Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 1

Nama Anggota:
2 SIS
Syiva Amalia (1210621021)
Pita Rizqi Dwi (1210621029)
Kayla Izza Yalma (1210621062)

2 SIL-1
Agatha Aliya A. (1210621003)
Suci Hanum (1210621023)
Rahmah Yulia (1210621041)
Nur Andini S. (1210621042)

2 SIL-2
Andini Amaylia A. (1210621031)
Nabila Ramadhina (1210621063)
Farrel Taruna (1210621064)

Pengertian Frasa Nominal

Frasa nominal adalah frasa yang didalamnya terdapat nomina yang berfungsi sebagai inti
(unsur pusat). Frasa nominal memiliki distribusi yang sama dengan nomina. Selain memiliki
distribusi yang sama dengan nomina, frasa nominal juga paling sering menduduki fungsi
subjek dan objek sebagaimana halnya nomina.

Hubungan Antara Nomina Inti Dengan Pewatas

Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama (pusat). Pewatasnya berada di depan
atau di belakangnya. Pewatas yang berada di depan nomina biasanya berupa numeralia
dan adverbia. Contoh :

- Ketiga pemain
- Hanya Budi

Sedangkan pewatas yang berada setelah nomina biasanya berupa nomina, adjektiva, verba,
adverbia, numeralia, dan determinan (ini, itu)

Chaer dan Muliastuti (2003 : 45) menyebutkan bahwa kata-kata yang dapat menjadi
pewatas pada frasa nominal adalah kata-kata yang memiliki makna sebagi berikut :

1. Menyatakan banyak atau jumlah seperti kata-kata beberapa banyak, sejumlah,


sedangkan, semua, segenap, dan seluruh. Contoh: beberapa orang, sejumlah mobil,
sebagian penduduk.
2. Menyatakan ingkar, yaitu kata bukan, misalnya frasa bukan buku, bukan kursi.
3. Menyatakan pembatasan, yaitu kata cuma, hanya, dan kecuali. Misalnya frasa cuma
air, hanya nasi, dan kecuali saya.
4. Menyatakan peniadaan, yaitu kata tanpa, misalnya frasa tanpa dia, tanpa tanda
tangan, dan tanpa biaya.

Jika keempat frasa digabung membentuk frasa nominal, maka polanua adalah 1) kata
ingkar, 2) kata pembatas, 3) kata peniadaan, 4) kata menyatakan jumlah. Contoh :

Tidak hanya tanpa satu kaki.

Konstruksi frasa nominal yang terdiri atas inti dan pewatas disebut endosentris subordinatif.

Konstruksi frasa yang tersusun secara koordinatif (endosentris koordinatif) tidak memiliki
unsur pewatas. Kedua nomina merupakan unsur inti. Contoh : Tetangga Pak Budi

Hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan numeralia sebagai pewatas,
serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.

contoh:

sembilan anak : sembilan + anak

pewatas : sembilan (numeralia)

inti : anak (nomina)

makna gramatikal : kuantitas (jumlah)

ketujuh putri : ketujuh + putri

pewatas : ketujuh (numeralia)

inti : putri (nomina)

makna gramatikal : himpunan

setengah kotak: setengah + kotak

pewatas : setengah (numeralia)

inti : kotak (nomina)

makna gramatikal : bagian

Hubungan fungsional antara nomina inti dan nomina dengan pewatasnya, serta
makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.

Pada frasa nominal Bulu Ayam, kata bulu menjadi inti sedangkan kata ayam menjadi
pewatas dan menghasilkan makna gramatikal dari frasa tersebut menjadi asal bahan,
adapun contoh lainnya seperti:
Anak emas kata anak yang menjadi inti, sedangkan kata emas dijadikan sebagai pewatas,
menghasilkan makna sebagai suatu derajat

Pasang badan, pasang menjadi inti dalam frasa nominal berikut dan kata badan menjadi
pewatas yang menghasilkan makna sebagai membela sesuatu

Frasa nominal tinta emas, kata tinta menjadi inti dan kata emas menjadi pewatas, dan
menghasilkan suatu makna yakni mengenai jenis tinta

Batu akik, kata batu menjadi inti dalam frasa tersebut dan kata akik menjadi pewatasnya
sehingga menghasilkan makna jenis batu

Hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan adjektiva sebagai pewatas, serta
makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
contoh :
• lelaki tampan : lelaki (Inti) + tampan (pewatas). Maknanya adalah keadaan.
•pejabat tinggi : pejabat (inti) + tinggi (pewatas). Maknanya adalah derajat.
•jeruk manis : jeruk (inti) + manis (pewatas). Maknanya adalah rasa.
•jilbab persegi : jilba (inti) + persegi (pewatas). Maknanya adalah bentuk.
•celana kuning : celana (inti) + kuning (pewatas). Maknanya adalah warna

Hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan verba sebagai pewatas, serta
makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
Contoh:
FN (Frasa Nomina) + Verba
1. kamar mandi : kamar (inti) + mandi (pewatas), menghasilkan makna tempat
N V
2. motor balap : motor (inti) + balap (pewatas), menghasilkan makna peruntukan
N V
3. juru bicara : juru (inti) + bicara (pewatas), menghasilkan makna yang biasa melakukan
N V
4. kotak makan : kotak (inti) + makan (pewatas), menghasilkan makna peruntukan
N V
5. ayam bakar : ayam (inti) + bakar (pewatas), menghasilkan makna yang di…
N V

2. hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan adverbia sebagai pewatas

hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan adverbia sebagai pewatas depan yaitu
pewatas berada di depan sebelum inti
1. di dapur (pewatas + inti) 》tempat
2. Dari kain 》jenis bahan
3. ke sekolah 》tujuan
4. jumlah kasus 》jumlah
5. beberapa foto 》jumlah
5. hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan adverbia sebagai pewatas
hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan adverbia sebagai pewatas belakang
yakni pewatas berada di belakang atau setelah inti.
1. lem kertas (inti + pewatas) 》jenis
2. kota Jakarta 》tempat
3. lempar dadu 》perbuatan
4. payung hitam 》warna
5. celana panjang 》jenis

Hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan numeralia sebagai pewatas,
serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.

FN: N + Numeralia
1. Anak pertama: anak (inti) + pertama (pewatas), menghasilkan makna tingkat
2.Kuliah kedua: kuliah (inti) + kedua (pewatas), menghasilkan makna tingkat

Hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan determinan (ini/itu) sebagai
pewatas, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.

Contoh::
FN: N + ini/itu
Presiden ini
Inti Pewatas
Dosen itu
Inti Pewatas
Bintang itu
Inti Pewatas

Hubungan fungsional antar unsur pada contoh di atas antara kata Presiden, Dosen, dan
Bintang yang berkategori nomina dan berfungsi sebagai inti. Lalu kata itu dan ini yang
berkategori determinan dan berfungsi sebagai pewatas. Adapun makna gramatikal yang
dihasilkan oleh hubungan tersebut adalah makna penentu atau penunjuk.

Perluasan Frasa Nominal

1. Suatu inti dapat diikuti satu nomina atau lebih, kemudian ditutup dengan salah satu
pronomina persona atau ini/itu. Setiap nomina hanya menerangkan nomina
sebelumnya.

contoh:
Dosen Sosiologi Universitas Indonesia itu

2. Suatu inti dapat diikuti oleh adjektiva, pronomina, kemudian ditutup oleh ini/itu.
Polanya adalah (1)pronomina, (2) adjektiva, (3) pronomina persona, (4) ini/itu.
contoh:
Kemeja
Kemeja baru
Kemeja baru saya
Kemeja baru saya ini

3. Suatu inti dapat diperluas dengan adjektiva , kata yang, pronomina persona, lalu
diakhiri dengan kata ini/itu. Polanya adalah (1) nomina, (2) pronomina persona, (3)
yang, (4) adjektiva, (5) ini/itu.
conoh:
Rumah
Rumah dia
Rumah dia yang
Rumah dia yang baru
Rumah dia yang baru itu

4. Suatu inti dapat diperluas dengan aposisi, yakni frasa nominal yang mempunyai
acuan yang sama dengan nomina inti.
contoh: Imam B. Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia

Dalam hal ini, orang yang dirujuk oleh aposisi sosiolog Universitas Indonesia adalah
Imam B. Prasodjo.

5. Nomina inti dapat diperluas dengan frasa prepoposional. Frasa ini merupakan bagian
dari frasa nominal karena nomina inti tersebut bukan bentuk definit (bentuk pasti).
contoh:
Dokter
Dokter di Indonesia
*di Indonesia dokter

Masinis di kereta
*di kereta masinis

Apabila nomina dokter diikuti determinan ini/itu, maka frasa preposisi menjadi bagian
dari klausa yang menduduki fungsi predikat.
dokter itu (S) di Indonesia (P)

Anda mungkin juga menyukai