Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN METODE NAHWU AL-AKHFASH DAN

AL-FARRA' DALAM KITAB MA ANI ALQURAN

Najmuddin H. Abd. Safa

Universitas Hasanuddin Makassar

Abstrak: This article sets out comparison of the Arabic grammar of Al-Akhfash and
Al-Farra . The former refers to the eminent figure in the Basrah School and the
latter the Kufah School. Both have pioneered new methods to Arabic grammar and
Arabic language studies. Their methods, particularly, those following their meeting
in Kufah, have departed from those of their predecessors and counterparts. Each has
written Ma ani Alquran to document their propositions made on the basis of the
Qur anic style and approved (standard) Arabic.

Key words: Al-Akhfash, Al-Farra', Ma ani Alquran, Arabic grammar.

Alquran Al-Karim kepada Rasulullah saw. Kedua tokoh nahwu itu mempunyai
dalam bahasa Arab yang amat sempurna peranan amat penting dalam perkembangan
dilihat dari aspek tata bahasa dan kesusas- kajian nahwu. Al-Akhfash sebagai tokoh
traan Arab. Sejak zaman Rasulullah saw. nahwu yang telah memperkuat dan meman-
umat Islam memfokuskan perhatiannya tapkan metode aliran Basrah, sementara Al-
untuk menghafal dan memahami isi Farra' adalah salah seorang pendiri dan yang
kandungan ayat-ayat Alquran. Sejak itulah, mengembangkan metode aliran Kufah.
muncul penghafal-penghafal Alquran, ahli Kedua aliran nahwu itu telah membuka
qira- a-t, dan ahli tafsir. Di samping itu, jalan bagi kajian ilmu nahwu dan telah
sebagian mereka memfokuskan perhatian- membawa kepada kemajuan, persaingan,
nya dengan mengadakan penelitian dan dan kepesatan kajian dalam bidang nahwu
pengkajian melalui struktur bahasa Arab maupun kebahasaan dalam bahasa Arab.
yang digunakan Alquran. Keadaan seperti Perbedaan pendapat yang jelas dari kedua
itu berlangsung secara terus-menerus aliran tersebut telah memberi peluang yang
sehingga lahirlah tokoh-tokoh bahasa Arab besar kepada para pengkaji untuk menemu-
yang ulung dan dikagumi. Di antara mereka kan jalan keluar dari masalah yang diper-
ialah Al-Akhfash dari aliran Basrah dan Al- selisihkan.
Farra' dari aliran Kufah yang masing- Kajian ini bertujuan untuk meng-
masing menulis buku dengan judul yang ungkapkan (1) metode Al-Akhfash dan Al-
sama Ma ani Alquran. Farra' dalam mengaplikasikan kajian nahwu
mereka dalam kitab Maani Alquran; (2)
sikap Al-Akhfash dan Al-Farra' terhadap

139
Safa, Perbandingan Metode Nahwu 140

sumber kajian nahwu; (3) sikap Al-Akhfash mereka mengumpulkan al-taraif (kata-kata
dan Al-Farra terhadap ushul al-nahwu; (4) dan gaya bahasa yang indah, jarang
peranan Al-Akhfash dan Al-Farra' dalam digunakan dan didengar).
pengembangan, penyempurnaan, dan Ilmu nahwu di Basrah yang kemudian
pemantapan kajian nahwu; (5) pengaruh dikenal dengan istilah Al-Madrasah Al-
kajian nahwu Al-Akhfash dan Al-Farra' Basriyah (aliran Basrah) berkembang
terhadap aliran-aliran nahwu sesudahnya, dengan pesat. Selanjutnya, Al-Tantawi
(6) bentuk persamaan dan perbedaan antara (1973: 69) membagi aliran Basrah
metode kajian nahwu Al-Akhfash dengan berdasarkan periode dan tokoh-tokohnya
Al-Farra'. Kajian ini menjadi penting karena kepada tujuh tingkatan, mulai dari Abu Al-
kedua kitab Ma ani Alquran merupakan -
Aswad Al-Du ali (69 H) sampai dengan Al-
tafsir lughawi terhadap ayat-ayat Alquran
Mubarrid (285 H). Sumber kajian aliran
yang mengkaji pelbagai aspek kebahasaan,
Basrah dalam menetapkan kaidah nahwu
seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis,
-
semantik, dan aspek qiraat. dan kebahasaan adalah (a) Alquran Al-Kari
m, (b) bahasa kabilah-kabilah Arab, dan (c)
ALIRAN BASRAH DAN AL- puisi-puisi Arab (Al-Sayyid, 1968: 230,
AKHFASH. Abd. Hamid, 1976: 88).
Ahli sejarah sependapat bahwa ilmu Riwayat Hidup Al-Akhfash
nahwu pertama muncul dan berkembang di
Nama lengkap Al-Akhfash ialah Abu-
Basrah. Abu al-Aswad al-Duali (69 H)
- -
sebagai peletak pertama ilmu tersebut atas Al-H.asan Sai d bin Mas adah Al-Maja-si
saran dan arahan Amir al-Mu minin Ali bin -
Abi Talib setelah melihat adanya gejala Al-Balkhi yang terkenal dengan gelar Al-
lahn (kesalahan), baik di kalangan masya- Akhfash Al-Awsat.. Al-Tantawi (1973:
rakat Arab maupun di kalangan orang-orang 105), dilahirkan di Kota Balkh Khurasan,
yang baru masuk Islam (al-mawali). sekitar tahun 30-an dari abad ke-2 Hijrah.
Munculnya ide untuk menyusun kaidah Tahun wafatnya diperselisihkan oleh ahli
dan dasar ilmu nahwu didasarkan atas sejarah, ada yang mengatakan tahun 210
beberapa faktor yang mendorong ke arah Hijrah, ada juga yang berpendapat tahun
itu. Namun, faktor terpenting yang 211 dan ada juga pendapat yang lain
menyebabkan lahirnya ilmu itu ialah adanya mengatakan pada tahun 215 Hijrah dan 221
keinginan memelihara Alquran Al-Karim Hijrah.
dari lahn (kesalahan) dan tahrif (perubahan) Al-Akhfash ke Basrah untuk belajar
yang bisa menyebabkan kesalahan makna pada Sibawayh dan beberapa tokoh nahwu
yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran. aliran Basrah yang lain. Beliau adalah
Al-Tantawi (1973: 35) menjelaskan murid Sibawayh yang paling cerdas dan
bahwa para tokoh nahwu aliran Basrah kuat hafalannya (Al-Hamawi, 1936: 229,
dianggap kelompok pertama yang menyu- Al-Sayyid, 1968: 487). Al-Akhfash pernah
sun dasar-dasar ilmu tersebut. Mereka berkata bahwa Sibawayh tidak menulis
menumpukan perhatiannya untuk mengem- suatu permasalahan nahwu dan kebahasaan
bangkan ilmu itu, hampir satu abad dalam kitabnya sebelum meminta pendapat
lamanya. Sementara tokoh aliran Kufah saya. Sibawayh pada masa itu menganggap
memusatkan perhatian mereka terhadap dirinya lebih pintar daripada saya, tetapi
periwayatan puisi, akhbar al-arab (berita- sekarang saya lebih pintar daripada dia (Al-
berita orang Arab) dan kecenderungan Hamawi, 1936: 226-227).
141 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 2, Agustus 2008

Al-Akhfash adalah tokoh nahwu dari Sumber kajian aliran Kufah dalam
aliran Basrah yang paling terkenal setelah menetapkan kaidah-kaidah nahwu dan
Sibawayh. Namun, sebagian dari pen- -
kebahasaan adalah (a) Alquran Al-Kari m,
dapatnya mempunyai perbedaan dengan
(b) bahasa kabilah-kabilah Arab, (c) puisi-
tokoh-tokoh aliran Basrah lain yang
puisi Arab, dan (d) nahwu aliran Basrah
menyebabkan aliran Kufah dapat menerima
(Al-Makhzumi,1958:337, Al-Qifti, 1958:
pendapatnya, terutama Al-Kisai pendiri
258, Al-Anbari, 1953: 208, Abd. Hamid,
aliran Kufah. Itulah sebabnya ada yang
1976: 202).
berpendapat bahwa Al-Akhfash adalah
pendiri aliran Kufah yang sebenarnya (Abd Riwayat Hidup Al-Farra'
al-Abd. Hamid, 1976: 145). Beliau menjadi
populer karena jumlah karya tulisnya Nama lengkap Al-Farra' ialah Abu-
-
mencapai 20 buah yang di antaranya: Maa- Zakari ya- Yah.ya- bin Ziya-d bin Abdullah bin
- -
ni Al-Qur a-n yang menjadi objek penelitian Manz.u-r bin Marwa-n Al-Aslami Al-
ini. - -
Daylami Al-Ku-fi . Beliau dilahirkan di Kota
ALIRAN KUFAH DAN AL-FARRA' Kufah tahun 144 Hijrah dalam keluarga
sederhana dan wafat pada tahun 207 Hijrah
Aliran Kufah muncul sebagai suatu
(Al-Makhzumi, 1958: 120-121). Sejak
aliran tersendiri dalam bidang kajian nahwu
kecil, beliau sudah memperlihatkan minat
sesudah satu abad lamanya dari lahirnya
terhadap ilmu dan ketekunannya dalam
aliran Basrah. Para tokoh aliran Kufah tidak
belajar serta rajin menghadiri majelis-
ikut bersama-sama dengan para tokoh aliran
majelis pengajian para ulama, baik yang ada
Basrah dalam kajian nahwu disebabkan
di Kufah maupun yang ada di Basrah dan
mereka memusatkan perhatiannya dalam
Baghdad. Beliau aktif meng-ikuti halaqah
bidang lain, seperti periwayatan puisi dan
para pakar Hadis, ahli qira at, ulama fikih,
pengumpulannya, periwayatan jenis-jenis
perawi puisi Arab, akhbar al- arab dan
qira at, di samping perhatian mereka dalam
ayyam al- arab yang menjadikannya
kajian yang mempunyai hubungan dengan
berilmu sangat luas tentang ilmu-ilmu
masalah-masalah fikih (Daif, 1972: 153).
bahasa Arab, keislaman dan ilmu-ilmu lain
Awal munculnya aliran Kufah sebagai
yang masuk ke negara-negara Arab,
suatu aliran nahwu tersendiri terjadi
khususnya pada zaman Khalifah Harun Al-
perbedaan pendapat di kalangan ahli se-
Rasyid yang merupakan zaman keemasan
jarah. Menurut Al-Makhzumi (1958: 67-
ilmu-ilmu Islam (Daif, 1976: 192). Di
68), ada yang berpendapat bahwa aliran
samping itu, beliau sangat mahir dalam ilmu
Kufah dimulai oleh Abu Ja far Al-Ru asi
kedokteran, perbintangan, ahli dalam ilmu
dan Mu adh bin Muslim Al-Harra (187 H).
teologi, dan filsafat, namun beliau
Ada juga yang berpendapat bahwa aliran
cenderung kepada aliram Mu tazilah (Al-
Kufah dimulai dengan munculnya Al-Kisai
Hamawi, 1936: 11).
(189 H) dan Al-Farra' (207 H). Sekalipun
Selama di Basrah, Al-Farra' menunjuk-
demikian, Al-Tantawi (1973: 69) tetap
kan perhatian yang cukup besar untuk
membagi aliran Kufah berdasarkan periode
menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu-
dan tokoh-tokohnya menjadi lima tingkatan,
ilmu Alquran, qira at dan tafsirnya.
-
mulai dari Al-Ru a-si dan Mu a-dh bin Sekembalinya dari Basrah, beliau
melanjutkan lagi pendidikannya ke
Muslim Al-Harra- (187 H) sampai Tha lab
Baghdad dan berguru kepada Al-Kisai,
(291 H).
Safa, Perbandingan Metode Nahwu 142

sekalipun pada awalnya beliau bermaksud -


Qifti,1958: 36). Kitab Ma a-ni Alquran
untuk mengadakan munazarah (debat)
merupakan hasil usaha Al-Akh-fash untuk
dengan-nya. Sejak berada di Baghdad,
menafsirkan dan menjelaskan ayat-ayat
beliau mengikuti jejak Al-Kisai dengan
Alquran dengan pendekatan linguistik Arab.
memperbanyak periwayatan dari orang-
Beliau berusaha mendekatkan makna-
orang Arab yang tinggal di sana tanpa
makna yang terkandung dalam Alquran
memerhatikan kecaman para tokoh nahwu
untuk mempermudah penafsirannya berda-
aliran Basrah mengenai pengambilan
sarkan analisis kebahasaan. Walaupun tidak
bahasa Arabnya dari orang-orang Arab
berbekal dengan sarana yang lengkap dan
penduduk kota yang sudah bercampur
modern, beliau dapat menghasilkan kajian
dengan orang-orang yang bukan bangsa
dan analisis yang membuktikan kemampuan
Arab. Hal itu dapat dilihat dengan jelas
dan keintelektualannya dalam bidang
-
dalam kitabnya Ma a-ni Al-Qur a-n. Dengan nahwu dan kebahasaan. Dalam kitab itu,
kepopuleran beliau, Khalifah Al-Ma mun beliau mengemukakan analisis kebahasaan
memberikan kedudukan terhormat di istana dalam berbagai aspek, seperti aspek
dan memilih beliau menjadi guru untuk fonologi, morfologi, sintaksis, dan seman-
mendidik kedua anaknya (Al-Hamawi, tik.
1936: 12). -
Berdasarkan hasil analisis kitab Maa-ni
Kepakaran Al-Farra' tidak diperselisih-
Alquran, dapat disimpulkan sebagai berikut:
kan lagi dengan banyaknya jumlah karya
1. Al-Akhfash berusaha menggunakan gaya
tulisan yang ditinggalkan. Al-Ansari (1964:
bahasa Arab yang mudah dipahami, tidak
169) menjelaskan bahwa Al-Farra' mem-
menggunakan metode filsafat yang
punyai lebih 30 buah karya tulis, namun
memerlukan pemikiran yang mendalam.
sebagian belum ditemukan.
2. Alquran Al-Karim dikaji dari berbagai
METODE NAHWU AL-AKHFASH aspek kebahasaan, namun yang paling
menonjol dari aspek sintaksis (nahwu).
Di antara faktor yang mendorong Al- Hal itu dapat dilihat dengan pembagian
- beberapa bab berdasarkan masalah-
Akhfash menulis kitab Maa-ni Alquran
untuk (a) memenuhi permintaan al-Kisa i masalah nahwu berupa bentuk-bentuk
(189 H), (b) menolak dan menafikan i rab yang terdapat pada suatu ayat serta
dakwaan yang mengatakan bahwa ung- menguraikan bentuk tasrif dan bentuk
kapan yang digunakan Al-Akhfash adalah masdarnya (Al-Akhfash,, 1981: 165-
tidak jelas, gaya bahasa yang berbelit-belit 218).
- 3. Jenis qira at yang terdapat pada suatu
dan lafaz.-lafaz. yang ghari b, dan (c) ayat diuraikan meskipun tidak menis-
menunjukkan bahwa bahasa Arab bukanlah bahkan kepada qari yang membaca
bahasa yang sukar dipahami (Al-Hamawi, qira at tertentu kecuali sedikit saja (Al-
1936: 227-229, Al-Ward, 1975: 224). Akhfash,, 1981: 50).
- 4. Untuk memperkuat uraian ayat-ayat yang
Al-Akhfash menulis kitab Maa-ni
ditafsirkan, banyak digunakan dalil dari
Alquran antara tahun179-188 H, yaitu
syair Arab, pendapat tokoh nahwu, pakar
sebelum Al-Kisai dan Al-Farra' menulis
linguistik Arab, dan ulama tafsir.
masing-masing kitabnya yang juga berjudul
5. Dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran,
-
Ma a-ni Alquran, keduanya menjadikan digunakan kaidah dengan mengikuti
karya tulis Al-Akhfash ini sebagai rujukan urutan ayat dan surat dan hanya
dan panduan dalam penulisan mereka (Al- menjelaskan yang dianggap penting dan
143 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 2, Agustus 2008

memerlukan penjelasan (Al-Akhfash, syarat sebagai sumber asasi dalam


1981: 27). menetapkan kaidah nahwu dan kebahasaan.
6. Banyak ditafsirkan ayat dengan ayat lain, Keempat syarat yang dimaksud, yaitu (1)
misalnya ketika menafsirkan surah al- qira- ah yang selaras dengan rasm al-mus-
Fatihah ayat 2, beliau menda-tangkan -
surah: Al-A raf ayat 59, Yunus ayat 59, .h.af, (2) qira ah yang selaras dengan gaya
91, Al-Naml ayat 59, Al-Saffat ayat 153, bahasa Arab, (3) qira- ah yang tepat
Saba ayat 8, Sad ayat 62, 63, Al-Fath maknanya, dan (4) qira- ah yang selaras
ayat 29, Al-Rum ayat 4, Al-Hadid ayat dengan salah satu ragam bahasa Arab yang
10, 22, Al-Taubah ayat 69, Al-Hashr disepakati kefasihannya (Al-Akh-fash,
ayat 10, Yusuf ayat 100, Al-Hijr ayat 68, 1981: 1/24-158; 2/348).
Ali Imran ayat 119, Ghafir ayat 36, dan
Al-Najm ayat 19. Hadis Rasulullah saw
7. Al-Akhfash banyak menyebutkan nama
ketika merujuk dan mengutip sebagian Berbeda dengan kebanyakan ahli
pendapat. Hal itu memberikan isyarat nahwu, Al-Akhfash mengambil Hadis
bahwa yang dimaksud adalah para guru Rasulullah saw sebagai hujah dalam
beliau, seperti: Isa bin Umar Al-Thaqafi menetapkan kaidah nahwu dan kebaha-saan.
(149 H), Yunus bin Habib(182 H), Abu Namun, Hadis yang diambil beliau sebagai
-
Amr bin Al- Ala (154 H), Abu Zayd argumentasi dalam kitab Ma a-ni Al-Qur a-n
Al-Ansari (215 H), Abu Al-Khattab Al- hanya tiga masalah kebahasaan dan satu
- masalah nahwu (Al-Akhfash, 1981: 2/411).
Akhfash Al-Kabir, Si bawayh, Al-Khalil
bin Ahmad Al-Farahidi (175H), Ham-
Bahasa Kabilah-kabilah Arab
mad Al-Zabirqan, Abu Ubaydah
Mu ammar Al-Muthanna, dan Ali Al- Al-Akhfash menjadikan bahasa kabilah-
Jamal. Apabila tidak menyebutkan nama- kabilah Arab sebagai sumber terpenting.
nama yang dirujuk, beliau menggunakan Beliau tidak membatasi kabilah yang
ungkapan seperti: al-mufassirun, ba d al- bermukim pada daerah tertentu dan tanpa
mufassirin, ahl al-ta wil, al-nahwiyyin, mensyaratkan berapa banyak bahasa itu
ba d al-nahwiyyin, ba d ahl al- ilm, al- digunakan di kalangan orang Arab. Beliau
jama ah, dan ba duhum. adakalanya mengambil istishha-d dari
beberapa kabilah tanpa menjelaskan nama
Sumber Kajian Nahwu Al-Akhfash kabilahnya dan banyak memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat komentar dengan menggunakan, seperti:
disimpulkan bahwa sumber dan rujukan Al- Ini bahasa yang bagus menurut analog; ia
Akhfash dalam menetapkan kaidah nahwu bahasa yang bagus , dan sebagainya (Al-
dan kebahasaan terdiri atas Al-Quran Al- Akhfash, 1981: 1/72, 2/370).
Karim, Hadis Nabi, bahasa kabilah Arab,
puisi-puisi Arab, dan pendapat tokoh-tokoh Puisi-Puisi Arab
nahwu. Paparan masing-masing adalah -
sebagai berikut. Dalam kitab Ma a-ni Al-Qur a-n terda-
- -
- pat 317 bait puisi dari puisi Ja-hili , Isla-mi
Alquran Al-Kari m -
dan Umawi yang diambil Al-Akhfash se-
Al-Akhfash menjadikan Alquran bagai dalil dalam menetapkan kaidah nahwu
- -
dengan qira atnya yang memenuhi empat dan kebahasaan. Namun, beliau hanya
Safa, Perbandingan Metode Nahwu 144

menyebutkan 23 nama penyairnya dari 147 Ra-wiyah. Beliau merasa puas dengan dalil-
penyair (Al-Akhfash, 1981: 1/57, 2/272). dalil yang didengar langsung dari mereka
dan sebaliknya tidak puas manakala tidak
Pendapat Tokoh-Tokoh Nahwu mendengar langsung dari mereka (Al-
Dalam menetapkan kaidah nahwu dan Akhfash, 1981: 1/110, 2/272).
kebahasaan, Al-Akhfash banyak merujuk
pada pendapat tokoh-tokoh nahwu, bahasa, Sikap Al-Akhfash terhadap al-Qiya-s
dan tafsir. Ada di antaranya disebutkan Dalam menetapkan kaidah nahwu, Al-
namanya dengan jelas dan ada juga yang Akhfash banyak menggunakan pendekatan
tidak disebutkan namanya, tetapi qiya-s (analogi) dengan berpandukan ke-
menggunakan ungkapan seperti: Para ahli
pada dua prinsip, yaitu: (1) bahasa yang
Nahwu mengatakan , tokoh-tokoh aliran didengar dari orang Arab yang digunakan
Basrah mengatakan , sebagian ahli tafsir analogi lebih baik dari yang didengar tetapi
beranggapan, seorang tokoh mengatakan,
tidak digunakan analogi, dan (2), tidak perlu
dan sebagainya (Al-Akhfash, 1981: 1/86, ada analogi bagi bahasa yang sudah
2/450). didengar dari orang Arab (Al-Akhfash,
1981: 1/113).
Istilah-Istilah Nahwu Al-Akhfash
Kaidah nahwu yang ditetapkan Al-
Untuk memantapkan kajian nahwu, Al- Akhfash yang berdasarkan pendekatan qi-
Akhfash menciptakan beberapa istilah- yas terbagi menjadi dua tahap, yaitu (1)
istilah nahwu yang berbeda dengan istilah- tahap Basriyah, yakni tahap yang mengikuti
istilah nahwu yang digunakan oleh tokoh- aliran Basrah, dan tahap Kufiyah, yakni
tokoh nahwu dari aliran Basrah. Istilah- tahap yang mengikuti aliran Kufah (Al-
istilah yang dimaksud, yaitu: Ward, 1975: 367).

Pengaruh Kajian Al-Akhfash terhadap


Kajian Nahwu dan Tafsir
Kajian nahwu Al-Akhfash banyak
. memberikan pengaruh terhadap kajian
nahwu aliran Basrah, Kufah, Baghdad,
Sikap Al-Akhfash terhadap Us.u-l Al-
Andalus, dan Mesir. Namun di antara
Nah.wu pendapat beliau ada yang tidak dinisbahkan
Usul al-nahwu adalah metode yang kepadanya (Al-Tantawi, 1973: 105, Al-
bersifat mendasar dalam kajian nahwu yang Ward, 1975: 430). Pengaruh kajian nahwu
terdiri atas al-sama (mendengar langsung Al-Akhfash tampak jelas terhadap kajian
dari penutur asli), dan al-qiyas (analogi). linguistik Arab. Hal itu dapat dibuktikan
dengan banyaknya pakar linguistik Arab
Sikap Al-Akhfash terhadap al-Sama- yang menukil pendapat beliau, khususnya
Al-Akhfash hidup dalam zaman yang dalam kamus-kamus Arab yang besar dan
memberi peluang mendengar secara termasyhur seperti Taj Al-Lughah wa
langsung materi kebahasaan dari orang Sihhah Al-Arabiyyah karya tulis Al-Jawhari
Arab. Beliau mengembara ke pedalaman (393 H) dan Lisan Al-Arab karya tulis Ibn
tempat tinggal orang Arab kemudian Man zur (711 H).
meriwayatkan yang didengar dari mereka Pengaruh kajian nahwu Al-Akhfash
sehingga beliau diberi gelar Al-Akhfash al- tidak terbatas pada kajian nahwu dan
linguistik saja, tetapi juga terhadap kajian
145 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 2, Agustus 2008

tafsir. Hal itu dapat dilihat dalam kitab-kitab 1. Al-Farra menafsirkan ayat-ayat Alquran
tafsir besar dan menjadi rujukan, seperti Al- mengikuti urutannya pada setiap surah,
Kashshaf karya tulis Al-Zamakhshari (538 namun beliau hanya menafsirkan kata
H), Al-Ja mi li Ahkami Alquran karya tulis dan ayat yang dianggap memerlukan
Al-Qurt.ubi (671 H) dan Al-Bahr Al-Muhith penjelasan dan penafsiran saja, seperti
karya tulis AbuHayyan (745 H). uraian beliau pada ayat 136 dari surah
Al-Baqarah.
METODE NAHWU AL-FARRA' 2. Al-Farra banyak menafsirkan suatu ayat
dengan ayat lain, seperti dalam menaf-
Al-Farra' menulis kitab Ma ani Alquran
sirkan surah Al-Baqarah ayat 72, beliau
dengan beberapa tujuan, yaitu untuk (a)
mendatangkan beberapa ayat lain seperti
menafsirkan Alquran, menjelaskan makna
surah: Al-Baqarah ayat 51, 52, Al-A raf
lafadz-lafadz gharib, menguraikan qiraat
ayat 73, 86, Al-Anbiya ayat 76, 87, Al-
yang bermacam-macam, memaparkan i rab
Ankabut ayat 16, Sad ayat 45 dan Al-
ayat-ayat Alquran dan pendapat para tokoh
Anfal ayat 26.
nahwu secara umum dan tokoh aliran Kufah
3. Beliau menjelaskan dan menisbahkan
pada khususnya, (b) dihadiahkan kepada
setiap qira at yang terdapat pada ayat
Khalifah Al-Ma mun, dan (c) memenuhi
yang ditafsirkan, seperti pada surah Al-
permintaan Umar bin Bukayr yang selalu
Baqarah ayat 259.
menyertai Al-Amir Al-H.asan bin Suhayl
4. Dalam mengemukakan suatu qira at,
(Al-Farra', 1980: 1/12-13; Al-Makhzumi, beliau menjelaskan bersama sanadnya,
1958: 132). misalnya qira at Sayyidina Ali k.w.
Al-Farra- menulis kitabnya Ma ani Al- pada surah Al-Ra d ayat 35.
Qur a-n antara tahun 202-204 H. Beliau 5. Al-Farra menafsirkan ayat dengan
menulis bukunya itu sebelum wafat. Hal itu Hadis Rasulullah saw, seperti pada
menunjukkan bahwa beliau menulis surah Al-Takathur ayat 8.
kitabnya dalam puncak kematangan ilmu 6. Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'-
dan pemikirannya. Oleh karena itu, tidaklah an, beliau menjadikan kalam al- arab
berlebihan kalau Al-Ansari (1964: 314) (perkataan orang Arab), baik yang
mengatakan bahwa Ma ani Al-Qur- an berbentuk prosa maupun syair sebagai
karya Al-Farra merupakan dairat al-ma arif rujukan dalam menjelaskan lafaz-lafaz
(ensiklopedia) yang menghimpun pelbagai ayat Alquran.
cabang ilmu, seperti aliran nahwu dan 7. Al-Farra berusaha dalam kitabnya itu
kebahasaannya, begitu juga aliran tafsir dan mengkaji Alquran dari belbagai aspek,
akidahnya yang berdasarkan aliran sala- namun yang paling menonjol kajian
fiyan mutaharriran (salaf bebas), cenderung beliau dari aspek nahwu, kebahasaan
kepada akidah mu tazilah. Kitab itu dan qira at.
merupakan tafsir yang memfokuskan
kajiannya pada aspek nahwu, balaghah, dan Sumber Kajian Nahwu Al-Farra dalam
kebahasaan. Di samping itu, juga dijelaskan Ma ani Alquran
asbab al-nuzul, rasm usmani dan jenis-jenis Berdasarkan hasil kajian, dapat disim-
qira at dan perbedaannya. Berdasarkan pulkan bahwa sumber dan rujukan Al-Farra
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan kaidah nahwu dan
metode penulisan kitab Ma ani Alquran kebahasaan terdiri atas (a) Alquran Al-Kari
sebagai berikut (Al-Farra , 1980: 35; 65; 72- m, (b) Hadis Rasulullah saw, (c) bahasa
73: 173; 1972: 288). kabilah-kabilah Arab, (d) puisi-puisi Arab,
Safa, Perbandingan Metode Nahwu 146

dan (e) pendapat tokoh-tokoh nahwu. kabilah Arab sebagai sumber dalam
Paparan masing-masing adalah sebagai menetapkan kaidah nahwu. Beliau tidak
berikut. membatasi pada kabilah dan daerah ter-
tentu, adakalanya menyebutkan nama
Alquran Al-Karim
Al-Farra menjadikan Alquran dengan kabilah yang dirujuk bahasanya dan ada-
kalanya juga tidak menyebutkan nama-nya,
qira- a-tnya yang memenuhi empat syarat tetapi hanya menggunakan ungkapan seperti
sebagai sumber asasi dalam menetapkan , , dan
kaidah nahwu. Keempat syarat tersebut sebagainya. Di dalam merujuk bahasa
yaitu: (a) qira- ah yang tidak bertentangan kabilah Arab, beliau berusaha mempe-
dengan rasm al-mus.h.af (Al- Farra , 1980: lihatkan pendiriannya melalui kritikan-
kritikannya terhadap bahasa mereka dengan
473), (b) qira- ah yang tidak menyalahi qira-
menggunakan ungkapan seperti ,
ah yang disepakati para qurra- (Al-Farra , , , dan
1972: 256), (c) qira- ah yang tidak sebagainya (Al-Farra , 1980: 124,152, 204,
bertentangan dengan bahasa Arab yang 215).
fasih (Al-Farra, 1980: 252), dan (d) qira- ah Puisi-Puisi Arab
sha-dhdhah yang memenuhi dua syarat, Al-Farra menjadikan juga puisi Arab
yaitu: sesuai dengan makna dan penafsiran sebagai sumber dalam menetapkan kaidah
ayat yang berkenaan dan tidak bertentangan nahwu. Dalam kitab Ma ani Alquran,
dengan kaidah bahasa Arab (Al-Farra , - -
1980: 364). terdapat 926 bait puisi Arab Ja-hili , Isla-mi
-
Hadis Rasulullah saw dan Umawi yang diambil dalil dalam
Hasil kajian menunjukkan bahwa al- menetapkan kaidah nahwu dan kebahasaan.
Farra adalah tokoh nahwu pertama dari Adakalanya, beliau menyebutkan nama
aliran Kufah yang mengambil Hadis penyair dan kabilahnya dan ada kalanya
Rasulullah saw sebagai sumber dalam tidak menyebutkan nama penyair dan
menetapkan kaidah nahwu. Namun, hadis- kabilahnya.
hadis yang diambil sebagai sumber dalam Pendapat Tokoh-Tokoh Nahwu
menetapkan kaidah nahwu yang terdapat
dalam kitab Ma ani Alquran sebanyak tiga Dalam kitab Ma ani Alquran, Al-Farra
belas Hadis. Dari ketiga belas Hadis menjadikan pendapat tokoh-tokoh nahwu
tersebut, hanya dua buah Hadis yang aliran Basrah dan Kufah sebagai rujukan.
dijadikan dalil dalam perkara nahwu. Apabila beliau merujuk kepada tokoh-tokoh
aliran Basrah pada umumnya tidak
Pertama, tentang perkara al-hika-yah dan
menyebutkan namanya kecuali Abu- Ish.a-q
kedua tentang bolehnya la-m al-amr masuk
-
pada fiil mud.a-ri yang diawali dengan ta- Al-H.ad.rami , Abu- Amr bin Al-Ala- , Yu-nus
-
al-khit.a-b (Al-Farra, 1980: 1/5, 62, 115, 116, bin H.abi b, dan Isa- bin Umar Al-Thaqafi..
146, 266, 321, 468, 470, 2/59 dan 3/131, Ketika merujuk kepada tokoh-tokoh aliran
288). Kufah pada umumnya, beliau menyebutkan
namanya (Al-Farra , 1980: 1/8, 2/80, 312).
Bahasa Kabilah-Kabilah Arab
Istilah-Istilah Nahwu Ciptaan Al-Farra
Di samping kedua sumber tersebut, Al-
Al-Farra sering kali merasa tidak puas
Farra juga menjadikan bahasa kabilah-
dengan menggunakan istilah-istilah nah-wu
147 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 2, Agustus 2008

yang sudah ada, menyebabkan beliau dilihat dengan banyaknya tokoh nahwu
menggunakan istilah-istilah baru yang yang mengikut dan menukil pendapatnya
diciptakan sendiri dan berbeda dengan isti- dari aliran Kufah, Baghdad, Andalus, dan
lah-istilah yang sudah populer di kalangan Mesir. Namun, di antara pendapatnya ada
tokoh-tokoh nahwu pada waktu itu. Namun, yang tidak dinisbatkan kepadanya,
sebagian dari istilah-istilah yang diciptakan dinisbatkan kepada aliran Kufah.
itu tidak dinisbahkan kepadanya, bahkan
dinisbahkan kepada aliran Kufah. Istilah- Pengaruh Kajian Nahwu Al-Farra
istilah yang dimaksud ialah: terhadap Kajian Linguistik Arab
Pengaruh kajian nahwu Al-Farra tidak
terbatas kepada kajian nahwu saja, tetapi
juga terhadap kajian linguistik Arab dengan
banyaknya tokoh linguistik Arab yang
menukil pendapat beliau, di antara mereka
. -
ialah Al-Jawhari dalam kamusnya Ta-j al-
-
Sikap Al-Farra- terhadap Us.u-l Al-Nahwu lughah wa s.ih.h.a-h al Arabi yah dan Ibn
Sikap Al-Farra terhadap Al-Sama Manz.u-r dalam kamusnya Lisan Al-Arab.
Al-Farra adalah tokoh nahwu yang Pengaruh Kajian Nahwu Al-Farra
memusatkan perhatiannya terhadap perkara terhadap Kajian Tafsir.
al-sama sehingga beliau memperluas Di samping pengaruh kajian nahwu Al-
periwayatannya dari orang Arab, baik yang Farra terhadap kajian nahwu dan kajian
tinggal di pedalaman maupun yang tinggal linguistik, kajian nahwu beliau banyak juga
di kota. Beliau tetap memfokuskan memberikan kesan terhadap kajian tafsir,
periwayatannya dari orang Arab yang fasih
seperti tafsir Al-Kashsha-f karya tulisan Al-
(Al-Farra , 1980: 1/311, 2/27, 118).
-
Sikap Al-Farra terhadap Al-Qiyas Zamakhshari , Al-Ja-mi li Ah.ka-m Al-Qur a-n
Al-Farra merupakan tokoh nahwu ali- -
karya tulisan Al-Qut.ubi dan Al-Bah.r Al-
ran Kufah yang banyak mendasarkan kaidah -
yang ditetapkan kepada al-qiya-s, bahkan Muh.i t. karya Abu- H.ayya-n.
- Persamaan dan Perbedaan Metode Al-
beliaulah yang membolehkan fi il thula-thi
mempunyai dua bentuk mas.dar, dengan Akhfash dan Al-Farra

cara al-sama- dan dengan cara al-qiya-s. Analisis perbandingan ini bertujuan
Dalam kitabnya itu, banyak ungkapan yang melihat wujud persamaan dan perbedaan
membuktikan perhatiannya yang lebih antara metode kajian nahwu Al-Akhfash
dengan Al-Farra. . Berdasarkan a-nalisis
terhadap qiya-s, seperti , kajian, penulis mendapatkan bahwa Al-Farra
, , , pernah belajar kepada Al-Akhfash dan Al-
, dan sebagainya (Al-Farra , Farra menjadikan kitab Ma ani Al Qur an
1980: 1/29, 181, 2/184, 204). karya tulis beliau sebagai rujukan dalam
Pengaruh Kajian Nahwu Al-Farra menulis bukunya Ma ani Al Qur an. Hal
terhadap Aliran-Aliran Nahwu itulah yang menjadi faktor utama adanya
Pengaruh kajian nahwu Al-Farra persamaan antara metode kajian nahwu
terhadap kajian nahwu sesudahnya dapat kedua tokoh tersebut. Di samping terdapat
Safa, Perbandingan Metode Nahwu 148

persamaan antara kedua metode kajian Al Qur an dan kaidah-kaidah nahwu dan
nahwu tersebut, penulis juga mendapatkan kebahasaan mengikut aliran Kufah, (c) Al-
adanya perbedaan antara keduanya Farra mendasarkan kaidah-kaidah nahwu
disebabkan adanya perbedaan sikap mereka dan kebahasaan yang ditetapkan kepada
terhadap sumber dan us.u-l al-nah.wu. gaya bahasa Alquran dan jenis-jenis qira- a-
Semua pakar nahwu dan bahasa tnya yang diperkuat dengan bentuk-bentuk
memberikan pengakuan terhadap keinte- perkataan yang didengar dan diriwayatkan
lektualan dan kepakaran Al-Akhfash dan dari orang Arab, dan (d) Al-Farra berusaha
Al-Farra sehingga tidaklah mengherankan menguraikan dalam kitabnya itu bentuk-
kalau kedua tokoh nahwu ini menghasilkan bentuk gaya bahasa Arab yang dibolehkan,
karya-karya tulisan yang mutu ilmiahnya namun tidak semuanya digunakan dalam
tidak dipertikaikan lagi dan akan menjadi Alquran.
rujukan bagi tokoh-tokoh yang hidup pada
zaman beliau dan selepasnya. Kedua tokoh PENUTUP
itu masing-masing menulis kitabnya Ma ani
Berdasarkan kajian tersebut, dapat
Al Qur an untuk menghimpun pendapatnya,
disimpulkan bahwa Al-Akhfash dan Al-
khususnya yang berhubungan dengan kajian
Farra merupakan tokoh nahwu dari aliran
nahwu dan kebahasaan.
Basrah dan Kufah yang sangat populer,
Keutamaan kajian nahwu Al-Akhfash
hidup dalam zaman yang sama, bahkan
dalam kitab Ma ani Al Qur an dapat dilihat
terjadi hubungan ilmiah antara keduanya.
dengan jelas karena (a) kitab Ma ani Al
-
Qur an merupakan kitab tafsir yang Al-Farra mempelajari Kitab Si bawayh pada
merintis ke arah penafsiran ayat-ayat Al-Akhfash. Di samping itu, Al-Farra
Alquran dari aspek nahwu dan kebahasaan, menjadikan kitab Ma ani Al Qur an karya
(b) kitab Ma ani Al Qur an di samping tulis Al-Akhfash sebagai rujukan dan
sebagai kitab tafsir, ia juga merupakan panduan dalam penulisan kitabnya Ma ani
rujukan yang menghimpun pendapat Al- Al Qur an.
Akhfash dari pelbagai disiplin ilmu yang Al-Akhfash melakukan pembaharuan
dikuasai beliau, khususnya dalam bidang terhadap metode kajian nahwunya sesudah
nahwu dan kebahasaan, (c) kitab Ma ani Al beliau bertemu dengan Al-Kisai di Baghdad.
Qur an menguraikan qira- a-t, makna dan Dengan demikian, metode kajian nahwu
-
i ra-b ayat-ayat Alquran dengan mudah dan beliau ada dua tahap, yaitu tahap Bas.ri yah
ring-kas, dan (d) Al-Akhfash dalam -
dan tahap Ku-fi yah. Sedangkan Metode
kitabnya ini berusaha menyederhanakan dan
kajian nahwu Al-Farra mengalami juga
mempermudah kaidah-kaidah bahasa A-rab
perkembangan setelah bertemu dengan Al-
berdasarkan gaya bahasa Alquran dan
Akhfash. Hal itu menyebabkan adanya
bahasa Arab yang digunakan orang-orang
pengaruh aliran Basrah, khususnya
Arab yang fasih.
pendapat Al-Akhfash terhadap kajian
Sedangkan keutamaan kajian nahwu Al-
nahwu Al-Farra . Namun, kedua tokoh itu
Farra dalam kitab Ma ani Al Qur an dapat
melakukan kritikan dan sanggahan terhadap
kita lihat dengan jelas karena (a) kitab
aliran Basrah dan Kufah.
Ma ani Al Qur an di samping sebagai kitab
Sumber kajian nahwu Al-Akhfash dan
tafsir, ia juga merupakan rujukan tentang
Al-Farra terdiri atas Alquran dengan jenis-
jenis-jenis qira- a-t dan asbab al-nuzul, (b)
jenis qira- a-t, Hadis Rasulullah (saw.),
kitab itu merupakan rujukan tentang I rabu
bahasa kabilah-kabilah Arab, dan pendapat
149 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 2, Agustus 2008

tokoh-tokoh nahwu aliran Basrah serta Al-Hamawi, Abu Abdillah Yaqut bin
aliran Kufah. Untuk memperkuat dan Abdillah. 1936. Mu jam al-Udaba . Juz
memantapkan lagi kaidah-kaidah nahwu 2,11,13,20. Al-Qahirah: Isa al-Babi al-
dan kebahasaan yang ditetapkan, Al- Halabi.
Akhfash dan Al-Farra menggunakan Al-Makhzumi, Mahdi. 1958. Madrasat al-
- Kufah wa Manhajuha fi Dirasat al-
pendekatan al-sama , al-qiya-s, al-ta li l, dan
Lughah wa al-Nahw. Al-Qahirah:
-
al-ta wi l. Mustafa al-Halabi.
Al-Qifti, Jamaluddin Abu al-Hasan Ali bin
DAFTAR RUJUKAN
Yusuf. 1958. Inbah al-Ruwat ala Anbah
Abd. Hamid, Al-Sayyid Tilib. 1976. Tarikh al-Nuhat. Tahqiq Muhammad Abu al-
al-Nahw wa Usuluh (al-qism al-wwal). Fadl. Juz 1,2,3. Al-Qahirah: Dar al-Kutb.
Al-Munirah: Maktabat al-Shabab. Al-Sayyid, Abd. Al-Rahman. 1968.
Al-Akhfash, Said bin Mas adah. 1985. Madrasah al-Basrah al-Nahwiyah:
Ma ani Alquran. Tahqiq Dr. Abd. Al- Nash atuha wa Tatawwuruha. Cet. Ke-1.
Amir Al-Ward. Juz 1,2. Bairut: Alam Al-Qahirah: Dar al-Ma arif.
Al-Kutub. Al-Tantawi, Muhammad. 1973. Nash at al-
Al-Anbari, Kamaluddin Abu Al-Barakat bin Nahw wa Tarikhu Ashhari al-Nuhah.
Muhammad. 1953. Al-Insaf fi Masa il al- Cet. Ke-5. Al-Qahirah: Dar al-Ma arif.
Khilaf bayn al-Nahwiyyin al-Basriyyin Al-Ward, Abd al-Amir Muhammad Amin.
wa al-Kufiyyin. Juz 1,2. Al-Qahirah: 1975. Manhaj Al-Akhfashal-Awsat fi al-
Matba ah Hijazi. dirasah al-nahwiyah. Baghdad: Dar al-
Al-Ansari, Ahmad Makki. 1964. Abu Tarbiyah
Zakariya Al-Farra' wa Madhhabuhu fi Daif, Shauqi. 1972. Al-Madrasah al-
al-Nahw wa al-Lughah. Al-Qahirah: Nahwiyah. Al-Qahirah: Dar al-Ma arif.
Matba at al-Istiqlal al-Kubra.
Al-Farra', Abu Zakariya Yahya bin Ziyad.
1972. Ma ani Alquran. Tahqiqi Dr. Abd
al-Fattah Isma il Shalabi. Juz 1,2,3. Al-
Qahirah: al-Hay ah al-Misriyah al-
Ammah Li al-Kitab.

Anda mungkin juga menyukai