Anda di halaman 1dari 8

Plutokrasi

UU Ciptakerja, Awal Plutokrasi


Di Indonesia?

Kelompok 4

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Anggota Kelompok 4

Siti Nurhalizah Risma Dewi Hartati Ayu Mila Rosa Dimas Fajar Ali Duan Alexander
2120702042 2120702027 2120702041 (2120702038) (2120702045)
Pengertian Plutokrasi
plutokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yakni ploutos dan kratos
Ploutos berarti kekayaan. Sedangkan kratos berarti kekuasaan. Sistem
pemerintahan plutokrasi bermula di Yunani. Sistem ini terus menyebar
hingga ke Genova, Italia. Sistem pemerintahan plutokrasi meyakini jika
ingin mencapai suatu kepentingan tertentu harus mengeluarkan biaya
tertentu yang mahal. Kepentingan tersebut juga mencakup kepentingan
untuk mempertahankan kekayaan suatu negara. Oleh karena sistem
pemerintahan dijalankan dengan plutokrasi, maka sangat terlihat jelas
adanya kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi antara kaum kaya dengan
kaum miskin.

Secara Kesimpulan, plutokrasi adalah model pemerintahan di mana


kekuasaan dipegang oleh sekelompok orang kaya yang mendapatkan
kekuasaannya karena faktor banyaknya harta yang dimilikinya.
Fenomena plutokrasi ini nyatanya juga menarik
untuk ditarik ke Indonesia, terutama ketika beberapa
UU Ciptakerja, Awal Plutokrasi waktu terakhir publik diramaikan oleh perdebatan
Di Indonesia? soal Undang-Undang Cipta Kerja yang disebut lebih
banyak mengutamakan kepentingan pengusaha
mereka-mereka yang umumnya masuk dalam
golongan orang kaya.

Plutokrasi merujuk pada sebuah sistem


pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang
oleh kelompok-kelompok kaya atau pemilik modal
yang dominan. Dalam konteks ini, jika ada argumen
bahwa Undang-undang Cipta Kerja dapat
berkontribusi terhadap terbentuknya plutokrasi, itu
mungkin didasarkan pada beberapa aspek yang
kontroversial atau perdebatan terkait
implementasinya.
Undang-Undang Cipta kerja satu wajah
benturan kepentingan antar kelas –
buruh vs pengusaha

Undang-Undang Cipta kerja yang telah disahkan


dan mendapatkan penolakan dari masyarakat
boleh jadi adalah salah satu wajah benturan
kepentingan antar kelas – buruh vs pengusaha. Jika
menggunakan piramida masyarakat, maka
pengusaha akan identik dengan orang-orang kaya
yang menduduki tempat lancip paling tas.

Dengan demikian, boleh jadi UU Ciptakerja ini akan


menjadi jalan masuk bagi makin kuatnya posisi
orang-orang kaya dalam konteks hubungan
kekuasaan dengan mayoritas masyarakat.
Analisis Data
Joko Widodo melantik enam menteri baru Situasi tersebut, dalam istilah ilmu politik, menjurus

03
kepada negara plutokrasi. Mudahnya, plutokrasi adalah
hasil kocok ulang kabinet. Di antara menteri

01
sistem di mana pemerintahan dikuasai sekelompok
yang dilantik adalah (Muhammad Lutfi,
konglomerat. Menurut David C. Korten, bekas guru
Wahyu Sakti Trenggono, dan Sandiaga besar di Harvard Business School, plutokrasi
Salahuddin Uno). Dengan ditunjuknya ketiga mengembangkan sistem ekonomi yang hanya membuat
orang itu sebagai anggota kabinet, jajaran para pengusaha-penguasa semakin kaya. Kebijakan
pemerintahan Jokowi makin erat dengan ekonomi ditentukan berdasar investasi yang dianggap
pengusaha kelas kakap. menjanjikan oleh kalangan mereka sendiri.

Masalahnya, ketika para pengusaha banyak

04
Dalam konteks Indonesia, keberpihakan

02
memegang posisi penting di eksekutif dan legislatif,
kepada elite ekonomi ini bisa dilihat ketika
ada potensi ancaman yang besar terhadap demokrasi.
Hasilnya, kelompok kelas menengah ke bawah
pemerintah dan DPR bersikeras
menjadi kaum termajinalkan. Mereka hanya punya mengesahkan RUU Cipta Kerja. Kendati
pengaruh kecil atau bahkan tidak berpengaruh sama diprotes oleh serikat buruh dan banyak
sekali dalam pembuatan kebijakan. Padahal, mereka kesalahan teknis di dalamnya, pemerintah
yang berjumlah lebih banyak seharusnya punya dan DPR tetap mengesahkan aturan yang
kepentingan besar untuk diperjuangkan pemerintah.
dianggap merugikan kaum pekerja tersebut.
Kesimpulan
Plutokrasi merujuk pada sebuah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh
kelompok-kelompok kaya atau pemilik modal yang dominan. Dalam konteks ini, jika ada argumen
bahwa Undang-undang Cipta Kerja dapat berkontribusi terhadap terbentuknya plutokrasi, itu mungkin
didasarkan pada beberapa aspek yang kontroversial atau perdebatan terkait implementasinya.

satu kritik terhadap Undang-undang Cipta Kerja adalah bahwa beberapa ketentuannya dianggap
menguntungkan korporasi besar dan memberikan keleluasaan yang lebih besar bagi perusahaan dalam
mengelola tenaga kerja, seperti perubahan dalam peraturan kontrak kerja dan pemutusan hubungan
kerja. Kritikus berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan ini dapat meningkatkan ketidaksetaraan antara
pekerja dan pemilik modal, serta memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada korporasi yang
memiliki sumber daya finansial yang kuat.

Dalam menganalisis hubungan antara Undang-undang Cipta Kerja dan konsep plutokrasi, perlu
mempertimbangkan aspek politik, ekonomi, dan sosial yang lebih luas di Indonesia. Penentuan apakah
undang-undang ini berkontribusi pada terbentuknya plutokrasi atau tidak akan melibatkan pemahaman
yang komprehensif tentang sistem politik, pengaruh kekuatan ekonomi, kebijakan pemerintah, serta
pengawasan dan keterlibatan masyarakat sipil dalam proses pembuatan kebijakan.
TERIMA
KASIH
Apakah ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai