Anda di halaman 1dari 8

Namun, ada beberapa gejala khusus lain yang menunjukkan bahwa diare yang disebabkan oleh

alergi makanan, yaitu:

1.Alergi makanan dapat memberikan gejala-gejala lainAlergi makanan dapat memberikan gejala-
gejala penyerta lain seperti ruam, kemerahan dan gatal di kulit, pembengkakan di sekitar mata dan
bibir, sesak nafas, kesulitan menelan, atau bahkan penurunan tekanan darah yang berbahaya.Ini
terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang memberikan reaksi abnormal terhadap makanan yang
dianggap sebagai alergen. Sehingga, reaksi ini dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh, bukan
hanya pencernaan.

Umumnya, alergi makanan muncul secara cepatAlergi makanan umumnya muncul secara cepat.
Konsumsi dalam jumlah kecil saja dapat memicu munculnya reaksi alergi. Sebaliknya, gejala
intoleransi muncul secara bertahap dan terjadi setelah konsumsi dalam jumlah lebih besar.Infeksi
juga

2. umumnya membutuhkan masa inkubasi sebelum munculnya gejala diare.

3.Alergi makanan muncul karena konsumsi makanan tertentuAlergi makanan akan menimbulkan
gejala setelah konsumsi makanan tertentu, yang merupakan alergen bagi anak. Sementara itu, diare
karena infeksi tidak hanya dipicu oleh satu jenis makanan tertentu.

Alergi makanan dapat menimbulkan berbagai gejala, salah satunya yaitu diare. Penyebab lain dari
diare yakni intoleransi makanan dan infeksi. Hal yang membedakan adalah, pada alergi makanan,
reaksi terjadi secara cepat dan mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Mengetahui penyebab diare
penting untuk menentukan penanganan yang perlu diberikan untuk anak.

Perlu dicatat, untuk anak usia 1-5 tahun disarankan untuk meminum oralit sebanyak 3 gelas pada 3
jam pertama, lalu 1 gelas setiap diare.

Sementara untuk anak usia 5-12 tahun, pemberian dosis oralit bisa ditingkatkan ke 6 gelas pada 3
jam pertama, dan 1,5 gelas setelah diare.

Terakhir, untuk anak-anak usia 12 tahun ke atas, bisa diberikan 12 gelas pada 3 jam pertama,
selanjutnya 2 gelas setiap diare.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, sejumlah penelitian memperlihatkan sebagian
besar anak dengan diare dapat sembuh hanya dengan pemberian larutan oralit, tanpa bantuan obat
lain.
Sementara itu, orang tua disarankan untuk berhati-hati saat memberikan oralit pada bayi di bawah 1
tahun. Bayi yang mengalami diare sebaiknya mendapatkan pemeriksaan dokter demi mendapatkan
penanganan yang tepat dan sebisa mungkin tak sembarangan diberikan obat.

Bila bayi memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi, orang tua disarankan untuk memberikan asupan
ASI yang lebih agar bayi tidak kekurangan cairan.

Dosis oralit yang aman untuk bayi adalah 30-90 ml setiap jam. Dosis ini khusus diberikan untuk bayi
di bawah 6 bulan. Bila bayi kesulitan menelan larutan oralit, maka berikan 1 sdm larutan untuk
setiap 5 menit. Berikan terus larutan oralit selama 4-24 jam sampai diare berkurang.

Fungsi & Penggunaan

Untuk apa oralit digunakan?

Oralit adalah obat untuk menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat
dehidrasi. Dehidrasi umum disebabkan oleh diare, muntah terus-menerus, aktivitas fisik yang
berlebihan, maupun kondisi lain yang tidak disebutkan.

Larutan ini terbuat dari campuran garam, gula, dan air. Oralit mengandung senyawa natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (CaCl2), glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat.

Selain untuk mengatasi dehidrasi, larutan ini juga dapat dikonsumsi untuk mencegah tubuh
kehilangan cairan. Oralit juga sering disebut rehidrasi oral.

Obat ini akan mengembalikan kadar cairan tubuh dalam 8-12 jam setelah dikonsumsi.

Bagaimana aturan pakai oralit?

Oralit tersedia dalam bentuk obat serbuk yang harus dilarutkan dengan air atau dalam bentuk cairan
siap minum. Larutan oralit dapat diminum dengan atau tanpa makan sebelumnya.

Orang dewasa bisa minum obat ini sesuai dosis seperti minum air biasanya. Namun untuk bayi atau
anak yang masih kecil, orangtua perlu menyendokkan obat dengan sendok ke mulut anak.
Selain itu, anak juga tetap perlu untuk minum air putih supaya ia tidak merasa haus dan asupan
cairan terpenuhi lebih cepat.

Bagaimana cara menyimpan oralit?

Cara terbaik untuk menyimpan oralit adalah disimpan pada ruangan yang bersuhu antara 15 hingga
30° celcius. Setelah kemasan dibuka, obat harus digunakan dalam waktu 48 jam.

Jangan menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari langsung atau tempat yang terlalu
lembap, seperti kamar mandi. Anda juga tidak boleh membekukan obat di dalam lemari es.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua merek obat punya aturan penyimpanan yang sama. Oleh
karena itu, selalu perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada
apoteker Anda. Selain itu, jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan
peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan
lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana
cara aman membuang produk Anda.

Dosis

Berapa dosis oralit untuk dewasa?

Dosis larutan oralit untuk orang dewasa yang dehidrasi adalah:

Dehidrasi ringan: 50 ml cairan per kg berat badan yang diminum dalam 4-6 jam sekali.

Dehidrasi sedang: 100 ml cairan per kg berat badan yang diminum dalam 4-6 jam sekali.

Dosis larutan oralit pada orang dewasa untuk memenuhi keseimbangan cairan adalah:

Diare ringan: 100-200 ml cairan per kg berat badan dalam satu hari.

Diare kronis: 15 ml cairan per kg berat badan setiap jam hingga diare berhenti.

Dosis maksimal pemberian larutan Oralit untuk orang dewasa adalah 100 mL per jam.
Berapa dosis oralit untuk anak-anak?

Dosis larutan oralit untuk anak yang mengalami dehidrasi adalah:

Usia < 2 tahun: 15 ml per kg berat badan dalam satu hari sekali.

Usia 2-10 tahun: 50 ml per kg berat badan dalam 4-6 jam pertama. Kemudian 100 ml per kg berat
badan pada 18-24 jam setelahnya.

Sejauh ini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai pemberian obat untuk mengembalikan
elektrolit tubuh pada bayi prematur. Oleh karena itu, konsultasikan lebih dahulu pada dokter
sebelum memberikan obat agar lebih aman.

Dalam dosis dan sediaan apa oralit tersedia?

Obat ini tersedia dalam bentuk cairan yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Dalam satu
bungkus terdapat 200 ml obat dan harus dilarutkan dalam 200 ml air.

Larutan juga bisa dibuat sendiri di rumah dengan mencampurkan dua sendok teh gula dan setengah
sendok teh garam dapur ke dalam satu gelas air matang.

Efek Samping

Apa efek samping oralit yang mungkin terjadi?

Larutan ini jarang menimbulkan efek samping karena tergolong aman dikonsumsi.

Jika ada, efek samping yang mungkin terjadi adalah:

Perut kembung akibat terlalu banyak cairan yang masuk

Kadar natrium tinggi dalam darah (hipernatrium) yang menyebabkan otot kejang, detak jantung
lebih cepat, kaki bengkak, dan hipertensi.

Mata bengkak

Pada beberapa kasus, pemberian obat bisa menyebabkan perut mual dan muntah ringan. Namun,
obat tetap harus diberikan guna mengembalikan cairan tubuh yang hilang.

Jika menunjukkan tanda dan gejala di atas, pemberian larutan obat harus dihentikan.
Ada kemungkinan gejala lain yang ditunjukkan oleh setiap orang. Jadi, pastikan untuk segera
memeriksa kesehatan Anda ke dokter.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan oralit?

Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati diare. Oralit hanya berfungsi untuk mengembalikan
cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare.

Jika Anda memiliki oralit sediaan serbuk, pastikan untuk melarutkan bubuknya dengan air matang
dengan takaran yang pas. Jangan menakar air lebih dari yang direkomendasikan dari label kemasan
karena bisa mengurangi efektivitas obat untuk mengembalikan elektrolit tubuh yang hilang.

Menurut laman Medicine for Children, anak-anak tidak boleh menggunakan obat ini selama lebih
dari 3 hari tanpa pengawasan dokter.

Apakah oralit aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa obat ini menimbulkan dampak buruk
bagi ibu hamil dan ibu menyusui.

Selalu konsultasi terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum menggunakan obat apapun, jika
Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.

Interaksi Obat

Obat apa saja yang tak boleh dikonsumsi bersamaan dengan larutan ini?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang
serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan
produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan,
atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Untuk mengetahui obat yang Anda konsumsi memiliki interaksi atau tidak dengan obat lain,
sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter Anda.

Makanan dan minuman apa yang tak boleh dikonsumsi saat menggunakan obat ini?
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu
karena interaksi obat dapat terjadi.

Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau
dengan dokter Anda.

Sejauh ini tidak ada pantangan makanan atau makanan yang dapat memengaruhi kerja obat. Jika
Anda ragu sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang harus menghindari oralit?

Bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, kinerja obat ini bisa saja tidak maksimal dan
terganggu.

Beberapa kondisi yang tidak disarankan minum obat oralit adalah:

Masalah ginjal

Masalah ginjal mungkin menyebabkan terjadi oliguria atau anuria. Oliguria adalah kondisi ginjal yang
memproduksi sedikit urine. Sementara anuria adalah kondisi ginjal yang tidak bisa memproduksi
urine sama sekali.

Pemberian larutan ini justru akan semakin memperberat kerja ginjal karena asupan garam jadi lebih
tinggi dari yang dapat ditoleransi.

Dehidrasi parah

Dehidrasi yang parah disertai gejala syok (pingsan dan detak jantung lebih cepat) sebaiknya tidak
diberi minum larutan ini.

Obat tersebut bekerja lambat sehingga tidak bisa mengatasi dehidrasi yang telanjur berat. Dehidrasi
parah harus segera mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Masalah penyerapan gula


Penyerapan gula oleh tubuh yang terganggu membuat seseorang tidak dianjurkan diberi larutan
Oralit. Pasalnya, obat tersebut juga mengandung gula yang berisiko membuat kondisi yang dimiliki
jadi lebih para.

Masalah pada usus

Penyerapan cairan dari makanan dan minuman terjadi di usus. Jika usus bermasalah seperti
kelumpuhan pada usus (ileus paralitik) atau penyumbatan usus (obstruksi usus) tidak disarankan
minum larutan.

Kondisi lainnya

Orang yang mengalami hiperkalemia dan gagal jantung juga tidak boleh diberi larutan Oralit.

Pasalnya, larutan tersebut bisa meningkatkan kadar kalium dan memperberat kinerja jantung yang
sudah bermasalah.

Overdosis

Bagaimana gejala overdosis dan apa efeknya?

Gejala yang menandakan overdosis oralit adalah:

Retensi air

Bengkak

Kadar kalsium dalam darah tinggi (hiperkalemia)

Apa yang harus saya lakukan dalam keadaan darurat atau overdosis?

Pada situasi gawat darurat atau overdosis, hubungi 119 atau segera larikan ke rumah sakit terdekat.

Apa yang harus saya lakukan kalau saya lupa minum obat atau lupa pakai obat?

Jika Anda melewatkan satu dosis, segera minum sesegera mungkin saat Anda ingat.

Jika Anda baru ingat setelah sudah waktunya untuk dosis selanjutnya, abaikan saja dosis yang
terlupa, dan lanjutkan pemakaian sesuai jadwal. Jangan gunakan obat ini dengan dosis dobel.

Hello Health Group tidak menyediakan konsultasi medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Anda mungkin juga menyukai