kepala sekolah dapat menguasai teknologi untuk
layanan pembelajaran. Penguatan konten yang lainnya juga
dilakukan terhadap orang tua dan siswa dengan mengirimkan
tutorial-tutorial sehingga dapat menggunakan pilihan teknologi
yang dikembangkan untuk pembelajaran seperti learning
managemen system (LMS) misalnya: google classroom, zoom
meeting, google meet, google site dan semacamnya.
Inovasi ini hadir untuk memberikan kemudahan terhadap
hambatan pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik, guru
dan orang tua. KOPEL-PANDEMI disajikan dengan konsep luring
dan daring dengan standar protokol kesehatan. Inovasi ini
dimaksudkan untuk memudahkan dan mengefektifkan layanan
pendidikan di sekolah. Inovasi KOPEL-PANDEMI ini merupakan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 196
kategori Pendidikan yang terbukti efektif dan efisien untuk
mengatasi masalah pendidikan.
Signifikansi
Kopel Pandemi ini sangat signifikan terutama pada
kelompok yang memiliki hambatan penggunaan teknologi,
keterbatasan sarana-prasarana pembelajaran dan juga kelompok
ekonomi menengah kebawah. Terdapat 697 siswa pada 3 sekolah
yang menggunakan KOPEL-PANDEMI ini yang terkategori rentan
masalah tersebut dan telah mendapatkan manfaat berupa
efektifitas pembelajaran dengan. Pemberian layanan
pembelajaran dengan konten yang berbasis
aktivitas,menyenangkan dan menantang, menjadikan
pembelajaran menjadi efektif.
Kemampuan penaganan permasalahan tampak pada
tahapan implementasi KOPEL-PANDEMI berikut;
1. Guru sekolah menyediakan kotak berisi instruksi
pembelajaran yang dilabeli sesuai jenjang kelas;
2. Orang tua mengambil dan mengembalikan instruksi
pembelajaran itu tanpa harus berinteraksi dengan guru;
3. Peserta didik belajar di rumah dengan mengikuti instruksi
kegiatan;
4. Rancangan kegiatan pembelajaran disesuaikan kebutuhan
peserta didik selama sepekan;
5. Desain pembelajaran menggunakan pendekatan yang
menantang, menyenangkan dan bermakna bagi peserta
didik;
6. Desainnya dilengkapi lembar kerja, alat dan bahan bermain,
serta modul-mingguan;
7. Orang tua peserta didik mengembalikan hasil belajar
anaknya pada kotaknya semula.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 197
Kehadiran Inovasi KOPEL-PANDEMI ini selain berdampak
terhadap efektivitas layanan pendidikan oleh guru, orang tua dan
peserta didik, juga mampu mencegah penyebaran Covid-19.
Pencegahan penyebaran Covid-19 melalui inovasi KOPEL-
PANDEMI ini karena adanya penerapan protokol kesehatan yang
ketat di inovasi ini. Aktivitas pembelajaran dapat tetap berlansung
efektif tanpa adanya kegiatan tatap muka, kegiatan berkerumun
dan berkumpul serta social distancing oleh guru, orang tua atau
siswa. Kotak yang disediakan menjadi media untuk pengambilan
dan pengembalian kegiatan pembelajaran oleh orang tua,
penyimpanan bahan pembelajaran oleh guru tanpa harus bertatap
muka dan berkerumun. Komunikasi yang dilakukan
mengoptimalkan layanan online seperti WA/media online lainnya
oleh warga sekolah. Oleh satuan pendidikan, memastikan bahwa
kotak tersebut senantiasa steril dengan rutin melakukan
penyemprotan disinvektan ke area yang disentuh oleh guru dan
orang tua. Juga disediakan tempat cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun untuk orang tua dan guru mencuci tangan
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan kotak. Penggunaan
wajib masker dan atau face shield di area sekolah harus ditaati
oleh seluruh warga sekolah. Penerapan protokol kesehatan yang
ketat inilah yang menggaransi bahwa inovasi ini aman dari
penyebaran Covid-19. Dengan menggunakan inovasi KOPEL-
PANDEMI, layanan pendidikan dapat lebih optimal serta
pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dilakukan.
Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner skala Likert
antara lain terhadap guru dan orang tua peserta didik. Hasil yang
diperoleh dengan memanfaatkan sampel populasi guru (32
responden) dan orang tua (697 responden) menunjukkan bahwa;
1) KOPEL-PANDEMI memberikan manfaat untuk kelancaran
pembelajaran, memudahkan, praktis dan efektif digunakan untuk
layanan pembelajaran serta biaya yang diperlukan sangat murah.
Tugas peserta didik juga dapat terselesaikan dengan tepat waktu,
serta ketuntasan belajar yang lebih baik dan meningkat. Selain itu,
juga memudahkan guru dalam mendistribusikan dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 198
mengumpulkan bahan pembelajaran yang berefek pada
peningkatan nilai akademik peserta didik; 2) Hasil evaluasi oleh
orang tua juga diperoleh data bahwa orang tua sangat terbantu,
mendapatkan kemudahan dengan adanya KOPEL-PANDEMI ini
sehingga direkomendasikan untuk terus digunakan.
Evaluasi inovasi dengan teknik wawancara dilakukan
kepada guru dan orang tua dengan melakukan diskusi tentang
inovasi yang dilakukan. Waktu pelaksanaan wawancara dilakukan
secara random ketika orang tua mengambil bahan pembelajaran
di sekolah. Informasi yang ingin diketahui melalui kegiatan
wawancara ini adalah tentang efektivitas inovasi KOPEL
PANDEMI ini dan juga saran masukan untuk perbaikan inovasi.
Selain wawancara, guru dan orang tua juga diminta untuk mengisi
angket yang disebarkan dengan menggunakan google formulir.
Pelaksanaan pengisian angket dilakukan pada akhir semester
dengan saran guru dan orang tua untuk mencari tahu dampak dari
inovasi ini sekaligus menemukan saran masukan untuk
memperbaiki inovasi yang dilaksanakan.
Pada tahun 2020 dan 2021 Kopel Pandemi berhasil
meningkatkan layanan pembelajaran dimana seluruh peserta
didik dapat menuntaskan capaian kompetensi dasar yang
dipersyaratkan tanpa satupun peserta didik yang harus
mengulang kompetensi dasar serta tanpa tinggal kelas.
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi KOPEL-PANDEMI ini menjadi bagian penting
upaya mewujudkan pendidikan berkualitas sebagaimana
tercantum dalam SDGs/TPB poin keempat. Layanan pendidikan
pun dimasa Pandemi harus dipastikan tetap efektif sehingga
kualitas pendidikan bisa tetap terjaga. Inovasi KOPEL-PANDEMI
ini menjadi salah satu solusi cerdas untuk memastikan bahwa
layanan pembelajaran tetap berlansung dimasa pandemic covid-
19 termasuk bagi perserta didik, guru dan orang tua yang
mengalami hambatan ketidakmampuan teknologi, keterbatasan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 199
sarana dan prasarana pendukung pembelajaran online serta
keterbatasan biaya.
Perubahan layanan pendidikan dari ruang kelas menjadi
belajar dari rumah akibat adanya wabah Covid-19 membutuhkan
kreativitas dan inovasi sehingga layanan pendidikan dapat tetap
terlaksana dengan baik dan salah satu yang bisa dilakukan adalah
dengan KOPEL PANDEMI ini. Pengiriman paket pembelajaran
yang menarik dan sesuai kebutuhan peserta didik oleh guru
melalui KOPEL-PANDEMI kepada peserta didik melalui orang tua
mudah dilakukan dan murah. Kehadiran KOPEL PANDEMI ini
juga dapat meminimalisir berkerumun, bersentuhan langsung
serta ketaatan dalam pemenuhan protokol kesehatan dalam
layanan pendidikan sehingga berkonstribusi terhadap kehidupan
yang sehat dan sejahtera sebagaimana poin ketiga SDGs/TPB.
Melalui Inovasi KOPEL PANDEMI ini efektivitas dan kemudahan
layanan pembelajaran yang disajikan serta dapat mencegah
penyebaran Covid-19 berkonstribusi terhadap kualitas pendidikan
serta kehidupan yang sehat bagi warga sekolah.
Adaptabilitas
Inovasi KOPEL-PANDEMI ini dapat dengan mudah
dialihkan untuk digunakan pada jenjang yang lain mulai dari
TK/PAUD, SD, SMP, SMA/SMK bahkan perguruan tinggi.
Terdapat dua intervensi yang dilakukan melalui inovasi ini yaitu
penataan konteks melalui adanya kotak penghubung dan
penguatan konten melalui peningkatan kompetensi guru dan
kepala sekolah dalam mengembangkan isi pembelajaran yang
disajikan. Ide dalam inovasi KOPEL-PANDEMI memiliki potensi
untuk direplikasi dengan menerapkan pendekatan baru melalui
penguatan konten yang berbasis problem based learning, project
based learning dan joyfull learning yang merupakan paradigma
pengajaran pasca pandemi. Penataan Konteks yang dilakukan
dapat dialihkan menjadi kotak penghubung antara sekolah dan
orang tua. Penggunaan Kopel Pandemi yang berupa konteks dan
kontennya dapat menjadi model pembelajaran pasca pandemi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 200
Model penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah melalui
kelompok kerja guru dan kelompok kerja kepala sekolah juga
dapat diadaptasi menjadi model pembinaan guru dan kepala
sekolah pasca pandemic ini sehingga kapasitas guru dan kepala
sekolah untuk menghadirkan layanan pembelajaran yang optimal
bisa lebih baik lagi. Kotak penolong dapat menjadi sarana
penghubung yang efektif antara sekolah dan orang tua sehingga
interaksi dapat lebih meningkat lagi untuk optimalisasi layanan
pembelajaran baik selama pandemi maupun pasca pandemi. hasil
angket menunjukkan bahwa inovasi ini efektif untuk pembelajaran.
Pelaksanaan Inovasi KOPEL-PANDEMI ini telah
desiminasikan di forum kelompok kerja guru dan kelompok kerja
kepala sekolah. Dinas Pendidikan kabupaten Gowa juga telah
merekomendasikan penggunaan Inovasi Kopel Pandemi ini untuk
seluruh sekolah yang ada di kabupaten Gowa melalui surat
edaran yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan untuk
penggunaan inovasi ini. KOPEL-PANDEMI ini juga dapat
diadaptasi untuk semua jenjang mulai dari jenjang TK/PAUD, SD,
SMP, SMA/SMK bahkan perguruan tinggi. Keterbatasan
kemampuan dan sarana pendukung pembelajaran online oleh
semua jenjang mulai dari TK sampai perguruan tinggi dapat
diatasi dengan inovasi KOPEL-PANDEMI ini. Bukan hanya
sekolah yang ada di Gowa yang memiliki hambatan pembelajaran,
tapi juga bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia bahkan di
Negara lain juga memiliki hambatan yang sama untuk layanan
pembelajaran di masa Pandemi Covid-19, sehingga inovasi
KOPEL-PANDEMI ini dapat diadaptasi untuk diterapkan bagi
sekolah dan daerah lain di Indonesia.
Pemanfaatan kotak untuk menempatkan desain dan bahan
pembelajaran yang mudah dijangkau oleh orang tua yang
dikombinasikan dengan mengoptimalkan komunikasi dengan
sarana online sangat membantu keterlaksanaan layanan
pendidikan. Aktivitas berkerumun, berkumpul dan juga
bersentuhan dapat diminimalisir dengan adanya inovasi KOPEL-
PANDEMI ini. Inovasi pemanfaatan Kotak ini juga dapat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 201
diadaptasi untuk instansi layanan public yang lainnya dengan
menempatkan bahan yang akan dibagikan tanpa harus bertemu,
berkumpul dan berkerumun.
Keberlanjutan
Sumber daya yang digunakan untuk pengembangan
inovasi KOPEL-PANDEMI ini meliputi sumber daya keuangan
yang berasal dari dana BOS dan dana Pendidikan Gratis.
Sumber daya manusia berupa guru, kepala sekolah, orang tua,
siswa, pengawas sekolah, organisasi profesi PGRI, Dewan
Pendidikan, LSM Pendidikan dan dinas pendidikan dan
pemerintah kabupaten Gowa. Memanfaatkan sumber daya
material yang murah dan mudah diperoleh. Agar inovasi ini tetap
berlanjut telah diperoleh dukungan dari Stake holder Pendidikan
terutama orang tua dan Pemerintah Kabupatan Gowa melalui
Dinas Pendidikan Kabupten Gowa untuk keberlanjutan KOPEL-
PANDEMI untuk dapat digunakan pada satuan Pendidikan yang
ada di Kabupaten Gowa.
Penentu keberlanjutan operasionaliasi KOPEL-PANDEMI
adalah kerjasama yang baik antara pengawas sekolah, kepala
sekolah dan guru. Serta orang tua dan peserta didik. Dukungan
dari orang tua untuk mengambil dan mengembalikan serta
melakukan pendampingan peserta didik belajar dari rumah juga
menjadi hal penting untuk keberlanjutan inovasi ini. Kendala
utama yang dihadapi adalah kemampuan melakukan desain
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik oleh
guru sehingga masih harus terus ditingkatkan. Peningkatan
kapasitas professional guru dan kepala sekolah harus terus
dilakukan agar layanan pembelajaran bisa lebih baik dan
berkualitas pun di masa dan pasca Pandemi Covid-19.
Kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran untuk
ditempatkan di KOPEL-PANDEMI ini terus ditingkatkan melalui
kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) serta pembimbingan dan
pelatihan oleh pengawas sekolah. Kegiatan supervisi oleh kepala
sekolah dan pengawas juga dilakukan untuk memastikan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 202
keberlanjutan dan pemanfaatan KOPEL-PANDEMI. Satuan
pendidikan juga telah mengeluarkan standar operasional prosedur
(SOP) penggunaan dan pemanfaatan KOPEL- PANDEMI sebagai
acuan standar bagi warga sekolah. Saran dan masukan dari
warga sekolah termasuk dari orang tua untuk optimalisasi
pemanfaatan KOPEL-PANDEMI ini juga terus dilakukan sehingga
mutu layanan dapat lebih baik lagi.
Penggunaan KOPEL-PANDEMI menjadi kebijakan
sekolah dimasa pandemic Covid-19 memungkinkan dengan
adanya regulasi berupa himbauan oleh kepala satuan pendidikan.
Penggunaan KOPEL-PANDEMI ini juga didahului dengan
sosialisasi kepada seluruh warga sekolah mengenai cara
pengunaan dan manfaat inovasi ini. Masyarakat, dalam hal ini
orang tua siswa, sangat terbantu dengan adanya inovasi ini.
Mereka merasa mudah dan gampang dengan adanya KOPEL-
PANDEMI ini. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada para orang tua yang telah melakukan layanan
pembelajaran dengan KOPEL PANDEMI ini.
Pembuatan Inovasi KOPEL PANDEMI dengan bahan
utama berupa Kotak yang menjadi media sangat murah. Tahapan
berikutnya, oleh pendidik diminta untuk mendesain kegiatan
pembelajaran semenarik mungkin sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Desain pembelajaran tersebut dilengkapi
dengan lembar kerja, bahan permainan, dan modul mingguan
yang kemudian diperbanyak dan ditempatkan di kotak yang telah
disediakan. Oleh kepala sekolah dan pengawas, harus
memvalidasi dan memastikan desain pembelajaran tersebut
sudah baik dan layak digunakan. Kepala sekolah menyiapkan
sarana pendukung lainnya untuk guru dapat memperbanyak
desain pembelajaran yang telah dibuat. Kepala sekolah juga
memastikan jaringan internet dan atau kuota bagi guru untuk
dapat berkomunikasi dengan orang tua. Seluruh kebutuhan guru
tersebut mulai dari mendesain sampai pada memperbanyak
bahan pembelajaran dituangkan dalam rencana keuangan
anggaran sekolah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 203
Program ini telah berlansung sejak wabah covid-19 terjadi
hingga sekarang dan telah didesiminasikan ke seluruh stake
holder Pendidikan melalui wadah FKKG dan FKKS, organisasi
profesi PGRI, Dewan Pendidikan dan Lembaga Swadaya
Masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs/TPB point nomor
empat tentang Pendidikan berkualitas dan juga nomor 3
kehidupan sehat dan sejahtera. Untuk menjamin kelansungan
program ini, inovasi ini telah mendapatkan dukungan dari
pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Gowa dan juga Dinas
Pendidikan kabupaten Gowa untuk menjadi program untuk
mendukung Gowa sebagai Kabupaten Pendidikan. Telah
dibangun kemitraan dengan berbagai organisasi profesi dan juga
LSM agar program ini bisa terus dievaluasi untuk kebermanfaatan
di masa akan datang.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Adapun pemangku kepentingan yang terlibat untuk
memastikan keberlanjutan inovasi ini anara lain;
1. Pemerintah daerah dan Satgas Covid-19 yang berkontribusi
untuk memastikan bahwa inovasi ini juga dapat mencegah
penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan.
2. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Gowa yang
berkonstribusi untuk mengeluarkan kebijakan untuk inovasi
ini dapat digunakan oleh semua jenjang yang ada di
kabupaten Gowa.
3. Pengawas sekolah untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif dengan
menggunakan inovasi ini.
4. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran untuk
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan dan
penerapan inovasi KOPEL-PANDEMI ini di satuan
pendidikan berupa dukungan baik moril maupun materil.
5. Para pendidik yang melakukan kegiatan
perencanaan/perancangan, melaksanakan kegiatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 204
pembelajaran dengan menggunakan KOPEL-PANDEMI,
serta melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
6. Orang tua sebagai penghubung untuk pengambilan dan
pengembalian hasil kerja sekaligus pendamping
pembelajaran peserta didik belajar dari rumah.
7. Peserta didik sebagai sararan dari layana pendidikan yang
dilakukan dengan menggunakan KOPEL-PANDEMI.
8. Organisasi PGRI, Dewan Pendidikan dan LSM Pendidikan
menjadi mitra untuk desiminasi dan monitoring pelaksanaan
inovasi ini.
Seluruh stake holder yang disebutkan di atas memiliki
kontribusi dan peran nyata untuk merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi serta memastikan keberlanjutan inovasi KOPEL-
PANDEMI ini yang berdampak terhadap peningkatan kualitas
layanan pendidikan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 205
INOVASI
STOP BASSUNG (PUSKESMAS TOGO-TOGO PEDULI
BEBAS PASUNG)

Nama Unit Pelayanan : Puskesmas Togo-Togo


Kab.Jeneponto
Nama Inovator : Imran Rosady, S.Kep, Ns
Kontak Person : 0823 5216 6670
Email : puskesmastogotogo
@gmail.com
Tanggal Implementasi Inovasi
Friday, 03 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Jeneponto
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/2ycmeuiHHfQ
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1riGlXFskva1y5KxdKOgximNoM5t
4yt-b/view?usp=sharing

Ringkasan
Implementasi
Inovasi STOP BASSUNG merupakan inisiasi yang
mengoptimalkan fungsi keluarga dalam pemantauan Orang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 206
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat berobat teratur dan
meniadakan pemasungan dengan membentuk Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang memperoleh pelatihan
dan dibekali Kartu Kendali. Akhir bulan, Tim bersama lintas sektor
mengunjungi ODGJ Berat untuk memeriksa kondisi dan
kepatuhan berobat. Kerjasama lintas sektor terjalin baik, telah
membantu inovasi memperoleh dukungan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam pemberdayaan ODGJ Berat yang
berkondisi baik.
Dampak

Dampak inovasi yaitu terjadi peningkatan ODGJ Berat


berobat teratur yang awalnya hanya 2 orang menjadi 11 orang.
Selain itu, tidak ada lagi kasus pemasungan. Capaian lainnya 8
orang telah diberdayakan pemerintah desa/kelurahan sebagai
kader, pedagang, tukang kebun serta petani dengan estimasi
penghasilan Rp15.200.000. ODGJ Berat juga telah diintegrasikan
kembali ke masyarakat. Melalui inovasi ini, pemantauan berobat
yang dulu hanya dilakukan tenaga kesehatan, kini adanya
Pajamma sebagai keluarga terlatih berhasil meningkatkan
keterlibatan keluarga dalam pemantauan berobat teratur.
Kategori yang Dipilih

Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori


Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif adalah peningkatan derajat kesehatan bagi semua
kelompok masyarakat termasuk bagi ODGJ Berat dengan
mengoptimalkan keluarga tanpa membedakan kasta daerah.
Selain itu, pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Ide Inovatif
Latar Belakang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 207
Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya, sebagai lokus
inovasi, berada di Kecamatan Batang yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Togo-Togo. Desa Bungeng berpenduduk 3.738
jiwa dengan luas wilayah 3,60 km², sedangkan Kelurahan
Bontoraya berpenduduk 2.316 jiwa dengan luas wilayah 4,81 km².

Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya merupakan dua


daerah yang memiliki potensi mata pencaharian yang besar.
Ironisnya belum didukung dengan status kesehatan masyarakat
yang baik. Faktanya sebelum inovasi (2019) ternyata masih ada
masyarakat yang berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat berjumlah 5 orang di Desa Bungeng dan 7 orang di
Kelurahan Bontoraya. Bahkan 2 diantaranya mengalami
pemasungan, 1 di Desa Bungeng dan 1 di Kelurahan Bontoraya.
Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Stigma masyarakat terhadap keberadaan ODGJ Berat juga
dianggap sebagai ancaman dan aib keluarga. Masyarakat masih
mempercayai gangguan kesehatan jiwa disebabkan hal yang
tidak rasional, supranatural hingga kutukan. Kondisi ini
mengakibatkan keluarga ODGJ Berat kurang memiliki kesadaran
merawat dan membawanya berobat teratur. Akibatnya, kondisi
ODGJ Berat semakin memburuk sehingga ditelantarkan dan
dianggap sebagai kelompok masyarakat yang tidak produktif.
Fakta-fakta tersebut mendorong digagasnya Inovasi STOP
BASSUNG (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas Pasung).
Tujuan

Inovasi ini bertujuan:


1. Meningkatkan ODGJ Berat untuk berobat teratur, sehingga
mencegah semakin beratnya kondisi kejiwaan pasien ODGJ
Berat yang dapat berisiko pada pemasungan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 208
2. Meniadakan ODGJ Berat yang dipasung, untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan pemenuhan hak-hak
asasi manusia.
3. Menghilangkan stigma masyarakat tentang ODGJ Berat
sebagai kutukan, untuk mencegah diskriminsasi dan dapat
diterima kembali di lingkungan sosial.
4. Meningkatkan kehidupan perekonomian ODGJ Berat melalui
pemberdayaan, untuk meningkatkan produktivitas serta
memberikan aktivitas rutin.
Kategori yang Dipilih

Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori


Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif inovasi ini adalah peningkatan derajat kesehatan bagi
semua kelompok masyarakat termasuk bagi Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dengan mengoptimalkan keluarga
ODGJ Berat tanpa membedakan kasta daerah. Selain itu,
pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam percepatan pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Sisi Keunikan, Kebaruan, Keunggulan dan Nilai Tambah

1. Keunikan
Sebelum inovasi, keluarga ODGJ Berat bersikap masa
bodoh dan sudah menganggap ODGJ Berat sudah sulit untuk
sembuh dan sebagai aib keluarga, sehingga proses pemantauan
berobat teratur hanya dilakukan tenaga kesehatan. Setelah
inovasi, Puskesmas Togo-Togo memberdayakan keluarga ODGJ
Berat. Mereka mendapat pelatihan tentang cara mengontrol
minum obat dan melaporkan perkembangan ODGJ Berat kepada
tenaga kesehatan. Keluarga terlatih inilah yang diberi nama
Pajamma (Para Juru Pemantau Minum Obat) yang telah berhasil
meningkatkan disiplin ODGJ Berat untuk berobat teratur.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 209
2. Kebaruan
Sebelum inovasi, Puskesmas Togo-Togo sulit memastikan
ODGJ Berat sudah minum obat secara teratur atau tidak, karena
tidak adanya pencatatan dan pelaporan dari keluarga ke petugas
kesehatan. Setelah inovasi, tenaga kesehatan dimudahkan dalam
mengontrol ODGJ Berat berobat teratur melalui Pajamma yang
dibekali Kartu Kendali sebagai alat kontrol dalam minum obat
yang dilaporkan melalui grup Whatsapp sebagai wadah konsultasi
kesehatan.
3. Keunggulan
Sebelum inovasi, peranan desa/kelurahan terhadap ODGJ
Berat masih belum maksimal baik dari anggaran maupun regulasi.
Begitupun peranan lintas sektor lainnya seperti Dinas Sosial,
Babinsa, Bhabinkamtibmas yang masih minim. Setelah inovasi,
peranan desa/kelurahan menjadi sangat besar, terbukti dengan
telah dianggarkannya penghargaan kepada Pajamma. Adanya
penghargaan kepada Pajamma dari dana desa telah terbukti
berhasil menambah motivasi Pajamma menjalankan tugasnya
memantau ODGJ Berat berobat teratur. Peranan Dinas Sosial,
Babinsa serta Bhabinkamtibmas juga telah sangat aktif dalam
evakuasi ODGJ Berat.
4. Nilai Tambah

Sebelum inovasi, ODGJ Berat dianggap sebagai aib


keluarga dan menjadi beban ekonomi. Setelah inovasi, ODGJ
Berat yang telah rutin berobat dan kondisinya telah membaik,
berkat inisiasi pemerintah desa/kelurahan diberdayakan sebagai
kader posyandu dan diintegrasikan kembali ke masyarakat untuk
berdagang, berkebun, serta bertani. Hal tersebut berdampak
kepada peningkatan produktivitas ODGJ Berat.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 210
Signifikansi
Deskripsi Inovasi

Inovasi ini berdampak signifikan pada Orang Dengan


Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat yang selama ini tidak berobat
secara teratur. Adanya STOP BASSUNG telah berhasil
mengoptimalkan fungsi keluarga yang dipilih sebagai Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang telah dilatih sehingga
mampu melakukan tugas dalam pemantauan ODGJ Berat berobat
teratur.
Tahapan Inovasi STOP BASSUNG yaitu:
1. Pembentukan Tim Inovasi STOP BASSUNG melalui Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Togo-Togo.
2. Penggalangan dukungan dan komitmen Pemerintah
Kecamatan, Desa, Kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas
serta Dinas Sosial dalam keterlibatan inovasi STOP
BASSUNG.
3. Kunjungan ke masing-masing rumah ODGJ Berat untuk
dipilih Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma).
4. Tim STOP BASSUNG melatih Pajamma tentang tata cara
perawatan bagi ODGJ Berat serta pentingnya peran
keluarga dalam kesembuhan ODGJ Berat.
5. Pajamma diberikan Kartu Kendali yang diisi setiap harinya
sesuai dosis obat ODGJ Berat, yang dilaporkan secara rutin
kepada Tim STOP BASSUNG melalui grup aplikasi
Whatsapp ataupun secara langsung.
6. Di akhir bulan, Tim STOP BASSUNG bersama lintas sektor
berkunjung ke rumah ODGJ Berat untuk melihat kondisi fisik,
mental, kejiwaan serta kartu kendali.
7. Setiap 3 bulan, Pajamma yang berhasil memantau ODGJ
Berat berobat teratur dan rutin melapor, oleh Pemerintah
Desa dan Kelurahan diberikan penghargaan. Sedangkan
bagi ODGJ Berat yang rutin berobat dan kondisinya sudah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 211
membaik dalam rentang pemantauan satu tahun, diangkat
sebagai Kader Pos Pelayanan Terpadu.
Penilaian Evaluasi

1.Internal
Evaluasi internal dilakukan melalui Loka Karya Mini
Bulanan setiap bulan. Metode pelaksanaan evaluasi internal
dilakukan dengan melihat indikator capaian Standar Pelayanan
Minimal Program Kesehatan Jiwa yaitu : Capaian ODGJ Berat
yang berobat teratur (100%) Tidak adanya ODGJ Berat yang
dipasung (100%)
2.Eksternal

Evaluasi eksternal dilakukan melalui Loka Karya Mini


Lintas Sektor dengan menampilkan capaian SPM Kesehatan
Jiwa pertriwulan. Evaluasi eksternal juga dilakukan melalui
survei kepuasan masyarakat terhadap keberhasilan inovasi
dengan rentang skoring 1-4 dengan kategori Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS) serta Sangat Tidak Setuju (STS).
Dampak
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Dampak Setelah Setelah
No
Inovasi Sebelum Inovasi Inovasi Tahun Inovasi Tahun
I II
1. ODGJ Berat Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ
yang Berobat Berat, hanya 2 Berat, Berat,
Teratur orang yang berobat meningkat meningkat
teratur menjadi 5 lagi menjadi
orang yang 11 orang
berobat yang berobat
teratur teratur
2. ODGJ Berat Terdapat 2 ODGJ 1 ODGJ Berat 1 ODGJ Berat
yang lepas Berat yang di Desa di Kelurahan
pasung dipasung (1 Desa Bungeng Bontoraya
Bungeng dan 1 sudah lepas sudah lepas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 212
Kelurahan pasung dan pasung dan
Bontoraya) berobat berobat
sehingga
sudah tidak
ada yang
dipasung
3. Pajamma Belum ada Sudah ada 5 Sudah ada 11
(Para Juru Pajamma terlatih Pajamma Pajamma
Pemantau yang terlatih yang terlatih.
Minum Obat)
keluarga
terlatih
4. ODGJ Berat Belum ada Kader : 1 Kader : 1
yang Orang Orang
diberdayakan Pedagang : 2 Pedagang : 2
Orang Orang
Tukang Tukang
Kebun : 1 Kebun : 3
Orang Orang Petani
: 2 Orang
5. Stigma ODGJ Berat ODGJ Berat ODGJ Berat
masyarakat dianggap sebagai perlahan diintegrasikan
tentang kutukan berbaur kembali ke
ODGJ Berat dengan masyarakat
masyarakat
6. Kehidupan ODGJ Berat yang Setelah Setelah
ekonomi tidak berobat ODGJ Berat ODGJ Berat
ODGJ Berat teratur melakukan berobat berobat
pembakaran teratur, 4 teratur, 8
rumah, mencederai orang orang
orang lain, diantaranya diantaranya
perusakan fasilitas, diberdayakan, diberdayakan,
yang ditaksir dan dan
200.000.000 (Dua memperoleh memperoleh
Ratus Juta Rupiah) estimasi estimasi
penghasilan: penghasilan:
Kader = Rp Kader = Rp
1.800.000 1.800.000
Pedagang = Pedagang =
Rp 6.000.000 Rp 8.400.000

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 213
Tukang Tukang
Kebun = Rp Kebun = Rp
4.000.000 4.000.000
Petani = Rp
1.000.000
Sumber: Data Puskesmas dan Data Sekunder Desa/Kelurahan,
2021

Kontribusi terhadap Capaian TPB

Inovasi STOP BASSUNG telah berkontribusi


merealisasikan Pilar Pembangunan Sosial SDGs pada tujuan
nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, khususnya poin
3.4 yaitu pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka
kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan
dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan. Dengan adanya inovasi ini, telah menjamin Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dapat berobat secara
teratur sehingga secara berangsur-angsur dapat memulihkan
kondisi fisik dan kejiwaannya.
Inovasi ini mampu mewujudkan percepatan reformasi
birokrasi dalam hal pelayanan kepada ODGJ Berat dan
berkontribusi dalam percepatan Program Indonesia Sehat. Selain
itu, peran serta masyarakat dalam pemantauan ODGJ Berat untuk
berobat telah merealisasikan konsep promotif dan preventif, yaitu
upaya deteksi dini bagi ODGJ Berat yang berpotensi putus obat
melalui Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma), dan
meniadakan pemasungan bagi ODGJ Berat melalui edukasi
kepada keluarga dan advokasi pemerintah setempat.

Tidak hanya itu, Puskesmas Togo-Togo telah mendorong


kesejahteraan bagi para Pajamma dan ODGJ Berat itu sendiri.
Dengan terbangunnya kerjasama dengan pemerintah desa dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 214
kelurahan, Puskesmas Togo-Togo telah berhasil mengadvokasi
bahwa bagi ODGJ Berat yang secara kondisi fisik dan mentalnya
sudah membaik, telah diangkat sebagai Kader Pos Pelayanan
Terpadu di wilayah masing- masing.
Adaptabilitas

Inovasi STOP BASSUNG terdiri dari 2 lokus yaitu Desa


Bungeng tahun 2020 dan dikembangkan di Kelurahan Bontoraya
tahun 2021. Inovasi ini mudah direplikasi melalui pengoptimalan
konsep pemberdayaan. Pemberdayaan ditekankan dengan
dibentuknya Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma) terlatih.
Pajamma merupakan keluarga terdekat dari ODGJ Berat itu
sendiri, sehingga saat diberikan pelatihan sangat antusias.
Pajamma dengan senang hati telah menjadi motor penggerak
dalam pemantauan ODGJ Berat berobat teratur.

Selain itu, Kartu Kendali yang diberikan kepada Pajamma


mudah diaplikasikan serta sistem pelaporan yang memanfaatkan
teknologi grup Whatsapp telah menciptakan sistem terintegrasi.
Adapun penghargaan berupa sembako telah diberikan sebagai
apresiasi kepada Pajamma maupun ODGJ Berat yang kondisinya
sudah membaik dan telah diangkat sebagai Kader Posyandu,
bersumber dari dana desa. Tidak hanya itu, ODGJ Berat yang
telah rutin berobat pun telah difasilitasi oleh desa/kelurahan untuk
kembali diintegrasikan ke masyarakat seperti berdagang,
berkebun serta bertani. Hal tersebut dapat terealisasi berkat
advokasi kepada pemerintah desa/kelurahan.

Potensi replikasi inovasi ini sangatlah mudah. Kerjasama


yang telah terbangun bersama lintas sektor, telah memudahkan
Puskesmas Togo-Togo meniadakan ODGJ Berat yang dipasung
di 2 lokus inovasi. Inovasi ini telah berhasil menciptakan
kesadaran kolektif kepada lintas sektor untuk bergerak bersama
dalam meniadakan pemasungan di Desa Bungeng dan Kelurahan
Bontoraya. Mulai dari proses assesmen awal, edukasi kepada

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 215
ODGJ Berat bersama Pajamma, proses evakuasi, hingga
pengintegrasian kembali ke masyarakat.
Selain itu, inovasi ini juga telah disosialisasikan di berbagai
forum-forum pertemuan seperti Musrenbang, Lokmin Lintas
Sektor maupun Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan.
Tujuannya tentu saja untukterus menyosialisasikan, memonitoring
dan menjaga keberlanjutan dari inovasi ini. Alhasil, Puskesmas
Togo-Togo terus memperoleh dukungan sumber daya, regulasi
serta penganggaran dari desa untuk mendukung tugas Pajamma.
Inovasi STOP BASSUNG layak direplikasi karena telah
terbukti menghasilkan perubahan khususnya di lokus inovasi
terkait peningkatan pelayanan pada ODGJ Berat. Atas capaian
tersebut, STOP BASSUNG mendapatkan pengakuan dari
pemerintah Kabupaten Jeneponto (Piagam Jeneponto Award
Tahun 2021) dan Provinsi Sulawesi Selatan (TOP 30 KIPP
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022). Kemudahan untuk
mereplikasi inovasi ini akhirnya mendorong Puskesmas Rumbia
dan Bangkala melakukan kaji banding inovasi untuk menerapkan
di wilayah kerjanya masing-masing.

Segala capaian-capaian dari inovasi ini juga telah


dipublikasikan di berbagai platform media sosial hingga media
elektronik yang mudah diakses. Publikasi ini sangat penting
karena menjadi bukti otentik akan keberadaan inovasi ini yang
telah dirasakan pula manfaatnya oleh masyarakat. Dengan
masifnya publikasi inovasi ini, juga telah menjadi senjata bagi
Puskesmas Togo-Togo untuk menggalang semakin banyak
dukungan dalam keberlanjutan dan perbaikan inovasi ini.
Keberlanjutan

Sumber Daya
Dalam menyukseskan Inovasi STOP BASSUNG, ada
beberapa sumber daya yang dibutuhkan yaitu:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 216
1. Manusia, terdiri atas: Dokter 1 orang, Perawat 1 orang, Bidan
Desa 1 orang, Apoteker 1 orang, Penyuluh Kesehatan 1
orang.
2. Keuangan:
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada tahun 2019
sebesar Rp5.200.000, tahun 2020 sebesar Rp14.400.000,
dan tahun 2021 sebesar Rp23.400.000.
Anggaran Dana Desa, seperti Desa Bungeng
mengalokasikan dana tahun 2020 sebesar Rp5.000.000
untuk pemberian penghargaan bagi Pajamma, serta tahun
2021 insentif kader Pos Pelayanan Terpadu Rp1.800.000
dan penghargaan sebesar Rp.5.000.000.
3. Metode
Metode pemberdayaan masyarakat yang dioptimalkan
melalui pembentukan Pajamma, dimana Pajamma ini adalah
keluarga terdekat dari ODGJ itu sendiri, lalu Kemudian
diberikan pelatihan oleh tim sehingga menjadi Pajamma
yang terlatih. Dalam pemantauannya, pajamma menjadi
lebih aktif dan responsif baik dalam pemantauan berobat
maupun menyampaikan kondisi ODGJ Berat melalui Kartu
Kendali yang dilaporkan melalui Grup Whatsapp.
4. Peralatan dan Perlengkapan
Kartu Kendali, Buku, Alat Tulis, Tensimeter, Termometer,
Saturasi Oksigen, Handphone, Leaflet, Hadiah.
Strategi

Keberlanjutan Inovasi STOP BASSUNG dijamin dengan


berbagai pendekatan strategi yaitu:
1. Strategi Institusional

Inovasi STOP BASSUNG telah didukung oleh berbagai


regulasi dan kerjasama diantaranya:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 217
 Keputusan Bupati Jeneponto Nomor: 440/90.a/2021 tentang
Penetapan Inovasi Puskesmas Togo- Togo dalam
Penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat.
 Memorandum of Understanding antara Puskesmas Togo-
Togo dengan Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto, Nomor:
445/003.a/PKM-TG/I/2021 tentang Program Penanganan
ODGJ Berat (Disabilitas Mental) Melalui Program STOP
BASSUNG/Pasung.
 Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto,
Nomor: 440/020/Dinkes/I/2021 tentang STOP BASSUNG
sebagai Kegiatan Inovasi Puskesmas Togo-Togo Kabupaten
Jeneponto Tahun 2021.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
445/048/PKM-TG/I/2021 tentang Jenis Inovasi Program
“STOP BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
445/049/PKM-TG/I/2021 tentang Tim Pelaksana “STOP
BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas Pasung)
UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala Kelurahan Bontoraya Nomor:
23/KBR/II/2021 tentang Pengangkatan Para Juru Pemantau
Minum Obat (Pajamma) se-Kelurahan Bontoraya
Kecamatan Batang.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
110/PKM-TG/TU/I/2020 tentang Jenis Inovasi Program
“STOP BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
111/PKM-TG/TU/I/2020 tentang Tim Pelaksana “STOP
BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas Pasung)
UPTD Puskesmas Togo-Togo.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 218
 Keputusan Kepala Desa Bungeng, Nomor: 03 Tahun 2020
tentang Pengangkatan Kader Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) se-Desa Bungeng Kecamatan Batang.
 Keputusan Kepala Desa Bungeng, Nomor: 04 Tahun 2020
tentang Pengangkatan Para Juru Pemantau Minum Obat
(Pajamma) se-Desa Bungeng Kecamatan Batang.
2. Strategi Sosial

Partisipasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor


adalah komponen terpenting dalam kesuksesan inovasi ini.
Penguatan partisipasi pemerintah desa/kelurahan terwujud dalam
pemberian penghargaan kepada Pajamma dan pemberdayaan
bagi ODGJ Berat yang kondisinya sudah membaik untuk dijadikan
sebagai Kader Pos Pelayanan Terpadu. Hal tersebut dikawal
melalui pertemuan Loka Karya Mini Lintas Sektor yang telah
menghasilkan komitmen bersama untuk terus melanjutkan inovasi
ini.
3. Strategi Manajerial

Manajemen inovasi STOP BASSUNG telah disusun secara


baik melalui Standar Operasional Prosedur (SOP), petunjuk teknis
(juknis) serta pelatihan kepada penanggungjawab program
Kesehatan Jiwa dan tim, baik di Dinas Kesehatan maupun In
House Training. Hal tersebut telah menjamin kualitas pelayanan
yang diberikan. Untuk Pajamma, diberikan pelatihan oleh Tim
mereka telah dibekali kompetensi dan kemampuan dalam
memantau ODGJ Berat berobat teratur.
Faktor Kekuatan

Faktor internal dalam mendukung keberhasilan inovasi


adalah:

1. Tekad yang kuat dan kesolidan dari Tim STOP BASSUNG

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 219
2. Alokasi anggaran yang tetap dalam mendukung biaya
operasional inovasi.
3. Kolaborasi berbagai profesi kesehatan dalam penanganan
ODGJ Berat.
Faktor eksternal (peluang) dalam mendukung keberhasilan
inovasi adalah:
1. Dukungan lintas sektor dalam menyukseskan inovasi baik
dari segi anggaran, sumber daya manusia serta regulasi.

2. Kompetensi dan kemampuan Para Juru Pemantau Minum


Obat (Pajamma) dalam melakukan pendekatan dan
pemantauan berobat teratur kepada ODGJ Berat.

3. Komitmen dan konsistensi lintas sektor dalam memonitoring


capaian inovasi.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pemangku kepentingan yang terlibat dalam inovasi STOP


BASSUNG adalah:
1. Kepala Dinas Kesehatan: Sebagai inisiator yang
mengoordinasikan, memantau, serta mengevaluasi hasil
Inovasi. Selain itu berperan merumuskan kebijakan dan
peraturan tentang inovasi STOP BASSUNG.
2. Kepala Dinas Sosial: Memastikan kepemilikan Kartu BPJS
bagi ODGJ Berat serta pemberian bantuan dan mobilisasi
ODGJ Berat.
3. Kepala Wilayah Kecamatan Batang: Melakukan koordinasi
ke pemerintah desa dan kelurahan tentang sarana
prasarana serta anggaran yang dibutuhkan dalam
mendukung pelaksanaan inovasi STOP BASSUNG.
4. Kepala Puskesmas Togo-Togo: Sebagai Inovator dan
penggerak inovasi, membentuk Tim, merancang
peningkatan SDM inovasi, mengawal jalannya inisiatif,
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 220
menggalang dukungan lintas sektor dan menjalin
komunikasi dengan pemangku kepentingan.
5. Kepala Desa/Lurah: Sebagai pemangku kebijakan di tingkat
Desa/Kelurahan yang memfasilitasi, mendampingi Pajamma
serta mengalokasikan anggaran dalam pemberian
penghargaan dan memberdayakan ODGJ Berat sebagai
Kader Pos Kesehatan Jiwa.
6. Kepala Dusun/Lingkungan: Mendampingi kerja dari
Pajamma dan kader dalam pemantauan minum obat ODGJ
Berat bekerjasama dengan Pajamma.
7. TNI/POLRI melalui Babinsa/Bhabinkamtibmas:
Mendampingi dan mengawal dalam kunjungan dan
mobilisasi ODGJ Berat.
8. Kader Desa/Kelurahan: Membantu petugas kesehatan
dalam pelayanan kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu
serta memantau ODGJ Berat.
9. Pajamma: Melakukan pemantauan dan pengawasan minum
obat secara teratur kepada ODGJ Berat serta mengisi Kartu
Kendali.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 221
INOVASI
UANG PANAIK (Upaya Penanggulangan TB dengan
Investigasi Kontak)
Nama Unit Pelayanan : Upt Puskesmas Kapita
Kab.Jeneponto
Nama Inovator : Athirah Aulia Astaman,
A.Md.,Keb
Kontak Person : 0822 9110 4977
Email : athirahauliaastaman
@gmail.com
Tanggal Implementasi Inovasi
Monday, 07 January 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Jeneponto
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/P4dyXGCPiBo
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1r9eLv4IZr9Qy1t9Mpgv3zF
-0oYhnXb3J?usp=sharing

Ringkasan

IMPLEMENTASI

Banyaknya kasus terduga TB yang belum ditemukan di


Puskesmas Kapita, kurangnya keberhasilan pengobatan serta

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 222
adanya kematian sehingga melahirkan sebuah Inovasi UANG
PANAIK yang merupakan upaya penanggulangan Pasien TB
dengan menggalang dukungan lintas program dan lintas sektor
dengan mendekatkan akses pelayanan melalui Pelayanan
Investigasi Kontak yaitu kegiatan Tracking dari pintu kepintu,
pengawasan pengobatan menggunakan kartu Kendali dan
memberdayakan Kader TB dan Pengawas Menelan Obat (PMO)
berasal dari keluarga pasien, Pemberian Makanan Tambahan
(PMT), serta Reward bagi pasien berhasil sembuh melalui dana
desa.
DAMPAK

UANG PANAIK mampu meningkat penemuan kasus TB


tahun 2018-2021 menjadi 68.42%, kesembuhan pasien TB
mencapai100% dan tidak adanya kematian kasus TB, berhasil
mencegah penularan sekitar 1.050 jiwa, pasien tidak perlu
mengeluarkan biaya selama 6 bulan pengobatan, dengan efisiensi
waktu pelayanan hanya 3 hari dari 10 hari pelayanan dari
biasanya.
KESESUAIAN KATEGORI

Uang Panaik Sesuai kategori inovasi pelayanan publik


yang inklusif dan berkeadilan. Ini didukung dengan PMK No.67
Tahun 2021 tentang penanggulangan TB, diselenggarakan
berdasarkan pada asas pengayoman, kemanusiaan,
keseimbangan, non diskriminasi dan kesetaraan gender. Inovasi
UANG PANAIK memudahkan akses masyarakat agar tidak perlu
datang kefasilitas pelayanan untuk berobat, dilakukan upaya
mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap pasien melalui
peran serta masyarakat melalui terbentuknya PMO, mitra dan
dukungan multisektor.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 223
Ide Inovatif
Latar Belakang

Upaya untuk mengendalikan Tuberkulosis merupakan


tantangan yang harus kita sikapi bersama dengan sungguh-
sungguh. Sebab, setiap tahun diperkirakan muncul 842.000 kasus
baru tuberkulosis di Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru sekitar
68% yang berhasil ditemukan dan diobati, sedangkan sekitar 32%
sisanya masih diupayakan untuk segera ditemukan dan diobati.
Satu pasien TB terkonfirmasi tidak diobati secara tepat dan
berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10 orang per tahun.
Tuberkulosis Micobacterium masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia dan menimbulkan masalah yang sangat
kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi, dan
budaya. Indonesia bersama lebih dari 100 negara di Dunia telah
sepakat dan bertekad mencapai Eliminasi Tuberkulosis pada
tahun 2030.
Berdasarkan data penemuan dan pengobatan Kasus TBC
(Treatment Coverage) di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017,
Kabupaten Jeneponto berada pada urutan ke 9. Sedangkan data
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto tahun 2018 terdapat
552 Kasus TB. Capaian yang rendah di Puskesmas Kapita yaitu
hanya mampu berkontribusi menemukan kasus TB sebanyak 19
kasus (50%), keberhasil pengobatan sebanyak 6 kasus (31,57%)
bahkan terdapat 2 kasus kematian. Ini sangat berdampak pada
potensi penularan Kuman TB di wilayah kerja puskesmas kapita
yaitu mampu menularkan kepada orang sebanyak 1.670 jiwa atau
sekitar 417 jiwa/tahun.
Meskipun diagnosis dan pengobatan tuberkulosis gratis,
pasien TBC menghadapi biaya transportasi, akomodasi, gizi, dan
kehilangan penghasilan karena ketidakmampuan untuk bekerja.
Beban keuangan yang tinggi dapat menyebabkan pasien tidak

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 224
mendapatkan diagnosis, tidak memulai pengobatan, bahkan
dapat berhenti pengobatan. Kondisi tersebut akan berisiko tinggi
menularkan penyakit ke orang lain dan juga dapat berkembang
menjadi TB Multidrug Resistant (MDR).
Oleh karena itu, Puskesmas Kapita yang merupakan
puskesmas terpencil dengan jarak 28 km2 dari pusat Kota Kab.
Jeneponto. Memiliki 4 Desa wilayah kerja, dengan tiga titik daerah
yang sulit untuk dijangkau dan akses listrik belum masuk, maka
rumusan masalah dalam Inovasi berfokus menyelesaikan
masalah banyaknya kasus terduga TB yang belum ditemukan &
rendahnya keberhasilan pengobatan semua Kasus TB. Salah satu
kegiatan yang penting untuk mendukung keberhasilan strategi
penemuan aktif ini adalah melalui inovasi UANG PANAIK (Upaya
Penanggulangan TB dengan Investigasi Kontak).

Kegiatan UANG PANAIK perlu melibatkan semua pihak


termasuk Instansi Pemerintah Pusat, elemen pendidikan &
kemasyarakatan lainnya. Tak kalah penting tentunya petugas
kesehatan di fasilitas kesehatan, sebagai layanan kesehatan
terdekat dari jangkauan masyarakat. Peran organisasi
kemasyarakatan, juga kader, sangat diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan promosi dan sosialisasi, penemuan terduga TBC
dan dalam pendampingan menelan obat sampai tuntas.
Tujuan

1. Meningkatkan Penemuan kasus TB


2. Meningkatkan Keberhasilan Pengobatan
Kesesuaian dengan Kategori

Uang Panaik Sesuai dengan kategori inovasi pelayanan


publik yang inklusif dan berkeadilan. Hal ini didukung dengan PMK
No. 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TB, diselenggarakan
berdasarkan asas pengayoman, kemanusiaan, keseimbangan,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 225
non diskriminasi dan kesetaraan gender. Inovasi UANG PANAIK
dapat memudahkan akses masyarakat agar tidak perlu kefasilitas
pelayanan untuk berobat, dilakukan upaya mengurangi stigma
dan diskriminasi terhadap pasien melalui peran serta masyarakat
melalui terbentuknya PMO, mitra dan dukungan multisector.

Inovasi Ini sangat mendukung mewujudkan Tema


Kompetisi yaitu Percepatan Reformasi Birokrasi melalui
Implementasi transpformasi Kelembagaan, Transformasi SDM
Aparatur, transformasi Digital yang diwujudkan dalam Inovasi
Pelayanan publik menuju pencapaian Tujuan pembanguna
berkelanjutan.
Sisi Kebaruan atau Nilai Tambah Inovasi

UANG PANAIK pertama kali dikembangkan di kabupaten


Jeneponto merupakan adat suku bugis makassar yang
merupakan tanda penghargaan pria kepada sang gadis yang ingin
diperistri sehingga sangat familiar dengan masyarakat. Selain
penamaan yang unik, strategi yang digunakan yaitu active case
finding untuk menemukan kasus TB dan pemantauan terpadu
oleh jajaran tripika.

Adapun nilai tambahnya yaitu menghemat biaya pasien,


mengurangi penularan TB, Pemberdayaan melalui Kader
kesehatan TB & PMO, Kartu Kendali untuk mengontrol kepatuhan
terapi obat pasien, Pemberian PMT & Reward melalui Alokasi
Dana Desa kepada pasien yang dinyatakan Sembuh dengan
harapan untuk memotivasi kesembuhan bagi penderita TB serta
mengembalikan produktivitas kerja pasien TB.
Signifikansi
Cara Implementasi

Inovasi UANG PANAIK berdampak signifikan terutama


pada meningkatkan penemuan kasus TB dengan cara mendeteksi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 226
secara dini dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan
sumber infeksi TB. Pedoman WHO menyatakan bahwa kegiatan
Investigasi kontak bermanfaat untuk mendeteksi kasus TB secara
dini pada orang-orang yang kontak dengan pasien TB, mencegah
penyakit yang lebih berat serta mengurangi penularan TB pada
orang lain. UANG PANAIK dapat juga menemukan orang dengan
infeksi TB laten yang membutuhkan pengobatan pencegahan.
Adapun strategi penemuan TB sebelum adanya inovasi
yang dilakukan Puskesmas Kapita adalah secara pasif case
finding. Puskesmas Kapita hanya menemukan penderita TB jika
ada pasien yang datang untuk memeriksanakan kesehatannya
dengan keluhan menderita gejala-gejala TB. Sedangkan setelah
adanya inovasi UANG PANAIK, strategi yang digunakan adalah
active case finding dimana petugas mendatangi orang-orang yang
diduga sebagai pasien dan atau kontak minimal satu minggu
dengan pasien agar mau memeriksakan kesehatannya sehingga
dapat menjangkau seluruh masyarakat dan memudahkan akses
untuk mendapatkan pengobatan.
Inovasi UANG PANAIK dimulai dengan pembentukan TIM
melalui surat Keputusan Kepala Puskesmas Kapita, yang terdiri
dari penanggung jawab program TB, dokter, laboran, apoteker,
bidan desa, penyuluh kesehatan, Gizi dan Sanitarian.
Pembentukan Kader TB berdasarkan Surat Keputusan
Pemerintah Desa & Pengawas Menelan Obat (PMO) juga
dilakukan melalui keluarga terdekat pasien dengan membekali
ilmu dan keterampilan dengan memberikan pelatihan terlebih
dahulu oleh Team dari Puskesmas. Serta menjalin kerjasama
dengan Lembaga Mitra Turatea, Pemerintah Kecamatan,
pemerintah Desa, Bhabinsa dan Bhabinkantibmas.
Kegiatan UANG PANAIK dari pintu kepintu yaitu
melakukan pelacakan (Traching) dan investigasi yang ditujukan
pada orang-orang yang kontak dengan pasien TB untuk

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 227
menemukan terduga TB. Kontak yang terduga TB akan
dilakukanpemeriksaan lanjutan dengan melakukan pengambilan
sampel dahak. Bila terdiagnosis TB, akan diberikan pengobatan
yang tepat sesuai standar dan sedini mungkin. Bagi Penderita
miskin akan diberikan PMT dan pasien yang berhasil sembuh
akan diberika reward dengan alokasi dana dari dana desa.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Untuk lebih menjaga dan meningkatkannya, dilakukan


monitoring dan evaluasi yaitu:
Secara Internal melalui Loka karya mini bulanan
Puskesmas. Pertemuan dilakukan setiap bulan dihadiri staf
puskesmas untuk membahas hasil capaian program termasuk
inovasi Uang Panaik. Pertemuan ini membahas sasaran, target,
capaian serta kendala yang dihadapi yang merupakan sebagai
bahan evaluasi kepala puskesmas demi menjamin keberlanjutan
inovasi.
Secara Eksternal melalui bimtek Dinas Kesehatan,
pemeriksaan dari inspektorat maupum dari BPK. Loka karya mini
Lintas sektoral, dilakukan setiap tiga bulan oleh pemerintah
Kecamatan Bangkala dengan mengundang OPD terkait, Kepala
Desa, Kader, tokoh masyarakat maupun usur masyarakat lainnya
membahas hasil capaian program di Puskesmas Kapita termasuk
program Inovasi Uang Panaik. Hingga melalui rembuk TB tingkat
kabupaten yang merangkul semua OPD yang terkait.
Metode evaluasi mengacu pada indikator Capaian Sesuai
SK Bupati Jeneponto No.440/267/2021 Tentang Penetapan SPM
Bidang Kesehatan. Hasil capaian akan ditampilkan setiap
bulannya sebagai bentuk pelaporan, dipresentasikan melalui
pertemuan internal lokmin puskesmas, Lokmin Lintas sektoral,
dan pertemuan penilaian Kinerja Puskesmas.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 228
DAMPAK
Uang Panaik mampu meningkat penemuan kasus TB
tahun 2018-2021 menjadi 68.42%, peneingkatan kesembuhan
pasien TB mencapai 100% dan tidak adanya kematian kasus TB.
Adapun potensi penularan Kuman TB jika tidak ada inovasi UANG
PANAIK adalah sekitar 413 orang/tahun atau dalam kurung waktu
3 tahun yaitu tahun 2018 sampai tahun 2021 yaitu sebanyak 1.240
orang. Tetapi, dengan adanya Inovasi UANG PANAIK ini maka
telah berhasil pencegah penularan sekitar 1.050 orang.
Selain Penularan, UANG PANAIK juga sangat membantu
mengurangi biaya pengobatan pasien.

Sebelum adanya Inovasi, Pengeluaran yang harus


dikeluarkan setiap pasien adalah sekitar Rp. 1.770.000 dengan
waktu pemeriksaan sekitar 10 Hari sampai dengan 6 bulan
pengobatan. Berkat inovasi UANG PANAIK, maka pasien tidak
perlu ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan,
cukup berdiam dirumah maka petugas bersama TIM lainnya yang
akan mengunjungi pasien tersebut dengan efisiensi waktu
pelayanan cukup sekitar 3 Hari.
Kontribusi terhadap Capaian TPB
UANG PANAIK selaras dengan tujuan TPB pada poin 3.3
yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh penduduk semua usia dan pada tahun
2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan
penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang
ditularkan lewat air dan penyakit menular lainnya. Dan pada point
ke 17.17 yaitu mendorong dan meningkatkan kerjasama
pemerintah-swasta dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan
pengalaman dan bersumber pada strategi Kerjasama oleh karena
itu keberhasilan UANG PANAIK dengan mendorong
pemberdayaan masyarakat dengan terbentuknya kader TB &

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 229
PMO, menjalin kemitraan dengan lintas sektoral dan kemitraan
Lembaga Mitra Turatea dalam penanggulangan TB melalui
inovasi ini di wilayah Kerja Puskesmas Kapita.
Juga selaras dengan tema kompetisi Percepatan
Reformasi Birokrasi melalui Implementasi Transformasi
Kelembagaan, Transformasi SDM Aparatur, dan Transformasi
Digital yang diwujudkan dalam Inovasi pelayanan Publik menuju
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dimana
keberlangsungan Inovasi UANG PANAIK mampu menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan kualitas seseorang dengan
meningkatknya keberhasilan pengobatan sehingga seseorang
tidak akan rugi ekonomis karena kehilangan waktu produktif
karena kecacatan dan kematian. Untuk mencapai target TPB,
Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto memiliki roadmap
penanggulangan TB untuk menurunan Incidence Rate TB menjadi
65 per 100.000 penduduk.
Adaptabilitas

Inovasi ini memiliki potensi untuk diadaptasi di program lain


khususnya pada program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) lainnya dalam hal pencegahan dan pengendalian
faktor resiko penyakit termasuk perluasan cakupan deteksi dini,
penguatan surveilanrseal time, peningkatan cakupan penemuan
kasus dan pengobatan serta pengendalian vektor yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa. Seperti kegiatan UANG
PANAIK yang membantu mengoptimalkan dalam pelacakan pada
kontak terdekat pasien positif COVID-19, memantau kondisi
kesehatan orang yang melakukan karantina, isolasi dan kontak
erat, hal yang sama bisa juga dilakukan untuk tuberculosis (TB).
Lahirnya Inovasi UANG PANAIK pada tahun 2019 ibarat
mampu membaca masa depan seperti saat ini yang telah kita

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 230
lakukan dari program penanggulangan COVID-19 misalnya
pengecekan (testing), Penelusuran kontak (tracing), dan
perawatan (treatment ), hal yang sama juga dilakukan untuk
tuberculosis (TB). Kepatuhan protokol kesehatan seperti pakai
masker jelas dapat mencegah penularan TB dan mencegah
penularan COVID-19.
Selama pandemi COVID-19, pelayanan TBC dilakukan
dengan protokol kesehatan menyesuaikan situasi pandemi
COVID-19. Layanan TB dipastikan tetap berjalan dan frekuensi
penemuan pasien TB tidak akan menurunkan kualitas. Kegiatan
UANG PANAIK mampu berkontribusi dalam peningkatan Capaian
Vaksinasi Covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Kapita dari
11,95% menjadi 80,69%. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
kegiatan, petugas yang terlibat ikut melakukan edukasi kepada
keluarga pasien tentang pentingnya vaksinasi.
UANG PANAIK terintegrasi juga dengan pendekatan
Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
yang berfokus pada penanggulangan penyakit TB yang
merupakan salah satu dari 12 indikator PIS-PK dengan
melakukan intervensi Keluarga. Kegiatan kunjungan dilakukan
oleh petugas kesehatan ke rumah dalam rangka mendeteksi 12
indikator PIS-PK yang salah satunya adalah indikator TBC. Jika
ditemukan adanya terduga TBC, maka dirujuk ke layanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar.
Terduga yang didiagnosis TBC dikunjungi petugas bekerja sama
dengan kader untuk di investigasi kontak.
Potensi Replikasi

UANG PANAIK sudah direplikasikan pada 4 Desa Wilayah


Kerja Puskesmas Kapita dan Puskesmas Barana yang didukung
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Barana tentang Team UANG
PANAIK di Puskesmas Barana pada tahun 2020. Inovasi ini cukup
mudah direplikasi dan mampu mendukung keberhasilan strategi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 231
penemuan aktif kasus TB secara intensif dan masif berbasis
keluarga dan masyarakat melalui pelacakan dari orang-orang
yang kontak dengan pasien TBC untuk menemukan terduga TBC
dari pintu ke pintu dengan angka keberhasilan mencapai target
yaitu 100%. Inovasi ini juga memiliki potensi untuk diadaptasi di
puskesmas lain dengan cara adanya sumberdaya manusia seperti
kader kesehatan TB & PMO, kerjasama Lintas program dan lintas
sektor, adanya pasien kasus TB di wilayah Puskesmas, dan
ketersediaan dana BOK.
Keberlanjutan
Sumber Daya yang Digunakan:
1. Keuangan

 (BOK)

1. Tahun 2019 = Rp 8.600.000


2. Tahun 2020 = Rp 8.600.000
3. Tahun 2021 = Rp. 15.000.000

4. Tahun 2022 = Rp. 35.200.000

 Desa Kapita

1. Tahun 2019 = Rp. 80.325.000

2. Tahun 2020 = Rp. 74.996.100


3. Tahun 2021 = Rp. 74.500.000

 Desa Gunung Silanu

1. Tahun 2022 = Rp. 4.400.000

 Desa Jenetallasa

1. Tahun 2020 = Rp. 27.500.000

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 232
2. Tahun 2021 = Rp. 27.500.000
2. Manusia

UANG PANAIK dilaksanakan bersama Kepala Puskesmas,


Penanggung jawab program TB, Dokter, Bidan Desa, Apoteker,
Laboran, Penyuluh kesehatan/Promkes, Gizi, Sanitarian,
Pemerintah Desa, Kader PMO, Comunity TB HIV Care Aisyiyah
dilanjutkan Lembaga Mitra Turatea, Bhabinsa & Bhabinkantibmas.
3. Metode

UANG PANAIK diselenggarakan melalui kolaborasi antara


tim melakukan investigasi pada orang-orang yang kontak dengan
pasien TB. Kontak terduga TB akan dirujuk ke layanan untuk
pemeriksaan lanjutan dan bila terdiagnosis TB, akan diberikan
pengobatan yang tepat sesuai standar dan sedini mungkin.
Pasien Kurang mampu diberikan PMT dan pasien yang berhasil
sembuh diberika reward.
4. Peralatan

Pot sputum, masker, sarung tangan, Register TB.16,


Formulir TB.15, kartu kendali, leafleat, Handphone, alat tulis, PMT
& Reward.
Strategi yang digunakan agar inovasi tetap berlanjut

Keberlanjutan inovasi UANG PANAIK diperkuat dengan


adanya MOU, dan Surat Keputusan dan pelaporan rutin setiap
Bulan.
Adapun SK yang dimaksud yaitu :
1. SK Bupati Kab. Jeneponto pada tanggal 9 Maret 2020,
Nomor. 440/140.a/2020 tentang Penetapan Inovasi
Puskesmas Kapita dalam Penanggulangan Tuberkolosis
dengan Investigasi Kontak (UANG PANAIK).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 233
2. SK Kepala Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto Nomor :
1313/DK.II/YANKES/V/2019 Tentang UANG PANAIK
(Upaya Penanggulangan TB dengan Investigasi Kontak)
sebagai Kegiatan Inovasi Puskesmas Kapita Kab.
Jeneponto.
3. SK Kepala Puskesmas Kapita Nomor 05a/PKM-
KPT/ADMEN/SK/I/2019 Tentang Penetapan TIM Pelaksana
Program Inovasi UANG PANAIK di Puskemas Kapita tahun
2019.
4. SK Kepala Desa Kapita No. 013/DS-KPT/I/2019 Tentang
Pembentukan Kader TB Desa Kapita Kec. Bangkala Kab.
Jeneponto.
5. SK Kepala Desa Marayoka No. 07/01/01.2010/DS-
MRK/II/2019 Tentang Pembentukan Kader TB Desa
Marayoka Kec. Bangkala Kab. Jeneponto.
6. SK Kepala Desa Gunung Silanu No.010/DGS/I/2019
Tentang Pembentukan Kader TB Desa Gunung Silanu Kec.
Bangkala Kab. Jeneponto.
7. SK Kepala Desa Jenetallasa No. 033/DJT/II/2019 Tentang
Pembentukan Kader TB Desa Jenetallasa Kec. Bangkala
Kab. Jeneponto.
8. SK Kepala Puskesmas Barana No. 955/PKM-BRN/X/2020
tentang Penetapan TIM Pelaksana Program Inovasi UANG
PANAIK di Puskemas Barana.

Strategi keberlanjutan yaitu:


1. Strategi Institusional
Regulasi adalah pondasi pentingnya memastikan
keberlanjutan inovasi Uang Panaik. Oleh karenanya, Inovasi
didukung dengan adanya perda kab. Jeneponto No. 21
Tahun 2018, MOU /Kesepakatan bersama lintas sektoral,
SK Tim Uang Panaik, SK Kader TB di desa. Team Uang
panaik juga akan selalu dievaluasi setiap 3 bulannya agar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 234
inovasi dapat tetap berkelanjutan melalui pertemuan Loka
karya mini Bulanan Puskesmas dan Loka karya tribulanan
lintas sektoral serta melalui pertemuan tingkat Kabupaten.
2. Strategi Sosial
Penguatan partisipasi Pemerintah Desa terwujud dalam
pemberian intensif pada kader kesehatandan Pelatihan,
kemitraan dengan Lembaga Mitra Turatea, Pemberian PMT
pada pasien yang tidak mampu dan Reward bagi pasien
yang tidak putus berobat dari alokasi dana desa. Selain itu.
dukungan sosial dari keluarga, tenaga kesehatan dan
lingkungan akan memberikan konsekwensinya yang positif
antara lain termasuk perilaku peningkatan kesehatan,
kompetensi personal, mekanisme pembelaan ego,
perasaan sehat, harga diri, dan mengurangi kecemasan, dan
depresi.
3. Strategi Manajerial
Demi berjalannya manajemen Inovasi UANG PANAIK
dengan baik, maka disusun Standar Opersional Prosedur
(SOP), tersedianya buku pedoman atau petunjuk teknis
(juknis) serta diberikan pelatihan kepada penanggung jawab
program TB dan TIM baik dari Dinas Kesehatan maupun dari
In House Training. Begitupun untuk para Kader kesehatan &
PMO diberikan pelatihan oleh Tim untuk membekali mereka
kompetensi dan kemampuan dalam melakukan pemantauan
serta membantu melakukan edukasi.

Faktor Kekuatan
1. Dukungan PMO dan keluarga sebagai anggota keluarga
pasien merupakan bentuk dukungan instrumen keluarga
yaitu pengawasan minum obat tepat waktu, memperhatikan
keluhan/kebutuhan pasien.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 235
2. Keseriusan dan kerjasama tim maupun dukungan lintas
sektoral yang baik dapat dilihat dengan realisasi peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan hingga tahun 2021 mencapai
target SPM
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Adapun Peran & Kontribusi Pemangku Kepentingan yaitu:

Inovasi UANG PANAIK dilaksanakan melalui kerjasama


lintas sektoral, Dinas kesehatan, Dan lembaga organisasi Mitra
Turatea, dan partisipasi masyarakat setempat. Selain sebagai
motivator, Dinas Kesehatan melakukan evaluasi program melalui
pertemuan rutin di Dinas kesehatan dan melalui bimbingan
tekhnik ke puskesmas, memberikan dukunganpelaksanaan
kegiatan dan menjadikan UANG PANAIK sebagai inovasi rujukan
untuk dipuskesmas lain. Untuk meningkatkan keterpaduan
program, diadakan Rembuk TB Tingkat Kabupaten oleh
Pemerintah Daerah dan Loka karya mini Lintas sektoral setiap tiga
bulan oleh pemerintah Kecamatan Bangkala dengan
mengundang OPD terkait, Kepala Desa, Kader, tokoh masyarakat
maupun usur masyarakat lainnya membahas hasil capaian
program termasuk menggerakkan semua pemerintah desa dalam
mendukung Inovasi UANG PANAIK. Masyarakat lokal juga
dilibatkan sebagai Kader TB dan PMO dalam proses pelayanan
kesehatan,pendataan, kunjungan rumah untuk memantau
kesehatan dan kepatuhan terapi Obat pasien.
Dukungan dari pemerintah Desa terhadap Inovasi ini
diperkuat dengan mengalokasikanAnggaran Dana Desa dalam
pemberian insentif Kader, PMT & Reward. TNI-Polri ikut
mendukung pendampingan kegiatan dilapangan, memberikan
edukasi, melakukan mengawasan fasilitas maupun prasarana
serta pembina keamanan dan ketertiban masyarakat. Lembaga
Organisasi Mitra Turatea, yang merupakan Relawan
penanggulangan TB dalam bentuk kegiatan penyuluhan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 236
peningkatan kesadaran masyarakat, Pelatihan kader,
penanggulangan TB dengan pencarian suspek, merujuk, dan
mengawal pengobatan pasien hingga sembuh.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 237
INOVASI
Sistem Informasi Kepegawaian (SISKA) BKPSDM
Kabupaten Luwu

Nama Unit Pelayanan : Badan Kepegawaian dan


Pengembangan SDM Kab.
Luwu
Nama Inovator : Raehana Rahman, S.Sos.,M.Si
Kontak Person : 0816-253-117
Email : ra.moeslem@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Friday, 02 February 2018
Instansi : Pemerintah Kab. Luwu
Kelompok Umum
Kategori
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/Wcb2aWwqe9o
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1H0aZ8e1J1g4adJhXNMlgHlxpI0t
BwkAt/view?usp=sharing

Ringkasan

Implementasi

SISKA bukan sekedar penyajian datastatistik


kepegawaian, lebih dari itu SISKA digunakan mulai dari tahap
perencanaan kebutuhan ASN hingga pemberhentian. SISKA hadir

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 238
sebagai arsip dokumen digital, absensi online, dan didukung
layanan SISKA MOBILE (playstore).
Semua SKPD memanfaatkan SISKA sebagai arsip digital,
tanpa khawatir arsip hilang/rusak dimakan rayap. BKPSDM
mengontrol kedisiplinan melalui SISKA. Dengan layanan MOBILE
SISKA, PNS dengan mudah mengunggah dokumen digital kapan
dan dimana saja.
Dampak

Dengan adanya SISKA pengambilan keputusan


manajemen ASN menjadi cepat dan akurat. Penyusunan
kebutuhan ASN misalnya, dalam SISKA tersedia besetting ASN,
jabatan yang tidak terisi dan berlebih dapat dengan mudah
diketahui melalui SISKA. Contoh lain keterlambatan SK pensiun
PNS diatasi dengan prediksi pensiun pada SISKA, SISKA menjadi
alarm pengelola pensiun di BKPSDM untuk mengusulkan
persetujuan teknis pensiun bagi PNS yang akan memasuki BUP.
Seluruh ASN merasakan manfaat SISKA dengan
kemudahan layanan kepegawaian. Kenaikan pangkat atau cuti
misalnya tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan biaya
transportasi ke BKPSDM, ASN dapat lebih fokus pada pelayanan
sebagai abdi masyarakat sehingga masyarakat terlayani dengan
cepat.
Kesesuaian Kategori

Pengelolaan layanan kepegawaian yang dilakukan secara


konvensional sudah tidak efektif dan efisien pada saat ini. Melalui
SISKA, kualitas layanan kepegawaian menjadi lebih inovatif
sehingga memudahkan pelayanan kepegawaian dengan
penggunaan platform digital.
Ide Inovatif
Latar Belakang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 239
Berdasarkan amanah UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara Pasal 127 dan Pasal 128, setiap instansi
memerlukan sistem informasi untuk menjamin efisiensi,
efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN.

Penyediaan Informasi yang cepat, tepat, dan akurat


membutuhkan suatu sistem informasi manajemen yang
terkomputerisasi. Sistem tersebut merupakan bagian dari salah
satu perkembangan teknologi sangat diandalkan, untuk
mendukung kegiatan organisasi yang dapat dipergunakan untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan, seiring, dengan laju gerak
perkembangan, organisasi publik, semakin banyak yang mampu
memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang
efektivitas, produktivitas, dan efisiensi sebuah organisasi salah
satunya di bidang kepegawaian.
Sebelumnya, pengolahan data kepegawaian pada Badan
Kepegawaian Sumber Daya Manusia Kabupaten Luwu masih
menggunakan sistem manual. Membuat laporan statistik
(berdasarkan JK, usia, golongan, pendidikan, eselon, jenis
jabatan, dsb) atau jabtaan yang lowong hingga prediksi pensiun
BUP masih manual yang akurasi dan ketepatan waktu sangat
tidak dapat diandalkan. Selain itu, penyimpanan dokumen
kepegawaian juga masih berbentuk arsip fisik/hardcopy yang
disimpan dalam sebuah map/bundle dan ditata dalam lemari,
sehingga membutuhkan ketelitian tinggi dan memakan waktu
yang cukup lama untuk mencari dokumen yang di inginkan serta
dapat menyebabkan rusak atau hilangnya arsip yang telah
disimpan. Tidak hanya itu, layanan kepegawaian yang
mewajibkan pegawai menyampaikan dokumen atau konsultasi
mengharuskan mereka datang ke BKPSDM membawa dokumen
yg dibutuhkan sesuai kepentingannya. Terkadang hal tersebut
menyebabkan ruang layanan menjadi berdesakan, panas, pns
meninggalkan pekerjaannya dkantor, dan besarnya biaya yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 240
timbul dari transportasi bagi PNS pada daerah-daerah terpencil
dan perbatasan di Luwu.
Tujuan

Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan


keputusan dalam manjemen perencanaan, mulai dari rekruitmen
ASN hingga pemberhentian. Selain itu, menjadi database yang
dapat menyajikan informasi kepegawaian secara cepat, tepat dan
akurat. Mengurangi penggunaan kertas dengan menyediakan
arsip digital, memangkas waktu layanan kepegawaian sehingga
mengurangi biaya yang timbul bagi PNS yang mempunyai
kedudukan didaerah terpencil atau perbatasan. PNS sebagai abdi
masyarakat dapat lebih focus memanfaatkan jam kerja untuk
pelayanan.
Kesesuaian dengan Kategori

Pokok utama dari inovasi ini adalah untuk menciptakan


kualitas layanan kepegawaian menjadi lebih inovatif sehingga
memudahkan pelayanan manajemen kepegawaian dengan
penggunaan platform digital. Kabupaten Luwu yang memiliki
daerah terpencil, perbatasan, serta letak geografis yang saling
berjauhan antar kecamatan dan ibukota kabupaten memerlukan
system digital yang memangkas waktu serta jarak dalam urusan
layanan kepegawaian.
Kebaruan, nilai tambah

Sistem Informasi Kepegawaian bukanlah hal yang baru


bagi setiap instansi (kabupaten/kota/lembaga/kementerian).
Namun SISKA bukan sekedar sistem informasi pengelolaan
kepegawaian. Pada awal pembuatannya, SISKA sebatas
menampilkan data kepegawaian sesuai keinginan pasal 128 pada
UU ASN, namun saat ini SISKA juga telah digunakan untuk proses
manajemen kepegawaian. SISKA tidak sekedar hadir untuk
menyajikan data data statistik kepegawaian, lebih dari itu SISKA

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 241
menjadi aplikasi proses kepegawaian mulai dari tahap
perencanaan kebutuhan ASN hingga pemberhentian ASN.
Untuk penyusunan kebutuhan ASN misalnya, dalam SISKA
tersedia besetting ASN, jabatan yang tidak terisi dan berlebih
dapat dengan mudah diketahui melalui SISKA. Contoh lain
keterlambatan SK pensiun PNS diatasi dengan prediksi pensiun
pada SISKA, SISKA menjadi alarm pengelola pensiun di BKPSDM
untuk mengusulkan persetujuan teknis pensiun bagi PNS yang
akan emasuki BUP.
Tidak sampai disitu, SISKA juga hadir sebagai arsip
dokumen digital, absensi online yang mengontrol tingkat
kedisiplinan PNS atau menjadi bahan penjatuhaan hukuman
disiplin PNS.
SISKA juga didukung layanan MOBILE. PNS dapat
mengunduh SISKA MOBILE yang tersedia di playstore. SISKA
MOBILE menyediakan menu profil dan semua jenis riwayat ASN
serta menu inbox yang menyampaikan progress layanan
kepegawaian ASN.
Dengan hadirnya SISKA yang mengcover layanan layanan
kepegawaian, tidak diperlukan lagi aplikasi khusus cuti, aplikasi
dokumen digital, aplikasi KGB, dsb. SISKA adalah satu aplikasi
untuk semua. Dan ini salah satu hal yang membedakan SISKA
dengan system informasi kepegawaian instansi pada umumnya.
Signifikansi
Deskripsi Implementasi inovasi

SISKA dibangun sejak tahun 2018 dan secara resmi diatur


dalam regulasi Peraturan Bupati Luwu Nomor 60 Tahun 2019.
SISKA di launching oleh Bupati Luwu pada bulan Desember
Tahun 2020. SISKA tidak sebatas menyajikan data statistik
kepegawaian sesuai keinginan pasal 128 pada UU nomor 5 Tahun

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 242
2014 tentang ASN, namun SISKA juga telah digunakan untuk
proses manajemen kepegawaian mulai dari tahap perencanaan
kebutuhan ASN hingga pemberhentian ASN. SISKA mengubah
proses manajemen ASN yang lambat menjadi cepat dan tepat.
SISKA dirancang dan dibuat untuk menyimpan dan
memproses semua informasi data realtime PNS dan layanan
kepegawaian. SISKA dapat diakses melalui
https://siska.luwukab.go.id

SISKA memuat antara lain Profil kepegawaian (riwayat


pangkat, riwayat jabatan, riwayat pendidikan, riwayat keluarga,
riwayat mutasi, riwayat cuti), arsip digital, data statistic,
peta/bezetting ASN, pengajuan cuti, analisa Kebutuhan Diklat,
absen online, kenaikan pangkat, kenaikan Gaji Berkala, disiplin
dan laporan dan prediksi pensiun.

Tidak sampai disitu, SISKA juga tersedia dalam layanan


MOBILE. Aplikasi SISKA MOBILE dapat diunduh melalui
playstore oleh setiap ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Luwu. Pada SISKA MOBILE, ASN bisa melihat semua riwayat
kepegawaian dan mengunduh dokumen digital masing- masing.
Pada aplikasi mobile tersebut PNS juga dapat menerima pesan
melalui inbox tentang progress usulan kepegawaian yang
bersangkutan.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Untuk meningkatkan system aplikasi, dilakukan evaluasi


secara berkala melalui rapat tim terhadap kelemahan yang
dihadapi saat melakukan layanan kepegawaian melalui aplikasi.
Keluhan PNS terhadap SISKA juga merupakan bahan evaluasi
untuk pengembangan SISKA.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 243
Dampak
Kehadiran SISKA banyak mengubah pengelolaan
administrasi secara konvensional menjadi digital. Berikut hasil
evaluasi terhadap beberapa perubahan yang terjadi sebelum dan
setelah diterapkannya SISKA pada Pemerintah Kabupaten Luwu:
No Sebelum (2017) Sesudah (2019/2020)
1 Profil ASN dibuat dengan Profil ASN dan riwayat kepegawaian
bersurat ke OPD yang up to date pada SISKA
bersangkutan
2 Menyampaikan surat Peta jabatan/bezetting up to date
permintaan peta jabatan / pada SISKA dapat ditarik kapan saja
bezetting ASN setiap tahun ke dan Bag. Organisasi diberikan akses.
semua OPD
3 Prediksi pensiun dibuat secara Prediksi pensiun PNS tahun
manual berdasarkan tahun berapapun dapat ditarik melalui
lahir SISKA
4 PNS memindai (scan) BKPSDM menarik dokumen kenaikan
dokumen saat mengajukan Pangkat melalui SISKA
berkas kenaikan pangkat
5 Kenaikan Gaji Berkala dibuat Kenaikan Gaji Berkala dicetak melalui
manual SISKA
6 Usul cuti dibuat manual dan Usul cuti diapprove serta dicetak
arsipnya dibawa ke BKPSDM melalui SISKA dan arsipnya diunggah
ke SISKA
7 Analis kebutuhan diklat disusun Analis kebutuhan diklat ditarik melalui
manual SISKA
8 Arsip kepegawaian manual, Arsip kepegawaian secara digital,
kertas dimakan rayap, tidak up pencarian mudah dan less paper.
to date, menghabiskan banyak
kertas
9 ASN Lupa membawa dokumen ASN yang lupa membawa dokumen
harus pulang kerumah dapat unggah melalui HP masing-
masing di aplikasi SISKA mobile
10 Mengecek proses Kenaikan Menerima informasi melalui inbox
Pangkat atau pensiun ke tanpa kontak langsung
BKPSDM
11 Membuat laporan data pegawai Menarik laporan statistic ASN dari
(JK. Jabatan, agama, SISKA

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 244
pendidikan, jabatan lowong,
data statistik lainnya) secara
manual
12 Absen online tidak terintegrasi Mencetak kehadiran dan mengontrol
disiplin ASN melalui integrasi SISKA-
Absen online
13 Menghabiskan biaya Tidak mengeluarkan biaya
transportasi besar khususnya transportasi untuk mengurus proses
bagi PNS di daerah terpencil kepegawaian.
dan perbatasan.
Contoh : biaya sewa transport
Kec. Bastem ke BKPSDM Rp.
400.000 untuk pergi dan
pulang.
14 Membutuhkan waktu yang PNS tidak perlu meninggalkan
lama bagi PNS sehingga PNS pekerjaan melayani masyarakat.
meninggalkan pekerjaan
melayani masyarakat.
Contoh : Jarak tempuh
Kecamatan Lamasi Timur
ke BKPSDM ± 100km atau 4
jam pergi pulang

Kontribusi terhadap Capaian TPB

Pemanfaatan penguasaan teknologi digital sangat


mempengaruhi pada kinerja sebuah lembaga/organisasi
pemerintah dalam memenuhi target SDGS (Sustainable
Devlopment Goals) atau Tujuan pembangunan Berkelanjutan
(TPB). SISKA adalah system informasi dengan pemanfaatan
teknologi digital dan aplikasi ini sesuai indicator pada TPB 9.c
yang secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi
informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses
jangkauan internet sebagaimana pada daerah daerah terpencil di
Kabupaten Luwu, karena kebutuhan akan SISKA sehingga
memaksa pengupayaan pembanguann internet dilokasi tersebut.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 245
Melalui SISKA dengan akses terhadap informasi dan
layanan teknologi menjadi optimal. Pembangunan dan
pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan kemampuan serta
daya saing SDM aparatur. Pemanfaatan SISKA dengan teknologi
informasi turut berdampak pada kemajuan organisasi yang cepat
dan akurat. Sehingga secara tidak langsung SISKA mendukung
percepatan pembangunan dalam penguasaan teknologi untuk
pembangunan berkelanjutan.
Adaptabilitas

Sistem Informasi Kepegawaian adalah aplikasi yang


diterapkan pada hampir semua instansi di Indonesia berdasarkan
amanah UU ASN. Badan Kepegawaian Negara (BKN) sendiri
memiliki SAPK sebagai sistem informasi pelayanan kepegawaian.
Namun system tersebut merupakan aplikasi hanya antara BKN
dan organisasi yang mengurusi kepegawaian pada instansi.
Meskipun system informasi kepegawaian terdapat hampir
di semua instansi namun fitur serta manfaat pelayanan dalam
masing-masing system informasi yang dimiliki tentunya beragam
dan berbeda. SISKA adalah sistem informasi kepegawaian mudah
diterapkan pada instansi lain selain Pemerintah Kabupaten Luwu.
Perbedaan SISKA terletak pada fitur-fiturnya atau pelayanan yang
dimudahkan oleh aplikasi tersebut.
Pada Pemerintah Kabupaten Luwu SISKA telah dan wajib
digunakan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD). SISKA
selain aplikasi untuk usulan kepegawaian, juga menjadi arsip
digital seluruh OPD/unit kerja. SISKA memudahkan dan
dibutuhkan. Setiap OPD/Unit kerja menggunakan SISKA untuk
mempercepat proses pencatatan dan pengelolaan data, dan
mampu menyajikan informasi kepegawaian kapan saja. Sehingga
informasi yang diperlukan dapat tepat waktu, tepat sasaran dan
akurat.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 246
Keberlanjutan
Sumberdaya yang digunakan

SISKA tentunya sangat memerlukan dukungan SDM.


Dalam konsep perencanaan SISKA seperti fungsi, fitur, tampilan
dan output seluruhnya disusun oleh Tim di BKPSDM sementara
untuk pelaksanaan pembuatan aplikasi 80% dikerjakan oleh pihak
ketiga, sedangkan yang 20% dikerjakan oleh Tim Data BKPSDM.
Adapaun database pada SISKA dikerjakan Tim BKPSDM.

Tim BKPSDM terdiri dari Kepala BKPSDM selaku


penganggung jawab, Kabid pengadaan, pemberhentian dan
Informasi (inovator) sebagai admin, Kasubid data dan Informasi
selaku teknis, dan analis sistem informasi selaku operator
BKPSDM serta kabsubag kepegawaian/operator
sekolah/operator PKM di lingkungan pemerintah Kabupaten
Luwu.
Kehadiran SISKA juga tidak lepas dari dukungan Tim pada
Dinas Kominfo Statistik dan Persandian sebagai penyedia server
SISKA.
Selain SDM, dalam pengoperasian SISKA juga dibutuhkan
peralatan seperti perangkat lunak berupa laptop/komputer, server,
scanner, dokumen PNS, dsb. Adapun dari segi pembiayaan,
perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan evaluasi SISKA
sepenuhnya berasal dari APBD Kabupaten Luwu pada DPA
BKPSDM senilai 150 juta.
Startegi dan Optimalisasi Sumber Daya

Pembuatan SISKA ditahun pertama bukan tanpa kendala,


membangun aplikasi sesuai kebutuhan organisai tidak semudah
yang dibayangkan. Kesulitan mulai dari menterjemahkan aturan
kepegawaian serta fitur-fitur yang sesuai SOP kebahasa program,
hingga kendala scan dokumen digital sejumlah 5600an PNS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 247
Belum lagi komitmen dari semua stakeholder yang terlibat
khususnya operator OPD dan PNS sendiri.
Seiring perkembangan pun, kebutuhan informasi juga
selalu berubah dan kian bertambah, dan upaya inovasi untuk
selalu memudahkan serta mempercepat layanan kepegawaian
menjadi tantangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tahun 2022
melalui APBD, SISKA menggunakan tenaga ahli web programmer
untuk perubahan dan penambahan setiap fitur yang dibutuhkan.
Mengadakan rapat secara berkala dan menterjemahkan
keinginan kedalam bahasa program. Dari segi SDM OPD sendiri,
Tim BKPSDM melakukan coaching pemanfaatan aplikasi pada
semua operator/kasubag kepegawian di seluruh OPD/unit kerja
pada pemerintah Kabupaten Luwu.
Dalam menggerakkan sumber daya, inovator kerap
melakukan briefing kemajuan aplikasi dan membuat surat edaran
pemutakhiran data aplikasi pada semua PNS se Kabupaten Luwu.
strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

Dalam menjamin keberlanjutan, SISKA telah diatur dalam


Peraturan Bupati Luwu Nomor 60 Tahun 2019 dan SK Bupati
Luwu tentang Tim Pengelola SISKA, dan saat ini tengah disusun
draft perubahan terhadap peraturan tersebut untuk menyesuaikan
perkembangan fungsi dan fitur pada SISKA.

Agar SISKA senantiasa up to date, melalui Sekretaris


Daerah kabupaten Luwu, dikeluarkan Surat Edaran pemutakhiran
SISKA secara berkala atau setiap terjadi perubahan data, dan
PNS yang tidak melakukan pemutakhiran, tidak dapat dilayani
proses usul kepegawaiannya pada BKPSDM. Sehingga hal
tersebut menjadi dorongan bagi PNS untuk menggunakan SISKA.

Tidak hanya itu, Tim BKPSDM memberikan coaching clinic


aplikasi SISKA kepada seluruh kasubag kepegawaian dan/atau
operator pada unit kerja se Kabupaten Luwu. Kasubag/Operator

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 248
bertanggung jawab terhadap pemutakhiran SISKA pada
lingkungan kerja masing-masing.
Strategi keberlanjutan lainnya adalah melakukan upaya
integrasi dengan sistem informasi BKN, melaksanakan studi
komparatif bersama tim ke instansi lain, dan menyempurnakan
semua layanan kepegawaian melalui SISKA.
Faktor Kekuatan

Faktor penentu pengembangan SISKA dalam hal ini tentu


saja terletak pada sumber daya yang dimiliki. Salah satunya
adalah SDM yang kreatif dan inovatif yang selalu mengikuti
perkembangan kebutuhan organisasi. Sebaliknya jika SDM tidak
memadai, tidak memiliki skill atau pengetahuan teknologi
informasi, SISKA akan sulit berkembang.
Disamping itu diperlukan komitmen dari semua
stakeholder. Data kepegawaian ASN setiap saat berubah, dan
perubahan itu wajib senantiasa dimutakhirkan pada SISKA oleh
Kasubag kepegawaian/operator SISKA pada semua OPD/unit
kerja adan/atau Tim data BKPSDM dan/atau PNS yang
bersangkutan. Tanpa kolaborasi semua stakeholder, data SISKA
akan sulit up to date. Dan untuk mengantisipasi hal tersebut,
BKPSDM mengeluarkan surat edaran pemutakhiran data SISKA
yang salah satunya menyebutkan “PNS yang tidak melakukan
pemutakhiran pada SISKA maka usulan untuk proses
kepegawaian (mutasi, kenaikan pangkat, diklat, cuti,
penghargaan, pengangkatan 100%, perceraian, karpeg, taspen,
serta pemberhentian dan pensiun) yang bersangkutan tidak dapat
diproses”.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Secara singkat, berikut beberapa stakeholder yang terlibat


mulai dari perencanaan hingga penerapan dan pemanfaatn
SISKA :

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 249
1. Bupati Luwu sebagai penasehat menetapkan Peraturan
Bupati Luwu Nomor 60 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
kepegawaian SISKA, dan melaunching aplikasi pada bulan
desember 2019.
2. Bagian Hukum Setda berpartisipasi dalam penyusunan draft
perbup SISKA, melaksanakan konsultasi pada Biro Hukum
Setda Provinsi Sulawesi Selatan dan mengajukan draft
untuk ditetapkan dan diterbitkan.
3. Tim BKPSDM selaku penanggung jawab dan admin yang
juga membangun database serta arsip dokumen digital pada
SISKA.
4. Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan persandian
menyediakan server dan domain luwukab.go.id. Bersama-
sama Tim Kominfo membangun program aplikasi online
berbasis government.
5. Pihak ke-3 atau tenaga ahli pada Dinas Kominfo, Statistik
dan persandian. Pihak ke 3 menyediakan aplikasi sesuai
rancangan Tim BKPSDM. Kasubag Kepegawaian
OPD/Operator Unit Kerja (sekolah/puskesmas) bertanggung
jawab terhadap penginputan dan pemutakhiran database
serta arsip digital pada SISKA.
6. Bagian Organisasi Setda memanfaatkan peta jabatan dan
bezetting pada SISKA dengan memberikan kewenangan
akses
7. “Datamu Adalah Tanggung Jawabmu”. Maka seluruh ASN
Lingkup Pemkab Luwu juga bertangungjawab terhadap
kebenaran dan kemutakhiran data masing-masing pada
SISKA.
8. External Pemerintah Kabupaten Luwu, yakni semua instansi
pemerintah atau swasta yang membutuhkan data
kepegawaian.

Masyarakat secara tidak langsung memperoleh manfaat


melalui SISKA.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 250
INOVASI
Jendela Kita

Nama Unit Pelayanan : UPTD Puskesmas Angkona


Dinkes Kab.Luwu Timur
Nama Inovator : Usman, S.Kep.Ns
Kontak Person : 0812 2140 6342
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Tuesday, 01 October 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Luwu Timur
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/BC0cx5y5f5w
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1iEq80Ml2G-
pBJu2Cqdd4ML0tnMQRRrcU?msclkid=1bf41c4abad
911ecb5e25034ed6afb59

Ringkasan

Implementasi

Jendela Kita tercipta karena rendahnya penemuan suspek


dan kasus TB di Desa Tampinna, adanya 4 kematian, 2 RO

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 251
(Resisten Obat), 2 putus pengobatan, adanya 70% dahak yang
tidak bagus, stigma malu, diskriminasi, akses ke puskesmas jauh,
di mana 40% wilayahnya terpencil. Inovasi ini merupakan kerja
sama berbagai pihak, antara Pemerintah Daerah, Dinas
Kesehatan, Jejaring, dan Pihak Swasta. Pelaksanaannya dengan
penyebaran media informasi TB, jemput dahak ke rumah pasien
dengan cool box Jek Dahak untuk menjaga kualitas,
menggunakan kalender 3 warna sebagai pemantau.
Dampak

Inovasi Jendela Kita berdampak terhadap masyarakat


Desa Tampinna, di mana masyarakat sudah memahami tentang
TB, tidak malu berobat, cukup menghubungi tim Jendela Kita,
sehingga tidak mengeluarkan biaya ke puskesmas. Karena
menggunakan cool box Jek Dahak menjaga kualitas dahak,
pemeriksaan, hasil dan pengobatannya cepat. Meningkatnya
penemuan suspek dan kasus TB 100%, tidak ada pasien Resisten
Obat, tidak ada pasien lost to follow-up, dan berhasil menurunkan
rasio kematian TB 100% dari target WHO 90% atau 1 per 1000
penduduk dari 4 kematian menjadi zero.
Kesesuaian kategori
Inovasi Jendela Kita sesuai dengan kategori Pelayanan
Publik yang inklusif dan berkeadilan di mana masyarakat
Tampinna memahami penyakit TB, akses mudah dijangkau bagi
semua masyarakat. Menjaga kualitas dahak sehingga mencegah
dari kematian.
Ide Inovatif
Latar Belakang

Desa Tampinna Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu


Timur dengan jumlah penduduk 4500 jiwa pada tahun 2019 dan
luas wilayah 94 km2, 60% terdiri dari daerah pegunungan dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 252
40% daerah pesisir, sekitar 2-3 jam perjalanan perahu milik
masyarakat setempat. Sedangkan daerah daratan jaraknya 35 km
dari pemeriksaan laboratorium. Penyakit TB merupakan penyakit
menular mematikan yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis, dan masih merupakan penyakit pembunuh nomor
satu penyakit infeksi. Pada bulan oktober 2019 penyakit TB
menjadi fokus perhatian di desa Tampinna karena penemuan
suspek hanya sebesar 30%, kasus TB hanya 25%, terdapat 70%
dahak yang error, hanya 30% yang bagus, terdapat 2 pasien lost
to follw-up dan ada 2 kasus TB Resisten obat karena
ketidakpatuhan minum obat selain itu terdapat 4 kematian TB
karena lambat tertangani.
Pengetahuan masyarakat tentang TB masih rendah,
stigma malu, akses ke puskesmas sangat jauh dan sulit, kualitas
dahak belum terjaga kualitasnya karena wadah dahak
menggunakan kantong plastik, serta ketidakteraturan pasien
minum obat TB karena tidak ada alat pemantau. Karena masalah
tersebut terjadi di Desa Tampinna maka diciptakan inovasi yaitu
Jendela kita (Jemput Antar Dahak Dengan Langkah Kualitas
Terjaga) yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Jejaring,
Pihak Swasta, Dinas Kesehatan dan pihak Rumah Sakit.
Tujuan

Inovasi Jendela Kita bertujuan yakni menyediakan Jek


Dahak untuk memastikan kualitas dahak sampai ke laboratorium
dan hasilnya cepat diketahui sehingga pasien cepat diobati.
Membuat media informasi TB untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat, mengurangi stigma malu dan
diskriminasi terhadap pasien TB. Menyediakan ojek dahak untuk
mendekatkan akses pelayanan. Menyediakan pengawas minum
obat dilengkapi kalender pemantauan dengan 3 warna yaitu
merah, kuning dan hijau untuk mencegah pasien lost to follow-up,
pasien RO dan mencegah kematian akibat TB. Sehingga

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 253
penemuan suspek TB meningkat, pasien cepat diobati, tidak
menjadi penular, dan produktif.
Kesesuaian Dengan Kategori

Ide utama dari inovasi Jendela Kita adalah untuk


memberikan akses pelayanan yang terjangkau, berkualitas,
setara, efektif dan efisien serta merata bagi masyarakat yang
tinggal di daerah terpencil, berpenghasilan rendah dan rentan
penyakit TB sehingga masyarakat merasa aman, nyaman, dan
mencegah kematian akibat TB di Desa Tampinna hal ini sesuai
dengan kategori Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan.
Kebaruan dan nilai tambah

Selama ini, program pemberantasan Penyakit TB masih


berfokus pada pasien yang datang di puskesmas yang rumahnya
dekat dan sudah sakit parah, sedangkan masyarakat yang jauh di
daerah terpencil atau pesisir mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak utamanya
penderita penyakit TB. Hal ini disebabkan karena kurangnya
petugas TB, belum ada kader TB, dan 60% masyarakat belum
memahami tentang bahaya penyakit TB, dahak yang dibawa
sendiri oleh pasien 70% tingkat akurasinya tidak baik, masih
banyak pasien tidak patuh minum obat sehingga menjadi
penyebab Desa Tampinna pencapaian TB masih rendah, terdapat
2 pasien lost to follw-up, 2 pasien RO dan 4 pasien meninggal
akibat TB. Inovasi ini lahir menyediakan Jek Dahak yang menjaga
kualitas dahak sampai pemeriksaan laboratorium yang dilengkapi
Cool Box pendingin dan thermometer suhu agar hasilnya akurat
dan pasien cepat diobati, sehingga tidak menjadi penular di
keluarga dan masyarakat. Untuk mendekatkan akses maka
disediakan ojek yang terdiri petugas dan kader TB untuk
menjemput dahak. Berjejaring dalam menyebarkan informasi TB
diantaranya, penjual ikan, sayur keliling, praktek swasta, tokoh
agama dan masyarakat. Sehingga masyarakat memahami

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 254
penyakit TB dan mengurangi stigma malu, mudah dilayani berkat
kerja sama dengan pemerintah desa seperti dukungan dalam
pembiayaan transport dan honor kader TB. Pelaksanakan
skirining suspek TB di meja vaksinasi covid-19, sebagai
penguatan bahwa inovasi Jendela Kita tetap berjalan di tengah
pandemi covid-19. Pembuatan kalender tiga warna untuk
pemantauan minum obat pasien yaitu fase intensif warna merah,
fase lanjutan warna kuning, dan sembuh warna hijau.
Melaksanakan Investigasi kontak baik kontak serumah dan kontak
kerja.
Signifikansi

Deskripsi Implementasi inovasi

Inovasi ini berdampak signifikan pada masyarakat desa


Tampinna tentang penyakit TB. Terutama masyarakat yang yang
sulit dijangkau dan malu berobat ke puskesmas. Kehadiran
inovasi ini mendekatkan akses ke masyarakat melalui
penjemputan dahak ke rumah pasien menggunakan Jek Dahak
yang menjamin kualitas dahak sampai layanan pemeriksaan.
Cakupan penemuan suspek dan kasus TB meningkat secara
signifikan, dari 30% suspek menjadi 100%, dari 25% penemuan
kasus TB yang berobat menjadi 100%, 2 kasus lost to follw-up
menjadi zero, 2 kasus TB RO menjadi zero dan 4 kematian
menjadi zero yang berarti berhasil menurunkan rasio kematian
100% dari target 90%. Hasil yang akurat dapat menyelamatkan
banyak jiwa dari penularan hingga kematian akibat TB. Setelah 2
jam hasil pemeriksaan keluar melalui SITB dan petugas langsung
menghubungi pasien atau keluarga pasien, jika hasilnya positif
maka tim langsung ke rumah pasien memberikan obat dan
edukasi keluarga agar melaksakan penanganan TB baik kepada
keluarga yang positif maupun keluarga lain yang serumah.
Pemberian kalender pemantauan pengobatan TB berisi 3
warna yaitu warna merah pada fase intensif setiap hari selama 2

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 255
bulan dan fase lanjutan 3 kali seminggu selama 4 bulan, sehingga
pasien berobat teratur sampai sembuh. Selain itu, media infomasi
TB yang lengkap dengan nomor kontak kader, tim dan petugas TB
untuk memudahkan penjemputan dahak bagi masyarakat yang
bergejala TB. Inovasi Jendela Kita memberikan dampak yang
sangat positif karena masyarakat daerah terpencil dan pesisir kini
lebih mudah mengakses layanan pemeriksaaan dan pengobatan
TB. Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya karena dahak
dijemput oleh petugas dengan langkah yang berkualitas sampai
ke pemeriksaan. Sehingga menghasilkan diagnosa yang cepat
dan akurat dan berhasil meningkatkan penemuan kasus TB. Hal
ini untuk mengurangi penularan penyakit dan kematian akibat TB.
Penilaian/Asesmen/Evaluasi

Inovasi Jendela Kita setiap bulannya dievaluasi untuk


melihat peningkatan indikator yang ditetapkan. Evaluasi internal
dilakukan melalui lokakarya mini bulanan, sedangkan untuk
eksternal dilakukan setiap tiga bulan sekali pada kegiatan
lokakarya mini lintas sektor. Adapun Indikator/metode
pelaksanaan evaluasi yakni : persentase penemuan pasien
suspek dan kasus TB, Tidak ada dahak yang diperiksa ulang,
Tidak ada kasus TB RO, Persentase 100% semua pasien positif
TB berobat sampai sembuh, dan tidak ada pasien gagal
pengobatan atau putus pengobatan, serta tidak ada kematian
akibat TB.
Dampak

Inovasi Jendela Kita berhasil meningkatkan kualitas hidup


dan produktivitas masyarakat desa Tampinna, di mana
sebelumnya angka kematian TB 4 orang, 2 lost to follw-up dan 2
kasus RO menjadi zero setelah adanya inovasi Jendela Kita.
Selain itu dahak yang dijemput dan diantar sangat berkualitas
dengan menggunakan cool box Jek Dahak yang standar. Di mana
sebelum inovasi dahak pasien diambil sendiri tanpa pemantauan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 256
kemudian diantar menggunakan pot yang dibungkus kantong
plastik sehingga pemeriksaan kurang maksimal yakni terdapat
70% yang error. Setelah inovasi ini, dahak yang diperiksa 100%
berkualitas sehingga hasil pemeriksaan akurat dan cepat yakni 2
jam hasil keluar, yang sebelum inovasi membutuhkan waktu 12
jam. Inovasi ini berdampak pada efisiensi anggaran bagi
masyarakat, di mana sebelum inovasi masyarakat yang datang ke
puskesmas mengeluarkan biaya dengan estimasi biaya Rp
1.200.000,-/jiwa selama 6 bulan. Sebelum inovasi suspek TB
hanya 30%, setelah inovasi 100% dan sebelum inovasi kasus TB
yang diobati hanya 25% setelah inovasi menjadi 100%. Dengan
inovasi Jendela Kita dari teori penularan berhasil mencegah
penyakit TB di masyarakat (20 kasus x 15) = 300 jiwa pada tahun
2020, (300 orang x 15) = 4500 jiwa pada tahun 2021.

Inovasi Jendela Kita telah merubah paradigma masyarakat


tentang TB dan telah terbukti masyarakat sudah memahami
penyakit TB. Inovasi ini telah melayani masyarakat sampai ke
daerah terpencil secara merata untuk mencegah kematian akibat
TB, sehingga masyarakat tidak takut dan tidak malu lagi
didiagnosa sebagai penyakit TB serta membantu petugas dalam
penemuan kasus TB.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Inovasi Jendela Kita sangat berkontribusi dengan SDGs


yaitu pada point 3 yakni kehidupan sehat dan sejahtera bagi
semua orang di segala usia. Sesuai dengan insidiensi TB itu
sendiri ditargetkan akan diturunkan menjadi 65/100.000 penduduk
atau berkurang sebesar 80% dan 90 % untuk rasio kematian
akibat TB, dan target tersebut diharapkan bisa tercapai pada
tahun 2030. Inovasi Jendela Kita yang menjemput dahak ke
rumah pasien dengan menjaga kualitasnya, agar menghasilkan
diagnosa yang cepat dan akurat, hal ini sangat mendukung
program SDGs, Untuk menemukan secara dini kasus TB agar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 257
cepat diobati sampai sembuh sehingga tidak menjadi penular di
keluarga dan masyarakat dan menghasilkan generasi bangsa
yang sehat produktif untuk mengurangi beban negara. Jika kasus
TB tidak cepat diobati, maka akan semakin banyak masyarakat
yang tertular, sehingga semakin banyak yang sakit TB yang
menyebabkan bertambahnya anggaran yang dikeluarkan negara
untuk biaya pengobatannya, terutama jika sampai pasien Resiten
Obat, maka obatnya sangat mahal dan waktu pengobatanya juga
lama yaitu sekitar 12 sampai 24 bulan. Setelah adanya inovasi ini
capaian TPB pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Desa
Tampinna Kecamatan Angkona Kabuapaten Luwu Timur berhasil
menurunkan kematian dari 4 kematian sebelum inovasi dan
menjadi zero setelah adanya inovasi ini sama dengan telah
menurunkan 100% kematian TB.
Adaptabilitas

Ide dalam inovasi Jendela Kita mudah direplikasi karena


menggunakan alat yang mudah didapat, dan biaya yang relatif
murah, yaitu menyediakan motor Jek Dahak sebagai armada
untuk menjemput dahak ke rumah pasien, menyiapkan tukang
ojek dahak dari kader TB untuk menjemput dahak, agar akses
pelayanan menjadi mudah terjangkau, menyediakan coolbox jek
dahak standar yang dilengkapi alat pendingin disertai
thermometer untuk memantau suhu, agar dahak yang dijemput
dan diantar ke layanan pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit
untuk pemeriksaan TCM (Test Cepat Monokuler) menghasilkan
diagnosa yang akurat, cepat dan tepat, agar pasien cepat diobati
dan tidak menjadi lama menjadi penular di keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Membuat media informasi TB untuk
disampaikan ke masyarakat secara langsung melalui Jejaring TB,
seperti penjual sayur keliling, penjual ikan keliling, praktek swasta,
tokoh agama, dan tokoh masyarakat agar mereka dapat
memahami TB. Sehingga tidak malu dan tidak ada diskriminasi.
Membuat kalender pemantauan minum obat dengan kalender 3

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 258
warna yaitu warna merah untuk fase intensif selama 2 bulan (56
hari), warna kuning fase lanjutan 4 bulan (48 kali) dan warna hijau
untuk fase kesembuhan. Melaksanakan skrining TB untuk
mendeteksi semua pasien yang terduga TB. Melaksanakan
investigasi kontak pada seluruh orang yang kontak dengan pasien
positif untuk menemukan suspek TB. Pelaksanaan replikasi
inovasi Jendela Kita pada 2 desa di Wilayah Kecamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur yaitu di Desa Watangpanua, dan Desa
Maliwowo. Hal ini dengan adanya layanan penjemputan dahak ke
rumah pasien terduga TB dan penyebaran media promosi TB oleh
petugas TB dan jejaringnya dengan brosur media informasi dan
alat penjemputan yang safety yaitu Jek Dahak di kedua desa
tersebut sejak awal bulan januari tahun 2020, di samping itu ke
dua desa tersebut memiliki kesamaan dalam hal wilayah kerja,
yaitu sama-sama wilayah desa yang wilayahnya terdapat daerah
pesisir. Saat ini penanganan dan penanggulangan TB di Desa
Watangpanua dan Maliwowo juga sudah bagus, dan tahun 2022
sudah 10 desa yang mereplikasi inovasi Jendela Kita dan untuk
luar wilayah Puskesmas Angkona juga sudah ada 4 Puskesmas
yang merepliksasi yaitu Puskesmas Lakawali Kecamatan Malili,
Puskesmas Parumpanai Kecamatan Wasuponda, Puskesmas
Kalaena Kecamatan Kalaena, dan Puskesmas Tomoni
Kecamatan Tomoni. Inovasi Jendela Kita telah memberikan
inspirasi kepada puskesmas lain untuk melakukan kegiatan yang
sama untuk meningkatkan penemuan kasus TB secara dini agar
cepat diobati, sehingga tidak lama menjadi sumber penularan TB
di keluarga dan masyarakat sekitarnya untuk mencegah kematian
TB dan menciptakan masyarakat yang sehat layak hidup dan
produktif.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 259
Keberlanjutan
Sumber daya yang di gunakan

Sumber daya manusia pada Inovasi Jendela Kita terdiri dari


: Kepala Puskesmas Angkona sebagai inspirator motivator, dan
pengambil kebijakan dalam setiap kegiatan, Dokter Umum
Puskesmas Angkona yang berjumlah 3 orang, sangat berperan
besar dalam penemuan suspek dan kasus TB, dan pengobatan
TB, Koordinator Program TB bersama 2 tim, berperan sebagai
Inovator, pemegang irama inovasi, menjaga kekompakan TIM
mengawal jalannya inovasi dan juga pembuat media brosur
informasi, Bidan Desa berperan menemukan suspek dan kasus
TB, menyebarkan media informasi TB, Lintas Program berjumlah
15 orang berperan menemukan suspek TB, Tim skrining vaksinasi
covid 19 berperan memberikan data semua pasien yang dicurigai
TB, Kader TB 2 Orang berperan dalam membantu petugas dalam
penemuan kasus dan menyebarkan media informasi dan sebagai
ojek dahak, Jejaring yaitu praktek swasta, penjual ikan keliling,
penjual sayur keliling, berperan dalam menyebarkan media
informasi TB.

Sumber daya keuangan yaitu : Biaya perjalanan dinas


petugas menjemput dan mengantar dahak ke Rumah Sakit
menggunakan dana JKN yaitu Rp 170.000,-/ sekali pengantaran,
Dana BOK untuk investigasi kontak 50 x Rp 65.000,- = Rp
3.000.000, Dana Desa Honorarium kader yaitu 2 orang Rp
4.800.000,-/tahun dari dana Desa Tampinna. Dana desa untuk
sewa perahu penjemputan dahak di Pulau Langkara Rp
2.000.000/tahun.
Strategi berlanjutan dari inovasi Jek dahak Jendela Kita yaitu :

Strategi Institusional yaitu adanya, SK Kepala Puskesmas


tentang inovasi Jendela Kita setiap tahun. Pada tahun 2019 SK
tentang inovasi Jendela Kita dengan Nomor.011/SK/PKM-

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 260
A/X/2019. SK Kepala Puskesmas Angkona Nomor.015/SK/PKM-
A/I/2020. SK Kepala Puskesmas Angkona Nomor.012/SK/PKM-
A/I/2021. SK Kepala Puskesmas Angkona Nomor.010/SK/PKM-
A/I/2022. SK ini sebagai dasar tim Inovasi Jendela Kita untuk
melaksanakan kegiatan inovasi dengan penuh tanggungjawab.

Strategi Sosial yakni terjadi kesepakatan antara pihak


Swasta, Pementah Desa, dan Dinas Kesehatan selalu direview
dan diperbaharui setiap tahun, sehingga kemitraan ini dapat
memberikan dampak sosial dan ekonomi yang maksimal bagi
masyarakat Tampinna dengan tidak adanya kasus TB Resisten
obat dan kematian akibat TB serta meningkatnya penemuan
kasus TB, sehingga cepat mendapat pengobatan dan cepat
sembuh, yang sebelumnya menjadi beban kesehatan, terutama
kasus TB Resisten obat, dan saat ini tidak lagi jadi beban
kesehatan membuktikan bahwa program inovasi Jendela Kita
telah memberikan dampak sosial yang nyata dan meningkatkan
produktivitas masyarakat Desa Tampinna. Dampak sosial
ekonomi ini dirasakan sejak dimulainya inovasi ini hingga saat ini,
masyarakat menjadi sangat familiar dengan program TB, mereka
yang awalnya malu dan takut mendengar penyakit TB tapi
sekarang masyarakat sangat peduli program TB, sehingga
program inovasi dapat dipastikan terjamin keberlanjutanya dalam
jangka panjang.
Strategi Menejerial inovasi Jendela Kita yakni sejak
perubahan Anggaran bulan oktober 2020, Anggaran sudah masuk
dalam RKA sehingga inovasi Jendela Kita sampai sekarang ini
tahun 2022 tetap menganggarkan dalam BOK untuk mendukung
keberlanjutan inovasi Jendela Kita pelatihan petugas TB di
provinsi dan kabupaten, pelatihan kader TB di puskesmas,
kemudian dalam pelaksanaan inovasi Jendela Kita menggunakan
SOP Penjemputan dahak ke rumah dan pengantaran ke Rumah
Sakit.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 261
Faktor Kekuatan
Kerja sama TIM Jendela Kita dalam menjemput dahak, dan
melayani pasien TB. Dukungan anggaran, komitmen dari Kepala
Puskesmas, Kerja sama tim inovasi Jendela Kita, dukungan dari
dokter, dukungan semua pelaksana upaya kesehatan
masyarakat. Selain Itu Dukungan Bupati Luwu Timur sebagai
penentu kebijakan, dalam anggaran di Puskesmas. Dukungan
Camat Angkona dalam membina dan mengawasi kegiatan inovasi
Jendela Kita. Dukungan jejaring seperti praktek swasta, penjual
ikan keliling, penjual sayur keliling, tokoh masyarakat, dalam
menyebarkan informasi TB dan membantu dalam penemuan
suspek dan kasus TB. Kader TB sebagai ojek dahak dalam
membatu petugas TB, dukungan Kepala Desa Tampinna dalam
mengalokasikan dana desa untuk transport dan honor kader TB.
Dukungan Bank BRI Teras Angkona dalam membelikan 5 unit
cool box alat pengantaran dahak. Dukungan PT. BMS (Bumi Sawit
Mandiri) dalam membelikan satu unit motor jek dahak.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Program inovasi Jendela Kita dilaksanakan melalui


kerjasama Perusahaan Swasta, Dinas Kesehatan, Pemerintah
Daerah, Jejaring TB, dan tak kalah penting partisipasi masyarakat
setempat. Bupati Luwu Timur mendukung inovasi Jendela Kita di
Desa Tampinna, dengan menyetujui semua anggaran yang di
ajukan melalui RUK, dan membuat SK Pembentukan inovasi
jendela kita Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Luwu Timur
sebagai motivator kami dalam pelaksanaan kegiatan inovasi
Jendela Kita di Desa Tampinna, di mana untuk meningkatkan
penemuan suspek dan kasus TB, dan menurunkan kematian
akibat TB. Kepala Puskesmas Angkona sebagai inisiator,
motivator pemangku kebijakan anggaran demi kelancaran
kegiatan inovasi Jendela Kita termasuk sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk kegiatan inovasi Jendela Kita di fasilitasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 262
oleh Kepala Puskesmas, dan beliau selalu memberikan kami
inspirasi dalam setiap kegiatan. Camat Sebagai Kepala Wilayah
ikut menginisiasi dan mengevaluasi inisiatif ini, sekaligus
melakukan koordinasi dengan pemerintah desa untuk mendukung
inovasi ini. Kepala Desa sebagai pemangku kebijakan di tingkat
desa. Dengan menganggarkan anggaran dana desa untuk kader
TB dan menganggarkan dana desa untuk sewa perahu dalam
penjemputan dahak pasien suspek TB yang berada di Pulau
Langkara. Kepala Bank BRI Teras Angkona dalam menyiapkan
anggaran pembelian 5 cool box Jek Dahak. PT. BMS (Bumi Sawit
Mandiri) membantu dalam penambahan1 armada motor Jek
Dahak.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 263
INOVASI
Martabak Berdasi
Tanggal Implementasi Inovasi
Monday, 15 January 2018
Instansi : Pemerintah Kab. Luwu Timur
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/aeIf5ic7qEk
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/14sHrKE_6JT0kK-
dpgSYNokPKpB-ELjze?usp=sharing

Ringkasan (5%)
Implementasi

MARTABAK BERDASI merupakan inovasi yang


dikembangkan akibat tingginya kasus Diabetes Melitus (DM) dan
Hipertensi (HT) yang tidak berobat rutin yang berdampak gula
darah dan tekanan darah tidak terpantau dan terkendali. Dari 26
lansia diagnosa DM dan HT terdapat 7,69% berobat rutin, 92,31%
tidak berobat rutin. Dari yang tidak berobat rutin ada 12,5% yang
meninggal karena tidak minum obat teratur. Program ini
bekerjasama dengan berbagai pihak baik lintas program maupun
lintas sektor. Kegiatan program ini adalah melakukan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 264
pendampingan intensif, menyediakan kelas khusus, pendekatan
pelayanan dan family gathering.
Dampak

Program ini berdampak signifikan terutama pada kelompok


beresiko yaitu lansia dengan diagnosa DM dan HT yang tidak
berobat rutin. Program ini memberi kemudahan pelayanan kepada
lansia diagnosa DM dan HT sehingga cakupan lansia berobat rutin
terjadi peningkatan, hal ini terlihat pada data dari 7,69% (2017)
menjadi 64,28% (2021). Hal ini sejalan dengan peningkatan
derajat kesehatan lansia, dimana pasien awalnya tidak dapat
beraktifitas secara mandiri, setelah bergabung di MARTABAK
BERDASI rutin minum obat, pasien terpantau dan terkendali
kesehatannya sehingga kembali beraktifitas seperti ke kebun, ke
pasar, ke masjid dan berjualan dipasar.
Kesesuaian kategori

MARTABAK BERDASI selaras dengan kategori kesehatan


dimana masalah kesehatan lansia diagnosa DM dan HT
tertangani sesuai Standar Pelayanan Minimal Kesehatan.
Ide Inovatif (20%)
Latar belakang

UPTD puskesmas Nuha memiliki wilayah kerja empat desa


satu kelurahan dimana yang menjadi pilot project dari MARTABAK
BERDASI Desa Nikkel dengan jumlah penduduk pada tahun 2017
sebanyak 1.739 orang dengan jumlah lansia 92 orang, jumlah
lansia diagnosa DM 26,92% (7 orang), HT 73,07% (19 orang),
dimana 7,69% berobat rutin, 92,31% tidak berobat rutin dan dari
yang tidak berobat rutin ada 12,5% meninggal karena tidak minum
obat teratur. Salah satu penyebab ketidakteraturan minum obat
karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
jadwal bertemu dokter spesialis internist (1 bulan) di RS rujukan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 265
terdekat (RS INCO Sorowako), lamanya waktu yang dibutuhkan
menunggu antrian bertemu dokter internis, jauhnya jarak tempuh
yang dibutuhkan untuk mengambil obat di apotek Program Rujuk
Balik (PRB) di Malili ±100KM. Melihat fakta diatas UPTD
Puskesmas Nuha tergerak mengatasinya dengan inovasi
MARTABAK BERDASI yang bertujuan memecahkan masalah
kesehatan lansia diagnosa DM dan HT di Desa Nikkel.

Tujuan inovasi

Program MARTABAK BERDASI bertujuan meningkatkan


cakupan lansia diagnosa DM dan HT untuk berobat secara rutin
dan teratur, meningkatkan cakupan lansia dengan DM dan HT
yang terpantau dan terkendali gula darah dan tekanan darah,
efisiensi waktu mendapatkan jadwal bertemu dokter spesialis
internis, efesiensi waktu menunggu jadwal di poli spesialis internis
dan efisiensi jarak tempuh pengambilan obat di Apotek PRB.
Inovasi MARTABAK BERDASI selaras dengan kategori
kesehatan di mana inovasi masalah kesehatan lansia diagnosa
DM dan HT tertangani sesuai Standar Pelayanan Minimal
Kesehatan kabupaten/kota sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan yang tertuang pasal 2 ayat 3 poin 8 :
Pelayanan Kesehatan penderita Hipertensi dan poin 9 :
Pelayanan Kesehatan penderita Diabetes Melitus. MARTABAK
BERDASI hadir merangkul semua pasien lansia diagnosa DM dan
HT untuk berobat secara rutin dan teratur sehingga kompilkasi
sedini mungkin dapat dicegah.
Inovatif (Nilai Tambah, Kebaruan, dan Keunikan)
Pendampingan Intensif, sejak pasien berkomitmen untuk
mengikuti kelas MARTABAK BERDASI hingga mendapatkan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 266
rujuk balik dari dokter spesialis internis di RS rujukan. Pada saat
pendampingan semua administrasi di bantu oleh tim, mulai dari
rujukan di puskesmas, pendaftaran online dan offline di RS dan
konsultasi dokter. Pasien segera dihubungi setelah mendapatkan
giliran bertemu dokter internis sehingga pasien tidak perlu
menunggu lama. Sebelum ada inovasi pasien terkadang
menunggu di poli hingga lima jam, setelah inovasi pasien hanya
menunggu satu jam.

Menyediakan kelas khusus, setelah pasien mendapatkan


surat rujuk balik dari RS maka tim mengarahkan pasien
bergabung di kelas khusus MARTABAK BERDASI yang diadakan
sekali sebulan dimana kegiatannya senam sehat, edukasi,
konsultasi dokter, pengambilan obat dan kunjungan rumah. Di
kelas khusus ada dokter yang selalu siap siaga untuk melakukan
konseling dan ketika pasien berhalangan hadir di kelas khusus
maka tim akan melakukan kunjungan rumah (pengukuran gula
darah dan tekanan darah) dan mengantarkan obat rutinnya. Enam
bulan sekali diadakan pemeriksaan laboratorium (Hba1c,
microalbuminuria, ureum, kreatinin, kolesterol total, kolesterol
LDL, kolesterol HDL dan trigliserida ).
Pendekatan pelayanan yang lebih mudah, efektif dan
efisien. Di kelas MARTABAK BERDASI tim akan mengambilkan
obat di apotik PRB sesuai resep dokter umum yang telah
direkomendasikan oleh dokter spesialis internis sehingga pasien
tidak perlu ke apotik PRB membutuhkan jarak ±100 KM dan waktu
tempuh 4 jam dengan biaya Rp 100.000 (PP). Setelah adanya
inovasi pasien mendapatkan obat rutin cukup menempuh jarak ±
1 KM dan waktu 5 menit biaya Rp10.000.

Buku control, bertujuan untuk mencatat hasil gula darah


dan tekanan darah saat pemeriksaan selain itu dengan adanya
buku kontrol keluarga juga membantu memantau kesehatan
lansia.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 267
Family gathering, setiap akhir tahun dilakukan family
gathering dimana kegiatan ini bertujuan untuk refrershing dan
mempererat tali silaturahim.
Insentif kader, dianggarkan oleh desa melalui dana desa.
Signifikansi (25%)

Sejak inovasi mulai diluncurkan terjadi peningkatan yang


signifikan terhadap jumlah lansia diagnosa DM dan HT yang
berobat secara rutin. Hal ini karena tim dengan giat melakukan
screening di poli umum maupun di posyandu lansia. Pasien yang
terindikasi DM dan HT di posyandu lansia akan dirujuk ke dokter
umum didampingi oleh petugas lansia, sebelum dokter umum
merujuk ke dokter spesialis internis, tim sebelumnya akan
melakukan kunjungan ke rumah pasien yang bertujuan untuk
menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan penyakit yang
perlu tindak lanjut dari dokter spesialis internis. Pada saat pasien
di rujuk ke spesialis internis tim akan melakukan pendampingan
mulai dari rujukan di puskesmas, pendaftaran online dan offline di
RS, konsultasi dokter, pengambilan obat dan mengantarkan obat
kerumah pasien. Setelah pasien mendapatkan surat rujuk balik
dari dokter spesialis internis maka tim akan mengarahkan pasien
bergabung di kelas khusus MARTABAK BERDASI yang di adakan
sekali sebulan dimana kegiatannya senam sehat, edukasi
kesehatan, konsultasi dokter, pengambilan obat dan kunjungan
rumah. Di kelas khusus ada dokter yang selalu siap siaga untuk
melakukan konseling dan apabila pasien yang tidak terkendali
gula darah dan tekanan darah maka tim melakukan kunjungan
rumah untuk memantau keadaan pasien, melakukan edukasi
kepada keluarga tentang diet dan kepatuhan minum obat dan
ketika pasien berhalangan hadir di kelas khusus maka tim
melakukan kunjungan rumah (pengukuran gula darah dan
tekanan darah) dan mengantarkan obat rutin. Enam bulan sekali
ada kelas khusus pemeriksaan laboratorium (Hba1c,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 268
microalbuminuria, ureum, kreatinin, kolesterol total, kolesterol
LDL, kolesterol HDL dan trigliserida). Di kelas khusus tim
mengamprakan obat dari resep dokter umum rekomendasi dokter
spesialis Internis ke apotek PRB yang ada di Malili setiap
bulannya.
Penilaian / Asesmen

Untuk peningkatan kualitas pelayanan pasien diagnosa DM


dan HT dilakukan evaluasi internal maupun eksternal. Evaluasi
internal dilakukan setiap bulan pada lokakarya mini bulanan UPTD
Puskesmas Nuha dan evaluasi triwulanan pada lokakarya mini
lintas sektor.

Evaluasi eksternal melalui Kompetensi Berbasis Kapitasi


(KBK) yang setiap bulan dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Dimana
ada tiga indikator penilaian yaitu angka kontak, rasio rujukan rawat
jalan non spesialistik dan Rasio Peserta Diabetes Melitus dan
Hipertensi terkendali.
Adapun indikator - indikator yang digunakan dalam
pelaksanaan evaluasi adalah peningkatan cakupan lansia dengan
DM dan HT untuk berobat secara rutin dan teratur, peningkatan
cakupan lansia dengan DM dan HT yang terpantau gula darah dan
tekanan darah, peningkatan cakupan lansia dengan DM dan HT
yang terkendali gula darah dan tekanan darah, efisiensi waktu
dalam mendapatkan jadwal bertemu dokter spesialis internist,
efesiensi waktu dalam menunggu jadwal di poli internis dan
efisiensi jarak pengambilan obat.

Dampak sebelum dan sesudah inovasi dengan beberapa


indikator berdasarkan output dan outcome dapat digambarkan
sebagai berikut:

Kegiatan MARTABAK BERDASI berhasil meningkatkan


cakupan lansia diagnosa DM dan HT berobat secara rutin, dari
7,69% ( 2017) menjadi 64,28% (2021) hal ini sejalan dengan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 269
capaian lansia diagnosa DM dan HT yang terpantau dan
terkendali gula darah dan tekanan darahnya dari 0% (2017)
menjadi 66,66% ( 2021), Efisiensi waktu untuk mendapatkan
jadwal bertemu dokter spesialis internist dari 1 bulan menjadi 1
hari, Efesiensi waktu menunggu di poli spesialis internis dari 5 jam
menjadi 1 jam, Efisiensi jarak pengambilan obat dari ±100 KM
menjadi 1 KM dengan biaya Rp 100.000 menjadi Rp 10.000 (PP).
Melihat keberhasilan kegiatan MARTABAK BERDASI yang ada di
desa Nikkel, maka pada tahun 2019 inovasi inipun direplikasi 3
desa dan 1 kelurahan (desa Sorowako, desa Nuha dan desa
Matano, kelurahan Magani).

Sebelum inovasi pasien hanya dirumah saja, tidak mampu


beraktifitas karena berbagai keluhan. Setelah inovasi sekitar 80 %
pasien yang sudah mampu beraktifitas sendiri (belanja ke pasar,
jualan dipasar, ke mesjid, berkebun dan bersawah) yang
sebelumnya hanya berdiam diri dirumah bahkan ada yang harus
didampingi oleh keluarga.
Kontribusi terhadap Capaian TPB (5%)

Kontribusi inovasi MARTABAK BERDASI terhadap


capaian nasional SDGs/TPB terdapat pada salah satu pilar SDGs
yaitu pilar pembangunan sosial di mana salah satu tujuan dari pilar
tersebut adalah kehidupan sehat dan sejahtera seluruh penduduk
semua usia. Target tahun 2030 mengurangi hingga sepertiga
angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan. Upaya ini telah dilakukan dalam
penanganan penyakit dengan merangkul semua pasien DM dan
HT untuk melakukan terapi jangka panjang sehingga keberhasilan
pengendalian penyakit dapat dicapai melalui kepatuhan terapi
farmakologis yang rutin oleh para pasien. Sejalan dengan itu
berdasarkan capaian kinerja KBK tahun 2021 dimana salah satu
indikatornya adalah DM dan HT terkendali dan UPTD Puskesmas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 270
Nuha berhasil mencapai kategori aman. Selain upaya pengobatan
juga telah dilakukan upaya preventif dengan melakukan edukasi,
menggiatkan senam, dan kunjungan rumah pasien dilakukan
untuk mencegah komplikasi penyakit DM dan HT yang bisa
terjadi. Di setiap akhir tahun MARTABAK BERDASI melakukan
family gathering yang salah satu tujuannya adalah untuk
menambah semangat para lansia agar hidup lebih bahagia, lansia
yang bahagia menunjukkan kesehatan mental yang terjaga.
Adaptabilitas (20%)

MARTABAK BERDASI sudah berjalan sejak 2018 dimana


sasarannya adalah lansia diagnosa DM dan HT yang ada di desa
Nikkel. Dengan melakukan pendekatan – pendekatan baru yang
tidak hanya menekankan pada pengendalian gula darah dan
tekanan darah tapi melalui strategi yang memberi kemudahan
akses pelayanan kepada pasien untuk berobat secara rutin yaitu
dengan pendampingan intensif, menyediakan kelas khusus,
pendekatan pelayanan dan family gathering. Sejak adanya
MARTABAK BERDASI terjadi peningkatan dari tahun ke tahun
pasien lansia diagnosa DM dan HT yang berobat rutin dari 7,69%
(2017) menjadi 64,28% (2021) dan capaian diagnosa DM dan HT
yang terkendali dari 0 % (2017) menjadi 66,66 % (2021). Dengan
melihat kondisi ini maka tiga desa lainnya yang ada di Kecamatan
Nuha yaitu Desa Sorowako, Desa Nuha, Desa Matano dan satu
kelurahan yaitu Kelurahan Magani telah mereplikasi inovasi ini
karena hampir memiliki kesamaan masalah yaitu tingginya
cakupan lansia DM dan HT yang tidak berobat rutin, rendahnya
cakupan lansia yang terpantau gula darah dan tekanan darah,
rendahnya cakupan lansia yang terkendali gula darah dan
tekanan darah, lamanya waktu di butuhkan untuk mendapatkan
jadwal bertemu dokter spesialis internis, lamanya waktu
menunggu di poli spesialis internis dan jauhnya jarak dibutuhkan
untuk mengambil obat di apotek PRB. Di MARTABAK BERDASI

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 271
sasarannya bukan lansia saja tetapi juga di replikasi oleh semua
kelompok umur yang mempunyai diagnosa DM dan HT.
Inovasi MARTABAK BERDASI sangat mudah di replikasi
oleh semua Puskesmas yang ada di Kabupaten luwu timur
mengingat jumlah diagnosa DM dan HT masih ada yang tidak
minum obat rutin sehingga gula darah dan tekanan darah tidak
terkendali hal ini dapat dilihat dari capaian Kapitasi berbasis
Kinerja yang di lakukan oleh BPJS, hal ini menunjukkan bahwa
diantara 17 puskesmas yang ada di kabupaten luwu timur hanya
UPTD Puskesmas Nuha yang selalu masuk kategori aman untuk
tiga indikator (angka kontak, angka rujukan non spesialistik dan
DM dan HT terkendali). Hal ini dibuktikan bahwa masih banyak
DM dan HT yang tidak minum obat secara rutin akibatnya gula
darah dan tekanan darah tidak terkendali, sehingga solusinya
adalah MARTABAK BERDASI.
Keberlanjutan (20%)

Sumber daya manusia yang terlibat dalam MARTABAK


BERDASI adalah satu dokter umum, dua dokter spesialis internis,
dua perawat, satu penyuluh kesehatan, pengelola program
Lansia, pengelola program KESORGA (Kesehatan Olahraga),
pengelola program POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu),
pengelola program PERKESMAS (Perawatan Kesehatan
Masyarakat), bidan desa, Pak Camat, Pak Desa, Kader
Kesehatan, RS INCO Sorowako (swasta) dan RS I Lagaligo Wotu,
PT Vale Indonesia Tbk, BPJS Kesehatan, PRODIA, Apotek PRB
Puncak Indah Malili. Metode yang digunakan adalah skrining
kesehatan yang dilakukan pada saat pemeriksaan di posyandu
dan kunjungan rumah lansia yang meliputi pemeriksaan gula
darah, kolesterol, asam urat dan juga menggunakan form P3G
(Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri). Apabila selama 3 bulan
berturut – turut mendapatkan hasil yang tidak normal maka pasien
diarahkan ke Puskesmas untuk berkonsultasi dokter poli umum.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 272
Selain di pemeriksaan kesehatan lansia, skrining juga dilakukan
pada saat pendataan yang dilakukan oleh kader kesehatan
dimana bila ditemukan lansia dengan diagnosa DM dan HT yang
tidak berobat rutin ataupun hasil pemeriksaan kesehatan yang
tidak normal maka akan dilakukan pendampingan konsultasi ke
dokter umum di Puskesmas, begitu pula dengan skrining yang
dilakukan oleh pengelola program POSBINDU di desa dan
pengelola program PERKESMAS pada saat kunjungan rumah.

Peralatan yang digunakan adalah alat skrining MARTABAK


BERDASI SET berupa empat alat pengukur tekanan darah,
empat set alat cek gula darah, dan empat alat ukur tinggi badan
dan berat badan yang merupakan kontribusi PT Vale Indonesia
Tbk.
Untuk sumber keuangannya dianggarkan berupa
transportasi perjalanan dinas kunjungan rumah DM dan HT
melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di
Puskesmas sebesar Rp.3.900.000/tahun, pendataan lansia
Rp.1.800.000, transportasi posyandu lansia Rp12.480.000/tahun,
kunjungan rumah lansia Rp.6.240.000, Program POSBINDU
Rp.11.700.000, program PERKESMAS Rp.9.750.000, pengadaan
alat kesehatan, baju seragam, speaker set dari PT. Vale Indonesia
Tbk Rp.32.896.000.
Untuk kegiatan senam dan edukasi, sumber
pendanaannya berasal dari anggaran BPJS Kesehatan pada
kegiatan upaya promotif dan preventif sebesar Rp.
500.000/club/bulan untuk edukasi, Rp.200.000/club/ bulan untuk
senam, dan Rp.7000/orang untuk snack.
Strategi Keberlanjutan meliputi :

Strategi institusional
Keberlanjutan inovasi ini sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan SDM yang kuantitatif, kualitatif dan saling bersinergi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 273
dalam melaksanakan inovasi ini, oleh karena itu Kepala
Puskesmas membuat SK (SK Kepala Nomor: 01/SK/PKM-
NH/I/2018 tentang Pelaksana dan Penanggung Jawab Program/
Kegiatan tahun 2018 UPTD Puskesmas Nuha ) SK Tim pelaksana
MARTABAK BERDASI (Nomor: 01/SK/PKM- NH/I/2018 tentang
Pelaksana Tim Inovasi Martabak Berdasi tahun 2018 UPTD
Puskesmas Nuha) dan SK Kepala Desa Nomor 3 Tahun 2018 (SK
kader lansia, SK kader posbindu).
Strategi Sosial

Keberlangsungan inovasi ini sangat dipengaruhi kolaborasi


dari berbagai pemangku kepentingan seperti keterlibatan PT Vale
Indonesia Tbk,Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Kader
Kesehatan, Bidan desa, RS INCO dan RS I lagaligo, BPJS
Kesehatan, PRODIA, dan Apotik PRB puncak indah Malili dalam
memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada pasien untuk
berobat secara rutin dan teratur.
Strategi Manajerial

Peningkatan kapasitas dilakukan pada pengelola program


oleh Dinas Kesehatan secara rutin, baik yang di lakukan di
kabupaten /kota maupun di tingkat provinsi dan pembinaan kader
oleh UPTD Puskesmas Nuha serta penerapan SOP (Standar
Operasional Prosedur) MARTABAK BERDASI.
Faktor Penentu

Dampak sosial dirasakan sejak diluncurkan inovasi hingga


saat ini, pasien dan keluarga menjadi sangat kooperatif dan akrab
dengan MARTABAK BERDASI. Kesadaran pasien terhadap
program ini menimbulkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki
diantara mereka. Sinergitas antar lintas program dan lintas sektor,
keberadaan kader yang selalu sigap dalam melaporkan apabila
menemukan dan membantu untuk bergabung di kelas khusus
MARTABAK BERDASI, RS INCO memberikan kemudahan dalam

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 274
akses pelayanan ke dokter spesialis internis sehingga
mendapatkan surat rujuk balik serta tingginya komitmen Kepala
UPTD Puskesmas Nuha sebagai pimpinan dalam memberikan
dukungan penuh terhadap inovasi ini.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan (5%)

Keberhasilan inovasi MARTABAK BERDASI tidak lepas


dari kerja sama lintas program, lintas sektor, pihak Swasta dan
Dinas Kesehatan dan partisipasi dari pasien itu sendiri.

PT Vale memberikan alat Kesehatan berupa alat pengukur


tekanan darah, gula darah serta menyiapkan strip gula darah,
kolesterol dan asam urat, speaker set serta baju seragam, Camat
sebagai Kepala Wilayah ikut menginisiasi, sekaligus melakukan
koordinasi dengan pemerintah desa untuk mendukung inovasi ini
terutama dalam penganggaran dana desa untuk pembangunan
Kesehatan, Kepala Desa sebagai pemangku kebijakan di tingkat
desa dengan menganggarkan anggaran dana desa untuk
pembangunan kesehatan, khususnya transportasi kader setiap
bulan yang diperkuat dengan pembentukan SK kader setiap
tahun. Rumah sakit rujukan (RS Inco dan RS Lagaligo) berperan
sebagai rumah sakit rujukan dan memberikan kemudahan untuk
mendapatkan Surat Rujuk Balik dengan membuat MOU antara
Puskesmas dan RS. BPJS Kesehatan berperan dalam melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap capaian kinerja berbasis
kapitasi khususnya rasio DM dan HT terkendali dan tidak
terkendali dan sebagai penyedia anggaran pada kegiatan senam
sehat dan edukasi Rp. 500.000/club/bulan edukasi, Rp.
200.000/club/ bulan untuk senam, dan Rp. 7000/orang untuk
snack, Apotik PRB berperan menyediakan obat rutin, PRODIA
berperan melakukan pemeriksaan Laboratorium berupa Hba1c,
microalbuminuria, ureum, kreatinin, kolesterol total, kolesterol
LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 275
INOVASI
KEJAR STUNTING

Nama Unit Pelayanan : UPT Puskesmas Tana Lili


Kabupaten Luwu Utara
Nama Inovator : dr.NISMA.S.Ked.M.Kes
Kontak Person : 081342388383
Email : nismarasya84@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Tuesday, 24 December 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Luwu Utara
Kelompok Umum
Efektifitas Institusi Publik untuk Mencapai TPB
URL Youtube
https://youtu.be/0-tzvBdEKI8
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://tekape.co/dilaunching-idp-pijat-khusus-bayi-hadir-di-
puskesmas-tanalili/

Ringkasan

Kelas Pijat Bayi Risiko Stunting disingkat “KEJAR


STUNTING” merupakan program inovasi yang diimplementasikan
sejak 2019 di wilayah kerja Puskesmas KecamatanTanalili
Kabupaten Luwu Utara. Masalah utama yang menginspirasi Kejar

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 276
Stunting adalah tingginya kasus bayi BBLR (berat badan lahir
rendah kurang dari 2500 gram) di Kecamatan Tanalili, yaitu 26
kasus tahun 2019 dengan rincian bayi laki-laki 15 bayi perempuan
11.
Didasari oleh pengetahuan dan keyakinan bahwa
pemijatan bayi merupakan bentuk treatment yang memberi
stimulasi multi sensorik dan berkontribusi terhadap pertumbuhan
dan perkembangan bayi, terutama di seribu hari pertama
kehidupan (golden period); sampai saat ini, Kejar Stunting eksis
diimplementasikan di 10 desa wilayah kerja puskesmas
Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara dengan dukungan
tenaga bidan terlatih/bersertifikat alumni Pelatihan Kelas Pijat
Bayi.
Faktanya, selama dua tahun terakhir, implementasi inovasi
Kejar Stunting berdampak signifikan terhadap meningkatnya berat
badan bayi BBLR 100 – 200 gram hingga mencapai berat badan
yang sama dengan bayi sehat dengan persentase keberhasilan
berkisar 92 – 100%. Dengan kata lain, Kejar Stunting berkontribusi
mencegah gagal tumbuh berkembang (stunting) pada bayi BBLR.

Inovasi Kejar Stunting telah terbukti menjadikan


Puskesmas Tanalili sebagai institusi publik/unit pelayanan publik
yang efektif berkontribusi mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP)
ke-2 dan ke-3, khususnya pada point pencegahan stunting.
Ide Inovatif

Tanalili adalah salah satu kecamatan dari 15 kecamatan di


Kabupaten Luwu Utara, terdiri dari 10 desa. Layanan kesehatan
yang tersedia di Kecamatan Tanalili, yakni puskesmas dengan
dukungan tenaga dokter dan bidan yang cukup memadai serta
tersedia pustu di setiap desa.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 277
Pada Desember 2019 terdapat 26 kasus bayi BBLR di
wilayah kerja Puskesmas Tanalili. Jumlah kasus BBLR tersebut
terbilang tinggi. Dalam pandangan medis, bayi BBLR berpotensi
mengalami komplikasi dan berisiko gagal tumbuh dan
berkembang (stunting) jika tidak segera mendapatkan
pelayanan/penanganan yang tepat. Bentuk komplikasi yang
timbul antara lain: gangguan pada sistem saraf, masalah
pernapasan, ganguan perkembangan paru-paru dan organ
lainnya. Penanganannya tentu disesuaikan dengan tingkat
komplikasi dan kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan.
Penanganan bayi BBLR dengan pijatan didasari
pengetahuan dan keyakinan bahwa pijat bayi merupakan bentuk
treatment yang memberi stimulasi multi sensorik dan berkontribusi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan. Untuk dapat menghadirkan layanan
penanganan bayi BBLR dengan pijatan, dibutuhkan tenaga
kesehatan terlatih yang menguasai skill memijat bayi dengan baik
dan benar. Referensi jurnal Internasional terkait pemijatan bayi
salah satunya yakni: Pertambahan berat badan bayi meningkat
dengan terapi pijat prematur dan olahraga melalui mekanisme
dasar yang berbeda (terjemahan), Miguel A.Diego, Maria
Hernandes Reif 2014, Early Human Development Volume 90
pages 137-140.
Sebagai Kepala Puskesmas Kecamatan Tanalili, inovator
berkomitmen menghadirkan layanan penanganan kasus bayi
BBLR dengan tujuan untuk meningkatkan berat badan bayi BBLR
hingga mencapai berat badan bayi sehat. Selain itu, juga
bertujuan mencegah terjadinya komplikasi serta gagal tumbuh
dan berkembang (stunting). Maka sejak 2019, inovasi Kejar
Stunting mulai diimplementasikan di Puskesmas Kecamatan
Tanalili. Kehadiran layanan tersebut relevan dengan upaya
pemerintah daerah dalam berkontribusi mewujudkan SDGs,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 278
terutama pada point ketiga, Kesehatan yang Baik, serta point
kedua, Pencegahan Stunting.
Kejar Stunting sebagai inovasi memiliki keunikan dan nilai
tambah sebagai berikut:
1. Bidan melakukan screening kepada bayi untuk memastikan
kondisi kesehatan bayi;
2. Menyediakan layanan satu bidan satu desa, layanan bidan
terlatih serta bersertifikasi;
3. Treatment pemijatan pada sistem saraf pusat yang mampu
memberikan respon pada hormon pertumbuhan;
4. Bidan Desa mengajarkan kepada orang tua bayi yang
memiliki bayi BBLR dan bisa dilakukan di rumah oleh orang
tua bayi dan keluarga lain yang sudah mendapatkan
keterampilan memijat bayi.
5. Mampu meningkatkan berat badan bayi dengan rata-rata
kenaikan 100 - 200 gram pascapijat.
6. Meningkatkan refleks isap bayi
Signifikansi

Dalam pelaksanaannya, sebelum melakukan pemijatan


terhadap bayi, inovator bersama tim (khususnya bidan desa)
melakukan persiapan, di antaranya: memastikan tangan sudah
tercuci sebelum melakukan pijat, menyediakan waktu yang cukup,
memotong kuku dan tidak menggunakan asesoris saat memijat,
menggunakan minyak yang aman bagi bayi, serta ruang
disesuaikan dengan kenyamanan bayi. Waktu yang tepat untuk
memijat bayi kapan saja, asal bayi dalam keadaan senang, suhu
hangat, suasana hening dan penerangan yang redup.
Setelah melakukan persiapan, alat seperti matras, handuk,
minyak dan mainan, bidan melakukan screening kepada bayi (kita
perbaiki kalimatnya). Setelah dinyatakan sehat, bidan melakukan
treatment pada titik sistem saraf pusat (SSP), berupa pemijatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 279
pada titik pusat hormone pertumbuhan. Treatment yang dilakukan
bidan selama 10 hari dan pemantauannya bisa dilihat pada Kartu
Kontrol Bayi (KKB).
Berikut tehnik pijatan yang dilakukan pada bayi BBLR:
Pijatan kaki:

Pijatan memerah seperti memerah susu sapi; pijatan


memeras; pijatan telapak dan punggung kaki; pijatan pada jari;
dan gerakan relaksasi.
Pijatan tangan:

Pijatan memerah seperti memerah susu sapi; pijatan


menggulung; pijatan memeras; pijatan telapak dan punggung
tangan; pijatan memutar pada telapak tangan dan punggung;
pijatan pada jari; serta gerakan relaksasi.
Pijatan perut:

Mengayuh, pijatanbulan, matahari, pijatan I LOVE YOU,


pijatanjari-jariberjalan (sepertibermain piano) dan
gerakanrelaksasi.
Pijatanwajah: usapan muka; pijatan alis; pijatan senyuman;
pijatan sudut mata dan hidung; serta pijatan rahang.
Pijatan dada: pijatan kupu-kupu dan pijatan menyilang.

Pada tahun pertama implementasi inovasi Kejar Stunting di


Puskesmas Kecamatan Tanalili sukses meningkatkan berat
badan 24 bayi dari 26 kasus bayi BBLR (tingkat keberhasilan
92%). Pada tahun kedua, dari 17 kasus bayi BBLR seluruhnya
sukses meningkatkan berat badan bayi hingga mencapai berat
badan bayi sehat (100%).Inovasi kejar stunting mampu menjadi
salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting di tanalili
pada tahun 2020 sebanyak 334 dan mengalami penurunan pada
tahun 2021 sebanyak 78.
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 280
Kepala Puskesmas setiap bulan melakukan Lokakarya Mini
Bulanan untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan inovasi Kejar Stunting dan melakukan supervisi ke
masing-masing bidan desa.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Implementasi inovasi Kejar Stunting selama dua tahun


terakhir terbukti berkontribusi terhadap pencapaian TPB ketiga,
yakni Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Mendorong
Kesejahteraan bagi Semua Orang di Segala Usia. Penanganan
Bayi BBLR yang berisiko komplikasi serta berpotensi berujung
pada kematian sangat relevan dengan target TPB 3.2 : Pada 2030
mengakhiri kematian bayi baru lahir (menurunkan angka kematian
neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup) dan
angka kematian balita 25 per 1000.

Kejar Stunting juga berkontribusi dalam pencapaian TPB


kedua pada target 2.2, yakni menghilangkan segala bentuk
kekurangan gizi dan mencapai target yang disepakati secara
internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun
(indikasi stunting).

Pada level kecamatan, angka stunting menurun signifikan


dalam dua tahun terakhir, di mana tahun 2020 terdapat 334 orang,
dan tahun 2021 tersisa 74 orang. implemetasi inovasi kejar
stunting 2 tahun terakhir nyata berkontribusi dalam penurunan
angka stunting di kabupaten Luwu Utara tahun 2020 19,65%
menjadi 12,70%, dimana wilayah kerja Puskesmas Tanalili
memberi kontribusi penurunan stunting 3,78%
Adaptabilitas

Layanan kelas pijat bayi risiko Stunting (Kejar Stunting)


pertama kali dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tanalili. Setelah
para bidan puskesmas mengikuti pelatihan teknis pijat bayi, maka
kejar stunting selama dua tahun terakhir sudah dilaksanakan di

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 281
semua pustu se-Kecamatan Tanalili. Bidan Desa juga telah
berbagi skill pijat bayi kepada ibu bayi BBLR dan juga kepada para
kader posyandu se- Kecamatan Tanalili.
Mengingat kasus bayi BBLR juga berpotensi terjadi di
daerah lain, tenaga bidan tersedia dan skill memijat bayi bisa
dilatihkan kepada siapa saja yang berminat, maka inovasi kajar
stunting bisa menjadi pilihan solusi dengan mereplikasinya/
mengadaptasinya.
Keberlanjutan
Sumber daya yang digunakan

Anggaran workshop pijat bayi bagi tenaga bidan bersumber


dari Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sebesar Rp.8.000.000,-
Sumber daya manusia yang digunakan adalah bidan
puskesmas sebanyak 10 orang, bidan desa 10 orang yang melalui
proses peningkatan kapasitas dan mendapatkan sertifikat yang
direkomendasikan untuk melakukan treatment, serta orang
tua/keluarga bayi.
Metode yang digunakan adalah pijat bayi peralatan/maretial, yaitu
matras, handuk, minyak dan mainan. Strategi yang dilakukan agar
inovasi tetap berlanjut Strategi Institusional:
Menjadikan Peraturan Bupati Luwu Utara Nomor 56 Tahun
2021 tentang Peran Desa dan Kelurahan Dalam Intervensi
Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi sebagai dasar
pelibatan stakeholder terkait untuk aktif berkontribusi dalam
segala ikhtiar pencegahan dan penurunan stunting.
Membuat Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Tanalili Nomor 010 Tahun 2020 tentang Program Inovasi Kejar
Stunting UPT Puskesmas Tanalili.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 282
Strategi Sosial:
Melibatkan stakeholder terkait (Pemerintah Desa, Kader
Kesehatan dan Dukun Kampung) untuk bekerjasama
mengembangkan pijat bayi dalam bingkai implementasi inovasi
Kejar Stunting.
Mereplikasi skill pijat bayi kepada ibu/keluarga bayi.
Strategi Manajerial

Menyelenggarakan Workshop bagi Tenaga Bidan tentang


Skill Pijat Bayi. Secara rutin dan berkala melakukan monitoring
dan kunjungan supervisi di pustu atau tempat tugas bidan desa.
Faktor kekuatan

Internal

Tersedia tenaga bidan terlatih yang menguasai skill pijat


bayi. Komitmen inovator untuk konsisten mengembangkan inovasi
Kejar Stunting dan adanya dukungan dari pimpinan.
Eksternal

Masyarakat menerima dengan baik dan meyakini bahwa


pijat bayi itu berdampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi atau sejalan dengan kearifan lokal.

Para ahli kesehatan di kalangan swasta juga


mengembangkan teknik pijat bayi disertai berbagai produk
pendukung seperti minyak pijat, alat pijat, dan lain sebagainya.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan (5%)

Berikut para pemangku kepentingan dalam implementasi inovasi


Kejar Stunting

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 283
Bupati:
Turut mengkampanyekan inovasi Kejar Stunting sebagai
salah satu solusi pencegahan stunting, khususnya pada kasus
bayi BBLR. Mendukung kebijakan penanaganan stunting
terintegrasi dengan menerbitkan Peraturan Bupati tentang Peran
Desa dan Kelurahan Dalam Intervensi Pencegahan dan
Penurunan Stunting Terintegrasi.
Kadis Kesehatan:

Memberi jaminan dukungan alokasi anggaran yang


dibutuhkan dan memotivasi para bidan untuk konsisten
memberikan layanan inovasi Kejar Stunting.
BPJS Kesehatan:

Salah satu penyedia anggaran melalui program JKN dalam


pelaksanaan kelas pijat bayi.
Forkopimcam:

Membantu inovator untuk mengajak warga yang memiliki


bayi BBLR agar mengikuti kelas pijat bayi
Kepala Puskesmas:
Membimbing dan melaksanakan supervise terhadap
kegiatan inovasi Kejar Stunting;
Melaksanakan koordinasi dengan camat dan stakeholder
sektor lainnya; Melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin
dan berkala.
Kepala Desa:

Mengerahkan sumber daya di desa dalam rangka


mendukung implementasi inovasi Kejar Stunting dan program
pencegahan/penurunan stunting secara terintegrasi sesuai
peraturan bupati yang ada.
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 284
Bidan:
Tenaga andalan/pemberi layanan kelas pijat bayi di pustu
setiap desa.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 285
INOVASI
PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Kesehatan


Kab.Pangkep
Nama Inovator : Harmawati,S.Kep,Ns
Kontak Person : 085399084818
Email : harmawatiskepns
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Tuesday, 27 February 2018
Instansi : Pemerintah Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtube.com/channel/UClTdc7O_goWTXLkEDWh5I2A
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/13JxOvOCOeUQeV35l8Cg
x-XKbQGFQx49K?usp=sharing

Ringkasan
Implementasi

Puskesmas Sabutung yang terletak di pulau Sabutung,


wilayah kerjanya mencakup 7 Desa tersebar di 17 pulau. 16 Pulau
masyarakatnya mengalami kendala ketika ingin berobat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 286
disebabkan tidak adanya transportasi perahu rutin mengangkut
masyarakat untuk ke berobat ke Puskesmas kecuali menyewa
perahu yang biayanya antara Rp.100.000 - Rp.500.000
tergantung jarak dan kondisi cuaca. Kondisi geografis ini
menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan Puskesmas Sabutung kurang maksimal dengan
hanya menunggu pasien datang berobat mendorong lahirnya
inisiatif penjangkauan layanan dengan melahirkan inovasi
PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) yang mempermudah
masyarakat mendapatkan pelayanan tanpa harus mendatangi
Puskesmas,masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya
transportasi untuk berobat ke Puskesmas,kecuali dalam kondisi
darurat.
Dampak

Sejak diluncurkannya PSPB berdampak signifikan


terhadap peningkatan pelayanan.Sebelum PSPB Tahun 2017
pasien yang dilayani hanya 1.870 orang. Setelah PSPB
dilaksanakan 2018 terjadi peningkatan pelayanan pasien menjadi
3.904 orang. Keterlibatan Pemerintah Desa dalam pembiayaan
PSPB berdampak pada frekuensi kunjungan Tim PSPB
meningkat 3 sampai 4 kali dalam setahun.
Kesesuaian Kategori

Adanya pelayanan PSPB mendorong kinerja Puskesmas


Sabutung lebih efektif dalam mendukung tujuan pembangunan
berkelanjutan yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.
Masyarakat yang tinggal di Pulau Pulau tetap mendapatkan akses
pelayanan kesehatan dengan cara dikunjungi rutin oleh Tim
PSPB.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 287
Ide Inovatif
Latar Belakang

Puskesmas Sabutung terletak di pulau Sabutung, Ibukota


Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara Kabupaten Pangkep
wilayah kerjanya mencakup 7 Desa yang tersebar di 17 pulau
dengan jumlah penduduk 14.195 Jiwa. Puskesmas Sabutung
termasuk dalam kategori Puskesmas terpencil dengan luas
wilayah 74.00 km2, terdapat 16 Pulau yang masyarakatnya
mengalami kendala ketika ingin berobat disebabkan sulitnya
menjangkau puskesmas karena tidak adanya transportasi perahu
yang secara rutin melayani masyarakat untuk ke berobat ke
Puskesmas kecuali dengan menyewa perahu yang biayanya
bervariasi antara Rp. 100.000 sampai Rp. 500.000 tergantung
jarak dan kondisi cuaca. Kondisi geografis dengan pulau yang
tersebar serta sulitnya transportasi menyebabkan masyarakat
kurang mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain persoalan
transportasi dalam beberapa kasus banyak penduduk pulau tidak
bisa meninggalkan pulau karena faktor faktor lain Kelompok
masyarakat dengan kebutuhan khusus, misalnya (tapi tidak
terbatas pada) penyandang disabilitas, perempuan hamil, bayi,
dan lanjut usia (lansia), ataupun penyakit kronis akut, dan ataupun
masyarakat dalam kondisi khusus, misalnya korban bencana
alam, kejadian luar biasa pandemi seperti COVID-19 dan lain-lain
dimana korban dengan risiko tinggi perlu diprioritaskan
mendapatkan pelayanan PSPB.

Pelayanan Puskesmas Sabutung menjadi kurang


maksimal karena hanya menunggu pasien datang berobat
mendorong lahirnya inisiatif untuk penjangkauan layanan luar
gedung dengan melahirkan inovasi PERAHU SEHAT PULAU
BAHAGIA (PSPB) yang bertujuan mempermudah masyarakat
pulau mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus
mendatangi Puskesmas, sehingga masyarakat tidak perlu lagi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 288
mengeluarkan biaya transportasi untuk berobat ke Puskesmas,
kecuali dalam kondisi darurat.
Tujuan

PSPB bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan


dasar yang lebih komprehensif dalam hal jenis dan tenaga
kesehatan yang melayani secara berkala kepada masyarakat
kepulauan di 16 wilayah kepulauan di wilayah kerja Puskesmas
Sabutung yang sulit terjangkau oleh pelayanan puskesmas dalam
gedung, selain itu Tim PSPB dalam setiap kunjungan
melaksanakan deteksi dini penyakit dan menindaklanjuti hasil
deteksi dini penyakit yang dilakukan oleh pustu atau poskesdes
untuk melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
Kesesuaian dengan Kategori

Pelayanan kesehatan Tim PSPB Puskesmas Sabutung


selaras dengan kategori Efektivitas Institusi Publik untuk
mencapai TPB/SDGs karena upaya penjangkauan layanan luar
gedung melalui PSPB mampu meningkatkan kinerja Puskesmas
Sabutung menjadi lebih efektif dalam mendukung tujuan
pembangunan berkelanjutan yaitu menjamin kehidupan
masyarakat pulau yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua usia. Masyarakat yang tinggal di Pulau
Pulau tetap mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cara
dikunjungi rutin oleh Tim PSPB.
Kebaruan, nilai tambah

Pelayanan Perahu Sehat Pulau Bahagia atau disingkat


PSPB mengimplementasikan esensi puskesmas keliling berbasis
kepulauan. PSPB menyediakan layanan kesehatan yang sifatnya
bergerak (mobile) sebagai upaya penjangkauan pelayanan
puskesmas bagi masyarakat di 16 wilayah kepulauan di wilayah
kerja Puskesmas Sabutung yang sulit terjangkau oleh pelayanan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 289
puskesmas dalam gedung karena masyarakatnya yang
terkendala transportasi mendatangi puskesmas yang berada di
ibukota kecamatan.
Keunikan inovasi pelayanan PSPB terletak pada
pendekatan Kolaboratifnya karena sebagian biaya
operasionalnya dibiayai dari APBDes Pemerintah Desa, Dinas
PMD kabupaten berhasil mendorong kerjasama antar Desa
melalui Perjanjian Kerjasama (MOU) dimana desa membiayai
BBM, sewa perahu, dan Komsumsi Tim PSPB pada saat
melakukan pelayanan di pulau pulau sedangkan Puskesmas
menyediakan obat obatan, alkes dan tenaga kesehatan. Agar
informasi layanan PSPB diketahui seluruh lapisan masyarakat di
pulau, para tenaga kesehatan bekerja sama dengan kader
posyandu, kelompok karang taruna, PKK, dan kelompok nelayan
setempat.
Layanan PSPB yang inklusif dapat diakses oleh semua
anggota masyarakat tanpa hambatan berarti. Artinya, jika ada
anggota masyarakat yang masih menemui hambatan untuk bisa
datang dan mengakses layanan PSPB seperti lansia, penyandang
disabilitas, ,ibu hamil yang tidak bisa datang ke dermaga maka
petugas PSPB langsung mendatangi rumahnya, pengobatannya
disesuaikan dengan kebutuhan kelompok masyarakat dengan
berbagai latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan masalah
kesehatan, dan sebagai nilai tambah penduduk dilayani tanpa
biaya dan tidak perlu membawa kartu berobat cukup dengan KTP
dan menunjukkan kartu BPJS.
Signifikansi
Deskripasi Implementasi inovasi

Sebelum melakukan pelayanan PSPB, perlu


mengoordinasikan jadwal ke jaringan puskesmas di masing-
masing pulau untuk memperlancar kegiatan di hari pelayanan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 290
Dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki dalam
melakukan pelayanan PSPB, penentuan prioritas sasaran
berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Sabutung (data
prevalensi penyakit, kelompok masyarakat dan wilayah dengan
prevalensi tertinggi) menjadi penting untuk dasar dalam
penyusunan jadwal kunjungan PSPB setiap bulan. Khususnya
kelompok dengan kebutuhan khusus, perlu menggunakan
berbagai metode yang dapat membantu meningkatkan
keakuratan data (informasi dari masyarakat sekitar, melakukan
kunjungan dan pengecekan ke rumah tangga yang diinformasikan
membutuhkan layanan khusus). Dalam pengumpulan data
tentunya perlu berkoordinasi dengan pemerintah desa, Tim TP
PKK dan kader posyandu).
Jadwal pelayanan PSPB dikomunikasikan kepada tenaga
kesehatan di pustu atau poskesdes. selanjutnya di informasikan
kepada masyarakat pulau melalui arisan, pengajian, toa mesjid,
atau lewat kegiatan posyandu. setelah menerima rencana jadwal
pelayanan petugas setempat melakukan pencatatan pasien di
pustu atau poskesdes yang memerlukan tindakan pelayanan
lanjut, pendataan kelompok rentan atau kebutuhan khusus
(Perempuan hamil, lansia, penyandang, disabilitas) yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi tidak bisa mengakses
pelayanan kesehatan, menyiapkan daftar pasien dan riwayat
penyakitnya yang tercatat di buku layanan pustu atau poskesdes,
pasien yang memerlukan layanan kunjungan rumah oleh psbp
dan memastikan rumah tangga yang memiliki anggota keluarga
yang sedang sakit untuk mengakses pelayanan PSPB yang
biasanya dilaksanakan di dermaga pulau setempat.

Pelayanan penjangkauan PSPB dijadwalkan berdasarkan


desa. Satu desa bervariasi dari 1 s.d. 4 pulau dengan durasi
pelayanan berkisar 3-4 jam untuk masing-masing pulau. Durasi
tersebut ditetapkan berdasarkan pengalaman dan kemampuan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 291
melayani hampir seluruh pasien yang datang, dan maksimum 2
pulau dalam satu hari.
Data yang diperbaharui secara rutin sangat penting untuk
mengetahui kondisi kesehatan masyarakat di setiap pulau.
Penentuan prioritas sasaran berdasarkan data akan membantu
tim PSPB menentukan pasien dan keluhan kesehatan yang
segera memerlukan penanganan atau perlu didahulukan, serta
memetakan kebutuhan peralatan medis dan obat-obatan yang
perlu dipersiapkan.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Pemantauan keseluruhan kegiatan dapat dilakukan di tiap


tingkatan untuk melihat kemajuan upaya yang dilakukan. Selain
itu, pemantauan dapat mendeteksi secara dini adanya hambatan
dalam pelaksanaan pelayanan sehingga dapat segera dilakukan
tindakan korektif untuk mengatasinya. Pemantauan pelayanan
PSPB oleh Dinkes dilakukan per tiga bulan dan pemantuan
mandiri oleh puskesmas secara berkala paling tidak sebulan
sekali. Indikator pemantauan yang dapat digunakan untuk menilai
kualitas, efektifitas, dan efisiensi pelayanan PSPB berupa
Indikator input misalnya ketersediaan kapal pelayanan menurut
standar, alat medis, tenaga kesehatan yang diperlukan untuk
pelayanan PSPB. Indikator proses misalnya jumlah pertemuan
lintas sektor yang terlaksana dalam satu tahun untuk
membahas/evaluasi pelayanan PSPB, jumlah pelaksanaan
kegiatan PSPB per pulau yang dilayani dalam satu tahun.
Indikator output misalnya Persentase ibu hamil yang dilayani
dibandingkan dengan jumlah sasaran pada pulau tersebut.
Indikator outcome terkait manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat kepulauan seperti meningkatnya dukungan desa dan
kecamatan dalam pelayanan PSPB untuk menjangkau
masyarakat pulau, menurunnya risiko kehamilan yang tidak

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 292
tertangani dengan cepat setelah mendapatkan pelayanan ANC
yang komprehensif.
Dampak
Sebelum Inovasi Sesudah Inovasi
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
Pandemi Covid
Kunjungan Ke
1 1.870 3.904 9.736 11.773 11.434
PKM Sabutung
474
Kunjungan (rapid 9.514(vaksin
2 0 541 843
PSPB ( 7 desa) test covid)
KPPS)
Biaya
kunjungan ke
3 PKM (sewa Rp. 100.000-500.000 Rp.0
perahu
Rp./kunjungan
Keterlibatan Melbatkan semua stekholder terkait
4 Kurang terlibat
stakeholders kepada semua desa se kec.LTU
Anggaran
Rp.500.000 –
5 PSPB
1.000.000/kunjungan
(Rp./kunjungan)
Waktu
6 kunjungan ke 45-120 Menit 0 menit
PKM
Waktu 5-15 menit di
7 2-5 menit (langsung di Desa)
pelayanan puskesmas
Kerjasama 2 4
8 Tidak ada 4 desa 7 Desa
antar desa desa desa
9 Kasus Penyakit 7342 7236 2919 2316 2279
114
Penanganan
10 Positif :26
COVID
Kontak erat : 88
Kontribusi terhadap Capaian TPB

kontribusi nyata yang dapat diukur terhadap capaian TPB

Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan


Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam capaian
Nasional Sustainable Development Goals (SDGs) salah satunya
sasaran global yaitu mengakhiri kematian bayi baru lahir dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 293
balita yang dapat dicegah dengan seluruh negara menurunkan
angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000
kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per 1.000.
Terlaksananya PSPB ini terhadap SDGs tentunya dapat
mencegah kematian ibu dan bayi , dapat secara dini ditemukan
faktor resiko yang terjadi pada ibu hamil, bayi, balita . pelayanan
PSPB sudah berstandar SPM .
SPM di PSPB
No SPM 2019 2020
SPM 1 : Pelayanan Kesehatan
1 247 255
Ibu hamil
SPM 4 : Pelayanan Kesehatan
2 386 429
BALITA
SPM 5 :Pelayanan Kesehatan 197 97
anak usia Pendidikan dasar.
3
SPM 6 :Pelayanankesehatan 889 950
pada usia produktif(15-59)
SPM 7: Pelayanan Kesehatan
4 419 527
pada usia lanjut.
SPM 8 :Pelayanan Kesehatan
5 595 794
pada penderita hipertensi
SPM 9 :Pelayanan Kesehatan
6 pada penderita diabetes 82 90
mellitus
SPM 10 :Pelayanan Kesehatan
7 32 30
pada ODGJ
SPM 11 :Pelayanan Kesehatan
8 87 116
pada orang terdugatuberkulosis
SPM 12 : Pelayanan Kesehatan
9 pada orang dengan risiko 247 255
terinfeksi virus HIV

Adaptabilitas

Layanan kesehatan PSPB dapat mudah untuk direplikasi


oleh puskesmas yang memiliki typologi kepulauan. Pada awalnya
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 294
proses penyiapan layanan PSPB pada tahun 2018 hanya
dilaksanakan terbatas pada 2 desa yaitu Desa Mattiro Baji dengan
melayani Pulau Saugi, Pulau Satando, dan Pulau Sapuli, dan
Desa Mattiro walie melayani pulau sama tellu lompo, samatellu
caddi, samatellu pedda dan pulau salebbo. Kemudian pada tahun
2019 menyusul 5 desa. Berkat adanya dukungan dari berbagai
pihak termasuk lahirnya perjanjian kerjasama pemerintah Desa
dengan Puskesmas maka sejak tahun 2020 sampai sekarang tim
PSPB telah melayani seluruh desa (7 Desa) dan 16 Pulau dengan
prekuensi 3-4 kali dalam dengan durasi pelayanan 3-4 jam setiap
pulau dengan maksimal pelayanan 1-2 Pulau perhari.

Potensi replikasi pendekatan PSPB ke kecamatan


kepulauan lainnya di 3 Kecamatan Pulau di Kab.Pangkep akan
lebih mudah karena secara regulasi dan nomenklatur anggaran
dana desa sangat jelas dan memungkingkan untuk
mengalokasikan anggaran dana desa/ADD untuk dukungan
pelayanan PSPB, karena operasional BOK Puskesmas tidak
mencukupi untuk melaksanakan pelayanan luar gedung melalui
pendekatan PSPB. Tahun 2021 4 Puskesmas di kecamatan
kepulauan lainnya telah mengajukan permohonan ke dinas
kesenatan untuk difasilitasi dalam mereplikasi PSPB.
Ada 2 faktor yang perlu dipertimbangkan agar masyarakat
di daerah terpencil, seperti kelompok masyarakat di wilayah
kepulauan, dapat mengakses puskesmas yang ada di wilayah
tersebut:
1. Faktor Penyediaan. Fasilitas kesehatan akan diakses oleh
masyarakat jika fasilitas dan petugas kesehatan tersedia,
biaya pelayanan terjangkau, dan mutu pelayanan baik.
2. Faktor Permintaan. Fasilitas kesehatan akan diakses
masyarakat jika pelayanan kesehatan tersebut mudah
diakses, pelayanan yang diberikan efektif, tersedianya
fasilitas dan peralatan kesehatan yang memadai,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 295
masyarakat mampu membayar biaya pelayanan dan
tentunya jarak yang terjangkau dari tempat tinggal
masyarakat ke pelayanan kesehatan. PSPB dicanangkan
untuk meningkatkan akses masyarakat pulau terhadap
pelayanan kesehatan dasar yang lebih komprehensif.
Pelayanan kesehatan melalui PSPB mendukung penurunan
kasus 10 penyakit1 terbesar di kepulauan dengan
memberikan layanan penanganan kasus, pelayanan
kegawatdaruratan dasar, pelayanan rujukan, serta
pelayanan promosi kesehatan, pencegahan, dan
pemantauan/surveilans.
Keberlanjutan

Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pelaksanaan


pelayanan PSPB terdiri dari Sumber daya internal Puskesmas
Sabutung yang terdiri dari tenaga Kesehatan (dokter, Bidan,
perawat ) jaringan puskesmas di kepulauan melalui Pustu dan
Poskesdes sedangkan sumber daya external memiliki peran
masing masing antara lain (1) Dinas Perhubungan dukungan
pemeriksaan kelaikan sarana dan perlengkapan perahu yang
digunakan dalam program PSPB, koordinasi dan akses PSPB
dengan pelabuhan-pelauhan yang digunakan untuk bersandar
dan melakukan pelayanan (khususnya akses masyarakat ke
Perahu layanan).(2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
memastikan proses fasilitasi Kerjasama Desa dengan Puskesmas
dengan mensinergikan PSPB dengan bidang dan sub bidang
serta kegiatan dalam APB Desa. (3) Kecamatan Memberikan
panduan, monitoring dan evaluasi atas sinergi yang dilakukan
pihak puskesmas melalui PSPB dengan desa. Dalam hal ini,
kecamatan termasuk terlibat dalam mengevaluasi bagaimana
dokumen-dokumen Perencanaan dan Penganggaran Desa dapat
mendukung PSPB. (4) Pemerintah Desa merencanakan dan
menganggarkan serta bersinergi dalam pelaksanaan layanan
PSPB melalui APB Desa melalui dukungan pembiayaan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 296
operasioal PSPB. (5) Tim Penggerak PKK, Kader Desa
mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar, melakukan
kunjungan dan pengecekan ke rumah tangga yang diinformasikan
membutuhkan layanan khusus dan sebagainya.
Sumberdaya keuangan yang digunakan untuk penyewaan
Perahu, Insentif tenaga kesehatan (dokter, Perawat, bidan, dan
administrasi) setiap Tahun Puskesmas Sabutung mengalokasikan
Anggaran sekitar Rp. 50.000.000 Sedangkan dukungan dari
Pemerintah desa Dana Desa (2020, 2021) Belanja Operasional
(Solar untuk perahu dan konsumsi untuk kegiatan pelayanan
PSPB antara Rp 7 juta – Rp 27 juta per desa/kunjungan atau Rp
28 juta – Rp 108 juta/desa/ tahun (4 kali kunjungan/pulau/tahun)
selain ini Tim PSPB mendapatkan Pemberian jaket pelampung
oleh Dinas Perhubungan (2021) dan dari Program KOMPAK pada
tahun 2022 Sumber daya Material dan peralatan terdiri dari
Perahu, Peralatan Medis, Tenda layanan untuk antisipasi pada
saat hujan, pelampung, tabung oksigen, dll.
Faktor Kekuatan

Salah satu faktor penentu dan menjadi kekuatan bagi Tim


PSPB untuk terus memberikan pelayanan adalah kuatnya
dukungan masyarakat dan Pemerintah Desa yang setiap tahun
mengalokasikan dukungan anggaran melalui APBDes untuk biaya
BBM, Sewa Perahu dan Komsumsi pada setiap pelaksanaan
pelayanan.
Terdapat peluang eksternal sebagai Sumber Pembiayaan
PSPB Melalui pendanaan di antaranya melalui 1. Corporate Social
Responsibility (CSR) dari perusahaan seperti PT. Semen Tonasa
yang ada di Kabupaten Pangkep dan 2. Dana Insentif Daerah
(DID) Strategi Keberlanjutan: Untuk menjamin keberlanjutan
inovasi ini maka melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
telah memfasilitasi setiap tahun Peraturan Bupati tentang tatacara
penggunaan ADD yang didalamnya diletakkan nomenklatur

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 297
anggaran untuk dukungan PSPB yang akan menjadi Pedoman
bagi desa dalam menyiapkan anggaran. SK Kepala Dinas
Kesehatan No.066/Dinkes-PK/SK/I/2022 Tentang Penetapan
Inovasi PSPB Puskesmas Sabutung sebagai dasar untuk
pengalokasian anggaran BOK. SK Tim PSPB No.003/PKM-
SBT/SK/I/2021 Perjanjian Kerjasama antara Puskesmas dengan
7 Desa untuk mendukung operasional PSPB dengan MOU No.
221/PUSK-SBT/LTU/IV/2021. Tersedia 33 SOP Pelayanan
sebagai panduan bagi tenaga kesehatan pada saat melakukan
pelayanan PSPB.
Untuk memperkuat tim PSPB maka telah dilaksanakan
beberapa pertemuan, pelatihan dan workshop bagi tim PSPB
maupun dengan pemerintah desa antara lain lain Pelatihan
penyusunan SOP Layanan, workshop penyusunan Pedoman
teknis tata cara pelaporan hasil monev model pelayanan PSPB
yang diintegrasikan dengan pedoman teknis tata cara pelaporan
hasil monev SPM Kesehatan, ujicoba pelayanan dan penerapan
SOP Layanan PSPB, Rakorcam tematik PSPB yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan.
Faktor Penentu:

Keberhasilan Pelayanan PSPB sehingga dapat sustainable


sejak 2018 – sampai sekarang sangat ditentukan oleh Kuatnya
Komitmen Dinas Kesehatan dan Tim Puskesmas Sabutung,
Dukungan Dinas PMD yang memfasitasi MOU 7 Desa dengan
Puskesmas Sabutung untuk mendukung sebagaian operasional
PSPB. Layanan kesehatan kepulauan menjadi salah satu
program Prioritas Bupati dan wakil Bupati Pangkep dalam
program Pangkep SIJAGAI ( Siap, Jemput, Antar, Jaga dan
Peduli).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 298
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Inovasi Perahu Sehat Pulau Bahagia (PSPB) dapat
dilaksanakan berkat dukungan kolaborasi berbagai pemangku
kepentingan sesuai dengan perannya masing masing antara lain:
Dinas Kesehatan

Memberikan dukungan regulasi dalam bentuk Surat


Keputusan, dukungan kebijakan dan anggaran.
Dinas Perhubungan

Dukungan pemeriksaan kelaikan sarana dan perlengkapan


perahu yang digunakan dalam program PSPB dan koordinasi
dengan desa untuk akses PSPB ke dermaga yang digunakan
bersandar.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Memastikan tersedianya peraturan bupati yang


mensinergikan PSPB dengan bidang serta kegiatan dalam APB
Desa. Memfasilitasi proses terjadinya MOU Puskesmas dan Desa
dalam mendukung operasional PSPB.
Pemerintah Kecamatan
Memberikan panduan, monitoring dan evaluasi atas sinergi
yang dilakukan pihak puskesmas melalui PSPB dengan desa,
terlibat dalam mengevaluasi bagaimana dokumen-dokumen
Perencanaan dan Penganggaran Desa dapat mendukung PSPB.
Memfasilitasi rakorcam tematik PSPB dengan pemangku
kepentingan terkait.
Pemerintah Desa

Merencanakan dan menganggarkan serta bersinergi dalam


pelaksanaan layanan PSPB melalui APB Desa, memfasilitasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 299
pendataan warga, memastikan koordinasi persiapan dengan
masyarakat pulau yang akan menjadi lokasi pelayanan PSPB
Program KOMPAK

Membantu memfasilitasi penyiapan dokumen petunjuk


teknis pelayanan PSPB, memfasiitasi pertemuan, pelatihan dan
worksop penguatan kapasitas tim PSPB dan Penyusunan SOP
Pelayanan PSPB.
Tim penggerak PKK

Berperan dalam pembinaan kader Kesehatan untuk


membantu PSPB dalam dalam memberikan pelayanan di pulau.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 300
INOVASI
AGEN LAKA Si LASER

Nama Unit Pelayanan : Dinas Kesehatan Kab.


Pinrang
Nama Inovator : dr. H. Ramli Yunus, M.Kes
Kontak Person : 082191014119
Email : ramliyunus977@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 30 October 2017
Instansi : Pemerintah Kab. Pinrang
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/KiXG2JXFZXE
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1EOoItwB0pIXVZ5nvExeO
QrPYDXOsbDp7?usp=sharing

Ringkasan
Inovasi Agen Laka Si Laser merupakan Layanan
Emergency kecelakaan dan kegawatdaruratan medis Lasinrang
Emergency Service. Inovasi ini dibentuk untuk penanganan
kasus-kasus emergensi baik kecelakaan dijalan maupun
kegawatdaruratan yang terjadiditempat kerja, dirumah maupun
ditempat- tempat umum lainnya. Program ini merupakan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 301
kerjasama multi pihak antara Kepolisian, Jasa Raharja, BPJS
Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Dinas Perhubungan, BPBD,
Satpol PP dan Pemadam Kebakaran. Sebelum adanya inovasi ini
belum ada layanan kegawatdaruratan dikabupaten pinrang yang
dikelola secara profesional disertai masyarakat yang tidak
mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan secara cepat dan tepat sehingga meningkatkan
resiko kecacatan dan kematian.

Inovasi ini berdampak signifikan terutama pada korban


yang mengalami kegawatdaruratan dalam hal ini kasus
Kecelakaan Lalu Lintas, Kecelakaan Kerja, Bencana Alam,
Kebakaran, dan Kegawatdaruratan lainnya. Melalui Program ini,
jumlah kegawatdaruratan medis yang sudah ditangani dalam 3
tahun terakhir: 2019 sebanyak 129 kasus, 2020 sebanyak 235
kasus dan 2021 sebanyak 280 kasus.
Inovasi ini berkesesuaian dengan kategori pelayanan yang
inklusif dan berkeadilan. Layanan ini bisa dimanfaatkan oleh
seluruh lapisan masyarakat dengan menghubungi CALL
CENTER, HOTLINE, Aplikasi Laser Atau Lansung menghubungi
petugas posko serta semua masyarakat berhak mendapatkan
pelayanan yang sama.
Ide Inovatif
Kabupaten Pinrang merupakan Kabupaten dengan tingkat
kepadatan yang tinggi, yaitu 411.837 jiwa/km2 merupakan
kabupaten yang mempunyai daerah pegunungan dan pantai.
Kondisi tersebut mengakibatkan meningkatnya angka kejadian
kecelakaan lalu lintas, kegawatdaruratan medis lainnya serta
sering terjadi bencana alam berupa longsor, angin puting beliung,
abrasi pantai dan banjir.
Salah satu permasalahan pelayanan kesehatan yang
selama ini banyak dikeluhkan masyarakat adalah belum adanya
layanan yang dapat diakses dengan mudah apabila mengalami
kondisi kegawatdaruratan medis. Selain itu, penanganan
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 302
kegawatdaruratan medis di Kabupaten Pinrang belum optimal
disebabkan beberapa kondisi sebagai berikut:
1. Belum adanya tim emergency yang khusus menangani
kecelakaan dan kegawatdaruratan medis;
2. Masih kurangnya pelayanan kegawatdaruratan yang
berfokus pada Patient Safety,
3. Belum optimalnya sistim rujukan antar fasilitas pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan berbagai masalah yang dikemukakan diatas
maka Dinas Kesehatan membentuk tim emergency kecelakaan
lalulintas dan kegawatdaruratan lainnya baik dijalan, dirumah,
ditempat kerja dan tempat lain yang dinamakan Lasinrang
Emergency Service (LASER).
Agar layanan emergency ini semakin baik dan masyarakat
lebih mudah untuk menjangkau layanannya maka
dikembangkanlah sebuah inovasi terkait Layanan Emergency
Kecelakaan dan Kegawatdaruratan LasinrangEmergency
Servicedikenal dengan “AGEN LAKA SI LASER“.
Tujuan
Adapun tujuan dari inovasi ini untuk memberikan
Pelayanan Kegawatdaruratan Medis Kepada Masyarakat
Kabupaten Pinrang yang membutuhkan layanan emergency
dengan adanya :
1. Tim Emergency standby 24 jam dengan respon time <10>
2. Terwujudnya layanan emergency yang berfokus pada
pasient safety.
3. Terciptanya rujukan antar fasilitas Kesehatan terstruktur.
Hal tersebut diatas akan dicapai dengan adanya Layanan
emergency khususnya terkait kegawatdaruratan yang standby
dan adanya kolaborasi multi pihak. Selain itu dengan inovasi ini,
maka masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan layanan
kegawatdaruratan baik karena kecelakaan maupun karena

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 303
kegawatdaruratan di rumah, tempat kerja dan ditempat lain
sehingga angka kematian dan kecacatan dapat diminimalisir.
Kesesuaian dengan kategori
Ide utama dari inovasi ini adalah untuk memberikan akses
pelayananan kegawatdaruratan medis yang terjangkau bagi
semua kalangan, berkualitas, setara dan merata bagi masyarakat
yang membutuhkan bantuan penanganan kegawatdaruratan
medis terutama bagi masyarakat yang tidakmemiliki kendaraan
untuk membawa keluarganya kefasilitas Kesehatan untuk
menerima penanganan secara cepat dan tepat.
Kebaruan, Nilai tambah
Selama ini, Masyarakat sangat susah mengakses bantuan
bila mengalami kegawatdaruratan medis, membutuhkan akses ke
fasilitas Kesehatan, Konsultasi kesehatan khususnya mengenai
keadaan gawat darurat yang dialami saat itu. Melalui inovasi Agen
Laka Si Laser masyarakat dengan mudah untuk mengakses dan
mendapatkan bantuan layanan kegawatdaruratan dengan
menggunakan beberapa alat komunikasi yang disediakan. Diawal,
program ini khusus melayani kecelakaan lalulintas selanjutnya
dikembangkan layanan kegawatdaruratan medis lainnya baik
kecelakaan kerja, kebakaran maupun bencana alam dan lain-lain
dengan mengandalkan kolaborasi multi pihak antara lain dengan
Satuan Polisi Lalulintas Polres Pinrang, Jasa Raharja Kabupaten
Pinrang, BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan kab
Pinrang, Dinas Perhubungan, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, SATPOL PP dan Pemadam Kebakaran, serta tim relawan
kemanusiaan Lainnya dengan lintas sektor dalam
penanggulangan kegawatdaruratan medis sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan, inovasi Agen Laka Si
Laser termasuk dalam program unggulan pemerintah kabupaten
pinrang saat ini dalam penanganan kegawatdaruratan medis
kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan berjalannya
inovasi ini dikabupaten pinrang terbukti dapat meningkatkan
layanan kegawatdaruratan medis setiap tahun. Beberapa

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 304
pengembangan layanan menjadi keunikan inovasi ini antara lain :
Lapak Saraswati, Laser Berkah, Home Care dan semalam desa
bersama tim Laser.
Signifikansi
AGEN LAKA Si LASER lahir diawali keprihatinan terhadap
banyaknya kecelakaan dan kegawatdaruratan yang tidak
mendapatkan pertolongan segera disebabkan masyarakat yang
melihat kejadian tersebut takut untuk menolong korban karena
tidak berani melihat perdarahan, tidak mengetahui cara
membantu korban serta takut menjadi saksi terhadap kejadian
tersebut.
Agar tim dapat bekerja sesuai prosedur maka dibuatlah
standar operasional prosedur dalam melaksanakan kegiatan.
Adapun mekanisme pelaksanaan implementasi inovasi ini pada
kasus kegawatdaruratan medis dijalan, ditempat kerja, dirumah
dan ditempat lainnya sebagai berikut : Tim yang terdiri dari
operator, supir dan tim medis standby di posko 24 jam memakai
sistem shift; Masyarakat yang membutuhkan bantuan bisa
menghubungi tim LASER melalui hotline : 08114133119, Call
Center 119, aplikasi Laser ataupun datang langsung ke Posko
LASER PSC 119 Pinrang; Tim segera menuju ke TKP; Tim
melakukan pemeriksaan korban secara cepat dan tepat; Tim
melakukan triase apakah pasien dilakukan tindakan di lokasi atau
dirujuk ke RS, Apabila pasien dirujuk maka tim akan menghubungi
Fasilitas Kesehatan rujukan terdekat sebelum dirujuk dan bila
tidak perlu dirujuk akan dikembalikan kerumah pasien ; Tim
kembali ke posko dan melakukan evaluasi.
Keterlibatan stakeholder (Kepolisian, Dinas Perhubungan,
BPBD, Satpol PP, Damkar serta tim kemanusiaan lainnya) dalam
penanganan kecelakaan dan kegawatdaruratan dengan cara
menghubungi melalui Hotline / Call Center agar dapat bersama-
sama menuju lokasi kejadian. Agen Laka Si Laser berfungsi untuk
memberikan tindakan medis dengan cepat bagi korban sehingga
korban cepat tertangani untuk mencegah resiko kecatatan bahkan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 305
kematian. Selain korban, stakeholder yg terlibat pun mendapat
manfaat dengan adanya Agen Laka Si Laser ini karena akan
mempercepat proses evakuasi dan atau penyidikan.
Stakeholder lain yang terlibat dalam hal ini Jasa Raharja
Kabupaten Pinrang, BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan
kab Pinrang memberikan kontribusi dalam hal pelayanan asuransi
bagi korban kecelakaan dan kegawatdaruratan yang ditangani
oleh Agen Laka Si Laser.
Pelayanan lain yang diberikan yaitu menjangkau
masyarakat yang kurang mampu dengan layanan pemeriksaan
kesehatan secara gratis diposko Laser setiap hari jumat melalui
LASER BERKAH, Pemeriksaan Kesehatan bagi kelompok rentan:
orang tua, gangguan disabilitas, ibu hamil dan anak-anak dirumah
melalui Layanan HOME CARE, Layanan pemeriksaan Kesehatan
bagi santri/santriwati melalui LAPAK SARASWATI. Selain itu
layanan kegawatdaruratan dan Kesehatan bagi masyarakat yang
tinggal didaerah pedesaan dan terpencil melalui program
SEMALAM DIDESA BERSAMA TIM LASER.
Penilaian/Asesmen ( Evaluasi yang dilakukan )
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maka
dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan tim dengan
menggunakan 2 cara : Evaluasi internal dilakukan dengan
pertemuan rutin setiap bulan memakai indikator penilaian absensi
kehadiran anggota, respon time, kelengkapan sarana prasarana,
kelengkapan alkes dan BMHP, kesiapan operator; dan survei
kepuasan masyarakat khusus layanan emergensi Laser PSC 119
menggunakan indikator form survei kepuasan masyarakat,
sedangkan laporan penanganan kasus kegawatdaruratan
dilakukan setiap bulan melalui aplikasi national commond center
(NCC) 119 kementerian Kesehatan.
Hasil evaluasi internal didapatkan berupa sarana
prasarana, kesiapan operator sangat baik dan untuk
absensi,respon time, alkes dan bmhp kategori baik. Adapun

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 306
beberapa masalah: masih adanya frank call, masih perlu adanya
penambahan operasional tim, masih adanya beberapa hambatan
komunikasi dengan stakeholder terkait sedangkan hasil evaluasi
eksternal berdasarkan hasil pengaduan dan hasil survei
kepuasan masyarakat mendapatkan nilai 91,37 kategori sangat
baik.
Dampak
Inovasi ini berdampak signifikan terutama pada korban
yang mengalami kegawatdaruratan dalam hal ini kasus
Kecelakaan Lalu Lintas, Kecelakaan Kerja, Bencana Alam,
Kebakaran, dan Kegawatdaruratan lainnya. Inovasi ini
memberikan layanan kegawatdaruratan secara cepat dan tepat
yaitu waktu pelayanan penanganan kegawatdaruratan lebih cepat
dari sebelumnya yaitu kurang kurang dari menit dengan tim yang
professional serta sarana dan prasarana ambulance yang
lengkap. Proses rujukan pasien yang mengalami
kegawatdaruratan medis lebih terstruktur termasuk layanan untuk
masyarakat yang rentan, masyarakat kurang mampu dan
masyarakat pedesaan menjadi lebih baik dikabupaten Pinrang.
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi Agen Laka Si Laser berkonstribusi terhadap tujuan
SDGs Ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orangdi segala usia,
khususnya mengurangi angka kecacatan dan kematian akibat
kecelakaan. Inovasi ini juga sangat berkontribusi dalam
meningkatkan Kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Pinrang,
termasuk masyarakat rentan yaitu orang tua, ibu hamil,
penyandang disabilitas dan anak-anak, masyarakat pedesaan
dan kurang mampu melalui beberapa pengembangan layanan
yang dilaksanakan. Layanan emergensi ini dapat dimanfaatkan
oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya perbedaan
pelayanan yang diberikan. Dengan inovasi ini diharapkan dapat
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat sehingga
kesejahteraan bagi semua orang juga akan meningkat.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 307
Melalui Program ini, jumlah kegawatdaruratan medis yang
sudah ditangani dalam 3 tahun terakhir : 2019 sebanyak 129
kasus, 2020 sebanyak 235 kasus dan 2021 sebanyak 280 kasus.
Adaptabilitas
Ide dalam inovasi ini sangat mudah direplikasi oleh daerah
lain berhubung karakter dan kondisi kegawatdaruratan hampir
sama disemua daerah dan inovasi ini menerapkan teknologi
sederhana didalam melaksanakan kegiatan penanganan
kegawatdaruratan medis. Beberapa kabupaten kota telah
berkunjung ke posko tim LASER : Kabupaten Majene, Kabupaten
Polewali Mandar Sulawesi Barat, Kabupaten Sidrap, Enrekang,
Pangkep dan Luwu. Inovasi ini sangat memungkinkan direplikasi
berhubung karena persoalan kasus kecelakaan lalulintas dan
kegawatdaruratan medis hampir terjadi di semua Kabupaten/Kota.
Dalam melaksanakan inovasi ini perlu dukungan dari Pemerintah
Kabupaten khususnya Kepala Daerah dan Kepala Dinas
Kesehatan serta lintas sektor agar inovasi ini dapat terlaksana
dengan baik.
Sebelum kabupaten/ kota mereplikasi kegiatan Tim
LASER, mereka terlebih dahulu melakukan kaji banding / kaji tiru
di Posko LASER Pinrang. Selanjutnya tim LASER akan
melakukan pendampingan ke daerah tersebut untuk melakukan
simulasi dan peningkatan skill bagi petugas emergency di
kabupaten/kota tersebut. Pada tahun 2019 tim LASER kabupaten
Pinrang ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan jambore tim
emergensi tingkat regional Celebes yang dihadiri perwakilan
beberapa tim emergensi dari kabupaten/kota yang ada dipulau
Sulawesi dimana pada pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan
sosialisasi dan pemaparan program tim LASER kabupaten
Pinrang yang dapat direplikasi oleh tim yang hadir serta dilakukan
pelatihan dan simulasi bersama terkait penanganan
kegaawatdaruratan medis.
Sebelum adanya inovasi ini, pelayanan kegawatdaruratan
medis yang terjadi baik di jalan, di tempat kerja maupun di rumah
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 308
pada wilayah yang jauh dari kota, daerah pedesaan, terpencil dan
perbatasan dikabupaten pinrang dilakukan oleh tenaga
Kesehatan dan masyarakat yang belum terlatih penanganan
kegawatdaruratan medis secara cepat dan tepat. Maka melalui
inovasi ini dinas Kesehatan Kesehatan membentuk jejaring dan
mereplikasi cara dan Teknik penanganan gawatdarurat medis tim
LASER melibatkan seluruh puskesmas yang ada dikabupaten
pinrang dengan membentuk tim emergensi dipuskesmas
sehingga bila terjadi kegawatdarutan medis dimasyarakat dimana
tim Laser dapat segera melakukan penanganan atau
menghubungi jejaring puskesmas melalui call center untuk
melakukan penanganan kegawatdaruratan dilokasi dan bila
dibutuhkan bantuan tim posko akan segera menuju lokasi
kejadian untuk membantu tim puskesmas.

Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Undang-


Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Instruksi
Presiden No. 4 tahun 2013 tentang Program Aksi Keselamatan
Jalan di Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 19 Tahun
2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT)
hal ini tentu memudahkan bagi Kabupaten/Kota untuk mereplikasi
inovasi tersebut baik dalam hal dukungan regulasi maupun
penganggaran dari pusat melalui dana DAK Kementerian
Kesehatan.
Keberlanjutan
Sumber Daya yang digunakan
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan
inovasi ini: Bupati Pinrang, Kapolres, Kepala Dinas Kesehatan,
kepala SATPOL PP dan Damkar, Kepala dinas perhubungan,
Kepala jasa raharja, Kepala BPJS Kesehatan dan
ketenagakerjaan, Direktur RSUL dan RSUD Madising, Kepala
Puskesmas, tim emergensi puskesmas dan Tim LASER yang
terdiri dari dokter, paramedis dan relawan kemanusiaan serta
beberapa komunitas yang ada di Kabupaten Pinrang. Tim

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 309
emergensi puskesmas dan relawan dibutuhkan untuk dapat
mempercepat akses penanganan kegawatdaruratan medis pada
daerah pedesaan, terpencil dan perbatasan serta pada kejadian
bencana. Tim emergensi dan relawan yang sudah terlatih dan
profesional serta adanya kolaborasi multi pihak menjadi kunci
dalam menentukan keberhasilan dalam penanganan kasus-kasus
kegawatdaruratan medis.
Dinas Kesehatan melalui bidang pelayanan Kesehatan
membentuk tim penanggungjawab pelaksanaan kegiatan tim
Lasinrang Emergency Service dan Tim Emergency Puskesmas
melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Monitoring dan evaluasi secara berkala;
2. Pelatihan kegawatdaruratan bagi tim LASER dan tim
puskesmas;
3. Simulasi bersama secara berkala;
4. Pelatihan tim relawan;
5. Penerimaan anggota baru yang akan ditugaskan diposko tim
LASER.
Tim juga meningkatkan peluang program kolaboratif dalam
penanggulangan kegawatdaruratan medis secara terpadu dengan
multi pihak antara lain dengan satuan polisi lalulintas, satpol PP
dan damkar, dinas perhubunga, BPBD, jasa raharja , bpjs
Kesehatan dan ketenagakerjaan. Selain itu tim juga membuka
peluang bekerjasama perusahaan misalnya dengan PLTD Suppa
dengan pelatihan bantuan hidup dasar secara berkala bagi
karyawan.
Strategi yang digunakan agar inovasi tetap berlanjut
Strategi yang digunakan untuk menggerakkan dan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada melalui
pertemuan rutin, Kerjasama lintas sektor, meningkatkan
kemampuan baik pengetahuan maupun skill seluruh anggota tim

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 310
serta peningkatan fasilitas sarana prasarana yang menunjang
pelaksanaan kegiatan tim.
Di dalam melaksanakan inovasi ini dibutuhkan Biaya
Operasional untuk menunjang kegiatan tim yang bersumber dari
Dana APBD Kabupaten Pinrang maupun dari Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Adapun sumber Dana APBD
kabupaten Pinrang tahun 2019 Sebesar Rp. 171.500.000 dan
APBD tahun 2020 sebesar Rp. 110.000.000 sedangkan sumber
anggaran dari Dana BOK tahun 2019 sebesar Rp. 58.800.000 dan
BOK tahun 2020 sebesar Rp. 35.750.000. Dana APBD Tahun
2021 sebesar Rp. 82.500.000,-
Strategi keberlanjutan selanjutnya berupa adanya Surat
Keputusan Bupati Pinrang Nomor 440/457/2017 tentang
Pembentukan Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Public
Safety Center 119 Kabupaten Pinrang dan surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Nomor 430/SK/Dinkes/I/2018 tentang
Tim Relawan Tetap PSC 119 Kabupaten Pinrang. Adanya inisiasi
MoU lintas sektor antara lain Polres Pinrang Cq Satuan lalulintas,
Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Damkar, Jasa Raharja, BPJS
Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini tentu semakin
menguatkan tim emergency ini dalam melaksanakan tugas
kemanusiaannya.
Strategi sosial didalam melaksanakan kolaborasi dengan
pemangku kepentingan sebagai berikut :
1. Melakukan advokasi kepada Bapak Bupati,
2. Melaporkan secara periodik ke Dinas Kesehatan kegiatan
yang dilaksanakan,
3. membangun kerjasama dengan tim relawan kemanusiaan.
4. Melakukan advokasi dan Kerjasama dengan lintas sektor
melalui inisiasi MoU lintas sektor antara lain Polres Pinrang
Cq satuan lalulintas, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja,
BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 311
Dengan adanya Kerjasama antara tim LASER dengan tim
lainnya melalui kolaborasi multi pihak yang dilaksanakan selama
ini sehingga dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian
yang disebabkan oleh kecelakaan lalulintas dan
kegawatdaruratan medis lainnya dikabupaten pinrang
membuktikan bahwa inovasi ini telah memberikan dampak sosial
yang nyata dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Faktor kekuatan
Inovasi ini telah ada dan disosialisakan sejak tahun 2017 di
Kabupaten Pinrang dan elah direplikasi beberapa kabupaten/kota
dan pemerintah kabupaten Pinrang telah menjadikan inovasi ini
sebagai program unggulan dibidang Kesehatan selanjutnya dinas
Kesehatan menjadikan puskesmas sebagai jejaring dalam
penanganan kegawatdaruratan medis diwilayahnya. Inisiatif ini
akan terus berlanjut dalam penanganan kegawatdaruratan medis
dikabupaten Pinrang dengan kolaborasi multi pihak baik dengan
instansi pemerintah maupun dengan pihak swasta .
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Inovasi Agen Laka Si Laser didukung oleh pemerintah
Kabupaten Pinrang dan Forkopimda. Beberapa pemangku
kepentingan dikabupaten Pinrang yang terlibat :
1. Bupati Pinrang berperanpemberi supportdalam bentuk
bantuan anggaran maupun sarana prasarana;
2. Kapolres Pinrang sebagai penasehat sekaligus Kerjasama
dalam kecelakaan lalulintas ;
3. Kadis Kesehatan sebagai penanggungjawab pelaksanaan
inovasi sekaligus sebagai pemantau;
4. Direktur RS sebagai pendukung Layanan Rujukan ke RS;
5. Kepala puskesmas dan tim emergensi puskesmas sebagai
pendukung Layanan rujukan ke PKM
6. Tim SAR, TRC BPBD, TAGANA DINSOS, PMI, Pramuka
Peduli, Komunitas Lainnya sebagai Mitra dalam Latihan
Bersama dan Tim Gabungan dalam Bencana Alam

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 312
7. Perusahaan Swasta sebagai mitra dalam pelatihan
karyawan dan tim LASER.
8. Tim Emergency sebagai pelaksana kegiatan inovasi ini.
9. Masyarakat terlatih sebagai mitra dari tim emergency dalam
penanganan kasus kegawatdaruratan.
10. Masyarakat belum terlatihsebagai pelapor dan penerima
manfaat layanan emergency.

Faktor penentu keberhasilan pelaksanaan inovasi ini yaitu:


Adanya dukungan Pimpinan Daerah dan Kepala Dinas
Kesehatan, dukungan lintas sector, Kerjasama Tim LASER dan
Tim Relawan, Peningkatan Kapasitas SDM, Kelengkapan
peralatan medis, obat-obatan dan BMHP serta kelengkapan
fasilitas.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 313
INOVASI
ANTAR KI (AYO PANTAU PENGOBATAN PASIEN
TUBERKULOSIS)
Nama Unit Pelayanan : Puskesmas Lampa Kab.
Pinrang
Nama Inovator : Aswirayanah Abbas,
S.Kep.Ns
Kontak Person : 082336186243
Email : aswirayanahabbas
@gmail.com
Tanggal Implementasi Inovasi
Wednesday, 02 January 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Pinrang
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/3TLKYPIpSvI
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1LqNS2lyoTLM3abYhN6aA
aVjMy0vfLUmw

Ringkasan

Inovasi ANTAR KI’ (AYO PANTAU PENGOBATAN


PASIENTUBERKULOSIS) dikembangkan karena tingginya angka
putus obat pasien pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Duampanua. Hal ini berdampak pada angka keberhasilan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 314
pengobatan tuberkulosis yang rendah. Inovasi ini dilaksanakan
melalui kerjasama petugas kesehatan, Pemerintah Kecamatan,
Pemerintah Desa / Kelurahan, Kader Tuberkulosis dan Keluarga
Pasien. Pendekatan Inovasi ini difokuskan pada kolaborasi antara
petugas kesehatan, kades tuberkulosis, pemerintah
Desa/Kelurahan dan Pihak Keluarga terdekat untuk memastikan
pengobatan dapat diselesaikan dengan tuntas melalui support
sistem dalam pengobatan TB.

Program ini berdampak signifikan terutama pada Pasien


TB. Mereka akan mempunyai harapan yang lebih besar untuk
sembuh dengan melihat kepedulian keluarga, petugas kesehatan,
kader TB, Pemerintah Desa / Lurah dan Pemerintah Kecamatan
Duampanua. Pasien akan mendapatkan perawatan yang lebih
baik sampai dinyatakan sembuh. Program ini berhasil
meningkatkan angka keberhasilan pengobatan. berdasarkan data
angka keberhasilan pengobatan meningkat dari 72 % (2018)
menjadi 94 % (2020). Selain itu sebelum inovasi, angka putus obat
sebanyak 10 Orang (2018) dan setelah Inovasi sebanyak 1 Orang
(2020).

Inovasi ini berkesesuaian dengan kategori pelayanan yang


inklusif dan berkeadilan. Hal ini diwujudkan melalui pemberian
layanan yang berkualitas dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat khususnya pasien Tuberkulosis pada wilayah kerja
Puskesmas Lampa dengan latar belakang masyarakat ekonomi
menengah kebawah.
Ide Inovatif
Latar belakang

Sebelumnya kegiatan penanggulangan tuberkulosis hanya


fokus pada penemuan kasus tuberkulosis tanpa memperhatikan
upaya pengobatan,sehingga resikopenularan semakin tinggi. Hal
ini terlihat pada jumlah penemuan kasus TB di Kabupaten Pinrang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 315
yang terus meningkat pada tahun 2017 sebanyak 561 orang dan
tahun 2018 sebanyak 589 orang. Puskesmas Lampa termasuk
tertinggi dalam penemuan kasus TB di Kabupaten Pinrang.
Jumlah penemuan kasus TB yang terus meningkat tidak diiringi
dengan jumlah kasus TB yang berhasil sembuh atau
menyelesaikan pengobatan. Rendahnya kesadaran masyarakat
meminum obat sesuai anjuran dan kurangnya perhatian atau
support dari keluarga dan lingkungan sekitar, menjadi faktor
tersendiri yang menghambat dalam penanganan pasien TB.
Inovasi ini dikembangkan dengan memberdayakan keluarga
terdekat pasien dengan kolaborasi bersama pemerintah desa atau
lurah, bidan desa dan kader TB untuk melakukan pemantauan
pasien sampai sembuh.
Tujuan

Inovasi ini bertujuan meningkatkan angka keberhasilan


pengobatan pasien TB khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas
Lampa, sehingga diharapkan dapat menurunkan resiko kematian
akibat efek samping dan komplikasi. Selain itu akan menurunkan
resiko penularan penyakit TB. Hal tersebut dicapai dengan
pengembangan metode support system antara keluarga pasien,
kader TB, petugas kesehatan Puskesmas Lampa, bidan desa dan
pemerintah desa atau lurah untuk bersama-sama memantau
pasien TB yang melakukan proses pengobatan sampai
dinyatakan sembuh.
Kesesuaian dengan Kategori

Inovasi ini memberikan akses pelayanan yang inklusif dan


berkeadilan. Hal ini diwujudkan melalui pemberian layanan yang
berkualitas dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
khususnya pasien TB pada wilayah kerja Puskesmas Lampa
dengan latar belakang masyarakat dengan ekonomi menengah
kebawah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 316
Kebaruan, nilai tambah
Selama ini, proses pengobatan TB dimulai dari pasien
datang dan diberikan obat kemudian pulang. Mereka hanya
dipantau sesekali oleh petugas kesehatan sebagai Pengawas
Menelan Obat (PMO) . Pasien tidak diberikan pendampingan
sehingga pasien akan merasa dikucilkan, akhirnya putus obat dan
terjadi RO (Resisten Obat) yang akan membahayakan nyawa
mereka. Melalui Inovasi Antar ki’, resiko yang timbul akibat
penyakit TB akan diminimalisir dan dilakukan pemantauan sampai
sembuh.
Program ini mengandalkan perlibatan keluarga, kader Tb,
petugas kesehatan, bidan desa dan pemerintah Desa atau lurah
untuk memantau pasien yang sedang dalam pengobatan.
Untuk memaksimalkan program ini, Puskesmas Lampa
membuat Kartu Kontrol yang akan digunakan sebagai alat untuk
melihat perkembangan pasien TB, ini sangat membantu
mengevaluasi proses pengobatan pasien sehingga pasien akan
tertangani dengan baik.
Keunikan dari Inovasi ini adalah adanya keterlibatan bidan
desa yang akan cepat melakukan tindakan medis apabila terjadi
efek samping obat yang membahayakan jiwa mereka, serta
keterlibatan pemerintah Desa dalam pemberian makanan
tambahan bagi pasien TB untuk meningkatkan asupan gizi pasien
yang akan membantu penanganan penyakit ini. Pemberian
makanan tambahan yang penganggarannya dilakukan dengan
pendanaan melalui Dana Desa pada kegiatan Pembangunan
Desa.
Program ini juga memberikan penghargaan kepada
keluarga pasien yang telah menyelesaikan tugas sebagai
pengawas menelan obat (PMO) berupa sertifikat yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 317
ditandatangani Camat, Lurah/Kepala Desa dan Kepala
Puskesmas.
Signifikansi
Implementasi

Program ini berdampak signifikan terhadap pasien TB di


wilayah kerja Puskesmas Lampa dengan latar belakang
masyarakat ekonomi menengah kebawah. Sejak 2019, pasien TB
mendapat penanganan maksimal dengan dilakukan pemantauan
yang lebih masif. Adanya kader TB yang aktif melakukan
pencarian suspek harus dibarengi dengan kesembuhan pasien.
Pasien yang melakukan pengobatan wajib didampingi
keluarga yang akan menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO)
yang wajib menandatangani surat pernyataan kesedian menjadi
PMO dengan sebelumnya membaca uraian tugas selama menjadi
PMO. Selain keluarga, formulir pemantauan juga diberikan
kepada petugas kesehatan Puskesmas, bidan desa dan
pemerintah desa atau lurah. Pasien akan dipantau secara berkala
setiap 2 (dua) minggu. Keluarga pasien akan memantau obat
yang diminum setiap hari serta efek samping yang dirasakan
setelah minum obat, Petugas kesehatan dan bidan desa akan
memantau perkembangan kondisi pasien selanjutnya Pemerintah
Desa akan memantau pemberian makanan tambahan yang telah
diberikan kepada pasien.
Program ini sebelum dan setelah adanya pandemi
COVID-19 tidak jauh berbeda karena penyakit TB adalah
penyakit menular langsung lewat udara masuk ke saluran
pernapasan, jadi harus menggunakan APD dan taat kepada
PROKES. Selama pandemi pasien TB dan keluarga yang
biasanya datang sekali setiap minggu untuk mengambil obat,
sekarang hanya datang 1 atau 2 kali dalam waktu satu bulan.
DImasa pandemi pasien dan keluarga lebih diarahkan untuk

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 318
melakukan telemedicine (konsultasi kesehatan on line) lewat
kontak person petugas kesehatan Puskesmas baik telpon
langsung maupun chat Whatss app di nomor 0823-3618-6243
yang dapat dilakukan 1 x 24 jam jika mengalami keluhan efek
samping obat, keluarga akan datang kebidan desa terdekat
dibantu kader TB untuk dilakukan penanganan awal.
Telemedicine dirasa lebih efektif dilakukan karena memudahkan
mengontrol perkembangan pengobatan pasien TB sehingga lebih
cepat mendapatkan perawatan bila mengalami efek samping
obat.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Untuk lebih menjagadan meningkatkan hasil pencapaian


programini, dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian target
puskesmas yang dilakukan secara konsisten setiap pertriwulan
melalui pertemuan lintas sektoral dengan hasil pencapaian jumlah
kasus TB yang ditemukan pada tahun 2019 (50 orang) dan tahun
2020 (17 orang) semua minum obat sesuai standar.

Evaluasi juga dilakukan melalui tinjauan eksternal


dengan menggunakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
khusus LayananPengobatan TB dengan Nilai 92,00 (Kategori
Sangat Baik). Ini menadakan pelayanan TB di Puskesmas Lampa
semakin baik. Selanjutnya Indikator Angka keberhasilan
pengobatan yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan
dengan nilai 86% tahun 2019 dan 94% tahun 2020 (mencapai
target nasional), yang merupakan indikator penilaian Keberhasilan
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis.
Dampak

Setelah inovasi ini diimplementasikan menunjukkan


kontribusi terhadap penurunan angka putus obat pasien TB. Hal
ini dapat dilihat dari angka putus obat sebanyak 10 orang (2018)
dan setelah inovasi sebanyak 1 orang (2020). Dengan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 319
menurunnya angka putus obat pasien TB, maka Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
berkontribusi besar dalam Penanggulan Penyakit Tuberkulosis.
Menurunkan angka kasus pasien TB SO (Tuberkulosis Sensitif
Obat) menjadi TB RO (Tuberkulosis resisten Obat) yang berisiko
menyebabkan kematian serta meningkatkan kualitas hidup pasien
TB menjadi produktif sehingga tidak menjadi beban bagi
keluarganya dengan latar belakang ekonomi menengah ke
bawah.
PERBANDINGAN KASUS TB SEMBUH DAN PUTUS OBAT
CAPAIAN 2017 2018 2019 2020
JUMLAH PASIEN TB 30 37 50 17
JUMLAH YANG MINUM OBAT 30 37 50 17
JUMLAH PASIEN TB SEMBUH 24 27 43 16
JUMLAH PASIEN TB PUTUS OBAT 6 10 7 1

Kontribusi terhadap Capaian TPB

Untuk mencapai target TPB, Puskesmas Lampa


melakukan pengendalian penyakit Tuberkulosis dengan
meningkatkan angka keberhasilan pengobatan dari angka 72 %
(2018) menjadi 94 % (2020). Dengan mengikutsertakan dan
berkolaborasi bersama keluarga, kader tuberkulosis, bidan desa
dan pemerintah Desa / Lurah dalam mengupayakan kepatuhan
pengobatan. Puskesmas Lampa harus mencapai target pada
tahun 2030. Program ini ditujukan untuk menjamin kehidupan
yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk
semua usia seperti tercantum dalam TPB. 3.3, Upaya ini dilakukan
dengan memberikan akses yang membantu pasien TB dalam
pengobatan dengan menjadikan keluarga terdekat sebagai
pengawas menelan obat yang dibantu oleh kader Tuberkulosi,
bidan desa dan pemerintah desa / lurah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 320
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN SEBELUM INOVASI
CAPAIAN 2017 2018
JUMLAH PASIEN TB 30 37
JUMLAH YANG MINUMOBAT 30 37
JUMLAH PASIEN YANG SEMBUH DAN PENGOBATAN
24 27
LENGKAP
PRESENTASI KEBERHASILAN PENGOBATAN
80% 72%
(SUCCES RITE)

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN SETELAH INOVASI


CAPAIAN 2017 2018
JUMLAH PASIEN TB 50 17
JUMLAH YANG MINUM OBAT 50 17
JUMLAH PASIEN YANG SEMBUH DAN PENGOBATAN
43 16
LENGKAP
PRESENTASI KEBERHASILAN PENGOBATAN
86% 94%
(SUCCES RITE)

Adaptabilitas

Inovasi ini akan berpotensi untuk direplikasi karena proses


pelaksanaan inovasi sangat sederhana karena dilaksanakan
dengan metode pendekatan keluarga dan lingkungan, sangat
kolaboratif karena melibatkan beberapa pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan inovasi dan inovasi ini tidak membutuhkan
biaya yang besar karena pengaanggaran hanya berupa Cetak
Kartu Pemantauan dan Biaya Perjalanan dalam rangka koordinasi
dan kunjungan kepasien.

Inovasi ini telah direplikasi oleh beberapa Puskesmas yang


ada di Kabupaten Pinrang yang dibuktikan dengan Komitmen
yang telah ditandatangani Kepala Puskesmas sebagai wujud
keseriusan mereplikasi inovasi antar ki\' ini.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 321
Selain itu Puskesmas Lampa dengan status akreditasi
Paripurna menjadi pusat kaji banding dari beberapa Puskesmas
di luar Kabupaten atau kota dan bahkan diluar Provinsi Sulawesi
Selatan.
Keberlanjutan

Sumber daya yang digunakan

Sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini


adalah Petugas Kesehatan ,bidan desa, Kader TB, keluarga
pasien TB, dan pemerintah desa atau lurah. Selain itu Sumber
daya Keuangan yang dibutuhkan yaitu Pengadaan format surat
pernyataan dan kartu pemantauan pada tahun 2019 Rp 300.000,-
dari pengadaan ATK Bantuan oprasional kesehatan (BOK).
Sumber daya sarana dan peralatan yaitu kendaraan roda dua
untuk dipakai kunjungan rumah, ruangan poli TB, peralatan ATK,
logistik berupa OAT (Obat Anti Tuberkulosis dan Non OAT
yaituPot dahak, kaca sediaan, reagent, mikroskop dan masker.
Strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

1. Strategi Institusional berupa regulasi

SK Kepala Puskesmas Lampa Nomor. 002/SK/PKM-


LP/2019 Tentang Penetapan Inovasi ANTAR KI’ Program
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
SK Kepala Puskesmas Lampa Nomor 004/SK/PKM-
LP/2019 tentang Penetapan TIM Penanggulangan
Penyakit Tuberkulosis.
SK Kepala Puskesmas Lampa Nomor.006/SK/PKM-
LP/2019 Tentang Penetapan Pengawas menelan Obat
(PMO).
SOP Penaggulangan penyakit tuberkulosis dengan inovasi
ANTAR KI’ Nomor. 005/SOP/PKM-LP/2019.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 322
SK Camat Duampanua Nomor 050/35/DP/II/2019 tentang
Penetapan Tim Inovasi ANTAR KI\' dalam upaya
penanggulangan Tuberkulosis.
Perda Kabupaten Pinrang Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis.
Perjanjian Kerjasama antara Puskesmas Lampa dengan
Desa/Lurah di wilayah kerja Puskesmas Lampa Kec.
Duampanua dengan Nomor 445/05/PKM-LP/I/2020 dan
Nomor 01/MoU/2020 tentang Pemberian Makanan
tambahan bagi Pasien Tuberkulosis.
Penandatanganan Dokumen Pernyataan Komitmen One
Agency One Innovatin oleh seluruh OPD, Kecamatan dan
Para Kepala Puskesmas.
2. Strategi sosial berupa advokasi dan koordinasi dengan
lintas program dan lintas sektor melalui pertemuan yang
diadakan pertriwulan dengan melaporkan pencapaian
angka keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis dan
pemberian makanan tambahan terhadap pasien
Tuberkulosis untuk perbaikan status gizi yang dilakukan
oleh Desa/Lurah.
3. Strategi manajerial berupa peningkatan kapasitas SDM
berupa Pelatihan bagi Petugas Kesehatan dan Penyuluhan
bagi PMO serta Revisi SOP yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat saat ini.
Faktor Kekuatan

Keterlibatan Pemerintah Kecamatan Duampanua dalam


mensosialisasikan ke Seluruh Desa dan Kelurahan agar program
penanggulangan penyakit menular dimasukkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa / Kelurahan yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 323
disampaikan melalui Lintas Sektor yang dihadiri para Kepala Desa
/Lurah dan Tokoh Masyarakat se Kecamatan Duampanua.
Keterlibatan Pemerintah Desa /Lurah dalam pemberian
makanan tambahan dalam peningkatan status gizi masyarakat.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Program penanggulangan tuberkulosis di Kecamatan


Duampanua terkhusus dukungan pada program Antar Ki\' (Ayo
Pantau Pengobatan Pasien Tuberkulosis ) dilaksanakan melalui
kerjasama pemangku kepentingan dalam hal ini Kepala Desa
Kesehatan Kabupaten Pinrang, Camat Duampanua, Kepala
Puskesmas Lampa dan Kepala Desa Lurah se Kecamatan
Duampanua berperan sebagai pembina penanggulangan
penyakit TB. Adanya pelatihan bagi Dokter, petugas Tuberkulosis,
Laboran dalam meningkatkan keahlian dalam penanganan kasus
TB, Pembinaan Kader TB dalam pencarian suspek sekaligus
pendamping keluarga pasien, petugas promkes yang aktif dalam
melakukan sosialisasi penanggulangan TB.

Untuk meningkatkan keterpaduan program, diadakan


Rapat Koordinasi setiap 2 (dua) minggu dengan staf
penanggulangan TB sedangkan dalam rangka evaluasi program
tingkat manajerial dilakukan rapat per triwulan dengan melibatkan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang, Camat Duampanua,
Kepala Puskesmas Lampa dan Kepala Desa / Lurah se
Kecamatan Duampanua. Sistem Koordinasi ini telah dilaksanakan
selama tiga tahun dan masih berlanjut hingga saat ini.

Dalam mendorong partisipasi masyarakat, masyarakat


lokal dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dengan
keikutsertaan dalam rapat evaluasi program per triwulan untuk
memberikan masukan dalam rangka perbaikan pelayanan
program Antar Ki\' sesuai kebutuhan masyarakat.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 324
INOVASI
CDR RESCUE
Nama Unit Pelayanan : Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Nama Inovator : Andi Askari, S.Pi, M.Si
Kontak Person : 08114253090
Email : dukcapilpinrang7315
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Saturday, 02 February 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Pinrang
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=1v047mpEKD8
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1R2KciJP7WJpmD_3EteE9lRvqq
GJeUAma/view?usp=sharing

Ringkasan

CDR Rescue diluncurkan untuk mengatasi masalah


dokumen administrasi kependudukan masyarakat. Inovasi ini
adalah layanan darurat bagi masyarakat yang sakit, disabilitas,
lansia, dan mengalami gangguan kejiwaan yang tidak memiliki
dokumen kependudukan sehingga sulit mendapatkan layanan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 325
dasar seperti layanan kesehatan, pendidikan dan sosial lainnya.
Pelaksanaan Inovasi ini dilakukan secara home to home and
anywhere any place khususnya bagi pendudukrentan yang tidak
mampu untuk datang langsung ke kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil. Guna Efektifitas layanan dilakukan
dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik
pemerintah Desa/kelurahan, Pemerintah kecamatan, Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, Rumah Sakit dan Puskesmas. Selain itu
terdapat Call Center dan loket layanan CDR bagi yang ingin
melaporkan secara langsung masyarakat yang membutuhkan
pelayanan.

Program ini berdampak signifikan terutama kelompok


rentan yang memiliki keterbatasan untuk datang ke Disdukcapil.
Jumlah layanan Disudkcapil meningkat dari tahun ke tahun
dimana pada tahun 2019 berjumlah 7.500, tahun 2020 berjumlah
7.965, dan tahun 2021 berjumlah 9.031. Layanan CDR Rescue ini
berkontribusi terhadap peningkatan pelayanan di Disdukcapil.

Melalui layanan CDR Rescue, menjadikan layanan


kesetaraan dan keadilan dalam kepemilikan dokumen
kependudukan. Hal ini sesuai kategori pelayanan publik yang
inklusif, masyarakat berkebutuhan khusus difasilitasi untuk
memperoleh dokumen kependudukan untuk memudahkan akses
layanan dasar.
Ide Inovatif

Adanya masyarakat yang Sakit, Disabilitas, Lansia dan


ODGJ yang tidak memiliki dokumen kependudukan sehingga sulit
mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan dan bantuan sosial
kemasyarakatan lainnya. Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran
masyarakat yang masih rendah akan pentingnya kepemilikan
dokumen kependudukan. Menyikapi hal tersebut Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang
meluncurkan inovasi yaitu CDR (Cari Data, Rekam ) Rescue.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 326
Program ini bekerjasama dengan berbagai pihak yaitu Pemerintah
Desa atau Kelurahan, Pemerintah Kecamatan, Dinas Sosial,
Rumah Sakit dan Puskesmas.
Program ini bertujuan untuk memastikan semua penduduk
yang memiliki keterbatasan fisik, mental maupun yang memiliki
keterbatasan akses ke Pusat layananAdministrasi kependudukan
bisa mendapatkan layanan tanpa harus ke kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang.

Layanan CDR Resque ini adalah layanan kesetaraan dan


keadilan dalam kepemilikan dokumen kependudukan. Hal ini
sesuai kategori pelayanan publik yang inklusif, masyarakat
berkebutuhan khusus difasilitasi untuk memperoleh dokumen
kependudukan untukmemudahkan mengakses layanan dasar.
Selama ini, program pelayanan Administrasi
Kependudukan dilakukan di ruang pelayanan kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sedangkan masyarakat
rentan yang memiliki keterbatasan untuk datang langsung tidak
tersentuh sama sekali dengan pelayanan. Melalui program CDR
Rescue, masyarakat rentan diberikan layanan khusus secara
cepat dan tepat dengan metode home to home or any where and
any place sehingga inovasi ini menjadi alternatif penduduk rentan
dalam mendapatkan dokumen kependudukan yang dipergunakan
dalam mendapatkan layanan dasar seperti Kesehatan,
Pendidikan, dan layanan social lainnya. Mengingat syarat utama
dalam berbagai urusan administrasi adalah dokumen administrasi
kependudukan. Program ini mengandalkan tim yang terlatih
untuk melalukan proses pelayanan secara cepat kapan saja dan
dimana saja masyarakat rentan yang membutuhkan pelayanan.
Selain itu dukungan stake holder dalam memberikan informasi
bagi masyarakat rentan yang sangat membutuhkan dokumen
kependudukan. Program ini juga membantu pencapaian target
perekaman penduduk, dimana pada tahun 2019 capaian

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 327
perekaman penduduk sebanyak 94 %, pada tahun 2020
meningkat menjadi 97% dan pada tahun 2021 realisasi
perekaman penduduk mencapai 99,7%.
Untuk lebih memudahkan masyarakat mengakses layanan
CDR Rescue disediakan Call Center 1x 24 jam yang bisa diakses
kapan saja dibutuhkan pada nomor 081342477447, serta terdapat
loket khusus CDR Rescue yang dibuka setiap hari kerja bagi
masyarakat yang ingin melakukan permohonan secara langsung.
Layanan Call Center dan loket khusus CDR Rescue juga
digunakan oleh aparat pemerintah kecamatan, desa atau
kelurahan dalam menginformasikan warga yang membutuhkan
layanan perekaman yang bersifat darurat atau urgen bagi warga
yang sakit, disabilitas, lansia dan ODGJ yang tidak dapat ke
tempat pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Pinrang.
Program Layanan ini melakukan pencetakan dokumen
secara langsung di lokasi pelayanan apabila jaringan internet
terhubung ke aplikasi SIAK dan menyerahkan ke[ada warga yang
dilayani. Apabila pelayanan dilaksanakan di wilayah terpencil
yang tidak bisa mengakses jaringan internet, maka petugas akan
mencari lokasi terdekat yang terhubung internet untuk
melakukan cetak dokumen kependudukan. Dokumen yang telah
dicetak tersebut diserahkan kepada pemerintah desa / kelurahan
atau kecamatan untuk didistribusikan pada warga yang dilayani.
Selain itu tim CDR Rescue telah membantu melakukan
identifikasi korban kecelakaan di rumah sakit, serta membantu
mengidentifikasi warga terlantar yang tidak ketahui asal-usulnya,
berupa pengambilan data biometrik mata dan sidik jari. Data
biometrik mata dan sidik jari juga dapat dimanfaatkan oleh instansi
lain dalam mengidentifikasi atau kebutuhan lain untuk
pelayanannya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 328
Program CDR Rescue ini membentuk kolaborasi dengan
beberapa instansipemerintah dengan membuat Perjanjian
Kerjasama antara lain: Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Rumah
Sakit, Puskesmas, Kecamatan, Desa atau Kelurahan. Hasil
Kolaborasi diharapkan didapatkan informasi terkait keberadaan
masyarakat rentan yang belum memilikidokumen kependudukan
untuk mendapatkan akses layanan.
Signifikansi

Program ini berdampak signifikan pada pelayanan


kelompok rentan lansia, sakit, disibilitas dan ODGJ. Sejak tahun
2019 kelompok rentan yang tidak memiliki dokumen
kependudukan dan secara fisik, mental dan biaya memiliki
keterbatas untuk dating langsung ke pelayanan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kelompok rentan tersebut
telah dijangkau dengan memberi pelayanan khusus yaitu
pelayanan dimana saja dan kapan saja baik itu di rumah, rumah
sakit, puskesmas bagi yang sakit, lansia dan disabilitas serta di
ruang terbuka dimana ODGJ berada untuk langsung dilakukan
layanan perekaman.

Dokumen kependudukan yang telah diperolehbiasanya


digunakan masyarakat rentan ini untuk pengurusan BPJS
Kesehatan, penerimaan bantuan pemerintah, izin usaha,
keperluan perbankan, sekolahn dan lain-lain. Inovasi ini
memberikan dampak yang sangat positif karena masyarakat
rentan yang kesulitan mengakses layanan pada kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara langsung sudah
dapat memiliki dokumen kependudukan.
Masyarakat rentan mendapatkan pelayanan khusus
tersebut dikarenakan apabila mereka datang langsung di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan banyak resiko yang
ditimbulkan terutama keselamatan jiwa mereka, lain halnya ODGJ

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 329
yang sangat sulit untuk dimobilisasi sehingga layanan CDR
Rescue ini sangat membantu.
Untuk lebih menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
CDR Rescue maka dilakukan monitoring dan evaluasi melalui
Survey Kepuasan Masyarakat khusus layanan CDR Rescue,
serta melaksanakan forum konsultasi publik (FKP) dalam rangka
perbaikan standar pelayanan (SP) dan standar operasional
prosedur (SOP). Selain itu juga melaksanakan tindak lanjut hasil
pengaduan masyarakat terkait layanan CDR Rescue. Hasil
Survey Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Tahun 2021 berjumlah 89,00 dengan kategori
sangat baik, dan khusus layanan CDR Rescue dengan nilai 92,75
dengan kategori sangat baik, ini menandakan kualitas layanan
CDR Rescue semakin baik.

Program ini dapat menciptakan system dan metode


pelayanan yang bekerja sangat efektif dan efisien dari segi biaya
waktu dan tetap memberikan kepastian hukum terhadap layanan
yang diberikan. Dengan adanya inovasi CDR Rescue, masyarakat
rentan merasa memiliki kesempatan yang sama dengan
masyarakat yang lain dalam menerima layanan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Layanan CDR Rescue dari Tahun 2019 s.d 2021 telah
melayani masyarakat yang lansia, sakit, disabilitas dan ODGJ
dengan jumlah total 642 Orang yang merupakan hasil kerjasama
dengan instansi teknis yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial,
Rumah Sakit, Puskesmas, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah
Desa/Kelurahan. Adapun data dapat dilihat sebagai berikut :
Pada Tahun 2019 Jumlah Layanan sebanyak 71 Orang
dengan rincian :
1. Lansia sebanyak 51 Orang
2. Sakit sebanyak 16 Orang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 330
3. Disabilitas sebanyak 1 Orang
4. ODGJ sebanyak 3 Orang
Pada Tahun 2020 Jumlah Layanan sebanyak 257 Orang
dengan rincian :

1. Lansia sebanyak 99 Orang


2. Sakit sebanyak 108 Orang
3. Disabilitas sebanyak 15 Orang
4. ODGJ sebanyak 35 Orang
Pada Tahun 2021 Jumlah Layanan sebanyak 314 Orang
dengan rincian :

1. Lansia sebanyak 84 Orang

2. Sakit sebanyak 182 Orang


3. Disabilitas sebanyak 17 Orang
4. ODGJ sebanyak 26 Orang

5. Miskin sebanyak 5 Orang


Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan adanya
efektifitas layanan yang semakin meningkat khususnya pelayanan
terhadap penduduk rentan.
Adapun Output dari inovasi ini adalah dokumen
kependudukan berupa KTP ( Kartu Tanda Penduduk ), KK ( Kartu
Keluarga ), Akta Kelahiran. Selanjutnya Outcome dari program
CDR Rescue adalah pemanfaatan Dokumen Kependudukan
untuk layanan Dasar seperti BPJS, Perbankan, Bantuan Sosial,
Izin Usaha dan Kepengurusan lain yang membutuhkan dokumen
kependudukan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 331
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Peningkatan kualitas layanan serta perumusan kebijakan
yang berkeadilan Khususnya administrasi kependudukan
merupakan salah satu syarat mutlak dalam mengakses layanan
publik lainnya. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan tata
kelola pemerintahan menuju good govermance. Inovasi ini
mempunyai kontribusi terhadap capaian Nasional Sustainable
Development Goals (SDGs) Goals No. 16 sasaran 7 yaitu
menyediakan akses keadilan untuk semua dan membangun
kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua
tingkatan. Sasaran pada tahun 2030 memberikan identitas yang
sah bagi semua. Inovasi dibutuhkan dalam rangka memperbaiki,
bahkan meningkatkan kualitas, efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pelayanan publik, karena melalui inovasi dapat
diciptakan sistem, metode, serta teknologi yang dapat
menurunkan biaya, mempersingkat waktu layanan, memangkas
birokrasi, dan yang terpenting memberikan kepastian hukum
terhadap layanan yang diberikan. Adanya inovasi membuat
pelayanan publik menjadi mudah dan tidak berbelit-belit sehingga
membuat masyarakat menikmati pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah. Pelayanan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan memang menjadi bagian yang perlu dicermati
sekalipun masih jauh dari harapan masyarakat dan hampir sama
sekali tidak memahami secara pasti tentang pelayanan yang
seharusnya diterima sesuai dengan standar pelayanan. Maka dari
itu birokrasi pemerintah atau aparatur negara dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan memiliki posisi
dan peran strategis pencapain target dalam sasaran Nasional.
Adaptabilitas

Inovasi ini akan sangat mudah direflikasi karena proses


pelaksanaan inovasi sangat sederhana yaitu cari masyarakat
rentan yang ingin dilayani selanjutnya dilakukan pendataan dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 332
perekaman, proses terakhir dilakukan pencetakan dokumen
kependudukan. Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang
tersedia di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sehingga
tidak membutuhkan biaya besar dalam pelaksanaannya. Untuk
pelaksanaan kegiatan CDR Rescue di lapangan hanya
membutuhkan biaya perjalanan dinas menuju lokasi tertentu,
Sedangkan di lokasi dalam kota tidak membutuhkan biaya
perjalanan dinas untuk di lokasi.

Implementasi inovasi Layanan CDR telah mendapat


apresiasi dari berbagai pihak karena pelayanan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat individu maupun kelompok. Ide
dalam program layanan ini telah diterapkan di kecamatan dengan
membentuk unit layanan CDR Rescue di tingkat kecamatan. Hal
ini dapat dengan mudah membantu tim dari kabupaten pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang
dalam melaksanakan perekaman penduduk rentan sehingga
dapat menekan biaya dan tenaga serta mempercepat proses
pengambilan data masyarakat yang sangat membutuhkan.
Personil tim CDR Rescue di seluruh kecamatan Kabupaten
Pinrang telah dibentuk sejak tahun 2021. Pelaksanaan layanan
CDR Rescue, sudah dirasakan oleh masyarakat dan sangat
membantu, penyebarluasan informasi dan kerjasama dengan
pihak desa dan kelurahan merupakan upaya yang dilakukan
dalam rangka peningkatan layanan inovasi CDR Rescue untuk
masyarakat.

Pelaksanaan inovasi CDR Rescue sangat memungkinkan


dan berpotensi untuk di replikasi oleh pihak lain terutama instansi
Pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan publik. Dalam 2
tahun terakhir sudah banyak instansi yang berkunjung ke kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang
diantaranya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Merauke, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Samarinda, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 333
Kabupaten Sinjai, Kabupaten Barru, Kota Palopo, Kabupaten
Polman dan masih banyak yang lainnya melakukan Studi tiru
terkait teknis dan mekanisme pelayanan yang dijalankan,
termasuk layanan CDR Rescue ( Cari, Data, dan Rekam). Dari
beberapa kabupaten/kota yang telah berkunjung di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang terdapat
2 kabupaten yang telah mereplikasi inovasi CDR Rescue yang
dibuktikan MoU yaitu Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dan
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
Keberlanjutan

Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam inovasi CDR


Rescue adalah Kepala Dinas, Kepala Bidang Pendaftaran
Penduduk, Kepala Seksi Indentitas Penduduk, petugas Call
Center, petugas loket pelayanan CDR Rescue, Administrator
Database (ADB), Tim CDR Rescue, pemerintah setempat baik
camat, lurah atau kepala desa serta tokoh masyarakat merupakan
kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan dilapangan. Untuk
pelaksanaan Tim CDR yang telah dibentuk melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Pinrang sebagai dasar dalam melaksanakan tugas
dilapangan bedasarkan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan. Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan
Kepala Seksi Indentitas Penduduk beserta dengan Tim CDR
Rescue merancang sistem mekanisme kerja dan standar
operasional prosedur (SOP). Mekanisme kerja dan SOP yang
disusun menjadi standar pelaksaan kerja Tim CDR Rescue setiap
hari, selanjutnya pelaksanaan dilapangan membutuhkan
persiapan oleh Tim Leader melakukan koordinasi dengan Tim
Personil terkait kegiatan yang dilaksanakan. Memobilisasi alat
kelengkapan yang akan di gunakan serta menyiapkan peralatan
APD dalam kondisi pandemi. Tak lupa pengecekan kelengkapan
Administrasi serta pembuatan dokumentasi hasil kegiatan sebagai
bahan pelaporan dan evaluasi. selanjutnya tim ini akan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 334
melaksanakan pelayanan dengan mengunakan metode direct
home to home and anywhere anytime bagi masyarakat yang
memerlukan pertolongan secara cepat dalam memperoleh
dokumen kependudukan karena ketebatasan fisik dan atau
mental. Hasil perekaman ini akan terintegrasi dengan database
kependudukan melalui aplikasi SIAK. Untuk menunjang
operasional pelaksanaan CDR Rescue dianggrakan pelaksanaan
kegiatan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang
bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU). Jumlah dana yang
dialokasikan berjumlah Rp. 20.000.000,- yang berupa anggaran
perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah apabila ada warga
pinrang berada diluar Kabupaten Pinrang membutuhkan
pelayanan CDR Rescue.
Pelaksanaan layanan CDR Rescue telah berjalan selama
3 tahun, untuk memastikan pelaksanaan kegiatan ini secara
konsisten dan berkelanjutan dibuatkan Peraturan Bupati Pinrang
Tahun 2020 untuk menjamin kelangsungan kegiatan ini. Selain itu
kerjasama dengan instansi teknis seperti Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Dinas Sosial, kecamatan, desa atau kelurahan
dilaksanakan review dan diperbaharui dalam kurung waktu 3
tahun sekali, sehingga kemitraan atau kerjasama ini dapat
memberikan dampak sosial dan ekonomi yang bagi masyarakat
Pinrang.
Dampak sosial yang ditimbukan dari pelaksanaan CDR
Rescue adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap
masyarakat rentan untuk mendapatkan dokumen kependudukan
sebagai syarat untuk mendapatkan layanan dasar mereka seperti
layanan kesehatan, sosial, pendidikan dan lain-lain. Selain itu
masyarakat rentan dapat menerima program-program Kesehatan
dan kesejahteraan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan
daerah seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS Kesehatan,
PKH, BLT dan bantuan sosial lainnya.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 335
Untuk menjaga kelangsungan layanan CDR Rescue telah
disusun beberapa peraturan :
1. Peraturan Bupati Pinrang Nomor 82 Tahun 2020 tentang
Layanan Administrasi Kependudukan Desa/ kelurahan;
2. Keputusan Bupati Nomor 470/602/2019 tetang
Penyelenggaraan Pelayanan Cari Data dan Rekam pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Pinrang;

3. Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor 470 Tahun 2019


tentang Penetapan Tim CDR (Cari Data dan Rekam) Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang;

4. Penandatanganan One Agent One Innovations oleh seluruh


OPD, kecamatan, dan Puskesmas;
5. Standar Pelayanan (SP) CDR Rescue yang terdiri atas:
persyaratan, mekanisme kerja, biaya, waktu pelayanan,
produk pelayanan, layanan pengaduan;
6. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) CDR
Rescue;
Pelaksanaan Perjanjian kerja sama (MoU) dengan pihak
instansi teknis terkait seperti Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,
Dinas Sosial dan para Camat se Kabupaten Pinrang, termasuk
masyarakat adat serta tokoh masyarakat yang turut berkontribusi
dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, serta
melaksanakan perjanjian Kerjasama dengan media cetak dan
elektronik dalam mempublikasikan pelaksanaan kegiatan kepada
masyarakat.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Sumber Daya manusia yang terlibat dalam program ini
adalah Tim CDR Rescue, petugas Dinas Kesehatan, Dinas Sosial,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 336
Rumah Sakit, Puskesmas, kecamatan, desa dan kelurahan. Tim
CDR Rescue untuk melaksanakan pelayanan di lokasi, sementara
petugas dari stakeholder lain membantu menyampaikan informasi
warga yang ingin dilayani. Dalam menunjang peningkatan
kapasitas SDM petugas sebagai prioritas untuk menjamin kualitas
pelayanan yang lebih baik dengan cara melaksanakan pelatihan
pelayanan publik, bimbingan teknis atau service excellent baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, provinsi dan
Dukcapil. Selain itu Kerjasama dengan media cetak dan online
sebanyak 5 media untuk mendukung penayangan informasi dan
publikasi kepada semua masyarakat.

Untuk meningkatkan keterpaduan pelaksanaan kegiatan,


diadakan rapat koordinasi setiap minggunya dengan staf dan
petugas CDR Rescue sedangkan evaluasi kegiatan tingkat
manajerial dilakukan setiap 3 bulan dengan melibatkan Kepala
Dukcapil, Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk,
Seksi Indentitas Penduduk, Adminstrator Data Base, Tim CDR
Rescue.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan kegiatan
FKP setiap tahun dengan melibatkan pers, LSM, tokoh
masyarakat dan instansi terkait dalam rangka pembahasan
program CDR Rescue sesuai kebutuhan masyarakat. Hasil dari
Forum Konsultasi Publik (FKP) dibuatkan berita acara tindak
lanjut. Selain itu masyarakat dapat secara langsung melakukan
survey kepuasan masyarakat secara online sehingga dapat
memberikan masukan terhadap perbaikan CDR Rescue.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 337
INOVASI
PAPI LIMBAP
Nama Unit Pelayanan : Dinas Peternakan Dan
Kesehatan Hewan Kab.
Sinjai
Nama Inovator : H. Muhammad Ibrahim
Jabir, S.Pt
Kontak Person : 081355019699
Email : iibrahimjabir@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 25 March 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Sinjai
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/0oHK4nO7wL0
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://sinjai.info/warga-saotanre-belajar-mengolah-limbah-
batang-pisang-menjadi-pakan/

Ringkasan
Implementasi
PAPI LIMBAP berasal dari limbah batang pisang, mudah
diperoleh, dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Batang
pisang merupakan limbah pertanian yang sangat potensial
dijadikan pakan ternak. Data Tanaman Pangan dan Hortikultura

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 338
(2021), produksi pisang sebanyak 6.578 ton dan menghasilkan
limbah batang pisang sekitar 18.260ton. Ini berarti jumlah produksi
batang pisang merupakan limbah yang cukup besar dan tidak
termanfaatkan. Sementara itu pemenuhan kebutuhan pakan
ternak sapi menjadi masalah peternak pada saat musim kemarau.
Hal ini berimbas pada pertambahan berat badan rendah ketika
tidak ada subtitusi pakan. Populasi sapi Sinjai tahun 2021 sebesar
124.147 Ekor dan merupakan daerah pemasok ternak sapi untuk
daerah Kalimantan, Gorontalo dan beberapa daerah lainnya.
Dampak

PAPI LIMBAP berdampak signifikan pada kelestarian


lingkungan : mengolah sampah/limbah batang pisang menjadi
pakan ternak, pencemaran bau dapat diatasi dan keindahan alam
tetap terjaga. PAPI LIMBAP berdampak: Berat Badan Sapi naik
dari 0,5Kg/ekor/hari menjadi 0,7, Kenaikan Nilai Sapi dari
Rp.10.000/ekor/hari menjadi Rp.27.000. Biaya Pakan dari
Rp.7.500/kg menjadi Rp.750. Dampak lainnya adalah tidak
tercemarnya lingkungan karena Limbah tersebut diolah menjadi
Pakan Sapi.

PAPI LIMBAP memudahkan peternak dalam


mengembangkan usahanya. Ketersediaan dan kandungan
gizinya yang hampir sama konsentrat dengan harga murah sangat
membantu peternak untuk mengatasi kekurangan pakan pada
saat musim kemarau.
Ide Inovatif

Data statistik Sinjai dalam angka (2018), produksi pisang


sebanyak 4.488 ton dan menghasilkan limbah batang pisang
sekitar 9.763 ton. Ini berarti jumlah produksi batang pisang
merupakan limbah yang cukup besar dan tidak termanfaatkan.
Sementara itu pemenuhan kebutuhan pakan ternak sapi menjadi
masalah peternak pada saat musim kemarau. Hal ini berimbas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 339
pada penurunan berat badan ternak sapi ketika tidak ada subtitusi
pakan.
Melihat kondisi diatas, yang menjadi masalah adalah
banyaknya limbah batang pisang yang terbuang dan tidak
termanfaatkan (9.763 ton), sehingga dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, bau yang kurang sedap dan lingkungan
yang kotor. Pada musim kemarau peternak mengalami kesulitan
pakan, sehingga memanfaatkan jerami padi. Jerami padi
merupakan pakan dengan kandungan gizi yang sangat rendah
dengan potensi kenaikan berat badan/hari hanya 0,5 kg/hari
dengan harga mencapai Rp. 1.000/kg. Kerugian yang dialami
peternak dalam bentuk penurunan berat badan antara 0,15 – 0,40
kg/ekor/hari. Untuk mencapai pertambahan berat badan yang
optimal, maka peternak harus menambahkan konsentrat dengan
biaya yang lebih mahal (Rp. 7.500/Kg). Namun dengan adanya
Inovasi PAPI LIMBAP bisa menekan biaya produksi pakan
menjadi Rp.750/kg atau hanya sebesar 10% dari konsentrat.
Tujuan :

Tujuan dari inovasi adalah mengolah dan memanfaatkan


limbah batang pisang menjadi pakan ternak alternatif, menekan
biaya pakan dan mengatasi kekurangan pakan pada saat musim
kemarau. PAPI LIMBAP mampu mensuplay pakan sehingga
usaha peternakan sapi tetap berlangsung untuk mendukung
ketersediaan pangan hewani.
Kelompok masyarakat yang mendapatkan manfaat atau
menjadi target inovasi adalah seluruh kelompok peternak sapi
potong di Kabupaten Sinjai (1.088 Kelompok Tani).
Kesesuaian Kategori

Inovasi ini termasuk kategori Pelayanan Publik yang


inklusif dan berkeadilan. Inovasi PAPI LIMBAP mampu menjadi
sebuah proses yang efisien Karena waktu yang dibutuhkan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 340
peternak untuk menyediakan pakan lebih cepat, efektif menekan
harga pakan dan partisipatif bagi peternak dalam mengolah
limbah batang pisang menjadi pakan ternak alternatif.
Pelayanan Inovasi PAPI LIMBAP dilaksanakan
berdasarkan manual book yang telah dibuat. Didalam manual
book terdapat berbagai informasi (kontak person, alur dan syarat
pelayanan) yang dapat secara mudah diakses oleh seluruh
masyarakat apabila mereka ingin mendapatkan layanan inovasi
ini. Manual book tersebut telah disampaikan keseluruh kelompok
tani yang ada di Kabupaten Sinjai.
Selain itu manual book PAPI LIMBAP juga dipasang di
website, media sosial, dan papan pengumuman Kantor Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Pelayanan Inovasi PAPI
LIMBAP selama 3 tahun telah menyebar di seluruh kecamatan
yang memiliki kelompok tani di Kabupaten Sinjai. Telah melayani
seluruh permintaan layanan Inovasi dengan Jumlah penerima
manfaat 10.150 orang yang berasal dari 406 kelompok.
Inovatif/nilai tambah/kebaruan

PAPI LIMBAP berasal dari limbah batang pisang, mudah


diperoleh, dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Keunikan PAPI LIMBAP adalah mengubah limbah batang pisang
menjadi pakan ternak, mampu mensubtitusi pakan sehingga
memungkinkan peternak memelihara sapi tanpa rumput, 5 – 7 hari
tanpa ngarit. Selain itu memudahkan pada saat pengangkutan
atau pengiriman ternak ke luar daerah.

PAPI LIMBAP merupakan inovasi pengolahan limbah


batang pisang yang tersedia sepanjang tahun menjadi sesuatu
yang sangat bermanfaat untuk ternak. Keunggulan PAPI LIMBAP
yaitu meningkatkan nilai gizi (protein kasar dari 3% menjadi 7-9%),
palatabilitas (tingkat kesukaan ternak terhadap pakan) meningkat
dan pertambahan berat badan sapi sebesar 0,5 – 0,8 kg/hari.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 341
Signifikansi
PAPI LIMBAP adalah inovasi teknologi pengolahan limbah
pertanian menjadi pakan ternak alternatif. Inovasi ini
memanfaatkan limbah batang pisang menjadi pakan ternak.
Proses pembuatan antara lain :
1. Limbah batang pisang dipotong-potong sepanjang 2 – 3 cm
sebanyak 100 kg (83%)
2. Buat larutan bibit fermentasi (air secukupnya + 20 ml SOC +
0.5 kg molases)
3. Tambahkan legum 15 kg (12.5%), dedak 3.5 kg (2.9%),
mineral 1 kg (1%), garam 0,25 kg (0.2%) diatas hamparan
batang pisang, aduk sampai homogen sambil disemprotkan
larutan bibit fermentasi.
4. Masukkan ke dalam silo, tutup rapat dalam keadaan
anaerob, diamkan selama 24 jam, setelah itu siap diberikan
pada sapi.
Adopsi tekhnologi PAPI LIMBAP kepada peternak melalui
kegiatan penyuluhan dengan metode kursus tani dan demonstrasi
cara untuk mendapatkan pelayanan inovasi PAPI LIMBAP
peternak/kelompok tani harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Kelompok tani harus bersedia untuk menyiapkan tempat
kegiatan inovasi PAPI LIMBAP
2. Mengajukan surat permohonan yang ditujukan ke Kepala
Dinas yang dilengkapi dengan surat pernyataan kesediaan
menyiapkan alat dan bahan (batang pisang dan dedak)
3. Melampirkan nomor HP dan alamat lengkap yang dapat
dihubungi

Kelompok tani akan mendapatkan layanan inovasi PAPI


LIMBAP 2 hari kerja setelah surat permohonan diterima.
Pelayanan PAPI LIMBAP tidak dipungut biaya/gratis.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 342
Evaluasi
Evaluasi internal dan eksternal

Untuk mengukur sejauh mana dampak inovasi PAPI


LIMBAP yang telah dilakukan sejak tahun 2019, maka pada tahun
2020 dilakukan survey internal dan eksternal.
Survey Internal dilakukan pada tahun 2019, 2020 dan 2021
oleh tim inovasi PAPI LIMBAP untuk mengevaluasi tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap peternak setelah menerima
tekhnologi inovasi PAPI LIMBAP. Survey internal juga dilakukan
untuk mengevaluasi efektifitas dan alur pelayanan inovasi.
Survey eksternal bekerja sama dengan salah seorang staf
Departemen Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Metode survey yang dilakukan adalah pengisian
kuisioner dengan responden anggota kelompok tani yang telah
menerima inovasi Papi Limbap sebanyak 28 responden. Evaluasi
secara eksternal menggunakan metode kuantitatif dengan
melakukan survey. Indikator yang digunakan adalah :

1. Jumlah peternak yang memanfaatkan limbah batang pisang


sebelum dan sesudah inovasi PAPI LIMBAP.

2. Prosentase peternak yang merasa mudah/ sulit menerapkan


inovasi PAPI LIMBAP.
3. Prosentase tingkat kesukaan ternak terhadap PAPI LIMBAP.

4. Tingkat kepuasan peternak terhadap inovasi PAPI LIMBAP.


Hasil evaluasi (output dan outcome)

Hasil survey internal dan eksternal yang dilakukan


terhadap inovasi PAPI LIMBAP (Pakan Sapi dari Limbah Batang
Pisang) di peroleh data sebagai berikut :

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 343
1. Jumlah peternak yang memanfaatkan batang pisang
sebagai pakan ternak tanpa diolah sebelum ada inovasi Papi
Limbap sebesar 42,3% dan setelah ada inovasi PAPI
LIMBAP mencapai 73,1%.
2. Prosentase peternak yang merasa sulit untuk menerapkan
inovasi PAPI LIMBAP sebesar 11,5% dan yang merasa
mudah atau tidak sulit 88,5%.
3. Prosentase tingkat kesukaan ternak terhadap hasil olahan
inovasi Papi Limbap sebesar 96%.
4. Tingkat kepuasan peternak terhadap inovasi PAPI LIMBAP,
yaitu sangat memuaskan 46,7%,memuaskan 26,7% dan
cukup memuaskan 26,6%
Dampak
Uraian Sebelum (2018) Sesudah (2019)
Berat Badan
Jerami:0,5 Papi Limbab:0,7
(Kg/ekor/hari)
Papi Limbap:
Kenaikan Nilai Rp.27.000
Dgn Jerami: Rp.10.000
Sapi(ekor/hari)

Total nilai jual sapi (yg Dgn Papi Limbap:


Dgn Jerami:
digemukkan) Rp.123,5Milyar
Rp.45,8Milyar
sekabupaten Sinjai
Papi Limbab: 750
Biaya Pakan (Rp.Kg) Pakan Pabrikan: 7.500
Tidak tercemar
Limbah Pisang Lingkungan tercemar Dimanfaatkan/ diolah
dgn.perlakuan
Protein:7-9%
Nilai Gizi Pakan Protein kasar:3%
Palatabilitas(tingkat
Papi Limbab: Tinggi
kesukaan ternak pada Jerami: Rendah
pakan
Kelompok Petani yang
menggunakan Papi 0 406 Kelompok
Limbab
hijauan + konsentrat
Nilai tambah bagi
Pakan Pabrikan: mahal dengan nilai
petani

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 344
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi PAPI LIMBAP memberikan kontribusi terhadap 4
tujuan pancapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di
Indonesia antara lain:
1. Menghapus kemiskinan;
2. Tanpa kelaparan;
3. Kehidupan sehat dan sejahtera;
4. Pendidikan berkualitas;

Keberadaan papi limbap memberikan kontribusi nyata


terhadap program SDGS/TPB khususnya dalam menghapus
kemiskinan dan tanpa kelaparan.

PAPI LIMBAP dapat menghapus kemiskinan pada


peternak melalui penyediaan pakan ternak alternatif karena pada
musim tertentu peternak kesulitan mendapatkan pakan.
Ketersediaan pakan yang berkelanjutan mendukung peternak
dalam mengembangkan usahanya.
PAPI LIMBAP juga mendukung program pembangunan
berkelanjutan mewujudkan masyarakat tanpa kelaparan karena
berperan dalam penyediaan pangan hewani. Selain itu PAPI
LIMBAP turut berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan
dengan mengolah dan memanfaatkan limbah batang pisang
menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat, sehingga tidak lagi
didapati limbah batang pisang yang menumpuk dan menimbulkan
bau. Kondisi ini medukung program SDGS/TPB point 3 yakni
Kehidupan sehat dan sejahtera.

Inovasi PAPI LIMBAP selaras dengan SDGs khususnya


tujuan point 4 yaitu pendidikan yang berkualitas. Inovasi ini
memberikan jaminan teradopsinya tekhnologi pengolahan limbah
batang pisang menjadi pakan ternak yang berkualitas. PAPI

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 345
LIMBAP menekankan transfer tekhnologi kepada peternak melalui
metode demonstrasi cara. Metode ini memberikan kesempatan
kepada peternak untuk mempraktekkan secara langsung.
Adaptabilitas

Sebelum memperkenalkan inovasi PAPI LIMBAP ke


masyarakat melalui kegiatan pertemuan kelompok, terlebih
dahulu Tim Inovasi melakukan uji coba secara internal di lingkup
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dari hasil uji coba
menunjukkan bahwa pakan dari limbah batang pisang sangat
disukai oleh ternak sapi dan menunjukkan adanya pertambahan
berat badan pada sapi yang signifikan.

Selanjutnya untuk memperkenalkan inovasi PAPI LIMBAP


ke masyarakat khususnya kelompok tani maka dilakukan
sosialisasi dan bimbingan teknis pada bulan Maret 2019 di
kelompok tani Falompeng Desa Bulu Tellue Kec. Bulupoddo Kab.
Sinjai yang diikuti oleh anggota kelompok Tani Falompeng. Dari
hasil penerapan bimbingan teknis tersebut menunjukkan bahwa
pada ternak sapi yang diberikan pakan dari hasil pengolahan
limbah batang pisang didapatkan pertambahan berat badan sapi
potong yang dipelihara secara maksimal.
Selanjutnya di tahun yang sama inovasi ini diadopsi oleh
empat kelompok tani lainnya di Kecamatan Bulupoddo.

Tahun 2020 PAPI LIMBAP diadopsi 83 kelompok tani pada


4 kecamatan, antara lain : Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Timur,
Tellulimpoe, dan Sinjai Utara karena tingginya antusiasme
peternak melihat keberhasilan inovasi di Kecamatan Bulupoddo.
Tahun 2021 dilakukan adopsi 406 kelompok terdiri dari 8
kecamatan, yaitu Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai Borong, Sinjai
Barat, Sinjai Tengah, tellulimpoe, Sinjai Timur, Bulupoddo dan
Sinjai Utara.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 346
Keberhasilan Tim Inovasi Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan, melalui kegiatan sosialisasi dan bimbingan
teknis di beberapa kelompok yang ada di Kabupaten Sinjai,
terbukti dengan banyaknya kelompok yang telah menerapkan
inovasi tersebut dan hasinya sangat memuaskan.
Keberlanjutan
Sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan inovasi :

1. Keuangan

Inovasi papi limbap dimulai pada Tahun 2019 dengan anggaran


bersumber dari APBD II melalui kegiatan peningkatan
kapasitas penyuluh pada Bidang Usaha dan Agribisnis
Peternakan. Pada tahun 2020 anggaran direcofusing karena
adanya pandemi covid-19. Walaupun anggaran ditiadakan,
tetapi kegiatan PAPI LIMBAP tetap terlaksana dengan
menggunakan swadaya kelompok tani.
2. Manusia
Sumber daya manusia yang terlibat pada PAPI LIMBAP
dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 60 Tahun 2019
sebanyak 35 orang dan terbagi menjadi beberapa seksi. Selain
itu yang terlibat pada inovasi PAPI LIMBAP adalah kelompok
tani dan stakeholder.

3. Metode pelaksanaan PAPI LIMBAP


Kelompok tani menyediakan sarana prasarana yang
dibutuhkan, kemudian mengajukan surat permohonan yang
ditujukan ke kepala dinas. Kemudian tim inovasi turun ke
kelompok untuk melakukan bimbingan inovasi PAPI LIMBAP.
Strategi Keberlanjutan

Strategi Institusional berupa regulasi


REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 347
Inovasi PAPI LIMBAP telah dimasukkan dalam Rencana
Strategis (Renstra), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Sinjai, Surat Keputusan (SK) Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai
Nomor 60 Tahun 2019 Tanggal 28 Februari 2019 Tentang
Pembentukan Tim Inovasi PAPI LIMBAP Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai.
Strategi Sosial

Dalam keberlanjutan inovasi PAPI LIMBAP, Dinas


Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerja sama dengan
Pemerintah Desa dalam kegiatan pemberdayaan kelompok tani
dengan dukungan Anggaran Dana Desa (ADD).
Strategi manajerial

Menyusun manual book yang dapat dijadikan sebagai


petunjuk untuk mendapatkan layanan inovasi PAPI LIMBAP.
Menyusun brosur yang berisikan materi tentang
pembuatan PAPI LIMBAP. Brosur ini diharapkan dapat membantu
masyarakat yang belum sempat tersentuh atau belum
mendapatkan layanan inovasi papi limbap untuk belajar sendiri
mengolah limbah batang pisang menjadi pakan.
Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) inovasi
PAPI LIMBAP untuk penjaminan keseragaman prosedur
pelaksanaan.
Perwakilan kelompok tani yang telah mengikuti kursus
tani/bimtek menindaklanjuti ke anggota kelompok tani lainnya.

Mengarahkan kelompok tani untuk komersialisasi produk


hasil inovasi.
Mendorong kemitraan antara kelompok tani budidaya
pisang dengan kelompok tani pelaksana inovasi PAPI LIMBAP.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 348
Strategi lain yang dilakukan untuk menggerakkan dan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada dengan
memberdayakan kelompok yang siap untuk mengikuti inovasi
PAPI LIMBAP. Kedepannya inovasi PAPI LIMBAP akan diperluas
di seluruh Desa dengan dukungan Peraturan Bupati Sinjai.
Faktor Penentu

Faktor penentu keberhasilan :


1. Perencanaan yang logis, komperehensif dan fleksibel

2. Tim kerja yang Solid


3. Komunikasi lintas sektor terjalin secara efektif
4. Ketersediaan anggaran

5. Partisipasi Kelompok tani ternak


Kendala dalam inovasi PAPI LIMBAP:
1. Anggaran terbatas

Wabah pandemi covid-19 sejak Tahun 2019


mengakibatkan kegiatan perekonomian di Indonesia mengalami
penurunan dan berimbas di seluruh daerah di Indonesia termasuk
Kabupaten Sinjai, mengakibatkan terjadinya pengurangan
anggaran SKPD.
2. Waktu dan Sumber daya terbatas

Penyuluh Pertanian bidang peternakan hanya berjumlah 6


orang dengan cakupan wilayah kerja terdiri dari 9 Kecamatan,
jumlah desa/kelurahan sebanyak 80 desa dan 1117 kelompok
Tani .
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 349
Pelaksanaan program inovasi PAPI LIMBAP dilakukan
dengan berkoordinasi kepada seluruh pihak yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas selaku pelindung kegiatan inovasi, Sekertaris
dan Kepala bidang selaku penasehat dan staf yang telah
ditunjuk sebagai tim inovasi.
2. Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian dalam
penyebaran informasi melalui kegiatan dialog interaktif
masyarakat bertanya penyuluh menjawab melalui Sinjai TV
dan radio Suara Bersatu.
3. Departemen Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin berperan dalam melakukan survei
dan evaluasi pelaksanaan inovasi PAPI LIMBAP
4. Pemerintah Desa/Kelurahan memfasilitasi kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui Pendidikan dan
pelatihan
5. Poktan dan Gapoktan yang menjadi pelaku utama didalam
pengolahan inovasi PAPI LIMBAP, berperan dalam
menyediakan bahan baku dan tempat pelaksanaan
kegiatan.

6. Media online yang ada di Kabupaten Sinjai sebagai sumber


penyebarluasan informasi inovasi PAPI LIMBAP.
7. Mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai berperan
dalam penelitian dan pengembangan inovasi PAPI LIMBAP.
8. Peternak sapi berperan dalam pelaksanaan dan
pemanfaatan inovasi PAPI LIMBAP, serta menjadi motivator,
fasilitator dan role mode bagi peternak lainnya untuk ikut
mengadopsi inovasi ini.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 350
INOVASI
LAGENDA DUKCAPIL (Layanan Pengambilan Golongan
Darah sebagai Elemen Data Kependudukan)

Nama Unit Pelayanan : DISDUKCAPIL Kab.


Soppeng
Nama Inovator : Andi Hikma,S.Sos.,M.Si
Kontak Person : 085242592200
Email : hikmaliliriaja@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 17 October 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Soppeng
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube https://youtu.be/Kfh1GGf1K-g
URL Bukti Iniasi Inovasi
shorturl.at/fjsIW

Ringkasan

Implementasi

Data Kependudukan Semester I di Kabupaten Soppeng


pada Tahun 2019 sebanyak 193.100jiwa belum mencantumkan
jenis golongan darahnya di KTP-el. Sementara 92%(178.080 jiwa)
diantaranya merupakan wajib KTP-el.Salah satu alasan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 351
pentingnya golongan darah tercantum dalam KTP-el adalah untuk
memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan dasar.Layanan
Pengambilan Golongan Darah sebagai elemen data
kependudukan disingkat LAGENDADUKCAPIL merupakan
inovasi yang memberikan pelayanan pengurusan dokumen
kependudukan sekaligus tes golongan darah dilaksanakan satu
tempat secara bersamaan.Inovasi ini dilaksanakan bekerjasama
dengan Laboratorium kesehatan daerah (Labkesda).
Dampak

Inovasi LAGENDADUKCAPIL memberikan dampak pada


masyarakat yang belum memiliki golongan darah di KTP-
el.Masyarakat tidak perlu mendatangi Layanan Kesehatan hanya
untuk pengecekan golongan darah Karena sudah ada petugas
khusus dari Labkesda.Inovasi ini berhasil mengefisienkan waktu
dari 1-2jam menjadi 5-10menit dan biaya operasional dari
Rp.50.000 menjadi Rp.20.000 serta meningkatkan cakupan
kepemilikan golongan darah di KTP-el,yakni pada tahun2018
yang memiliki golongan darah hanya 29.953,meningkat menjadi
67.748 pada tahun2021.Keberhasilan ini berkontribusi pada
peningkatan kinerja layanan Dukcapil untuk mencapai target
pengisian elemen golongan darah dalam data kependudukan.
Kesesuaian Kategori

LAGENDADUKCAPIL termasuk dalam Kategori inovasi


Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan. Pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat menjadi efektif karena proses
pengurusan KTP-el dan Golongan Darah dilakukan dalam waktu
yang bersamaan.Proses pelayanan dilakukan berdasarkan urutan
antrian tanpa memandang status sosial.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 352
Ide Inovatif
Latar Belakang

Jumlah penduduk Kabupaten Soppeng yang belum


memiliki golongan darah di KTP-el pada tahun 2019 sebanyak
193.100 jiwa. Sementara 92 % (178.080 jiwa) diantaranya
merupakan wajib KTP-el. Selama ini proses pengurusan KTP-el
terpisah dengan proses pengurusan golongan darah. Akibatnya
masyarakat menghabiskan waktunya diperjalanan dari Labkesda
ke Dukcapil, belum lagi waktu yang dihabiskan untuk menunggu
antrian. Biasanya, Proses pengurusan pengambilan golongan
darah membutuhkan waktu sekitar 1 -2 jam. Biaya operasional
yang harus dikeluarkan untuk pengurusannya kurang lebih Rp.
50.000. Selain itu masih rendahnya kepedulian masyarakat untuk
mengetahui golongan darahnya pada saat pengurusan KTP-el.
Dengan permasalahan tersebut maka Dukcapil membuat
terobosan berupa Inovasi Layanan Pengambilan Golongan Darah
sebagai elemen data kependudukan dan Pencatatan Sipil
(LAGENDA DUKCAPIL). Inovasi ini bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan/Laboratorium kesehatan daerah.
Tujuan
Inovasi LAGENDA DUKCAPIL bertujuan :
Mengefektifkan waktu pengurusan dokumen
kependudukan bersamaan dengan golongan darah,
Mengefisienkan biaya pengurusan dan meningkatkan kepedulian
masyarakat untuk mengurus golongan darahnya.Tujuan ini akan
dicapai melalui inovasi LAGENDA DUKCAPIL.
Kesesuaian Dengan Kategori

Inovasi LAGENDA DUKCAPIL termasuk dalam Kategori


inovasi Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi efektif

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 353
karena proses pengurusan KTP-el dan Golongan Darah dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Proses pelayanan dilakukan
berdasarkan urutan antrian tanpa memandang status sosial.
Kebaruan,Nilai Tambah

Proses pengurusan dokumen kependudukan dan golongan


darah dilakukan secara terpisah sehingga membutuhkan waktu
dan biaya. OLeh karena itu melalui Inovasi LAGENDA DUKCAPIL
masyarakat yang belum mengetahui golongan darahnya dapat
terfasilitasi secara efektif dengan bekerjasama dengan Labkesda.
Proses pengurusannya lebih cepat dan efisien. Adapun keunikan
dari inovasi ini adalah Mengefektifkan waktu pengurusan KTP-el
dan golongan darah yang semula 1-2 jam menjadi 5-10 menit
Mengurangi biaya yang dikeluarkan masyarakat selama proses
pengurusan KTP-el dan Golongan Darah antara Rp. 50.000
sampai Rp. 100.000 menjadi Rp. 20.000 Pelayanan Terpadu
melalui Kolaborasi antara Dinas Dukcapil dengan Labkesda
melalui penandatanganan PKS.
Signifikansi
Deskripasi Implementasi Inovasi

Inovasi LAGENDA DUKCAPIL Dinas Dukcapil Kabupaten


Soppeng bekerjasama dengan Labkesda dalam proses
pengurusan dokumen kependudukan dan golongan darah.
Layanan dilakukan secara terpadu dalam waktu yang bersamaan
dengan menggunakan SOP. Alasan memilih layanan ini karena
Dukcapil tidak dapat mencapai target layanan secara regular
disebabkan karena keterlambatan dokumen pendukung (kartu
golongan darah) yang harus diurus secara terpisah.
Pendekatan pelayanan terpadu dengan komitmen melalui
Perjanjian Kerja sama untuk mempercepat proses penyelesaian
pengurusan KTP-el. Petugas Labkesda menempatkan tenaga
kesehatan di Kantor Dukcapil utnuk melayani secara langsung

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 354
pengambilan golongan darah bagi setiap pemohon KTP-el.
Inovasi ini memberikan kemudahan layanan karena masyarakat
tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan mengeluarkan biaya
untuk mengurus secara terpisah.
Penilaian/Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Secara internal evaluasi dilakukan melalui pertemuan


bulanan dengan Tim Administrasi kependudukan dalam rangka
mengetahui target capaian inovasi LAGENDA DUKCAPIL. Dan
Evaluasi akhir tahun, khusus evaluasi Layanan Golongan darah
hasilnya adalah meningkatnya kepemilikan golongan darah. Hasil
evaluasi menunjukkan bahwa target cakupan kepemilikan KTP-el
dan Golongan darah mencapai 95 % di Kabupaten Soppeng.
Dengan demikian maka target kinerja pelayanan Dukcapil untuk
meningkatkan cakupan kepemilikan KTP-el dan golongan darah
dapat dicapai.
Dampak
Dampak
Variabel Sesudah
sebelum
2018 2019 2020 2021
236.156 237.115 239.391 237.875
Jumlah
LK=113.525 LK=113.993 LK=115.590 LK=114.684
penduduk
PR=122.631 PR=123.122 PR=123.801 PR=123.191
Kepemilikan
29.953 38.254 56.117 67.748
golongan
LK=15.508 LK=19.802 LK=29.274 LK=34.502
darah di
PR=14.445 PR=18.452 PR=26.843 PR=33.246
KTP-el
Efisiensi : 1-2 jam
Waktu Rp.50.000 5-10 menit
Pengurusan s/d Rp. 20.000
Biaya Rp.100.000
Ada kepastian,Terfasilitasi melakukan tes
Tingkat Tidak Ada
golongan darah disatu tempat bersamaan
Kepastian Kepastian
dengan pengurusan dokumen kependudukan
Proses Pelayanan terpadu pada waktu bersamaan di
Model
pengurusan Dinas Dukcapil
Pelayanan
dilakukan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 355
secara
terpisah

DKB Semester II tahun 2021

Masyarakat yang sudah memiliki KTP-el dan golongan


darah dapat digunakan untuk membantu pihak- pihak terkait
dalam mengenali golongan darah ketika terjadi situasi darurat
seperti kecelakaan atau kekurangan sel darah akan lebih mudah
menemukan pendonor karena golongan darah sudah diketahui
dan akan mempercepat proses transplantasi darah karena tidak
perlu lagi dilakukan tes golongan darah.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Kontribusi Nyata yang dapat diukur terhadap capaian TPB Inovasi


ini relevan serta berkontribusi pada pencapaian nasional
SDGs/TPB pada target :
16 Kelembagaan yakni

Menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk


pembangunan yang berkelanjutan, memberikan akses terhadap
keadilan bagi semua, membangun lembaga yang efektif,
akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan) dan inklusif pada
semua level.
Tujuan ke 17 yakni

memperkuat instrumen untuk mengimplementasikan dan


merevitalisasi kerjasama global dalam rangka pembangunan
jangka panjang targetnya antara lain :

 Kemitraan berbagai pihak : mendukung dan


mempromosikan kerjasama masyarakat, dan individu serta
membangun strategi kemitraan yang handal. Inovasi ini
mendukung dan mempromosikan kerjasama dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 356
kemitraan dengan berbagai pihak utamanya pihak
masyarakat sebagai mitra utama dan perangkat daerah
lainnya untuk sosisalisasi dan publikasi.
 Data, pengawasan dan akuntabilitas : meningkatkan
pengembangan kapasitas untuk mendukung negara
berkembang dalam rangka peningkatan data yang
berkualitas dan terpercaya. Dengan program ini didapatkan
elemen data kependudukan yang valid,dan terpercaya
sehingga dapat mendukung negara dalam proses
perencanaan pembangunan yang sesuai,tepat sasaran
serta akuntabel.

Persentase Indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah


mencapai target nasional adalah 95 %, dan persentase indikator
yang datanya belum tersedia sebesar 5 %.
Adaptabilitas

Inovasi LAGENDA DUKCAPIL berpotensi untuk


dikembangkan pada Dinas Dukcapil Kabupaten/kota dan juga
pihak lainnya karena inovasi ini berorentasi pada kemudahan
akses pengurusan KTP-el dan golongan darah dilaksanakan
disatu tempat secara terpadu, dan prosuderal pengurusannya
disederhanakan dengan menggunakan SOP. Inovasi ini
berorentasi pada konsep efektifitas yang memberikan manfaat
bagi masyarakat yang mengurus administrasi kependudukannya.
Dinas Dukcapil Kabupaten / Kota di Wilayah Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat telah melakukan
kunjungan ke Dinas Dukcapil Kabupaten Soppeng untuk
menerapkan Inovasi LAGENDA DUKCAPIL di Wilayahnya

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 357
Keberlanjutan
Sumber Daya yang digunakan

Pelaksanaan inovasi LAGENDA DUKCAPIL bisa berjalan


dengan baik dengan menunjukkan kinerja yang tinggi ,hal ini
ditunjang dengan ketersediaan sumberdaya:
Keuangan

Setiap tahun dianggarkan di APBD dan untuk Tahun 2021


untuk petugas dari Labkesda sebanyak 2 orang dengan Insentif
Rp. 1.000.000 per bulan .
Sumber daya Manusia yang terlibat dalam inovasi ini antara lain
(1) Petugas dari labkesda,(2) Para operator SIAK dari dinas
dukcapil kabupaten soppeng.
Metode : Agar inovasi ini bisa berjalan sesuai harapan maka
dibuatkan SOP pemeriksaaan golongan darah.
Peralatan : Peralatan pengambilan golongandarah menggunakan
peralatan Labkesda yang sudah ada berupa:
1. Reagen Anti A,Reagen Anti B, Reagen Anti D
2. Alcohol Swab (Sekali Pakai)
3. Lancet (Sekali Pakai)
4. Slide (Sekali Pakai)
5. Pengaduk (Sekali Pakai)
6. Handscoon (Sekali Pakai)
7. Penlancet/Autoclick.
Strategi yang dilakukan agar Inovasi tetap berlanjut

Untuk menjamin keberlanjutan inovasi LAGENDA


DUKCAPIL setiap tahun Disdukcapil Soppeng menerbitkan SK
Pembentukan Tim Fasilitasi Pengambilan Golongandarah
Strategi Institusional berupa regulasi :

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 358
 SK Tahun 2019 Nomor : 38.a/Dukcapil/X/2019 Tentang
Pembentukan Tim Fasilitasi Pengambilan Golongandarah
 SK Tahun 2020 Nomor : 21.a/Dukcapil/III/2020 Tentang
Pembentukan Tim Fasilitasi Pengambilan Golongandarah
 SK Tahun 2021 Nomor : 19/Dukcapil/II/2021 Tentang
Pembentukan Tim Fasilitasi Pengambilan Golongandarah
 PKS Tahun 2019 Nomor : 456/Dukcapil/VIII/2019 dan
Nomor: 2582-PKS/KES/VIII/2019 Tentang Penempatan
Tenaga Kesehatan untuk Pengambilan Golongandarah
pada Dinas Dukcapil Kabupaten Soppeng
 PKS Tahun 2020 Nomor : 337/Dukcapil/IX/2020 dan Nomor:
2263/DK/IX/2020 Tentang Penempatan Tenaga Kesehatan
untuk Pengambilan Golongandarah pada Dinas Dukcapil
Kabupaten Soppeng
 PKS Tahun 2021 Nomor : 32/Disdukcapil/I/2021 dan Nomor:
378-PKS/KES/I/2021 Tentang Penempatan Tenaga
Kesehatan untuk Pengambilan Golongandarah pada Dinas
Dukcapil Kabupaten Soppeng
Strategi sosial berupa Kerjasama dengan Labkesda dalam
hal penyediaan alat tes gololongan darah serta petugas tes
golongan darah.
Strategi manajerial dilakukan antara lain peningkatan
kapasitas kepada operator SIAK
Faktor Kekuatan

Inovasi ini dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan


peningkatan yang sangat signifikan karena didukung dengan
adanya komitmen dan kebijakan sebagai dasr hokum bersama
untuk mengimlementasikan inovasi LAGENDA DUKCAPIL.
Faktor pendukung lainnya adalah kerjasama petugas laboratorium
dan operator SIAK, serta kesiapan SOP sebagai acuan bersama

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 359
dalam memberikan layanan pengurusan Admminstrasi
Kependudukan dan Golongan Darah.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan program inovasi LAGENDA DUKCAPIL


melibatkan beberapa stakeholder baik internal maupun eksternal
sebagai berikut :
1. Bupati Soppeng sebagai Pimpinan Daerah yang
memberikan dukungan kebijakan untuk pelaksanaan Inovasi
2. Labkesda dalam hal penyediaan staf layanan dan alat tes
golongan darah.
3. Bappelitbangda Kabupaten Soppeng dalam hal
perencanaan dan perumusan program inovasi
4. BPKPD dalam hal peningkatan alokasi anggaran kegiatan
Dinas Dukcapil
5. DPRD memberikan dukungan politis penganggaran dan
aspirasi masyarakat
6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Soppeng sebagai pelaksana teknis kegiatan pembuatan
dokumen kependudukan
7. Media cetak dan media massa dalam hal media siklisasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 360
INOVASI
GANRA BERSEPEDA (GERAKAN AKSI PEMBERDAYAAN
SEKOLAH PEDULI DEMAM BERDARAH)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Kesehatan


Kab.Soppeng
Nama Inovator : Ismawati Ningsih, SKM
Kontak Person : 0822 4142 0490
Email : ismaqueenbe@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 02 May 2019
Instansi : Pemerintah Kab. Soppeng
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/UjQVnZRSzXk
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/11k_Gl30cceqiBH_Ic1XqGumxVK
F8wrH0/view?usp=sharing

Ringkasan

Gerakan Aksi Pemberdayaan Sekolah Peduli Demam


Berdarah (Ganra Bersepeda) dilaksanakan karena tingginya
kasus demam berdarah di wilayah kecamatan Ganra yaitu 12

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 361
kasus pada tahun 2018 dan 23 kasus pada tahun 2019 dengan
angka kematian sebanyak 2 orang. Kegiatan ini merupakan
kerjasama antara UPTD Puskesmas Ganra dengan 23 Sekolah
(19 SD/Mi, 3 SMP/Mts dan 1 MA). Pelaksanaan inovasi ini berupa
pemantauan jentik di sekolah oleh simantik (siswa pemantau
jentik ) dan di rumah oleh jumantik (juru pemantau jentik) sebagai
upaya pemberantasan nyamuk demam berdarah dengan
penerapan 3M (menguras, menutup dan mengubur).

Ganra bersepeda mampu meningkatkan partisipasi


masyarakat dalam pemberantasan nyamuk demam berdarah.
Puskesmas tidak bergerak sendiri dalam penanganan kasus
demam berdarah melainkan dibantu oleh mitra yaitu para simantik
dan jumantik. Angka bebas jentik (ABJ) berhasil meningkat dari
80% pada tahun 2018 menjadi 83 % di tahun 2019 dan meningkat
lagi menjadi 97.5 % di tahun 2020 dan 95 % di tahun 2021. Kasus
demam Berdarah berhasil menurun dari 23 kasus pada tahun
2019 menjadi 0 kasus pada tahun 2020 dan 2021.

Inovasi Ganra bersepeda merupakan program dari


pemberdayaan sekolah dengan melibatkan peserta didik baik laki-
laki maupun perempuan yang bertujuan dalam penurunan demam
berdarah sebagai bagian dari peningkatan pelayanan publik yang
lebih luas serta berkeadilan.
Ide Inovatif
Latar belakang

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten


Soppeng masih sering terjadi tahun 2018 sebanyak 130 kasus,
tahun 2019 sebanyak 85 kasus, sementara target Insidensi Rate
(IR) dari dinas Kesehatan kabupaten Soppeng pada tahun 2020
sebanyak 10 kasus/100.000 penduduk atau sekitar 23 kasus
pertahun,hal ini sesuai dengan RPJMN 2020- 2024 kementerian
kesehatan tentang penyakit menular yang tertuang dalam rencana

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 362
aksi program ditjen pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu
target insidensi rate DBD < 49>
Tujuan

Inovasi Ganra Bersepeda bertujuan untuk mencegah


terjadinya kasus demam berdarah, meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam memberantas jentik serta menurunkan kasus
demam berdarah Kecamatan Ganra. Hal tersebut akan dicapai
dengan melalui Ganra bersepeda dengan meberdayakan sekolah
sebagai Simantik dan Jumantik.
Kesesuaian Kategori

Inovasi Ganra bersepeda sesuai dengan kategori


pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan, dimana peserta
didik baik laki-laki maupun perempuan mendapat peran yang
sama untuk melakukan pemantauan jentik. Pelibatan peserta didik
merupakan bagian dari upaya pemberdayaan sekolah dalam
rangka percepatan penurunan kasus demam berdarah di wilayah
Kecamatan Ganra.
Kebaruan, nilai tambah

Selama ini, program penanganan kasus demam berdarah


di Kecamatan dilakukan sendiri oleh puskesmas Ganra secara
lintas program dengan melakukan foging dan pemberian abate
dari rumah ke rumah jika terjadi kasus demam berdarah namun
belum mampu menjangkau seluruh wilayah kecamatan. Karena
itu pihak puskesmas berupaya menggalang partisipsi melalui
pemberdayaan pihak sekolah menjadi simantik dan jumantik di
sekolah masing-masing serta pelibatan pemerintah desa untuk
menyediakan abate dan penunjukan kader desa sebagai jumantik
yang bertuga untuk memantau jentik di wilayah masing-masing.
Secara umum pendekatan pencegahan demam berdarah yaitu
memutus rantai perkembangbiakan nyamuk aides aegepty yaitu
dengan melakukan pemantauan jentik berkala.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 363
Keunggulan dari inovasi ini adalah kolaborasi multi pihak
yang memberdayakan sekolah melalui peserta didik sebagai
simantik (siswa pemantau jentik) di sekolah dan jumantik (juru
pemantau jentik (jumantik) di rumah masing-masing serta
pelibatan kader desa sebagai jumantik dan penyediaan abatesasi
dari anggaran desa.
Nilai Tambah inovasi ganra bersepeda adalah dapat
mempercepat pemberantasan nyamuk karena simantik dan
jumantik secara simultan bekerja di sekolah dan di lingkungannya.
Selain itu pengetahuan tentang bahaya demam berdarah bagi
peserta didik dan kader desa bertambah meskipun tidak melalui
pembelajaran formal di sekolah.
Signifikansi
Deskripsi implementasi inovasi

Penanganan demam berdarah yang awalnya dilakukan


sendiri oleh puskesmas Ganra belum mampu mencapai target
ABJ dan masih munculnya kasus demam berdarah serta
keterbatasan tenaga SDM untuk melakukan penjangkauan ke
masyarakat. Oleh karena itu puskesmas menggalang kerjasama
dengan berbagai pihak melalui inovasi Ganra bersepeda dengan
melibatkan sekolah melaui peserta didik dan pemerintah desa
melalui kader desa. Simantik melakukan pemantauan jentik
seminggu sekali di sekolah dengan memeriksa ruangan dan
halaman di Sekolah dan mengisi hasilnya pada form pemantauan
jentik di sekolah, jika ada jentik yang ditemukan maka akan
dilakukan 3M oleh simantik, selain itu jumantik akan memantau
jentik di rumah dan lingkungan dengan menuliskan hasilnya pada
form pemantauan jentik di rumah dan mengumpulkan kembali ke
sekolah. Pemerintah desa melibatkan kader desa sebagai
pemantau jentik dengan kunjungan dari rumah-ke rumah dengan
cara memeriksa tempat-tempat penampungan air dan lingkungan
rumah kemudian hasilnya dicatat formulir pemantauan jentik 6

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 364
bulan sekali. Selain itu pemerintah desa menyiapkan abate
melalui kegiatan abatesasi massal yang dilakukan oleh kader
desa bersama dengan bidan pustu, poskesdes dan pihak
puskesmas.
Penilaian /Asesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Secara internal evaluasi dilakukan melalui pertemuan


bulanan lokakarya mini puskesmas Ganra untuk mengetahui
pemantauan jentik oleh jumantik dan kejadian kasus demam
berdarah, evaluasi juga dilakukan setiap tiga bulan pada bulan 3,
6, 9 dan 12 untuk melihat angka bebas jentik (ABJ) di masyarakat.
Dengan demikian target ABJ dapat tercapai sebanyak 95 % di
tahun 2021 dan kasus demam berdarah dapat menurun menjadi
1 kasus di tahun 2021
Dampak

Inovasi Ganra Bersepeda memberikan dampak pada


peningkatan angka bebas jentik (ABJ) dari 80 % tahun 2018
menjadi 95 % pada tahun 2021. Peningkatan ABJ ini berdampak
pada penurunan kasus demam berdarah dari 23 kasus di tahun
2019 menjadi 1 kasus di tahun 2021 (penderita sakit di makassar
tetapi di rawat di desa Ganra). Ganra bersepeda berhasil
meningkatkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan
demam berdarah dengan adanya peningkatan jumlah simantik
dan jumantik. Pada tahun 2022 terdapat 138 Simantik dan 1.727
jumantik ini berarti jumantik yang ada dapat mencakup 1.727
Rumah tangga (RT) dari total 2.749 (59,91 %) RT di kecamatan
Ganra. Selain itu pemerintah desa juga telah mengalokasikan
dana desa sebesar 2.500.000 untuk pembelian abate dalam
setahun dan pengadaan mesin foging. Inovasi ganra bersepeda
dapat menurunkan biaya foging akibat demam berdarah yaitu dari
17.250.000 pada tahun 2019 menjadi 0 rupiah pada tahun 2022
serta menekan biaya kesehatan untuk setiap penderita. Secara

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 365
umum ganra bersepeda mampu menurukan insiden Rate (IR)
DBD < 10>
Variabel Sebelum Setelah Inovasi
Inovasi
2019 2020 2021 2022
1
(penderita
Kasus 12 kasus (2018),
luar
Demam 23 kasus (
0 0 wilayah di 0
Berdarah januariseptember
rawat di
(DBD) 2019)
kab
soppeng)
Angka
Bebas 80% 83% 95% 95% 96%
Jentik
Siswa
Pemantau 0 42 48 90 138
Jentik
Juru
Pemantau 0 479 62 1414 1727
Jentik
Anggaran
Abate 0 2.500.000 5.000.000 7.500.000 10.000.000
desa
Biaya
17.250.000 (Rp) 0 0 0 0
foging
Biaya
perawatan
(4-5 hari 440.000 –
10.120.000 –
untuk o 0 550.000 0
12.650.000 (Rp)
kelas II ) (Rp)
di Rumah
sakit

Kontribusi terhadap Capaian TPB

sejahterah (Good Health Well-Being), mengakhiri epidemi


AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan,
dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit
menular lainnya, Ditjen pencegahan dan pengendalian penyakit
menuangkan dalam Rencana aksi program yaitu angka insidensi
rate penyakit DBD < 47>

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 366
Ket *) : Penderita terinfeksi DBD di Makassar dan di rawat di Desa
Ganra
Adaptabilita

Ide inovasi ini dapat dengan mudah diadaptasi di tempat


lain karena tidak membutuhkan biaya besar dalam
pelaksanaannya serta pengendalian vektor nyamuk dapat diatasai
melalui pemberantasan jentik. Inovasi ini menerapkan kegiatan
sederhana berupa pemantauan jentik dengan menerapkan 3M
(menguras, Menutup dan mengubur) yang dapat dipantau
keberlansungannya melalui pengisian formulir pemantauan setiap
minggu yang dilakukan secara lintas sektor dengan komitmen dan
kerjasama pihak sekolah dan pemerintah desa. Sekolah
menyiapkan simantik sebanyak enem orang setiap sekolah
bertugas untuk memantau jentik di sekolah, sementara jumantik
yang terdiri dari seluruh siswa (1.727) di sekolah bertugas untuk
memantau jentik di rumah masing-masing. Pemerintah desa
menugaskan kader kesehatan untuk melakukan pemantauan
jentik 6 bulan sekali dan abatesasi massal di desa secara door to
door utamanya menjelang musim penghujan tiba. Inovasi ini dapat
mencegah terjadinya kasus demam berdarah serta mengurangi
biaya fogging. Inovasi pada awalnya hanya dilaksanakan di satu
lokus yaitu Desa Lompulle sebanyak 6 sekolah pada tahun 2019.
kemudian mengalami perkembangan signifikan dengan
pertambahan lokus pada tahun 2020 menjadi 2 lokus yaitu desa
Lompulle dan Enrekeng sebanyak 7 sekolah, tahun 2021 menjadi
3 lokus Desa lompulle, Enrekeng, Ganra yaitu sebanyak 14
sekolah, dan tahun 2022 menjadi 4 lokus yaitu desa Lompulle,
Enrekeng, Ganra dan Belo yaitu sebanyak 23 sekolah.
Keberlanjutan
Terlampir

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 367
Pelaksanaan inovasi Ganra Bersepeda dapat berjalan
dengan baik ,hal ini ditunjang dengan ketersediaan sumberdaya :
1. Keuangan
Sumber dana pada kegiatan ini bersumber dari dan BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan) tahun 2022 yaitu berupa
dana peningkatan kapasitas kader P2P (pencegahan dan
pengedalian penyakit menular dan koordiansi terpadu
lintas prokram/sektor terkait P2P sebesar 9.660.000
selama tahun 2022 pertahun. Dana desa untuk insentif
kader sebesar 125.000 per bulan untuk 80 kader kesehatan
per tahun setiap di desa .

2. Sumber daya Manusia


Sumber daya manusia yang terlibat dalam inovasi ini terdiri
dari 138 simantik yang tersebar di 23 sekolah di wilayah
kecamatan Ganra, 1727 jumantik yang terdiri dari peserta
didik dan 80 kader kesehatan yang tersebar di 4 Desa di
Kecamatan Ganra, 6 orang dari tim inovasi Ganra
Bersepeda yang terdiri dari adalah Petugas demam
berdarah, petugas Penyakit Menular, petugas Kesehatan
Lingkungan, petugas surveilans,Petugas Promosi
kesehatan dan Petugas UKS.
3. Metode dan peralatan

Metode yang digunakan dalam inovasi ini yaitu metode


ABG (Advokasi, Bina suasana dan Gerakan
Pemberdayaan Masyarakat), advokasi kepada para kepala
sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan sosialisasi
inovasi dengan mengundang seluruh kepala sekolah se-
Kec. Ganra, kemudian bina suasana dengan melakukan
orientasi pada guru dan siswa tentang pencegahan demam
berdarah, serta gerakan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan pemantaun jentik secara rutin baik di

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 368
rumah maupun di sekolah yang dilakukan oleh siswa dan
kader kesehatan yang kemudian dicatat di dalam formulir
pemantauan jentik, jika ada jentik yang ditemukan maka
simantik dan jumantik akan melakukan 3M (menguras,
menutup dan mangubur) Peralatan yang digunakan
meliputi Alat tulis, Senter untuk melihat jentik dan timba
untuk mengambil jentik.
Strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

Dalam mendukung keberlangsungan Inovasi maka dibuat


surat keputusan kepala UPTD Puskesmas Ganra nomor
47/V/2019 Tentang penetapan inovasi Ganra bersepeda dan SK
Kepala Puskesmas ganra nomor 48/V/2019 tentang Tim inovasi
Puskesmas ganra, serta MoU antara puskesmas sebagai pemberi
layanan Kesehatan dan Sekolah sebagai penerima manfaat.
Untuk mendukung keberlangsungan simantik di sekolah dibuat SK
kepala sekolah tentang simantik. Pembinaan yang
berkesinambungan setiap 3 bulan sekali dilakukan oleh Tim
inovasi agar kegiatan pemantauan jentik dapat terus berjalan,
kegiatan peningkatan kader dilakukan sekali setahun kepada 80
kader kesehatan untuk menambah wawasan kader termasuk
dalam penanggulangan demam berdarah. Selain itu juga
dilakukan Komunikasi dengan pemerintah desa melalui
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang diinisiasi oleh
puskesmas dengan melibatkan pemerintah desa, kader, tokoh
masyarakat, tokoh agama serta ketua RT dan RW dalam
membahas masalah kesehatan, serta pertemuan rutin triwulan
dengan lintas sektor yaitu Kecamatan Ganra, Kepala Desa, KUA,
Dansposramil, Dinas Pendidikan, Polsek Ganra dan tokoh agama.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 369
Faktor kekuatan
Inovasi ini diperkenalkan pada tanggal 14 Mei 2019 melalui
kegiatan sosialisasi inovasi Ganra bersepeda yang mengundang
kepala sekolah, Kapolsek, Danposramil, serta bidan pustu dan
poskesdes. Inovasis ini bermula di satu lokus di desa lompulle
pada tahun 2019 dan secara bertahap mencakup 4 desa di
wilayah kecamatan Ganra pada tahun 2022. Keberlangsungan
inovasi ini sangat didukung oleh komitmen sekolah, peserta didik
dan Guru dalam melakukan pemantauan jentik di sekolah dan di
rumah masing-masing serta komitmen kader dalam melakukan
pemantauan jentik dan abatesasi massal di masyarakat.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan program inovasi Ganra berseepda


melibatkan beberapa stakeholder baik inernal maupun eksternal
yaitu :
1. Dinas kesehatan berperan dalam pembuatan kebijakan dan
roadmap kegiatan berdasarkan target pemabangunan
berkelanjutan 2030 serta pengadaan Abate setiap tahun.
2. Kecamatan Ganra melakukan koordinasi lintas sektor dalam
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui grup whats
up
3. Pemerintah desa mengalokasikan sejumlah dana dalam
pengadaan sebesar 2.500.000 setiap desa, melibatkan
kader desa sebagai jumantik , pemberian insentif bagi 80
kader kesehatan sebesar 120.000.000 dan penyediaan
mesin foging di setiap desa,
4. Dinas pendidikan berperan dalam melibatkan sekolah yaitu
peserta didik sebagai simantik dan jumantik dengan
melakukan pemantauan jentik di sekolah dan di rumah
masing-masing setiap seminggu sekali, serta keterlibatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 370
Guru dalam mengkoordinir peserta didik di sekolah untuk
melakukan pemantauan jentik di sekolah dan di rumah
5. Puskesmas ganra berperan dalam melakukan pemantauan
dan pembinaan demam berdarah di sekolah dan di
masyarakat, melakukan advokasi kepada lintas sektor
melalui lokakarya mini lintas sektor yang dilakukan setiap
triwulan dan musyawarah masyarakat desa (MMD) setahun
sekali.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 371
INOVASI
MASKER PELITA (MASYARAKAT KEERA PEDULI
DISABILITAS)

Nama Unit Pelayanan : UPTD Puskesmas Keera


Kab. Wajo
Nama Inovator : Ruslan, S.Kep., Ns., M.Kes
Kontak Person : 081241171632
Email : ruslanarma83@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 20 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Wajo
Kelompok Umum
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=Y2ZUiIbdUA8
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/drive/folders/1pX37aN52mk0P2-
ShR5RdUnzmOnsptPsB?usp=sharing

Ringkasan

Penyandang disabilitas kerap menghadapi marjinalisasi


dalam sistem perekonomian, sosial dan kesehatan. Mereka juga
terkadang mengalami kendala dalam memperoleh layanan publik
sehingga tidak mandiri, terlantar dan tidak diberdayakan. Oleh
karena itu, MASKER PELITA (Masyarakat Keera Peduli

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 372
Disabilitas) hadir sebagai solusi untuk menjawab permasalahan
yang dialami penyandang disabilitas. Program ini merupakan
kerjasama berbagai pihak melalui kemitraan antara Pemerintah
Desa,Dinas Sosial,dan Pihak Swasta.
Melalui program ini, dilaksanakan pelayanan kesehatan 1
Kader dan 1 Tenaga Kesehatan untuk 1 Disabilitas. Kader berasal
dari keluarga Penyandang disabilitas. Selain itu adanya MoU
dengan pemerintah Desa dalam hal pelatihan dan penyediaan
lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuan disabilitas.
Program ini berdampak signifikan terutama pada
penyandang disabilitas yang terbagi menjadi disabilitas sensorik,
disabilitas, dan mental. Program MASKER PELITA berhasil
meningkatkan angka penanganan kesehatan, kemandirian,
kualitas dan harapan hidup penyandang disabilitas. Disabilitas
yang tertangani meningkat dari 5% (1orang) menjadi 100%
(19orang), angka kemandirian 0% (2018) meningkat menjadi
74%(2022) dan angka pemberdayaan disabilitas meningkat dari 0
% (2018) menjadi 71,4%(2022).
Inovasi ini masuk dalam kategori Pelayanan Publik yang
inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam pengembangan
sinergitas layanan bagi penyandang disabilitas karena MASKER
PELITA memberikan pelayanan kesehatan,bantuan sosial
dengan menghargai hak-hak dasar baik laki-laki maupun
perempuan tanpa adanya diskriminasi.
Ide Inovatif

Wajo merupakan Kabupaten yang memiliki luas 2.506,19


Km² atau 4,01% dari luas Propinsi Sulsel. Kabupaten Wajo
memiliki 14 kecamatan dimana kecamatan terluas yakni Kec.
Keera (368,36 km2) dan kecamatan terkecil yakni Kec. Tempe
(38,27 km2). Berdasarkan data Kecamatan Keera Dalam Angka
2020, Desa Keera memiliki 1.435 penduduk dengan persentase

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 373
laju pertumbuhan tertinggi kedua se-Kecamatan Keera yakni
0,28%.
Total penyandang disabilitas di Kabupaten Wajo pada
tahun 2021 yakni 1.690 orang yang terdiri dari penyandang
disabilitas fisik, sensorik, mental dan intelektual. Di Kecamatan
Keera terdapat 53 orang penyandang disabilitas dan khusus di
Desa Keera terdapat 19 orang penyandang disabilitas yang terdiri
dari 8 orang disabilitas sensorik,6 disabilitas fisik dan 5 orang
disabilitas mental. Penyandang disabilitas ini terdiri dari 9 laki-laki
dan 10 perempuan.
Penyandang disabilitas ini sering dipandang sebelah mata
oleh masyarakat. Hal tersebut menyebabkan penyandang
disabilitas kesulitan mengakses pekerjaan dan mendapat layanan
kesehatan yang layak karena dianggap kurang produktif sehingga
dapat mengganggu psikis para penyandang disabilitas. Hasil
observasi di lapangan juga menemukan banyak kasus dan fakta
seperti kurangnya kepedulian masyarakat/keluarga terhadap
penyandang disabilitas, adanya penyandang disabilitas yang tidak
tertangani sehingga terlantar, dan ketidakmandirian penyandang
disabilitas. Bahkan ada penyandang disabilitas yang dipasung
dan dirantai oleh keluarganya. Melihat kondisi ini maka lahirlah
inisiatif, MASKER PELITA yang merupakan akronim dari
“Masyarakat Keera Peduli Disabilitas” yang diprakarsai oleh
Puskesmas sebagai solusi untuk menjawab permasalahan yang
dialami oleh para penyandang disabilitas. Inisiatif ini melibatkan
kolaborasi antarsektor seperti pemerintah Desa, Dinas Sosial,
swasta dan masyarakat, karang taruna yang memiliki peran dan
kepedulian secara sinergis dalam membantu para penyandang
disabilitas.
Inovasi MASKER PELITA bertujuan untuk
memberdayakan penyandang disabilitas dan meningkatkan
kepedulian masyarakat, memandirikan penyandang disabilitas,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 374
dan khusus untuk ODGJ (disabilitas mental) bisa tertangani dan
tidak terlantar.
Inovasi ini masuk dalam kategori Pelayanan Publik yang
inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam pengembangan
sinergitas layanan bagi penyandang disabilitas desa Keera karena
MASKER PELITA memberikan pelayanan kesehatan, bantuan
sosial dengan menghargai hak-hak dasar penyandang disabilitas
baik laki-laki maupun perempuan tanpa adanya diskriminasi.

Selama ini penyandang disabilitas yang ada di Desa Keera


tidak yang peduli baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
kalaupun ada program pemerintah yang ditujukan kepada
penyandang disabilitas penanganannya bersifat parsial dan tidak
terkoordinir baik.
Pendekatan pelayanan bagi penyandang disabilitas
menitikberatkan pada sisi humanis dengan melakukan pelayanan
langsung 1 Kader dan 1 Tenaga Kesehatan untuk 1 Disabilitas
dengan membuat Kartu Kunjungan yang ditempel di setiap rumah
penyandang disabilitas dengan perbedaan warna sesuai jenis
disabilitas (Merah=Mental, Kuning=Sensorik, Biru=Fisik).Kader
yang dipilih berasal dari keluarga atau orang terdekat penyandang
disabilitas, sehingga ada kedekatan pada saat pendampingan.
Tenaga kesehatan bisa berkonsultasi langsung dengan dokter
spesialis. Pembinaan Kader oleh Dokter Spesialis Rehabilitasi
Medik menggunakan 30 Buku Pedoman sesuai dengan
penanganan disabilitas. Edukasi keluarga dan penyuluhan
kesehatan menggunakan Pamflet kepada masyarakat di
Posbindu. Terdapat juga“Kelas Pelita”yang kegiatannya terdiri
atas penyuluhan, pelatihan, pembinaan rutin setiap 3 bulan.
Peserta berasal dari penyandang disabilitas dan kader dengan
mengundang Dokter puskesmas, Dinas Sosial, PKK, Tokoh
Agama dll.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 375
Kolaborasi dengan pemerintah Desa untuk memberikan
pelatihan keterampilan sesuai dengan potensi/keahlian masing-
masing penyandang disabilitas, memfasilitasi disabilitas ke unit
usaha desa dengan bantuan modal dan pemberian insentif kader
melalui penganggaran ADD. Kolaborasi dengan Dinas Sosial
dalam pengadaan alat bantu, pelatihan dan pengaktifan
kepesertaan BPJS melalui PBI daerah. Kolaborasi dengan
SLB(Sekolah Luar Biasa) terkait pemenuhan akses pendidikan
yang layak bagi penyandang disabilitas yang dikuatkan dengan
kerjasama melalui MoU antarsektor terkait.
Pendekatan Kolaboratif dalam Inovasi MASKER PELITA
terbukti berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan,
pemberdayaan penyandang disabilitas hingga mampu mandiri
dan tumbuhnya kepedulian keluarga dan masyarakat terhadap
penyandang disabilitas Disabilitas yang tertangani meningkat dari
5%(1 orang) menjadi 100%(19 orang) Sebelumnya angka
kemandirian 0%(2018) meningkat menjadi 74%(2022), angka
pemberdayaan disabilitas meningkat dari 0%(2018) menjadi
71,4%(2022).
Signifikansi

Inovasi MASKER PELITA dilaksanakan dengan


pembentukan sekretariat dan kader Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat (RBM), dengan Surat Keputusan (SK) tentang
Penetapan Tim Pengurus, panduan berupa Standar Operasional
Prosedur (SOP) tatalaksana untuk kader dan nakes,
Memorandum of Understanding (MoU), kerja sama lintas sektor
dengan Pemerintah Desa, Dinas Sosial dan swasta. Strategi yang
dilaksanakan berupa penyuluhan di kalangan keluarga maupun di
Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu), pembinaan kader,
pemeriksaan berkala oleh nakes (tenaga kesehatan) kepada
penyandang disabilitas.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 376
Kegiatan yang dilakukan adalah bersama dengan
pemerintah desa dalam hal ini Kepala Dusun, Ketua RT/RW untuk
melakukan pendataan disabilitas yang ada di wilayah kerja.
Kemudian membuat denah sasaran untuk memudahkan
kunjungan rumah. Jika masyarakat menemukan penyandang
disabilitas yang baru maka bisa melaporkan langsung kepada
pemerintah Desa atau tenaga kesehatan. Kartu Kunjungan dibuat
sebagai alat pemantauan pelayanan kepada penyandang
disabilitas yang tertempel pada setiap rumah. Melakukan
pemantauan/pelayanan kesehatan terhadap penyandang
disabilitas. Mengisi tanggal kunjungan, Nama Petugas, asal
Instansi, Kegiatan Pembinaan, keadaan/kondisi dan Kesimpulan
Kartu Kunjungan ini diisi oleh nakes, kader dan stakeholder ketika
melakukan kunjungan rumah penyandang disabilitas yang
kemudian dianalisis dan dievaluasi bersama lintas sektor setiap 3
bulan. Pelatihan kader secara langsung oleh Dokter Spesialis
Rehabilitasi Medik pada tahun 2019. Kemudian pembinaan kader
oleh tenaga kesehatan rutin dilaksanakan setiap bulan.
Pengadaan Buku Panduan sebanyak 30 Bab berdasarkan
jenis tindakan untuk penyandang disabilitas. Buku pedoman inilah
yang digunakan oleh petugas kesehatan dan kader sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pelayanan. Edukasi terhadap
keluarga dan masyarakat dilakukan melalui pemberian Pamflet
dan pemahaman agar mereka lebih peduli terhadap penyandang
disabilitas dan tidak mengucilkannya.

Terdapat “Kelas Pelita” yang kegiatannya terdiri dari


penyuluhan, pelatihan, pembinaan rutin setiap 3 bulan yang
dihadiri oleh peserta (Penyandang Disabilitas dan Kader) dengan
mengundang Dinas Sosial, PKK, Tokoh Agama dll dan Dokter Ahli
sebagai pemateri.
Penyandang disabiltas yang tidak mempunyai jaminan
kesehatan dikoordinasikan dengan dinas sosial kartu JKN-KIS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 377
Karang Taruna kecamatan Keera juga menginisiasi penggalangan
dana sembako bagi penyandang disabilitas di Desa keera.
Asesmen yang dilakukan dari segi internal dan eksternal.
Evaluasi internal dari monev dengan tim- pelaksana di lapangan
setiap bulan. Mereka melaporkan hasil kegiatan, perkembangan
dan kendala terkait kegiatan. Evaluasi eksternal berasal dari
pencapaian target tahunan Puskesmas. Hasilnya adalah Para
penyandang disabilitas memiliki kartu jaminan kesehatan setelah
tim berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Pemerintah desa telah
menganggarkan honorarium kader Rp 50.000,- tiap bulan, dan
memobilisasi masyarakat untuk berkumpul saat proses
edukasi/penyuluhan. Masyarakat dan stakeholder terkait mampu
memfasilitasi sehingga penyandang-disabilitas dapat bekerja di
unit usaha/desa.

Inovasi ini terbukti berhasil meningkatkan Penanganan


Disabilitas dari 5% (1 orang) orang menjadi 100% (19 orang),
meningkatkan kemandirian 0% (2018) menjadi 74% (2022), angka
pemberdayaan disabilitas meningkat dari 0 % (2018) menjadi 71,4
% (2022). Data tersebut terdapat 5 ODGJ yang dulunya terlantar,
sekarang sudah ada 3 orang yang bekerja mandiri sebagai petani,
tukang kayu, dan pekerja rumput laut. 5 dari 6 orang penyandang
disabilitas fisik telah mandiri dan aktivitas sehari-harinya tidak
tergantung lagi oleh keluarga. 2 orang diantaranya bekerja
sebagai petani. Penyandang disabilitas sensorik berjumlah 8
orang. 6 diantaranya telah mandiri dan ada yang bekerja sebagai
Teknisi PLN dan penjahit. Penyandang disabilitas yang usia
produktif telah mampu menghasilkan uang sendiri kisaran
Rp.200.000,- s/d Rp. 1.000.000,- untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dari pekerjaan tersebut dan Penyandang Disabilitas
Usia Sekolah Bisa Bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Saat ini masyarakat sudah terbuka menerima keberadaan
Disabilitas, Penyandang disabilitas berbaur dengan masyarakat,

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 378
dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat termasuk hadir
dalam musyawarah desa atau pertemuan lainnya.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Inovasi ini berkontribusi terhadap SDGs-3 (Kehidupan


sehat dan sejahtera), SDGs-8 (Pekerjaan layak dan pertumbuhan
ekonomi) dan SDGs-10 (Berkurangnya kesenjangan). Data dari
Kementerian PPN/Bappenas tahun 2021 menujukkan total
penyandang disabilitas sebanyak 6,3 juta orang. Meskipun
demikian terdapat 55,79% penyandang yang membutuhkan
layanan kesehatan namun tidak memeriksakan dirinya. Pada
tahun 2021 masker pelita dapat meningkatkan rasio pelayanan
disabilitas menjadi 1:300.000. Cakupan SPM bidang kesehatan
kabupaten Wajo pada indikator penanganan ODGJ berat dapat
meningkat dari 98,08% (2019) menjadi 116,07% (2021).

Derajat kesehatan penyandang disabilitas harus


diperhatikan karena risikonya 2kali lipat daripada non-
penyandang disabilitas. Berdasarkan data artikel The 2030
Agenda, SDGs and Disability, pencapaian Masker Pelita erat
kaitannya dengan SDGs-3, SDGs-8 dan SDGs-10.Disabilitas
yang tidak tertangani menurut data tersebut sebanyak 4% (2018).
Di Desa Keera semua penyandang disabilitas mendapatkan
pelayanan kesehatan (0% tahun 2021) turut menyumbang
penurunan penyandang disabilitas yang tidak tertangani. Data
artikel tersebut pada 2018 sebanyak 50,8% penyandang
disabilitas tidak diberdayakan sedangkan Desa Keera
menunjukkan pemberdayaan sebanyak 71,4% tahun 2021. Hal
secara nyata membantu meningkatkan produktivitas penyandang
disabilitas. Artikel tersebut menunjukkan bahwa penyandang
disabilitas yang mandiri sebanyak 62,4% tahun 2018. Oleh karena
itu, inovasi masker pelita berusaha meningkatkan kemandirian
sehingga pada tahun 2021 terdapat 74% penyandang disabilitas
yang partisipatif.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 379
Adaptabilitas
MASKER PELITA mulai dicanangkan pada akhir 2019 dan
dilaksanakan pada tahun 2020. Awalnya lokus mengambil 1 desa
yakni didesa Keera yang terdiri dari 19 orang penyandang
disabilitas. Pada tahun 2021 dilaksanakan di dua desa yakni
Paojepe dan Awota dan pada tahun 2023 diusahakan seluruh
desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Keera akan menerapkan
inovasi ini.

Inovasi ini memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan


sangat mudah direplikasi karena pendampingan penyandang
disabilitas dilakukan oleh kader yang berasal dari keluarga/orang
terdekat penyandang disabilitas yang ada di desa. Kader tersebut
sudah kompeten karena telah dilatih sebelumnya oleh Dokter
Spesialis Rehabilitasi.

Hal yang tidak kalah penting menggunakan biaya yang


rendah hasil dari kerjasama dengan pemerintah desa terkait
insentif para kader. Sehingga ini akan mendorong antusias para
kader untuk lebih semangat dalam menjalankan tugas dan
amanah saat di lapangan nanti. Adanya Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) yang bisa menjadi sarana untuk bekerja. Adanya
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang dekat dan mudah dijangkau oleh
penyandang disabilitas. Inovasi ini telah disosialisasikan kepada
seluruh desa yang ada Kabupaten Wajo. Inovasi ini sejalan
dengan beberapa kegiatan/program yang ada di puskesmas
antara lain program pencegahan dan pengendalian penyakit
kesehatan jiwa, program pencegahan dan pengendalian
gangguan indera dan fungsional, program pelayanan kesehatan
usia lanjut, program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular, begitu pun dengan kegiatan yang ada di Dinas Sosial
tentang pemberian bantuan sosial bagi penyandang disabilitas
dan pemberian Jaminan Kesehatan Nasional dalam rangka
Universal Health Coverage (UHC). Adanya dukungan dari Camat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 380
Keera yang mengharuskan kepada semua kepala desa dan lurah
agar mengadopsi inovasi masker pelita pada kegiatan rapat
koordinasi tingkat kecamatan untuk dilaksanakan pada 9 desa
dan 1 kelurahan yang ada diwilyah kecamatan Keera. Sebagai
langkah keseriusan pelaksanaan inovasi, Kepala Dinas
Kesehatan menyampaikan surat edaran kepada 23 puskesmas
yang ada di Kabupaten Wajo tentang adaptasi inovasi masker
pelita sehingga dalam beberapa tahun kedepan semua desa yang
ada di wilayah kabupaten Wajo akan mengadopsi inovasi ini.
Adanya dukungan dari Bupati Wajo sehingga penyandang
disabilitas bisa berkesempatan menjadi Wirausahawan dalam
rangka mendukung program mencetak 10.000 enterpreneur dan
juga mengupayakan agar inovasi ini bisa diadopsi oleh kecamatan
lain di Kab.Wajo.
Keberlanjutan
Sumber daya inovasi ini terdiri dari:

Sumber Daya Keuangan: Dana Biaya Operasional


Kesehatan (BOK) Puskesmas Keera (Rp. 5.000.000,-) untuk
petugas kesehatan, dana JKN Kapitasi (Rp. 10.000.000,-) untuk
biaya operasional. dan ADD/Dana Desa untuk insentif kader (Rp.
12-000.000,-) /kader tiap tahun,
Dukungan anggaran APBD Dinas Kesehatan (Rp.
20.000.000,-) dana Sehingga Total Anggaran yang digunakan
setiap tahunnya adalah Rp.47.000.000,-
Sumber Daya Manusia:

Tim Pembina dari puskesmas berjumlah 8 orang yakni


Kepala Puskesmas, dokter, Pengelola program Gangguan Indera
dan Fungsional, Program P2 Penyakit Tidak Menular, Program
Kesehatan Jiwa, Program Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Program Promosi Kesehatan, dan Bidan di desa.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 381
Tim Pelaksana yang terdiri dari 19 Kader RBM dan 19
Nakes sesuai jumlah penyandang disabilitas.
Metode dan peralatan: Buku panduan pembinaan 30 Bab,
daftar penanggungjawab kader dan nakes untuk tiap penyandang
disabilitas dan pamflet peduli disabilitas.
Langkah strategis yang dilakukan untuk mengoptimalisasi
seluruh sumber daya yang ada yakni membuat regulasi berupa
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan, membentuk tim
pelaksana, sekretariat RBM, membuat SOP Pelayanan
Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas, Pedoman Terkait
Disabilitas, SOP Pelayanan Disabilitas di masa Pandemi tahun
2021, Pedoman Penentuan Jenis Disabilitas, Prioritas, dan
Pedoman Mekanisme Penghargaan Puskesmas Ramah
Disabilitas di Kab. Wajo tahun 2021, merencanakan program kerja
dan petunjuk teknis (juknis), melakukan pembinaan kader,
melakukan penyuluhan dan edukasi ke masyarakat dan
melakukan rapat koordinasi dalam rangka monitoring dan evaluasi
(monev). Selain itu rutin diadakan pembinaan kepada para kader
dan aktif berkoordinasi dengan lintas sektor terkait seperti Dinas
Sosial, pemerintah desa, dinas kesehatan agar kegiatan ini dapat
terlaksana secara berkelanjutan.
Strategi Keberlanjutan yang dilakukan agar inovasi ini dapat
dilakukan secara berkesinambungan yakni:
Strategi institusional:

 Segi regulasi berupa PERDA Kab. Wajo No. 13 Tahun


2016 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak
Penyandang Disabilitas.
 Dukungan Kementerian Sosial dalam hal Pengadaan Alat
Bantu disabilitas

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 382
 Kerja Sama dengan Dinas Sosial yang tercantum dalam
MoU nomor: 460/2190/Dinsosp2kbp3a tentang Pelatihan
dan Pemberian Alat Bantu serta Bantuan Sosial lainnya.
 Kerja Sama dengan Pemerintah Desa tentang pengadaan
Pelatihan dan Penyediaan Unit Usaha di Desa.
 Kerja Sama dengan Yayasan SLB Mirah berupa MoU
nomor: 119/SLB-MEW/III/ 2021 tentang akses pendidikan
bagi Penyandang Disabilitas Usia Sekolah.
 Pembentukan “Bunda Pelita” oleh Ketua Tim Penggerak
PKK Kabupaten
 Strategi sosial melalui kader, desa, unit usaha, masyarakat,
konsultasi dengan dokter ahli untuk rehabilitasi medik.
Adanya Donasi sembako disabilitas melalui Karang
Taruna.
Strategi manajerial pemberlakuan SOP, pelaksanaan pelatihan,
pembinaan, penyuluhan, lokmin. Secara berkala melakukan
pembinaan kader. Pembinaan penyandang dan masyarakat.
Faktor penentu keberhasilan dan kendala yang dialami selama
melaksanakan inovasi ini yakni:
Keberhasilan sangat ditentukan oleh dukungan keluarga,
peran aktif masyarakat, pemerintah desa, seluruh stakeholder,
para kader dan seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam
mengayomi, mencapai, mempertahankan, mengembangkan
kemandirian, kemampuan fisik, mental, sosial, dan keterampilan
penyandang-disabilitas,.

Kendala dari kegiatan ini terdiri dari:


Tidak tersedianya alat khusus untuk penyandang seperti
tongkat dan kursi roda. Kesibukan sebagian keluarga sehingga
kegiatan untuk pembinaan kurang kondusif. Beberapa pasien
mengamuk saat pembinaan sehingga sulit dilakukan komunikasi
efektif.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 383
Ada beberapa rumah penyandang disabilitas yang sulit
untuk dijangkau karena letaknya berjauhan dengan fasilitas
kesehatan.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Peran dan kontribusi pemangku kepentingan pada pelaksanaan


inovasi MASKER PELITA yakni:
Bupati Wajo:

Memberikan dukungan penuh dengan membukakan akses


baik melalui kementerian sosial atau CSR.
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Wajo:

a. Gencar menggalakkan program RBM yang berbasis pada


penyandang disabilitas.
b. Melakukan pelatihan Nakes untuk penyandang disabilitas.
c. Pertemuan rutin pengelola GIF dan Jiwa Puskesmas.
Kepala DinsosP2KBP3A:

a. Memfasilitasi pelatihan bagi penyandang disabilitas.


b. Memberikan Bansos dan alat bantu.
c. Mengaktifkan JKN BPJS-KIS.
Camat Keera:

a. Mendukung pelaksanaan inovasi di desa lokus dan


berkoordinasi dengan semua desa/kelurahan dalam
lingkup Kec.Keera yang lain agar turut serta dalam
mewujudkan inovasi ini.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 384
c. Mensosialisasikan dan menganjurkan semua desa untuk
mereplikasi inovasi.
Kepala Puskesmas Keera

a. Sebagai Penggagas Inovasi.


b. Membuat SK Penetapan Inovasi UPTD Pusk.Keera dan
menyusun SOP untuk pelayanan oleh Kader dan Nakes
kepada Penyandang Disabilitas.
Kepala Desa Keera:

Melakukan sumbangsih dari segi finansial terkait insentif


para kader. Selain itu memediasi penyandang disabilitas agar
mendapat kesempatan untuk bekerja diunit usaha di desa.
Karang Taruna:

Pengadaan Donasi sembako disabilitas yang digunakan


untuk kebutuhan penyandang disabilitas.
Yayasan SLB Mirah:

Memenuhi kebutuhan pendidikan bagi penyandang


disabilitas usia sekolah.
Kader:
Berpartisipasi aktif dalam penanganan penyandang
disabilitas melalui pendekatan persuasif.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 385
TOP 6 REPLIKASI INOVASI PELAYANAN PUBLIK

INOVASI
JEDAR SASKIA

Nama Unit Pelayanan : Upt Puskesmas Pabentengang


Kab.Bantaeng
Nama Inovator : Darmawati, S.Tr.Keb
Kontak Person : 0823 4614 1247
Email : darmawatidarma71
@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 02 January 2017
Instansi : Pemerintah Kab. Bantaeng
Kelompok Umum
Kategori
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=jmdRsFd5aZE
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1CvLCh9wJIGzhRUsx8rgh9pfqA4
Mi2UPq/view?usp=drivesdk

Ringkasan

Implementasi

Inovasi JEDAR SASKIA hadir karena tingginya jumlah ibu


hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan tidak adanya

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 386
persalinan yang dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan
dasar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya
karena terkendala status ekonomi yang kurang serta akses ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang jauh. Inovasi ini memberikan
kemudahan bagi setiap sasaran baik ibu hamil KEK maupun ibu
bersalin dengan memberikan fasilitas jemput antar sasaran
menuju fasilitas pelayanan kesehatan tanpa adanya beban biaya.
Dampak

Inovasi ini memberi dampak yang sangat positif khususnya


bagi ibu hamil yang tinggal pada daerah pegunungan dan ibu
dengan status ekonomi kurang. Dengan adanya sistem jemput
antar sasaran, akses jalan yang sulit dan terjal serta besaran biaya
yang harus dikeluarkan tidak lagi menjadi faktor penghambat
untuk menempuh fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan
demikian derajat kesehatan ibu hamil secara psikologis menjadi
lebih baik karena kekhawatiran akan penolong, proses dan biaya
yang harus dikeluarkan selama persalinan tidak perlu lagi menjadi
beban pikiran bagi ibu dan keluarga.
Kesesuaian Kategori

Inovasi JEDAR SASKIA menjadikan akses pelayanan


menjadi mudah dijangkau, baik bagi masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, berpenghasilan rendah maupun sasaran yang
tidak mempunyai kendaraan pribadi. Sehingga inovasi ini sesuai
dengan kategori inovasi pelayanan publik yang inklusif dan
berkeadilan.
Ide Inovatif
Latar Belakang

Puskesmas Pa’bentengang merupakan puskesmas


pedesaan dengan wilayah kerja mayoritas berada pada daerah
pegunungan. Terdiri dari 5 desa wilayah binaan dengan jumlah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 387
penduduk 9451 jiwa memiliki keberagaman karakter yang
berbeda-beda. Medan yang terjal dan akses yang sulit dengan
jarak tempuh terjauh ± 30 km2, serta terdapat beberapa wilayah
yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, menjadi salah
satu faktor penghambat bagi masyarakat khususnya ibu hamil
KEK dan ibu bersalin untuk menempuh fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada tahun 2021 sebanyak 61 dari 197 ibu hamil yang
bertempat tinggal pada daerah terpencil dengan lokasi sulit
diakses dan tidak dilalui angkutan umum. Demi menempuh
fasilitas pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas atau unit
pelayanan gizi terpadu, ibu bersalin dari Desa Kayuloe harus
mengeluarkan biaya ± Rp.150.000 dengan estimasi waktu tempuh
± 50 menit per 1 kali kunjungan dengan menggunakan angkutan
yang dibayar khusus. Sementara ibu bersalin dari Desa
Pa’bumbungan (Dusun Babangeng) harus mengeluarkan biaya ±
Rp. 50.000 dengan waktu tempuh ± 210 menit karena harus
berjalan kaki melewati jalan bebatuan untuk dapat menempuh
akses jalan raya.

Selain tantangan medan yang terjal sebagian masyarakat


juga terkendala biaya. Sementara sebagian besar penduduk
hanya bekerja pada sektor pertanian dengan estimasi waktu
penerimaan upah penghasilan setiap 4 sampai 5 bulan sekali.
Tujuan

Inovasi JEDAR SASKIA hadir dengan tujuan untuk


membantu dan memfasilitasi masyarakat dalam hal ini ibu hamil
KEK dan ibu bersalin, agar memperoleh pelayanan kesehatan
pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar tanpa harus memikirkan
besaran biaya serta meluangkan waktu yang cukup lama. Hal ini
dilakukan untuk menurunkan jumlah ibu hamil KEK dan
mewujudkan angka 100% persalinan faskes sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Dengan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 388
demikian berbagai resiko yang mungkin terjadi dapat
dimininimalisir, jika kekurangan energi kronik pada ibu hamil tidak
segera tertangani atau persalinan tidak dilakukan pada fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yang memenuhi standar pelayanan.
Semua kegiatan dalam inovasi ini dilakukan demi
menjamin kesejahteraan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru
lahir, dengan harapan dapat membantu pemenuhan nutrisi pada
1000 hari pertama kehidupan demi menciptakan generasi bebas
stunting untuk sumber daya manusia yang berkualitas.
Kesesuaian Kategori

Inovasi JEDAR SASKIA sesuai dengan kategori-1 yaitu


inovasi pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan. Karena
inovasi ini menjadikan akses pelayanan bagi ibu hamil dan ibu
bersalin menjadi mudah dijangkau, terutama bagi masyarakat
yang tinggal di daerah terpencil, berpenghasilan rendah dan yang
tidak memiliki kendaraan pribadi.
Sisi Kebaruan

Sebelum adanya inovasi ini, semua persalinan dilakukan di


rumah sasaran dengan alat dan fasilitas seadanya, sehingga
persalinan faskes berada pada angka 0% yang juga memengaruhi
capaian Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Setiap ibu hamil yang akan
bersalin meminta tenaga kesehatan dalam hal ini bidan desa
untuk datang memantau dan menolong persalinannya.
Bermodalkan alat kesehatan dasar, bidan memberikan pelayanan
pada ibu bersalin dengan memanfaatkan ruangan dan
penerangan yang ada di rumah sasaran. Hal ini tentu tidak
selamanya berjalan maksimal, karena keadaan tempat yang
bervariasi baik dari segi penerangan, sirkulasi udara serta
pencegahan privasi yang tidak selamanya tersedia.
Kebaruan dari inovasi ini adalah adanya kegiatan jemput
dan antar sasaran kesehatan ibu dan anak. Sasaran dijemput oleh

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 389
sopir khusus bersama dengan petugas kesehatan terlatih (Bidan
kompeten). Pasien diberikan penanganan awal oleh petugas
kesehatan untuk kemudian dibawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan guna memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan pasien. Sasaran kemudian diantarkan kembali ke
rumahnya dalam keadaan sehat tanpa adanya beban biaya.
Nilai tambah dari inovasi ini selain memberikan keuntungan
dalam hal efesiensi waktu dan biaya bagi sasaran, juga
memberikan motivasi bagi pemerintah desa untuk turut
berpartisipasi khususnya dalam menyediakan fasilitas berupa
ambulans desa. Dengan adanya partisipasi tersebut hingga saat
ini telah tersedia 3 unit mobil ambulans desa lengkap dengan
sopirnya masing-masing yang siap digunakan untuk jemput antar
sasaran kesehatan ibu dan anak.
Signifikansi
Deskripsi implementasi inovasi

JEDAR SASKIA adalah singkatan dari Jemput dan Antar


Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak. Inovasi ini merupakan hasil
modifikasi yang mengadopsi Bendera SASKIA (Puskesmas
Sinoa) pada tahun 2020, dengan menggunakan Bendera SASKIA
sebagai lambang untuk memberi tanda setiap sasaran Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) guna memudahkan dalam proses
penjemputan.
Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, inovasi ini
berdampak signifikan terutama bagi penurunan jumlah ibu hamil
KEK dan peningkatan capaian ibu bersalin di fasyankes. Selain
memberikan penanganan secara dini pada ibu hamil KEK oleh
dokter ahli gizi, inovasi ini juga memastikan setiap persalinan
berlangsung di fasilitas pelayanan kesehatan dengan ditangani
oleh tenaga kesehatan yang profesional.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 390
Adapun tahapan kegiatan dalam inovasi ini yaitu: setiap
sasaran dibekali nomor kontak milik bidan desa/dusun di
daerahnya yang dituliskan dengan jelas pada buku KIA masing-
masing. Setiap sasaran diberikan pemahaman terlebih dahulu
untuk segera menghubungi petugas kesehatan, kader ataupun
tokoh masyarakat setempat jika ada tanda akan dimulainya
persalinan. Petugas kesehatan kemudian bersama dengan sopir
puskesmas mengunjungi rumah sasaran untuk dibawa ke fasilitas
kesehatan guna mendapatkan pelayanan. Setelah memperoleh
serangkaian pelayanan kesehatan dan dengan
mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien, sasaran kemudian
diantarkan kembali ke rumahnya tanpa dibebankan biaya.
Sementara pada kasus ibu hamil KEK, setiap bidan desa
bertanggung jawab terhadap desa binaannya masing-masing.
Setiap desa dijadwalkan 1 kali dalam 1 bulan untuk membawa ibu
hamil KEK menuju Pusat Pelayanan Gizi Terpadu, demi
mendapatkan penanganan langsung oleh dokter ahli gizi.
Terkhusus Puskesmas Pa’bentengang, konsultasi dijadwalkan
pada hari rabu setiap minggunya. Bidan desa kemudian
dikoordinasi oleh bidan koodinator untuk pembagian jadwal per
desanya.
Penilaian/ Assesmen (Evaluasi yang dilakukan)

Pada inovasi JEDAR SASKIA, evaluasi dilakukan secara


internal setiap bulan melalui lokakarya mini bulanan. Poin
evaluasinya adalah: ada atau tidaknya peningkatan capaian
program KIA dari bulan ke bulan, dan apakah peningkatan
capaian program itu merupakan dampak dari adanya inovasi.
Selanjutnya evaluasi eksternal setiap 3 bulan sekali pada
kegiatan lokakarya mini lintas sektor. Evaluasi ini tidak hanya
dilakukan oleh pihak pelaksana inovasi tetapi juga oleh para
pemangku kebijakan dan penerima manfaat. Tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 391
inovasi serta apakah inovasi tersebut perlu diteruskan dan
dikembangkan atau dihentikan pada saat itu juga.
Dampak

Setelah berjalan pada tahun 2017, inovasi ini telah


membawa perubahan yang signifikan di mana jumlah ibu hamil
KEK yang pada tahun 2016 sebanyak 17 orang menurun menjadi
5 orang pada tahun 2017. Meskipun mengalami ketidakstabilan
data (naik turunnya capaian), tapi setiap ibu hamil KEK ditangani
langsung oleh dokter ahli gizi sehingga masalah kekurangan
energi kronik dapat segera tertangani. Jumlah persalinan faskes
yang sebelumnya berada pada angka 0% dengan jumlah
persalinan nakes sebanyak 161 orang mampu mencapai 100%
persalinan faskes pada tahun 2017 dengan angka 176 persalinan,
dan tetap bertahan dengan angka 100% sampai tahun 2021.

Selain kedua indikator tersebut di atas, capaian IMD juga


menjadi perhatian khusus. Mengingat manfaat IMD yang sangat
banyak di antaranya menjadi awal tercapainya pemberian ASI
Eksklusif, memenuhi kebutuhan bayi baru lahir akan kolostrum,
serta menjalin hubungan batin (Bounding Attacement) antara ibu
dengan bayinya. Sebelum adanya inovasi ini (2016), capaian IMD
hanya berada pada angka 57,7%, tapi setelah adanya inovasi,
capaian IMD berhasil mencapai angka 100% (2017) dan mampu
dipertahakan sampai tahun 2021.
Tidak hanya berdampak pada capaian program secara
kuantitatif, inovasi ini juga memberikan dampak yang positif
secara kualitatif terhadap status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin
dan bayi baru lahir. Selain menurunkan beban psikologis, terdapat
juga manfaat kesehatan secara fisiologis. Hal ini dapat dilihat
pada pertolongan persalinan yang sesuai standar dengan
menggunakan alat dan bahan yang steril, pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan kompeten, serta penangangan bayi baru

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 392
lahir yang berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
termasuk pemberian vitamin K1 dan imunisasi HB0.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan,


khususnya nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu
diwujudkan, di luar permasalahan yang belum tuntas ditangani
seperti upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB), pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB,
Malaria serta peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk
KB).
Inovasi ini berperan penting dalam menurunkan AKI dan
AKB (Tujuan ke 3 khususnya target 3.1 dan 3.2). Hal ini terlihat
dari kegiatan jemput dan antar ibu hamil KEK menuju Pusat
Pelayanan Gizi Terpadu untuk segera ditangani oleh dokter ahli
gizi. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan penanganan sedini
mungkin bagi ibu hamil KEK guna meminimalkan resiko yang lebih
berat seperti anemia berat pada ibu hamil, pertumbuhan janin
terhambat, bayi lahir prematur, bayi dengan BBLR dan
perdarahan pasca persalinan.
Selain itu juga dilakukan jemput dan antar setiap ibu hamil
yang akan memasuki proses persalinan, untuk memperoleh
pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan
ditangani oleh tenaga kompeten yang profesional. Dengan
persalinan yang dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan,
memastikan setiap komplikasi yang mungkin terjadi selama
proses persalinan dapat diminimalisir karena dapat dilakukan
rujukan secepat mungkin jika sewaktu-waktu diperlukan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 393
Adaptabilitas
Penerapan inovasi JEDAR SASKIA secara bersamaan
diselenggarakan di semua wilayah kerja Puskesmas
Pa’bentengang. Wilayah kerja Puskesmas Pa’bentengang
meliputi 5 desa yakni Desa Pa’bentengang, Desa Kampala, Desa
Pa’bumbungang, Desa Parangloe, dan Desa Kayuloe yang
dilengkapi dengan 1 unit puskesmas pembantu (Pustu), 3 unit pos
kesehatan desa (Poskesdes), dan 1 unit pos bersalin desa
(Polindes).
Inovasi ini memiliki peluang yang sangat besar untuk
direplikasi. Selain mendukung tercapainya standar pelayanan
minimal bidang kesehatan dalam hal ini persalinan dilakukan pada
fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Standar ke-2), inovasi ini
juga dapat membantu menurunkan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas) bagi ibu hamil, ibu bersalin dan
bayi baru lahir. Secara rasional, persalinan pada fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yang sesuai standar pelayanan
tentunya lebih terjamin, baik dari segi kebersihan alat dan bahan
maupun dari segi kelengkapan sarana dan prasarana serta SDM.
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di
bidangnya, juga mampu meminimalisir berbagai risiko yang
mungkin terjadi selama proses persalinan dan dapat segera
memberikan penanganan yang tepat jika terjadi kegawatdaruratan
baik bagi ibu (maternal) maupun bagi bayi baru lahir (neonatal).
Pelaksanaan inovasi ini dapat diterapkan pada setiap
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, karena komponen yang
dibutuhkan untuk terlaksananya inovasi tersebut tersedia dan
dimiliki oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Sumber
daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan secara umum dan
bidan desa secara khusus merupakan pemeran utama untuk
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang mana
setiap fasilitas pelayanan kesehatan dasar pasti memiliki sumber

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 394
daya manusia baik bidan, dokter dan perawat dengan standar
kompetensinya masing-masing.
Sarana mobil ambulans juga tersedia dan menjadi aset
tetap setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara untuk
pembiayaan bahan bakar dan pemeliharaan dapat diperoleh dari
dana operasional puskesmas. Kerja sama dengan lintas sektor
khususnya kepala desa juga menjadi hal yang mudah untuk
dilakukan, karena baik pihak desa maupun pihak puskesmas
sudah seharusnya berkolaborasi memberikan pelayanan terbaik
bagi setiap warga. Hal ini dikarenakan, inovasi ini tidak hanya
berdampak pada capaian program kesehatan ibu dan anak, tapi
juga memengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah desa.
Terutama bagi puskesmas dengan wilayah kerja yang
memiliki karakteristik sama dengan Puskesmas Pa’bentengang
seperti jalan yang terjal dan akses yang sulit, inovasi JEDAR
SASKIA ini menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan
berbagai status ekonomi. Namun, pelaksanaan inovasi ini
tentunya tidak terlepas dari komitmen kuat para tenaga kesehatan
selaku pelaksana inovasi, serta dukungan dari lintas sektor seperti
pemerintah desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang
berkolaborasi mendukung pencapaian inovasi ini.
Keberlanjutan
Sumber daya yang digunakan

1. Sumber daya manusia terdiri atas:

bidan desa sebanyak 5 orang, bidan dusun sebanyak 14


orang, dokter umum sebanyak 2 orang, petugas gizi sebanyak 2
orang, petugas promkes sebanyak 2 orang, dan 90 kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pa’bentengang. Bidan
desa dan bidan dusun diperlukan untuk menjadi pelaksana inovasi
yang secara langsung bersentuhan dengan sasaran KIA. Dokter

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 395
umum dan petugas gizi bekerja sama dengan pelaksana inovasi
dalam memantau status kesehatan ibu hamil KEK. Selain
memantau status gizi ibu hamil, dokter umum juga ikut
berpartisipasi memantau proses persalinan. Sementara petugas
promkes beserta dengan kader posyandu berperan serta
memberikan penyuluhan kesehatan kepada sasaran, khususnya
kesehatan ibu dan anak.
2. Sumber keuangan dianggarkan dari:

Biaya Operasional Kesehatan (BOK) sebanyak Rp.


6.000.000 per tahun. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
sebanyak Rp. 10.000.000 per tahun. Anggaran Dana Desa (ADD)
untuk penyediaan dan pemeliharaan ambulans desa sebanyak
Rp. 260.891.000.
3. Sumber daya perlengkapan seperti perlengkapan
persalinan (partus set), emergency kit dan tabung oksigen.
Strategi yang dilakukan agar inovasi tetap berlanjut

Inovasi ini telah berlangsung selama lebih dari 4 tahun, dan


dilaksanakan secara bersamaan di 5 desa wilayah binaan
Puskesmas Pa’bentengang. Inovasi ini berpeluang direplikasi oleh
institusi kesehatan lain terutama puskesmas yang mempunyai
letak geografis serta karakteristik wilayah kerja yang sama.
Strategi keberlanjutan inovasi JEDAR SASKIA terbagi menjadi
tiga, di antaranya:
1. Strategi institusional, meliputi tersedianya SK No.004/PKM-
PBT/I/2017 tentang Pembentukan Tim Inovasi, MOU
antara Puskesmas dengan Kepala Desa No.03A/KPL-
KEM/I/2019, No.031/KYL- KEM/I/2019, No.015/DPL-
KEM/IV/2020 tentang Peningkatan Layanan Ibu Bersalin
dan Pemberdayaan Masyarakat, dan MOU No.016B/PKM-

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 396
PBT/TU/IV/2021 antara puskesmas dengan Pusat
Pelayanan Gizi Terpadu.
2. Strategi sosial meliputi kerja sama antara pihak puskesmas
dan lintas sektoral dalam hal ini kepala desa selaku
pemangku kebijakan di tingkat desa.
3. Strategi manajerial meliputi antusiasme tim inovasi
Puskesmas Pa’bentengang dalam mendukung
terlaksananya inovasi dengan cara mengikuti pelatihan
kesehatan (seperti midwifery update) guna meningkatkan
kompetensinya.
Keberlanjutan inovasi JEDAR SASKIA hingga saat ini
masih berlangsung. Antusiasme dari sasaran yang merasa sangat
terbantu dengan adanya inovasi ini menjadi poin penting bagi tim
inovasi untuk terus berproses guna memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih baik lagi. Dengan adanya inovasi ini terlihat
perubahan data yang sangat siginifikan khususnya penurunan
jumlah ibu hamil KEK dan tercapainya angka 100% persalinan
pada fasilitas pelayanan kesehatan yang secara langsung
memengaruhi capaian IMD.

Kegiatan jemput dan antar sasaran kesehatan ibu dan anak


merupakan hal yang dinantikan setiap sasaran terutama bagi
kelompok masyarakat dengan keadaan ekonomi yang kurang
memadai. Oleh karena itu, hadirnya inovasi JEDAR SASKIA
(Jemput dan antar sasaran kesehatan ibu dan anak) tentu menjadi
kabar gembira bagi sasaran. Bila pada awalnya mempunyai
kesulitan akses untuk menempuh fasilitas pelayanan kesehatan,
kini menjadi terbantu dengan adanya kegiatan jemput dan antar
sasaran KIA, tanpa membebankan biaya kepada setiap sasaran
penerima manfaat inovasi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 397
Faktor kekuatan
Inovasi ini dilaksanakan secara serentak di setiap wilayah
kerja Puskesmas Pa’bentengang. Komitmen dari petugas
kesehatan khususnya bidan desa sebagai pelaksana inovasi,
serta adanya dukungan dan partisipasi dari pemerintah desa
setempat yang memberikan perhatian, baik material maupun
nonmaterial menjadi kekuatan utama untuk melanjutkan dan
meningkatkan capaian inovasi menjadi lebih baik lagi.

Selain faktor internal, inovasi ini juga diperkuat dengan


adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan. Dalam standar ini, khususnya standar
ke-2 yaitu pelayanan kesehatan ibu bersalin mengharuskan
bahwa setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar (primer).
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang dimaksud adalah
puskesmas. Adapun polindes dan poskesdes tidak terhitung
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai standar
kecuali jika pemerintah daerah menjamin polindes dan poskesdes
telah dilengkapi SDM, sarana, serta prasarana sesuai standar
pelayanan persalinan.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Inovasi JEDAR SASKIA terus berlangsung karena adanya


kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang terlibat di
dalamnya. Kepala Dinas Kesehatan memberikan dukungan
penuh dalam pelaksanaan inovasi JEDAR SASKIA, khususnya
dalam pemantauan pelaporan program kesehatan ibu dan anak
sekaligus melakukan evaluasi terhadap capaian inovasi. Camat
sebagai kepala wilayah kecamatan melakukan koordinasi ke

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 398
pemerintah desa dengan memberikan imbauan untuk mendukung
pelaksanaan inovasi JEDAR SASKIA.
Tidak terbatas pada sektor kecamatan, kepala desa
sebagai pemangku kebijakan di tingkat desa mengarahkan setiap
tokoh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung
berjalannya inovasi. Selain itu, kepala desa juga mengalokasikan
anggaran dana desa untuk pengadaan ambulans desa beserta
tenaga sopir yang pengadaan dan pemeliharaannya dibebankan
ke anggaran dana desa. TNI/Polri melalui babinsa dan
babinkamtibmas juga berperan melakukan pengawasan dan
pengamanan pelaksanaan inovasi JEDAR SASKIA.

Selain dukungan dari lintas sektor, juga dibutuhkan


kekompakan tim internal inovasi. Kepala puskesmas mengawal
jalannya inisiatif dan selalu menjalin komunikasi dengan
pemangku kepentingan terkait demi memaksimalkan capaian
inovasi. Bidan desa dan bidan dusun sebagai pelaksana inovasi
secara langsung memantau, menjemput, mendampingi dan
memberikan pelayanan bagi setiap sasaran ibu dan anak secara
menyeluruh. Petugas gizi ikut berkontribusi memantau status gizi
ibu hamil serta melakukan pendampingan saat ibu hamil
kekurangan energi kronik melakukan konsultasi dengan dokter
ahli gizi.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 399
INOVASI
Dekap Bayi

Nama Unit Pelayanan : Upt Puskesmas


Campagaloe Kab.Bantaeng
Nama Inovator : Baucaya, S.Kep,Ns
Kontak Person : 08134064590
Email : Baucaya75@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 02 Januari 2020
Instansi : Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Kelompok Replikasi
Kategori
Kesehatan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=dsK00Qdmrmc

Ringkasan

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau


meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Kemenkes 2017).
Tujuan program Imunisasi adalah untuk menurunkan
angka kematian dan kesakitan yang disebabkan oleh penyakit-

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 400
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Maka
untuk mencapai hal tersebut telah banyak hal dilakukan oleh
Pemerintah melalui kebijakan dan strategi.
Keberhasilan program imunisasi tersebut ditentukan
dengan membuat strategi pencapaian dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi melalui inovasi
DEKAP BAYI.
Permasalahan yang ditemui di PKM Campagaloe terkait
pelayanan imunisasi dasar lengkap pada bayi adalah rendahnya
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Capaian IDL sebelum
pandemi bulan Januari sampai Maret 2020 mencapai target.
Setelah pandemi, cakupan capaian pelayanan Imunisasi dasar
lengkap pada bayi menurun. Pada bulan april sampai juli 2020
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) Puskesmas Campagaloe
sebanyak 70 orang (43%), di mana target yang harus dicapai
adalah 95%, terjadi kesenjangan capaian 52%. Dengan adanya
Inovasi DEKAP BAYI dengan strategi kunjungan keseluruh rumah
sasaran terjangkau sehingga pada bulan Agustus sampai
Desember 2020 IDL sudah mencapai target yaitu 154 orang
(95%). Bulan Januari sampai Desember 2021 capaian Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) sebanyak 163 orang (164%).
Capaian tersebut dapat di raih berkat strategi yang
diterapkan oleh PKM Campagaloe berupa Pelayanan imunisasi
dengan cara kunjungan ke rumah sasaran sesuai jadwal
Posyandu yang telah ditetapkan. Adanya kerjasama dari lintas
program dan dukungan lintas sektor serta komitmen yang kuat
dari pimpinan dan seluruh staf PKM Campagaloe.
Kesesuaian Kategori

Inovasi DEKAP BAYI termasuk dalam kategori kesehatan,


sebab inovasi ini memberikan pelayanan imunisasi pada bayi
dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 401
yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.

Inovasi ini sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal


(SPM) Permenkes No. 4 tahun 2019 point 3 dan 4 yaitu Pelayanan
bayi baru lahir dan pelayanan kesehatan balita, serta sesuai
dengan Misi Pemerintah Kabupaten Bantaeng yaitu peningkatan
SDM, akses pemerataan dan kualitas pelayanan sosial dasar.
Ide Inovatif
Latar Belakang

Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes 2017).
PKM Campagaloe membawahi 3 desa dan 2 kelurahan
dengan total penduduk 9.215 jiwa. Jarak tempuh dari 3 desa dan
2 kelurahan ke Puskesmas Campagaloe rata-rata 4 km (0,5-7
km). Puskesmas Campagaloe memiliki 18 Posyandu yang dapat
di akses oleh sasaran untuk layanan IDL yang tersebar di setiap
desa dan kelurahan. Beberapa sasaran tidak datang ke Posyandu
karena beberapa faktor seperti orangtua sasaran sibuk berkebun,
sejak ditetapkannya pandemi Covid-19 bulan Maret sampai Juli
2020 Pelayanan Imunisasi di Posyandu ditutup untuk menghindari
kerumunan, mengakibatkan sasaran tidak mendapatkan akses
layanan sesuai waktu pemberiannya sehingga capaian imunisasi
menurun.

Dengan adanya permasalahan tersebut, Puskesmas


Campagaloe menginisiasi lahirnya Inovasi DEKAP BAYI pada
Program Imunisasi. DEKAP BAYI adalah upaya peningkatan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 402
pelayanan pada sasaran imunisasi dasar lengkap pada bayi,
dengan strategi kunjungan ke seluruh rumah sasaran.
Tujuan

Inovasi ini bertujuan untuk:


1. Meningkatkan layanan sasaran IDL posyandu dengan sistem
kunjungan rumah
2. menyediakan akses layanan imunisasi dasar lengkap pada
bayi melalui kunjungan rumah.
3. Meningkatkan cakupan layanan imunisasi dasar lengkap pada
bayi di masa pandemi Covid-19.

Kesesuaian Kategori

GeLIAT Pustaka selaras dengan kategori inovasi


pelayanan publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Inovasi ini
memberikan kesempatan yang sama bagi ibu dan anak untuk
meningkatkan kemampuan literasi dasar, yakni membaca,
menulis dan berhitung sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Inovasi ini selaras dengan program nasional transformasi
perpustakaan berbasis inklusi sosial. Fungsi perpustakaan
berdasarkan Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Inovatif (Kebaruan, Nilai Tambah atau Keunikan)

Adapun kebaruan/keunikan inovasi DEKAP BAYI adalah :


a. Kunjungan Rumah
b. Penambahan tenaga tehnis imunisasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 403
c. Memiliki 4 warna kombinasi penanda dari botol bekas
dengan makna :
1) Pink kombinasi Hijau : sasaran perempuan lahir
normal (0-1 bulan)
2) biru Kombinasi Hijau : sasaran laki-laki lahir normal (0-
1 bulan)
3) Pink Kombinasi kuning : sasaran lahir beresiko.
4) Biru Kombinasi Kuning : sasaran lahir berisiko

d. Buku register bayi baru lahir.


e. Kantong dan Kartu kontrol sasaran imunisasi.
f. Terintergasinya Imunisasi, KIA dan Gizi.

g. Adanya Anggaran insentif Bidan Dusun, kader dari


PEMDES.
h. Bekerjasama DISDUKCAPIL.

i. Komunikasi melalui Whatsapp.


Signifikansi
Deskripsi Implementasi Inovasi

DEKAP BAYI adalah sebuah upaya peningkatan


pelayanan yang fokus pada sasaran imunisasi dasar lengkap
pada bayi. DEKAP BAYI juga bermakna mendekap (melindungi,
mengasihi dan memberikan perhatian) pada bayi yang sejalan
dengan tujuan Imunisasi yaitu untuk meningkatkan daya tahan
tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mencegah terjadinya
angka kematian anak akibat penyakit.
Adapun tahapan DEKAP BAYI adalah:
a. Persiapan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 404
 Pembentukan Tim Inovasi dengan menerbitkan SK
 Sosialisasi inovasi internal
 Menentukan lokasi penerapan
 Pembuatan MOU pemangku Kepentingan

b. Implementasi
Langkah-langkah pelayanan DEKAP BAYI sebagai berikut:

 Pemberian imunisasi HB0, 1 Jam pasca bayi baru lahir.


 Pengukuran BB, Panjang Badan, Lingkar kepala
didokumentasikan di Buku Register dan di Buku Kontrol
Imunisasi Bayi
 Pelayanan Kunjungan neonatus dua bagi Bidan.
 Pemasangan Penanda di depan rumah sasaran
 Pembuatan Kartu Kontrol imunisasi dan Gizi oleh Bidan
 Membuka akses layanan kunjungan kerumah sasaran
c. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui Lokmin Bulanan,


Lokmin Lintas Sektor, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),
PWS Imunisasi dan Pemaparan capaian SPM setiap 3 bulan di
Dinas Kesehatan.
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Kontribusi terhadap Capaian Nasional SDGs/ TPB

Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya


penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas
Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata
komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB).

Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat


tergantung kepada peran aktif seluruh pemangku kepentingan.
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 405
Bila kita dapat melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang
telah disusun bersama dengan sendirinya target-target yang
terdapat dalam SDGs akan dapat kita penuhi.
Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam
satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteran bagi semua orang di segala
usia.
Kontribusi inovasi DEKAP BAYI terhadap SDGs sesuai
dengan tujuan pemberian imunisasi yaitu meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan untuk
menurunkan angka kematian serta kesakitan yang disebabkan
oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),. Dan
memberikan pemerataan pelayanan Imunisasi pada seluruh
sasaran imunisasi dasar lengkap.
Adaptabilitas

Transferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada konteks/tempat


lain)

Inovasi DEKAP BAYI dapat diterapkan di tempat lain yang


memiliki permasalahan akses layanan imunisasi yang sama
dengan PKM Campagaloe. Penerapan inovasi DEKAP BAYI ini
membutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf
PKM Campagaloe dalam penyatuan beberapa program untuk
memberikan pelayanan imunisasi bagi bayi yang pada akhirnya
mencapai satu tujuan yaitu meningkatkan cakupan pelayanan
imunisasi dasar lengkap 95 % pada sasaran dengan cara
merubah metode pelayanan dari pelayanan di posyandu ke sitem
pelayanan kunjungan ke seluruh rumah sasaran. Memiliki 3 orang
sumber daya pelaksana tehnis imunisasi untuk dapat menjangkau
seluruh rumah sasaran. Peran pimpinan sangat menentukan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 406
dalam mendukung penyediaan anggaran operasional petugas
dalam pelaksanaan kegiatan inovasi DEKAP BAYI serta
melakukan advokasi ke Pemangku penentu kebijakan.
Untuk menjangkau rumah sasaran dengan mudah di
lapangan, maka bidan memasang instrumen penanda di depan
rumah sasaran. Bahan material instrumen penanda ini mudah
didapat dan biayanya terjangkau, yaitu menggunakan botol air
minum bekas yang dimodifikasi menggunakan 4 warna cat.
Instrumen penanda ini dapat digunakan berulang bagi sasaran
bayi.
Untuk kelanjutan dari inovasi DEKAP BAYI ditahun 2023
berencana akan diterapkan di 2 Kelurahan dalam wilayah kerja
PKM Campagaloe.
Sosialisasi Inovasi DEKAP BAYI ini, dapat dilakukan
melalui kegiatan MMD, Kelas Ibu Hamil dan Lokmin Lintas Sektor
sehingga menghemat anggaran.
Keberlanjutan

Sumberdaya

• SDM yang digunakan terdiri dari Tim tehnis penanggung


jawab pelaksana imunisasi 1 orang dan 2 orang pendamping
Imunisasi, 1 orang Bidan Koordinator, 4 orang Bidan Desa, 11
orang Bidan Dusun, 65 orang Kader Posyandu.

• Sumber keuangan dianggarkan melalui :


 Anggaran Dana BOK digunakan untk biaya transport
perjalanan dinas pemasangan penanda sasaran
imunisasi.
 Anggaran Dana BOK digunakan untk biaya transport
Kader Pelaksanaan pemberi akses layanan imunisasi
melalui sistem kunjungan ke rumah sasaran.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 407
 Anggaran Dana Desa (ADD) digunakan untuk biaya
insentif Kader, Bidan Dusun, pembelian PMT,
pendampingan biaya transportasi konsultasi ke UPTD
Gizi Terpadu.
Strategi Keberlanjutan

Keberlanjutan Inovasi ini di dukung dengan :


a. Strategi institusional Puskesmas Campagale berupa :
• Terbitnya SK Kepala Puskesmas tentang pelaksanaan
inovasi program imunisasi terintergasi dengan KIA, Gizi,
Promkes dan Surveylens. Terlampir.
• Terbitnya MOU kerjasama Puskesmas Campagaloe
dengan lokus penerapan inovasi DEKAP BAYI yaitu
Desa Bonto Loe. Terlampir.
• Terbitnya MOsU kerjasama Puskesmas Campagaloe
dengan lokus penerapan inovasi DEKAP BAYI yaitu
Desa Bonto Cinde. Terlampir.
• Terbitnya MOU kerjasama Puskesmas Campagaloe
dengan lokus penerapan inovasi DEKAP BAYI yaitu
Desa Bonto Rannu. Terlampir.
• Terbitnya MOU kerjasama dengan Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil (DISDUKCAPIL) untuk penerbitan
Akte Kelahiran Bayi, Kartu Keluarga (KK) dan
penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA). Terlampir.
b. Strategi sosial berupa :
• Melibatkan lintas sektor melalui pertemuan lokmin lintas
sektor dengan melahirkan komiten yang kuat dari
pemangku kepentigan. MOU terlampir.
• Inovasi DEKAP BAYI ini pelaksanaannya didukung
penuh oleh penentu kebijakan tingkat kecamatan dan
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 408
desa yaitu Camat, Danramil, Kapolsek, Kepala Desa
/Lurah.
• Inovasi DEKAP BAYI sudah masuk dalam proses
perencanaan dana Desa setiap tahun berjalan.
c. Strategi managerial berupa :

• Penambahan tenaga teknis program imunisasi 2 orang


dengan terbitnya SK pendamping pelaksana program
imunisasi. Terlampir.
• Penerapan SOP program Imunisasi. Terlampir.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pelibatan Pemangku kepentingan dalam mensukseskan


inovasi DEKAP BAYI :
1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng memberikan
dukungan, arahan dan ruang dalam pelaksanaan inovasi,
mengoodinasikan, memantau dan mengevaluasi pelaporan
program kesehatan baik secara individu mapun secara unit
Puskesmas.

2) Camat Bissappu memberikan dukungan dan himbauan


kepada Kepala Desa/Kelurahan untuk mendukung kegiatan-
kegiatan inovasi DEKAP BAYI baik materi maupun non
material .
3) Danramil dan Babinsa memberikan keamanan bagi petugas
dalam menjalankan inovasi DEKAP BAYI.
4) Kapolsek dan babinkatibmas memberikan keamanan bagi
petugas dalam menjalankan inovasi DEKAP BAYI.

5) Kepala Desa/Lurah, memberikan dukungan berupa


menyediakan Anggaran dan fasilitas yang dibutuhkan oleh
petugas dalam menerapkan inovasi DEKAP BAYI.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 409
6) TP PKK Kecamatan/Desa/Kelurahan, memberikan
dukungan berupa menggerakkan Kader untuk berperan
mendampingi Petugas imunisasi kerumah sasaran dan
dukungan materi maupun non material.
7) Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama berperran sebagai
pemberi informasi tentang inovasi DEKAP BAYI ke
Masyarakat.
Semua Pemangku Kepentingan memberikan dukungannya
secara tertulis dalam bentuk dokumen komitmen unsur lintas
sektor di wilayah kerja PKM Campagaloe. Komitmen terlampir.
dan Anak.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 410
INOVASI
Peduli KASI (Kampung ASI)

Nama Unit Pelayanan : Upt Puskesmas Loka


Kab.Bantaeng
Nama Inovator : Fitriana Zainuddin,SKM dan
Syamsuddin,A.Md.Kep
Kontak Person : 081341500611
Email : anhasyam7@gmail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Thursday, 02 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Bantaeng
Kelompok Umum
Kategori
Kesehatan
URL Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=msDKqnI1gFM

Ringkasan

Implementasi

Inovasi Peduli KASI merupakan singkatan dari Peduli


Kampung ASI. Inovasi ini merupakan sebuah upaya pelayanan
kesehatan ibu dan balita terutama pencegahan stunting.
Adapun tahapan inovasi sebagai berikut :

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 411
Persiapan
- Pembentukan Tim Inovasi, melibatkan promkes, bidan
koordinator, bidan desa, bidan dusun, dan lintas program.
Ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Loka melalui Surat
Keputusan.
- Pembuatan SOP Peduli KASI sebagai Acuan pelaksaan
inovasi
- Pembentukan SK Kelompok Peduli ASi. Ditetapkan oleh
kepala Desa Bonto tangnga
Pelaksanaan
- Penyuluhan Así Ekslusif (pengertian, pentingnya Así, cara
pelekatan, dan cara menyimpan ASI), Pembentukan dan
orientasi kelompok pendukung ASI yang dihadiri oleh
kelompok peduli ASI dan Kepala Desa Bonto Tangnga.
- Kunjungan rumah ibu Hamil oleh kelompok Peduli ASI
untuk melihat perkembangan tanaman katuk yang telah
diberikan serta memantau kondisi ibu hamil.
- Kunjungan rumah ibu menyusui oleh kelompok Peduli ASi
untuk melihat pemanfaatan daun katuk serta memantau
kondisi ibu dan bayi.
- Konseling PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak)
kepada ibu hamil dan ibu menyusui oleh petugas Gizi.
- Kunjungan keluarga oleh bidan Dusun, dan Bidan desa
apabila kelompok peduli Asi menemukan masalah pada ibu
menyusui, bayi menolak menyusu, payudara bengkak,
puting datar, berat badan bayi tidak mengalami kenaikan,
Bayi masih menangis meski sudah disusui,
- Pada tahun 2021, dilakukan pengembangan inovasi yaitu
melakukan pembibitan daun katuk untuk diberikan kepada
ibu hamil dengan tujuan menghadirkan lebih dekat pohon
katuk di pekarangan rumah tanpa harus membeli kapsul
pelancar ASI sehingga lebih mudah diperoleh.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 412
Monitoring dan Evalulasi
- Secara Internal, Evaluasi dilakukan melalui Lokakarya mini
bulanan serta Pertemuan Rutin kelompok Peduli ASI dan
Petugas Kesehatan.
- Secara Eksternal, Evaluasi dilakukan melalui lokakarya
mini lintas sektor pertriwulan.
Pelaporan
Laporan perkembangan inovasi dibuat oleh tim Inovasi
secara berkala (bulanan, Triwulan dan tahunan)
Dampak
Adapun capaian Inovasi sebagaimana tertuang dalam
Tabel matriks di bawah ini.
Sebelum
Sesudah Inovasi
Uraian Inovasi
2019 2020 2021
1. Jumlah Cakupan Asi Ekslusif 70% 76.9% 80.14
2. Jumlah kelompok peduli ASI 0 2 2
3. Jumlah Bibit katuk yang
0 0 10
dibagikan
4. Persentase Stunting 39% 37.7% 35.3%

Dengan adanya kegiatan Peduli Kampung Asi yang


dikembangkan dengan 1 pohon katuk untuk 1 ibu hamil, mampu
meningkatkan peduli Masyarakat terhadap pemberian ASI
Ekslusif serta mampu mencegah terjadinya stunting.
Dengan adanya keterlibatan lintas sektor, mampu
meningkatkan kerjasama dan kolaborasi para pihak dalam
mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat
Dengan terbentuknya kelompok peduli ASI dapat
menumbuhkan kepedulian keluarga, masyarakat dan pemerintah
desa terhadap status kesehatan ibu dan anak terutama pemberian
ASI Pada bayi 0-6 bulan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 413
Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormone prolactin
dan oksitosin setelah kelahiran bayi.. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa daun katuk terbukti dapat meningkatkan
jumlah hormon prolaktin dan oksitosin di dalam tubuh, sehingga
dapat meningkatkan produksi ASI.
Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan gagalnya
pemberian ASI Ekslusif, salah satunya pasokan ASI Rendah.
Berdasarkan permasalahan ini, maka munculnya inovasi peduli
kampung así dengan dibentuknya kelompok-kelompok peduli ASI
dan dikembangan dengan 1 ibu hamil 1 pohon katuk.
Berdasarkan data Puskesmas Loka, persentase balita
stunting untuk wilayah Desa Bonto tangnga, pada tahun 2020
sebesar 38.8% dan tahun 2021 sebesar 35,3%.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Puskesmas
Loka mencoba melakukan inovasi Peduli kampung ASI dengan
membentuk Kelompok Peduli ASI dan dikembangkan dengan 1
ibu hamil 1 pohon katuk, sehingga ibu menyusui dapat dengan
mandiri meningkatkan produksi ASI salah satunya dengan cara
mengkonsumsi daun katuk.
Jumlah Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas Loka di desa
bonto tangnga, jumlah ibu hamil pada tahun 2021 yaitu sebanyak
18 orang dan jumlah ibu menyusui sebanyak 16 orang.
Keberlanjutan inovasi Peduli Kampung ASI hingga saat ini
masih terus berlangsung dan akan dikembangkan ke semua desa
di wilayah kerja Puskesmas Loka.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 414
Latar Belakang dan Tujuan Inovasi
a. Latar Belakang
Penelitian Zaenal Arifin (2012), menyatakan bahwa faktor
risiko kejadian stunting yaitu asupan gizi balita, pemberian ASI,
riwayat penyakit infeksi, pengetahuan gizi, pendapatan keluarga,
dan jarak kelahiran.
Berdasarkan penelitian, balita yang tidak diberikan ASI
Ekslusif memiliki peluang 98% untuk mengalami stunting (Anita
dkk, 2020).
Menurut Rosdiana, dkk (2021), dalam penelitiannya
tentang pemberian ekstrak daun katuk terhadap kelancaran ASI
pada ibu menyusui. Menyatakan ada pengaruh pemberian
Ekstrak daun katuk terhadap kelancaran ASI pada ibu yang
memiliki bayi 0-6 bulan.
Berdasarkan penelitian tentang efektivitas rebusan daun
katuk (sauropus androgynus). Menyatakan adanya pengaruh
signifikan dari pemberian rebusan daun katuk terhadap ibu
menyusui (Juliastuti, 2019).
Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormone prolactin
dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa daun katuk terbukti dapat meningkatkan
jumlah hormon prolaktin dan oksitosin di dalam tubuh, sehingga
dapat meningkatkan produksi ASI.
Berdasarkan data Puskesmas Loka, persentase balita
stunting di wilayah Desa Bonto tangnga, pada tahun 2020 sebesar
37.7% dan tahun 2021 sebesar 35,3%.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Puskesmas
Loka mencoba melakukan inovasi Peduli kampung ASI dengan
membentuk Kelompok Peduli ASI dan dikembangkan dengan 1
ibu hamil 1 pohon katuk, sehingga ibu menyusui dapat dengan
mandiri meningkatkan produksi ASI salah satunya dengan cara
mengkonsumsi daun katuk.
Jumlah Ibu Hamil di desa bonto tangnga, pada tahun 2021
yaitu sebanyak 18 orang dan ibu menyusui sebanyak 16 orang.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 415
b. Tujuan
Adapun tujuan dari inovasi Peduli Kasi adalah :
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pemberian
ASI Ekslusif
2. Meningkatkan capaian ASI Ekslusif menjadi 100%.
3. Mencegah sejak dini terjadinya stunting pada anak
Kesesuaian Kategori
Inovasi Peduli KASI (Kampung ASI) selaras dengan
kategori Kesehatan. Karena inovasi ini memberikan pelayanan
kepada ibu hamil, ibu menyusui dan balita berupa penyuluhan ASI
Ekslusif, konseling Pemberian Makanan bayi dan anak serta
pemberian bibit katuk untuk meningkatkan produksi ASI sebagai
wujud kepedulian masyarakat terhadap ibu menyusui.
Sebelum adanya inovasi peduli KASI yang dikembangkan
dengan 1 ibu hamil 1 pohon katuk, cakupan ASI Ekslusif masih
dibawah 80. Hal ini disebabkan berbagai faktor di antaranya
adalah rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pemberian
ASI Ekslusif, adanya hambatan-hambatan dalam proses
menyusui yang tidak dikonsultasikan ke petugas Kesehatan.
Kontribusi terhadap capaian nasional SDGs/ Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
Inovasi ini sesuai dengan SDGs pada point 3 yakni
Kehidupan sehat dan sejahtera, dimana inovasi ini mendukung
bertahannya angka zero kematian ibu hamil/bersalin, juga
mendukung upaya mempertahankan zero kematian bayi baru
lahir, Angka Kematian Balita 25 per 1000, pencegahan secara dini
kasus stunting, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak
pada 1000 hari kehidupan pertama dan pada akhirnya
meningkatkan sumber daya manusia khususnya di Kabupaten
Bantaeng.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No 33 Tahun
2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. Salah satu yang
diatur didalamnya adalah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 416
a. Membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi
pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI
Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan
pendidikan kesehatan, Tempat Kerja, tempat sarana
umum, dan kegiatan di masyarakat dalam skala
kabupaten/kota;
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program
pemberian ASI Eksklusif yang mendukung perumusan
kebijakan kabupaten/kota;
c. Mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Puskesmas
Loka mencoba melakukan metode kampung ASI dengan 1 ibu
hamil 1 pohon katuk, sehingga ibu menyusui dapat dengan
mandiri meningkatkan produksi ASI salah satunya dengan cara
mengkonsumsi daun katuk. Dan dengan adanya kampung ASI,
meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pemberian ASI
Ekslusif dengan dibentuknya kelompok-kelompok peduli ASI.
Inovatif
Sisi keunikan dari inovasi ini adalah :
a. Terbentuknya kelompok-kelompok Peduli ASI.
- Pemerintah Desa membentuk Kelompok Peduli ASI
yang anggotanya adalah Kader posyandu
- Kelompok Peduli ASI merupakan Kegiatan yang efektif
untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).
- Terbentuknya kelompok peduli ASI untuk mendukung
agar ibu-ibu dapat lebih berhasil menyusui yaitu
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dan
dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
- Kelompok Peduli ASI ini bertugas memantau proses
menyusui pada ibu dan melaporkan ke bidan dusun jika
ditemukan masalah. Selanjutnya bidan dusun

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 417
menindak lanjuti laporan dari kader misalnya dengan
memberikan konseling menyusui.
- Bendera saskia sebagai penanda adanya ibu hamil,
sehingga memudahkan kelompok Peduli Así
menemukan Ibu hamil
b. Pemberian 1 pohon katuk untuk 1 Ibu Hamil
Puskesmas loka memberikan 1 bibit pohon katuk bagi
setiap Ibu hamil trimester I untuk ditanam di pekarangan rumah.
Bibit ini didapatkan secara gratis dari warga. Pohon katuk berguna
sebagai booster ASI pada saat ibu menyusui nantinya.
Transferibilitas
Penerapan Peduli Kampung ASI diselenggarakan sejak tahun
2020 di Desa Bonto Tangnga sebagai desa percontohan
dan akan di terapkan di semua wilayah kerja Puskesmas
Loka. Selanjutnya apabila inovasi ini ingin diterapkan di
desa lainnya, maka dibutuhkan beberapa syarat
diantarnya:
1. Membentuk tim inovasi yang terdiri atas pelaksana gizi
sebagai ketua tim dan dibantu oleh bidan desa, dan
bidan dusun serta kader posyandu.
2. Membangun kerjasama dengan Pemerintah Desa
terkait inovasi yang akan dilaksanakan.
3. Pembentukan kelompok-kelompok peduli ASI di semua
Desa wilayah kerja Puskesmas Loka.
4. Mensosialisasikan Manfaat Tanaman katuk
5. Kerjasama Pemerintah Desa untuk membudidayakan
tanaman Katuk di wilayahnya yang melibatkan
Kelompok Wanita Tani (KWT) sehingga bibit katuk
cukup untuk dibagikan ke ibu hamil.
6. Mensosialisasikan inovasi 1 pohon katuk untuk 1 ibu
hamil ke seluruh masyarakat wilayah kerja Puskesmas
Loka
7. Menyiapkan bibit pohon katuk yang akan dibagikan ke
ibu hamil.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 418
8. Kerjasama Pemerintah Desa untuk membudidayakan
tanaman Katuk di wilayahnya sehingga bibit katuk
selalu cukup untuk dibagikan.
Pelaksanaan kegiatan peduli kampung ASI tidak terlepas
dari komitmen kuat para tenaga kesehatan serta dukungan dari
lintas sektor seperti Pemerintah Desa, Penyuluhan Pertanian
Kec.Uluere, Babinsa dan Babinkantibmas, Tokoh Agama, Tokoh
Perempuan dan Pemuda Desa serta Pihak-pihak terkait lainnya.
Sumber Daya
Sumber daya yang digunakan adalah :
Sumber daya manusia terdiri dari :Bidan Desa 1 orang,
Bidan Dusun 2 orang, Petugas Gizi 2 orang, Petugas Promkes 2
orang, Bidan Dusun 2 orang.
1. Sumber keuangan dianggarkan dari :
a. Dana BOK untuk transport petugas dan kegiatan
Sosialisasi Tahun 2020 sebesar Rp. 3.308.000 dan
Tahun 2021 sebesar Rp. 10.510.000
b. Anggaran dana desa untuk insentif bidan dusun dan
kader posyandu Tahun 2021 sebesar Rp. 1.600.000
per 4 bulan untuk Bidan Dusun.
Tahun 2021 sebesar Rp. 150.000/ Kader Posyandu
2. Perlengkapan
- Lembar balik dan Leafleat
- Boneka bayi,
Langkah strategis yang dilakukan adalah :
a. Secara internal dilakukan kerjasama saling dukung lintas
program dengan memberikan pendampingan dan
peningkatan kapasitas terkait informasi terhadap ibu hamil,
ibu menyusui dan balita.
b. Secara Eksternal dilakukan advokasi ke Pemerintah
Kecamatan, Pemerintah Desa, PKK, Dusun, Tokoh Agama
dan Tokoh Masyarakat melalui lokmin lintas sektor
Keberlanjutan sumber daya yang digunakan hingga saat ini
masih tersedia karena :

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 419
1. Adanya dukungan dari Kepala Puskesmas untuk
menganggarkan transport perjalanan petugas dan
kegiatan sosialisasi melalui dana BOK
2. Adanya dukungan dari lintas program dalam
menerikan pendampingan terhadap ibu hamil, ibu
menyusui dan balita
3. Adanya dukungan dari Dinas Kesehatan Kab.
Bantaeng terhadap pendampingan terhadap ibu
hamil, ibu menyusui dan balita
4. Adanya dukungan dari Pemerintah desa yang
membantu dalam pembibitan daun katuk dengan
melibatkan Kelompok Wanita Tani
5. Adanya dukungan dari Dinas Penyuluh pertanian
dalam memberikan penyuluhan tentang manfaat dan
cara merawat tanaman katuk
Strategi Keberlanjutan
Langkah strategis yang dilakukan untuk memastikan
keberlanjutan inovasi Peduli KASI (Kampung ASI) adalah :
a. Strategi Institusional :
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif.
 Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang
Penunjukan Tim Inovasi Peduli KASI yang setiap tahun
diperbaharui
 Surat keputusan Kepala Desa tentang Kelompok
Peduli ASI yang setiap tahun diperbaharui
 MOU (Perjanjian Kerjasama) dengan Penyuluhan
Pertanian
b. Strategis sosial:
 Anggaran dana desa untuk insentif bidan dusun dan
insentif Kader Posyandu.
 Dukungan dari tim penggerak PKK tingkat kecamatan
dan tingkat desa.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 420
 Peran aktif Kepala Desa untuk melibatkan peran
Kelompok Wanita Tani dalam Pengembangan Inovasi
seperti membantu melakukan pembibitan katuk di
wilayahnya.
 Peran Aktif kelompok Peduli ASI dalam memantau
tanaman katuk yang telah dibagikan serta memantau
kesehatan ibu dan bayi.
 Peran aktif kepala dusun memberikan informasi terkait
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
c. Strategi manajerial :
 Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
Pemberian ASI Ekslusif .
 Dukungan perjalanan dinas petugas serta kegiatan
sosialisasi melalui anggaran Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
 Dukungan lintas program dengan memberikan
peningkatan kapasitas dan pendampingan kepada ibu
hamil dan ibu menyusui.
 Monitoring dan evaluasi inovasi dilakukan setiap
bulannya pada kegiatan lokakarya mini serta
pertemuan rutin petugas dan kelompok Peduli KASI.
 Monitoring dan evaluasi inovasi dengan
melibatkan lintas sektor yang dilakukan per triwulan .
 Peningkatan Kapasitas Petugas dan Kelompok Peduli
KASI.

Evaluasi
a. Jenis Evaluasi
Untuk mengetahui seperti apa manfaat dan dampak dari
Peduli Kampung Asi dengan diselenggarakan evaluasi internal
yang dilakukan setiap bulan melalui lokakarya mini bulanan
dengan melihat peningkatan capaian program dari bulan
sebelumnya, serta evaluasi eksternal yang dilakukan setiap 3
bulan sekali pada kegiatan lokakarya mini lintas sektor.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 421
Evaluasi inovasi ini juga dilakukan di kegiatan monitoring
dan evaluasi kelompok-kelompok peduli Así di desa untuk
mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan di masyarakat
terutama pada ibu-ibu menyusui serta mencari solusi dari masalah
yang dihadapi. Dengan kegiatan ini sangat berdampak positif
terhadap pencapaian kesehatan masyarakat secara komprehnsif.
b. Metode Evaluasi
Fokus penilaian untuk Peduli Kampung ASI adalah
- Peningkatan cakupan program terutama ASI Ekslusif
dan diharapkan persentase Así Ekslusif 100%
- Peningkatan jumlah kepedulian masyarakat terhadap
pemberian Asi ekslusif, dapat dilihat dari jumlah
kelompok peduli ASI,
- Peningkatan masyarakat penerima manfaat pohon
katuk, serta
- Penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas
Loka terutama di wilayah percontohan yaitu Desa
Bonto Tangnga.
Masyarakat sebagai penerima manfaat inovasi juga
dimintai tanggapan dan masukannya untuk perbaikan strategi
penyelenggaraan ke depannya.

Respon Covid-19
Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya
yang harus dilakukan oleh semua komponen yang ada di
masyarakat guna mencegah dan mengendalikan penularan
COVID-19. Potensi penularan COVID-19 di tempat dan fasilitas
umum disebabkan adanya pergerakan, kerumunan, atau interaksi
orang yang dapat menimbulkan kontak fisik.
Sehingga dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung
inovasi ini, pelayanan-pelayanan tetap diselenggarakan sesuai
dengan kebijakan pemerintah daerah dengan mematuhi prinsip
Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) dan menerapkan
Physical distancing. Prinsip PPI dengan rajin mencuci tangan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 422
dengan sabun dan air yang mengalir atau menggunakan
handsenitizer dan menggunakan masker baik bagi balita,
pendamping, kader dan tenaga kesehatan. Penerapan physical
distancing dengan tetap menjaga jarak 1-2 meter baik antar
petugas maupun antar ibu dan bayi.
Pada saat dilakukan kunjungan keluarga, para petugas
yaitu petugas gizi, bidan desa, bidan dusun serta kader
senantiasa menggunakan masker, menjaga jarak dan tidak
menyentuh bayi kecuali dalam kondisi darurat namun
menggunakan alat pelindung diri yang disarankan agar ibu, bayi
dan petugas terhindar dari Covid-19. Untuk konseling ASI
Ekslusif, petugas menggunakan alat bantu boneka agar dapat
memberikan contoh menyusui yang baik pada ibu tanpa
menyentuh ibu dan bayi.
Penggunaan alat, seperti timbangan atau alat pemeriksaan
lainnya yang digunakan pada saat kunjungan keluarga sebaiknya
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Begitupun juga
saat kembali ke Puskesmas, sebaiknya disterilkan sebelum
digunakan kembali.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
1. Kepala Dinas Kesehatan Sebagai inisiator dengan
Memberikan dukungan dalam pelaksanaan Peduli KASI
dan Mengkoordinasikan, mengevaluasi, pemantauan
pelaporan program Gizi
2. Camat Sebagai Kepala Wilayah melakukan koordinasi ke
pemerintah desa dalam mendukung inovasi Peduli KASI.
3. Dinas Penyuluhan Pertanian melakukan penyuluhan
tentang cara bertanam yang baik.
4. Kepala Puskesmas Loka Sebagai
a. Inovator dan penggerak inovasi.
b. Menjaga kekompakan Tim, mengawal jalannya inisiatif,
dan
c. Menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 423
5. Kepala Desa Sebagai pemangku kebijakan di tingkat desa.
dengan mengalokasikan anggaran dana desa untuk
insentif bidan dusun
6. Bidan desa/Dusun Memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan anak sekaligus sebagai pelaksana Inovasi Peduli KASI
7. Tim PKK Desa Memberikan dukungan dengan memberikan
motivasi kepada sasaran kesehatan ibu dan anak.
8. Tokoh Masyarakat Memberikan dukungan dalam
pelaksanaan inovasi dengan memberikan motivasi dan
perhatian baik dalam kepada sasaran kesehatan ibu dan
anak.
9. Kader Posyandu Berperan dalam Kelompok Peduli ASI.
10. Petugas Promkes Berperan dalam penyuluhan
kesehatan di posyandu sekaligus pelaksana Inovasi Peduli
KASI.
11. Petugas Gizi Berperan dalam melaksanakan pemantauan
status gizi bayi, balita dan ibu hamil, konseling PMBA serta
Konseling Asi
12. TNI/Polri Melalui Babinsa dan Babinkantibmas berperan
dalam melakukan pengawasan dan pengamanan
pelaksanaan Inovasi Peduli KASI

Faktor Penentu
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan inovasi.
- Dukungan dari pemerintah Kabupaten, Dinas
Kesehatan yang terus memberikan support dan
perhatian.
- Komitmen Kepala Puskesmas yang menjalin
Komunikasi secara formal dan non formal, baik internal
maupun lintas sektor
- Komitmen pemerintah desa untuk selalu mendukung
pengembangan inovasi Peduli KASI

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 424
-Partisipasi lintas program memberikan pendampingan
pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
- Partisipasi masyarakat ikut dalam kelompok peduli ASI
Penyuluhan ASI Ekslusif akan terus digencarkan demi
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI, sehingga
makin banyak Masyarakat yang mendukung pemberian ASI
Ekslusif;
- Bibit pohon katuk yang dijaga dengan baik Bidan Desa
Bersama bidan dusun dan kelompok peduli ASI akan
mengontrol dan memastikan bibit pohon katuk
terpelihara dengan baik
- Inovasi diterima di masyarakat Diadakan Sosialisasi
Inovasi Peduli KASI (Kampung ASI) ke masyarakat
agar semua masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Loka dapat ikut aktif dalam pengembangan Inovasi
Peduli Kasi dengan 1 Ibu Hamil 1 Pohon Katuk.
Inspirasi Resplikasi

Inovasi PEDULI KASI pada awal terbentuknya merupakan


inovasi murni hasil pemikiran tim inovasi Puskesmas Loka. Inovasi
PEDULI KASI menekankan pada pembentukan kelompok Peduli
Asi dan pemberian 1 pohon katuk untuk 1 ibu hamil. Berangkat
dari permasalahan tersebut, tim inovasi Puskesmas Loka
terinspirasi untuk mengadopsi inovasi Bendera Saskia. Inovasi
PEDULI KASI kemudian dimodifikasi dengan menyematkan
bendera saskia sebagai penanda untuk memudahkan petugas
dalam menentukan titik lokasi kunjungan keluarga oleh petugas
kesehatan, kelompok Peduli ASI dan penyuluh pertanian. Hingga
Inovasi ini kemudian diubah namanya menjadi inovasi PEDULI
KASI (Kampung ASI)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 425
Proses Replikasi

PEDULI KASI merupakan inovasi dengan kegiatan utama


pembentukan Peduli ASi dan dikembangkan dengan pemberian 1
pohon katuk untuk 1 ibu hamil. Inovasi ini dimulai pada tahun 2020
dan dilaksanakan pada 1 Desa yang menjadi desa percontohan
yaitu desa Bonto Tangnga wilayah kerja Puskesmas Loka. Dalam
pelaksanaannya, tim inovasi bekerja sama dengan lintas sektoral
dalam hal ini pemerintah desa untuk mendukung terlaksananya
inovasi, salah satunya dengan memberikan insentif pada bidan
dusun.
Jumlah Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas Loka pada
tahun 2021 Sebanyak 203 ibu hamil, dan jumlah ibu menyusui
sebanyak 218 ibu menyusui. Sedangkan khusus untuk desa bonto
tangnga, jumlah ibu hamil pada tahun 2021 yaitu sebanyak 18
orang dan jumlah ibu menyusui sebanyak 16 orang. Dengan
lokasi tempat tinggal yang bervariasi dan jarak lokasi yang berada
pada medan jauh dan terjal. Oleh karenanya diperlukan suatu
tanda untuk memudahkan dalam menemukan rumah sasaran.
Inovasi Bendera Saskia hadir pada tahun 2019, dengan ciri
inovasi pemasangan bendera pada setiap rumah warga yang
menjadi sasaran kesehatan ibu dan anak. Terinspirasi dengan
lambang bendera yang digunakan, tim inovasi Puskesmas Loka
kemudian melakukan modifikasi terhadap inovasi PEDULI KASI,
untuk turut menggunakan bendera saskia sebagai lambang atau
penanda guna menentukan titik lokasi rumah sasaran. Modifikasi
ini dilakukan dengan harapan bahwa setiap petugas kesehatan
lebih mudah dalam menemukan lokasi rumah sasaran guna
memperoleh dampak inovasi yang lebih maksimal.
Faktor Pembeda

Inovasi PEDULI KASI mempunyai perbedaan target dan


perbedaan alur pelaksanaan dengan Inovasi Bendera Saskia. Jika
pada inovasi Bendera Saskia lebih menekankan pada

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 426
pemasangan bendera dan pemberian edukasi pada setiap
sasaran kesehatan ibu dan anak. Inovasi PEDULI KASI dengan
menggunakan Bendera Saskia sebagai penanda adanya ibu
hamil, sehingga memudahkan kelompok Peduli KASI untuk
membagikan Pohon Katuk dan memantau kondisi Ibu hamil dan
Ibu Menyusui. Peduli KASI memasukkan konsep alam sebagai
penanda adanya Ibu Hamil.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 427
INOVASI
Pose (Pajaga Sikola Salewangang)

Nama Unit Pelayanan : Dinas Pendidikan Kota


Makassar
Nama Inovator : Fahmawati,S.Pd
Kontak Person : 0811411753
Email : Fahmawatifachruddin
@gamail.com

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 01 January 2018
Instansi : Pemerintah Kota Makassar
Kelompok Umum
Kategori
Ketahanan Institusi Publik di Masa Pandemi dan Antisipasi
di Masa Pasca Pandemi Covid-19
URL Youtube
https://youtu.be/SsqnNth8gQU
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://sulselmengabari.com/2019/02/sdn-kompleks-sambung-
jawa-tampilkan-inovasi-pada-lomba-sekol ah-sehat/

Ringkasan

POSE (Pajaga Sikola Salewangang) yang artinya Penjaga


Kesehatan dan Kesejahteraan Sekolah yang diimplementasikan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 428
di SDN Kompleks Sambung Jawa Makassar, sebagai respon dari
rendahnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) pada peserta
didik. Inovasi ini dikembangkan melalui kerjasama antara pihak
sekolah (peserta didik, guru, orang tua) dengan instansi terkait
dan lembaga pemerhati pendidikan yang fokus mendukung
peningkatan PHBS di sekolah. Melalui inovasi ini dibentuk agen
PHBS dari kalangan peserta didik sendiri yang dikenal dengan
istilah PUNGGAWA dan GALLARRANG. Punggawa adalah
bahasa makassar yang artinya Pimpinan (koordinator PHBS di
setiap kelas), Gallarang artinya Ketua Kelompok (koordinator
PHBS kelompok-kelompok kecil yang membantu tugas
punggawa).
Inovasi ini berdampak pada peningkatan indeks kesehatan
peserta didik yang diperoleh melalui implementasi PHBS baik di
sekolah maupun di rumah. Pelibatan peserta didik sebagai
Punggawa dan Gallarang menumbuhkan karakter kepimpinan,
disiplin, bertanggungjawab. Berdasarkan data kasus
ketidakhadiran akibat tidak terlaksananya PHBS terjadi
penurunan dari 1.729 kasus (2017) menjadi 436 Kasus (2021).
Hasilnya setelah inovasi ini terjadi peningkatan indeks kesehatan
peserta didik dari 2,65 (2017) menjadi 3,44 (2021).
Melalui inovasi ini, efektiktivitas pencapaian kehidupan
sehat dan sejahtera didukung melalui peningkatan pembiasaan
budaya perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan peserta didik,
keluarga dan masyarakat pada umumnya sehingga dapat
memitigasi penyebaran covid-19 saat ini.
Ide Inovatif

SDN Kompleks Sambung Jawa berada di selatan Kota


Makassar, pada tahun 2021 melayani 455 peserta didik 236 laki-
laki dan 219 perempuan, dari kalangan keluarga ekonomi
menegah ke bawah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 429
Dapat diasumsikan, umumnya pengetahuan dan budaya
PHBS masih minim, berdasarkan data tahun 2017 sampel kelas 6
sebanyak 86 peserta didik, hanya 35% peserta didik yang
sarapan, 25% yang makan sayur dan buah, 24% cuci tangan
menggunakan air mengalir, 75% peserta didik jajan sembarang di
sekitar sekolah.
Perilaku ini kerap mengakibatkan gangguan kesehatan,
berdasarkan data sampel di atas, tingkat ketidakhadiran sebesar
29,85%, 37,81% tidak hadir karena sakit. Mayoritas yang sakit
banyak diakibatkan tidak melaksanakan PHBS, diare 35%,
demam/DBD 20%, tipes7%, penyakit lainnya 38%.

Kondisi ini menyebabkan turunnya persentase kehadiran


peserta didik mengakibatkan rendahnya pencapaian kompetensi
hasil belajar. Sekolah harus mendorong terciptanya budaya PHBS
dan lingkungan sekolah yang sehat. Tahun 2018 Inovasi ini
dilahirkan agar peserta didik dan seluruh warga sekolah
membudayakan PHBS dan mewujudkan lingkungan sekolah
sehat. Program ini bekerjasama dengan berbagai pihak
diantaranya Pemerintah Daerah, Dinas terkait, NGO, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Dunia Usaha, Perbankan serta perguruan
Tinggi.
Seiring waktu, hadirnya pandemi Covid-19 yang mulai
menggejala sejak tahun 2019 maka perhatian terhadap upaya
pencegahan pandemi terus dilakukan, melalui peningkatan PHBS
pada anak baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Tujuan Inovasi POSE:


1. Memutus mata rantai penularan Covid-19
2. Membudayakan PHBS;
Manfaat Inovasi POSE:
1. Meningkatkan kehadiran peserta didik;
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 430
2. Meningkatkan indeks kesehatan peserta didik;
3. mewujudkan lingkungan sekolah sehat;

Ide utama program ini adalah membangun PHBS sebagai


upaya terbaik memutus matarantai penularan Covid-19, melalui
upaya edukasi yang dibangun dalam bentuk empati dan
kepedulian anak terhadap sesama.
Program POSE selaras dengan kategori 3 yakni inovasi
yang berorientasi pada kemampuan lembaga/institusi publik
dalam memitigasi pandemi Covid-19 dengan cepat guna
mengoptimalkan kinerjanya di masa pandemi Covid-19, dan
mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa depan akibat
pandemi Covid-19.
Menurut pakar pendidikan HAR Tilaar untuk mengadakan
perubahan budaya masyarakat memerlukan suatu proses dan
waktu yang panjang sekitar satu atau dua generasi (15-25 tahun).
Sehingga untuk mewujudkan budaya PHBS maka proses itu
harus dimulai sejak dini dan peran program pose adalah strategis
sebagai peletak dasar menumbuhkan budaya PHBS sejak dini.
Kebaruan dari inovasi POSE, adanya transformasi
pengetahuan dan perilaku dari Guru kepada anak, dalam bentuk
empati dan kepedulian terhadap sesama, dimana anak diberikan
tanggungjawab untuk menjadi Penjaga Kesehatan dan
Kesejahteraan Sekolah.
Nilai tambah inovasi ini adalah dalam implementasinya
proses edukasi yang ditawarkan meningkatkan kesadaran dan
perubahan perilaku pada anak yang diberi tugas secara
berjenjang akan berkelanjutan pada anak yang lain.
Kita menyadari bahwa upaya terberat dalam proses
pendidikan adalah perubahan perilaku untuk itu dihadirkan POSE
sebagai upaya perubahan perilaku yang berlangsung secara

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 431
sistematis dan gradual melibatkan seluruh elemen sekolah untuk
peduli menjaga perilaku PHBS, terutama dalam pencegahan
penularan Covid-19.
Hal ini menjadi keunikan tersendiri dimana, pemberian
gelar Punggawa dan Gallarrang adalah kearifan lokal yang wajib
dipelihara dan diperkuat sebagai budaya berkeberlajutan.
Kebaharuan, nilai tambah dan keunikan yang lain:
Radio Sehat: suatu platform digital edukasi siswa dan
pencegahan covid-19 dari siswa ke siswa dan masyarakat
http://reportasependidikan.com/sdn-kompleks-sambung-jawa-
tampilkan-inovasi-pada-lomba-sekolah-se hat/
SURGA (Sudut Keluarga): sebagai ruang interaksi, edukasi
kepada orang tua mengintegrasikan pemahaman tentang
pelaksanaan PHBS dan informasi pencegahan penyebaran covid-
19 dilingkungan sekolah maupun keluarga/rumah.
Kupon Belanja: melalui kartu belanja dapat mencegah
penyebaran virus melalui uang cash dan mencegah
penyalahgunaan narkotika.
https://sulselmengabari.com/2019/02/sdn-kompleks-sambung-
jawa-tampilkan-inovasi-pada-lomba-sekol ah-sehat/
Kesehatan lingkungan: menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, toilet, kelas, merawat pohon/tanaman,dll.
Edukasi masyarakat: penyebaran informasi/berita PHBS,
kesehatan lingkungan, kerjasama media massa.
Diseminasi Dokter Kecil Mahir Gizi: kepada 6 sekolah lain.
Dokter Kecil menjelaskan cara cuci tangan yang baik, pentingnya
melaksanakan PHBS.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 432
Kolaborasi dengan OPD dan NGO: kerjasama beberapa
OPD/NGO, Dinas Pendidikan, CARE, JICA, BPOM, Kedokteran
Gigi UMI, Kedokteran Gigi Mulawarman, Puskesmas,dll.
Signifikansi

Dalam pelaksanaannya, inovasi POSE melalui tahapan


sebagai berikut:
1. Penyusunan SOP (Operasional Standar Prosedur) dalam
pelaksanaan inovasi POSE;

2. Sosialisasi POSE pada warga sekolah


3. Pembentukan struktur POSE/ tingkat Sekolah Kelompok
kerja melibatkan peserta didik, guru, orang tua, komite
sekolah;
4. Pemilihan Punggawa Sehat dan Gallarrang dipilih oleh
warga kelas

5. Guru membimbing, mengarahkan peserta didik untuk


melaksanakan PHBS. Sedangkan peran orang
tua/masyarakat menindaklanjuti pembiasaan PHBS
diterapkan di lingkungan keluarga.
6. Penerapan melalui pelaksanaan Kontrol Harian PHBS
peserta didik setiap kelas dipimpin oleh ‘Punggawa Sehat’.
1 orang Gallarrang mengontrol PHBS 5 sehat sesama
peserta didik.

7. Pemantauan dan Evaluasi


8. Pengembangan inovasi
Adapun Standar kontrol harian PHBS yang akan diawasi
oleh Punggawa dan Gallarang:
1. Mandi dan sikat gigi;

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 433
2. sarapan pagi;
3. Makan sayur dan buah;

4. Mencuci tangan dengan air yang mengalir menggunakan


sabun;
5. mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah;
6. Membuang sampah pada tempatnya.
7. Berpakaian rapi bersih;
8. Membersihkan lingkungan sekolah;
9. Membawa tumbler/tempat air minum;
10. Menggunakan jamban bersih dan sehat;
11. Menjalankan protokol Covid-19

12. Olahraga teratur dan terukur;


13. Memotong, membersihkan kuku;
14. Memberantas jentik nyamuk;
15. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan;
16. Periksa gigi mulut.
17. Minum obat cacing;

18. Vaksin;
A. Evaluasi Internal

Secara berkala sekolah bersama orang tua peserta didik


dan komite sekolah melakukan evaluasi tahapan dan
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program POSE.
Sedangkan output pelaksanaan program, instrumen yang
digunakan sebagai alat ukur adalah absensi peserta didik, SPMI

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 434
(Sistem Penjaminan Mutu Internal), rapor sehat, dan instrumen
sekolah sehat.
Absensi peserta didik untuk mengukur tingkat kehadiran
peserta didik, jenis penyakit diidentifikasi (Sakit karena PHBS atau
Non-PHBS). Rapor pendidikan merupakan intrumen untuk
mengukur standar kompetensi lulusan pada dimensi sikap. Rapor
sehat mengukur indeks kesehatan peserta didik. Instrumen
sekolah sehat mengukur ketersediaan dan kualitas sarana sesuai
standar sekolah sehat.
B. Evaluasi Eksternal

Evaluasi eksternal melibatkan beberapa pihak,


diantaranya:
1. Dinas Pendidikan Kota Makassar memantau hasil nilai
Rapor Mutu dalam pencapaian 8 standar nasional
pendidikan, khususnya standar kompetensi lulusan pada
dimensi sikap peserta didik.
2. Dinas Kesehatan Kota Makassar; verifikasi dan penilaian
kantin sehat
3. Darmawanita Persatuan Pendidikan Kota Makassar,
Pemantauan Kantin Sehat
4. Puskesmas; mengedukasi dokter kecil dan melaksanakan
vaksinasi

5. CARE Internasional dan Prosper; evaluasi pelaksanaan


PHBS dan sarana CTPS
6. Balai POM, Evaluasi jajan aman anak sekolah, Kantin
Sehat
7. BNN (Badan Narkotika Nasional)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 435
Indikator yang digunakan dalam mengevaluasi inovasi POSE
adalah:
1. Persentase rata-rata tingkat kehadiran peserta didik di
sekolah dalam 1 tahun dari rekapitulasi absensi;
2. Persentase peserta didik yang berhalangan hadir karena
sakit dalam 1 tahun dari rekapitulasi absensi;
3. Persentase jumlah kasus ketidakhadiran peserta didik
karena sakit yang berkaitan dengan PHBS;

4. Indeks kesehatan peserta didik dari rapor sehat


5. Standar kompetensi lulusan pada dimensi sikap dari
penilaian SPMI dan Rapor Mutu

6. Capaian prestasi sekolah sehat dari lomba yang digelar


instansi eksternal
Hasil Evaluasi inovasi POSE sebelum dan sesudah inovasi:
Sebelum
Indikator Sesudah Inovasi
Inovasi
2017 2018 2019 2020 2021
%Kehadiran 70,15 76,36 79,01 82,05 83,35
%Ketidak Hadiran
37,81 32,15 28,05 26,19 24,18
Karena Sakit
Kasus
ketidakhadiran
karena sakit tidak 1.020
1.729 788 534 436
melaksanakan
PHBS
Indeks Kesehatan
Peserta didik 2,65 2,99 2,85 3,01 3,44
(Tertinggi 4)
Standar
Kompetensi
6,65 6,71 6,99 6,99 6,99
Kelulusan
(Tertinggi=7,00)
Penghargaan
8 Penghargaan
Sekolah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 436
Tabel di atas menunjukkan terjadi penurunan kasus
ketidakhadiran karena sakit akibat tidak melaksanakan PHBS.
Demikian dengan Indeks Kesehatan Peserta didik yang terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dampak

Dampak yang dihasilkan dari inovasi POSE diantaranya:


meningkatnya prestasi belajar, membangun kerjasama berbagai
pihak dan mewujudkan lingkungan sehat.

Setelah POSE terjadi peningkatan Indeks Kesehatan Siwa


(skor tertinggi=4) dari 2,65 sebelum POSE (2017) menjadi 2,99
(2018), 2,85 (2019), 3,01 (2020), dan 3,44 (2021). Kasus
ketidakhadiran karena
sakit akibat tidak terlaksananya PHBS. Tahun 2017 (1729 kasus),
1020 (2018), 788 (2019), 534 (2020),

436 (2021).
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Untuk mencapai target TPB, Inovasi POSE berkontribusi


meningkatkan 0,32% dari 100% target fasilitas pendidikan di Kota
Makassar. Target nasional, Kehidupan yang sehat dan sejahtera
menjadi daya topang yang kuat untuk menjamin kualitas
pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan belajar
sepanjang hayat untuk semua dengan sasaran global pada tahun
2030.
Indikator 4.a. Membangun dan meningkatkan fasilitas
pendidikan ramah anak, ramah penyandang cacat dan gender,
menyediakan lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan,
inklusif dan efektif bagi semua.
Indikator 4.a.1 Upaya ini dilakukan dengan membenahi dan
melengkapi (a)listrik (b)internet untuk tujuan pengajaran, (c)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 437
komputer untuk tujuan pengajaran, (d) air minum layak, (e)
fasilitas sanitasi dasar perjenis kelamin, (f) fasilitas cuci tangan
(terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH)).
Juga berkontribusi rumah tangga ber-PHBS di Kota
Makassar 0,28% dari 68,16% dari target 82,94% (Dinas
kesehatan provinsi sulsel tahun 2018) meningkatkannya budaya
PHBS di sekolah maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat
terlebih di masa pandemi Covid-19 sebagai langkah preventif
memutus mata rantai Penyebaran Covid-19.
Inovasi ini berkontribusi nyata 0,63% dari 4.955 yang telah
divaksin tanggal 24 Januari 2022 mendorong target vaksinasi
Covid-19 pada peserta didik di Kota Makassar sejalan target TB
3.b Indikator 3.b.1 Proporsi target populasi yang telah
memperoleh vaksin program nasional.
Adaptabilitas

Ide dalam program ini dapat dengan mudah diadaptasi/


direplikasi/ disesuaikan dan diterapkan oleh unit/instansi lain.
Inovasi ini tidak hanya mendorong Budaya PHBS juga kesehatan
lingkungan. POSE pada awal pelaksanaannya di tahun 2018
hanya dilakukan pada kelas 5 dan kelas 6. Setelah 1 tahun
berjalan, yakni pada tahun 2019 program ini di replikasi pada kelas
3 dan 4. Kemudian pada tahun 2020, pelaksanaan program juga
telah dilaksanakan untuk kelas 1 dan kelas 2.
Program POSE berpotensi direplikasi oleh sekolah lain
karena pada dasarnya program ini memang merupakan program
yang dibutuhkan ada di sekolah. Tahun 2019 Dokter Kecil Mahir
Gizi (DKMG) yang merupakan bagian dari POSE melakukan
diseminasi tentang makanan bergizi serta budaya PHBS pada 6
sekolah (SDN Tanggul Patompo 1, SDN Tanggul Patompo 2, SDI
Sambung Jawa 1, SDI Sambung Jawa 3, SDN Kapotayudha dan
SDN Kapotayudha 1). Aksi dokter kecil ini sukses menarik

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 438
perhatian sekolah lain melirik program POSE. Meskipun tidak
mereplikasi semua program yang ada di POSE, tapi beberapa
diantaranya telah diadaptasi, misalnya tentang peran aktif dokter
kecil dalam mendorong pembiasaan cuci tangan yang baik dan
benar serta perilaku hidup bersih dan sehat pada lingkungan

sekolah masing-masing. Sekolah yang mereplikasi adalah


SDN Inpres Sambung Jawa 1 dan SDN Inpres Sambung Jawa 3,
SDN Kapotayudha dan SDN Kapotayudha 1) Tahun 2019
pendekatan Inovasi POSE direplikasi 10 sekolah yang tergabung
dalam sekolah adiwiyata, sekolah sehat dampingan NJO Care
International.

https://makassar.tribunnews.com/2019/06/28/sdn-kompleks-
sambung-jawa-mou-sekolah-binaan?page= all
10 sekolah menjadi sekolah binaan SDN Komp Sambung
Jawa terkait dengan membangun sekolah sehat, sekolah
adiwiyata.
Menerima kunjungan dinas lingkungan hidup kabupaten
takalar dan beberapa sekolah SD dan SMP se- kabupaten Takalar
belajar sekolah sehat, pembiasaan PHBS dan sekolah adiwiyata
di SDN Kompleks Sambung Jawa.
https://inetnews.id/metro/2019/10/24/kadis-lh-inginkan-ada-
sekolah-adiwiyata-berwawasan-lingkungan/

Januari 2021 mendampingi 6 sekolah di kabupaten Bone


Propinsi Sulawesi selatan tentang menumbuhkan PHBS dan
pembuatan Kantin sehat di sekolah.

https://www.instagram.com/p/CKnIZW2nUmz/?igshid=YmMyMT
A2M2Y=
Inovasi ini diadopsi oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar
awal tahun 2022 dengan membuat aplikasi link Kesehatan Siswa
se-Kota Makassar tingkat SD dan SMP. Link Kesehatan ini diisi
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 439
oleh Punggawa atau Ketua Kelas dari setiap kelas setiap hari
sekolah
https://laporankesehatansekolah.makassarrecover.com/auth
Dapat memantau kondisi penyebaran virus covid-19 di
kalangan peserta didik di Makassar. Tim Recover satgas Covid
tingkat Makassar memantau dengan melihat data isian aplikasi
tersebut. Tinggi rendah jumlah siswa yang terpapar penyakit
menjadi dasar pengambilan keputusan bagi dinas pendidikan
Kota Makassar model tatap muka di Kota Makassar, apakah telah
layak PTM 50% atau 100% sebagai tindakan memutus matarantai
penyebaran virus covid-19.
Keberlanjutan

Sumber daya manusia yang terlibat dalam Inovasi ini


berjalan dengan dukungan berbagai sumber daya. Untuk unsur
keuangan, didukung pendanaan yang berasal dari Dana BOS dan
partisipasi orang tua serta bantuan dari lembaga-lembaga
pemerhati pendidikan, perusahaan Untuk unsur ketenagaan terdiri
dari guru, orang tua, dan peserta didik, NJO, Pemerhati
Pendidikan OPD terkait. Guru, orang tua berperan sebagai
pendamping sekaligus Pembina. Untuk peserta didik terbagi atas
2 bagian, yakni kelompok Punggawa Sehat dan Dokter Kecil.
Masing-masing Punggawa sehat bertugas untuk memimpin dan
mengajak 5 peserta didik untuk melaksanakan perilaku PHBS
sedangkan Dokter Kecil bertugas melayani kegiatan peserta didik
yang berhubungan dengan UKS, misalnya melakukan
pengukuran tinggi dan berat badan.
Program inovasi POSE merupakan salah satu program
unggulan di SDN Kompleks Sambung Jawa. Substansi program
ini juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas kesehatan
peserta didik untuk mewujudkan iklim pembelajaran berkualitas di

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 440
sekolah sehingga keberlanjutan program serta sumber daya yang
terkait didalamnya akan dipertahankan.
Kehadiran POSE membantu pelaksanaan beberapa OPD
maupun NGO yang terkait dengan pembangunan budaya sehat di
kalangan peserta didik. OPD yang berkolaborasi, Balai
Pengawasan Obat dan Makanan(BPOM) Makassar Tahun2018
melakukan pendampingan dan edukasi terhadap pengelola kantin
sehat. Kegiatan fokus pada bagaimana pengelolaan kantin sehat
serta standar jajanan sehat yang layak konsumsi bagi peserta
didik.
Selain instansi pemerintah, program POSE juga telah
berkolaborasi dengan beberapa Non-Government Organization
(NGO) seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) dan
Care International Indonesia. JICA pada tahun 2018 melakukan
pendampingan edukasi pengelolaan kantin serta pengelolaan
sampah.
Sedangkan CARE melakukan pendampingan analisis awal
kebutuhan kesehatan serta pendampingan pelaksanaan PHBS
dengan menyasar guru, peserta didik, orang tua, komite,
pengelola kantin, serta penjual jajanan yang berada di sekitar
wilayah sekolah. CARE bahkan menggandeng salah satu
perusahaan internasional yang berkantor di Makassar bernama
CARGIL dalam menyediakan sarana tempat cuci tangan,
drainase, 2 buah toilet, dan penampungan air.
Di samping melakukan penguatan program dengan cara
bersinergi dengan instansi lain, POSE juga dengan mudah dapat
dilaksanakan karena dilengkapi dengan SOP maupun Juknis
pelaksanaan program.

Inovasi POSE Telah didesiminasikan ke seluruh sekolah-


sekolah SD di Kota Makassar tahun 2022 melalui kegiatan Dinas
Pendidikan Kota Makassar Edukasi kepada masyarakat melalui

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 441
penyebaran informasi melalui media online (Link Youtube Pokja
Green House (Edukasi Masyarakat):
https://youtu.be/fEAeUdW8Dx4,
Dokter Kecil Mahir Gizi:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/05/sd-sambung-jawa-
makassar-selalu-masuk.html?m=1
Sekolah Ramah Anak:
https://makassar.tribunnews.com/2018/07/19/orangtua-minati-
sekolah-ramah-anak,
Lomba Sekolah Sehat:
https://sulselmengabari.com/2019/02/sdn-kompleks-sambung-
jawa-tampilkan-inovasi-pada-lomb a-sekolah-sehat/)
Inovasi POSE adalah upaya untuk mewujudkan lingkungan
sekolah sehat dengan maksud agar seluruh warga sekolah
termasuk peserta didik dapat terhindar dari penyakit. Faktor
penentu keberhasilan program ini adalah kolaborasi/sinergitas
dengan orang tua peserta didik. Perilaku hidup bersih dan sehat
serta nilai-nilai sikap kepedulian terhadap terwujudnya lingkungan
yang sehat hanya yang ditanamkan di sekolah harus memperoleh
dukungan dari orang tua. Maksudnya, nilai-nilai pembiasaan yang
ditanamkan di sekolah juga harus diterapkan peserta didik pada
lingkungan keluarga. Hal tersebut dapat terlaksana hanya jika
orang tua peserta didik menerapkan pembinaan dan pengawasan
di rumah.
Kemitraan dengan berbagai pihak juga menjadi faktor
penentu keberhasilan. Karena program kesehatan tidak mungkin
dapat berjalan sendiri hanya di tangan satu pihak.
Faktor yang menjadi kendala adalah sikap dan kepedulian
guru dan orang tua dalam mendisiplinkan peserta didik untuk
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 442
terbiasa dengan budaya PHBS. Meski demikian hal ini dapat
diselesaikan dengan pendekatan penyadaran bahwa
mewujudkan lingkungan sehat adalah tanggung jawab semua
pihak. Kita semua berkepentingan atas terwujudnya lingkungan
yang sehat dan terhindar dari segala macam penyakit.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan POSE dilakukan bersinergi dengan berbagai


pihak baik internal maupun eksternal upaya menjamin
keberlanjutan pelaksanaan Inovasi diantaranya:
PTK, Pengawas, Orang tua dan Komite Sekolah:
merancang, Melaksanakan, membina, mengevaluasi dan
memastikan keberlanjutan POSE di sekolah dan menerapkannya
di rumah. Diknas Makassar: mengevaluasi 8 SPN, membiayai
BIMTEK POSE keseluruh kepala sekolah di Makassar, menyusun
juknis dan membuat aplikasi kesehatan menggunakan platform
digital bagi seluruh peserta didik di Makassar. Dinkes
Makassar/Puskesmas, Pembina sekaligus evaluator dalam
pengelolaan kantin sehat, PHBS, vaksinasi dan kegiatan sekolah
sehat lainnya.
DP3A Makassar dan Prov.Sulsel, merancang POSE pelibatan
peserta didik pada sekolah ramah anak.
Balai POM, secara periodik melakukan pengecekan dan
pembinaan dalam pengelolaan kantin sehat
Dewan Pendidikan, PGRI membina dan support inovasi bantuan
sarana.
Kepolisian, Babinsa , BNN, PMI BPBD, mengedukasi warga
sekolah, menyemprot disinspektan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 443
Kelompok NGO: JICA dan CARE Internasional. Mengedukasi
warga sekolah berPHBS. Dunia Usaha POSPER,
UNILEVER,pengadaan sarana sanitasi, toilet higenis,
pengembangan UKS.
PT:UNM, UMI, Universitas Mulawarman, Universitas Mega
Reski, POLTEKES memeriksa kesehatan umum dan gigi peserta
didik, membuatkan media pembelajaran kesehatan, sarana
CTPS, melatih Punggawa dan gallaran PHBS
RT, RW, Lurah, Camat, Tokoh Masyarakat, memantau
keamanan sekolah
Media berita, RRI, TVRI pengunaan RADIO SEHAT SEKOLAH

Satgas Covid-19 tingkat Kota Makassar membantu pada vaksin


covid-19.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 444
INOVASI
Kelas Musim

Nama Unit Pelayanan : DISPENBUD Kab.Pangkep


Nama Inovator : H. Sawir,S.Pd, M.Pd.
Kontak Person : 08124134563
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 06 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Kelompok Umum
Kategori
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/qsIOo_eEwDs
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://docs.google.com/document/d/10-
bK0a71d33Gs4t21Y7k2IeEoal1GPhC/edit?usp=sharing&ouid=1
05584369624954133520&rtpof=true&sd=true

Ringkasan

Layanan Kelas Musim merupakan reflikasi inovasi kelas


Perahu di daerah pegunungan Kabupaten Pangkep, Sulawesi
Selatan. Reflikasi ini dilakukan karena tingginya persentasi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 445
ketidakhadiran peserta didik di sekolah pada daerah pegunungan
terpencil SDN 44 Bakka, SDN 60 Bung dan SMPN Satap 4
Minasatene sebesar 50% dari 124 orang, khususnya musim
tertentu yaitu musim tanam padi dan musim panen. Layanan ini
diberikan oleh guru kepada peserta didik yang tidak dapat hadir di
sekolah karena membantu orang tuanya di sawah pada musim
tersebut dengan belajar mandiri di sela kegiatannya di sawah
menggunakan bahan ajar dari guru.

Layanan ini berdampak signifikan terhadap prestasi belajar


peserta didik yang sering tidak hadir di sekolah akibat membantu
orang tuannya di sawah dan mencegah putus sekolah karena
proses pembelajarannya tidak terputus walaupun membantu
orang tuannya pada musim tersebut. Sebelumnya nilai peserta
didik yang terdampak hanya mencapai rata 66,30 dari ketuntasan
belajar (65,66) atau 45% yang mencapai ketuntasan belajar dari
64 orang peserta didik dari 3 sekolah tersebut, Setelah layanan
diterapkan sudah 97% mencapai ketuntasan belajar.

Melalui layanan Kelas Musim menjadikan akses layanan


Pendidikan menjadi lebih mudah dilakukan, berkesinambungan,
setara dan merata bagi peserta didik yang ada di daerah
pegunungan terpencil yang sarana prasarananya sangat minimal.
Ide Inovatif

Kelas Musim diterapkan pada tahun 2020 di satu daerah


pegunungan terpencil yang sulit dijangkau kendaraan dan fasilitas
terbatas tepatnya di kampung Bakka dan Bung kelurahan
Bontowa Kecamatan Minasatene. Kampung tersebut berjarak ±15
km dari ibu kota kecamatan. Mata pencaharian penduduk 96%
adalah petani. Di kampung Bakka terdapat SDN 44 Bakka dan
Kampung Bung ada SDN 60 Bung dan SMPN 4 Satap
Minasatene. Peserta didik di kampung tersebut dalam
memperoleh pendidikan mengalami masalah selain akses jalan
yang sulit dan terpencil serta fasilitas minim, juga terkendala tidak

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 446
dapat hadir belajar di sekolah karena membantu orang tuannya
pada musim hujan terutama musim tanam padi dan musim panen
Pada musim tersebut orang tua menyertakan anaknya
untuk membantunya terutama musim tanam dan panen di sawah
yang membuat peserta didik tidak hadir di sekolah sehingga
ketinggalan pelajaran dan penurunan prestasi belajarnya bahkan
dapat memicu putus sekolah karena sudah malu datang lagi ke
sekolah. Pada SDN 44 Bakka tahun 2021 ada 15 orang dari 28
(53%) yang rutin membantu orang tuannya, SDN 60 Bung 47
orang ada 23 (49%) dan SMPN 4 Satap 46 orang ada 23(50%)
orang jumlah peserta didik rutin membantu orang tuanya di
sawah.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan inovasi
layanan Kelas Musim agar peserta didik dapat tetap belajar dan
tetap termotivasi datang kembali ke sekolah. Inovasi ini bertujuan
memberikan layanan pembelajaran bagi peserta didik yang tidak
bisa hadir di kelas karena membantu orang tuanya pada musim
tertentu. Layanan ini juga menjamin proses belajar peserta didik
agar dapat berkesinambungan dan mencegah putus sekolah serta
meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan belajar di
mana saja secara mandiri.
Kelas Musim sebuah layanan pendidikan yang termasuk
kategori 1 yaitu pelayanan public yang inklusif dan berkeadilan.
Hal ini sejalan dengan tujuan layanan Kelas Musim yakni memberi
layanan pendidikan kepada peserta didik di wilayah pegunungan
terpencil yang tidak bisa hadir belajar di kelas karena membantu
orang tuanya di sawah pada musim tanam dan panen.
Selama ini anak petani yang membantu orang tuannya di
sawah tidak mendapatkan layanan yang berpihak kepada kondisi
dilema yang dihadapinya antara ke sekolah atau membantu orang
tuannya di sawah. Ada pembiaran anak tidak ke sekolah, tidak
memberikan proses pembelajaran dari dilema tersebut. Hal ini

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 447
menjadi penyebab prestasi belajar rendah dan dapat memicu
putus sekolah. Kondisi inilah menginspirasi pelaksanaan layanan
Kelas Musim yang memungkinkan peserta didik dapat belajar
secara mandiri berkelanjutan dan dapat pula ke sawah membantu
orang tuannya.

Layanan kelas Musim menerapkan belajar mandiri dengan


bahan belajar yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.
Pelaksanaan layanan menggunakan kartu control tugas belajar
peserta didik dengan variasi sistim kartu warna seperti warna hijau
jika kemampuan belajar anak tinggi dan dukungan orangtua tinggi.
Warna biru jika kemampuan belajar anak tinggi dan dukungan
orangtua rendah, Warna kuning kemampuan belajar anak rendah
dan dukungan orangtua tinggi dan Warna merah kemampuan
belajar anak rendah dan dukungan orangtua juga rendah).
Pemberian bimbingan sebelum lembar tugas diberikan
disesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar peserta didik dan
dukungan keluarga. Untuk menjamin pengerjaan tugas peserta
didik diterapkan guru kunjung, artinya guru melakukan kunjungan
ke rumah atau sawah peserta didik di sela-sela penugasan untuk
mengotrol pelaksanaan tugas belajarnya peserta didik dan
memberikan layanan bantuan penjelasan pembelajaran jika ada
yang membutuhkannya. Layanan ini juga menganut sistim belajar
di alam bebas seperti di bawah pohon rindang, di rumah sawah.
juga diterapkan stategi pemadatan materi di kelas menjelang
datangnya kedua musim tersebut.
Signifikansi

Layanan Kelas Musim berdampak signifikan terutama pada


kelompok yang paling rentang putus sekolah di daerah
pegunungan terpencil yaitu anak sekolah usia 7- 12 tahun yang
sering tidak hadir ke sekolah karena ke sawah membantu orang
tuannya. Layanan ini diimplementasikan dengan tahapan yaitu
kepala sekolah dan guru mendata peserta didik yang rutin

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 448
membantu orang tuannya di sawah pada musim tanam dan
musim panen, dan mengklasifikasikan karakter kebutuhan
belajarnya. Setelah terdata jumlah dan waktunya, Guru
melakukan penyesuaian program pembelajaran di kelas. Guru
menyesuaikan berapa lama peserta didik meninggalkan sekolah
dengan banyaknya materi tugas belajar yang diberikan. Guru
dapat memadukan materi pelajaran disesuaikan waktu musim
yang ada. Selanjutnya Guru memberikan bahan belajar kepada
peserta didik sesuai lama waktu yang disepakati membantu orang
tuannya. Materi tugas yang diberikan disesuaikan dengan
kesiapan belajar peserta didik dan dukungan orang tuannya.

Sebelum bahan belajar diberikan, Guru memberikan


penjelasan detail tentang tugas-tugas yang akan diberikan ke
peserta didik sampai paham sebelum meninggalkan kelas.
Pendampingan juga dilakukan di sela-sela waktu pemberian tugas
dengan mengunjungi rumah peserta didik dan dipantau dengan
kartu control. Guru melakukan kunjungan kepada peserta didik
baik di rumahnya, di sawah atau dimana saja untuk mericek
kemajuan belajar peserta didik dan memberikan penjelasan
tambahan jika ada hal yang tidak dipahami dari tugas peserta didik
. Guru memverifikasi hasil kerja peserta didik setelah kembali lagi
ke sekolah. Guru melakukan penilaian kepada hasil kerja peserta
didik sesuai capaiannya dan memberikan tindak lanjut sesuai hasil
kerjanya. Peserta didik dapat kembali ke sekolah seperti biasanya
setelah membantu orang tuanya.

Inovasi layanan kelas Musim telah dievaluasi secara


internal dan ekstrnal. Evaluasi yang dilakukan secara internal oleh
pihak sekolah untuk mengukur dampak pelaksanaan inovasi
dilakukan oleh kepala sekolah sendiri dan komite sekolah secara
berkala setiap semester. Sedangkan evaluasi yang dilaksanakan
secara eksternal sekolah adalah dari unsur pengawas sekolah
dan Dinas Pendidikan dan kebudayaan.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 449
Metode yang digunakan pada saat pelaksanaan evaluasi
layanan kelas Musim menggunakan Teknik dokumentasi,
wawancara dan observasi. Pada pelaksanaan evaluasi internal
metode yang digunakan yaitu observasi langsung pelaksanaan
baik kesiapan administrasi, pelaksanaan inovasi maupun hasil
prestasi belajar peserta didik oleh kepala sekolah dan komite
sekolah menggunakan lembar observasi dan pedoman
wawancara kepada guru dan peserta didik . Sedangkan
pelaksanaan evaluasi ekternal diawali dengan observasi lapangan
dan dokumen dilanjutkan menggunakan Teknik wawancara
dengan innovator dan para pelaku inovasi (kepala sekolah, guru
dan peserta didik )
Keadaan pembelajaran sebelum inovasi diimplementasi
Peserta didik yang terdampak selalu tertinggal pelajarannya pada
musim tertentu. Prestasi belajar di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Pencapaian KKM hanya 50% peserta didik yang
terdampak 59 orang. Guru kebingunan memberi nilai dan adanya
nilai “kasihan”. Peserta didik malu dan takut ke sekolah jika sudah
lama tidak ke sekolah.

Keadaan pembelajaran setelah inovasi diimplementasikan


peserta didik dapat mengikuti semua materi pelajarannya secara
utuh dan berkesinambungan. Prestasi belajar pencapaian KKM
pencapaian 90% peserta didik yang terdampak. Guru dapat
menilai sesuai hasil capaian belajar peserta didik. Peserta didik
merasa sudah “pede”(Percaya diri) kembali ke sekolah karena
merasa tidak ketinggalan pelajaran.
Hasil outcome adalah pembelajaran peserta didik
berkelanjutan dan tidak ada anak putus sekolah. Bentuk layanan
Kelas Musim sangat relavan dengan pembelajaran jarak jauh di
masa copid 19 karena peserta didik belajar tidak berkumpul di
ruang kelas, akan tetapi belajar sendiri di rumah masing-masing
bersama dengan orang tua dan keluarga. Guru dan peserta didik

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 450
pada waktu melakukan layanan kelas musim terutama pada waktu
interaksi pemberian lembar tugas baik di sawah atau di rumah
peserta didik, pada waktu pembimbingan dan verifikasi hasil kerja
peserta didik di tempat yang ditentukan tetap menggunakan
protocol kesehatan yang ketat dengan terlebih dahulu mencuci
tangan dengan sabun, air mengalir, cek suhu tubuh sebelum
bertemu dan selalu memakai masker.
Kontribusi terhadap Capaian TPB

Kontribusi yang diberikan dalam pemenuhan SDGs pada


poin . 4 yaitu Pendidikan yang berkualitas.
4.1 pada tahun 2030 menjamin bahwa semua anak
perempuan dan laki –laki menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah tanpa dipungut biaya,setara, dan berkualitas yang
mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif .

Konteribusi terhadapa SDGs ini tentunya dalam


memberikan pelayanan mendorong peserta didik laki laki dan
perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah.
4.7 Pada tahun 2030, menjamin semua peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, termasuk
antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia,
kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non kekerasan,
kewarganegaraan global dan penghargaan terhadap
keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap
pembangunan berkelanjutan.
Program layanan kelas Musim sebagai upaya
meningkatkan pelayanan public untuk menjamin keberlanjutan
proses belajar peserta didik dan mencegah anak putus sekolah.
Upaya ini dilakukan melalui implementasi layanan kelas Musim.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 451
Pada anak-anak pegunungan laki-laki dan perempuan agar
mereka dapat tetap bersekolah dan tidak putus sekolah dengan
layanan yang tepat melalui peningkatan kapasitas kompetensi,
komitmen guru dan melibatkan semua unsur yang ada untuk
dapat memberikan layanan kepada peserta didik yang membantu
orang tuanya di sawah.
Adaptabilitas

Pelaksanaan Kelas Musim pada awal tahun 2020, awqlnya


diterapkan pada peserta didik yang ada di SDN 44 Bakka
Kelurahan Bontoa Kecamatan Minasatene karena banyaknya
peserta didik tidak masuk sekolah pada waktu musim tanam padi
dan musim panen tiba. Melihat fenomena tersebut dapat
menurunkan prestasi belajar siswa bahkan dapat memicu peserta
didik putus sekolah. Maka diterapkanlah layanan inovasi Kelas
Musim untuk mengatasinya. Kemudian layanan inovasi ini
direflikasi pada peserta didik yang ada di SDN 60 Bung kampung
tetangga Bakka yang memiliki permasalahan dan karakter
lingkungan yang sama. Selanjutnya direflikasi di SMPN 4 Satap
Minasatene di kampung Bung Kecamatan Minasatene.

Harapannya di tahun ke 3 yaitu 2022, sesuai arahan


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Pangkep
akan direflikasi ke semua sekolah yang ada di daerah
pengunungan seperti di kecamatan Balocci dan Tondong Tallasa
yang memiliki permasalahan yang sama.
Layanan Kelas Musim sangat memungkinkan direplikasi di
semua daerah yang memiliki kondisi geografi dan karakter
permasalahan yang sama di kabupaten Pangkep maupun di
daerah lainnya di luar kKabupaten Pangkep, karena biaya
pelaksanaan inovasi ini sangat murah, mudah diterapkan dan
lebih fleksibel dalam pemberian tugas pelajaran, namun
pendekatan layanan ini dapat juga dilaksanakan di daerah yang
tidak sama kondisi geografisnya, namun sama masalahnya yaitu

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 452
anak tidak dapat hadir belajar di kelas karena factor penyebab
lainnya. Reflikasi layanan kelas Musim ini sudah dijadikan inovasi
Di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Pangkajene
Kepulauan yang harus direflikasi ke semua sekolah khususnya
yang ada di pegunungan yang memiliki karakter dan
permasalahan yang sama.
Layanan kelas musim ini juga telah diadaptasi oleh salah
satu sekolah yang ada di kota Kabupaten Pangkep yaitu SDN 2
Lejang Kecamatan Bungoro yang mengadopsi Ide pada peserta
didiknya yang tidak bisa hadir karena mengikuti orang tuanya
bekerja dan bagi peserta didik yang selalu ikut lomba, dan iven
lainnya.
Keberlanjutan

Sumber daya yang diberdayakan dalam pelaksanaan


layanan kelas Musim meliputi Sumber daya manusia, keuangan,
peralatan dan metode. Sumber daya manusia yang dilibatkan
semua guru dan tenaga Pendidikan di sekolah, Kepala sekolah,
komite sekolah, pengawas sekolah dan dinas Pendidikan.
Sumber daya keuangan menggunakan pendanaan dana
BOS karena inklut dalam kegiatan operasional pembelajaran di
sekolah. Peralatan yang digunakan dalam inovasi layanan kelas
musim ini juga menggunakan fasilitas sekolah dan peralatan yang
ada d sekolah. Metode yang digunakan disesuaikan dengan
kondisi sekolah dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Strategi yang dilakukan agar inovasi kelas Musim ini dapat
berlanjut yaitu melalui strategi institusional dengan cara inovasi ini
dijadikan sebagai inovasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
melalui ketetapan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan untuk direflikasikan ke semua sekolah yang memiliki
permasalahan yang sama. Telah tersedia dana di DPA 2022
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pangkep untuk

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 453
inovasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebesar
RP.30.000.000 . Strategi manajerial dilakukan pelatihan atau
bintek kepada kepala sekolah dan guru materi tentang cara
pengimplementasian layanan Kelas Musim selaku pelaku utama
di sekolah.

Strategi sosial berupa partisipasi /kolaborasi dengan


pemangku kepentingan dengan cara membangun Kerjasama
dengan Komunitas di sekolah antara lain Kelompok Kerja Kepala
Sekolah dan Kelompok Kerja Guru dan Pengawas sekolah, MKKS
dan MGMP, Pelibatan Kelurahan di daerah pegunungan,
Pelibatan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, Kerjasama OPD
terkait.
Penjaminan keberlanjutan inovasi diberlakukan panduan
kegiatan berupa Sistim Operasional Pelaksanaan (SOP) yang
dijadikan sebagai dasar pelaksanaan di sekolah dan pelaksanaan
reflikasi di tempat yang baru.
Faktor penentu keberlanjutan adalah komitmen guru-guru
dan kepala sekolah di sekolah selaku pelaksana inovasi ini di
sekolah. Kerjasama semua liding sector terutama Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan selaku pembina utama, dan
Kerjasama komite, aparat pemerintah setempat.
Tersedianya Anggaran di DPA Dinas Pendidikan untuk
kegiatan layanan kelas musim, Rasa peduli orang tua peserta
didik terhadap pendidikan anaknya dapat meningkat, adanya
dukungan Regulasi dari pihak pemangku kepentingan yaitu
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Daerah Kab.
Pangkep.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 454
Kolaborasi Pemangku Kepentinga
Pemangku Kepentingan yang terlibat serta peran dan
Kontribusi dalam Layanan Kelas Musim di daerah pegunungan
terpencil Kabupaten Pangkep yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Pangkep perannya menerbitkan
Regulasi Layanan Pendidikan kelas Musim, Dewan Pendidikan
Kab.Pangkep perannya memberikan sosialisasi pentingnya
Pendidikan bagi generasi bangsa dan tidak boleh putus sekolah.
Camat Minasatene dan Lurah Kalabbirang selaku pemerintah
setempat membina dan mensosialisasikan perlunya anak
bersekolah. Pengawas Sekolah selaku pembina guru dan kepala
sekolah melakukan pembinaan guru melakukan layanan kelas
Musim sekaligus mengevaluasi pelaksanaan dan dampak layanan
Kelas Musim.
Kelompok kerja Kepala Sekolah (KKKS) selaku wadah
pembinaan kepala sekolah melakukan pembinaan cara
memajukan sekolah dan mengatasi masalah pebelajaran di
sekolah.
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pembinaan guru
melakukan pelatihan Guru melakukan proses pembelajaran yang
mendukung layanan kelas Musim kepada peserta didik baik
penyusun lembar tugas atau LKS dan cara pendampingannya .

Untuk meningkatkan layanan kelas Musim sangat diharapkan


keterlibatkan orang tua peserta didik dan masyarakat agar
peserta didik yang ke sawah membantu orang tua dapat terus
bersekolah sehingga ada proses edukasi kepada peserta didik
yang dapat mencegah mereka putus sekolah.
Penerbit Buku (Yudistira dan Erlangga) bekerjasama dalam
pengadakan bahan ajar pembelajaran peserta didik .

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 455
INOVASI
Bagang Cerdas

Nama Unit Pelayanan : UPT SMPN 8 SATAP LK


TUPABBIRING Kab.
PANGKEP
Nama Inovator : Adi Sufriadi, S.Pd,.M.Pd
Kontak Person : 0811 4445 444
Email :-

Tanggal Implementasi Inovasi


Monday, 06 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Kelompok Umum
Kategori
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/YRUHOTDVhIw
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://docs.google.com/document/d/1B8A8fZ-gO-ek-
pgVWTZe_vqWcR2x8gj3/edit?usp=sharing&ouid=
107717246950304714094&rtpof=true&sd=true

Ringkasan
Implementasi

Inovasi Bagang Cerdas adalah sebuah Inovasi yang


dilaksanakan setelah mengamati permasalahan yang dihadapi

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 456
peserta didik yang melaut. Peserta didik juga tidak hadir di kelas
pada saat melaut dengan waktu yang lama bahkan sampai 20
hari, serta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di kapal bagang
10 sampai 12 Orang dan ini menjadi suatu permasalahan bagi
kami disekolah khususnya guru- guru bagaimana memberikan
nilai objektif kepada peserta didik.
Hal inilah yang menginsfirasi kami untuk mereflikasikan
kelas perahu menjadi Bagang Cerdas untuk memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik yang melaut di waktu yang lama, dengan
mengembangkan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) menjadi
Modul dimana Modul tersebut didalamnya terdapat materi dan
LKS.
Dampak

Dampak pelaksanaan Inovasi Bagang Cerdas terhadap


peserta didik yang melaut dapat terlihat bahwa:

 Peserta didik dapat mengikuti materi pelajaran sesuai


dengan bahan ajar yang tersedia.
 Prestasi belajar pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) pencapaian 80%.
 Guru dapat menilai sesuai hasil capaian belajar peserta
didik.
 Peserta didik diarahkan untuk berfikir kreatif dan mampu
menyelesaikan masalah.
 Angka putus sekolah bagi peserta didik yang ikut melaut
tinggal 5%.
Kesesuaian Kategori

Inovasi Bagang Cerdas, menjadikan peserta didik yang


melaut dapat terlayani untuk tetap belajar agar tidak tertinggal
dengan teman temannya di sekolah.
Ide Inovatif

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 457
Latar Belakang
Pulau Balang Caddi terletak di Kelurahan Mattiro Bintang
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan. Mata pencaharian
Masyarakat di Pulau Balang Caddi Mayoritas adalah nelayan
bagang terapung sampai 80%. Bagang terapung ini adalah salah
satu metode menangkap ikan dengan menggunakan cahaya
lampu dan jaring apung, dan bagang ini membutuhkan tenaga
kerja/ ABK (Anak Buah kapal) itu paling sedikit 10 sampai 12
orang, dengan banyaknya tenaga yang dibutuhkan maka
terkadang peserta didik harus membantu orang tua mereka pada
waktu tertentu untuk melaut, dan peserta didik yang melaut bukan
hanya karena persoalan ekonomi orang tua tapi adalah jumlah
tenaga yang dibutuhkan di kapal bagang tersebut
yangmenyebabkan peserta didik harus mengikuti orang tua
mereka jika di waktu tertentu salah satu ABK dari orang tua
mereka berhalangan melaut. Dan pada saat Pandemi, peserta
didik kami yang laki laki 70% ikut melaut. Perlu diketahui bahwa
jika satu kapal bagang berangkat maka memerlukan waktu paling
cepat 18 hari. Dengan waktu yang lama tersebut, peserta didik
akan ketinggalan banyak materi pelajaran. Dan yang paling
mengiris hati, ada orang tua menekankan agar anak mereka tidak
usah melanjutkan sekolah. Maka salah satu solusi yang tepat
untuk mencegah putus sekolah adalah dengan menerapkan
layanan inovasi kelas perahu dengan mereplikasikan menjadi
Inovasi Bagang Cerdas di SMPN 8 Satap Liukang Tupabbiring
dan MA DDI Pulau Balang Caddi menjadi hal yang tepat untuk di
reflikasikan dan di terapkan.
Tujuan:

Inovasi Bagang Cerdas ini bertujuan untuk:

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 458
 Memberikan layanan khusus bagi peserta didik yang
melaut
 Menjamin proses belajar peserta didik tetap berjalan dan
mencegah peserta didik putus sekolah
 Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan belajar
dimana saja secara mandiri dan berkesinambungan.
 Dan Kelompok sasaran dari Inovasi Bagang Cerdas adalah
Peserta didik yang menjadi nelayan bagang.
Kesesuaian Kategori

Bagang Cerdas adalah sebuah layanan pendidikan


bertujuan memberi layanan pendidikan kepada peserta didik di
wilayah kepulauan yang tidak bisa hadir belajar di kelas karena
membantu orang tua mereka di laut. Selama ini anak nelayan
bagang akan berhenti bersekolah karena harus membantu orang
tuanya mencari nafkah dengan menjadi sawi/ABK (Anak Buah
Kapal). Selama ini peserta didik yang menjadi nelayan tidak
mendapatkan layanan khusus sehingga peserta didik akan
terpaksa tidak bersekolah . Kondisi inilah menginspirasi untuk
mereflikasikan bagang cerdas yang memungkinkan peserta didik
mendapatkan layanan belajar secara berkelanjutan dan berproses
sehingga tetap bisa menjadi nelayan bagang dan tetap
bersekolah.
(Kebaruan, Nilai Tambah, atau Keunikan)

Layanan bagang cerdas menerapkan belajar mandiri


dengan buku penunjang serta Modul dan Lembar Tugas yang
diberikan kepada peserta didik. Pelaksanaan layanan
menggunakan kartu kontrol, lembar tugas peserta didik dengan
menerapkan sistim kartu Kontrol sesuai dengan tingkat kebutuhan
belajar peserta didik . Untuk menjamin pengerjaan tugas peserta
didik diterapkan guru kunjung, dan memberikan layanan bantuan
pembelajaran jika ada yang membutuhkannya. juga diterapkan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 459
stategi pemadatan materi di kelas menjelang berangkat melaut.
Dan yang terpenting adalah harus sosialisasi kepada Punggawa
serta ABK bagang yang lain agar mengingatkan peserta didik
untuk tetap mengerjakan tugas dan belajar selama melaut.
Kebaruan, nilai tambah

Kebaruan inovasi bagang cerdas yang berbeda dengan


kelas perahu adalah bagang cerdas diterapkan adalah
penggunaan Modul yang lebih kompleks dimana kelas perahu di
terapkan pada siswa SD dan SMP dikepulauan dengan
menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) sedangkan Bagang
Cerdas kami terapkan pada Peserta didik SMP dan mensasar
peserta didik SMA sederajat yang dimana usia tersebut hampir
secara keseluruhan sudah terjun melaut secara penuh. Sehingga
jika anak tersebut berhenti bersekolah dan tidak terlayani
Pendidikan maka bisa dipastikan angka putus sekolah tidak bisa
di tekan, dengan adanya layanan inovasi bagang cerdas yang
merupakan replikasi dari kelas perahu maka sesuai data alumni
sekolah kami bisa menekan angka putus sekolah hingga lebih dari
95%.
Signifikansi
Deskripsi Inovasi
Layanan bagang cerdas dimulai:

1. Pendataan peserta didik


Kepala sekolah dan guru mendata peserta didik yang rutin
membantu orang tuannya menjadi nelayan bagang, dan
mengklasifikasikan karakter kebutuhan belajarnya
2. Penyesuaian program pembelajaran
Guru melakukan penyesuaian program pengajarannya di
kelas. Guru menyesuaikan berapa lama peserta didik

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 460
meninggalkan sekolah dengan banyaknya materi berupa modul
dan lembar tugas yang diberikan. Guru dapat memadukan materi
pelajaran disesuaikan waktu peserta didik melaut.
3. Pemberian modul dan lembar tugas
Guru memberikan modul dan lembar tugas kepada peserta
didik sesuai lama waktu yang disepakati . Materi tugas yang
diberikan disesuaikan dengan kesiapan belajar dan dukungan
orang tuannya serta Juragan/Punggawa

4. Pendampingan peserta didik


Guru memberikan penjelasan detail tentang modul dan
tugas-tugas yang akan diberikan ke peserta didik sampai paham
sebelum meninggalkan kelas dan pergi kelaut. Pendampingan
juga dilakukan di sela-sela waktu pemberian tugas dengan
mengunjungi rumah peserta didik dan dipantau dengan kartu
kontrol.
5. Verifikasi Kunjung
Guru melakukan kunjungan kepada peserta didik di
rumahnya atau dimana saja untuk mericek kemajuan belajar
peserta didik dan memberikan penjelasan tambahan jika ada yang
tidak dipahami dari tugas peserta didik. Guru memverifikasi hasil
kerja peserta didik setelah Kembali lagi ke sekolah
6. Penilaian dan tindak lanjut

Guru melakukan penilaian kepada hasil kerja peserta didik


sesuai capaiannya dan memberikan tindak lanjut sesuai hasil
kerja peserta didik.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 461
Evaluasi dari Inovasi
1. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan secara internal sekolah untuk


mengukur dampak pelaksanaan inovasi dilakukan oleh kepala
sekolah sendiri secara berkala setiap semester dan evaluasi yang
dilaksanakan diekternal sekolah oleh pengawas sekolah dan
Dinas Pendidikan dan kebudayaan setiap tahun.
2. Metode Pelaksanaan evaluasi Inovasi

Hasil dari evaluasi baik berupa output maupun outcome,


dari hasil output peserta didik yang membantu orang tuannya
melaut dapat mengikuti pembelajaran, dapat menyelesaikan
tugas pembelajaran meskipun tidak terlalu sering mereka
melaksanakan pertemuan dengan guru kelasnya , outcome,
peserta didik yang membantu orang tuannya dapat melanjutkan
pendidikan, dapat mencegah putus sekolah dan dapat
meningkatkan angka partisipasi bersekolah
3. Data output maupun outcome sebelum dan sesudah
inovasi
Keadaan pembelajaran peserta didik sebelum dilakukan inovasi :

 Peserta didik selalu tertinggal pelajarannya pada saat


melaut
 Prestasi belajar di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Pencapaian 50%
 Guru kebingunan memberi nilai dan adanya nilai “kasihan”
 Peserta didik malu dan takut kesekolah jika sudah lama
tidak kesekolah
 Angka Putus Sekolah bagi peserta didik yang melaut bisa
sampai 50%
 Angka lanjut sekolah kejenjang SMA sederajat bagi siswa
laki-laki baru 70%.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 462
Dampak adanya Inovasi

 Keadaan pembelajaran peserta didik setelah dilakukan


inovasi :
 Peserta didik dapat mengikuti semua materi pelajarannya
secara utuh
 Prestasi belajar pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) pencapaian 80%.
 Guru dapat menilai sesuai hasil capaian belajar peserta
didik
 Peserta didik merasa sudah “pede” Kembali ke sekolah
belajar karena merasa tidak ketinggalan pelajaran di
sekolah.
 Angka putus sekolah bagi peserta didik yang ikut melaut
tinggal 5%.
 Angka Lanjut sekolah semakin meningkat hingga mencapai
95%

Guru dituntut lebih variatif dalam melakukan proses


pembelajaran, Masyarakat umumnya sangat terbantu dengan
adanya layanan bagang cerdas untuk keberlanjutan pendidikan
anaknya.
Data peserta didik yang mendapatkan layanan Bagang
cerdas. Tahun 2022
Layanan Bagang Cerdas Ket
Nama Sekolah
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
SMPN 8 SATAP (Jumlah
LIUKANG 4 6 8 Peserta didik
TUPABBIRING Yang Melaut)

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 463
Layanan Bagang Cerdas Ket
Nama Sekolah
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Madrasah DDI (Jumlah
Aliyah Pulau Balang 5 5 8 Peserta didik
Caddi Yang Melaut)

Kontribusi terhadap Capaian TPB


Kontribusi Sustainable Development Goals (SDGs)

Kontribusi yang diberikan dalam pemenuhan SDGs yaitu


Pendidikan yang berkualitas, pada tahun 2030 menjamin bahwa
semua anak perempuan dan laki -laki menyelesaikan pendidikan
dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan
berkualitas yang mengarah pada capaian pembelajaran yang
relevan dan efektif .

Konteribusi terhadapa SDGs ini tentunya dalam


memberikan pelayanan mendorong peserta didik laki laki dan
perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah .
Untuk mencapai target SDGs, Dinas pendidikan dan
Kebudayaan kabupaten Pangkep telah memiliki RPJMD untuk
penuntasan wajar 9 tahun dan 12 tahun. Target tersebut
diwujudkan dengan keberpihakan pemerintah daerah Kabupaten
Pangkep untuk menyelenggarakan pendidikan. Dengan
pengalokasian anggaran pendidikan 30% di atas 20%. Serta
sejalan dengan Visi dan Misi Pemerintah yakni Pangkep Cerdas.
Program layanan bagang cerdas ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan public untuk menjamin keberlanjutan
proses belajar peserta didik dan mencegah anak putus sekolah.
Upaya ini dilakukan melalui implementasi layanan bagang cerdas
Pada anak-anak nelayan laki-laki yang melaut dengan cara
meningkatkan kapasitas kompetensi guru, komitmen guru, orang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 464
tua melibatkan semua unsur yang ada. Untuk dapat memberikan
layanan pendidikan kepada peserta didik yang membantu orang
tuanya agar mereka dapat bersekolah dan tidak putus sekolah.
Sehingga tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan anak
bangsa bisa tercapai dan terwujud.
Adaptabilitas

Transferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada


konteks/tempat lain) Ide dalam inovasi Bagang Cerdas dapat
dialihkan dengan menerapkan pendekatan baru di wilayah yang
memiliki karakteristik yang sama tentang problem atau
permasalahan layanan pendidikan sehingga dapat membantu
menekan angka putus sekolah atau meningkatkan layanan
pendidikan dengan berbagai metode dan karakter. Sebagaimana
kami mereflikasikan kelas perahu. Pengenalan Inovasi Kelas
Perahu pada awal tahun 2019 diterapkan pada peserta didik di
SMPN 8 Satap Lk Tupabbiring, kemudian dikembangkan dan
mereflikasikan menjadi Bagang Cerdas pada tahun 2020. Dan
dilanjutkan pada tahun 2021 direflikasi pada peserta didik di MA
DDI Aliyah Pulau Balang Caddi yang memiliki permasalahan yang
sama dan bahkan lebih Kompleks karena dari segi usia dan Fisik
Peserta didik memungkinkan untuk terjun dikapal Bagang secara
penuh menjadi nelayan, serta lama melaut yang lebih lama hingga
18 hari serta k jumlah tenaga kerja dikapal bagang yang banyak.
dimana kapal bagang kurang lebih 47 Unit sehingga
membutuhkan tenaga kerja hingga 500 orang. Hal ini yang
mendasari peserta didik yang harusnya belajar dalam kelas
terpaksa mengikuti orang tua mereka melaut.
Pada prinsipnya Pendidikan harus dinikmati oleh semua
warga Indonesia. Namun, tidak semua warga negara mempunyai
kesempatan yang sama dalam mengenyam Pendidikan.
Mengikuti proses pembelajaran di sekolah menjadi persoalan
tersendiri bagi anak yang bertumbuh dan tinggal di daerah

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 465
kepulauan dan pesisir atau amnak-anak yang terpaksa mengikuti
orang tuanya melaut atau bekerja. Mengurangi angka putus
sekolah tanpa mencabut hak Peserta didik dari budaya
keseharian mereka melaut bukanlah hal yang mudah. Pentingnya
pendidikan bagi mereka belum optima sehingg situasi
inimendorong tumbuhnya rasa malu dan tidak percaya diri pada
peserta didik. Inovasi Bagang Cerdas mampu membuktikan pada
peserta didik kami terutama yang mendapat layanan Inovasi
mereka mampu belajar mandiri dan menyelesaikan tugas tugas
mereka, sehingga program Mas Mentri tentang Merdeka Belajar
bisa sejalan dan se irama dengan Bagang Cerdas.

Berdasar karakter lingkungan maka Inovasi Bagang


Cerdas dapat direflikasi di semua daerah yang memiliki kondisi
geografis dan karakter yang sama di wilayah kepulauan
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, bahkan di wilayah
manapun di Indonesia ini karena negara kita adalah negara
maritim yang memiliki banyak pulau-pulau dan pesisir sehingga
layanan Inovasi bagang Cerdas ini dapat di terapkan dan di
reflikasikan di mana saja. karena biayanya yang murah, mudah
diterapkan dan lebih fleksibel dalam pemberian tugas pelajaran,
namun pendekatan ini dapat juga dilaksanakan di daerah yang
tidak sama kondisi geografisnya , namun sama masalahnya yaitu
peserta didik tidak dapat hadir belajar di kelas karena faktor
penyebab lainnya.
Keberlanjutan

Sumber Daya

Dalam pelaksanaan Inovasi layanan Bagang Cerdas


membutuhkan sumber daya dari bergabagi Pihak. Sumber daya
yang diberdayakan dalam pelaksanaan layanan bagang cerdas
meliputi Sumber daya manusia, keuangan, peralatan dan metode.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 466
Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia yang dilibatkan semua guru dan
tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan di sekolah
terkhusus guru atau tenaga Pendidik di butuhkan sebuah
komitmen yang kuat serta melaksanakan tugas tambahan dalam
pelaksanaan layanan sebuah inovasi karena peran Guru yang
paling penting dalam hal ini terutama waktu luang harus
bertambah dalam menyiapkan dan membuat bahan ajar khusus
bagi peserta didik yang terlayani dalam sebuah inovasi , Kepala
sekolah, peran kepala Sekolah adalah terus memotivasi Peserta
didik dan Guru agar tetap dalam satu Komitmen dalam
memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik merka yang
terlayani dalam layana sebuah Inovasi. Peran dari komite sekolah,
Orang tua, masyarakat, Punggawa Bagang, sangat lah penting
karena mereka pada dasarnya adalah bagian dari Warga sekolah
sehingga persetujuan terhadap sebuah inovasi sangatlah
dibutuhkan.

Peran pengawas sekolah dan dinas Pendidikan dan


Kebudayaan adalah sebagai Kontroler serta pengawasan
terhadap keberhasilan dari sebuah Inovasi. Serta Dukungan dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Sumber daya Keuangan

Sumber daya keuangan yang di gunakan menggunakan


pendanaan dana BOS, dana yang bersumber dari pihak lain,
komite sekolah. karena ikut dalam kegiatan operasional
pembelajaran di sekolah.
Peralatan atau Fasiltitas yang di gunakan

Peralatan yang digunakan dalam inovasi layanan Bagang


Cerdas ini juga menggunakan fasilitas sekolah dan peralatan yang
tesedia di sekolah serta berasal dari bantuan pihak komite. Dan

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 467
Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan.
Strategi Keberlanjutan

Strategi Keberlanjutan dari Inovasi Bagang Cerdas adalah


dengan melakukan Sosialisasi. Sosialisasi kepada orang tua dan
masyarakat adalah kunci utama keberhasilan penyeleggaraan
inovasi ini dapat berjalan.sosialisasi tidak hanya dilakukan kepada
orang tua tetapi pemangku kepentingan lainnya, misalnya dalam
identifikasi di temukan peserta didik bekerja pada orang lain
(pengusaha/Punggawa). Maka Punggawa/Juragan juga diundang
agar memahami hak dan kewajiban peserta didik dan warga
negara dalam layanan Pendidikan khususnya Bagang cerdas.
Dengan hadirnya pemangku kepentingan lainnya ( Juragan,
tenaga medis, tokoh masyarakat, apparat pemerintah) merupakan
kesempatan yang baik untuk mengkonsultasikan kebutuhan
program layanan inovasi selama proses identifikasi dan
penyuasuaian kurikulum dan penialain. Masukan dan umpan balik
bagi proses layanan inovasi bagang cerdas.
Strategi yang dilakukan agar inovasi Bagang Cerdas ini
dapat berlanjut yaitu melalui strategi institusional dengan cara
inovasi ini dijadikan sebagai inovasi Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan melalui ketetapan Surat Keputusan Kepala Dinas.
Telah tersedia dana di DPA 2022 Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan Kepualauan.
Strategi sosial berupa partisipasi atau kolaborasi dengan
pemangku kepentingan dengan cara membangun Kerjasama
dengan Komunitas di sekolah antara lain Guru dan Pengawas
sekolah , MKKS dan MGMP, Pelibatan Kelurahan, pelibatan
Kepala Desa dan Aparat Desa serta Pelibatan Tokoh Masyarakat.
Penjaminan keberlanjutan inovasi diberlakukan panduan
kegiatan berupa Sistim Operasional Pelaksanaan (SOP) yang

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 468
dijadikan sebagai dasar pelaksanaan di sekolah dan pelaksanaan
reflikasi di tempat yang baru.
Faktor Penentu

Faktor Penentu Keberhasilan adalah Komitmen guru-guru


dan kepala sekolah di sekolah selaku pelaksana inovasi ini. Dan
sosialisasi serta pemberian pemahaman kepada orang tua
peserta didik akan pentingnya anak-anak mereka untuk
melanjutkan sekolah.

Kerjasama semua lining sector terutama Pemerintah


Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan beserta Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan selaku pembina utama, dan
Kerjasama komite, aparat kelurahan dan Desa, Camat.
Tersedianya Anggaran di DPA Dinas Pendidikan, Rasa
peduli orang tua peserta didik terhadap pendidikan anaknya dapat
meningkat , adanya dukungan Regulasi dari pihak pemangku
kepentingan yaitu Dinas Pendidikan dan Pemda Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan.

Kendala Program Layanan bagang cerdas ini : Anggaran


dana yang tersedia masih kurang, serta Akses untuk menjangkau
anak dalam hal Komunikasi kadang terkendala karena lokasi
melaut meraka yang jauh dan tidak memiliki Akses Signal Internet.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Pemangku Kepentingan yang terlibat serta peran dan


Kontribusi dalam merancang Layanan Bagang cerdas di daerah
kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan antara lain
adalah:
@Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
yakni Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati yang sangat

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 469
mendukung setiap program layanan Pendidikan buat masyarakat,
serta menuangkan dalam Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten.
@Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pangkajene
dan Kebudayaan perannya menerbitkan Regulasi Layanan
Pendidikan Bagang Cerdas.
@Camat Liukang Tupabbiring dan Lurah Mattiro Bintang
selaku pemerintah setempat membina dan mensosialisasikan
perlunya anak bersekolah.
@Pengawas Sekolah selaku pembina guru dan kepala
sekolah melakukan pembinaan guru melakukan layanan bagang
cerdas sekaligus mengevaluasi pelaksanaan dan dampak
layanan Bagang cerdas
@Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) selaku wadah
pembinaan kepala sekolah melakukan pembinaan di sekolah dan
mengatasi masalah pembelajaran di sekolah
@Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai wadah
pembinaan guru melakukan pelatihan Guru melakukan proses
pembelajaran yang mendukung layanan bagang cerdas kepada
peserta didik baik penyusun Modul atau LKS dan cara
pendampingannya .
@Untuk meningkatkan layanan bagang cerdas sangat diharapkan
keterlibatkan orang tua peserta didik dan masyarakat agar
peserta didik yang ke laut membantu orang tua dapat terus
bersekolah sehingga ada proses edukasi kepada peserta didik
yang dapat mencegah mereka putus sekolah.

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK SULAWESI SELATAN 2022 470
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 471
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 472
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 473
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 474
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 475
Retno Setyoningsih, S.I.P (Sub Koordinator Sub Bagian Pelayanan Publik
pada Biro Organisasi Setda Prov. Sulsel).

Achmad Fachruddin, S.IP., MM. (Sub Koordinator Sub Bagian


Tatalaksana pada Biro Organisasi Setda Prov. Sulsel).

Muzzaman Almadani, S.STP., M.A.P (Analis Kebijakan Ahli Muda


pada Biro Organisasi Setda Prov. Sulsel).

REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 475
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 476
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 477
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 478
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 479
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 480
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 481
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 482
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 483
REFERENSI & INSPIRASI PRAKTIK BAIK INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 484

Anda mungkin juga menyukai