Obat harus digunakan secara tepat agar dapat mencapai tujuan pengobatan dan menghindari masalah
kesehatan baru. Hal ini harus dipahami oleh masyarakat sebelum menggunakan obat, dapat ditanyakan
kepada apoteker atau tenaga teknis kefarmasian saat mengambil obat di apotek atau membaca informasi
pada kemasan obat atau sumber informasi lain yang dapat dipercaya.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat Baca aturan pakai sebelum menggunakan
obat Gunakan obat sesuai aturan pakai:
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi. Pada saat infeksi bakteri jahat/patogen, dalam jumlah banyak berada dalam tubuh,
sistem kekebalan tidak mampu melawannya, sehingga antibiotik harus diberikan secara benar dan sesuai
dengan bakteri penyebabnya. Antibiotik hanya diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri. Tidak berguna
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus.
Bakteri resisten yaitu bakteri penyebab infeksi yang dulunya bisa dimatikan dengan antibiotik tertentu,
kemudian ini tidak dapat lagi dimatikan dengan antibiotik tersebut dengan dosis sesuai ketentuan. Saat ini
bermunculan bakteri resisten atau bahkan multi-resisten. Pasien yang terinfeksi bakteri multiresisten
sering kali sulit disembuhkan atau berakhir dengan meninggal.
Secara Umum Cara Penggunaan Obat yang Benar adalah
Minum sesuai dengan petunjuk / aturan yang terdapat dalam kemasan obat bebas dan bebas
terbatas tersebut.
Jika penggunaan obat dirasa tidak memberi manfaat, segera ke dokter.
Tidak untuk digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
Berbagai jenis obat jangan dicampur dalam satu wadah untuk mencegah kekeliruan.
Obat Oral
Jika mendapat kesulitan dalam meminum obat dalam sediaan yang diberikan, hubungi tenaga
kesehatan untuk minta sediaan yang sesuai.
Ikuti petunjuk tenaga kesehatan, seperti apakah obat diminum, sebelum atau sesudah makan.
Jika minum obat dalam bentuk cair,gunakan sendok takar bukan sendok makan.
Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan
terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
Cara penggunaan obat ini dimulai dengan mencuci tangan, menengadahkan kepala, menarik
kelopak bagian bawah, lalu teteskan / oleskan,tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
Setelah digunakan,bilas kemudian cuci tangan kembali.
Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena
mungkin sudah terkontaminasi kuman.
Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1 orang.
Cara penggunaan obat ini dimulai dengan membersihkan hidung, menengadahkan kepala,
teteskan obat, tahan posisi kepala selama beberapa menit. Bersihkan ujung tetes hidung dengan
air panas dan lap dengan tisu.
Jangan gunakan satu obat untuk lebih dari 1 orang.
Ujung wadah sediaan tidak boleh terkena benda lain, agar tidak terkontaminasi.
Cara penggunaan obat ini dimulai dengan memiringkan kepala atau berbaring miring, lalu
telunjuk diletakkan didepan tragus, dan mendorong ke depan, sedangkan ibu jari dan jari tengah
menjepit daun telinga dan menariknya keatas (dewasa) atau kebawah (anak-anak). Kemudian
teteskan obat, dan biarkan beberapa menit.
Setelah digunakan,ujung wadah cukup dikeringkan dengan tisu, jangan dibilas.
Supositoria
Cara penggunaan dimulai dengan mencuci tangan, lalu buka bungkusnya dan lunakkan
supositoria dengan air. setelah berbaring, masukkan supositoria ke dalam anus dengan jari. Jika
supositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke lemari es atau rendam dahulu dalam air
dingin. Cucilah tangan setelah memasukkannya.
2. Adanya makanan dapat meningkatkan penyerapan obat tertentu sehingga bisa menyebabkan obat
diserap lebih banyak dalam tubuh Anda. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko timbulnya efek
samping obat atau efek toksik obat
3. Adanya makanan dapat mengurangi penyerapan obat dalam tubuh sehingga menurunkan efektifitas
obat.
Beberapa obat mungkin dapat bekerja lebih baik saat lambung kosong contohnya obat
golongan proton pump inhibitor seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan
lansoprazole obat tersebut kerjanya akan lebih baik jika tidak ada makanan di saluran
cerna. Sebab, makanan malah akan merangsang suatu daerah di lambung yang bernama
pompa H/K/ATP-ase untuk menghasilkan asam lambung.
obat domperidone dan metoklopramid yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi
gejala mual dan muntah, Anda sebaiknya mengonsumsinya 30 menit sebelum makan,
untuk alasan yang sama dengan poin sebelumnya: keberadaan makanan akan
menghambat keterserapan obat dari saluran cerna.
obat antasida untuk meredakan maag, rifampisin dan isoniazid (obat tuberculosis), sirup
yang mengandung sukralfat (biasanya berwarna pink, digunakan untuk dispepsia) juga
sebaiknya diminum sebelum makan.
Flucloxacillin, phenoxymethylpenicillin (penicillin V) dan oxytetracycline.
Obat-obatan seperti Alendronic acid, sodium clodronate, disodium etidronate dianjurkan
minum sebelum 30 menit sebelum Anda minum dan makan pertama kali di pagi hari.
4. Untuk Obat-obatan yang berinteraksi dengan senyawa tertentu yang terdapat dalam makanan
Obat diabetes Acarbose. Obat ini dimakan bersamaan dengan suapan pertama bersama
makanan. Obat ini berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula di dalam usus,
sehingga gula darah tidak naik secara ekstrim dan memberikan keadaan gula darah yang
lebih stabil.
Suplemen yang mengandung kalsium (Ca). Makanan akan merangsang produksi asam
lambung, dimana asam lambung ini akan membantu penyerapan kalsium dari saluran
cerna. Oleh karena itu, kalsium disarankan diminum saat ada makanan. Contoh
berikutnya adalah suplemen yang mengandung vitamin D. Vitamin D adalah vitamin
yang bersifat larut lemak, sehingga ia akan terserap lebih baik jika ada kehadiran
makanan, terutama large meal.
2. Meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh dan akan lebih cepat ke dalam pembuluh darah ketika
bercampur dengan makanan seperti obat HIV, obat anti epilepsi fenitoin, atau obat
hipertensi propanolol maka mengkonsumsi obat dilakukan sesudah makan sehingga diharapkan dapat
memberi efek maksimal terhadap fungsi obat.
4. Memastikan obat diserap tubuh dan tidak terbuang begitu saja. Makan setelah minum obat bisa
membuat beberapa obat justru keluar dari tubuh dengan cepat. Beberapa obat tersebut, seperti obat
kumur, nystatin cair, dan gel miconazole untuk sariawan atau ulkus di mulut sebaiknya diminum
sesudah makan.
Obat yang tidak membatalkan puasa yaitu : dalam bentuk yang tidak diminum melalui mulut (Oral) dan
masuk saluran cerna
1. Obat yang di absorpsi melalui kulit ( Salep, Krim, Plester)
2. Obat yang diselipkan dibawah lidah (seperti isosorbide dan nitrogliserin)
3. Obat-obat yang disuntikan baik melalui kulit, otot,sendi, dan vena, kecuali pemberian makanan melalui
intravena
4. Obat Tetes mata atau telinga
5. Obat kumur, sejauh tidak tertelan
6. Obat asma berbentuk inhaler
7. Pemberian gas oksigen dan anastesi
8. Obat yang digunakan melalui rektal, seperti suppositoria
Selama bulan ramadhan pola makan dan minum akan berubah, waktu yang leluasa untuk minum obat berubah
dari 24 jam menjadi hanya 10,5 jam. Bagaimana cara kita meminum obat agar efek terapi menjadi optimal ?
penggunaan obat sebelum dan sesudah makan di saat bulan Puasa
1. Sebelum Makan
Jika obat harus diminum sebelum makan, berarti sekitar 30 menit sebelum makan sahur atau makan
malam/makan besar.
2. Sesudah Makan
Setelah makan artinya, kondisi lambung berisi makanan, kira-kira 5 –10 menit setelah makan besar.
3. Jika ada obat yang harus diminum tengah malam sesudah makan
Sebelum meminum obat perut dapat diisi dahulu dengan biskuit sebelum minum obat.
Perubahan jadwal waktu minum obat saat puasa dan dosis obat mungkin dapat mempengaruhi efek terapi obat.
Karena itu perlu kehati-hatian dalam merubah jadwal minum obat, Konsultasikan dengan dokter atau apoteker
anda
Penggunaan obat pada saat puasa yang diminum 1-2 kali sehari
1 X 1 : Obat yang diminum satu kali sehari tidak ada perbedaan ketika
digunakan saat puasa, dapat digunakan saat malam hari atau lagi hari saat
sahur
2 X 1 : Obat yang digunakan dua kali sehari, disarankan untuk diminum pada saat
Sahur dan saat berbuka
Jika ternyata obat perlu diminum 3 atau bahkan 4 kali sehari ,
Pada hari biasa artinya obat diminum tiap 8 jam atau 6 jam (Misal antibiotik).
Hal ini tidak memungkinkan pada saat berpuasa.
Solusinya : obat di ganti sediaan yang melepaskan perlahan lahan atau diganti obat
jenis lain yang memiliki khasiat sama namun bekerja panjang.
Contoh :
Pada obat hipertensi (Captopril 2-3 kali sehari dapat diganti dengan Lisinopril 1 kali sehari)
Antibiotik yang diberikan dengan durasi 3 kali pemakaian , maka bisa disiasati dengan waktu
pemakaian pada Pukul 18.00 , 23.00 , 04.00 . Atau dapat meminta dokter memberikan Antibiotik
dengan durasi 2 kali pemakaian bahkan 1 kali pemakaian.
Jika tidak bisa diganti, maka penggunaannya adalah dari waktu buka puasa hingga sahur, yang sebaiknya
dibagi dalam rentang waktu yang sama.
Contoh :