Anda di halaman 1dari 2

SINOPSIS

Jika dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dapat pula dibedakan menjadi tokoh
protagonis, antagonis dan tritagonis.

1) Tokoh Protagonis
Wayan :
(a) Jujur
(b) Kurang percaya diri
Kutipan :
(a) “Saya minta maaf karena bahasa Inggris saya, bahasa hancur lebur. Tetapi
barangkali karena itu saya terpilih berbicara didepan anda semua. Karena paling tidak
saya bisa menjadi tontonan konyol, kata Wayan.”
(b) “Wayan terkejut. Ia tambah kecut hati, karena pengakuan jujurnya ditertawakan.
Waduh saya jadi gerogi, maaf mungkin saya harus permisi ke belakang dulu, kata
Wayan sambil menoleh kepada Claudia yang ikut duduk di deretan mahasiswa,
menembakkan kamera untuk dokumentasi.”

2) Tokoh Tritagonis
(a) Claudia Orenstein : Pintar
Kutipan :
“Claudia Orenstein, pengajar teater Asia di perguruan tinggi negeri itu, meminta
wayan tampil sekitar satu jam”
“Dalam bahasa Inggris nya apa ya? Apa ya Claudia? Claudia mengucapkan satu kata.
Tapi Wayan tidak mendengarnya”

(b) Mahasiswa : Periang


Kutipan :
“Para mahasiswa langsung tertawa berderai”
“Para mahasiswa tertawa lebih keras”
“Para mahasiswa semakin seru tertawa”
“Beberapa mahasiswa bertepuk tangan gembira”

Disusun Oleh :
Di kota New York tepatnya di Universitas Hunter College, Wayan harus bercerita
tentang Bali di hadapan ratusan mahasiswa. Wayan diminta oleh Claudia Orenstein
yang merupakan pengajar teater Asia di universitasnya untuk tampil sekitar 1 jam.
Karena ia kurang fasih dalam berbahasa Inggris, membuatnya ngeper.
Setelah sampai di podium, melihat ratusan pasang mata menatapnya, semua yang
direncanakan Wayan sebelumnya menjadi buyar. Hal pertama yang dia lakukan yaitu
meminta maaf karena kemampuan berbahasa Inggrisnya yang kurang pada seluruh
mahasiswa yang berada di sana. Hal tersebut sontak membuat mahasiswa tertawa.
Wayan menjadi kecut hati, dia meminta ijin meninggalkan podium untuk pergi ke
belakang. Mahasiswa kembali tertawa.
Semakin mendengar mahasiswa tertawa Wayan semakin bingung. Kemudian dia
memberanikan diri untuk berbicara kembali. Wayan kembali bercerita tetapi sudah
mulai keluar dari konteks. Dia berbicara tentang dirinya mulai dari saat pertama
datang ke Amerika sampai usahanya untuk meniru kebiasaan dan cara hidup orang-
orang disana. Wayan mengatakan kalau orang Bali itu baikui, artinya lugu dan polos.
Dia juga mengatakan bahwa takdir yang harrus dipegang. Jika kita bisa memahami
takdir bahkan tanpa belajarpun kita bisa.

Dalam teks cerpen ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga maha tau
karena menggunakan kata ganti ia dan pengarang mengetahui secara detail baik
perasaan maupun hal-hal yang dilakukanh tokoh.
Kutipan :
“Para mahasiswa langsung tertawa berderai. Wayan terkejut. Ia tambah kecut hati,
karena pengakuan jujurnya ditertawakan”

Balikui by Putu Wijaya

Anda mungkin juga menyukai