Diskusi 8
Diskusi 8
a. Pada tanggal 2 Agustus 1926 terjadi tabrakan antara SS Lotus, sebuah kapal uap Prancis
dengan SS-Boz Kourt , sebuah kapal Turki, di suatu daerah di utara Mytilene.
Delapanwarga Turki atas kapal Boz Kourt tenggelam akibat kecelakaan tersebut.
b. Kapten kapal Lotus yang bernama M. Demons ditangkap oleh pemerintah Turki
sekaligus dimintai keterangan. M. Demons ditahan dan diadili oleh Turki dengan alasan
telah melakukan tindakan kejahatan pidana pembunuhan yang menimbulkan korban
danmenyebabkan kerugian terhadap kapal tambang Turki.
c. Pemerintah Prancis keberatan atas penahanan yang dilakukan Turki karena dianggap
tindakan itu tidak sejalan dengan Hukum Internasional dan pihak Turki tidak memiliki
Jurisdiksi untuk mengadili perkara itu, serta berpandangan bahwa negara benderalah
yang memiliki Jurisdiksi eksklusif atas kapal di laut lepas (floating island theory)
d. Pada tanggal 7 September 1927, ketika belum adanya Perserikatan Bangsa-Bangsa,kasus
tersebut diajukan Mahkamah Internasional Permanen (Permanent-ICJ) yang mana
merupakan bagian yudisial dari Liga Bangsa-Bangsa (pendahulu Perserikatan Bangsa-
Bangsa).
Kemudian Judul Peraturan Perundang–undangan memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
pengundangan atau penetapan, dan nama Peraturan Perundang–undangan, lalu untuk Pembukaan
Peraturan Perundang–undangan terdiri atas:
Jika dalam Peraturan Perundang-undangan tidak dilakukan pengelompokan bab,ketentuan umum maka
diletakkan dalam pasal atau beberapa pasal awal.
Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Perundang-undangan yang dimana Setiap Undang-Undang,
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota diberi penjelasan.
Dalam hal Peraturan Perundang-undangan memerlukan lampiran, hal tersebut dinyatakan dalam batang
tubuh bahwa lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Perundang-
undangan.
ILMU NEGARA
Menurut saya Penerapan Pembagian Kekuasaan terdiri dari dua bagian. Yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian secara vertikal.dimana dalam pembagian tersebut
sudah tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
1. Pembagian Secara Horizontal
Dimana Kekuasaan vertikal ini merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yakni
pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintah. Pada pasal 18 ayat (1) UUD 1945
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Pada kekuasaan
vertikal muncul sebagai konsekuensi diterapkannya asa desentralisasi. Di mana pemerintah
pusatmenyerahkan wewenang kepada pemerintah daerah. Sistem yang dipakai dengan adanya itu
dengan otonomi daerah. Di mana pemerintah daerah mengurusi urusan daerahnya. Pembagian
kekuasaan secara vertikal contohnya:
a. Presiden;
b. Gubernur;
c. Wali kota/Bupati;
d. Camat;
e. Lurah/Kepala Desa;
f. Kepala Dukuh;
g. RW dan terakhir RT
KRIMINOLOGI
Menurut Lawang (1994), konflik diartikan sebagai perjuangan untuk bisa memperoleh hal-hal
yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dimana tujuan mereka melakukan
konflik tersebut itu untuk tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan
pesaingnya. Konflik juga dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu
kelompok dengan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan
(ekonomi, politik, sosial dan budaya) yang relatif terbatas.
Salah satu contoh konflik yang diakhiri dengan kekerasan dan tidak memiliki tujuan yang jelas,
misalnya tawuran antar pelajar. Tawuran antar geng , yang kemudian biasanya pemicu adalah
adanya saling ejek , perebutan kekuasaan daerah dan rasa gengsi yang tinggi di tiap-tiap
kelompok yang berseteru., lalu ada beberapa Faktor penyebab konflik tersebut adalah :
Sumber Referensi :
BMP