Anda di halaman 1dari 8

MODUL 3

BK KARIR DIMENSI MANDIRI DI SMA

UNTUK MENGOPTIMALKAN

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

Disusun Oleh :

1. Christina Nelianti (112110045)


2. Cici (112110051)
3. Risa Andrea (112110012)
4. Adnan Kasoggi (112110062)
A. PROFIL SMA
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
Di usia SMA ini seorang peljar sudah pintar dalam mengenal kepribadian nya
terutama kemandirian seorang pelajar dalam mengambil keputusan untuk masa
depan nya , memutuskan apakah dia akan lanjut ke perguruan tinggi atau akan
mencari perkerjaan demi kelangsungan hidupnya meskipun masih bergantung
kepada kedua orangtua nya . ini lah yang perlu di pahami seorang peljar SMA
lebih dalam dan berwawasan luas.
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi
dirinya dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi terhadap kondisi diri, baik
kelebihan maupun keterbatasan dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan
yang dihadapi. Hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan
pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi.
b. Regulasi diri
Pelajar Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku
dirinya untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang
akademik maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan
dirinya serta merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian
atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang dihadapinya.

Pada usia ini anak sudah memahami sebagai berikut :

 Memahami arti dari tanggung jawab nya sebagai palajar untuk bisa belajar
mandiri baik dalam proses belajar siswa, mengerjakan tugas , ujian dengan
tidak curang ,dan lain sebagainya
 Memahami diri untuk bisa mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan
orang disekitarnya terutama orang tua , karena siswa lah yang nenti
menentukan masa depan nya .
 Menerapkan aturan untuk diri siswa agar bisa mandiri dan tertib
 Memotivasi diri siswa
 Melakukan berbagai hal terutama dilingkungan sekolah tanpa bergantung
pada individu lainnya , seperti mengerjakan tugas individu, ataupun ujian.

B. PROFIL MODUL
Tema : Mandiri
Topik Atau Judul : Menanamkan Kemandirian didalam Diri

C. TUJUAN
Dimensi : Mandiri
Indikator :
1. Menerapkan aturan (tata tertib) pada diri sendiri
2. Memberikan motivasi belajar
3. Memberikan kebebasan berpendapat
4. Membuat keputusan dimasa depan
5. Menjadi pemimpin
DIMENSI INDIKATOR SMA ( 16-18 ) KEGIATAN
Menerapkan aturan  Hal pertama yang bisa guru  Membuat cata
lakukan untuk mengembangkan aturan seperti
tata tertib diri
sikap mandiri siswa di dalam belajar, ataup
sendiri kelas ketika KBM sedang membersihkan ka
berlangsung yaitu dengan
menerapkan aturan (tata tertib).
Dengan adanya aturan tersebut,
siswa bisa bertindak dan
bersikap sesuai peraturan dan
berani menanggung risiko
ketika melanggar aturan yang
telah dibuat. Dalam hal ini,
Anda terlebih dulu berdiskusi
kepada siswa sebelum
mengesahkan peraturan yang
akan dipakai nanti, sehingga
mereka akan lebih bertanggung
jawab dengan keputusan yang
mereka buat bersama.
Memberi motivasi  Motivasi memiliki peran besar  Saat
dalam meningkatkan dan ketidakpercayaan
belajar
mengembangkan kemandirian diri sendiri lah
siswa. Bukan hanya semangat itu
kemandirian siswa saja, dengan percaya bahwa
adanya motivasi yang selalu melakukan nya
diberikan guru, tanpa Anda
sadari semangat mereka dalam
belajar pun semakin meningkat.
Kemudian bukan hanya
motivasi dari luar , tapi dari
dalam diri siswa untuk lebih
baik dalam proses belajar
individu.
Memberi kebebasan  Hal lain yang bisa dilakukan  Mencoba u
yaitu dengan memberikan memberikan pen
berpendapat
kebebasan kepada setiap siswa saat ada diskusi
untuk mengutarakan pendapat. kelompok
Biasanya di dalam suatu kelas
akan terdapat siswa yang aktif
dan juga pasif ketika ruang
diskusi sedang dibuka. Salah
satu faktor yang menyebabkan
siswa pasif dalam
mengutarakan pendapatnya
yaitu karena adanya rasa takut
salah dan berujung malu.
MANDIRI Membuat keputusan Hal lain yang bisa dilakukan yaitu  Saat lulus
dengan memberikan kebebasan individu
kepada setiap siswa untuk memutuskan
mengutarakan pendapat. Biasanya melanjutkan
di dalam suatu kelas akan terdapat tinggi a
siswa yang aktif dan juga pasif pekerjaan.
ketika ruang diskusi sedang dibuka.
Salah satu faktor yang
menyebabkan siswa pasif dalam
mengutarakan pendapatnya yaitu
karena adanya rasa takut salah dan
berujung malu
Menjadi seorang  Salah satu ciri anak mandiri  Mendaftarkan
adalah bisa memimpin. Tiap menjadi ketua
pemimpin
Orang tua perlu membuat pemilihan ketua k
batasan, tapi kadang tak apa
membiarkan anak mengambil
kendali meski bila
keputusannya terlihat aneh.
Terutama dilingkungan
sekolahnya , anak berani untuk
menajadi ketua kelas maupun
organisasi seperti osis.
ALUR PERKEMBANGAN DIMESI MANDIRI

LAMPIRAN : DIMENSI

MANDIRI

Kemandirian merupakan sikap (perilaku) dan mental yang memungkinkan


seseorang untuk berperan lepas sama sekali, sah, dan bermanfaat; berusaha
menerapkan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri
dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya,
sehingga bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya; serta
bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambilnya melewati
berbagai pertimbangan sebelumnya.
Mandiri adalah sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain.
Seorang yang menjalankan wirausaha harus mampu hidup mandiri tidak
bergantung dengan orang lain, mampu memberikan keputusan terhadap suatu
masalah dalam usahanya.

- CIRI-CIRI MANDIRI

1. Memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu


2. Sering bertanya dan mengeksplor lingkungan sekitarnya
3. Tidak memiliki rasa takut
4. Senang bermain sendiri
5. Focus pada satu atau beberapa kegiatan
6. Tidak takut mengekspresikan pemikirannya
7. Mudah bergaul dengan orang lain
8. Menyelesaikan masalah sendiri

LAMPIRAN INDIKATOR :

1.menerpakan aturan tata tertib

Meichati (1980)

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Meichati pada tahun 1980, pengertian tata
tertib adalah peraturan yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan ketentraman
dan keamanan dalam kehidupan sekelompok orang tersebut. Peraturan tersebut
memiliki sifat mengikat kelompok atau individu, dan berfungsi untuk menjaga
keamanan yang ada di dalam masyarakat.

2.motivasi belajar siswa

Menurut uno 2006 Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

3.memberikan kebebasan berpendapat

Kebebasan berpendapat merupakan salah satu upaya pemenuhan Hak Asasi


Manusia, maka agar kebebasan berpendapat tidak menimbulkan konflik,
masyarakat dituntut untuk pandai dalam mengutarakan maksud dengan baik dan
benar, tidak mengandung SARA dan juga mentaati aturan yang berlaku.

4.membuat keputusan untuk masa depan

Proses pengambilan keputusan sebagai usaha untuk menentukan satu alternative


dari berbagai alternative untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Salusu
(2006), pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu alternative cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menyelesaikan suatu
masalah. terutama membuat keputusan untuk masa depan siswa setelah lulus
SMA. Memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja .

5.menjadi seorang pemimpin

Pemimpin adalah agen perubahan, yaitu seseorang yang bertindak mempengaruhi


orang lain lebih dari tindakan orang lain mempengaruhi dirinya. Kepemimpinan
terjadi ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau kompetensi orang
lain dalam kelompoknya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Jean Piaget, 2002. Tingkat Perkembangan Kognitif. Jakarta, Gramedia.

John W. Santrock, Adolesence Perkembangan Remaja (Jakarta: Erlangga, 2003),


h. 145-220.

Steinberg, 2002 Adolescene Kamampuan Remaja dalam Berpikir.

Singgih Gunarsa, 2004. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja.

Anda mungkin juga menyukai