Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL MASALAH PSIKOSOSIAL DI MASYARAKAT

Pokok bahasan : Mengenal masalah psikososial di masyarakat


Sub pokok bahasan : masalah psikososial
Sasaran : Masyarakat Puskesmas Paris II
Hari / Tanggal : 14 April 2014
Waktu : 30 menit
Tempat :

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan masalah psikososial, masyarakat mampu memahami apa
perannya dalam mencegah terjadinya masalah psikososial

2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 30 menit diharapkan masyarakat
mampu:
a. Menjelaskan pengertian Masalah Psikososial
b. Menyebutkan Komponen Konsep Diri Psikososial
c. Menyebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
d. Dapat menjelaskan Tahap Pencapaian Tugas Perkembangan
d. Menyebutkan cara menjaga sehat jiwa
B. Topik Dan Sub Topik
1. Topik : Mengenal gangguan jiwa di masyarakat
2. Sub Topik : Sehat Jiwa
C. Langkah- Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Media
 Lefleat
 infokus
 Laptop
2. Metode
a) Ceramah
b) Diskusi

D. Setting Tempat
1. Peserta duduk di dalam ruangan
2. Penyaji didepannya

E. PENUGASAN :

1. MC : Dwi sriwahyuningsih
2. Moderator : Suyardi
3. Narasumber : Ns. Nuniek Setyo Wardani, M. Kep
4. Penyaji Materi : 1. Dian Ukhtiani
5. Pembaca Do’a : M. imamsyah
F. Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1 Pembukaan dan Menyampaikan salam Menjawab salam 3 menit
salam Menjelaskan tujuan

Mendengarkan
Menyampaikan materi: Memberi respon

 Pengertian
Penyampaian Mendengarkan dan
2 kesehatan jiwa 15 menit
materi  Menyebutkan ciri memperhatikan
ciri sehat jiwa
 Menyebutkan
penyimpangan
perkembangan
 Fungsi dan tugas
keluarga

Tanya jawab
Menyimpulkan hasil
materi
Menyampaikan salam
Penutup dan

3 salam Menjawab 12 menit

Mendengarkan

Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Kegiatan : Jadwal, alat bantu atau media, pengorganisasian, proses penyuluhan
2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada pasien yang mengikuti penyuluhan di Aula
Puskesmas Paris II
a. Apa pengertian sehat jiwa?
b. Menyebutkan Ciri-ciri sehat jiwa?
c. Menyebutkan penyimpangan perkembangan?
d. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga dalam kesehatan jiwa?
H. Susunan Acara
NO WAKTU ACARA
1. 10.00 - 10.05 WIB Pembukaan
2. 10.05 – 10.20 WIB
Sambutan sambutan
Ketua Pelaksana
Pak RT

3. 10.20 – 10.40 WIB


Acara inti
4. 10.40 – 11.30 WIB
5. 11.30 – 11.35 WIB
Diskusi tanya jawab
6. 11.35 – 11.40 WIB Do’a
Penutup
MENGENAL MASALAH PSIKOSOSIAL DI MASYARAKAT
A. Pengertian Psikososial
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan
kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa (Depkes, 2011).
B. Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan
cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz
(1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi,
control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapat berupa
perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan
rasa tidak pasti.
C. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang
dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain.
Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan
lingkungannya.
D. Komponen Konsep Diri Psikososial
a. Ansietas/cemas
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai
gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
 Tanda dan gejala
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
b. Penampilan Peran tidak efektif
Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.
 Tanda dan gejala Penampilan Peran tidak efektif
1. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2. Tidak mau berkaca
3. Menghindari diskusi tentang topik dirinya
4. Menolak usaha rehabilitasi
5. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6. Mengingkari sssperubahan pada dirinya
7. Peningkatan ketergantungan pada dirinya
8. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan dan menangis
9. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
10. Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alcohol
11. Menghindari kontak social
12. Kurang bertanggung jawab
c. Berduka antisipasi
Adalah Suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon
kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan,
obyek/ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan (tipe ini masih
dalam batas normal).
 Tanda dan Gejala
1. Efek fisik
Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah, berat badan menurun,
sakit kepala, pandangan kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat
badan.
2. Efek emosi
Mengingkari, bersalah , marah, kebencian, depresi, kesedihan, perasaan gagal,
sulit untuk berkonsentrasi, gagal dan menerima kenyataan , iritabilita,
perhatian terhadap orang yang meninggal
3. Efek social
 menarik diri dari lingkungan
 isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.
d. Ketidakberdayaan
Adalah ketidakberdayaan dalam individu - individu atau kelompok social sebagai
“ketidakmampuan untuk memanage emosi-emosi, ketrampilan, pengetahuan dan
sumber-sumber material melalui cara di mana efektifitas kinerja pada penilaian peran
sosial akan mendorong ke arah kepuasan personal.
e. Koping keluarga/individu tidak efektif
Koping keluarga/individu tidak efektif adalah suatu keadaan dimana
keluarga/individu menunjukkan risiko tinggi perilaku destruktif dalam berespons
terhadap ketidakmampuan untuk mengatasi stressor internal atau eksternal karena
ketidakmampuan (fisik, psikologis dan kognitif) yang dimiliki.
 Tanda dan Gejala
1. Ketegangan dalam keluarga/sesama individu lain
2. Menurunnya toleransi satu sama lain
3. Permusuhan dalam keluarga/individu
4. Perasaan malu dan bersalah
5. Perasaan tidak berdaya
6. Agitasi
7. Mengingkari masalah
8. Harga diri rendah
9. Penolakan
f. Gangguan Citra Tubuh
Adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, mencangkup
persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini
dan masa lalu.
 Tanda dan Gejala
1. Hilangnya bagian tubuh
2. Perubahaan perkembangan
3. Kecacatan
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan pertumbuhan anak
akan mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya, dan
lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat
pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.
Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif.
Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang
kuat.
4) Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian
pula sebaliknya.
5) Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan kekuatan.
Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri,
dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
F. Kriteria kepribadian yang sehat
1) Citra tubuh positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan
kesehatan diri. Termasuk presepsi saat ini dan masa lalu.
2) Ideal dan realitas
Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup yang dapat
dicapai.
3) Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.
4) Harga diri tinggi
Seseorang yang akan mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai
seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang ia
inginkan.
5) Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang
lain secara intim dan mendapat kepuasan, dapat memercayai dan terbuka pada orang
lain serta membina hubungan interdependen.
6) Identitas jelas
individu merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan dalam mencapai
tujuan
G.Tugas perkembangan kanak-kanak awal dari segi perkembangan psikososial
Secara kronologis (menurut urut waktu), masa kanak-kanak adalah masa
perkembangan dari usia 1 atau 2 tahun hingga 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis
pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terkat oleh
lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada
fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang
lebih luas terutama lingkungan sekolah.
Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon(sandiwara)
atau khayalan, yang kadang-kadang dapat membantu dalam mengatasi kekurangannya
dalam kenyataan. Kegiatan yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan
dan pengalaman –pengalaman terhadap si anak.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliput:
1. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama
benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
2. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan
santun seksual
3. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah,
saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya
4. Belajar, membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-
hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati(hati
nurani).
5. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana tentang kenyataan social dan
alam, serta mempersiapkan diri untuk membaca
Dengan demikian, belajar berbicara, membedakan jenis kelamin, mengadakan
hubungan emosional, belajar konsep(pengertian) dapat dikatakan sebagai tugas
perkembangan masa kanak-kanak awal yang berkaitan dengan segi perkembangan
psikososialnya yang selanjutnya berguna bagi terciptanya hubungan social menuju
tahap-tahap perkembangan selanjutnya
 Ciri-ciri masa kanak-kanak awal
Adapun ciri-ciri masa kanak-kanak awal adalah :
a. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
b. Usia mainan
c. Usia prasekolah
d. Usia belajar berkelompok
e. Usia menjelajah dan bertanya
f. Usia meniru dan kreatif
Dengan demikian, cirri-ciri masa kanak-kanak awal tidak bisa dipisahkan antara
yang satu dengan yang lain adapaun kekurangan dari salah satu cirri-ciri tersebut
merupakan suatu kondisi yang harus diperhatikan sungguh- sungguh oleh orang tua
ataupun masyarakat
 Perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan psikososial
1. Perkembangan fisik dan motorik
2. Perkembang intelektual(pengertian)
3. Perkembangan berbicara (bahasa)
4. Perkembangan emosi
Emosi yang meninggi pada awal maa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah
yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Penyebab emosi
ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.
Diantara beberapa factor yang mempengaruhi antara lain : kecerdasan, anak yang
cerdas lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih banyak bertanya
daripada anak yang kecerasannya lebih rendah. Perbedaan seks, dalam emosi
terutama karena tekanan social untuk mengungkapkan emosi sesuai dengan
kelompoknya. Besarnya keluarga juga sangat mempengaruhi sering dan kuatnya rasa
cemburu dan iri hati.
Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak adalah:
 Amarah
 Takut
 Cemburu
 Ingin tahu
 Iri hati
 Gembira
 Sedih
 Kasih sayang
 Perkembangan social
Perkembangan social anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio-psikologis keluarganya.
Jika dilingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling
membantu (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota
keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki
kemampuan atau penyesuaian social dalam hubungan dengan orang lain
 Perkembangan bermain
Permainan tidak bisa dipisahkan dari dunia anak. Dan merupakan bagian terpenting
dalam perkembangan tahun-tahun pertama ini bentuk-bentuk permainan yang biasa
dilakukan anak pada periode ini adalah:
1. Memasuki tahun kedua, anak suka bermain sendiri
2. Akhir tahun ketiga, anak mulai bermain dengan anak lain
3. Pada tahun keempat, anak-anak cenderung bermain pada kelompok khusus dalam
permainan imajinatif dan bangunan
4. Pada usia kelima, anak menyukai permainan yang memungkinkan untuk saling
mengungguli
 Perkembangan kepribadian
Lingkungan keluarga merupakan dunia social awal bagi anak-anak, maka bagaimana
perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan
factor penting dalam ppembentukan konsep-diri, yaitu inti pola kepribadian. Dan
dalam perkembangan selanjutnya, sikap dan cara teman-teman sebaya
memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri.
 Perkembangan moral
Dalam tahap ini, anak secara otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir ataupun
menilai. Anak sebaiknya cenderung dilatih unuk berdisiplin, karena ini merupakan
cara mengajarkan berperilaku moral sesual yang diterima kelompok
 Perkembangan kesadaran beragama
Pengenalan agama sudah dapat dilakukan sejak dini. Pengetahuan anak tentang
agama berkembang sejalan dengan pengalamannya dalam mendengarkan ucapan-
ucapan orang tuanya, melihat sikap dan perilaku orang tuanya dalam beribadah,
selanjutnya mereka meniru dari apa yang erat hubungannya dengan perkembangan
psikososial anak.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL KESEHATAN JIWA DI MASYARAKAT

DI SUSUN OLEH :

1. SUYARDI
2. SYAWATI
3. DEFI FATRIANI
4. MINGSTON
5. M.IMAMSYAH
6. TRY SANTRI
7. DEVY MARYANTY
8. DWI SRIWAHYUNINGSIH
9. DIAN UKHTIANI
10. MUSLIHAN
11. NADIA RAHMAWATI
12. VELA ANDRIANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Anda mungkin juga menyukai