Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : FINA SETIAWATI


NIM : 043636487
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEMESTER : 3 ( TIGA )

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
Tugas 3

1. Jelaskan perbedaan antara seks dengan gender.


2. Hingga saat ini, di Indonesia perempuan masih mengalami persoalan terutama dalam
keikutsertaan di bidang politik walau sudah diterapkan affirmative action. Jelaskan
kendala dan permasalahan yang dialami perempuan yang hendak turut aktif berpolitik
terutama di parlemen.
3. Munculnya persoalan lingkungan merupakan sebuah permasalahan yang akan terus
dialami oleh manusia. Dalam memandang penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup
ini, terdapat aliran Neo-Malthus yang memandang melimpahnya penduduk sebagai
penyebab persoalan lingkungan. Menurut pendapatmu, apakah perkembangan teknologi
yang terjadi saat ini bisa mematahkan teori yang dicetuskan Thomas Robert Malthus ini?
JAWABAN :
1. a. Seks merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan
secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Contohnya jelas terlihat, seperti
laki-laki memiliki penis, scrotum, memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki
vagina, rahim, memproduksi sel telur. Alat-alat biologis tersebut tidak dapat
dipertukarkan sehingga sering dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan dari Tuhan
(nature), Sedangkan konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-
laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya,
laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan,
dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang
lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan
perkasa.
b. Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa
ditukarkan antara laki-laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin,
kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan
berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga,
teman, agama dan media. Lewat perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam
peran-peran, status sosial, kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki- dan peempuan.
(Bruynde, jackson, Wijermans, Knought & Berkven, 1997 : 7).

2. Hambatan kultur sosial dan masyarakat yang dimaksud ialah adanya pandangan masyarakat
yang masih menilai perempuan tidak seharusnya untuk terjun pada urusan politik dan sebaiknya
mengatur urusan domestik keluarga saja (mengurus rumah, mengurus anak, mengurus suami).
Pandangan ini mengakibatkan perempuan tidak mendapat dukungan di berbagai langkahnya
dalam memasuki dunia politik. Hal ini juga menjadi faktor rendahnya dukungan kepada calon
perempuan karena dinilai tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin.
Hambatan psikologis yang ada pada diri perempuan ialah rendahnya rasa percaya diri dalam
bersaing dengan laki-laki dalam pemilu. Hal ini terkait juga dengan hambatan kultural yang ada
yang mana sangat memengaruhi perempuan sehingga memiliki pola pikir tersebut. Rasa percaya
diri yang rendah ini mengakibatkan perempuan untuk enggan dalam melanjutkan proses
berpolitiknya dan berujung kurangnya perempuan dalam politik.
Hambatan ekonomi juga memainkan peran yang besar dikarenakan pemilu merupakan kegiatan
yang tidaklah murah. Modal ekonomi yang rendah mengakibatkan perempuan sangat kecil
kemungkinan untuk menang dalam aspek kampanye, terlebih apabila dibandingkan dengan laki-
laki yang biasanya memiliki modal ekonomi yang lebih tinggi. Hambatan ekonomi ini juga
mengakibatkan tingginya rasa enggan bagi perempuan untuk mencoba dikarenakan tidak ada
jaminan bahwa uang yang digunakan akan kembali pada akhirnya.

Hambatan di atas merupakan sedikit dari banyaknya permasalahan yang dirasakan perempuan
dalam mendobrak realita politik yang ada pada saat ini. Kunci dari keberhasilan bagi
meningkatkan representasi perempuan di parlemen jatuh kembali kepada perempuan secara
umum untuk saling mendukung antar sesama. Dengan begitu barulah perempuan memiliki
kesempatan lebih agar berhasil mengisi kursi parlemen dan membawa perubahan yang telah
dinantikan.

3. Ya, bisa mematahkan teori yang dicetuskan Thomas Robert Malthus, karena dengan teknologi
yang sudah berkembang seperti sekarang contohnya program pemerintah yang mengharuskan
setiap keluarga mengikuti Program Keluarga Berencana (KB). Yang mempunyai misi sebagai
berikut :

 Peningkatan kualitas manusia Indonesia.


 Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing.
 Pembangun yang merata dan berkeadilan.
 Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
 Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya
 Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
 Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
 Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Yang dibantu dengan kemajuan teknologi kesehatan di era sekarang agar terciptanya Indonesia
Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong-Royong", yang
mengandung harapan kinerja Pemerintah untuk dapat menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan,
akhlakul karimah, dan semnagat gotong-royong dapat membawa Indonesia menjadi negara yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.

SUMBER REFRENSI :

BMP ISIP4214

https://www.bkkbn.go.id/

Anda mungkin juga menyukai