Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS MANDIRI

JATI DIRIKU SEBAGAI WNI YANG SETIA PADA PANCASILA


PEKAN 3

Disusun oleh :
Abraar Musyaffa
2206818562
MPKT-25

Departemen Teknik Metalurgi dan Material

Universitas Indonesia

2023
BAB 2

NEGARA INDONESIA

A. Hakikat Negara

Menurut Ir. Soekarno orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan dari
bumi yang ada di bawah telapak kakinya. Oleh karena itu, setelah proses berbangsa, orang
menyatakan tempat tinggalnya sebagai negaranya. Konsep ini dikenal sebagai konsep negara
berdasarkan geografi. Negara-negara dalam bentuk geografis termasuk negara-negara daratan,
juga dikenal sebagai negara-negara terisolasi, yaitu negara-negara yang tidak memiliki jalur
laut, jalan menuju laut harus melalui satu atau dua negara tetangga. Negara seperti itu juga
dapat dikelilingi oleh satu negara, seperti: Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Nepal, Laos,
dan lain-lain.

Kemudian ada negara yang berbatasan dengan laut. Negara ini meliputi: negara Pantai, negara
Pulau (negara dengan satu pulau utama dan beberapa pulau kecil), dan negara Kepulauan
(negara yang terdiri dari beberapa gugus pulau). Setiap pantai daratan memiliki wilayah laut
selebar 3 nautical miles (NM) dari garis pantai. Oleh karena itu, wilayah perairan antarpulau
dapat saja berstatus laut bebas.

a. Rakyat

Konsep tentang rakyat adalah penghuni. Mereka merupakan penduduk atau semua orang yang
bertujuan menetap dalam wilayah tertentu untuk jangka waktu lama. Dikutip dari buku
Pengaturan Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Pemanfaatan Sumber
Daya Mineral dan Batu Bara (2016) karya Azmi Fendri, Jimly Asshiddiqie menjelaskan bahwa
rakyat adalah otonom yang mempunyai hak dan kewajiban, seperti yang telah dijelaskan dalam
konstitusi sebuah negara.

Rakyat dapat diklasifikasikan sebagai penduduk tetap atau berpindah atau nomaden di suatu
daerah tersebut dan warga negara dan warga negara asing. Konsep demikian dimaksudkan
untuk mengantisipasi kenyataan bahwa di era globalisasi saat ini, sangat jarang ditemukan
negara dengan penduduk yang homogen secara ras dan etnis.

Di era globalisasi, lalu lintas antar wilayah dan antar negara menjadi semakin cair. Gejala ini
menyebabkan penduduk suatu negara menjadi semakin beragam. Oleh karena itu, peran
imigrasi sebagai simbol kekuasaan negara harus didukung penuh.
b. Wilayah

Wilayah atau lingkungan kekuasaan pemerintahan meliputi darat, laut, udara, dan pinggiran.
Daratan dibatasi oleh batas alam/geografis dan buatan manusia. Batas-batas daratan ditentukan
oleh pemerintah. Perbatasan maritim merupakan hasil kesepakatan bilateral antara negara
tetangga. sejak dekade kesembilan abad XX, melalui UNCLOS ’82, batas laut dan definisi
tentang kepulauan diubah. Laut bukan lagi merupakan pembatas suatu daerah, melainkan
penghubung antardaerah dalam negara. Penentuan wilayah udara mengacu pada konvensi Paris
Konvensi tersebut memutuskan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan penuh dan
eksklusif atas ruang udara yang terdapat di atas wilayahnya. Tujuannya adalah agar setiap
negara memiliki kedaulatan di atas wilayahnya. Kemudian Sejak 1944 pada Konvensi Chicago
wilayah kedaulatan udara terbentang di atas daratan dan lautan suatu negara.

c. Pemerintah yang Berdaulat


Menurut Ernst Utrecht mendefinisikan sistem pemerintahan sebagai sistem yang mengatur
hubungan antara semua badan kenegaraan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah. Badan
kenegaraan yang dimaksud adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintahlah yang
memegang dan memutuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan Tanah
Air. Pemerintahan yang berdaulat memiliki dua kekuatan, internal dan eksternal. Secara
internal, pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan yang mengikat seluruh
penduduk di wilayahnya. Secara eksternal, pemerintah mempertahankan independensinya dari
serangan negara lain dan mengelola hubungan diplomatik dalam kerangka perjanjian
internasional. Untuk itu, loyalitas warga negara diperlukan untuk melindungi dan membela
negara.

Menurut Max Weber, agar tidak lagi terjadi monopoli, perlu adanya desentralisasi berupa
desentralisasi horizontal lembaga-lembaga negara sesuai dengan fungsinya sebagaimana
dikemukakan oleh teori Trias Politica. Doktrin tersebut membagi kekuasaan negara menjadi
tiga bagian, yaitu kekuasaan legislatif (kekuasaan untuk membuat undang-undang), kekuasaan
eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan hukum) dan kekuasaan yudikatif (kekuasaan untuk
mengawasi penerapan hukum atau kekuasaan untuk mengadili perbuatan). Tafsir Trias Politica
tidak lagi seperti pembagian kekuasaan tetapi lebih kepada pembagian kekuasaan. Artinya,
hanya fungsi-fungsi utama yang dibedakan berdasarkan sifatnya dan ditugaskan ke lembaga
yang berbeda, tetapi kerja sama antara fungsi-fungsi ini tetap diperlukan untuk berfungsinya
organisasi dengan baik.
d. Pengakuan Kedaulatan
Pengakuan kedaulatan negara lain bukan merupakan faktor pembentukan suatu negara,
melainkan sekedar interpretasi atas keberadaan suatu negara. Dengan kata lain, pengakuan
negara lain hanyalah sebuah pernyataan. Pengakuan kedaulatan dibedakan dari status aktual
berdasarkan fakta yang ada dan status hukum berdasarkan undang-undang. Dengan adanya dua
jenis status pengakuan tersebut, hubungan kedua negara dapat menjelma menjadi hubungan
diplomatik kedua negara hingga ke tingkat duta besar.

e. Konstitusi

Persyaratan lain suatu negara modern menurut Prof. Dr. Sri Soemantri (Ditjen Dikti, 2001: 36)
adalah adanya konstitusi. Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis, yaitu constituir
(membentuk), yang diartikan sebagai pengaturan dasar pembentukan suatu negara. Negara
modern, terutama sejak berdirinya Amerika Serikat, menjadikan konstitusi merupakan
prasyarat bagi suatu negara bangsa.

Sebuah konstitusi biasanya mencakup organisasi negara (pemisahan kekuasaan eksekutif,


legislatif dan yudikatif), hak asasi manusia, tata cara amandemen konstitusi (amandemen),
terkadang pembatasan perubahan konstitusi, perubahan konstitusi dan prinsip hukum tertinggi.
Tidak jarang membuat dasar pembukaan atau pembukaan yang mengandung cita-cita atau
ideologi negara.

f. Tujuan Negara

Tujuan negara harus dinyatakan, setidaknya secara implisit, dalam konstitusi. Penetapan tujuan
merupakan pedoman untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional pada dasarnya sejalan
dengan tujuan hidup manusia pada umumnya, yaitu menciptakan rasa aman dan membangun
kesejahteraan bagi rakyat. Karena itu, negara berhak menuntut kesetiaan dari warganya dalam
menghadapi musuh. Sebaliknya, pemerintah juga berkewajiban memberikan dan melatih ilmu
untuk melindungi negara.

B. Geopolitik dan Geostrategi

Menurut Wright, konsep geopolitik dan geostrategi berkembang bersama kesadaran manusia
berbangsa dan bernegara; tidak boleh mengabaikan pembentukan bangsa, kemudian negara,
dan kemajuan teknologi di bidang transportasi, komunikasi, peralatan militer dan
perkembangan demokrasi. Konsep visi nasional kawasan ini sangat penting dalam pengelolaan
negara. Konsep tersebut mulai berkembang sebagai ilmu pengetahuan pada akhir abad 19.
Konsep yang dikenal dengan geopolitik ini pertama kali membahas geografi dalam kaitannya
dengan politik negara, dan kemudian berkembang menjadi konsep politik, dalam arti
pembagian kekuasaan, dalam geografi dari negara.

Gagasan geopolitik yang orisinal ditulis oleh Friedrich Ratzel yang mengatakan bahwa
pembentukan suatu bangsa adalah seperti pertumbuhan makhluk hidup yang membutuhkan
ruang untuk pertumbuhannya. Gagasan ini diperkuat dengan tulisan Rudolf Kjellen yang
mengatakan bahwa untuk pembangunan diperlukan kekuatan dan kearifan nasional.

Pada awalnya pemikiran geopolitik hanya terfokus pada pembahasan unsur fisik geografi yaitu
yang berkaitan dengan ruang hidup (terrestrial), morfologi teritorial, waktu dan sumber daya
alam. Pola pikir ini masih menekankan pembangunan kekuatan fisik negara atas nama
keamanan. Konsep geostrategi adalah implementasi dari geopolitik.
REFERENSI

Buku Ajar MPKT A Bagian III “Jati Diriku Sebagai Warga Indonesia Yang Setia Pada
Pancasila”

"Pengertian Sistem Pemerintahan Menurut Ahli", Klik untuk baca:


https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/04000011/pengertian-sistem-pemerintahan-
menurut-ahli.

"Pengertian Rakyat Menurut Para Ahli Elemen dan Ketentuannya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/14/163000869/pengertian-rakyat-menurut-
para-ahli-elemen-dan-ketentuannya.

Anda mungkin juga menyukai