Anda di halaman 1dari 9

EKSISTENSI MALAIKAT DALAM

KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

TAFSIR AYAT-AYAT MALAIKAT; EKSISTENSI MALAIKAT DALAM


KEHIDUPAN MANUSIA, Q.S. AR-RÁD AYAT 11 DAN AL-INFITHAR
AYAT 10,11 DAN 12 MENURUT IMAM AL-QURTHUBI DAN IMAM IBNU
KATSIR

Yuliana Sari1, Fauziyah Fathul Jannah2, Akmalul Fikri3

UIN Raden Mas Said Surakarta123

ys737731@gmail.com 1, fauziyahffj@gmail.com 2, aulfikri1710@gmail.com 3

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang malaikat dan hubungannya dengan manusia


di dalam Al-Qur’an yang di ambil dari Q.S. al-Ra’d ayat 11 dan Q.S. Al-Infithar
ayat 10, 11 dan 12 yang berkaitan dengan kehendak manusia dan kehendak Tuhan,

Dalam artikel ini yang menjadi sumber penelitian penulis ada dua sumber,
yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu Kitabullah kitab
tafsir dari kedua mufasir versi terjemah yang dijadikan sumber kepenulisan, dan
sumber sekunder adalah buku-buku, jurnal, skripsi, tesis dan tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan tema penelitian.

Tujuan artikel ini adalah, untuk mengetahui bagaimana malaikat dan


hubungannya dengan manusia di dalam Al-Qur’an yang di ambil dari Q.S. al-Ra’d
ayat 11 dan Q.S. Al-Infithar ayat 10, 11 dan 12 yang berkaitan dengan kehendak
manusia dan kehendak Tuhan, Sedangkan metode yang digunakan yang penulis
gunakan dalam penulisan ini adalah metode maudhu’i atau tematik, yaitu
menjabarkan maksud mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkenaan dengan
tema-tema yang lain.

Selanjutnya hasil yang dapat penulis simpulkan dari penulisan ini adalah
bahwa dalam melakukan penafsiran, kedua mufasir tersebut sama-sama
menggunakan metode tahlili. Metode yang mereka gunakan yaitu sama-sama

1
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

menelaah dari segala aspeknya. Namun dalam corak tafsir terlihat perbedaann
dalam tafsirnya. Imam al-qurthubi lebih kepada corak bi al ma’tsur dan bi al-Ra’yi
dimana beliau banyak memasukkan aat-ayat hadits dan banyak memasukkan pula
pendapat atau ijtihad pribadinya dalam tafsirnya, sedangkan Ibnu Kaṡīr lebih
kepada corak bi al-Ma’tsur dimana mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an
lebih banyak menafsirkan ayat dengan ayat Al-Qur’an, hadis, ataupun perkataan
ulama-ulama terdahulu.

Kata kunci: Manusia, Ibnu Katṡīr dan Al-qurthubi.

PENDAHULUAN

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala menciptakan makhluknya tidaklah ada


keraguannya. Segala hal diciptakan dengan kadarnya masing-masing, mulai dari
panca indera, tempat tinggal atau bahkan dalam hal penciptaan bentuknya. Makhluk
diciptakan dalam berbentuk yang berbeda-beda mulai dari yang bisa dilihat dengan
mata maupun yang tidak bisa dilihat oleh mata.

Makhluk yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia bisa dikatakan juga
sebagai makhluk ghaib, dimana mereka hanya bisa dilihat oleh Allah maupun
makhluk Allah yang diberi kelebihan tersendiri untuk bisa melihatnya. Tak jarang,
apabila mereka selalu dikaitkan dengan hal-hal yang berbau supranatural atau
mistis.

Agama Islam sendiri sudah mengatur sedemikan rupa untuk kita meyakini
dan mempercayai dengan sepenuh hati mengenai keberadaan makhluk ghaib.
Walaupun dunia yang ditempati berbeda, namun sebenarnya dalam hal
penciptaannya adalah sama diciptakan oleh Allah untuk menjalankan kehidupan
dunia dan akhirat.

Kepercayaan terhadap makhluk ghaib sebetulnya sudah ada sejak manusia


lahir di dunia, dan nenek moyang mereka meninggalkan beberapa peninggalan
budaya pada masa lalu untuk diperkenalkan kepada anak cucunya kelak. Istilah

2
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

yang diambil adalah seperti animisme yang merupakan salah satu dari agama-
agama primitif yang meyakini adanya roh atau makhluk metafisik.

Kepercayaan terhadap makhluk ghaib di dalam Islam sudah dijelaskan


secara terperinci yang tertera di dalam Al-Qur’an. Banyak surah Al-Qur’an yang
membicarakan hal tersebut dan juga dijelaskan bahwa orang yang beriman kepada
malaikat termasuk ciri orang yang beriman.

Menurut Kenneth W. Morgan mengatakan bahwa salah satu rukun Iman


yang wajib kita imani adalah meyakini Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan percaya
kepada makhluk-makhluk yang tidak dapat oleh mata yaitu malaikat.1 Malaikat
sendiri merupakan salah satu tema yang dibahas dalam ilmu aqidah umat muslim.
Hal tersebut disebabkan karena malaikat memiliki keunikan tersendiri yang
terkadang masih ada kejanggalan dalam hal penciptaannya, tugasnya ataupun
segala hal yang berkaitan dengan malaikat.

Dalam hal menuntaskan permaslahan tersebut sudah sepantasnya


diperlukan sebuah penafsiran untuk kita mengtahui bagaimana malaikat itu sendiri.
Cara yang bisa ditempuh adalah melalui tafsir tematik (maudhu’i) yang dimana
nantinya hasil dari penafsiran tersebut dengan mengumpulkan segala ayat Al-
Qur’an yang berkaitan dengan malaikat kemudian baru kita ambil tema dari ayat
tersebut.

SURAT AR-RA’D AYAT 11

1. Ayat dan Terjemah

ُ‫ُو ِّم ْنُخ َْل ِّف ُِّهۦُ َيحْ فَظونَهُۥُ ِّم ْنُأ َ ْم ِّرُاللَّ ِّهُُۗ ِّإ َّنُاللَّهَ ََُلُيغ َِّيرُ َماُ ِّبقَ ْو ٍمُ َحتّٰىُيغ َِّيرواُ َما‬ ِّ ٌ‫لَهُۥُم َع ِّق ٰبت‬
َ ‫ُم ۢنُ َبي ِّْنُ َيدَ ْي ِّه‬
َ ‫نُدونِّ ُِّهۦُ ِّم ْن‬
ُ‫ُوا ٍل‬ ُْ ‫ُم‬ َ ُۚ‫ُۗوإِّذَآُأ َ َرادَُاللَّهُبِّقَ ْو ٍمُس ٓو ًءاُفَ ََلُ َم َردَُّلَهُۥ‬
ِّ ‫ُو َماُلَه ْم‬ َ ُ‫بِّأ َ ْنف ِّس ِّه ْم‬

1
Fauzi, Mahfud. 2018. Malaikat Dalam Perspektif Tafsir Al-Sufi (Studi Atas Penafsiran Imam al-Qusyairi Dalam
Tafsir Lata’if al-Isyarat). Jurnal Reflektika, 13 (02). Hal 183

3
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,


di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah2.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan3 yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

2. Mufrodat Lughowiyah
ٌُ‫معَ ِّق ٰبت‬ : mengikuti
ُ‫يغَيِّر‬ : merubah
َ‫أَ َرا ُد‬ : menginginkan

3. Penafsiran

Menurut Imam Ibnu katsir Para ulama menjelaskan bahwa malaikat yang
bertugas menjaga badan manusia ini akan menjaganya selama berada dalam
ketentuan yang dikehendaki Allah, dan apabila didalam catatannya tercatat bahwa
dia akan tertimpa musibah atau kecelakaan maka malaikat tersebut akan
membiarkannya.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,


di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." Yakni setiap
hamba memiliki malaikat yang bergantian menjaganya, ada yang menjaga di malam
hari, dan ada juga yang menjaganya di siang hari, mereka menjaganya dari segala
bentuk keburukan dan kejahatan, sebagaimana malaikat lain yang bergantian
menjaganya untuk mencatat amal baik atau buruknya, ada malaikat malam dan ada
pula malaikat siang,

2
Catatan kaki Al-Qurán; bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan
ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan- amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat
yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah
3
Catatan kaki Al-Qurán; Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak nerobah sebab-sebab
kemunduran mereka.

4
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

Terdapat dua malaikat di sebelah kanan dan kirinya yang bertugas mencatat
amal perbuatannya, malaikat yang berada di sebelah kanan bertugas mencatat amal
kebaikan, dan malaikat yang berada di sebelah kiri bertugas mencatat amal
keburukan. Masih ada dua malaikat yang menjaganya, satu di depan dan satu lagi
di belakang. Sehingga hamba tersebut di siang hari dijaga oleh empat malaikat, dan
empat lagi di malam hari yang saling bergantitan menjagadan mencatat amalnya.4
Sebagian ulama tafsir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka
menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Asy'ats dari Jahm dari Ibrahim, dia
berkata, "Allah telah menurunkan wahyu kepada setiap Nabi diantara Nabi-nabi
dari kalangan Bani meriwayatkan dari Assy'ats dari Jahm dari Ibrahim, dia berkata.
"Allah telah menurunkan wahyu kepada setiap Nabi diantara Nabi-Nabi dari
kalangan Bani Israil berupa, Katakanlah keapada kaummu, bahwa tidaklah
penduduk desa atau penghuni rumahyang taat kepada perintah Allah kemudian
berubabah menjadi bermaksiat kepada- Nya maka Allah akan merubah kesenangan
mereka menjadi apa yang mereka benci," Kemudia dia berkata, "Hal itu dibenarkan
oleh firman Allah:

‫إلىُاللهَُلُيغيرُماُبقومُحتىُيغيرواُماُبأنفسهم‬

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka


merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." Hal ini juga disebutkan oleh
hadits marfu5

SURAT AL-INFIHAR AYAT 10,11,12

1. Ayat dan Terjemah


َُ‫َوإِّ َّنُ َعلَيْك ْمُلَحٰ ِّف ِّظين‬

4
Ibnu Kasir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim, Terj jilid 5, (Jakarta: Insan Kamil Solo, 2019), h. 654.
5
Ibnu Kaṡīr, Tafsir al-Qur‟an al-Azhim, h. 654.

5
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi


(pekerjaanmu),

ٰ ‫ِّك َرا ًم‬


َُ‫اُكُِّتبِّين‬
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

َُ‫َي ْعلَمونَ ُ َماُتَ ْف َعلون‬


mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Mufrodat Lughowiyah
َُ‫لَ ٰح ِّف ِّظين‬ : betul-betul menjaga (mengawasi)
َُ‫ٰكتُِّ ِّبين‬ : para pencatat
َُ‫َي ْعلَمون‬ : mereka mengetahui
َُ‫تَ ْفعَلون‬ : yang mereka kerjakan

3. Penafsiran

Dalam kitab tafsir Al-Qurthubi karya Syaikh Imam, firman Allah dalam
kalimat َُ‫“ َو ِّإ َّن ُ َعلَيْك ْم ُلَ َحافِّ ِّظين‬Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi”
yaitu para pengawas dari golongan malaikat. ‫“ ِّك َرا ًما‬Yang mulia” artinya disisiku,
seperti apa yang dikatakan dalam firman Allah ‫“ ِّك َرامٍ بَ َر ٍُة‬Yang mulia lagi berbakti.”
(QS. ‘Abasa: 16).

Dari tiga potong ayat diatas terdapat tiga poin penting sebagai berikut:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Muliakanlah malaikat


para pencatat (amal) yang tidak pernah meninggalkan kalian kecuali dalam dua hal,
membuang kotoran dan ijma’(bersetubuh), maka jika salah satu diantara kalian
mandi hendaklah ia bertabir dengan tabir dindng atau dengan yang lainnya, ataupun
ditutupi oleh saudaranya.

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa beliau


berkata: “malaikat senantiasa berpaling dari seorang hamba jika ia membuka aurat,”

6
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

diriwayatkan pula, “Sesungguhnya seorang hamba jika masuk ke kamar mandi


tanpa kain penutup badan, ia dilaknat oleh kedua malaikat pencatat amalnya.”

Para ulama berbeda pendapat apakah orang-orang kafir mempunyai


malaikat pengawas atau tidak? Sebagian mereka berpendapat, tidak karena urusan
mereka sudah jelas, perbuatan mereka pun satu Allah Subhanallahu Wa Ta’ala
berfirman,

ِّ ‫ي ْع َرفُٱ ْلمجْ ِّرمونَُُ ِّبسِّي ٰ َمه ْمُفَيؤْ خَذُُِّبٱلنَّ ٰ َو‬


ُ‫صىُ َُوٱ ْْل َ ْقدَ ِّام‬

“Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya” (QS. Ar-


Rahman (55):41

Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa mereka memiliki malaikat
pengawas seperti dalam firman-Nya ُ‫ي ُ ِّك ٰتبَهٗ ُبِّ ِّش َما ِّله‬
َ ِّ‫“ َوا َ َّما ُ َم ْن ُا ْوت‬Adapun orang-orang
yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya.” (QS. Al-Haqqah:25)

Dari berbagai firmannya tersebut Allah mengabarkan bahwa orang-orang


kafir memiliki malaikat pencatat amal, juga malaikat pengawas. Jadi, jika ada yang
mengatakan bahwa untuk apa malaikat berada di sebelah kanannya mencatat
sedangkan tidak ada satu pun kebaikan dari diri orang kafir, maka jawabannya:
malaikat yang berada di sebelah kirinya mencatat dengan seizin malaikat yang
berada di sebelah kanan, dan dia menjadi saksi atas perbuatan yang dilakukan orang
kafir itu walaupun dia tidak mencatat.

Sufyan pernah ditanya mengenai bagaimana malaikat mengetahui bahwa


seorang hamba berniat akan melakukan kebaikan ataupun keburukan?. Ia
menjawab: jika seorang hamba berniat melakukan kebaikan, malaikat-malaikat
pencatat mencium wangi minyak kasturi yang keluar dari tubuhnya, jika dia berniat
akan mengerjakan keburukan mereka mencium bau busuk yang keluar dari
tubuhnya. Dalam surah Qaaf ayat 18 ٌ‫ُم ْنك ْم ُخَا ِّف َي ُة‬
ِّ ‫ “ َي ْو َم ِٕى ٍذ ُت ْع َرض ْونَ ََُل ُت َْخ ٰفى‬Tiada suatu
ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir”.

7
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

KESIMPULAN

Berangkat dari uraian yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan


bahwa dunia para malaikat adalah dunia dimana mereka menanti datangnya
perintah dari Sang Khaliq sebagai penciptanya. Malaikat tidak akan mengurangi
tidak pula menambahi dengan apa yang diperintahkan Nya.

Esensi malaikat adalah nur, meskipun mereka tetap menjadi satu ciptaan
yang memiliki fungsi dan tugas sebagai perantara Allah dalam hal takwiniyah.
Fungsi tersebut pada hakikatnya yang memunculkan alam semesta.

Keimanan terhadapnya menurut Thabathaba’i sebagai bentuk daripada


sikap eksistensi bagi manusia yang bersifat efaluatif terhadap hal hal yang tidak di
benarkan oleh agama. Hanya Allah yang tahu bagimana mereka berbentuk dan
orang-orang yang memiliki ilmu hikmah.

Mereka satu makhluk yang wajib diimani meskipun hal tersebut


bertentangan dengan akal, karena mereka bukan termasuk hal-hal yang masuk
dalam wilayah akal, tetapi merka masuk dalam wilayah hati, untuk menjadi satu
keimanan yang utuh. Mengimani bentuk malaikat bukanlah termasuk hal yang
wajib, tetapi mengimani adanya mereka adalah satu keharusan.

Imam Ibnu Ktasir meneragkan, bagi manusia ada malaikat-malaikat yang


selalu mengikutinya bergiliran, di depan dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Yakni setiap hamba memiliki malaikat yang bergantian
menjaganya, ada yang menjaga di malam.

Imam Al-qurthubi menegaskan bahwa; bagi manusia ada yang mengawasi,


yaitu para pengawas dari golongan malaikat. Malaikat yang berada di sebelah
kirinya mencatat dengan seizin malaikat yang berada di sebelah kanan, dan dia
menjadi saksi atas perbuatan yang dilakukan orang kafir itu walaupun dia (orang
kafir) tidak mencatat.

8
EKSISTENSI MALAIKAT DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA – JURNAL 2023

DAFTAR PUSTAKA

Al Qurthubi, Syaikh Imam. (2009). Tafsir Al Qurthubi. Rosyadi, Dudi dan


Faturrahman. Pustaka Azzam: Jakarta

Fauzi, Mahfud. 2018. Malaikat Dalam Perspektif Tafsir Al-Sufi (Studi Atas
Penafsiran Imam al-Qusyairi Dalam Tafsir Lata’if al-Isyarat). Jurnal Reflektika, 13
(02)

Hadi, Mochtar, Nilai pendidkan Akhlak Dalam Surat Ar-Ra'd (Kajian Tafsir
Ibnu Katsir), Skripsi UMM, th. 2018

Katsir, ibnu, Ibnu Kasir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim, Terjemah jilid 5

Rahman, Khairur, Studi komparatif Tafsir Taqdir Fakhruddin Al-Razi dan


Ibnu Katsir, Skripsi UIN Jakarta, th. 2020

Anda mungkin juga menyukai