Anda di halaman 1dari 6

Pakaian Adat Sumatera Barat

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang sering dikunjungi wisatawan karena
keberagaman pakaian adat yang dimiliki. Pakaian adat di Sumatera Barat ini dapat mengenalkan berbagai macam
kebudayaan yang ada di Sumatera kepada para turis yang datang. Jadi tidak heran jika pakaian adat dari Sumatera
Barat ini dikenal oleh banyak orang bahkan sampai ke luar negeri.Pakaian adat ini juga sudah membahana sampai
kancah Internasional. Oleh sebab itu pakaian adat dari Sumatera Barat masih dilestarikan sampai sekarang. Yang
melestarikan pakaian adat ini kebanyakan dari Suku Minang atau Suku Minangkabau asli yang masih sangat kental
akan budaya.

Suku Minangkabau memiliki karakteristik yang khas, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1. Suku yang paling cinta terhadap kebudayaan.


2. Memiliki adat pernikahan yang unik.
3. Kental dengan menggunakan bahasa Minangkabau.
4. Memiliki tali persaudaraan yang sangat kuat.
5. Jiwa perantau yang begitu kuat.
6. Memiliki jenis kesenian yang beraneka ragam.
7. Penganut Islam yang taat.

Namun kita juga sebagai bangsa Indonesia wajib menjaga dan melestarikan keragaman budaya yang ada di
Indonesia.

Daftar Pakaian Adat Sumatera Barat


Sumatera Barat memiliki berbagai macam pakaian adat yang pasti unik dan sudah terkenal sampai kancah
Internasional. Model pakaian adat Sumatera Barat ini sederhana dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari –
hari, karena sifat pakaiannya yang tertutup. Pakaian adat dari Sumatera Barat ini mengandung beberapa filosofi.
Makna filosofi ini dapat terlihat dari maksud yang terkandung dalam beberapa jenis pakaian adat, baik pakaian laki –
laki maupun pakaian perempuan.

Berikut adalah daftar pakaian adat dari Sumatera Barat yang wajib anda ketahui dan pelajari :

1. Bundo Kanduang

Sekilas, model busana adat dari Sumatera Barat ini mirip dengan
busana adat Aceh. Yang membedakannya adalah pada sanggul yang
dipakai wanita. Jika Aceh menggunakan mahkota yang dikelilingi
roncean bunga melati maka untuk Sumatera Barat ini menggunakan
mahkota perahu (karena bentuknya mirip perahu). Pakaian adat
Sumatera Barat untuk wanita tersebut bernama bundo kanduang.

Bundo kanduang ini dipasangkan dengan bawahan yang berupa kain


sarung. Kain sarung ini memiliki motif yang beraneka ragam kas dari
Sumatera Barat dan didominasi dengan bordir benang emas.
2. Limpapeh Rumah Nan Gadang

Limpapeh rumah nan gadang adalah lambang kebesaran dari wanita


Minangkabau. Limpapeh memiliki arti tiang tengah pada sebuah bangunan
dan tempat memusatkan segala kekuatan tiang – tiang lainnya. Dan jika
tiang tengah ini ambruk maka tiang – tiang lainnya ikut jatuh berantakan.
Dengan kata lain perempuan di Minangkabau merupakan tiang kokoh dalam
sebuah rumah tangga. Pakaian limpapeh rumah nan gadang ini tidak sama
ditiap – tiap nagari.

3. Baju Batabue

Baju batabue adalah nama baju atasan dari pakaian adat bundo
kanduang. Baju ini biasanya berwarna hitam, merah, biru, ataupun
lembayung. Baju batabue memiliki motif beraneka ragam yang
pastinya khas dari Sumatera Barat yang gemah ripah lan jinawi
dengan taburan benang emas.

4. Lambak

Lambak adalah nama baju bawahan dari pakaian adat bundo kanduang. Lambak dibuat dengan menggunakan
kain songket. Lambak ini memiliki bentuk seperti sarung dengan berbagai macam motif khas dari Sumatera
Barat. Lambak dipakai untuk menutupi bagian bawah dari tubuh wanita yang diikatkan pada pinggang.

Terdapat belahan yang dapat disusun di sisi depan, samping, maupun belakang.

5. Tingkolok Bertanduk

Mahkota perahu yang digunakan memiliki nama Tingkolok Bertanduk.

Makna dari bentuk tingkolok bertanduk adalah melambangkan seseorang yang memakainya adalah pemilik dari
rumah gadang.

Bentuk tingkolok bertanduk yang simple ini dapat mewakili identitas asli dari rakyat Padang atau Sumatera
Barat secara keseluruhan.

6. Balapak
Balapak adalah selendang yang digunakan oleh wanita sebagai pelengkap dari pakaian adat bundo kanduang.
Pemakaian balapak juga memiliki makna tersendiri, yaitu bermakna kesiapan dari seorang perempuan untuk
melanjutkan keturunannya dengan cara menikah.

Karena balapak memiliki makna siap berkeluarga. Jadi para perempuan yang sudah dewasa dan sudah siap
menikah wajib memakai balapak ini.

7. Salempang

Sama halnya dengan balapak, salempang juga merupakan selendang yang


digunakan sebagai pelengkap pakaian adat bundo kanduang. Kalau
balapak digunakan oleh para perempuan yang sudah siap menikah,
berbeda dengan salempang yang digunakan oleh para perempuan yang
sudah berkeluarga. Karena salempang memiliki makna siap menjadi ibu
dan nenek yang memberikan suri tauladan yang baik untuk anak dan
cucunya.

8. Penghul

Penghulu adalah pakaian adat laki – laki yang biasanya digunakan oleh
seorang pemangku adat. Penghulu ini terdiri dari celana panjang dan atasan
berupa Teluk Belanga yang terbuat dari kain beludru serta penutup kepala
atau peci yang disebut dengan deta.

Penghulu memiliki warna yang dominan dengan warna hitam. Warna


tersebut mengandung makna filosofis bahwa warna hitam adalah lambang
dari kepemimpinan yang terhormat

9. Sarawa

Sarawa adalah nama dari pakaian adat penghulu. Celena dari penghulu ini memiliki ukuran yang besar.

Ukuran tersebut dapat melambangkan bahwa seorang pemangku adat merupakan orang yang bermartabat.

10. Deta

Deta atau destar ini berupa situmag yang dipakai sebagai penutup
kepala dengan cara dililitkan di kepala dan harus lancip di bagaian
depannya. Deta berbentuk kain segitiga dengan warna yang
dominan hitam, akan tetapi deta juga memiliki warna lain. Deta
memiliki tingkatan yang berbeda – beda berdasarkan marga atau level sosial dari pemakainya. Deta yang menjadi
pelengkap dari pakaian adat penghulu bernama Deta Saluak Batimbo. Deta ini memang dikhususkan untuk para
pemangku adat.

Ada pula deta yang dikhususkan untuk raja bernama Deta Raja yang pastinya memiliki tampilan lebih spesial dari
deta salauk batimbo. Dan ada juga deta yang dipakai oleh rakyat biasa bernama Deta Cilien Manurun dan Deta
Ameh. Kedua jenis deta tersebut memiliki tampilan yang sederhana. Deta ini juga sering dipakai dalam kehidupan
sehari – hari.

11. Sasampiang

Sasampiang juga merupakan pelengkap dari pakaian adat laki – laki. Sasampiang ini berupa selendang yang
dislampirkan di bahu secara menyilang.

Makna dari sasampiang ini adalah melambangkan ilmu pengetahuan dan keberanian bagi si pemakainya.

Sasampiang memiliki berbagai macam corak yang didominasi dengan benang makau membuatnya menjadi tampak
menarik.

12. Cawek

Cawek adalah ikat pinggang yang digunakan untuk menguatkan celana kombor pada
baju penghulu.

Pemakaian cawek ini juga memiliki makna filosofi, yaitu melambangkan eratnya tali
persaudaraan antara sesama Suku Minang yang ada di Padang dan yang ada di
Sumatera Barat.

13. Sandang

Sandang adalah kain yang berbentuk segi empat yang dipakai


sebagai ikat pinggang penutup dari cawek.

Biasanya sandang ini berwarna merah. Warna merah


melambangkan ketaatan seseorang terhadap adat yang berlaku.

14. Keris

Keris adalah salah satu senjata yang digunakan sebagai pelengkap dari
pakaian adat penghulu.

Keris ini terletak dibagian pinggang, hal ini melambangkan bahwa tindakan
untuk berpikir dulu sebelum bertindak.
15. Tongkat

Tongkat juga merupakan senjata yang digunakan sebagai pelengkap


dari pakaian adat penghulu.

Tongkat ini hanya di pegang atau digenggam dengan menggunakan


tangan kanan, hal ini melambangkan tanggung jawab dan amanah
dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin.

16. Koto Gadang

Koto gadang adalah nama dari pakaian adat yang khusus digunakan oleh
para pengantin di Padang saja. Baju ini sama dengan pakaian adat
Sumatera Barat yang bernama penghulu dan bundo kanduang.

Yang membedakan hanya pada warna dan aksesoris yang digunakan.


Warna yang digunakan untuk baju pengantin ini biasanya adalah merah.
Aksesoris yang digunakan pun lebih beragam dan memberikan kesan
mewah bagi si pengantinnya.

17. Dukuah

Dukuah adalah salah satu perhiasan dari Sumatera Barat yang sering
digunakan oleh pengantin wanita berupa kalung. Dukuah memiliki
beberapa nama, yaitu daraham, kalung perada, cekik leher, kaban,
manik pualam dan dukuh panyiaram. Dukuah ini juga memiliki makna
filosofi tersendiri yaitu melambangkan bahwa seorang wanita selalu
dalam lingkaran kebenaran, seperti dukuh yang melingkar di leher.

Dukuah juga dapat melambangkan suatu pendirian yang kokoh dan sulit
untuk berubah atas kebenaran. Pemakaian dukuah dalam sebuah acara
pernikahan dapat membuat kemewahan tersendiri bagi kedua mempelai.

18. Galang

Galang juga merupakan salah satu aksesoris dari Sumatera Barat yang sering di
pakai dalam kehidupan sehari – hari. Galang memiliki beberapa nama, yaitu
galang ula, galang bapahek, kunci maiek, galang basa, dan galang rago – rago.
Galang ini berupa gelang yang dapat di pakai di tangan kanan maupun tangan kiri. Galang membuat tampilan dari
bundo kanduang semakin menarik. Galang juga memiliki makna filosofi tersendiri yaitu bermaksudkan rezeki yang
diperoleh lebih dari yang kita bayangkan. Galang ini juga dapat diibaratkan bahwa semuanya itu ada batasnya atau
dalam mengerjakan sesuatu harus disesuaikan dengan batas kemampuan.

19. Minsie

Minsie adalah nama dari bis tepi dari baju yang diberi benang emas.

Minsie memiliki filosofi tersendiri yaitu melambangkan bahwa demokrasi


Minangkabau luas sekali, namun berada dalam batas – batas tertentu di
lingkungan alur dan patut.

Kesimpulan

Jadi pakaian adat dari Sumatera Barat sangatlah beraneka ragam dan sudah dikenal oleh banyak orang bahkan
sampai kancah Internasional.

Pakaian adat Sumatera Barat begitu terkenal karena ada salah satu suku yang menjaga dan melestarikan pakaian –
pakaian adat tersebut. Suku tersebut adalah Suku Minangkabau.

Tidak hanya Suku Minangkabau saja, kita juga sebagai warga Indonesia yang baik patut untuk melestarikan
keragaman budaya yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai