Anda di halaman 1dari 7

SOAL DAN PEMBAHASAN B.

INDO KELAS 9

Jenis-jenis Sudut Pandang


1. Sudut pandang orang pertama
Menggunakan kata ganti “aku” atau “saya” atau “kami” (sebagai sudut pandang jamak). Pada saat
menggunakan sudut pandang orang pertama, kamu kemudian seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam suatu
cerita yang sedang dibuat. Si pembaca juga akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.

2. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Tokoh Utama


Si penulis seolah-olah ‘masuk’ ke dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita
(first person central).

3. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)


Pada teknik ini, tokoh “aku” hadir bukan sebagai peran utama, melainkan peran pendukung ataupun tokoh
tambahan (first personal peripheral).

4. Sudut Pandang Orang Kedua


Menggunakan gaya “kau” sebagai suatu variasi cara memandang tokoh aku dan dia.

5. Sudut Pandang Orang Ketiga


Menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, atau nama tokoh dalam bentuk jamak “mereka”.
- Terbatas, narator hanya akan melihat apa-apa yang ada di depannya, penonton peristiwa ketika mereka
terbuka serta tidak dapat membaca pikiran pada karakter lainnya.
- Maha tahu – seorang narator mahatahu ialah ia yang melihat semua, sama seperti dewa yang mengetahui
semua jenis.
- Maha tahu Terbatas – umumnya hanya dapat melihat ke dalam pikiran pada satu karakter.

6. Sudut Pandang Campuran


Penulis menggabungkan antara jenis sudut pandang dalam suatu cerita pertama dan suatu cerita ketiga. Salah
satu ciri dari jenis sudut pandang dalam cerita ini adalah penulis akan masuk ke dalam cerita (yang bukan
sebagai tokoh utama) dan ada saatnya ia kemudian berada di luar cerita dan menjadi orang biasa.

Jenis-jenis Majas

Majas Perbandingan
Membandingkan atau menyandingkan bahwa sesuatu sama, lebih atau dapat menggantikan yang lain.
1. Personifikasi V
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda
tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh: Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.

2. Metafora V
Majas metafora membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa. Kita mengenal
gaya bahasa ini sebagai analogi.
Contoh: Sang Raja Siang bersinar dan membawa kehangatan.

3. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas metafora ditampilkan secara implisit. Dua objek yang dibandingkan
sebenarnya berbeda, tetapi dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan 'seperti,' 'bak,' atau 'bagaikan.'
Contoh: Apa yang telah kamu lakukan itu seperti duri dalam sekam.
4. Hiperbola V
Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu... lebay. Eh,
bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, yang tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.
Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.

5. Eufimisme V
Saat ada kata yang dirasa kurang etis, kita menggunakan majas eufimisme. Kita menggunakan kata yang lebih
sopan dengan makna yang sepadan.
Contoh: Tiba-tiba dia terhenyak dari tempat duduknya dan berlari menuju kamar kecil.

6. Metonimia V
Merupakan penggunaan nama pengganti suatu benda berupa ciri khas, atribut, atau merek barang yang
dikehendaki penulis atau penuturnya. 
Contoh majas metonimia yaitu sebagai berikut: Pak Anton berangkat ke kantor dengan Bata. (Bata merupakan
merek sepatu)

Majas Pertentangan Pertentangan


Kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan dengan maksud yang
sesungguhnya.
6. Litotes V
Dikenal sebagai lawan dari majas hiperbola, majas litotes mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan.
Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk tujuan merendahkan diri karena kenyataannya justru tidak seperti
yang disebutkan.
Contoh: Ini tanda terima kasih kami, sekedar ongkos angkot.

7. Paradoks
Adakalanya kita membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan
majas paradoks.
Contoh: Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.

8. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata
tersebut biasanya diletakkan berurutan.
Contoh: Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk.

Majas Sindiran
Bertujuan menyindir pelaku, seseorang, maupun kondisi tertentu.
9. Ironi
Kita menggunakan majas ironi melalui kata-kata yang bertentangan dengan dengan fakta atau kenyataan yang
ada. Sekilas kata-kata yang digunakan tampak seperti pujian, tapi tunggu sampai akhir kalimat ya, Sobat.
Contoh: Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.

10. Sinisme
Dalam sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya
bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.
Contoh: Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.

11. Sarkasme
Sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan, sarkasme bisa terdengar
seperti hujatan.
Contoh: Kontestan itu suaranya jelek sampai-sampai telingaku sakit dibuatnya.
Penegasan
Memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar
12. Pleonasme V
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama.
Contoh: Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.

13. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan yang berkali-kali digunakan.
Contoh: Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan.

14. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Kalimat tanya retorika tak memerlukan jawaban.
Contoh: Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?

15. Paralelisme
Majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama
antara satu dengan lainnya. Anafora adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah
pengulangan di bagian akhir kalimat.
Contoh:
Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak serakah.
Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna itu cinta.

1. Dahulu, ada seorang putra raja bernama Si Lundu Nipahu. Ia seharusnya hidup berbahagia sebagai seorang
pangeran bersama keluarga di istana. Namun, bencana datang melanda. Pamannya mengadakan kudeta.
Ayah Si Lundu terbunuh. Si Lundu juga dikejar-kejar pamannya. pemuda ini mewarisi cincin kerajaan
pewaris takhta. Lundu pun melarikan diri ke hutan.
Amanat yang terkandung dari penggalan cerita di atas adalah ….
A. Tidak boleh saling membunuh
B. Tidak boleh merebut hak orang lain
C. Harus lari kencang apabila dikejar
D. Tidak boleh mengadakan kudeta

2. Berikut ini adalah unsur yang membangun cerpen, kecuali…


A. Tema
B. Alur
C. Amat
D. Pengarang

3. Perhatikan teks cerpen berikut!


Bersyukurlah gontaiku melawan keadaan itu tak membuat aku kalah. Aku terus mengokohkan kuda-kuda
kaki memacunya melompat bak di arena pacuan balap kuda. Aku harus jadi pemenang. Aku harus menang,
tidak boleh kalah. Untungnya, kuda dan pelanaku tak mau melepaskan aku. Kuda yang kutunggangi
memiliki seribu satu kaki, tenaganya berlipat-lipat. Kuda sangat luar biasa!
(Dikutip dari cerpen “Segala Ku Makan” karya H. Shobir Poer)
Majas yang terdapat dalam cerita tersebut adalah…
A. Bermajas hiperbola
B. Bermajas personifikasi;
C. Bermajas pleonasme
D. Bermajas metafora

4. Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak.
Diantara katak-katak tersebut ada satu anak katak yang bernama Kenthus, dia adalah anak katak yang paling
besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada
anak katak lainnya yang menandinginya.
Bagian yang menunjukkan bukti latar tempat terdapat pada kalimat….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

5. Perhatikan dua kutipan teks cerpen berikut!

Teks 1
“Beli apa, Kang?” tanya Oji.
Kang Maman tersenyum.
“Kayak jilbab ya, Kang?” tanyaku.
“Iya, saya membeli jilbab.”
“Satu lagi, itu apa, Kang?” tanya Ali.
“Lihat saja sendiri,” kata Kang Maman sambil menyerahkan pakaian yang ditunjuk Ali.
Aku yang mengambil pakaian itu. Waktu aku buka lipatannya, ternyata benda itu membuat kami terkejut!
Benda itu adalah rok mini!
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)

Teks 2
Nama lengkapnya Abdurrahman. Tapi, ia lebih akrab dipanggil Kang Maman. Ia asli kelahiran Tasikmalaya
28 tahun yang silam. Pindah ke Jakarta tahun 1990, saat ia harus melanjutkan kuliah di IKIP, di Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab. Ayahnya seorang kiai. Pesantren ayahnya tidak besar, tetapi merupakan salah satu
pesantren tertua di Tasikmalaya.
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)
Perbedaan struktur isi dua kutipan teks cerpen di atas adalah .…
A. Teks 1 komplikasi Teks 2 Resolusi
B. Teks 1 Resolusi Teks 2 kommplikasi
C. Teks 1 orientasi Teks 2 Resolusi
D. Teks 1 komplikasi Teks 2 orientasi

6. Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!


Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya
mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama
bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah
laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah….
A. Orang pertama pelaku utama
B. Orang ketiga pelaku sampingan
C. Orang ketiga pelaku utama
D. Orang pertama dan ketiga
7. Perhatikan dua kutipan teks cerpen berikut!

Teks 1
Tinggal di tempat yang kumuh, sempit, sumpek, pemukiman yang sangat padat sudah biasa dalam
kehidupan sehari-hari, sejak aku kecil hingga seusia ini. Bahkan sampai aku menikah, suara-suara
kebisingan, gaduh, sudah jadi makananku. Yang dijejali setiap waktu mendengar kata-kata kotor.
(Dikutip dari cerpen “Segala Ku Makan” karya H. Shobir Poer)

Teks 2
Setelah mendekati aku, sang kaya pun turun dari mobil. Dibukanya pintu mobil sambil kulihat raut
wajahnya yang puas akan penderitaanku. Ketika berjarak satu meter dari aku dan akan mengatakan sesuatu.
Sang kaya pun mulai terhuyung, ia gontai, CO2 yang ia hirup dari mobilnya sendiri membuatnya sekarat.
Sang kaya kejang-kejang yang akhirnya mengembuskan napas terakhir di depanku. Aku tidak menyimak
kata terakhir yang akan disampaikan padaku. Ia mati melotot dan mulut berbuih. Naas, namun seperti inilah
akhir kisahnya.
(Dikutip dari cerpen “Segala Ku Makan” karya H. Shobir Poer)
Perbedaan struktur isi dua kutipan teks cerpen di atas adalah ….
A. Teks 1 komplikasi Teks2 resolusi
B. Teks 1 orientasi Teks2 resolusi
C. Teks 1 komplikasi Teks2 orientasi
D. Teks 1 komplikasi Teks2 orientasi

8. Unsur pembangun cerpen dari dalam, antara lain sebagai berikut, kecuali ….
A. Tema
B. Amanat
C. Penokohan
D. Nilai kehidupan

9. Tadi malam, Hidayat berpikir panjang mengenai hidupnya dan rencana hidupnya. “Tak mungkin aku terus-
terusan begini, tidak menentu. Mesti ada sesuatu yang kukerjakan. Mesti ada sesuatu yang lebih produktif
daripada yang kulakukan sekarang.Tapi apa? Modal tidak ada,” pikirnya. “Dalam keadaan seperti ini, yang
harus kujual ialah jasaku, tenagaku, dan pikiranku.”
Amanat yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Setiap orang pasti memiliki rencana.
B. Kita tidak boleh menyerah pada keadaan.
C. Hidup itu ada kalanya tidak menentu.
D. Setiap orang perlu menjual jasanya, pikirannya, dan tenaganya.

10. Cermatilah kutipan cerpen berikut!


Dari Jakarta yang sangat panas, penuh gedung pencakar langit, penuh polusi, dan juga gudangnya copet.
Kini, aku berada di Ra’as, sebuah pulau yang kecil sebelahnya Madura. Di Ra’as sangat primitif sekali,
mulai dari Jalan Makadam sampai dengan bangunan rumah. Sepengetahuanku, tak ada yang namanya
bangunan rumah tingkat di sana.
Kutipan cerpen di atas dibuka dengan cara ….
A. Mendeskripsikan suasana
B. Mendeskripsikan orang
C. Mendeskripsikan tempat
D. Mendeskripsikan waktu

11. Struktur cerpen sebagai berikut, …


A. Orientasi, komplit, resolusi
B. Orientasi, komplikasi, koda
C. Orientasi, komplikasi, resolusi
D. Resolusi, komplikasi, orientasi

12. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Ibu, barangkali Atik tidak akan terus berkerja di Kementerian Luar Negeri. Dalam gelap suara berisik itu
terasa seperti angin malam, aku ingin meneruskan pekerjaan ayah di Dinas Kehutanan.
Penggalan cerpen tersebut didominasi unsur intrinsik adalah …
A. Setting
B. Watak
C. Alur
D. Tema

13. Nilai yang berhubungan dengan tingkah laku atau perilaku manusia disebut nilai ….
A. Pendidikan
B. Budaya
C. Agama
D. Moral

14. Cermati kutipan teks cerpen Berikut!


Tetapi, dari Lebaran ke Lebaran semakin banyak saja orang-orang yang datang ke tukang jahit itu. Cerita
tentang jarum dan benang ajaib itu mungkin membuat banyak orang penasaran. Tapi barang kali pula karena
dari Lebaran ke Lebaran memang semakin banyak orang yang kian tenggelam dalam kekecewaan. Mereka
ingin menjahitkan kekecewaan mereka kepada tukang jahit itu. Mereka antre agar bisa menikmati
kebahagiaan Lebaran. Dikutip dari: Agus Noor, “Tukang Jahit”dalam Cinta di Atas Perahu Cadik Cerpen
Kompas Pilihan 2007
Kutipan teks tersebut merupakan struktur teks bagian ….
A. Resolusi
B. Orientasi
C. Komplikasi
D. Konflik

15. Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo
itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar
pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. Rasa lelah setelah
seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Gaya bahasa (majas) dalam kutipan cerita di atas adalah ….
A. Personifikasi
B. Metafora
C. Hiperbola
D. Litotes

16. Aku pulang, perasaanku tak karuan. Dan aku tak tertidur. Aku memejamkan mata. Herman ada dalam
kepala. Mengapa aku tak dapat melenyapkan dia dan memandang dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku
memandang dia bercanda dengan gadis lain? Aku merasa sendiri dan terpecil. Sendiri dan terlupakan.
Sendiri dan tak punya arti.
Konflik pada penggalan cerpen tersebut adalah ….
A. Aku dengan Herman
B. Aku dengan temanku
C. Aku dengan gadis lain
D. Aku dengan diri sendiri

17. Struktur yang mengarah pada masalah merupakan struktur cerpen disebut ….
A. Komplikasi
B. Orientasi
C. Evaluasi
D. Koda

18. Berikut ini yang merupakan majas personifikasi adalah….


A. Wajahnya bagai pinang dibelah dua
B. Dia menunggangi ninja
C. Daun itu melambai-lambai

19. Bacalah dengan saksama penggalan teks cerita fabel berikut!


Suatu ketika, terdapatlah tiga ikan yang hidup di sebuah kolam. Di suatu sore, beberapa nelayan melewati
kolam tersebut dan melihat ikan-ikan itu. “Kolam ini penuh dengan ikan”, mereka berbicara satu sama lain
dengan bergairah. “Kita belum pernah memancing di sini sebelumnya. Kita harus datang lagi besok pagi
dengan jaring kita dan manangkap ikan-ikan ini!” Kemudian nelayan-nelayan tersebut pergi.
Penggalan teks fabel tersebut termasuk struktur teks cerita fabel bagian ….
A. Orientasi
B. Komplikasi
C. Resolusi
D. Koda

20. Orang itu agak terganggu pikirannya.


Kalimat tersebut merupakan contoh majas …
A. Personifikasi
B. Metafora
C. Eufemisme
D. Metonimia

Anda mungkin juga menyukai