Tugas Pelatihan Kader
Tugas Pelatihan Kader
Pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak di masyarakat telah dilaksanakan di Indonesia.
Dalam lima tahun terakhir program UPGK telah diintegrasikan dalam kegiatan Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu mempunyai peran penting sebagai salah satu
kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak.
Posyandu ini merpakan anak penggerak dari pusat puskesmas ini berada di dalam Jalan
Wijaya III Blok F Kompleks Taman Duta Mas tidak jauh dari Taman Duta Mas Sport Club
dan Pos Polisi Taman Duta Mas. Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan semula
merupakan pemekaran dari Puskesmas Kecamatan Palmerah yang berdiri sejak 1 Januari
1990 sampai dengan bulan Februari 2005 berlokasi di jalan Wijaya VIII Komplek Taman
Duta Mas, Kelurahan Wijaya Kusuma. Mulai bulan Maret 2005 Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan menempati gedung baru di jalan Wijaya III Komplek Taman Duta Mas.
Dengan luas tanah 3.000 m2 dan luas bangunan 2.500 m2 terdiri dari 4 lantai yang
dilengkapi dengan lift serta tangga. Disekitar lingkungan sini suasana gotong-royong masih
lekat di antara warga. Setiap RT dan RW di wilayah tersebut selalu mengadakan pertemuan
rutin bulanan untuk membahas segala sesuatu yang terjadi dan dikembangkan di wilayah
masing-masing. Posyandu menjadi salah satu program rutin yang dilaksanakan di Wijaya
Kusuma, cempaka 1, Kusuma, melati dllnya. . Jumlah pengurus kader sekitar 6 orang
ditambah dengan 1 kader tiap RT sehingga total jumlah kader sepuskesmas sekitar 25-30
orang. Jumlah penduduk miskin di kedua Dukuh tersebut cukup banyak, sehingga keberadaan
posyandu sangat membantu mereka dalam pemantauan kesehatan balita. Sayangnya fasilitas
peralatan posyandu masih minimal dan proses pencataan hasil pemantauan kesehatan masih
sangat manual.
Sehingga pihak puskesmas tidak cepat mengakses dan memberikan respon bila ada masalah
kesehatan terhadap ibu dan balita. Disamping itu tingkat pengetahuan kader tidak ada yang
memiliki latar belakang pendidikan kesehatan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan program
kegiatan posyandu masih sangat perlu untuk pembinaan. Hal ini sangat kontras dengan
padukuhan lain di Caturtunggal antara lain Padukuhan Karangmalang yang sudah jauh lebih
maju dalam penyelenggaraan sistem di padukuhan termasuk kegiatan posyandunya.
Pelaksanaan posyandu juga masih mengalami beberapa kendala antara lain kemampuan kader
yang masih kurang dalam kegiatan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita,
kemampuan kader yang kurang dalam menginterpretasikan hasil pengukuran status gizi dan
peran masyarakat yang kurang sehingga berimbas pada cakupan balita yang ditimbang
kurang dari target yang ditetapkan.
Prioritas masalah yang disepakati akan diselesaikan yaitu meningkatnya cakupan remaja putri
yang mendapat tablet tambah darah D/S serta meningkatnya kemampuan kader dalam teknik
serta metode dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
D. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Personal
1. Puskesmas
2. Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Saepudin, 2017).
3. Antropometri
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri merupakan satu
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapandari data tersebut untuk penanganan masalah desain
(purnomo, 2013).
Video penyuluhan adalah media audio-visual yang digunakan untuk memberikan pendidikan
kepada masyarakat luas. Video digunakan sebagai media penyuluhan karena dapat
memberikan pesan yang dapat diterima secara merata, lebih realistis, dapat diulang-ulang dan
dihentikan sesuai kebutuhan dapat memengaruhi sikap yang menonton, serta sangat bagus
untuk menerangkan proses. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media
video atau audio-visual memiliki keberhasilan yang lebih tinggi (Mawan, 2017).
BAB 3
A. METODE
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, peneliti tidak mempunyai keleluasaan
untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai sebagai dasar untuk
menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan control. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah “One Groups Pretest-Posttest Design”, yaitu desain penelitian
yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan
demikian dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan diadakan
sebelum diberi perlakuan.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan pengaruh terhadap pengetahuan
kader – kader sebelum kami paparkan materi dan sesudahnya. Melalui penelitian eksperimen
ini, peneliti ingin mengetahui bahwa penggunaan pelatihan shuttle run dan zig-zag run dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan dribbling siswa dalam bermain sepakbola.
Rumus Pre Experiment One Group Pre test-Post test Design Keterangan :
alam pelaksanaan eksperimen menggunakan desain sampel tunggal ini dilakukan dengan
memberikan tes kepada sampel yang belum diberi perlakuan disebut pre test (O1) untuk
mendapatkan waktu dalam keterampilan dribbling menggunakan soccer dribble tes
.
BAB 4
Hasil :
HARI PERTAMA
Keterangan :yang menjawab 102 ada beberapa nilai yang kurang baik.
BAB 5
Saran : penyuluhan harus lebih berkreasi lagi.