Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU NEGARA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1.ANASS TASYA SANDRA AULIA (132023022)


2.NOVI FITRIA (132023023)
3.MUTIARA ROMSIAH (132023031)
4.SAHRA AUTIKA (132023012)
5.UMI KHSANAH (132023036)

DOSEN PENGAMPU :
Mita Purnama, S.Pd.,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang membahas tentang tipe dan unsur pancasila dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan materi yang berkaitan dengan Tipe dan
Unsur Negara, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Tipe dan Unsur
Negara. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan
berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN MASALAH................................................................................. 3

2.1 Tipe Negara berdasarkan Sejarah Perkembangannya.....................................................3

2.2 Tipe Negara Berdasarkan Hukum Dan Tujuan Negara...................................................6

2.3 Unsur Unsur Terbentuknya Negara……………………………. ...................................7

2.4 Pengertian Dari Rakyat, Wilayah Dan Pemerintah......................................................... 7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................9

KESIMPULAN.................................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang hidup dalam
wilayah tertentu dengan tujuan sama yang terikat dan taat terhadap perundang-undangan serta
memiliki pemerintahan sendiri’’. Negara dibentuk atas dasar kesepakatan bersama yang
bertujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan memenuhi
kebutuhan mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat ddalam menjalankan
aktivitasnya sebagai warga Negara, Negara memberikan batasan-batasan dalam wujud aturan
dan hokum. Dan setiap Negara memiliki tipe tipe nya tersendiri.

Tipe Negara ialah suatu penggolongan Negara yang tidak mempunyai batas-batas
yang tegas. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum, pernyataan demikian membawa konsekuensi bahwa hukum
hendaknya dapat dijadikan sebagai kerangka/landasan/dasar pijakan dalam mengatur dan
menyelesaikan berbagai persoalan (hukum) dalam menjalankan roda kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Prinsip Negara Hukum adalah ‘the rule of law, not
of man’. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai system bukan
orang per orang yang hanya bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario sistem yang
mengaturnya. Dan sebagai sebuah organisasi, Negara memiliki unsur-unsur yang tidak
dimiliki oleh organisasi apapun yang ada didalam masyarakat. Secara umum, unsure Negara
ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur Konstitutif
maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada didalam suatu Negara. Sedangkan unsur
deklaratif hanya menerangkan adanya Negara.

Adapun unsur-unsur Negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah
tertentu, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat konstitutif karena
merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya Negara. Apabila salah satu unsur tersebut tidak
ada atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai Negara.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Tipe Negara berdasarkan sejarah perkembangannya

2. Tipe Negara berdasarkan Hukum Dan Tujuan Negara

3. Unsur Unsur Terbentuknya Negara

4. Pengertian Dari Rakyat, Wilayah Dan Pemerintah

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, saya memiliki beberapa tujuan yang saya muat, yaitu:

1. Mengetahui Tipe Negara berdasarkan sejarah perkembangannya


2. Mengetahui Tipe Negara berdasarkan Hukum Dan Tujuan Negara
3. Mengetahui Unsur Unsur Terbentuknya Negara
4. Mengetahui Pengertian Dari Rakyat, Wilayah Dan Pemerintah

2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Tipe Negara berdasarkan Sejarah Perkembangannya

Dalam ilmu kenegaraan, negara digolongkan atau dikelompokkan ke dalam beberapa


tipe. Salah satunya adalah tipe negara menurut sejarah. Uraian tipe-tipe Negara menurut
sejarah (dehistorische hoofd typen van de staats) meninjau penggolongan Negara berdasarkan
sejarah pertumbuhan Negara, yang dimulai dari fase Tipe Negara Timur Purba/Kuno, Tipe
Negara Yunani Purba/Kuno, Tipe Negara Romawi Purba/Kuno, Abad Pertengahan hingga
pada fase Negara Modern. Berikut akan dijabarkan tipe-tipe Negara berdasarkan sejarahnya.

- Tipe Negara Timur Purba/Kuno

Pengelompokan negara-negara yang termasuk dalam tipe negara timur purba


mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu Teokrasi yakni Negara didasarkan pada paham
keagamaan, Ini Suatu pemerintahan yang berdasarkan keagamaan di mana biasanya kepala
Negara dianggap dewa karena pemerintahan berada pada dan dijalankan oleh raja-raja yang
diyakini dan dipercaya oleh rakyat merupakan keturuan atau penjelmaan dewa dewa. Dan
jika dilihat dari sudut kekuasaan maka Negara bersifat absolute dan despotisme yaitu Suatu
pemerintahan di mana perintah atau putusan raja harus mutlak dijalankan dan penguasa tidak
disokong oleh rakyat atau golongan manapun. Bukti-bukti keberadaan Negara-negara Timjr
Purba/Kuno sebagai Negara teoraksi tersebut diketemukan dalam prasasti-prasati, buku-buku
kronik maupun penemuan penemuan antropologis. Ciri yang kedua dari Negara timur
Purba/Kuno yaitu Negara absolute, bahkan disebut tirani dan despotie yang dimana seluruh
kekuasaan berada pada tangan seorang penguasa. Raja sebagai kepala Negara, kepala
pemeritahan, kepala kekuasaan legislatif, dan juga sekaligus sebagai kepala kekuasaan
yudikatif, sehingga pemerintahan dijalankan dengan sewenang-wenang.

- Tipe Negara Yunani Purba/Kuno

Negara Yunani Kuno mempunyai tipe sebagai Negara kota (polis, citystate, stadtstaat,
The Greek State). Dan demokrasi langsung. Polis merupakan Negara yang wilayahnya sempit
seluas kota, karena itu disebut Citystate, terletak didaerah pegunungan dataran tinggi, yang
dihuni oleh sedikit penduduk dan diperintah oleh raja. Pada awalnya merupakan suatu tempat

3
kediaman sedikit orang dipuncak bukit. Semakin lama semakin banyak penduduk
berkediaman disana dan untuk kepentingan keamanan maka dibangunlah banteng tembok
yang megelilingi wilayah itu untuk menjaga serangan musuh dari luar. Masing-masing polis
memiliki corak organisasi pemerintahan tersendiri, misalnya di Sparta ada raja sedangkan di
Athena ada kepala pemerintahan, namun secara umum ada kemiripan satu dengan yang lain,
yakni semua polis memiliki mahkamah (dikasteria), senat atau dewan (bule), dan sidang
umum (ekklecia) yang berhak dihadiri oleh semua warga kota warga Negara.Corak organisasi
pemerintahan seperti itu berkaitan dengan latar belakang bedirinya polis-polis. Mahkamah
atau badan kehakiman berasal dari kebiasaan pengadilan kepala kepala suku, sementara itu,
senat dan siding umum merupakan transformasi dan tradisi kolektivisme kelompok suku
pengembara di masa pengembaraan.

Sifat pemerintahan pada umumnya yaitu demokrasi langsung (directe demokratie,


klassieke democratie, direct democrac) yang berlangsung di dalam ekklesia (Ecclesia).
Semua warga kota dikumpulkan untuk dapat menyampaikan pendapat atas permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya dan Negara. Hal itu berlandaskan pada ajaran
para filosof dalam hal ini Aristoteles bahwa,manusia sebagai makhluk zoon politicon.
Pemerintahan mewajibkan warga untuk memenuhi tugas-tugas kenegaraan (Staats
Gemeinschaft). Warga kota wajib berbakti kepada kepentingan Negara sebagaimana halnya
berbakti untuk kepentingan keagamaan/kepercayaan. Dalam demokrasi langsung tersebut
setiap warga Negara warga kota berpartisipasi langsung dalam pembuatan undang-undang.
Selain itu, juga setiap saat dapat dating ke kantor pemerintah kantor public secara berbanyak
atau pun melalui relasi. Hal Demikian dapat terlaksana di Yunani Purba karena pengertian
Negara sama dengan kota yakni tempat di sekitar itu saja sehingga wilayahnya sangat
Terbatas;dan warga kota juga sedikit.

-Tipe Negara Romawi Purba/Kuno

Ciri-ciri yang dominan tipe Negara Romawi Purba/Kuno yaitu: primus inter pares,
caesarismus, dan kodifikasi hokum serta imperium yang tampak pada fase-fase
perkembangan mulai dari fase kerajaan, republic, principaat, dan fase dominaat. Tipe dari
Negara Romawi Purba digambarkan sebagai suatu imperium yang mempunyai wilayah yang
luas sekali karena jajahan-jajahannya. Pada saat itu di Romawi terdapat suatu ajaran yang
diperolehnya dari Yunani sebagai hasil daripada proses akulturasi. Berdasarkan catatan
arkeologis, kota Roma mulai terbentuk sekitar tahun 600-575 SM, dibangun oleh dua orang

4
bersaudara ialah romulis dan romus sebagai polis yang kemudian menimbulkan kerajaan.
Raja yang pertama ialah Romulus. Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma.
Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Raja diberikan kekuasan pemerintahan,
kehakiman, dan militer tertinggi dengan penggunaan imperium. Imperium dimiliki raja
seumur hidupnya dan membuat raja kebal terhadap pengadilan. Sebagai pemilik tunggal
imperium di Roma pada saat itu, raja memiliki kekuasaan eksekutif tertinggi serta kekuasaan
militer sebagai panglima tertinggi seluruh legiun romawi Selain itu, hukum yaang menjaga
warga negara dari penyalahgunaan magistratus yang memiliki imperium, tidak ada pada masa
raja.

Kekuasaan raja yang lainnya adalah hak untuk menunjuk atau mencalonkan pejabat
pada semua jabatan. Raja menunjuk tribunes celerum untuk bertugas sebagai tribunus suku
Ramnes di Roma sekligus sebagai komanan pengawal pribadi raja, Celeres. Raja diharuskan
menunjuk tribunus ketika mulai menjabat dan ketika akan meninggal. Tribunus merupakan
jabatan tertinggi kedua setelah raja dan juga memiliki hak untuk memanggil rapat Majelis
Curiate Jabatan lainnya yang ditunjuk oleh raja adalah Praefectus urbi, yang bertindak
sebagai penjaga kota. Ketika raja sedang berada di luar kota, prefek memiliki semua
kekuasaan dan hak raja, bahkan diberikan imperium selama berada di dalam kota. Raja juga
merupakan satu-satunya orang yang bisa mengangkat bangsawan menjadi anggota
Senat.Sesudah Romulus wafat, ia digantikan oleh Numa Pompilius yang berhasil menetapkan
institusi, Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum selama satu tahun di mana 10
orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa
Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya
sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan
kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani
para dewa. Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan
reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai
dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk
menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan
keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontivex Maximus, Salii, flamine. Numa
mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga
totalnya menjadi 12 bulan. Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk
menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan
membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan

5
Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa
memerintahkan untuk membuat sebelas salinannya, yang kemudian dipuja sebagai benda suci
oleh orang Romawi. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami. Setelah
itu kerajaan beralih ke pemerintahan Tullus Hostilius, Ancus Marcius, Tarquinius Priscus,
Servius Tullius, Dan Tarquinius Superbus, Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus,
memerintah dengan kejam. Dia menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan terror untuk
mempertahankan kekuasaannya. Sang raja juga mencabut banyak konstitusi yang telah
ditetapkan oleh pendahulunya. Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan Lucretia yang
kemudian menyebabkan rakyat memberontak dan menggulingkan kekuasaan raja. Setelah itu,
Romawi menjadi sebuah republik.

2.2 Tipe Negara Berdasarkan Hukum Dan Tujuan Negara

Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang hidup
dalam wilayah tertentu dengan tujuan sama yang terikat dan taat terhadap perundang-
undangan serta memiliki pemerintahan sendiri”. Negara dibentuk atas dasar kesepakatan
bersama yang bertujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan
memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat dalam
menjalankan aktivitasnya sebagai warga negara, negara memberikan batasan-batasan dalam
wujud aturan dan hukum. Dan setiap Negara memiliki tipe tersendiri.

Tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak mempunyai batas-batas yang tegas
Menurut Prof. Logemann, tipe negara lebih berkenaan dengan struktur batin pemerintah,
mengenai hubungan antara pemerintah dengan warga negara, dan mengenai tugas Negara.
Ada 3 Tipe Negara Hukum, yaitu:

a. Tipe Negara Hukum Liberal.

Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif artinya
bahwa warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara. Penguasa dalam
bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal menghendaki agar penguasa dan
yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi
penguasa.

b. Tipe Negara Hukum Formil atau Division of Power.

6
Negara hukum Formil yaitu Negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari
rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan
undangundang. Negara Hukum formil ini disebut juga dengan Negara demokratis yang
berlandaskan Negara hukum.

c. Tipe Negara Hukum Materiil atau Sparation of Power.

Negara Hukum Materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari


Negara Hukum Formil; tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang atau
berlaku asas legalitas yaitu dalam negara hukum Materiil tindakan dari penguasa dalam
hal mendesak demi kepentingan warga Negara dibenarkan bertindak menyimpang dari
undang-undang atau berlaku asas Opportunitas.

2.3 Unsur-unsur Terbentuknya Negara

Secara umum kata unsur mengandung arti bagian-bagian yang akan membentuk satu
kesatuan.Sedangkan Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu
dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Dalam unsur
pembentuk negara ada yang bersifat mutlak dan ada yang bersifat tambahan. . Suatu negara
dapat berdiri jika memenuhi unsure tersebut. Adapun unsur yang bersifat mutlak, yaitu
rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat. Sedangkan unsur tambahannya adalah
pengakuan dari negara lain yang disebut dengan unsur deklaratif.

2.4 Pengertian Dari Rakyat, Wilayah, Dan Pemerintah

Terkait dengan penjelasan unsur-unsur negara tersebut akan diuraikan secara singkat
di bawah ini.

• Rakyat atau penduduk.


Rakyat adalah kumpulan manusia dari dua jenis kelamin yang hidup bersama
dalam suatu masyarakat, meskipun mereka berasal dari keturunan yang berlainan,
menganut kepercayaan yang berlainan, atau memiliki warna kulit yang berlainan.
Terlebih khusus lagi rakyat diartikan semua orang yang berdiam di dalam suatu
negara atau menjadi penghuni negara. Rakyat dibedakan menjadi penduduk dan

7
bukan penduduk. Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal di dalam wilayah
negara, sedangkan yang bukan penduduk adalah mereka yang berada di dalam
wilayah negara yang sedang melakukan kunjungan wisata. Ada lagi sebutan warga
negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum
merupakan anggota dari suatu negara. Ada tiga unsur dasar yang menentukan warga
Negara, yaitu asas keturunan atau pertalian darah kewarganegaraan seseorang
didasarkan oleh kewarganegaraan orang tuanya; asas kedaerahan atau territorial yang
menentukan kewarganegaraan seseorang didasarkan pada tempat ia dilahirkan
meskipun orang tuanya berasal dari negara lain; dan asas kewarganegaraan, yaitu asas
penentuan ini dapat dilakukan ketika seseorang yang berkewarganegaraan asing
mengajukan permohonan menjadi warga negara dari suatu negara tertentu

• Wilayah.
Wilayah bagi suatu negara merupakan unsur yang mendasarkan dan
mempunyai peran penting wilayah bagi suatu negara, yaitu sebagai tempat menetap
rakyat dan tempat perintah menyelenggarakan negara; dan sebagai simbol kedaulatan
dan integrasi kewilayahan. Sebuah wilayah negara meliputi daratan, lautan, udara dan
daerah ekstrateritorial. Wilayah daratan ditentukan dalam perjanjian dengan negara
lain atau negara tetangga. Wilayah lautan di suatu negara dengan batas-batas tertentu
yang disebut lautan territorial. Kemudian wilayah udara suatu negara berada di atas
wilayah daratan dan lautan negara. Sedangkan wilayah ekstrateritorial berdasarkan
hukum internasional.

• Pemerintah yang berdaulat.


Pemerintah sebagai unsur negara adalah pemerintah dalam pengertian luas,
yaitu gabungan seluruh alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga negara.
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi dalam sebuah negara.

• Pengakuan dari negara lain.


Pengakuan sebuah negara terbagi menjadi dua, yaitu pengakuan secara de
facto yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan atau fakta bahwa di atas wilayah
tersebut diakui telah berdiri sebuah negara. Kemudian pengakuan de jure yaitu
pengakuan berdasarkan hukum.

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak mempunyai batas-batas yang
tegas. Ini berbeda dengan klasifikasi negara atas bentuk-bentuk tertentu, misal bentuk negara
(Kesatuan atau federasi) dan bentuk pemerintahan (Kerajaan atau Republik) dimana batas-
batas dan ukurannya cukup tegas sehingga mudah dikenali. Menurut Prof. Logemann, tipe
negara lebih berkenaan dengan struktur batin pemerintah, mengenai hubungan antara
pemerintah dengan warga negara, dan mengenai tugas negara.

Berdirinya suatu negara dipengaruhi oleh empat unsur penting, yakni rakyat, wilayah,
pemerintahan, serta pengakuan dari negara lain. Adapun unsur terpenting berdirinya suatu
negara adalah rakyat.

Anda mungkin juga menyukai