Anda di halaman 1dari 8

Skrip radio:

Obat harus digunakan secara tepat agar dapat mencapai tujuan pengobatan dan menghindari masalah
kesehatan baru. Hal ini harus dipahami oleh masyarakat sebelum menggunakan obat, dapat ditanyakan
kepada apoteker atau tenaga teknis kefarmasian saat mengambil obat di apotek atau membaca informasi
pada kemasan obat atau sumber informasi lain yang dapat dipercaya.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat Baca aturan pakai sebelum menggunakan
obat Gunakan obat sesuai aturan pakai:

1. Baca aturan pakai sebelum menggunakan obat


2. Gunakan obat sesuai aturan pakai:
a. Dosis. Misal: gunakan sendok takar yang tersedia
b. Rentang waktu. Misal: Antibiotik 3 x 1, artinya diminum setiap 8 jam
c. Lama penggunaan obat. Misal: antibiotik digunakan 3-5 hari.
3. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas tidak digunakan secara terus-menerus. Jika sakit berlanjut
segera hubungi dokter.
4. Hentikan penggunaan obat apabila timbul efek yang tidak diinginkan, segera ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
5. Tidak menggunakan obat orang lain meski gejala sakitnya sama.
6. Tanyakan pada Apoteker untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap.
Sumber: Direktorat Pelayanan Kefarmasian, 2019 1

Penggunaan antibiotik secara bijak

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi. Pada saat infeksi bakteri jahat/patogen, dalam jumlah banyak berada dalam tubuh,
sistem kekebalan tidak mampu melawannya, sehingga antibiotik harus diberikan secara benar dan sesuai
dengan bakteri penyebabnya. Antibiotik hanya diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri. Tidak berguna
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus.

Bakteri resisten yaitu bakteri penyebab infeksi yang dulunya bisa dimatikan dengan antibiotik tertentu,
kemudian ini tidak dapat lagi dimatikan dengan antibiotik tersebut dengan dosis sesuai ketentuan. Saat ini
bermunculan bakteri resisten atau bahkan multi-resisten. Pasien yang terinfeksi bakteri multiresisten
sering kali sulit disembuhkan atau berakhir dengan meninggal.
Secara Umum Cara Penggunaan Obat yang Benar adalah
 Minum sesuai dengan petunjuk / aturan yang terdapat dalam kemasan obat bebas dan bebas
terbatas tersebut.
 Jika penggunaan obat dirasa tidak memberi manfaat, segera ke dokter.
 Tidak untuk digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
 Berbagai jenis obat jangan dicampur dalam satu wadah untuk mencegah kekeliruan.

Obat Oral

 Jika mendapat kesulitan dalam meminum obat dalam sediaan yang diberikan, hubungi tenaga
kesehatan untuk minta sediaan yang sesuai.
 Ikuti petunjuk tenaga kesehatan, seperti apakah obat diminum, sebelum atau sesudah makan.
 Jika minum obat dalam bentuk cair,gunakan sendok takar bukan sendok makan.

Obat tetes mata dan salep mata

 Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan
terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
 Cara penggunaan obat ini dimulai dengan mencuci tangan, menengadahkan kepala, menarik
kelopak bagian bawah, lalu teteskan / oleskan,tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
 Setelah digunakan,bilas kemudian cuci tangan kembali.
 Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena
mungkin sudah terkontaminasi kuman.
 Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1 orang.

Obat tetes Hidung

 Cara penggunaan obat ini dimulai dengan membersihkan hidung, menengadahkan kepala,
teteskan obat, tahan posisi kepala selama beberapa menit. Bersihkan ujung tetes hidung dengan
air panas dan lap dengan tisu.
 Jangan gunakan satu obat untuk lebih dari 1 orang.

Obat tetes Telinga

 Ujung wadah sediaan tidak boleh terkena benda lain, agar tidak terkontaminasi.
 Cara penggunaan obat ini dimulai dengan memiringkan kepala atau berbaring miring, lalu
telunjuk diletakkan didepan tragus, dan mendorong ke depan, sedangkan ibu jari dan jari tengah
menjepit daun telinga dan menariknya keatas (dewasa) atau kebawah (anak-anak). Kemudian
teteskan obat, dan biarkan beberapa menit.
 Setelah digunakan,ujung wadah cukup dikeringkan dengan tisu, jangan dibilas.

Supositoria

 Cara penggunaan dimulai dengan mencuci tangan, lalu buka bungkusnya dan lunakkan
supositoria dengan air. setelah berbaring, masukkan supositoria ke dalam anus dengan jari. Jika
supositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke lemari es atau rendam dahulu dalam air
dingin. Cucilah tangan setelah memasukkannya.

Obat yang diminum sebelum makan


Yang dimaksud  obat yang diminum sebelum makan adalah obat diminum saat kondisi lambung dalam
keadaan kosong. yakni 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.

Ada beberapa alasan mengapa obat diminum sebelum makan yaitu :


1. Adanya makanan dapat menghambat kerja obat contohnya eritromisin, amoksisilin, parasetamol,. Obat
tersebut akan diserap lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum
makan. Beberapa obat mungkin kerjanya bisa terhambat jika ada makanan karena obat mempunyai jalan
yang sama dengan makanan untuk dicerna tubuh. Makanan juga dapat menyebabkan beberapa obat
dipecah terlalu cepat sebelum obat diserap ke aliran darah.

2. Adanya makanan dapat meningkatkan penyerapan obat tertentu sehingga bisa menyebabkan obat
diserap lebih banyak dalam tubuh Anda. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko timbulnya efek
samping obat atau efek toksik obat 

3. Adanya makanan dapat mengurangi penyerapan obat dalam tubuh sehingga menurunkan efektifitas
obat.

 Beberapa obat mungkin dapat bekerja lebih baik saat lambung kosong contohnya obat
golongan proton pump inhibitor seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan
lansoprazole obat tersebut kerjanya akan lebih baik jika tidak ada makanan di saluran
cerna. Sebab, makanan malah akan merangsang suatu daerah di lambung yang bernama
pompa H/K/ATP-ase untuk menghasilkan asam lambung. 
 obat domperidone dan metoklopramid yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi
gejala mual dan muntah, Anda sebaiknya mengonsumsinya 30 menit sebelum makan,
untuk alasan yang sama dengan poin sebelumnya: keberadaan makanan akan
menghambat keterserapan obat dari saluran cerna.
 obat antasida untuk meredakan maag, rifampisin dan isoniazid (obat tuberculosis), sirup
yang mengandung sukralfat (biasanya berwarna pink, digunakan untuk dispepsia) juga
sebaiknya diminum sebelum makan.
 Flucloxacillin, phenoxymethylpenicillin (penicillin V) dan oxytetracycline.
 Obat-obatan seperti Alendronic acid, sodium clodronate, disodium etidronate dianjurkan
minum sebelum 30 menit sebelum Anda minum dan makan pertama kali di pagi hari.

4. Untuk Obat-obatan yang berinteraksi dengan senyawa tertentu yang terdapat dalam makanan

 Antibiotika tetrasiklin. Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium


membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek
tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral
yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi berkurang.
 Antibiotika golongan kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa
mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium,
magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama
dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut seperti pada komposisi obat maag
(antasid). Jika terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid) bersamaan
dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu
sedikitnya 2 jam.

Obat yang diminum saat makan


Yang dimaksud obat yang diminum saat makan adalah obat diminum di pertengahan makan saat sedang
makan, artinya kita mengkonsumsi dahulu beberapa suap makanan kemudian meminum obat yang harus
dikonsumsi, dan kemudian melanjutkan kembali makan hingga selesai. Salah satu contoh obat yang
sebaiknya diminum dengan cara seperti ini adalah ;

 Obat diabetes Acarbose. Obat ini dimakan bersamaan dengan suapan pertama bersama
makanan. Obat ini berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula di dalam usus,
sehingga gula darah tidak naik secara ekstrim dan memberikan keadaan gula darah yang
lebih stabil.
 Suplemen yang mengandung kalsium (Ca). Makanan akan merangsang produksi asam
lambung, dimana asam lambung ini akan membantu penyerapan kalsium dari saluran
cerna. Oleh karena itu, kalsium disarankan diminum saat ada makanan. Contoh
berikutnya adalah suplemen yang mengandung vitamin D. Vitamin D adalah vitamin
yang bersifat larut lemak, sehingga ia akan terserap lebih baik jika ada kehadiran
makanan, terutama large meal. 

Obat yang diminum sesudah makan


Yang dimaksud obat yang diminum  setelah makan adalah obat diminum sesaat sesudah makan, ketika
perut masih berisi makanan dan tidak boleh lewat dari 2 jam. Jika lebih dari 2 jam, makanan sudah diolah
dan diserap sehingga kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan. Makanan yang dimaksud disini
tidak harus makanan atau nasi berporsi besar, namun dapat berupa roti dalam porsi kecil atau  makanan-
makanan ringan lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa obat diminum setelah makan yaitu :


1. Mencegah timbulnya efek samping suatu obat

 Beberapa jenis obat seperti aspirin,asetosal, obat jenis NSAID (diklofenak, ibuprofen),


obat steroid (prednisolon dan deksametason) memiliki efek samping pada pencernaan
yaitu iritasi lambung, radang, bahkan tukak lambung. Jika diminum setelah makan maka
makanan yang sebelumnya masuk ke dalam lambung, akan dapat mencegah efek
samping ini terjadi. Perut yang kosong akan rentan untuk luka akibat konsumsi obat
yang dosisnya cukup keras. Kehadiran makanan akan berperan sebagai ‘bantalan’
sehingga iritasi obat terhadap saluran cerna bisa lebih minimal. Oleh karena itu, beberapa
jenis obat seperti aspirin, obat jenis NSAID (diklofenak, ibuprofen), obat steroid
(prednisolon dan deksametason akan lebih efektif dan lebih optimal kerjanya apabila
diminum setelah atau saat makanan sudah masuk ke dalam lambung.
 Beberapa obat mempunyai efek samping, seperti  mual  dan  muntah . Oleh karena itu,
lebih baik untuk minum obat ini setelah makan agar dapat mengurangi efek samping.
Contoh dari obat ini adalah bromocriptine, allopurinol, dan madopar

2. Meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh dan akan lebih cepat ke dalam pembuluh darah ketika
bercampur dengan makanan seperti obat HIV, obat anti epilepsi fenitoin, atau obat
hipertensi propanolol  maka mengkonsumsi obat dilakukan sesudah makan sehingga diharapkan dapat
memberi efek maksimal terhadap fungsi obat.

3. Mendukung kerja obat. Misalnya saja, obat antasida yang digunakan untuk mencegah heartburn,


refluks, dan gangguan pencernaan. Sakit ini terjadi karena asam lambung yang dihasilkan saat makanan
masuk ke lambung Anda 

4. Memastikan obat diserap tubuh dan tidak terbuang begitu saja. Makan setelah minum obat bisa
membuat beberapa obat justru keluar dari tubuh dengan cepat. Beberapa obat tersebut, seperti obat
kumur,  nystatin  cair, dan gel  miconazole  untuk  sariawan  atau ulkus di mulut sebaiknya diminum
sesudah makan.

5. Membantu tubuh dalam mencerna makanan. Obat-obatan untuk diabetes biasanya harus diminum


setelah makan agar dapat membantu tubuh dalam mengurangi kadar gula darah setelah makan, dan juga
untuk mencegah hipoglikemia (gula darah rendah).

Penggunaan obat saat puasa

Obat yang tidak membatalkan puasa yaitu : dalam bentuk yang tidak diminum melalui mulut (Oral)  dan
masuk saluran cerna
1. Obat yang di absorpsi melalui kulit ( Salep, Krim, Plester)
2. Obat yang diselipkan dibawah lidah (seperti isosorbide dan nitrogliserin)
3. Obat-obat yang disuntikan baik melalui kulit, otot,sendi, dan vena, kecuali pemberian makanan melalui
intravena
4. Obat Tetes mata atau telinga
5. Obat kumur, sejauh tidak tertelan
6. Obat asma berbentuk inhaler
7. Pemberian gas oksigen dan anastesi
8. Obat yang digunakan melalui rektal, seperti suppositoria
 
Selama bulan ramadhan pola makan dan minum akan berubah, waktu yang leluasa untuk minum obat berubah
dari 24 jam menjadi hanya 10,5 jam. Bagaimana cara kita meminum obat agar efek terapi menjadi optimal ?
penggunaan obat sebelum dan sesudah makan di saat bulan Puasa
1. Sebelum Makan
Jika obat harus diminum sebelum makan, berarti sekitar 30 menit sebelum makan sahur atau makan
malam/makan besar.
2. Sesudah Makan
Setelah makan artinya, kondisi lambung berisi makanan, kira-kira 5 –10 menit setelah makan besar.
3. Jika ada obat yang harus diminum tengah malam sesudah makan
Sebelum meminum obat perut dapat diisi dahulu dengan biskuit sebelum minum obat.
Perubahan jadwal waktu minum obat saat puasa dan dosis obat mungkin dapat mempengaruhi efek terapi obat.
Karena itu perlu kehati-hatian dalam merubah jadwal minum obat, Konsultasikan dengan dokter atau apoteker
anda
Penggunaan obat pada saat puasa yang diminum 1-2 kali sehari
1 X 1 : Obat yang diminum satu kali sehari tidak ada perbedaan ketika
digunakan saat puasa, dapat digunakan saat malam hari atau lagi hari saat
sahur
2 X 1 : Obat yang digunakan dua kali sehari, disarankan untuk diminum pada saat
Sahur dan saat berbuka
 
Jika ternyata obat perlu diminum 3 atau bahkan 4 kali sehari ,
Pada hari biasa artinya obat diminum tiap 8 jam atau 6 jam (Misal antibiotik).
Hal ini tidak memungkinkan pada saat berpuasa.
Solusinya : obat di ganti sediaan yang melepaskan perlahan lahan atau diganti obat
jenis lain yang memiliki khasiat sama namun bekerja panjang.
Contoh :
 Pada obat hipertensi (Captopril 2-3 kali sehari dapat diganti dengan Lisinopril 1 kali sehari)
 Antibiotik yang diberikan dengan durasi 3 kali pemakaian , maka bisa disiasati dengan waktu
pemakaian pada Pukul 18.00 , 23.00 , 04.00 . Atau dapat meminta dokter memberikan Antibiotik
dengan durasi 2 kali pemakaian bahkan 1 kali pemakaian.
 
Jika tidak bisa diganti, maka penggunaannya adalah dari waktu buka puasa hingga sahur, yang sebaiknya
dibagi dalam rentang waktu yang sama.
Contoh :

Informasi beberapa obat:


1. Obat antihipertensi
Obat antihipertensi kini sudah banyak di formulasi untuk pemakaian sekali dalam sehari. Jika dokter telah
meresepkan antihipertensi semacam ini, lebih disarankan agar obat diminum saat makan sahur sehingga obat
tersebut dapat mengendalikan tekanan darah selama beraktivitas di siang hari.
 
2. Obat maag
Jika dokter telah meresepkan obat yang hanya digunakan sekali dalam sehari, misalnya omeprazol,
lansoprazol, esomeprazol atau pantoprazol sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur. Sedangkan
obat maag yang lazimnya diberikan sehari dua kali, misalnya ranitidin, cimetidin atau famotidin, maka
hendaknya dipilih saat malam hari sebelum tidur dan pada waktu makan sahur. Hal ini disebabkan asam
lambung mencapai kadar paling tinggi pada saat dini hari, sehingga sebaiknya diminum malam hari untuk
mencegah kenaikan asam lambung berlebihan.
 
3. Obat antidiabetes
Obat antidiabetes yang hanya cukup diminum satu kali dalam sehari, misalnya glimepirid, glibenklamid atau
glipizid sebaiknya digunakan pada saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar gula dalam darah, karena pada
saat tersebut ada kecenderungan kadar gula dalam darah akan meningkat berlebihan.
Namun apabila obat antidiabetes anda diresepkan dua kali dalam sehari, misalkan metformin, lebih disarankan
untuk diminum saat berbuka puasa dan malam hari sebelum tidur. Hindari penggunaan obat-obat antidiabetes
pada saat makan sahur agar tidak terjadi keadaan hipoglikemia pada saat berpuasa pada siang harinya.
 
4. Obat penurun kolesterol
Obat penurun kolesterol (simvastatin, atrovastatin atau rosuvastatin) paling baik diminum pada pukul 19.00-
21.00 atau saat menjelang tidur malam, karena memberikan efek lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai