Produksi Massal
Gambar 1.1 Contoh produksi massal di industri manufaktur kendaraan roda empat
Tuntutan masyarakat terhadap suatu barang yang semakin meningkat menuntut produsen
barang tersebut harus menyediakan barang dalam jumlah yang besar. Contohnya,
kendaraan roda dua dan juga kendaraan roda empat. Untuk memproduksi barang dalam
jumlah besar tentu harus melalui perencanaan yang matang. Dalam bab ini, kita akan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
Kita sering kali mendengar istilah produksi massal, namun apa sebenarnya yang
dimaksud dengan produksi massal itu sendiri? Mnurut ilmu ekonomi, pengertian produksi
adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai
kegunaan/manfaat suatu barang. Kegiatan produksi tersebut menghasilkan suatu produk.
Produk itulah yang didistribusikan Kepada masyarakat, dan selanjutnya dikonsumsi oleh
masyarakat. Kata massal itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mengandung pengertian mengikutsertakan atau melibatkan banyak orang. Dengan
demikian, produksi massal mengandung pengertian produksi yang dibuat dalam jumlah
besar.
Produksi massal dikenal juga dengan istilah produksi mengalir atau produksi terus
menerus atau produksi yang dibuat dalam jumlah besar. Perakitan produk termasuk ke
dalam produksi massal. Istilah produksi massal itu sendiri pertama kali dipopoulerkan
pada tahun 1926 melalui artikel yang ditulis di Encyclopediae Britannica. Artikel tersebut
ditulis oleh seseorang yang bekerja di perusahaan Ford Motor. Sebelumnya, koran The
New York Times juga menggunakan istilah “produksi massal” di dalam judul berita
utamanya.
Salah satu ciri produksi massal, yaitu tidak adanya negosiasi antara produsen dengan
calon konsumen dalam hal pengerjaan barang. Hal ini tentu berbeda dengan produksi
berdasarkan pesanan. Selain itu, peruasaan juga sangat memerhatikan mengenai harga
produk nmereka. Sebelum melakukan produksi massal pihak perusahaan akan melakukan
survei pasar untuk masalah harga. Bila harga yang ditentukan terlalu mahal. Maka barang
tersebut akan kalah bersaing dengan produk sejenis milik perusahaan kompetitor.
dalam proses produksi yang massal dilakukan oleh mesin- mesin yang dapat bekerja degan
cepat.
terus menglir. Hal ini tersebut
membuat pekerja tifdak perlu membutuhkan waktu dalam menyiapkan peralatan atau
bahan- bahan yang dibutuhkan dalam produksi. Hal ini dapat membuat waktu
produksi menjadi semakin singkat.
c. Tingkat keakuratan tinggi dan kecilnya risiko kesalahan manusia dalam memproduksi
barang, karena pengerjaan produksi dilakukan oleh mesin-mesin yang canggih,
sehingga lebih akurat, efisien dan optimal.
d. Tingkat produksi cepat. Tentu saja tingkat produksi akan semakin cepat dan jumlah
produksi pasti bertambah, karena pengerjaan dilakukan secara otomatisasi oleh
mesin-mesin yang canggih. Tingkat produksi yang lebih cepat menyiratkan barang
yang dipasarkan pun akan lebih cepat.
Selain memiliki kelebihan, produksi massal pun memiliki kekurangan. Berikut ini
kekurangan dalam produksi massal.
a. Kegiatan produksi sangat kaku. Hal ini terjadi karena pengerjaan produksi dilakukan
oleh mesin sehingga pengubahan terhadap desain produk sangat sulit dilakukan,
apalagi saat desain tersebut sudah memasuki lini produksi. Jika terjadi kesalahan
pada desain produk, maka seluruh siklus produksi akan terpengaruh.
b. Kurang beragamnya variasi produk. Salah satu ciri produksi massal, yaitu adanya
kesamaan produk. Hal ini akan menyulitkan produsen dalam memperkenalkan
berbagai macam varian produk untuk memuaskan konseumen yang berbeda-beda.
c. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli mesin-mesin produksi sangat mahal, begitu
pula dengan pemeliharaannya.
d. Tidak adanya jaminan. Artinya, perusahaan harus memerhatikan permintaan pasar
terhadap produk tersebut, tetapi tidak ada jaminan bahwa produk tersebut akan laris
manis di pasaran.
B. Perencanaan Produksi Massal
Setiap usaha tertentu menginginkan keuntungan yang besar dengan biaya seminimal
mungkin. Perusahaan yang memilih untuk melakukan produksi massal berharap
memeroleh keuntungan yang lebih besar. Semakin banyak keuntungan yang mereka
dapat, maka semakin mudah bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
Dalam kaitannya dengan produski massal, tujuan dari perencanaan produksi, antara
lain sebagai berikut.
Selain memiliki tujuan, perencanaan produk pun memiliki fungsi. Adapun fungsi dari
perencanaan produksi, antara lain sebagai berikut.
a. Menjamin rencana produksi barang maupun penjualan barang
Perencanaan produksi yang tepat mampu memudahkan perusahaan untuk menjamin
rencana penjualan produk kepada konsumen sesuai dengan rencana yang tepat.
Rencana produksi yang tepat adalah rencana yang berhubungan dengan kebutuhan
konsumen di pasaran sekaligus mengetahui selera mereka. Dengan mengetahui
berapa banyak konsumen yang membutuhkan barang tersebut, maka penjualan akan
dimaksimalkan berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan.
b. Mengukur kapasitas produksi yang konsisten terhadap rencana produksi
Perencanaan produksi sangat tepat digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan mampu untuk memproduksi barang serupa dari waktu ke waktu.
Pengukuran tersebut bisa digunakan untuk memaksimalkan produksi barang secara
berkelanjutan. Karena proses produksi suatu perusahaan harus berjalan dengan
konsisten, maka perusahaan harus mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pasar. Umumnya, konsumen tidak mau tahu tentang apa
yang dibutuhkan perusahaan, mereka hanya menginginkan barang yang
dibutuhkannnya ada saat mereka membutuhkan. Untuk itu, perusahaan harus
mengukur produktivitas produknya setiap saat agar tetap bisa memenuhi pasar.
c. Alat untuk memonitor hasil produksi
Fungsi lainnya dari pembuatan perencanaan produksi, yaitu memudahkan perusahaan
dalam memonitor hasil produksinya secara akurat. Selanjutnya, hasil monitoring
digunakan sebagai acuan untuk membuat penyesuaian atau revisi produksi yang lebih
baik. Hal ini dikarena ada kalanya saat produksi pertama perusahaan mampu
menghasilkan barang yang berkualitas, namun belum tentu pada produksi kedua atau
ketiga perusahaan bisa menghasilkan produk yang sama bagusnya dengan produk
pertama. Perencanaan produksi sangat membantu perusahaan untuk mengawasi hasil
produk dari waktu ke waktu. Apabila produk yang dihasilkan kurang baik, maka
perusahaan perlu melakukan penelitian tentang penyebab produksi tersebut tidak
sesuai harapan. Monitoring ini harus dilakukan secara terus menerus agar konsumen
tidak berpaling pada produk perusahaan competitor.
a. Tujuan Produksi
Tujuan produksi harus dibuat sejelas mungkin dan mampu dipahami oleh manajemen
perusahaan. Contohnya, suatu perusahaan akan membuat suatu produk, makan bahan
baku yang digunakan harus sesuai dengan produk yang akan dibuat. Dan, hal tersebut
harus dikomunikasikan kepada setiap bagian dari perusahaan yang berkaitan dengan
pembuatan produk tersebut. Sebelum menentukan berapa besar bahan baku yang akan
digunakan, terlebih dahulu perusahaan akan menentukan untuk apa produk tersebut
diproduksi. Bila bahan baku yang tersedia cukup banyak dan tujuan produksi diketahui,
maka perusahaan akan mudah menentukan berapa besar produksi yang akan dilakukan.
Perencanaan produksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar harus
dilakukan sesuai dengan keinginan konsumen di pasaran. Sebelum produksi perusahaan
harus melakukan survei lapangan untuk mengetahui selera konsumen. Setelah itu barulah
perusahaan membuat perencanaan produksi sesuai kebutuhan pasar. Tentu saja, kualitas
produk harus diperhatikan jika tujuan produksi untuk memenuhi selera konsumen. Bila
perencanaan produksi dilakukan dengan baik, maka kualitas produk pun akan baik.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam perusahaan. Faktor internal,
antara lain:
1) Kapasitas mesin dan peralatan;
2) Produktivitas tenaga kerja;
3) Kemampuan pengadaan dan penyediaan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang datangnya dari luar perusahaan yang
berada di luar kekuasaan pimpinan perusahaan. Faktor-faktor eksternal meliputi atas:
1) Kebijakan pemerintah;
2) Inflasi;
3) Bencana alam.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
produksi, yaitu sifat proses produksi, jenis dan mutu dari barang yang diproduksi, dan
sifat dari barang yang diproduksi.
1. Pengertian Peramalan
Apa yang dimaksud dengan peramalan? Peramalan adalah proses untuk
memperkirakan kebutuhan di masa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran
kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa.
Peramalan mungkin tidak selalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang
stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat
dibutuhkan bila kondisi keadaan pasar bersifat kompleks dan dinamis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat kompleks dan
dinamis karena permintaan tersebut akan bergantung kepada keadaan sosial, ekonomi,
politik, aspek teknologi, produk pesaingm dan produk substitusi. Oleh karena itu,
peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan manajemen.
2. Klasifikasi Peramalan
Klasifikasi peramalan berdasarkan jangka waktunya dapat diklasifikasikan ke dalam 3
(tiga) kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan
untuk produk dan perencanaan sumber daya.
b. Peramalan jangka menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih khusus
dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran
kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.
3. Tujuan Peramalan
Peramalan memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. menentukan kebutuhan dan ukuran perluasan pabrik;
b. menentukan perencanaan jangka menengah untuk produk yang ada untuk diproduksi
dengan fasilitas yang ada;
c. menentukan penjadwalan jangka pendek dari produk yang ada untuk diproduksi
dengan perlatan yang ada.
Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan
tingkat akurasi yang ingin dulapat, misalnya item item yang penting akan diramalkan
dengan metode yang canggih dan mahal sedangkan item-item yang kurang penting bisa
diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah Prinsip im merupakan adopsi dari
Hukum Pareto (Analisis ABC).
c. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan
Artinya, penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, metode yang
canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan hanya akan membebani
perusahaan.
a. Peramalan subjektif
Peramalan subjektif merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan-
keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi ataupun intuisi seseorang, yang meskipun
kelihatannya kurang ilmiah, tetapi dapat memberikan hasil yang baik.
Ada dua macam metode yang digunakan dalam peramalan subjektif, yaitu metode
delphi dan metode penilitian pasar. Berikut ini penjelasan dari kedua metode tersebut.
1) Metode Delphi
Metode Delphi merupakan cara sistematis, untuk mendapatkan keputusan bersama
dari suatu kelompok yang terdiri dari para ahli dan berasal dari disiplin yang berbeda.
Mereka tidak hadir dalam satu forum diskusi, tetapi diminta pendapatnya secara terpisah
dan tidak boleh saling berunding. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang
bias karena pengaruh kelompok. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari ahli yang
lain dalam kelompok tersebut akan ditanyakan lagi kepada yang bersangkutan, schinger
diperoleh angka estimasi pada interval tertentu yang dapat diterima. Metode Delphi ini
dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada pengoperasian jangka
panjang Selain itu, metoda ini juga bermanfaat dalam pengembangan produk baru,
pengembangan kapasitas produksi, penerobosan kesegmen pasar baru dan strategi
keputusan bisnis lainnya.
b. Peramalan Objektif
Peramalan objektif merupakan prosedur peramalan yang mengikun aturan-aturan
matematis dan statistik dalam menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu
atau lebih variabel yang memengaruhinya Selain itu, peramalan objektif juga
mengasumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan antara variabel-
variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan berulang juga pada
masa yang akan datang.
Peramalan objektif terdiri atas dua metode, yaitu metode intristik dan metoda
ektrinsik Berikut ini penjelasannya.
1) Metode Intrinsik
Metode intrinsik lebih cocok digunakan dalam peramalan jangka pendek pada
kegiatan produksi. Metode ini kurang memerhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat
memengaruhi permintaan pasat. Metode intrinsik termasuk metode peramalan yang
mudah dan murah. Metode ini diwakili oleh analisis deret waktu.
2) Metode Ekstrinsik
Metode ekstrinsik lebih cocok digunakan dalam peramalan jangka panjang. Dalam
peramalannya metode ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin dapat
memengaruhi besarnya permintaan di masa yang akan datang.
Metode ini disebut juga metode kausal, karena metode ini menunjukkan hubungan
sebab yang jelas dalam peramalannya. Selain itu, metode ekstrinsik dapat memprediksi
titik-titik perubahan. Namun, metode ini memiliki kelemahan, yaitu biaya aplikasinya
mahal, dan frekuensi perbaikan hasil peramalannya rendah. Peramalan dengan metode ini
sulit menyediakan informasi perubahan faktor-faktor eksternal yang terukur. Metode
ekstrinsik banyak dipakai untuk peramalan pada tingkat agregat. Metode ini akan diwakili
oleh metode regresi.
a. Kecenderungan/Trend (T)
Trend merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu terjadinya.
Apakah permintaan cenderung mengalami kenaikan, penurunan atau konstan.
b. Siklus/Cycle (C)
Tren menunjukkan Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang
secara periodik, biasanya lebih dari satu tahun. Pola permintaan yang demikian ini
tidak perlu dimasukkan dalam peramalan jangka pendek Pola permintaan yang
menunjukkan siklus tertentu sangat berguna dalam peralaman jangka menengah dan
jangka panjang.
c. Pola musiman/Season (S)
Fluktuasi permintaan suatu produk dapat naik turun di sekitar garis trend dan
biasanya berulang setiaptahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca,
musim libur panjang, dan hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodik
setiap tahunnya.
d. Variasi acak/Random (R)
Permintaan suatu produk dapat mengikuti pola bervariasi secara acak yang
disebabkan adanya faktor- faktor tertentu, seperti adanya bencana alam, bangkrutnya
perusahaan pesaing, promosi khusus, dan beberapa kejadian lainnya yang tidak
mempunyai kecenderungan pola tertentu. Variasi acak ini diperlukan dalam rangka
menentukan persediaan pengaman untuk mengantisipasi kekurangan persediaan bila
terjadi lonjakan permintaan.
a. Produktivitas
Dalam arti luas, pengertian produktivitas menyangkut hubungan antara keluaran
(output) dengan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Produktivitas adalah rasio dari beberapa output dengan beberapa input dan dapat
dituliskan dalam rumus sebagai berikut.
Keluaran (output)
Produktivitas ꞊ ─────────── atau
Masukan (Input)
Produktivitas menggambarkan hubungan antara keluaran dan alat atau sarana yang
digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi tersebut
diperoleh dari suatu kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa produk nyata atau
produk jasa. Untuk menghasilkan keluaran diperlukan masukkan atau sumber-sumber
utama, seperti tenaga kerja, modal, bahan baku, dan energi
b. Kapasitas
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat
diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi berhubungan
dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh untuk menentukan jumlah produk yang dapat
dihasilkan. Apabila kapasitas produksi tinggi, maka biaya tetap yang dikeluarkan juga
besar, apabila pemanfaatannya sedikit, maka biaya produksi mahal, sehingga untuk
menentukan kapasitas produksi harus dilakukan perencanaan dan penelitian terlebih
dahulu.
c. Kecepatan Pengiriman
Pengukuran keberhasilan manajemen produksi juga bisa dilihat dari kelancaran
pengiriman produk Kecepatan pengiriman produk, yattu kelancaran pengiriman produk-
produk hasil kegiatan produksi kepada lini pemasaran yang dilanjutkan ke semua
retailer/agen/distibutor produk. Semakin cepat arus pengiriman barang dari lini produksi
ke lini pemasaran, maka menunjukkan semakin baik jalannya kegiatan produksi
Kelancaran alur pengiriman ini erat kaitannya dengan pemasukan dan keuntungan
bagi perusahaan. Besarnya keuntungan perusahaan akan berpengaruh pula pada kegiatan
produksi.
d. Kualitas Produk
Indikator keberhasilan produksi massal yang paling utama, yaitu kualitas produk
yang dihasilkan sebagai output produksi Seringkali produk yang dihasilkan oleh kegiatan
produksi pada waktu tertentu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Kualitas produk
hasil kegiatan produksi dapat dijaga agar selalu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen melalui sebuah prosedur operasi standar yange dikenal dengan saman
operasional prosedur (SOP). Terkait dengan kualitas produk ini, kegiatan produksi dapat
dikatakan berhasil bila mampu menghasilkan produk (output) sesuai dengan kualitas yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
e. Kecepatan Proses
Kecepatan proses produksi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan produksi
massal. Kegiatan produksi massal menekankan pada kecepatan pekerjaan dalam
menghasilkan produk dengan tujuan mengurangi biaya produksi, sehingga produk yang
dihasilkan dapat memiliki harga murah.
f. Fleksibilitas
Indikator lainnya dari keberhasilan produksi massal, yaitu adanya fleksibilitas.
Artinya, perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memproduksi bermacam-
macam produk tanpa perlu adanya penambahan pada peralatan-peralatan maupun pada
sumber daya lainnya. Hal ini menyebabkan dapat diproduksinya berbagai macam jenis
produk dengan biaya dan waktu yang memadai.
a. Ongkos produksi
Ongkos produksi meliputi semua buaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk /jasa hingga ke tangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah
diharapkan produk/jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh
konsumen.
Untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu, yang
biasanya. dilakukan dalam waktu satu tahun. Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem
usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai. Namun,
sebenarnya untuk mengukur seberapa besar konstribusi sistem operasi di dalam
pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah.
b. Kualitas produk/jasa
Umumnya konsumen memilih produk/jasa dengan kualitas yang baik, tetapi harganya
pun terjangkau. Oleh sebab itu, baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari
kualitas produk/jasa yang dihasilkan Ukuran kualitas produk tentunya yang disesuaikan
dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
c. Tingkat pelayanan
Untuk menilai pelayanan sistem produksi kepada konsumen baik atau tidak banyak
dipengaruhi faktor-faktor kualitatif. Meskipun demikian beberapa ukuran objketif yang
sering digunakan, antara lain:
1) ketersediaan produk (aviability);
2) kemudahan dalam mendapatkan produk;
3) kecepatan pelayanan baik, yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time),
ataupun waktu pemrosesan (processing time).
3. Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin
Untuk mengukur kinerja produktivitas mesin umumnya perusahaan menggunakan
cool OEE (overall equipment effectiveness. Produktivitas erat kaitannya dengan
keuntungan perusahaan. Dengan menggunakan OEE membantu mengukur seberapa dekat
posisi perusahaan dengan kondisi produksi yang sempurna. Kondisi produksi yang
sempurna tersebut bisa diukur dari apakah perusahaan tersebut hanya memproduksi
barang yang bagus, dalam waktu secepatnya, dan tanpa berhenti atau waktu jeda.
Adapun langkah kunci bagi perusahaan untuk mengukur keefektifan progam OEE
dalam meningkatkan produksi dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
Ditinjau dari segi wujud proses produksinya, kegiatan proses produksi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Proses produksi kimiawi;
Proses produksi yang menitik beratkan pada adanya proses analisa atau
sintesa serta senyawa kimia. Contohnya, proses produksi pada perusahaan
obat-obatan, tambang minyak dan lain-lain.
Telah kita ketahui bersama bahwa tugas penting bagian produksi dan operasi adalah
menciptakan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kebanyakan konsumen
menginginkan barang yang murah dengan kualitas yang tinggi. Untuk memenuhi
keinginan ini, bagian operasi dan produksi harus berusaha mewujudkan barang dalam
konteks diproduksi secara efisien, mencapai produktivitas tinggi dan mamp menciptakan
barang yang bermutu.
a. Meningkatkan efisiensi
Efisien merupakan hubungan antara inpur dan bahan baku dengan output atau produk
Jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak sementara nilai
bahan baku tetap, maka telah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan. Begitu pula, jika
perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi dengan nilai bahan baku
yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu dari ukuran perusahaan yang
melakukan proses transformasi adalah efisiensi. Ketika beberapa informasi yang diterima
menyatakan bahwa ada perusahaan yang menginvestasikan uangnya pada peralatan baru,
merancang system jaringan komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alasan-
alasan ini biasa digunakan untuk memotong biaya atau dikenal sebagai meningkatkan
efisiensi.
b. Meningkatkan produktivitas
Produktivitas merupakan ukuran detail atau terinci mengenai efisiensi data perubahan
waktu ke waktu Produktivitas merupakan perbandingan antara seluruh produk barang
atau jasa yang diproduksi pada waktu tertentu dibagi dengan banyaknya jam kerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, produktivitas
merupakan efisiensi dari para pekerja. Produktivitas juga berkaitan dengan kuantitas
barang yang akan diproduksi. Jika sumber daya digunakan dengan cara yang semakin
efisien, maka kuantitas output akan menjadi besar.
c. Meningkatkan kualitas
Perhatian setiap perusahaan pada peningkatan kualitas menjadi sangat penting.
Mengapa? Kualitas adalah salah satu alasan yang membuat konsumen mau membeli
barang suatu perusahaan atau mau menggunakan jasa suatu perusahaan. Konsep kualitas
sangat subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil memproduksi
barang dan jasa dengan ciri dan karakter tertentu dengan standart kepuasan seperti apa
yang diduga oleh konsumen. Sifat yang subjektif ini menyebabkan perusahaan tidak
hanya memproduksi barang yang baik, tetapi harus sesuai dengan apa yang menjadi
harapan konsumen.
Proses produksi suatu barang selalu menggunakan cara-cara tertentu agar tujuan
ekonomis perusahaan dapat dicapai. Untuk memberikan gambaran yang nyata dalam
ulasan tahapan proses produksi, simak beberapa tahapan proses produksi pada PT Astra
Honda Motor di bawah ini. Proses produksi pada PT Astra Honda Motor secara garis
besar terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut.