Khutbh
Khutbh
Tidak jarang dari kalangan kita yang melaksanakan puasa tapi puasa yang dilakukan
hanya sia-sia saja tak bernilai.
Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda akan hal ini :
ش َ ام ِه ال ُج ْوعُ َوال َع
ُ ط ِ ص َي ُّ صا ِئ ٍم َح
ِ ظهُ ِم ْن َ َُّرب
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR. Tabrani).
Puasa yang dilaksanakan seorang hamba bisa akan tidak memiliki nilai karena ia
melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan petunjuk Islam. Sangat merugi
seseorang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala dari puasa yang ia tunaikan.
Beberapa hal yang dapat menjadikan puasa menjadi sia-sia adalah :
2. Berbohong
Berkata dusta adalah hal yang membuat puasa seseorang menjadi tidak memiliki
nilai. Sangat rugi ketika seseorang sedang puasa tapi ia pun masih terjerumus
melakukan perkataan dusta dalam kondisi ini khususnya.
Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
ُطعَا َمهُ َوش ََرا َبه َ َع َّز َو َج َّل َحا َجةٌ أ َ ْن َيد
َ ع َ الز ْو ِر َوالعَ َم َل ِب ِه فَلَي
ِ َّ ِ ْس
َ ّلِل ْ ََم ْن لَ ْم َيد
ُّ ع قَ ْو ُل
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap)
mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas
perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya” (HR.
Bukhari).
Imam Suyuti menyebutkan bahwa az zuur memiliki makna perkataan dusta
sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan
konsekuensinya yang telah Allah Ta’ala larang.
3. Sumpah Palsu
Seseorang yang melakukan sumpah palsu maka puasanya akan sia-sia karena
tergolong dari perkataan dusta dalam memberikan suatu pernyataan sebagaimana
dalam HR. Bukhari di atas bahwa perkataan dusta diantara sebab puasa tak memiliki
nilai. Namun hal yang tak kalah penting bahwa sumpah palsu termasuk perkara dosa
besar dalam Islam.
6. Berkata Keji/Kotor
Perkataan keji/kotor dapat menjadikan puasa seseorang menjadi tak memiliki nilai.
Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
َ إِ ِني ا ْم ُر ٌؤ:سا َّبهُ أ َ َحدٌ أ َ ْو قَاتَلَهُ فَ ْل َيقُ ْل
صا ِئ ٌم ْ َو ََل َي،ث
َ فَإِ ْن، ْصخَب َ َوإِذَا َكانَ َي ْو ُم،ٌالص َيا ُم ُج َّنة
ْ ُص ْو ِم أ َ َح ِد ُك ْم فَ ََل َي ْرف ِ َو
Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata
keji/kotor dan berteriak-teriak, jika seseorang mencaci makinya atau
mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang
berpuasa. (Muttafaq ’Alaih).
7. Mengumpat/Berteriak-Teriak
Seseorang yang mengumpat atau berteriak-teriak dapat membuat puasanya menjadi
sia-sia sebagaimana dalam hadist Muttafaq ’Alaih di atas. Walaupun kita ketahui
bahwa perbuatan ini termasuk perbuatan tercela. Maka tinggalkanlah perbuatan ini.