Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 : PRODUKSI MASSAL

Proses Produksi Massal: Pengertian, Ciri dan Contoh

Produksi massal sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berikut


pengertian, ciri-ciri dan contoh proses produksi massal. Sebuah perusahaan yang
melakukan kegiatan produksi biasanya akan rutin melakukan produksi massal yang
dilakukan setiap hari kerja.

Bahkan perusahaan tertentu yang menjalankan jam kerja shifting memastikan kegiatan
produksi skala besar berlangsung 24 jam penuh. 

Apa itu kegiatan produksi? Sebelum lanjut ke proses produksi massal, pahami dahulu
mengenai contoh kegiatan produski.

Kegiatan produksi secara massal biasanya dilakukan untuk mendapatkan


hasil atau produk dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat.
Sehingga proses produksi dilakukan dalam skala besar yang lebih akrab disebut
dengan istilah produksi massal. 

Produksi secara massal tidak bisa dilakukan sembarangan dan asal-asalan, ada
tahapan dan trik tersendiri agar kualitas setinggi kuantitas produksinya. Supaya lebih
mudah menjalankan kegiatan produksi skala besar, maka bisa menyimak uraian
berikut. 
Pengertian Produksi Massal

Hal pertama yang perlu dipelajari adalah pengertian dari produksi massal atau
produksi massa. Secara umum, produksi massal merupakan proses pembuatan barang
atau produk yang dilakukan dalam jumlah besar. 

Kegiatan produksi tentunya tidak selalu dilakukan dalam jumlah besar. Biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar. Semakin tinggi permintaan suatu
produk maka semakin besar kemungkinan dilakukan produksi skala besar.

Kondisi pasar yang baik itu seperti apa? Yuk pahami lebih detail mengenai pengertian
pasar.

Selain dipengaruhi oleh permintaan, biasanya juga dipengaruhi oleh strategi


marketing dan kondisi modal. Semakin tinggi skala produksinya maka semakin besar
modal yang dibutuhkan. Selain itu, disesuaikan dengan strategi marketing yang
diterapkan. 

Apakah ingin melakukan pemasaran skala besar dengan melibatkan jaringan


reseller di seluruh negeri? Atau melakukan pemasaran terbatas ke orang terdekat di
masa awal produk dirilis ke pasaran? Hal ini tentu menentukan jumlah produksinya. 

Supaya lebih mudah memahami arti dari produksi secara massal, maka berikut
adalah pendapat para ahli tentang definisinya: 

 Eliya Fauzi 
Ahli pertama yang menjelaskan definisi produksi secara massal adalah Eliya Fauzi.
Menurutnya, produksi secara massal adalah kegiatan memproduksi barang tertentu
yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah jumlah besar melalui
serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya. 
 Fitri Febrianti 
Pendapat yang kedua dipaparkan oleh Fitri Febrianti, dijelaskan bahwa produksi
secara massal adalah proses menghasilkan sebuah produk yang terstandarisasi dalam
jumlah banyak menggunakan perakitan dengan teknologi otomasi.

 Indaryanto 
Terakhir adalah definisi yang disampaikan oleh Indaryanto. Dijelaskan bahwa
produksi massal adalah produksi yang dibuat dalam jumlah besar yang bermanfaat
untuk banyak orang dalam masyarakat secara luas.

Dari pendapat para ahli tersebut bisa disimpulkan bahwa produksi secara massal
tidak hanya berhubungan dengan kuantitas skala besar. Melainkan harus ada standar
yang perlu dibuat lalu dijadikan dasar dalam kegiatan produksi tersebut. 

Standar ini diperlukan agar kualitas produk tetap terjaga meskipun produksi
dalam tempo cepat dilaksanakan. Tanpa adanya standar maka yang berhasil
didapatkan hanya kuantitas atau jumlah. Bagaimana jika produk yang sudah jadi gagal
dipasarkan karena mutu jelek?
Sifat Produk

Tidak semua perusahaan melakukan produksi secara massal, dan ketika


dilakukan maka ada beberapa sifat yang melekat pada produk yang dihasilkan. Sifat-
sifat tersebut antara lain: 

1. Menghasilkan Produk dalam Jumlah Besar 

Sifat pertama dari kegiatan produksi skala besar adalah menghasilkan produk
dalam jumlah besar. Proses produksi yang memang dilakukan dengan cepat tentunya
akan menghasilkan produk dengan kuantitas tinggi. 

Bagi lingkungan pabrik, proses produksi secara massal menjadi rutinitas sehari-
hari untuk memenuhi permintaan klien. Misalnya di pabrik mie instan, per harinya bisa
menghasilkan ratusan sampai ribuan bungkus. Semua dipasarkan untuk memenuhi
permintaan mie instan yang tinggi di masyarakat. 

2. Biasanya Menggunakan Sistem 

Sifat yang kedua adalah menggunakan sistem, memang tidak semua namun
biasanya menggunakan sistem. Mulai dari sistem tata kelola peralatan, tata olah bahan
baku, dan lain sebagainya. 

Sehingga proses produksi dibuat terputus-putus, misalnya di bagian A hanya


mengerjakan pembuatan adonan mie instan. Bagian B mengerjakan pengeringan mie
instan, bagian C untuk mengemas bumbu, dan seterusnya. 

Semua bagian digabungkan dan saling terhubung untuk menghasilkan produk


mie instan yang sudah terkemas rapi di dalam dus. Semua bisa berjalan baik jika dibuat
sistem yang rapi dan teratur. 
3. Menggunakan Mesin Khusus

Kegiatan produksi massal umumnya mengandalkan teknologi yang diterapkan


dalam mesin canggih. Sehingga untuk mengejar target produksi yang tinggi
kebanyakan memakai mesin untuk proses produksi tersebut. 

Mesin kemudian dibuat khusus dan tidak sedikit pabrik yang memesan mesin khusus
untuk mendukung proses produksi secara massal. Tujuannya agar kualitas terjaga dan
dibuat sebagus ketika dikerjakan manual dengan tangan. 

4. Tidak Membutuhkan Karyawan dengan Keahlian Tinggi 

Sifat berikutnya adalah tidak selalu membutuhkan karyawan dengan keahlian tinggi.
Sebab keahlian tersebut digantikan oleh mesin, dan perusahaan hanya memerlukan
SDM atau karyawan untuk dijadikan operator. 

Sehingga memastikan mesin bekerja dengan baik dan jika ada kesalahan atau
kerusakan, maka bisa segera mengambil tindakan. Misalnya menghentikan proses
produksi dan kemudian melakukan perbaikan pada mesin yang rusak tadi. 

5. Dipengaruhi oleh Kondisi Mesin Produksi 

Terakhir, proses produksi massal bersifat sangat bergantung pada kondisi mesin.
Meskipun proses produksi terputus-putus per bagian. Namun jika satu bagian di tengah,
di awal, maupun di akhir tersendat. 

Maka mesin di bagian lainnya tetap perlu ikut menghentikan kegiatan produksi.
Sehingga saat kondisi mesin memburuk, mudah rusak, sering rusak, dan sebagainya.
Akan langsung menurunkan jumlah produksi di hari tersebut. 
Ciri-Ciri Produksi Massal

Produksi secara massal kemudian memiliki ciri-ciri yang sifatnya khas, sehingga
berbeda dengan produk yang diproduksi dalam skala kecil. Ciri-ciri tersebut mencakup: 

1. Produk berbiaya rendah

Sebab secara umum hanya produk yang punya biaya dan harga rendah yang
diproduksi secara massal. Bandingkan dengan produk eksklusif yang diproduksi dalam
sistem limited edition. Maka produk akan dilepas ke pasar dengan harga tinggi. 

2. Tujuannya untuk menguasai pasar

Semakin tinggi jumlah produknya maka akan tersedia semakin banyak dan luas di
pasaran. Sehingga produk tersebut dilihat semua konsumen dan mampu menguasai
pasar. 

3. Dijual di pasar bebas

Produk massal biasanya dijual secara bebas sehingga bisa ditemukan dimana
saja dan dibeli kapan saja. Misalnya kaos oblong biasa, maka bisa dibeli di pasar,
swalayan, sampai supermarket. 

Sebelumnya kita sudah bahas tentang pasar bebas. Yuk kenali dan pahami Apa itu
Pasar Bebas.

4. Ada stok produk

Permintaan produk yang tinggi membuat produsen sengaja menyediakan stok


produk jadi. Sehingga bisa memenuhi permintaan produk dalam jangka panjang. 
5. Alur kerja seimbang

Proses produksi memiliki alur yang sudah ditata sedemikian rupa sehingga
semua bagian mendapatkan tugas yang seimbang atau adil.  

6. Diproduksi secara berkesinambungan

Proses produksi berlangsung secara terus-menerus dengan tahapan yang sama


dan menggunakan bahan baku yang sama juga. 

7. Ada prosedur standarisasi produk

Artinya dalam proses produksi ada standar yang harus dipenuhi. Baik itu standar bahan
baku, ukuran bahan baku, standar mesin, dan lain sebagainya. 

Nah banyak hal yang dipengaruhi oleh sumber daya dari perusahaan itu sendiri
pastinya. 

Kelebihan Produksi Massal

Kegiatan produksi massal tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, bagi pelaku
usaha tentu perlu memperhatikan keduanya dengan seksama. Adapun kelebihan dari
produksi skala besar ini antara lain: 

1. Efisiensi Waktu

Kegiatan produksi secara massal akan membantu perusahaan mendapatkan


hasil produksi dalam jumlah tinggi namun dalam waktu yang singkat. Jika diproduksi
manual, bisa jadi hanya menghasilkan 10 produk per hari. 
Jika didukung dengan mesin canggih dan menggunakan konsep produksi skala besar.
Maka jumlah produksi bisa 100 produk per hari. Hal ini akan memberi efisiensi waktu,
sehingga untuk mengejar target produksi yang besar tidak selalu memakan waktu
lama. 

2. Menghemat Biaya 

Produksi secara massal diketahui juga memberi kemudahan untuk menghemat


biaya produksi. Pertama, karena pembelian bahan baku dalam jumlah besar sehingga
mendapat harga lebih murah. Kedua, lebih banyak menggunakan mesin sehingga
jumlah SDM sedikit yang menurunkan beban biaya gaji karyawan. 

3. Akurasi yang Tinggi 

Kelebihan berikutnya dari produksi massal adalah akurasi yang tinggi. Sebab
prosesnya memakai mesin sehingga kesalahan sangat minim. Hal ini menjadikan
proses produksinya punya akurasi yang tinggi dibanding produksi secara manual. 

4. Tingkat Produksi Tinggi 

Kelebihan berikutnya adalah tingkat produksi tinggi, sebab dalam waktu singkat bisa
menghasilkan produk yang banyak. Dalam sehari sebuah pabrik bahkan bisa
memproduksi ribuan sampai puluhan ribu produk. 

5. Bisa Berkreasi 

Mesin yang digunakan untuk produksi skala besar biasanya sudah didesain sedemikian
rupa. Sehingga satu kali produksi bisa menghasilkan beberapa varian. Misalnya proses
produksi mie instan yang dalam sehari bisa menghasilkan 5 jenis rasa berbeda. Hal ini
menunjukan produksi secara massal bisa berkreasi. 
Kekurangan Produksi Massal

Selain memiliki banyak kelebihan, kegiatan produksi secara massal juga memiliki
beberapa kekurangan. Seperti: 

1. Terlalu Kaku 

Produksi skala besar menggunakan mesin yang diatur sedemikian rupa sesuai
dengan kebutuhan. Jika ada kerusakan sedikit saja pada mesin maka akan
mempengaruhi hasil produksi. Sehingga sifatnya kaku, tidak fleksibel seperti proses
produksi manual. 

2. Varian Produk Masih Kurang 

Produk massal biasanya memiliki varian yang monoton, antara satu produsen dengan
produsen lain biasanya memiliki model serupa. Selain itu, variasi produk butuh waktu
lama karena perlu menyesuaikan dengan ketersediaan mesin yang mendukung. 

3. Tidak Ada Jaminan Produk Habis 

Meskipun jumlah produksi tinggi, namun tidak ada jaminan semua produk ini
akan laku terjual atau habis. Sehingga perusahaan perlu melakukan antisipasi terhadap
resiko ini. Misalnya memperhatikan selera, kebutuhan, dan tren di pasaran. 
Contoh Produksi Massal

Kegiatan produksi massal adalah kegiatan umum di lingkungan industri dan pabrik di
berbagai bidang. Ada banyak contoh produk hasil produksi skala besar tersebut,
beberapa diantaranya adalah: 

1. Produksi Peralatan elektronik

semua jenis dari semua merek biasanya diproduksi secara massal. Misalnya
smartphone merek Samsung yang satu kali produksi bisa menghasilkan ribuan unit per
hari. 

2. Alat transportasi atau kendaraan

Misalnya sepeda motor merek Honda yang oleh pabriknya diproduksi secara massal
agar per hari bisa menghasilkan ratusan unit motor untuk disalurkan ke dealer mitra. 

3. Peralatan mandi

Misalnya sabun merek Lux yang diproduksi massal dengan aneka varian (aroma) untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang besar terhadap produk sabun mandi. 

4. Produksi Makanan dan Minuman

Misalnya proses produksi mie instan baik merek Sedap, Indomie, Supermi, dan lain-lain
yang per hari bisa menghasilkan ribuan bungkus mie instan. 

Melalui penjelasan di atas maka bisa dipahami bahwa mayoritas pabrik di


Indonesia dan bahkan di dunia melakukan produksi massal. Sebagai upaya
mendapatkan kuantitas produksi yang tinggi untuk memenuhi permintaan pasar
terhadap produknya. 

Anda mungkin juga menyukai