INDO KELAS 9
Jenis-jenis Majas
Majas Perbandingan
Membandingkan atau menyandingkan bahwa sesuatu sama, lebih atau dapat menggantikan yang lain.
1. Personifikasi V
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda
tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh: Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.
2. Metafora V
Majas metafora membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa. Kita mengenal
gaya bahasa ini sebagai analogi.
Contoh: Sang Raja Siang bersinar dan membawa kehangatan.
3. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas metafora ditampilkan secara implisit. Dua objek yang dibandingkan
sebenarnya berbeda, tetapi dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan 'seperti,' 'bak,' atau 'bagaikan.'
Contoh: Apa yang telah kamu lakukan itu seperti duri dalam sekam.
4. Hiperbola V
Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu... lebay. Eh,
bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, yang tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.
Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.
5. Eufimisme V
Saat ada kata yang dirasa kurang etis, kita menggunakan majas eufimisme. Kita menggunakan kata yang lebih
sopan dengan makna yang sepadan.
Contoh: Tiba-tiba dia terhenyak dari tempat duduknya dan berlari menuju kamar kecil.
6. Metonimia V
Merupakan penggunaan nama pengganti suatu benda berupa ciri khas, atribut, atau merek barang yang
dikehendaki penulis atau penuturnya.
Contoh majas metonimia yaitu sebagai berikut: Pak Anton berangkat ke kantor dengan Bata. (Bata merupakan
merek sepatu)
7. Paradoks
Adakalanya kita membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan
majas paradoks.
Contoh: Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
8. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata
tersebut biasanya diletakkan berurutan.
Contoh: Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk.
Majas Sindiran
Bertujuan menyindir pelaku, seseorang, maupun kondisi tertentu.
9. Ironi
Kita menggunakan majas ironi melalui kata-kata yang bertentangan dengan dengan fakta atau kenyataan yang
ada. Sekilas kata-kata yang digunakan tampak seperti pujian, tapi tunggu sampai akhir kalimat ya, Sobat.
Contoh: Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.
10. Sinisme
Dalam sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya
bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.
Contoh: Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.
11. Sarkasme
Sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan, sarkasme bisa terdengar
seperti hujatan.
Contoh: Kontestan itu suaranya jelek sampai-sampai telingaku sakit dibuatnya.
Penegasan
Memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar
12. Pleonasme V
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama.
Contoh: Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.
13. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan yang berkali-kali digunakan.
Contoh: Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan.
14. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Kalimat tanya retorika tak memerlukan jawaban.
Contoh: Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?
15. Paralelisme
Majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama
antara satu dengan lainnya. Anafora adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah
pengulangan di bagian akhir kalimat.
Contoh:
Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak serakah.
Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna itu cinta.
1. Dahulu, ada seorang putra raja bernama Si Lundu Nipahu. Ia seharusnya hidup berbahagia sebagai seorang
pangeran bersama keluarga di istana. Namun, bencana datang melanda. Pamannya mengadakan kudeta.
Ayah Si Lundu terbunuh. Si Lundu juga dikejar-kejar pamannya. pemuda ini mewarisi cincin kerajaan
pewaris takhta. Lundu pun melarikan diri ke hutan.
Amanat yang terkandung dari penggalan cerita di atas adalah ….
A. Tidak boleh saling membunuh
B. Tidak boleh merebut hak orang lain
C. Harus lari kencang apabila dikejar
D. Tidak boleh mengadakan kudeta
4. Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak.
Diantara katak-katak tersebut ada satu anak katak yang bernama Kenthus, dia adalah anak katak yang paling
besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada
anak katak lainnya yang menandinginya.
Bagian yang menunjukkan bukti latar tempat terdapat pada kalimat….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Teks 1
“Beli apa, Kang?” tanya Oji.
Kang Maman tersenyum.
“Kayak jilbab ya, Kang?” tanyaku.
“Iya, saya membeli jilbab.”
“Satu lagi, itu apa, Kang?” tanya Ali.
“Lihat saja sendiri,” kata Kang Maman sambil menyerahkan pakaian yang ditunjuk Ali.
Aku yang mengambil pakaian itu. Waktu aku buka lipatannya, ternyata benda itu membuat kami terkejut!
Benda itu adalah rok mini!
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)
Teks 2
Nama lengkapnya Abdurrahman. Tapi, ia lebih akrab dipanggil Kang Maman. Ia asli kelahiran Tasikmalaya
28 tahun yang silam. Pindah ke Jakarta tahun 1990, saat ia harus melanjutkan kuliah di IKIP, di Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab. Ayahnya seorang kiai. Pesantren ayahnya tidak besar, tetapi merupakan salah satu
pesantren tertua di Tasikmalaya.
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)
Perbedaan struktur isi dua kutipan teks cerpen di atas adalah .…
A. Teks 1 komplikasi Teks 2 Resolusi
B. Teks 1 Resolusi Teks 2 kommplikasi
C. Teks 1 orientasi Teks 2 Resolusi
D. Teks 1 komplikasi Teks 2 orientasi
Teks 1
Tinggal di tempat yang kumuh, sempit, sumpek, pemukiman yang sangat padat sudah biasa dalam
kehidupan sehari-hari, sejak aku kecil hingga seusia ini. Bahkan sampai aku menikah, suara-suara
kebisingan, gaduh, sudah jadi makananku. Yang dijejali setiap waktu mendengar kata-kata kotor.
(Dikutip dari cerpen “Segala Ku Makan” karya H. Shobir Poer)
Teks 2
Setelah mendekati aku, sang kaya pun turun dari mobil. Dibukanya pintu mobil sambil kulihat raut
wajahnya yang puas akan penderitaanku. Ketika berjarak satu meter dari aku dan akan mengatakan sesuatu.
Sang kaya pun mulai terhuyung, ia gontai, CO2 yang ia hirup dari mobilnya sendiri membuatnya sekarat.
Sang kaya kejang-kejang yang akhirnya mengembuskan napas terakhir di depanku. Aku tidak menyimak
kata terakhir yang akan disampaikan padaku. Ia mati melotot dan mulut berbuih. Naas, namun seperti inilah
akhir kisahnya.
(Dikutip dari cerpen “Segala Ku Makan” karya H. Shobir Poer)
Perbedaan struktur isi dua kutipan teks cerpen di atas adalah ….
A. Teks 1 komplikasi Teks2 resolusi
B. Teks 1 orientasi Teks2 resolusi
C. Teks 1 komplikasi Teks2 orientasi
D. Teks 1 komplikasi Teks2 orientasi
8. Unsur pembangun cerpen dari dalam, antara lain sebagai berikut, kecuali ….
A. Tema
B. Amanat
C. Penokohan
D. Nilai kehidupan
9. Tadi malam, Hidayat berpikir panjang mengenai hidupnya dan rencana hidupnya. “Tak mungkin aku terus-
terusan begini, tidak menentu. Mesti ada sesuatu yang kukerjakan. Mesti ada sesuatu yang lebih produktif
daripada yang kulakukan sekarang.Tapi apa? Modal tidak ada,” pikirnya. “Dalam keadaan seperti ini, yang
harus kujual ialah jasaku, tenagaku, dan pikiranku.”
Amanat yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Setiap orang pasti memiliki rencana.
B. Kita tidak boleh menyerah pada keadaan.
C. Hidup itu ada kalanya tidak menentu.
D. Setiap orang perlu menjual jasanya, pikirannya, dan tenaganya.
13. Nilai yang berhubungan dengan tingkah laku atau perilaku manusia disebut nilai ….
A. Pendidikan
B. Budaya
C. Agama
D. Moral
15. Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo
itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar
pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. Rasa lelah setelah
seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Gaya bahasa (majas) dalam kutipan cerita di atas adalah ….
A. Personifikasi
B. Metafora
C. Hiperbola
D. Litotes
16. Aku pulang, perasaanku tak karuan. Dan aku tak tertidur. Aku memejamkan mata. Herman ada dalam
kepala. Mengapa aku tak dapat melenyapkan dia dan memandang dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku
memandang dia bercanda dengan gadis lain? Aku merasa sendiri dan terpecil. Sendiri dan terlupakan.
Sendiri dan tak punya arti.
Konflik pada penggalan cerpen tersebut adalah ….
A. Aku dengan Herman
B. Aku dengan temanku
C. Aku dengan gadis lain
D. Aku dengan diri sendiri
17. Struktur yang mengarah pada masalah merupakan struktur cerpen disebut ….
A. Komplikasi
B. Orientasi
C. Evaluasi
D. Koda