Anda di halaman 1dari 4

Ini nih Aturan Pemakaian Obat yang benar!

Obat adalah racun dalam dosis yang tepat. Banyak orang berpendapat demikian, padahal racun
itu sendiri berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, cara memperlakukan obat pun tidak boleh
sembarangan karena dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi tubuh, atau bahkan obat
tidak berefek sama sekali karena penggunaan yang tidak benar. Namun, sayangnya di
masyarakat masih banyak orang yang menyepelekan cara penggunaan obat yang baik dan benar
dengan alasan yang beragam. 

Dalam penggunaannya, masing-masing obat memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga cara
mengonsumsinya pun berbeda antara satu obat dengan obat yang lain. Beberapa aturan
penggunaan obat yang umum adalah:

1. Sebelum makan
Masih banyak orang yang salah kaprah dalam memaknai aturan ini. Diantara mereka kebanyakan
memaknai aturan ini dengan meminum obat sebelum mengisi lambungnya dengan makanan.
Padahal yang dimaksud sebelum makan itu adalah mengonsumsi obat pada saat lambung dalam
keadaan kosong, yaitu sekitar 1 - 2 jam sebelum makan. Tujuan dari aturan ini adalah karena ada
beberapa obat-obatan yang penyerapannya dilakukan pada saat lambung dalam keadaan kosong.
Bisa jadi pada saat obat tersebut bertemu dengan makanan di lambung akan terjadi interaksi,
sehingga dapat memengaruhi nasib obat tersebut dalam tubuh. Yang berbahaya adalah jika
interaksi antara makanan dan obat tersebut menimbulkan efek toksik. Sebaiknya, sebelum
meminum obat bertanyalah dahulu kepada dokter atau apoteker.

2. Sesudah makan
Bertentangan dengan aturan pakai sebelum makan, obat-obatan dengan aturan pakai sesudah
makan harus diminum pada saat lambung terisi makanan, karena bisa saja obat mengalami
interaksi yang menghasilkan efek berbahaya bagi tubuh. Contoh obat yang harus diminum
sesudah makan adalah obat-obatan yang bersifat asam seperti asam mefenamat, dll. Vitamin C
sebaiknya juga dikonsumsi pada saat lambung sudah terisi makanan, karena vitamin C bersifat
asam, sehingga jika dikonsumsi sebelum makan dapat menimbulkan efek perih pada lambung
karena vitamin C dapat meningkatkan asam lambung. Mengonsumsi obat sesudah makan tidak
boleh lebih dari 2 jam setelah makanan terakhir masuk ke lambung, karena setelah waktu
tersebut lambung sudah dalam keadaan kosong, sehingga sama saja dengan sebelum makan. Hal
ini perlu diperhatikan mengingat masih banyak orang yang menyepelekannya.

3. Minum obat dengan susu, bolehkah?


Obat tidak boleh diminum bersama dengan susu. Pernyataan ini seperti sudah melekat erat di
masyarakat. Kami akan mencoba meluruskan pernyataan tersebut. Sebenarnya tidak semua obat
tidak boleh diminum bersama susu. Obat-obatan yang sudah pasti dilarang dikonsumsi
bersamaan dengan susu adalah antibiotik seperti tetrasiklin, siprofloksasin, levofloksasin, dll.
Mengapa dilarang? Susu adalah minuman yang mengandung mineral Kalsium. Jika diminum
bersamaan dengan antibiotik, maka dapat membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh
tubuh, sehingga mengurangi efek antibiotik tersebut. Tidak hanya susu, namun juga suplemen
yang mengandung Kalsium.

4. Minum obat dengan teh, boleh?


Nah, kali ini memang sebaiknya dihindari. Kenapa? Padahal banyak orang yang suka meminum
obat dengan bantuan teh, karena dapat mengurangi rasa obat yang pahit di dalam mulut. Teh
mengandung senyawa tanin yang memiliki efek mengurangi penyerapan di usus. Sebagian besar
obat, setelah masuk ke dalam tubuh akan diserap di dalam usus halus. Sehingga jika seseorang
mengonsumsi obat dengan teh dapat mengurangi penyerapan obat, pada akhirnya efek obat akan
berkurang atau hilang. Cukup jelas bukan?

Pada dasarnya masing-masing obat memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang


menyebabkan perlakuan masing-masing obat juga berbeda. Demi keamanan dan pencapaian efek
terapi yang sesuai dengan harapan, maka dalam mengonsumsi obat harus mengikuti setiap
peraturan yang ada. Jika bingung, sebaiknya tanyalah kepada dokter atau apoteker yang lebih
mengerti tentang pengobatan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan obat. Salam
sehat! Semoga bermanfaat! ^^

Tepat Minum Obat


Sakit nggak akan sembuh kalau nggak diobati kan? Tapi minum obat juga ada aturannya.
Nah, aturan itu dibuat supaya kerja obat dalam tubuh kita bisa maksimal. Yuk kita cek,
sudah benar atau belum cara minum obat kita.
 Cek Label

Baca baik-baik label obatnya, terutama kalau kita membeli obat bebas yang nggak memerlukan
resep dokter.  Lihat tanggal kadaluarsa dan perhatikan isi obat tersebut. Yang paling penting
juga, jangan sampai obat tersebut mengandung zat yang bisa memicu alergi buat kita. 

 Dosis Pas

Minum obat sesuai dosis yang dianjurkan.  Soalnya, menurut Patrick J. McDonnel, dosen di
Temple University of Pharmacy di Philadelphia, sebagian besar obat memiliki efek samping
yang nggak bagus kalau diminum berlebihan. Jadi, kalau dosisnya satu tablet,  jangan ditambah
jadi dua atau tiga, ya.
 Tepat Waktu

Setiap obat diminum dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang satu kali sehari, ada juga yang
tiga kali sehari. Kalau kita harus minum obat tiga kali sehari, berarti menghitungnya adalah 24
jam dibagi tiga. Itu berarti kita harus minum obat tersebut setiap 8 jam. Jeda waktu ini
dimaksudkan untuk memberikan waktu yang cukup lama untuk obat itu bekerja di tubuh
sebelum dibuang lagi melalui keringat, urin, atau feces.
 Sesudah atau Sebelum Makan?

  Sebagian besar obat memang paling baik diminum sesudah makan. Soalnya, pada saat itu
lambung kita sudah selesai menyerap makanan sehingga proses penyerapan obat pun nggak
terganggu. Tapi, ada beberapa obat yang memang lebih baik dikonsumsi sebelum makan. Jadi,
sebaiknya kita mengikuti saja petunjuk dari dokter.
 Habiskan Antibiotik
Resep antibiotik dari dokter harus dihabiskan meskipun kita merasa sudah membaik. Soalnya,
dokter sudah memberi takaran obat untuk waktu tertentu sehingga kuman penyakit tersebut akan
mati. Kalau obat nggak dihabiskan, kita membuka peluang buat si kuman penyakit balik lagi ke
tubuh kita karena nggak ditumpas sampai habis.
 Air Putih Saja

Obat memang paling baik diminum dengan air putih. Minum obat dengan teh bisa menghambat
penyerapan obat dalam tubuh. Sedangkan kalau diminum dengan susu, bisa menimbulkan reaksi
tertentu yang juga bikin khasiat obat jadi hilang.
 Jangan Dicampur

 Jangan mencampur obat yang satu dengan yang lain. Soalnya, kita nggak tahu efek yang
mungkin ditimbulkan dari kedua obat tersebut. Untuk menghindari kesalahan, lebih baik
bertanya ke dokter atau apoteker.

Anda mungkin juga menyukai