Anda di halaman 1dari 33

TUGAS 1

MATRIKS PERBANDINGAN KURIKULUM KTSP (2006), KUR 2013, DAN KUR MERDEKA (2022)

STANDAR KUR KTSP KURIKULUM KURIKULUM MERDEKA


2006 2013 2022
(1) (2) (3) (4)
1. SKL • Permen 23/2006 Permen 20/2016 Permen 5/2022
• Tidak ada Bab hanya ada 2 o Banyak Bab ada 2 ▪ Banyak Bab ada 6
pasal
• Pasal 1 ayat (1) “Standar o Pasal 1 ayat (1) “Standar ▪ Bab 1 tentang Ketentuan Umum
Kompetensi Lulusan untuk Kompetensi Lulusan Pendidikan dan terdiri dari Pasal 1.
satuan pendidikan dasar dan Dasar dan Menengah digunakan Dalam Peraturan Menteri ini yang
menengah digunakan sebagai sebagai acuan utama dimaksud dengan:
pedoman penilaian dalam pengembangan standar isi, 1. Tentang pengertian SKL.
menentukan kelulusan peserta standar proses, standar penilaian 2. Tentang pengertian peserta
didik.” Pasal 1 ayat (2) “Standar pendidikan, standar pendidik dan didik.
Kompetensi Lulusan tenaga kependidikan, standar 3. Tentang pengertian jenjang
sebagaimana dimaksud pada sarana dan prasarana, standar pendidikan.
ayat (1) meliputi standar pengelolaan, dan standar 4. Tentang kementerian
kompetensi lulusan minimal pembiayaan.” Pasal 1 ayat (2) pendidikan.
satuan pendidikan dasar dan “Standar Kompetensi Lulusan 5. Tentang menteri pendidikan.
menengah, standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
lulusan minimal kelompok mata (1) meliputi: a. Kompetensi
pelajaran, dan standar Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
kompetensi lulusan minimal b. Kompetensi Lulusan
mata pelajaran.” Pasal 1 ayat (3) SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
“Standar Kompetensi Lulusan c. Kompetensi Lulusan
sebagaimana dimaksud pada SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/
ayat (1) tercantum pada Paket C.” Pasal 1 ayat (3)
Lampiran Peraturan Menteri “Standar Kompetensi Lulusan
ini.” sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.”
1
• Pasal 2 “Peraturan Menteri ini o Pasal 2 “Pada saat Peraturan ▪ Bab 2 tentang Lingkup Standar
mulai berlaku pada tanggal Menteri ini mulai berlaku, Kompetensi Lulusan dan terdiri
ditetapkan.” Peraturan Menteri Pendidikan dari pasal 2 dan 3.
dan Kebudayaan Nomor 54 - Pasal 2 terdiri atas 4 ayat, yakni:
Tahun 2013 Tentang Standar (1) Tentang dasar rumusan SKL.
Kompetensi Lulusan untuk (2) Tentang 3 jenjang pendidikan
Satuan Pendidikan Dasar dan
SKL.
Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.” (3) Tentang SKL untuk pendidikan
kesetaraan.
(4) Tentang SKL menjadi acuan
standar lainnya.

- Pasal 3 terdiri atas 4 ayat, yakni:


(1) Tentang SKL sebagai pedoman
kelulusan.
(2) Tentang pengecualian pada
PAUD.
(3) Tentang pertimbangan SKL
pada peserta didik
berkebutuhan khusus.
(4) Tentang penentuan SKL pada
peserta didik berkebutuhan
khusus.
o Pasal 3 “Peraturan Menteri ini ▪ Bab 3 tentang Standar Kompetensi
mulai berlaku pada tanggal Lulusan pada Pendidikan Anak
diundangkan.” Usia Dini dan terdiri dari pasal 4
dengan 4 ayat, yakni:
(1) Tentang merupakan tingkat
pencapaian perkembangan
anak usia dini.
(2) Memuat profil peserta didik.

2
(3) Tentang aspek perkembangan
anak.
(4) Tentang bentuk deskripsi
capaian perkembangan.
o Bab 1 tentang Pendahuluan ▪ Bab 4 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Jenjang Pendidikan
Dasar dan terdiri dari pasal 5, 6, dan
7.

- Pasal 5 terdiri atas 2 ayat, yakni:


(1) Tentang cakupan SKL pada
jenjang pendidikan dasar
(sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama)
(2) Tentang fokus SKL pada
pendidikan dasar.

- Pasal 6 tentang bentuk deskripsi


kompetensi pada sekolah dasar.
- Pasal 7 tentang bentuk deskripsi
kompetensi pada sekolah menengah
pertama.

o Bab 2 tentang Kompetensi ▪ Bab 5 tentang Standar Kompetensi


Lulusan Satuan Pendidikan Lulusan pada Jenjang Pendidikan
Menengah dan terdiri atas pasal 8,
9, dan 10.

- Pasal 8 tentang SKL jenjang


pendidikan menengah umum dan
menengah kejuruan.

3
- Pasal 9 terdiri atas 3 ayat, yakni:
(1) Tentang fokus SKL pada
menengah umum.
(2) Tentang jenis pendidikan
menengah umum yang
sederajat.
(3) Tentang bentuk deskripsi
kompetensi sekolah menengah
umum.

- Pasal 10 terdiri atas 3 ayat, yakni:


(1) Tentang fokus SKL pada
menengah kejuruan.
(2) Tentang jenis pendidikan
menengah kejuruan yang
sederajat.
(3) Tentang bentuk deskripsi
kompetensi sekolah menengah
kejuruan.
o ▪ Bab 6 tentang Ketentuan Penutup
dan terdiri dari pasal 11 dan 12.
- Pasal 11 tentang Pada saat
Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
- Pasal 12 tentang Peraturan Menteri
ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
o ▪
2. ISI Permen 22/2006 Permen 21/2016 Permen 7/2022
o Banyak Bab ada 4 o Banyak Bab ada 3 Ada 5 pasal dan 3 lampiran.

4
o Pasal 1 ayat (1) “Standar Isi o Pasal 1 ayat (1) “Standar Isi ▪ Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri
untuk satuan Pendidikan Dasar untuk Pendidikan Dasar dan ini yang dimaksud dengan:
dan Menengah yang selanjutnya Menengah yang selanjutnya 1. Tentang pengertian Standar Isi
disebut Standar Isi mencakup disebut Standar Isi terdiri dari (SI).
lingkup materi minimal dan Tingkat Kompetensi dan 2. Tentang pengertian peserta
tingkat kompetensi minimal Kompetensi Inti sesuai dengan didik.
jenjang dan jenis pendidikan
untuk mencapai kompetensi 3. Ttentang pengertian jenjang
tertentu.” Pasal 1 ayat (2)
lulusan minimal pada jenjang pendidikan.
“Kompetensi Inti meliputi sikap
dan jenis pendidikan tertentu”. spiritual, sikap sosial, 4. Tentang pengertian PAUD.
Pasal 1 ayat (2) “Standar Isi pengetahuan dan ketrampilan.” 5. Tentang pengertian pendidikan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (3) “Ruang lingkup dasar.
ayat (1) tercantum pada materi yang spesifik untuk setiap 6. Tentang pengertian pendidikan
Lampiran Peraturan Menteri in” mata pelajaran dirumuskan menengah.
berdasarkan Tingkat Kompetensi 7. Tentang pengertian pendidikan
dan Kompetensi Inti untuk kesetaraan.
mencapai kompetensi lulusan 8. Tentang pengertian
minimal pada jenjang dan jenis kementerian bidang pendidikan.
pendidikan tertentu.” Pasal 1
9. Tentang pengertian menteri
ayat (4) “Standar Isi untuk
muatan peminatan kejuruan pada bidang pendidikan
SMK/MAK setiap program
keahlian diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah.” Pasal 1 ayat (5)
“Pencapaian Kompetensi Inti
dan penguasaan ruang lingkup
materi pada setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas pada tingkat
kompetensi sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan
tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.”
Pasal 1 ayat (6) “Perumusan
Kompetensi Dasar pada setiap

5
Kompetensi Inti untuk setiap
mata pelajaran sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan
tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.”
Pasal 1 ayat (7) “Perumusan
Kompetensi Dasar pada
Kompetensi Inti Sikap Spiritual
sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (6) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan
Budipekerti disusun secara
jelas.” Pasal 1 ayat (8)
“Perumusan Kompetensi Dasar
pada Kompetensi Inti Sikap Soial
sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan disusun secara
jelas.” Pasal 1 ayat (9) “Standar
Isi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum pada
Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisah dari
Peraturan Menteri ini.”

o Pasal 2 “Peraturan Menteri ini o Pasal 2 “Pada saat Peraturan ▪ Pasal 2 terdiri atas 8 ayat, yakni:
mulai berlaku pada tanggal Menteri ini mulai berlaku, Satuan (1) Tentang pengembangan ruang
ditetapkan Pendidikan Dasar dan Satuan lingkup materi.
Pendidikan Menengah wajib (2) Tentang maksud dari ruang
menyesuaikan dengan Peraturan lingkup materi.
Menteri ini paling lambat 3 (tiga) (3) Tentang dasar rumusan ruang
tahun untuk semua tingkat kelas.” lingkup materi.
(4) Tentang muatan wajib.

6
(5) Tentang ruang lingkup materi
berdasarkan konsep keilmuan.
(6) Tentang perumusan ruang
lingkup materi berdasarkan
jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
(7) Tentang perumusan ruang
lingkup materi program
kebutuhan khusus.
(8) Tentang lampiran ruang lingkup
materi.
o Bab 1 tentang Pendahuluan o Pasal 3 “Pada saat Peraturan ▪ Pasal 3 terdiri atas 2 ayat, yakni:
Menteri ini mulai berlaku, (1) Tentang muatan wajib
Peraturan Menteri Pendidikan pendidikan agama.
Nasional Nomor 64 Tahun 2013 (2) Tentang muatan lokal.
tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.”
o Bab 2 tentang Kerangka Dasar o Bab 1 tentang Pendahuluan ▪ Pasal 4 tentang Pada saat Peraturan
dan Struktur Kurikulum Menteri ini mulai berlaku.
o Bab 3 tentang Beban Belajar o Bab 2 tentang Tingkat ▪ Pasal 5 tentang Peraturan Menteri
Kompetensi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
o Bab 4 tentang Kalender o Bab 3 tentang Tingkat ▪ Lampiran 1 tentang ruang lingkup
Pendidikan Kompetensi dan Ruang Lingkup materi PAUD.
Materi ▪ Lampiran 2 tentang ruang lingkup
materi jenjang pendidikan dasar

7
▪ Lampiran 3 tentang ruang lingkup
materi jenjang pendidikan
menengah.
3. PROSES Permen 41/2007 Permen 22/2016 Permen 16/2022
• Banyak Bab ada 5 o Banyak Bab ada 6 Banyak Bab ada 5

• Pasal 1 ayat (1) “Standar proses o Pasal 1 ayat (1) “Standar Proses ▪ Bab 1 tentang Ketentuan Umum
untuk satuan pendidikan dasar Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri dari pasal 1 dan 2.
dan menengah mencakup selanjutnya disebut Standar - Pasal 1. Dalam Peraturan Menteri
perencanaan proses Proses merupakan kriteria ini yang dimaksud dengan:
pembelajaran, pelaksanaan mengenai pelaksanaan 1. Tentang pengertian standar
proses pembelajaran, penilaian pembelajaran pada satuan proses.
hasil pembelajaran, dan pendidikan dasar dan satuan 2. Tentang pengertian peserta
pengawasan proses pendidikan dasar menengah ddik.
pembelajaran” Pasal 1 ayat (2) untuk mencapai kompetensi 3. Tentang pengertian pendidik.
“Standar Proses sebagaimana lulusan.” Pasal 1 ayat (2) 4. Tentang pengertian satuan
dimaksud pada ayat (1) “Standar Proses sebagaimana pendidikan.
tercantum pada Lampiran dimaksud pada ayat (1) tercantum
Peraturan Menteri ini”. Pasal 2 pada Lampiran yang merupakan - Pasal 2 terdiri atas 3 ayat, yakni:
“Peraturan Menteri ini mulai bagian yang tidak terpisahkan (1) Tentang fungsi standar fungsi.
berlaku pada tanggal ditetapkan dari Peraturan Menteri ini.” (2) Tentang lingkupan standar
proses.
(3) Tentang lingkupan peserta
didik.

• Pasal 2 “Peraturan Menteri ini o Pasal 2 “Pada saat Peraturan ▪ Bab 2 tentang Perencanaan
mulai berlaku pada tanggal Menteri ini mulai berlaku, Pembelajaran dan terdiri dari 4
ditetapkan” Peraturan Menteri Pendidikan bagian.
Nasional Nomor 65 Tahun 2013
Bagian 1 tentang Umum dan terdiri
Tentang Standar Proses Untuk
dari pasal 3 dan 4.
Satuan Pendidikan Dasar dan - Pasal 3 terdiri atas 6 ayat, yakni:
Menengah, dicabut dan (1) Tentang rumusan perencanaan
dinyatakan tidak berlaku.” pembelajaran.
8
(2) Tentang perencanaan
pembelajaran dilakukan
pendidik.
(3) Tentang sifat dokumen
perencanaan pembelajaran.
(4) Tentang Dokumen perencanaan
pembelajaran yang fleksibel.
(5) Tentang Dokumen perencanaan
pembelajaran yang jelas.
(6) Tentang Dokumen
perencanaan pembelajaran yang
sederhana.
- Pasal 4 tentang muatan dokumen
perencanaan pembelajaran.
Bagian 2 tentang Capaian
Pembelajaran yang Menjadi Tujuan
Belajar dari Suatu Unit Pembelajaran
dan terdiri dari pasal 5 dan 6.
- Pasal 5 terdiri atas 4 ayat, yakni:
(1) Tentang pengertian capaian
pembelajaran.
(2) Tentang dasar susunan
kurikulum satuan pendidikan.
(3) Tentang penyusunan kurikulum
satuan pendidikan melibatkan
peserta didik dan walinya.
(4) Tentang penyusunan kurikulum
satuan pendidikan juga
melibatkan ahli pada
pendidikan menengah kejuruan
dan khusus.
- Pasal 6 terdiri dari 4 ayat, yakni:

9
(1) Tentang pertimbangan rumusan
capaian pembelajaran.
(2) Tentang pertimbangan rumusan
capaian pembelajaran pada
pendidikan menengah kejuruan.
(3) Tentang bentuk rumusan
capaian pembelajaran.
(4) Tentang capaian pembelajaran
pada pendidikan khusus.
Bagian 3 tentang Cara untuk Mencapai
Tujuan Belajar dan terdiri dari pasal 7.
- Pasal 7 terdiri atas 4 ayat, yakni:

(1) Tentang strategi pembelajaran


untuk mencapai tujuan belajar.
(2) Tentang pedoman strategi
pembelajaran.
(3) Tentang strategi pembelajaran
memperhatikan karakteristik
peserta didik.
(4) Tentang sifat strategi
pembelajaran.
Bagian 4 tentang Cara Menilai
Ketercapaian Tujuan Belajar dan terdiri
dari pasal 8 dengan 2 ayat, yakni:
(1) Tentang cara menilai
ketercapaian tujuan
pembelajaran oleh pendidik.
(2) Tentang cara menilai
ketercapaian tujuan

10
pembelajaran mengacu pada
standar penilaian pendidikan.

• Bab 1 tentang Pendahuluan o Pasal 3 “Peraturan Menteri ini ▪ Bab 3 tentang Pelaksanaan
mulai berlaku pada tanggal Pembelajaran dan terdiri dari 8
diundangkan.” bagian.
Bagian 1 tentang Umum terdiri dari
pasal 9 dengan 2 ayat, yakni:
(1) Tentang suasana belajar.
(2) Tentang apa yang diberikan
pendidik.
Bagian 2 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar
yang Interaktif terdiri dari pasal 10
dengan 3 ayat, yakni:
(1) Tentang tujuan suasana belajar
yang interaktif.
(2) Tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang interaktif.
(3) Tentang peran pendidik sebagai
fasilitator.
Bagian 3 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar
yang Inspiratif dan terdiri dari pasal 11
dengan 2 ayat, yakni:
(1) Tentang tujuan suasana belajar
yang inspiratif.
(2) Tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang inspiratif.
Bagian 4 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar

11
yang Menyenangkan dan terdiri dari
pasal 12 dengan 2 ayat, yakni:

(1) tentang tujuan suasana belajar


yang menyenangkan.
(2) Tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang
menyenangkan.
Bagian 5 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar
yang Menantang dan terdiri dari pasal
13 dengan 2 ayat, yakni:
(1) Tentang tujuan suasana belajar
yang menantang.
(2) Tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang
menantang.
Bagian 6 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar
yang Memotivasi Peserta Didik untuk
Berpartisipasi Aktif dan terdiri dari
pasal 14.
- Pasal 14 tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang memotivasi
peserta didik untuk berpatisipasi
aktif.
Bagian 7 tentang Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Suasana Belajar
yang Memberikan Ruang yang Cukup
bagi Prakarsa, Kreativitas,
Kemandirian sesuai dengan Bakat,
Minat, dan Perkembangan Fisik, serta

12
Psikologis Peserta Didik terdiri dari
pasal 15.
- Pasal 15 tentang cara mewujudkan
suasana belajar yang memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta
psikologis peserta didik.
Bagian 8 tentang Pemberian
Keteladanan, Pendampingan, dan
Fasilitasi dalam Pelaksanaan
Pembelajaran dan terdiri pasal 16, 17,
dan 18.
- Pasal 16 terdiri atas 3 ayat, yakni:
(1) Tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan
memberikan keteladanan.
(2) Tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan
memberikan pendampingan.
(3) Tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan
memberikan fasilitas.

- Pasal 17 tentang pemberian


pengalaman nyata pada pendidikan
menengah kejuruan dan pendidikan
khusus.
- Pasal 18 terdiri atas 2 ayat, yakni:

13
(1) Tentang bentuk beban belajar
pada PAUD, Pendidikan dasar,
dan menengah.
(2) Tentang bentuk beban belajar
pada pendidikan kesetaraan.

• Bab 2 tentang Perencanaan o Bab 1 tentang Pendahuluan ▪ Bab 4 tentang Penilaian Proses
Proses Pembelajaran Pembelajaran dan terdiri dari 4
bagian.
Bagian 1 tentang Umum dan terdiri
dari pasal 19 dan 20.
- Pasal 19 terdiri atas 4 ayat, yakni:
(1) Tentang arti penilaian proses
pembelajaran.
(2) Tentang penilaian proses
pembelajaran dilakukan
pendidik.
(3) Tentang waktu penilaian proses
pembelajaran.
(4) Tentang cara melakukan
penilaian proses pembelajaran.
- Pasal 20 tentang pihak yang lain
melakukan penilaian proses
pembelajaran selain pendidik.
Bagian 2 tentang Penilaian oleh
Sesama Pendidik dan terdiri dari Pasal
21 dengan 4 Ayat, yakni:
(1) Tentang arti penilaian sesama
pendidik.
(2) Tentang tujuan penilaian
sesama pendidik.

14
(3) Tentang waktu penilaian
sesama pendidik.
(4) Tentang cara melakukan
penilaian sesama pendidik.
Bagian 3 tentang Penilaian oleh Kepala
Satuan Pendidik dan terdiri dari Pasal
22 dengan 5 Ayat, yakni:
(1) Tentang arti penilaian kepala
satuan pendidik.
(2) Tentang tujuan penilaian oleh
kepala satuan pendidik.
(3) Tentang tujuan membangun
budaya reflektif.
(4) Tentang tujuan memberi umpan
balik yang konstruktif.
(5) Tentang pelaksanaan penilaian
oleh kepala satuan pendidik.
Bagian 4 tentang Penilaian dilakukan
oleh Peserta didik dan terdiri dari Pasal
23 dengan 4 Ayat, yakni:
(1) Tentang arti penilaian oleh
peserta didik.
(2) Tentang tujuan penilaian oleh
peserta didik.
(3) Tentang waktu penilaian oleh
peserta didik.
(4) Tentang cara penilaian oleh
peserta didik.

• Bab 3 tentang Pelaksanaan o Bab 2 tentang Karakteristik ▪ Bab 5 tentang Ketentuan Penutup
Proses Pembelajaran Pembelajaran dan terdiri dari Pasal 24 dan 25.

15
- Pasal 24 tentang Pada saat
Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
- Pasal 25 tentang Peraturan Menteri
ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

• Bab 4 tentang Penilaian Hasil o Bab 3 tentang Perencanaan


Belajar Pembelajaran

• Bab 5 tentang Pengawasan o Bab 4 tentang Pelaksanaan


Proses Pembelajaran Pembelajaran
o Bab 5 tentang Penilaian Proses
dan Hasil Pembelajaran
o Bab 6 tentang Pengawasan Proses
Pembelajaran
4. PENILAIAN Permen 20/2007 Permen 23/2016 Permen 21/2022
• Tidak ada Bab hanya ada pasal o Banyak Bab ada 9 Terdapat 14 Pasal.

• Pasal 1 ayat (1) “) Penilaian o Bab 1 tentang Ketentuan Umum ▪ Pasal 1. Dalam Peraturan Menteri
hasil belajar peserta didik pada ini yang dimaksud dengan:
jenjang pendidikan dasar dan 1. Tentang pengertian standar
menengah dilaksanakan penilaian pendidikan.
berdasarkan standar penilaian 2. Tentang pengertian penilaian.
pendidikan yang berlaku secara 3. Tentang pengertian peserta
nasional”. Pasal 1 ayat (2) didik.
“Standar penilaian pendidikan 4. Tentang pengertian pendidik.
sebagaimana dimaksud pada 5. Tentang pengertian satuan
ayat (1) tercantum dalam pendidikan.
Lampiran Peraturan Menteri
ini”.

16
• Pasal 2 “Peraturan Menteri ini o Bab 2 tentang Lingkup Penilaian ▪ Pasal 2 terdiri dari 4 Ayat, yakni:
mulai berlaku pada tanggal (1) Tentang cara penilaian hasil
ditetapkan” belajar peserta didik.
(2) Tentang penilaian hasil belajar
secara berkeadilan.
(3) Tentang penilaian hasil belajar
secara objektif.
(4) Tentang penilaian hasil belajar
secara edukatif.
o Bab 3 tentang Tujuan Penilaian ▪ Pasal 3 terdiri atas 2 ayat, yakni:
(1) Meliputi prosedur penilaian
hasil belajar peserta didik.
(2) Tentang penyesuaian prosedur
dengan karaktersitik jalur,
jenjang, dan jenis satuan
pendidikan.
o Bab 4 tentang Prinsip Penilaian ▪ Pasal 4 terdiri dari 2 ayat, yakni:
(1) Tentang perumusan tujuan
penilaian.
(2) Tentang hasil perumusan tujuan
penilaian.
o Bab 5 tentang Bentuk Penilaian ▪ Pasal 5 tentang pemilihan/
pengembangan instrumen
penilaian.
o Bab 6 tentang Mekanisme ▪ Pasal 6 tentang waktu pelaksanaan
Penilaian penilaian.

o Bab 7 tentang Prosedur Penilaian ▪ Pasal 7 tentang cara pengolahan


hasil penilaian.

17
o Bab 8 tentang Instrumen ▪ Pasal 8 terdiri atas 5 ayat, yakni:
Penilaian (1) Tentang bentuk laporan hasil
penilaian.
(2) Tentang rupa laporan kemajuan
belajar.
(3) Tentang informasi yang dimuat
di laporan hasil belajar.
(4) Tentang informasi dimuat di
laporan hasil belajar pada
PAUD.
(5) Tentang rapor.
o Bab 9 tentang Ketentuan Penutup ▪ Pasal 9 terdiri atas 8 ayat, yakni:
(1) Tentang bentuk penilaian hasil
belajar.
(2) Tentang penilaian formatif.
(3) Tentang penilaian sumatif.
(4) Tentang tujuan penilaian
formatif.
(5) Tentang pengumpulan
informasi penilaian formatif.
(6) Tentang informasi pada ayat (5)
sebagai umpan balik.
(7) Tentang tujuan penilaian
sumatif.
(8) Tentang cara melakukan
penilaian sumatif.
▪ Pasal 10 terdiri 2 ayat, yakni:
(1) Tentang penentuan kenaikan
kelas.
(2) Tentang penentuan kelulusan.

18
▪ Pasal 11 tentang mekanisme
penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan dari Satuan Pendidikan.
▪ Pasal 12 tentang Pedoman
penyusunan prosedur dan bentuk
Penilaian hasil belajar Peserta
Didik ditetapkan oleh kepala unit
utama.
▪ Pasal 13 tentang Pada saat
Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
▪ Pasal 14 tentang Peraturan Menteri
ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
5. Pendidik dan Permen 16/2007 Permen 16/2007 Permen 16/2007
Tenaga • Tidak ada Bab Hanya ada 3 o Tidak ada bab hanya ada 3 pasal ▪ Tidak ada Bab Hanya ada 3 pasal
Kependidikan pasal dan 1 lampiran. dan 1 lampiran dan 1 lampiran.
(PTK)
• Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru o Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru ▪ Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib
wajib memenuhi standar wajib memenuhi standar memenuhi standar kualifikasi
kualifikasi akademik dan kualifikasi akademik dan akademik dan kompetensi guru
kompetensi guru yang berlaku kompetensi guru yang berlaku yang berlaku secara nasional”.
secara nasional”. Pasal 1 ayat secara nasional.” Pasal 1 ayat (2) Pasal 1 ayat (2) “Standar kualifikasi
(2) “Standar kualifikasi “Standar kualifikasi akademik akademik dan kompetensi guru
akademik dan kompetensi guru dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
ayat (1) tercantum dalam (1) tercantum dalam Lampiran peraturan Menteri ini”.
Lampiran peraturan Menteri Peraturan Menteri ini.”
ini”.

19
• Pasal 2 “Ketentuan mengenai o Pasal 2 “Ketentuan mengenai ▪ Pasal 2 “Ketentuan mengenai guru
guru dalam jabatan yang belum guru dalam jabatan yang belum dalam jabatan yang belum
memenuhi kualifikasi akademik memenuhi kualifikasi akademik memenuhi kualifikasi akademik
diploma empat (D-IV) atau diploma empat (D-IV) atau diploma empat (D-IV) atau sarjana
sarjana (S1) akan diatur dengan sarjana (S1) akan diatur dengan (S1) akan diatur dengan Peraturan
Peraturan Menteri tersendiri”. Peraturan Menteri tersendiri.” Menteri tersendiri”.

• Pasal 3 “Peraturan Menteri ini o Pasal 3 “Peraturan Menteri ini ▪ Pasal 3 “Peraturan Menteri ini
mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan”. ditetapkan.” ditetapkan”.

• Lampiran tentang Standar o Lampiran tentang Standar ▪ Lampiran tentang Standar


Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Kompetensi Guru. Kompetensi Guru.

6. Sarana dan Permen 24/2007 Permen 24/2007 Permen 24/2007


Prasarana • Banyak Bab ada 4 pada o Banyak Bab ada 4 ▪ Banyak Bab ada 4 pada lampiran
(Sarpras) lampiran
• Pasal 1 ayat (1) “Standar sarana o Pasal 1 ayat (1) “Standar sarana ▪ Pasal 1 ayat (1) “Standar sarana
dan prasarana untuk sekolah dan prasarana untuk sekolah dan prasarana untuk sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dasar/madrasah ibtidaiyah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
(SD/MI), sekolah menengah (SD/MI), sekolah menengah sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah pertama/madrasah tsanawiyah pertama/madrasah tsanawiyah
(SMP/MTs), dan sekolah (SMP/MTs), dan sekolah (SMP/MTs), dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah menengah atas/madrasah aliyah menengah atas/madrasah aliyah
(SMA/MA) mencakup kriteria (SMA/MA) mencakup kriteria (SMA/MA) mencakup kriteria
minimum sarana dan kriteria minimum sarana dan kriteria minimum sarana dan kriteria
minimum prasarana”. Pasal 1 minimum prasarana”. Pasal 1 minimum prasarana”. Pasal 1 ayat
ayat (2) “Standar Sarana dan ayat (2) “Standar Sarana dan (2) “Standar Sarana dan Prasarana
Prasarana sebagaimana Prasarana sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat
20
dimaksud pada ayat (1) pada ayat (1) tercantum pada (1) tercantum pada Lampiran
tercantum pada Lampiran Lampiran Peraturan Menteri ini”. Peraturan Menteri ini”.
Peraturan Menteri ini”.
• Pasal 2 “Penyelenggaraan o Pasal 2 “Penyelenggaraan ▪ Pasal 2 “Penyelenggaraan
pendidikan bagi satu kelompok pendidikan bagi satu kelompok pendidikan bagi satu kelompok
pemukiman permanen dan pemukiman permanen dan pemukiman permanen dan terpencil
terpencil yang penduduknya terpencil yang penduduknya yang penduduknya kurang dari
kurang dari 1000 (seribu) jiwa kurang dari 1000 (seribu) jiwa 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak
dan yang tidak bisa dan yang tidak bisa dihubungkan bisa dihubungkan dengan
dihubungkan dengan kelompok dengan kelompok yang lain kelompok yang lain dalam jarak
yang lain dalam jarak tempuh 3 dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui
(tiga) kilo meter melalui meter melalui lintasan jalan kaki lintasan jalan kaki yang tidak
lintasan jalan kaki yang tidak yang tidak membahayakan dapat membahayakan dapat
membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan menyimpangi standar sarana dan
menyimpangi standar sarana prasarana sebagaimana diatur prasarana sebagaimana diatur
dan prasarana sebagaimana dalam Peraturan Menteri ini”. dalam Peraturan Menteri ini”.
diatur dalam Peraturan Menteri
ini”.
• Pasal 3 “Peraturan Menteri ini o Pasal 3 “Peraturan Menteri ini ▪ Pasal 3 “Peraturan Menteri ini
mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan”. ditetapkan”. ditetapkan”.

• Bab 1 tentang Pendahuluan o Bab 1 tentang Pendahuluan ▪ Bab 1 tentang Pendahuluan

• Bab 2 tentang Standar Sarana o Bab 2 tentang Standar Sarana ▪ Bab 2 tentang Standar Sarana dan
dan Prasarana SD/MI dan Prasarana SD/MI Prasarana SD/MI

• Bab 3 tentang Standar Sarana Bab 3 tentang Standar Sarana dan ▪ Bab 3 tentang Standar Sarana dan
dan Prasarana Sekolah Prasarana Sekolah Menengah Prasarana Sekolah Menengah
Menengah Pertama/Madrasah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Tsanawiyah (SMP/MTs) (SMP/MTs) (SMP/MTs)

21
• Bab 4 tentang Standar Sarana o Bab 4 tentang Standar Sarana dan ▪ Bab 4 tentang Standar Sarana dan
dan Prasarana Sekolah Prasarana Sekolah Menangah Prasarana Sekolah Menangah
Menangah Atas/Madrasah Atas/Madrasah Aliyah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Aliyah (SMA/MA) (SMA/MA)

7. PENGELOLAAN Permen 19/2007 Permen 19/2007 Permen 19/2007


• Tidak ada Bab hanya ada 2 o Tidak ada Bab hanya ada 2 Pasal ▪ Tidak ada Bab hanya ada 2 Pasal
Pasal dan 1 lampiran. dan 1 lampiran dan 1 lampiran

• Pasal 1 ayat (1) “Setiap satuan o Pasal 1 ayat (1) “Setiap satuan ▪ Pasal 1 ayat (1) “Setiap satuan
pendidikan wajib memenuhi pendidikan wajib memenuhi pendidikan wajib memenuhi
standar pengelolaan pendidikan standar pengelolaan pendidikan standar pengelolaan pendidikan
yang berlaku secara nasiona”. yang berlaku secara nasional”. yang berlaku secara nasiona”. Pasal
Pasal 1 ayat (2) “Standar Pasal 1 ayat (2) “Standar 1 ayat (2) “Standar pengelolaan
pengelolaan pendidikan pengelolaan pendidikan pendidikan sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat pada ayat (1) tercantum dalam
ayat (1) tercantum dalam (1) tercantum dalam Lampiran Lampiran Peraturan Menteri ini”.
Lampiran Peraturan Menteri Peraturan Menteri ini”.
ini”.
• Pasal 2 “Peraturan Menteri ini o Pasal 2 “Peraturan Menteri ini ▪ Pasal 2 “Peraturan Menteri ini
mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.” ditetapkan.” ditetapkan.”

22
• Lampiran tentang Standar o Lampiran tentang Standar ▪ Lampiran tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Pengelolaan Pendidikan oleh Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Menengah. Menengah.

8. PEMBIAYAAN Permen 69/2009 Permen 69/2009 Permen 18/2023


• Tidak ada Bab hanya ada 4 o Tidak ada Bab hanya ada 4 Pasal ▪ Banyak Bab ada 5.
Pasal
• Pasal 1 “Standar biaya operasi o Pasal 1 “Standar biaya operasi ▪ Bab 1 tentang Ketentuan Umum
nonpersonalia untuk SD/MI, nonpersonalia untuk SD/MI, dan terdiri dari Pasal 1 dan 2.
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, - Pasal 1. Dalam Peraturan Menteri
SDLB, SMPLB, dan SMALB SDLB, SMPLB, dan SMALB ini yang dimaksud dengan:
adalah standar biaya yang adalah standar biaya yang 1. Tentang pengertian standar
diperlukan untuk membiayai diperlukan untuk membiayai pembiayaan.
kegiatan operasi nonpersonalia kegiatan operasi nonpersonalia 2. Tentang pengertian tenaga
selama 1 (satu) tahun untuk selama 1 (satu) tahun untuk kependidikan.
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, 3. Tentang pengertian peserta
SMK, SDLB, SMPLB, dan SMK, SDLB, SMPLB, dan didik.
SMALB sebagai bagian dari SMALB sebagai bagian dari 4. Tentang pengertian satuan
keseluruhan dana pendidikan keseluruhan dana pendidikan pendidikan.
agar satuan pendidikan dapat agar satuan pendidikan dapat 5. Tentang pengertian biaya
melakukan kegiatan pendidikan melakukan kegiatan pendidikan investasi.
secara teratur dan berkelanjutan secara teratur dan berkelanjutan 6. Tentang pengertian biaya
sesuai Standar Nasional sesuai Standar Nasional operasional.
Pendidikan.” Pendidikan.” 7. Tentang pengertian menteri di
bidang pendidikan.
8. Tentang arti pemerintah pusat.

23
9. Tentang arti pemerintah daerah.
10. Tentang arti masyarakat.
- Pasal 2 terdiri dari 3 ayat, yakni:
(1) Tentang standar pembiayaan
sebagai pedoman.
(2) Tentang jenis pembiayaan
pendidikan.
(3) Tentang sumber pembiayaan
pendidikan.

• Pasal 2 ayat (1) “Standar biaya o Pasal 2 ayat (1) “Standar biaya ▪ Bab 2 tentang Biaya Investasi dan
operasi nonpersonalia tahun operasi nonpersonalia tahun 2009 terdiri dari 5 bagian.
2009 per sekolah/program per sekolah/program keahlian,
Bagian 1 tentang Umum dan terdiri
keahlian, per rombongan per rombongan belajar, dan per
dari Pasal 3, yakni tentang komponen
belajar, dan per peserta didik peserta didik untuk SD/MI, biaya investasi.
untuk SD/MI, SMP/MTs, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
SMA/MA, SMK, SDLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB
SMPLB, dan SMALB menggunakan basis biaya operasi Bagian 2 tentang Biaya Investasi Lahan
menggunakan basis biaya nonpersonalia per dan terdiri dari Pasal 4, yakni tentang
operasi nonpersonalia per sekolah/program keahlian, per arti biaya investasi lahan.
sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per
Bagian 3 tentang Biaya Penyediaan
rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI,
Sarana dan Prasarana dan terdiri dari
peserta didik untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
Pasal 5 dengan 5 ayat, yakni:
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB di (1) Tentang biaya penyediaan
SDLB, SMPLB, dan SMALB di Daerah Khusus Ibukota (DKI) sarana dan prasarana.
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.” Pasal 2 ayat (2) (2) Tentang sarana pendidikan.
Jakarta.” Pasal 2 ayat (2) “Besaran standar biaya operasi (3) Tentang jenis sarana dan
“Besaran standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per prasarana.
nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program keahlian, per (4) Tentang pertimbangan biaya
sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per penyediaan sarana dan
rombongan belajar, dan per peserta didik, serta besaran prasarana.
peserta didik, serta besaran presentase minimum biaya alat (5) Tentang cara mendapatkan
presentase minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan sarana dan prasarana.
24
tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat habis pakai (BAHP),
dan alat habis pakai (BAHP), untuk SD/MI, SMP/MTs,
Bagian 4 tentang Biaya Penyediaan dan
untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB,
Pengembangan Sumber Daya Manusia
SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah terdiri dari Pasal 6 dan 7.
SMPLB, dan SMALB adalah sebagaimana tercantum dalam - Pasal 6 terdiri dari 4 ayat, yakni:
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri (1) Tentang arti biaya penyediaan
Lampiran I Peraturan Menteri ini”. Pasal 2 ayat (3) dan pengembangan sumber
ini”. Pasal 2 ayat (3) “Penghitungan standar biaya daya manusia.
“Penghitungan standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 (2) Tentang lingkup tenaga
operasi nonpersonalia tahun untuk masing-masing daerah kependidikan.
2009 untuk masing-masing dilakukan dengan mengalikan (3) Tentang cakupan pendidik.
daerah dilakukan dengan biaya operasi nonpersonalia DKI (4) Tentang tenaga kependidikan
mengalikan biaya operasi Jakarta dengan indeks masing- selaian pendidik.
nonpersonalia DKI Jakarta masing daerah, sebagaimana - Pasal 7 terdiri dari 2 ayat, yakni:
dengan indeks masing-masing tercantum dalam Lampiran II (1) Tentang arti biaya penyediaan
daerah, sebagaimana tercantum Peraturan Menteri ini.” jumlah tenaga kependidikan.
dalam Lampiran II Peraturan (2) Tentang arti biaya
Menteri ini.” pengembangan kompetensi
tenaga kependidikan.

Bagian 5 tentang Biaya Modal Kerja


Tetap dan terdiri dari Pasal 8 dengan 5
ayat, yakni:
(1) Tentang arti biaya modal kerja
tetap.
(2) Tentang fungsi biaya modal
kerja tetap.
(3) Tentang biaya modal kerja tetap
untuk penyelenggaraan satuan
pendidikan.

25
(4) Tentang biaya modal kerja tetap
untuk pengembangan unit usaha
oleh satuan pendidikan.
(5) Tentang biaya modal kerja tetap
untuk keberlangsungan satuan
pendidikan dala keadaan kahar.

• Pasal 3 “Satuan pendidikan o Pasal 3 “Satuan pendidikan dasar ▪ Bab 3 tentang Biaya Operasional
dasar dan menengah yang dan menengah yang belum bisa dan terdiri dari 3 bagian.
belum bisa memenuhi Standar memenuhi Standar Nasional
Bagian 1 tentang Umum dan terdiri
Nasional Pendidikan Pendidikan menggunakan biaya
dari Pasal 9, yakni tentang komponen
menggunakan biaya satuan yang satuan yang lebih rendah dari biaya operasional.
lebih rendah dari standar biaya standar biaya ini.” Bagian kedua tentang Biaya
ini.” Operasional Personalia dan terdiri dari
Pasal 10 dan 11.
- Pasal 10 terdiri atas 4 aya, yakni:
(1) Tentang arti biaya operasional
personalia.
(2) Tentang tenaga kependidikan.
(3) Tentang dasar biaya operasional
personalia.
(4) Tentang sifat biaya operasional
personalia.

- Pasal 11 tentang pemberian


tunjangan bagi tenaga kependidikan
oleh pemerintah daerah.

Bagian 3 tentang Biaya Operasional


Nonpersonalia dan terdiri dari Pasal 12,
13, dan 14.

26
- Pasal 12 tentang arti biaya
operasional nonpersonalia.
- Pasal 13 terdiri atas 10 ayat, yakni:
(1) Tentang komponen biaya
operasional nonpersonalia.
(2) Tentang biaya bahan.
(3) Tentang biaya perlengkapan.
(4) Tentang biaya peralatan.
(5) Tentang biaya daya.
(6) Tentang biaya jasa.
(7) Tentang biaya transportasi.
(8) Tentang biaya pemeliharaan
sarana dan prasarana.
(9) Tentang biaya bank.
(10) Tentang biaya pajak.
- Pasal 14 tentang pertimbangan
komponen dan besaran biaya
operasional nonpersonalia.

• Pasal 4 “Peraturan Menteri ini o Pasal 4 “Peraturan Menteri ini ▪ Bab 4 tentang Perhitungan Satuan
mulai berlaku pada tanggal mulai berlaku pada tanggal Biaya Pendidikan dan terdiri dari
ditetapkan.” ditetapkan.” Pasal 15, 16, dan 17.
- Pasal 15 terdiri atas 5 ayat, yakni:
(1) Tentang penetapan biaya
pendidikan.
(2) Tentang arti satuan biaya
pendidikan.
(3) Tentang pelaksana perhitungan
satuan biaya pendidikan.
(4) Tentang fungsi hasil
perhitungan satuan biaya
pendidikan.

27
(5) Tentang prinsip perhitungan
satuan biaya pendidikan.
- Pasal 16 tentang upaya efisiensi
biaya pendidikan.
- Pasal 17 terdiri atas 2 ayat, yakni:
(1) Tentang Tata cara perhitungan
satuan biaya pendidikan.
(2) Tentang petunjuk teknis.
▪ Bab 5 tentang Ketentuan Penutup
dan terdiri dari Pasal 18 dan 19.
- Pasal 18 tentang Pada saat
Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
- Pasal 19 “Peraturan Menteri ini
mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.”

9. CAPAIAN Tidak ada Tidak ada ✓


PEMBELAJARAN
(CP) Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk pendidikan dasar dan menengah,
CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
10. PROFIL Tidak ada Tidak ada ✓
PELAJAR
PANCASILA Profil Pelajar Pancasila merupakan
(PPP) sejumlah ciri karakter dan kompetensi

28
yang diharapkan untuk diraih oleh
peserta didik, yang didasarkan pada
nilai-nilai luhur Pancasila.
11. PENGERTIAN Kurikulum Tingkat Satuan Kurikulum 2013 (K-13) adalah Kurikulum merdeka adalah kurikulum
Pendidikan (KTSP) atau kurikulum yang berlaku dalam dengan pembelajaran intrakurikuler
Kurikulum 2006 adalah sebuah Sistem Pendidikan Indonesia. yang beragam di mana konten akan
kurikulum operasional pendidikan Kurikulum ini merupakan lebih optimal agar peserta didik
yang disusun oleh, dan kurikulum tetap diterapkan oleh memiliki cukup waktu untuk
dilaksanakan di masing-masing pemerintah untuk menggantikan mendalami konsep dan menguatkan
satuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum-2006 (yang sering kompetensi. Guru memiliki keleluasaan
KTSP secara yuridis diamanatkan disebut sebagai Kurikulum Tingkat untuk memilih berbagai perangkat ajar
oleh Undang-Undang Nomor 20 Satuan Pendidikan) yang telah sehingga pembelajaran dapat
Tahun 2003 tentang Sistem berlaku selama kurang lebih 6 tahun. disesuaikan dengan kebutuhan belajar
Pendidikan Nasional, dan Kurikulum 2013 masuk dalam masa dan minat peserta didik. Projek untuk
Peraturan Pemerintah Republik percobaanya pada tahun 2013 menguatkan pencapaian profil pelajar
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 dengan menjadikan beberapa Pancasila dikembangkan berdasarkan
tentang Standar Nasional sekolah menjadi sekolah rintisan. tema tertentu yang ditetapkan oleh
Pendidikan. pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target
capaian pembelajaran tertentu, sehingga
tidak terikat pada konten mata
pelajaran.
12. PERBEDAAN •Standar isi ditentukan terlebih • SKL ditentukan terlebih dahulu •Pada kerangka dasar, Kurikulum
dahulu melalui Pemendiknas No melalui Pemenkbud No 54 Tahun merdeka menambahkan pengembangan
22 Tahun 2006 setelah itu 2013. Stelah itu baru ditentukan profil pelajar Pancasila pada peserta
ditentukan SKL ( Standar Standar Isi sebagai Kerangka Dasar didik
Kompetensi Lulusan) melaluilui kurikulum yang ada dalam •Mengutamakan pembelajaran berbasis
Pendiknas No 23 tahun 2006 pemendikbud No 67, 58, 59, dan 70 projek untuk pengembangan soft skills
•Lebih menekankan aspek tahun 2013 dan karakter siswa sesuai profil pelajar
pengetahuan • Menekankan pada kompetensi Pancasila
•Jumlah jam pelajaran lebih sedikit lulusan dan keseimbangan soft skill • Dapat mengatur alokasi waktu
dengan jumlah mata pelajaran dan hard skill yang meliputi aspek pembelajaran secara fleksibel untuk
lebih banyak sikap, keterampilan, dan mencapai jam pelajaran (JP) yang telah
pengetahuan ditetapkan

29
• Standar proses pembelajaran • Jumlah jam pelajaran lebih banyak • Menguatkan pelaksanaan penilaian
terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dengan jumlah mata pelajaran lebih autentik terutama dalam projek
dan konfirmasi sedikit penguatan profil pelajar Pancasila
•Pembelajaran setiap tema
dilakukan dengan pendekatan
ilmiah yaitu standar proses
pembelajaran terdiri dari
mengamati, menanya,menyajikan,
menyimpulkan, dan menciptakan
13. PERSAMAAN • Ketiga kurikulum sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD
• Struktur kurikulum keduanya sama-sama dibuat dan dirancang oleh pemerintah tepatnya Depdiknas
• Terdapat persamaan esensi kurikulum yaitu pada pendekatan ilmiah yang berpusat pada siswa.
14. KELEBIHAN • Mendorong terwujudnya • Lebih Menekankan Kepada • Memiliki keleluasaan bagi guru
otonomi sekolah dalam Pendidikan Karakter. untuk mengajar sesuai dengan
penyelenggaraan • Siswa lebih dituntut untuk tahap capai dan juga
pendidikan. aktif, kreatif dan inovatif pengembangan peserta didik.
• Mendorong para guru, dalam setiap pemecahan Selain itu siswa juga berwenang
kepala sekolah, dan pihak masalah yang mereka hadapi untuk mengembangkan
manajemen sekolah untuk di sekolah. kurikulum sesuai dengan satuan
semakin meningkatkan • Lebih Responsif Terhadap pendidikan dan peserta didik.
kreativitasnya dalam Fenomena Sosial yang Ada. • Bersifat lebih relevan dan
penyelenggaraan program- • Adanya penilaian dari semua interaktif. Artinya pembelajaran
program pendidikan. aspek. Penentuan nilai bagi melalui kegiatan proyek yang
• KTSP memungkinkan bagi siswa bukan hanya didapat dapat memberikan kesempatan
setiap sekolah untuk dari nilai ujian saja tetapi kepada peserta didik untuk lebih
menitikberatkan dan juga didapat dari nilai aktif dan juga dapat
mengembangkan mata kesopanan, religi, praktek, mengeksplorasi isu-isu actual.
pelajaran tertentu yang sikap dan lain-lain. • Materi yang diberikan menjadi
aspektabel bagi kebutuhan • Mendorong Guru untuk lebih sederhana, mendalam dan
siswa. Semakin Kreatif Sebagai juga fokus pada materi yang
• KTSP akan mengurangi Fasilitator Pembelajaran. esensial. Dengan demikian
beban belajar siswa yang • Penyediaan Fasilitas Belajar peserta didik diharapkan dapat
sangat padat dan Semakin Efisien

30
memberatkan kurang lebih belajar lebih dalam dan tidak
20%. terburu-buru.
• KTSP memberikan
peluang yang lebih luas
kepada sekolah-sekolah
plus untuk
mengembangkan
kurikulum sesuai dengan
kebutuhan.
15. KELEMAHAN • Kurangnya SDM yang • Guru Tidak Dilibatkan • Sistem pengajaran yang belum
diharapkan mampu dalam Pembuatan terencana dengan baik.Pada
menjabarkan KTSP pada Kurikulum 2013. kurikulum ini belum membahas
kebanyakan satuan • Banyaknya Guru yang perihal upaya peningkatan
pendidikan yang ada. Belum Memiliki Kesiapan kualitas pendidikan di
• Kurangnya ketersediaan Mental. Indonesia.
sarana dan prasarana • Dalam Menyusun RPP Guru • Dinilai kurang matang dan
pendukung sebagai Kurang Kreatif kurang persiapan karena
kelengkapan dari • Guru banyak salah kaprah, Kurikulum ini baru diluncurkan
pelaksanaan KTSP karena beranggapan dengan sehingga masih belum matang.
• Masih banyak guru yang kurikulum 2013 guru tidak Hal ini dikarenakan masih
belum memahami KTSP perlu menjelaskan materi perlunya pengkajian dan
secara Komprehensif baik kepada siswa di kelas, evaluasi yang lebih mendalam
konsepnya, penyusunanya padahal banyak mata supaya lebih efektif dan tepat
maupun prakteknya di pelajaran yang harus tetap dalam penerapannya.
lapangan ada penjelasan dari guru. • SDM dan sistem yang belum
• Penerapan KTSP yang terstruktur,Karena baru
merokomendasikan diluncurkan sehingga masih
pengurangan jam pelajaran membutuhkan waktu untuk
akan berdampak melakukan sosialisasi terlebih
berkurangnya pendapatan dahulu.
guru.

31
16. Analisis kritis • Meningkatkan kualitas dan • Meningkatkan partisipasi • Meningkatkan kerjasama dan
atau saran untuk kuantitas guru melalui dan kontribusi guru dalam koordinasi antara guru, kepala
perbaikan pelatihan, bimbingan, dan pembuatan kurikulum 2013 sekolah, pengawas sekolah, atau
supervisi yang berkala dan dengan melibatkan guru pihak terkait lainnya dalam
berkelanjutan. Hal ini sebagai salah satu pemangku menyusun dan melaksanakan
untuk memperkuat kepentingan dalam proses sistem pengajaran berdasarkan
kompetensi dan perencanaan,pengembangan, kurikulum KTSP.Hal ini untuk
profesionalisme guru dan evaluasi kurikulum memastikan bahwa sistem
dalam menyusun dan 2013. Hal ini untuk pengajaran terintegrasi, terpadu,
melaksanakan kurikulum memastikan bahwa dan terkontrol secara berkala
KTSP kurikulum 2013 sesuai dan berkelanjutan.
• Meningkatkan alokasi dengan kebutuhan, kondisi, • Melakukan sosialisasi dan
anggaran dari pemerintah dan karakteristik guru dan diseminasi kurikulum baru
pusat, daerah, atau sumber siswa. secara luas dan intensif kepada
lain untuk memenuhi • Meningkatkan kesadaran semua pihak yang
kebutuhan sarana dan dan keterbukaan guru terkait,terutama guru, siswa,
prasarana pendukung di tentang pentingnya kesiapan orang tua, dan masyarakat. Hal
sekolah.Hal ini untuk mental dalam penerapan ini untuk meningkatkan
memastikan bahwa semua kurikulum baru. Hal ini pemahaman dan kesadaran
sekolah memiliki fasilitas untuk memastikan bahwa tentatujuan,komponen,prosedur,
dan infrastruktur yang guru dapat mengenali dan dan evaluasi kurikulum baru.
memadai dan layak untuk mengungkapkan perasaan, • Melakukan pemetaan dan
mendukung proses kekhawatiran, dan harapan analisis kebutuhan SDM dan
pembelajaran. mereka terkait dengan sistem yang dibutuhkan untuk
• Memberikan bahan ajar kurikulum baru serta mendukung penerapan
dan panduan yang jelas dan mencari bantuan atau saran kurikulum baru, Hal ini untuk
lengkap bagi guru tentang yang dibutuhkan. memastikan bahwa semua pihak
KTSP, termasuk konsep, • Meningkatkan kolaborasi yang terlibat memiliki kapasitas
tujuan,komponen,prosedur, dan diskusi antara guru dan kesiapan yang memadai
dan evaluasi kurikulum dalam menyusun RPP untuk mengadaptasi kurikulum
KTSP. Hal ini untuk dengan saling berbagi ide, baru.
memastikan bahwa guru pengalaman,sumber belajar
memiliki acuan yang sama dan masukan. Hal ini untuk
32
dalam menyusun dan memastikan bahwa RPP
melaksanakan kurikulum dapat dikembangkan dan
KTSP. disempurnakan secara
• Meningkatkan kesejahteran bersama-sama.
guru melalui peningkatan • Meningkatkan pemahaman
gaji, tunjangan, dan insentif dan keterampilan guru
yang sesuai dengan beban tentang kurikulum 2013,
kerja dan kualitas kerja termasuk prinsip, tujuan,
guru. Hal ini untuk komponen, prosedur, dan
memastikan bahwa guru evaluasi kurikulum 2013.
mendapatkan penghasilan Hal ini untuk memastikan
yang layak dan adil sesuai bahwa guru memiliki acuan
dengan kontribusi mereka yang jelas dan lengkap
dalam Pendidikan. dalam menyusun dan
melaksanakan pembelajaran
berdasarkan kurikulum
2013.

33

Anda mungkin juga menyukai